Grup Whatsapp dan Segala Rupa Tentangnya

Tuesday, September 13, 2016

whatsApp logo from whatsappbrand.com

Sekarang ini sepertinya sudah nggak jaman lagi SMS-an, ya? Isi kuota internet kesannya jadi lebih penting daripada isi pulsa untuk telepon atau SMS. Saya nih ya, misalkan beli pulsa 100 ribu rupiah, maka 70 ribu saya gunakan untuk beli kuota internet, dan sisanya baru digunakan untuk telepon atau SMS. Kalau kuota menipis, langsung bingung deh. Tapi, kalau pulsa habis, nggak terpikir untuk buru-buru beli, kecuali jika benar-benar penting harus menghubungi seseorang.

Nah, sebagai ganti SMS, ada beberapa aplikasi chatting yang umum digunakan, seperti; line, whatsapp, telegram, juga BBM. Tadinya saya hanya menggunakan WA dan BBM saja, tapi suami menyuruh untuk install telegram juga. Katanya, telegramnya itu khusus untuk saya, cieeeehh...

Diantara ketiga aplikasi itu, Whatsapp lah yang paling sering saya buka. Kenapa? Karena disana ada banyak grup yang selalu ramai setiap harinya. Ada grup keluarga, grup alumni, grup perumahan, grup sekolah Amay, grup bisnis, grup menulis, juga grup blogging.

Selama ini saya sih asik-asik saja dengan grup yang ada saya di dalamnya. 
*Grup keluarga bisa mengobati kangen, grup alumni juga.
*Grup perumahan dan grup sekolah Amay, tentunya untuk update informasi dong yaa. 
*Grup bisnis untuk mempermudah komunikasi dengan supplier dan sesama agen, yang alhamdulillah dan semoga bisa kompak selalu. 
*Grup menulis dan grup blogging, sebenarnya hampir sama, menjadi wadah bagi saya untuk tetap belajar dan memperbarui ilmu setiap harinya. Dari grup di facebook, komunikasi jadi lebih mudah jika melalui WhatsApp. 

Memang sih pernah ada friksi yang terjadi. Tapi alhamdulillah bisa teratasi, meski kini di salah satu grup, anggotanya sudah tidak sekomplit dulu lagi. Dari pengalaman itu, kemudian saya belajar satu hal. Di dalam sebuah grup yang berisi orang-orang yang kita kenal sekalipun, sebaiknya kita saling menghargai, dan tetap mengedepankan tepa selira atau toleransi. Karenaaa...kita ini manusia dengan isi kepala yang berbeda-beda. Tak ada gunanya merasa diri paling benar. Begitu.

Dan ternyata, friksi seperti ini tak hanya terjadi di grup WA saya. Di grupnya suami pun sempat terjadi juga. Penyebabnya, karena guyonan yang kelewatan. 

So, menurut pengalaman dan pengamatan saya, ada beberapa hal yang mesti ditahan, jika kita merupakan anggota sebuah grup Whatsapp. Note to Myself banget ini mah. 

1. Tahan diri untuk "ngotot" dengan pendapat sendiri. 
Beda pendapat itu wajar gaes, jangan terlalu egois ya... Tidak ada yang sepenuhnya salah, juga tidak ada yang sepenuhnya benar. Semuanya tergantung cara pandang saja. Suami saya pernah bilang; "Kita mungkin melihat sebuah pulpen sebagai benda yang panjang, tapi jika yang lain melihatnya dari atas maka sah-sah saja jika dia bilang pulpen itu berbentuk lingkaran, dan jika seseorang melihat dari bawah tak salah jika pulpen itu disebutnya runcing."



2. Tahan diri untuk membagikan gambar yang kurang sopan. 
Ini pernah nih, di grup suami. Mirisnya, pernah saya dapati, yang membagikan itu perempuan. Dalam hati, "Hih, kamu koq mempermalukan drimu sendiri sih, Mbakyu?" Dan karena hal itu, salah satu temannya left the group. 
Bukan mau sok suci atau gimana yaa... Cumaaa..kami ini (juga teman-teman yang lain) kan punya anak yang masih kecil dan hobi banget mainan pake Hp. Kalau tiba-tiba mereka lihat gambar yang mengerikan itu, piye coba? Kalau anakmu udah biasa lihat gambar begituan sih terserah, tapi tolong, kami sudah susah payah menjaga anak kami dari penglihatan yang tidak-tidak.
Iya, memang, kita bisa men-setting agar gambar tidak otomatis ter-download. Tapi daripada nyuruh orang lain untuk mengantisipasi, lebih baik kitanya menahan diri dan nggak jadi biang keladi, iya kan?

3. Tahan diri untuk tidak membahas isu SARA. Sekali lagi, meski kita berada dalam satu grup, tapi "iklim" kita tidak selalu sama. Beberapa kali di grup saya, ada yang mendiskreditkan ras tertentu. Saya kurang suka. Karena apa? Hei, kita ini diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kita saling mengenal. Benar kan? Ngga ada yang bisa memilih untuk dilahirkan sebagai suku apa, betul? Jadi berhentilah memandang rendah suku atau bangsa tertentu. Kita nggak tahu kan, barangkali mereka yang derajatnya lebih mulia dibanding kita, yang diam-diam suka menghujat mereka. 

4. Tahan diri untuk membagikan info yang "kurang atau tidak penting". Kadang yang demen share-share begini suka saya lewati sih. 

5. Jika ingin meninggalkan grup, sebaiknya pamit dulu yaa, agar tidak meninggalkan kesan yang kurang enak di hati anggota yang lain. :)

6. Kalau poin 1 sampai 5 adalah catatan untuk para anggota, maka yang ke 6 ini adalah catatan untuk si pembuat grup. 
Weh, ada catatannya juga to?
Ada.
Yaitu, sebelum memasukkan seseorang ke dalam suatu grup, sebaiknya ditanya dulu kesediaannya. Jangan tiba-tiba langsung dimasukkan, khawatir dia kurang berkenan, tapi pakewuh alias nggak enak hati jika harus left group segala. 
Ini utnuk menghindari keadaan "yang muncul, dia lagi dia lagi. yang silent tetap silent" seperti Balada Grup WhatsApp yang ditulis Mak Ade Delina Putri

So, be wise, ya teman-teman (saya juga). Kita udah tua dewasa 'kan? :)

28 comments

  1. Aku juga left beberapa grup yang nggak penting. Males aja, isinya ya cuma gitu2 doang. pernah juga left karena ujug2 di masukkan ke grup jualan tanpa ijin.

    ReplyDelete
  2. aku jarang ikutan grup WA, paling keluarga saja, ada grup alumni dimasukin teman sih waktu mau left malah dimasukin lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Grup alumni saya, di awal2 rame, suka bgt deh sampai saya ketawa ketiwi sendiri. Tapi (ya mungkin karena ngga terkontrol ya becandaannya?), jd ada bbrp orang yg left grup.

      Delete
  3. Aku juga paling ga suka kalo ada yang bagiin gambar kurang sopan atau mengerikan gitu. Hii nyebelin banget ya

    ReplyDelete
  4. Saya males si klo ikut grup yang kebanyakan guyonan and obrolan ga jelas, apalagi klo guyon & obrolan yg menjurus ke vulgar. Kan msh bnyk tema obrolan ringan yg lbh manfaat. Tmn2 saya jg akhirnya satu per satu left group tanpa pamit hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Guyonan vulgar ini yg bikin eneg ya Mba.. Ngga semua orang suka dg guyonan seperti itu kan yaa..

      Delete
  5. Postingan menarik nih, Mbak : Aku juga setuju dengan postingan Mbak. Aku juga pernah left grup gara-gara isinya kebanyakan 'oot' :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya cuma sekali..karena tiba2 dimasukin ke grup yg ngga terlalu penting mba..

      Delete
  6. Tahan diri untuk tidak membahas isu SARA ini penting banget. Pernah terjadi di grup reporter tempatku kerja yang bagikan link menyinggung agama tertentu. Padahal di grup itu tidak semuanya seagama. Alhasil ada yang baper dan tersinggung deh. Pas ketemu di dunia nyata jadi nggak enak sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hadeuh..kalo bahas isu SARA, ketahuan bgt pola pikirnya agak sempit ya..

      Delete
  7. Kalau left dari grup blm pernah. Hanya saja wa disetting utk tdk otomatis download biar ada filter.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sekali pernah left grup mba.. Dan karena bbrp pengalaman, akhirnya disetting juga biar ngga otomatis download. Lumayan irit kuota juga. :D

      Delete
  8. Setuju mba Arin, hahahaha
    wah itu point-pointnya bener-bener self remainder banget.
    Alhamdulillah hampir semua poin sedang saya coba.
    Tapi kalau left group saya suka left-left aja :D

    ReplyDelete
  9. Intine ngomong dan ikut nimbrung nek penring ae wkwkwkw.. kalo gak penting apalagi udah masuk ghibah, ahh.. alamat bisa ketagihan :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk..ini yg susah dikontrol. Salut sama mba inuel deh.. :) (y)

      Delete
  10. Beruntung dah grup WA saya tuh amaan dari segala share yang gak2 hehehe cuma sedikit juga sih grup WA yang sebagian besar itu grup blogger :D untuk grup keluarga ada di BBM.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo blogger mah pinter-pinter Mak..hihihi. di grup saya alhamdulillah aman jug Mak.. Yg bagi gambar2 itu justru grupnya suami. Hedeww..

      Delete
  11. point nomer 5 itu, ada banget temen angkatannku yang tiba tiba langsung aja left tanpa pamit. segrup WA langsung pada jengkel sama dia.ckck

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baiknya memang pamit ya Mba..supaya terhindar dari prasangka.

      Delete
  12. haha dan grup WA saya ada 21, tang ting tung tiap hari bu tadinya, tapi semuanya saya silent sekarang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Punya saya 14, tapi grup saya mah asik semua..hihi.. Yang ngga asik uda saya tinggalin dulu. :D

      Delete
  13. Tante mbul 2 aja cukup, grup leluarga inti ama grup alumni kerjaan, wes tok til, moh ditambahi maneh untuk saat ini, wakakakka

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi, aku ada grup sekolah Amay 2 (kelas dan komite karena aku pengurus komite juga), grup perumahan, grup blogging (ada 6 atau 7 gitu deh), grup alumni SMA, grup bisnis cilok, sama grup keluarga (keluargaku dan keluarga suami). tuh, banyak ya? makanya lieur, xixixi

      Delete
  14. Saya grup wasap sampai sekarang cuma 5 aja mbak... Jarang ribut sih, tapi ada satu yang agak gila hahhaa :D

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...