Resep Hidup Tentram

Wednesday, February 27, 2013

Beberapa waktu terakhir, televisi kita banyak dihiasi kasus korupsi yang tak hanya dilakukan oleh kaum bapak, tapi juga oleh kaum ibu. Tak mau kalah sepertinya. Seolah-olah korupsi sudah menjadi gaya hidup. Cara apapun demi uang dihalalkannya. Tidakkah mereka sedih saat harus terpisah dengan keluarga (khususnya anak-anak mereka) dan menghuni rutan? Well..mungkin mereka bia membayar rutan yang mewah, seperti yang pernah diliput sebuah stasiun televisi swasta kita. Tapi tetap, image seorang napi itu kedengarannya kurang baik. Tidakkah mereka malu dengan sanksi sosial yang mereka terima? Tidakkah mereka membayangkan perasaan keluarga yang juga malu dengan perbuatan mereka? Ingatkah mereka akan dosa dari “mencuri” uang rakyat dan konsekuensinya di kahirat kelak?
Saya jadi ingat, lagu anak-anak yang dulu pernah saya dengar;
“Kata ummi dan abi, Jannah itu sangat indah
Banyak orang berlomba ingin masuk ke dalamnya
Kata ummi dan abi, neraka itu sangat panasnya
Tetapi orang berlomba ingin masuk ke dalamnya”
Memang, kita tak pernah takut akan hal yang belum pernah kita lihat secara langsung. Kalau hanya cerita saja, walaupun itu nyata datang dari Al-Qur’an yang tidak diragukan lagi isinya, panasnya neraka tidak mengurangi niat untuk melakukan segala larangan Allah.
Ingat lagi deh dengan sebuah lagu qasidah kesukaan bapak, yang sering diputar oleh beliau, dulu, sewaktu saya kecil.
“Besihkan, bersihkan
Lingkungan kerjamu
Jangan kau kotori, Jangan kau nodai
Dengan perbuatan, amoral dan asusila
Hindarkanlah kecurangan, dan semua bentuk kebohongan
Bila kau ingin tentram
Damai tanpa bayang-bayang
Cukupkanlah rizkimu
Jangan ikuti hawa nafsu
Itulah resep hidup tentram
Yang diajarkan agama
Ingatlah ingat cari selamat
Di dunia dan akhirat
Kita memang membutuhkan uang sebagai sarana untuk menciptakan kebahagiaan. Tapi jangan sampai karena uang juga kebahagiaan kita hilang. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah, jangan sampai hal-hal seperti itu terjadi pada saya dan keturunan saya. Mengutip sebuah status facebook dari Majalah Embun, “Pendapatan Rasulullah sebagai kepala negara berasal dari hasil perang, zakat, maupun pajak yang sangat besar. Meskipun begitu, beliau memilih untuk tetap hidup sederhana. Beliau shalat dengan khusyu’ walau setumpuk rampasan perang dikumpulkan di belakangnya.”

Read More

Tips Merawat Kulit Wajah, Mudah dan Murah

Wednesday, February 20, 2013

Ini adalah oleh-oleh dari oma mertua ketika akhir tahun lalu saya mengunjunginya.
Oma mertua, meskipun sudah sepuh, namun dari wajahnya masih tersisa guratan kecantikan masa muda..:-)

Sambil mengobrol santai, beliau memuji kulit wajah saya, pada awalnya. 

Beliau pun melanjutkan lagi dengan membagi tipsnya, supaya wajah kita bebas dari bintik hitam yang mengganggu penampilan.
1. Ambil tahu putih secukupnya, kira-kira seruas jari tangan.
2. Haluskan.
3. Campur dengan 1 sendok air mawar yang banyak tersedia di pasaran.
4. Oleskan ke wajah, pakai seperti masker.
5. Lakukan 2-3 kali seminggu.
Insya Allah, wajah akan lebih halus dan bintik hitam berkurang.

Selamat Mencoba...:-)
Read More

Makaroni Schotel Kukus Untuk Amay

Tuesday, February 5, 2013

Dua hari ini, Amay (21m) sedang tak ingin makan nasi. Terlihat dari raut mukanya yang tampak malas ketika saya membawakannya semangkuk nasi, sayur, lengkap dengan lauknya. Memang Amay sering seperti ini. Kadang ia senang dengan makanan berkuah seperti Soto, Sop, atau Bening Bayam. Namun kali lain, dia lebih memilih makanan kering alias tak berkuah. Memang, sebagai seorang ibu, kita harus pintar membaca keinginan anak. Saya sedang belajar tentang ini, karena Amay belum mampu mengutarakan keinginannya, termasuk dalam hal memilih menu hari ini. Paling-paling, dia hanya sekedar berkata, "mau roti" atau "puding" karena dua makanan ini adalah favoritnya.

Nah, hari ini, setelah memutar otak, mau "dikasih makan" apa anakku? Hehe.. Buka-buka lemari, dan saya temukan sebungkus makaroni. Ah, di dapur masih ada telur, susu, kentang, wortel, juga bawang bombay. Kentang saya masukkan untuk mengganti kebutuhan karbohidrat, wortel sebagai tambahan vitamin, dan daging + telur sebagai proteinnya.

Dan akhirnya, saya pun membuat makaroni schotel ala saya sendiri..:)
Caranya :
rebus makaroni
iris bawang bombay kecil-kecil, tumis dengan margarin
tambahkan daging giling ( optional ), tumis hingga berubah warna
masukkan wortel dan kentang yang sudah dipotong kotak-kotak kecil
masukkan segelas susu cair, aduk-aduk
tambahkan garam secukupnya
matikan api bila adonan sudah mengental

di tempat terpisah, kocok 3 butir telur, tambahkan sedikit garam
masukkan makaroni yg telah direbus tadi
masukkan juga adonan yang telah dimasak tadi
siap dikukus/dipanggang
kebetulan saya lebih senang makaroni kukus

kira-kira seperti ini hasilnya...(pake foto orang lain karena ga sempet memfoto masakan saya sendiri, keburu habis :p )

Read More