Showing posts with label Muhasabah. Show all posts
Showing posts with label Muhasabah. Show all posts

3 Alasan Seorang Muslim Perlu Menghindari Paylater sebagai Metode Pembayaran Belanja Online

Saturday, July 1, 2023

 

Saat ini pengguna marketplace semakin meningkat. Mungkin, salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah pola konsumsi yang berubah semenjak pandemi. Saat meninggalkan rumah menjadi sebuah larangan, belanja online bisa jadi pilihan yang memudahkan. Namun, ibarat pisau bermata dua, keberadaan marketplace tak hanya bisa memudahkan penggunanya, tetapi juga dapat menjerumuskan penggunanya ke dalam permasalahan finansial. Salah satunya, terjebak dalam penggunaan paylater.

Mengutip goodstats.id, layanan paylater yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Shopee Paylater yaitu sebanyak 78,4 persen, kemudian diikuti GoPayLater sebesar 33,8 persen, dan di posisi ketiga adalah Kredivo dengan banyak pengguna sebesar 23,2 persen.

Alasan Orang-Orang Menggunakan Paylater

Sebenarnya saya masih bingung, kenapa orang-orang hobi banget berutang dengan berbelanja memakai kartu kredit, paylater, atau yang lain. Memang, konon orang-orang yang memanfaatkan produk bank dan disiplin dalam pembayaran, kelak akan mendapatkan kemudahan saat mengajukan pinjaman, misalnya ketika membutuhkan modal usaha dan lain sebagainya. Namun, punya kebiasaan berutang juga sebenarnya berbahaya, bukan? Apalagi jika kemudian kita terjebak dalam hutang pinjaman online (pinjol). Na'udzubillah min dzalik.

Baca Juga: Cara Membedakan Pinjol Resmi dan Pinjol Ilegal

Sebagai seorang muslim, meski berhutang itu diperbolehkan, tetapi ancamannya sangat mengerikan apabila kita tidak membayarnya hingga saat ajal tiba. Ada banyak hadits-hadits yang mengatur tentang hutang-piutang. Silakan teman-teman cari sendiri.

Namun lagi-lagi, berutang kini sudah jadi semacam gaya hidup. Terlebih lagi, saat ini konsumen justru dimudahkan dan bahkan diajak untuk berutang. Kendali ada di diri kita sendiri, apakah akan tergiur dengan tawaran itu atau tidak. 

Lalu, apa sebenarnya yang membuat orang-orang beramai-ramai menggunakan paylater? Nah, dari data yang dihimpun Katadata Insight Center (KIC) dan Kredivo, alasan orang-orang menggunakan paylater di antaranya:

  1. Untuk membeli kebutuhan mendesak (58% responden)
  2. Belanja dengan cicilan jangka pendek alias kurang dari setahun (52% responden)
  3. Ingin mendapatkan lebih banyak promo menarik (45% responden)
  4. Ingin membatasi dan mengelola pengeluaran bulanan (36% responden) 
  5. Ingin membeli barang selain keperluan bulanan (26% responden)
  6. Hanya sekedar mencoba-coba (5% responden)
  7. Alasan lainnya (1% responden)

Dari data di atas, ada sebagian orang yang menggunakan paylater hanya karena mengejar promo menarik, bahkan hanya sekadar mencoba-coba. Ada pula yang ingin membeli barang selain keperluan bulanan. Artinya, sebenarnya yang dibeli bukanlah kebutuhan, melainkan keinginan. 

Anehnya, ada yang ingin membatasi dan mengelola pengeluaran bulanan, tetapi dengan berutang. Padahal, saat menggunakan fitur "beli sekarang bayar nanti" itu, kita mesti mengeluarkan uang lebih untuk membayar bunga dan biaya administrasinya. 

Apakah menabung untuk membeli sesuatu sudah sedemikian sulit? Atau, kitanya emang ngga sesabar itu?

Baca Juga: Simpan, Jangan Kau Habiskan! Berikut Ini Tuntunan Islam dalam Mengatur Keuangan

Saya yakin kita sudah paham apa saja manfaat menabung. Namun, keinginan untuk mengikuti tren, keinginan untuk diakui oleh lingkungan sekitar, membuat benteng pertahanan itu goyah. Sehingga, perlahan-lahan budaya konsumerisme pun mulai mempengaruhi diri kita.

Semoga setelah teman-teman membaca tulisan ini, teman-teman akan lebih bijak lagi dalam membelanjakan sesuatu. Karena satu yang harus kita ingat, di akhirat nanti kita semua akan "diaudit". 

empat perkara yang akan dimintai pertanggungjawaban

Rasulullah SAW menjelaskan tentang perkara-perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat, beliau bersabda:

  لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالتِّرْمِذِيُّ)   

“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).


Jadi, mari sebisa mungkin kita bebaskan diri dari keinginan berutang ya, teman-teman. Karena kelak kita akan ditanya dari mana harta kita didapatkan dan untuk apa ia dibelanjakan. Selain itu, penggunaan Paylater juga melanggar hukum Islam. Kenapa?

Isu dan Pandangan Syariah Terkait Shopee Paylater

Teman-teman, di sini saya to the point menyebut  Shopee Paylater karena Shopee Paylater adalah layanan Paylater yang memiliki paling banyak pengguna.

Kebetulan, beberapa waktu lalu saya pun mengikuti "Diseminasi Penggunaan Shopee Paylater dalam Perspektif Hukum Islam" yang diselenggarakan oleh Grup Riset Hukum Islam dan Peradaban, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di acara tersebut, Pak Hatta Syamsuddin, Lc., M.H.I sebagai narasumber menyampaikan "Poin Bermasalah Shopee Paylater" ada 3.

Mari kita kupas satu per satu.

Poin Bermasalah dalam Prosedur Penggunaan Shopee Paylater

Ada 5 prosedur penggunaan Shopee Paylater, yaitu:

1. Periode Cicilan

Terdapat periode cicilan pembayaran. Anda dapat memilih antara satu bulan setelah pembelian, tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan.

2. Biaya Penanganan

Anda harus membayar biaya penanganan sebesar 1% per transaksi. Jadi misalnya Anda melakukan pembelian sebesar Rp 100.000,- maka terdapat tambahan Rp 1.000,- dalam pembayaran.

----> Ini adalah salah satu poin bermasalah dalam Shopee Paylater, karena biaya penanganan dihitung dalam prosentase. Menurut hukum Islam, akad dalam jual beli harus jelas. Biaya penanganan pun harus jelas nilainya, sehingga tidak diperkenankan menggunakan prosentase, yang akan menjadikan biaya penanganan berubah-ubah. Penggunaan prosentase dalam biaya penanganan, akan berpotensi menjadikan transaksi ini sebagai riba.

Apakah Shopee Paylater riba?


3. Suku Bunga

Terdapat suku bunga di setiap pembayaran, yaitu sebesar 2,95% per transaksi. Perbedaan membayar tunai dan paylater ada di sini, misal Anda melakukan pembelian sebesar Rp 100.000,- maka Anda juga harus membayar bunga 2,95% dari pembelian tersebut.

----> Adanya bunga dalam transaksi jual beli merupakan salah satu faktor penyebab jual beli menjadi terlarang, karena mengandung unsur riba di dalamnya. Adanya bunga dalam pinjaman yang telah disepakati dan ditentukan di awal, masuk dalam kategori RIBA QARDH yang diharamkan dalam syariah.

Hukum Penggunaan Shopee Paylater dalam Islam


Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 275, Allah SWT berfirman,

وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ

Artinya: "Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."

Selain dalil di atas, larangan memakan riba juga telah disampaikan oleh Rasulullah SAW melalui hadits berikut:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Suatu saat nanti manusia akan mengalami suatu masa, yang ketika itu semua orang memakan riba. Yang tidak makan secara langsung, akan terkena debunya." (HR. Nasa'i)

Umar bin Khattab pun pernah berkata: "Tidak boleh berdagang di pasar ini kecuali orang yang memahami fiqih (muamalat). Jika ia tidak, maka ia akan makan riba, baik secara sengaja atau tidak sadar. (HR. Tirmidzi)

4. Denda

Apabila terdapat keterlambatan dalam pembayaran, maka dikenakan denda sebesar 5% dari seluruh total tagihan.

---> Keterlambatan atau pengenaan denda atas keterlambatan adalah termasuk dalam kategori RIBA NASIAH yang juga diharamkan. Ini adalah poin ketiga yang menyebabkan Shopee Paylater "bermasalah" atau tidak sejalan dengan hukum Islam.

Riba dalam Shopee Paylater

5. Tanggal Jatuh Tempo

Tanggal jatuh tempo berada di tanggal 25 di bulan selanjutnya setelah melakukan pembelian.

Itulah teman-teman, 3 poin yang membuat Shopee Paylater tidak sejalan dengan hukum Islam. Semoga Shopee berkenan memperbaiki prosedur pengguaan Shopee Paylater tersebut dan membuat aturan pinjaman yang sesuai dengan syariat Islam, agar pengguna Shopee Paylater dapat merasakan manfaat berbelanja yang aman, nyaman, dan berkah.

Pak Hatta Syamsuddin memberikan alternatif pada Shopee, bagaimana agar Shopee Paylater bisa jadi syariah. Skemanya seperti dalam materi beliau berikut ini:

Shopee Paylater adalah

Tapi terlepas dari itu semua, apakah Shopee Paylater mau mengubah konsep menjadi alternatif pembiayaan yang sesuai syariah atau tidak, mari mulai sekarang kita mencoba untuk hidup sederhana, teman-teman. Mari penuhi dada dengan perasaan cukup atas semua yang telah ada. Ngga perlu mengejar pengakuan dan validasi orang-orang. Nggak capek apa, gaes? 😁 

Satu lagi nasihat dari junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. 

Dari Uqbah bin Amir Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لا تُخِيفوا أنفُسَكم بعْدَ أَمْنِها. قالوا: وما ذاكَ يا رسولَ اللهِ؟ قال: الدَّيْنُ

"'Jangan kalian meneror diri kalian sendiri, padahal sebelumnya kalian dalam keadaan aman.' Para sahabat bertanya, ‘Apakah itu, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Itulah hutang!’" (HR. Ahmad).

Jadi, teman-teman, masih mau pakai paylater? 


Read More

Menjadi Diri yang Merdeka

Monday, August 15, 2022

 

Salah satu yang baru saya sadari belakangan, ternyata kemerdekaan juga merupakan salah satu syarat kebahagiaan. Anehnya, dulu-dulu, saya ngga berpikir ke situ. Merdeka ya merdeka, yang lekat dengan upacara, paskibraka dan aneka lomba. Tapi, setelah saya merenungi, saya menemukan bahwa makna merdeka lebih luas dari itu.

merdeka itu...
 

Kemerdekaan memang erat kaitannya dengan penjajahan. Nah, dari hasil perenungan saya, terkadang, yang menjajah kita bukanlah orang lain, melainkan diri kita sendiri.

Heh, maksudnya gimana?

Ya, kadang-kadang, yang membelenggu kita adalah pikiran-pikiran kita sendiri to? Akibat pikiran-pikiran negatif itu, kita jadi sulit merasa bahagia, karena belum sebenar-benarnya merdeka.

Nah, siapa tau di antara kalian ada yang masih sulit merasa bahagia juga, yuk coba dilihat lagi ke dalam, adakah pikiran-pikiran seperti ini masih menguasai kalian?

1. Suka Menyalahkan Diri Sendiri

Maafkan semua yang lalu
Ampuni hati kecilmu

Penggalan lirik lagu berjudul "Diri" dari Tulus ini mengajak kita untuk memaafkan semua kesalahan diri. 

Adalah hal yang sangat manusiawi jika kita pernah berbuat salah. Namun, terus-terusan menyalahkan diri juga bukan hal yang baik ya, teman-teman... Yakinlah bahwa Tuhan itu Maha Pemaaf. Yang penting, kita mau belajar dari kesalahan yang lalu, dan berubah menjadi diri kita yang baru. Yang lebih baik, tentu.

Yang sudah, ya sudah. Lepaskan rasa bersalahmu, lupakan rasa yang membelenggu itu. Now, it's time to move on.

2. Suka Membandingkan Diri dengan Orang Lain

I used to be like that, actually... Dan memang, perlu waktu yang tidak sebentar untuk bisa menerima diri kita apa adanya. Saya pun butuh waktu hingga bertahun-tahun untuk menyadari bahwa diri saya berharga.

Hobi membandingkan diri biasanya berawal dari perasaan insecure. Nah, supaya kita lebih percaya diri lagi, coba lakukan langkah kecil yang bisa meningkatkan kepercayaan diri. Selanjutnya, kelilingi diri dengan lingkungan yang positif dan supportif. Alhamdulillah, saya menemukan itu di komunitas kepenulisan yang saya ikuti. 

Baca: Bagaimana Cara Menjadi Versi Terbaik Dirimu Sendiri?

3. Selalu Berprasangka Buruk

Bayangkan jika kita berada di dekat orang yang selalu berprasangka buruk. Rasanya tidak nyaman, bukan? Nah, seperti itulah diri kita, apabila pikiran kita selalu dipenuhi rasa curiga. 

Saya selalu memegang nasihat ini: Allah itu sebagaimana prasangka hamba-Nya. Jadi, sebisa mungkin kita berpikir yang baik-baik, supaya hidup lebih tenang. 

Baca juga: Heart Field; Usaha Saya Mengganti Kecewa dengan Rasa Bahagia

Allah itu sebagaimana prasangka hamba-Nya

4. Hobi Mengeluh

Dalam Q.S. Al-Ma'arij ayat 19, tertulis bahwa manusia diciptakan dengan sifat suka mengeluh. Namun, terlalu sering mengeluh juga bisa menguras energi dan mengakibatkan suasana hati kian memburuk. Lebih jauh lagi, kebiasaan mengeluh ternyata juga bisa merusak memori otak, hingga mengakibatkan penurunan fungsi kognitif. Hmm, serem ya?

Memang, manusiawi banget kok kalau kita langsung mengeluh ketika tertimpa masalah. Tapi, usahakan mengeluhnya sama Allah aja, ya... Sebisa mungkin juga hindari curhat di sosmed, karena sedekat apapun sosmed dengan kita, ia bukanlah teman curhat yang baik. Hehe...

Lagipula, berapa persen sih dari contact list kita yang akan peduli dan bisa membantu mengatasi masalah yang kita hadapi? Kalau diserahkan ke Allah kan, insya Allah semua beres, asalkan kita yakin. Inilah saatnya kita mengejawantahkan kandungan dari Q.S. Al Ikhlas ayat 2, yakni Allah sebagai tempat bergantung segala sesuatu. 😊

5. Pesimis, Merasa Tidak Bisa

Ini sebenarnya hampir sama dengan kebiasaan berprasangka buruk, tapi prasangkanya lebih kepada kemampuan diri.

Almarhumah ibu dulu berkata, "Dijajal dhisik, nek bisa alhamdulillah, nek ora ya ora apa-apa, sing penting wis nyoba." (Dicoba dulu, kalau bisa alhamdulillah, kalaupun ngga bisa juga ngga apa-apa, yang penting sudah berusaha).

Hehe, sejujurnya, sampai sekarang pun kadang saya masih suka pesimis sih. Takut gagal, takut kecewa. Padahal saya sangat paham, ketika kita sudah mencoba, maka kemungkinannya ada dua; berhasil atau gagal. Dan ketika kita tidak mau mencoba, kemungkinannya cuma satu; gagal.

Benar kata Robert Frost, "Kebebasan terletak pada keberanian." Ini artinya, orang-orang yang masih dikuasai pesimistis, takut melangkah, sesungguhnya adalah orang yang belum benar-benar bebas. (Tunjuk muka sendiri)

Quote tentang Kebebasan

6. Membiarkan Penyakit Hati Tumbuh dalam Diri

Salah satu tanda bahwa kita belum benar-benar bahagia adalah saat kita iri melihat pencapaian orang lain. Kalau kita sudah benar-benar bahagia, dada kita akan dipenuhi rasa syukur, hingga tidak menyisakan ruang untuk merasa iri akan kebahagiaan orang lain.

Hal lain yang menjadi tanda-tanda bahagia adalah ketika kita merdeka dari rasa dendam dan sakit hati. Omong-omong, saya pernah menulis ini: Tentang Memaafkan; Forgive and You'll Be Free

Untuk itu, mari bebaskan diri dari penyakit-penyakit hati. Ngga ada gunanya juga, selain malah menambah beban diri. 

Nah, semoga setelah mengetahui hal-hal negatif seperti apa yang bisa membelenggu diri ini, kita bisa lebih fokus dengan hal-hal positif yang kita miliki, yaa... Supaya kita bisa merdeka, supaya kita bisa lebih berbahagia. Aamiin... 



Read More

Idul Adha dan Perintah Berkurban

Saturday, July 16, 2022

 

Setiap Idul Adha tiba, saya kembali diingatkan bahwa sesungguhnya di dunia ini kita tidak memiliki apa-apa. Semua adalah milik Allah SWT dan jika Allah berkehendak, sewaktu-waktu bisa diambil-Nya. Saya pun diingatkan kembali tentang sosok mulia, Nabi Ibrahim a.s, yang kekuatan imannya patut dijadikan teladan. Berkali-kali Allah memberi perintah yang terasa "tak masuk akal", tapi karena keimanannya tersebut, Nabi Ibrahim patuh sepatuh-patuhnya, hingga tak tergoyahkan oleh hasutan setan. 

Pertama, ketika beliau diperintahkan untuk menempatkan Siti Hajar istrinya, juga Ismail, putra yang telah dinanti-nantikannya selama bertahun-tahun, di tempat yang gersang dan tandus. Pada saat itu, Nabi Ibrahim pun belum tahu mengapa Allah memintanya melakukan itu. Namun, karena keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah Allah tersebut.

Baca juga: Kumpulan Do'a-Do'a Nabi Ibrahim yang Tercantum di Al-Qur'an

Q.S Ibrahim : 37
 

Kedua, yaitu saat Nabi Ibrahim berhasil berkumpul kembali dengan sang putra, Allah malah memerintahkan untuk menyembelihnya. Jika bukan karena iman, mungkinkah seorang ayah tega melakukannya? Ya, peristiwa inilah yang kemudian menandai perintah berkurban di hari raya Idul Adha. Momen yang mengingatkan bahwa semua yang kita punya hanyalah titipan, dan tidak layak disombongkan. 

Syaikh as-Sa'di rahimahullah dalam kitab Taisir Al Karimir-Rahman, mengatakan, "Manusia memang bertabiat mencintai istri dan anak."

Namun, Allah mengingatkan dengan firman-Nya di Q.S. Al Kahfi ayat 46; "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia."

Dalam kitab "Misykatul Anwar", disebutkan bahwa konon Nabi Ibrahim memiliki kekayaan hingga 1000 ekor domba, 300 ekor lembu, dan 100 ekor unta. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Masya Allah. Yang luar biasa, ketika suatu hari beliau ditanya oleh seseorang, "Milik siapa ternak sebanyak ini?", beliau menjawab, "Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya aku serahkan juga."

Pernyataan tersebut yang diyakini oleh Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur'anul 'adzim, kemudian Allah jadikan bahan ujian, dengan memerintahkan Nabi Ibrahim melalui mimpi, untuk mengurbankan putranya. 

Baik Nabi Ibrahim maupun Nabi Ismail, keduanya sama-sama ikhlas dalam menghadapi ujian dari Allah, hingga kemudian, sebagai imbalan atas keikhlasan mereka, Allah mengganti Nabi Ismail dengan seekor sembelihan yang besar, seperti yang tertuang dalam Q.S. As-Saffat ayat 107.

Q.S. As-Saffat ayat 107

Masya Allah...

Ujian kita saat ini tidak ada apa-apanya, ya, teman-teman... Kita hanya dianjurkan untuk berkurban kambing atau sapi, yang tujuannya adalah untuk berbagi pada sesama. Memang, jika kita mau melihat lebih luas dunia di luar sana, ada banyak sekali saudara-saudara kita yang kekurangan. Maka dari itu, momen Idul Adha adalah saat yang tepat untuk berbagi rezeki, agar saudara-saudara kita tersebut bisa ikut menikmati gurihnya daging kambing atau sapi.

Momen berkurban, sesungguhnya tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang mendapatkan daging kurban saja, tetapi juga bermanfaat bagi mereka yang ikhlas berkurban. Manfaat bagi orang yang berkurban, di antaranya adalah;

  • Meneladani keikhlasan dan kesabaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
  • Belajar untuk tidak mencintai dunia secara berlebihan
  • Menebar kebaikan dan manfaat untuk banyak orang

Nah, bagi teman-teman yang tahun ini belum bisa berkurban, yuk kita niatkan sejak sekarang. Semoga kita diberi rezeki yang berkah, sehingga dapat berkurban di tahun depan. Aamiin aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin...

Omong-omong tentang kurban, JNE yang mempunyai misi "connecting happiness", tak ketinggalan juga menyalurkan kebahagiaan di Idul Adha 2022 ini. Ya, tahun ini, JNE bersama TIKI membagikan 4.000 daging kurban kepada ribuan kaum dhuafa dan yatim piatu, juga masyarakat yang tinggal di sekitar kantor pusat maupun kantor cabang JNE di 62 kota.

JNE dan TIKI berkurban bersama

JNE dan TIKI berkurban bersama 2022

Tak hanya itu saja, di Idul Adha kali ini, JNE juga mengadakan sebuah program kuis giveaway bertajuk #GameSiJoni di akun instagram resmi JNE yaitu @jne_id. Kuis yang sudah berjalan di tanggal 6-10 Juli itu menghadiahkan 1 ekor kambing kurban kepada masing-masing pemenang. Jadi, pemenang kuis tersebut juga bisa ikut berbagi kebahagiaan berupa daging kurban kepada lingkungan sekitar. 

Bahagianyaaa...

#GameSiJoni JNE

Oya, selain giveaway hewan kurban di instagram, JNE juga memberikan diskon 20% dalam rangka promo Idul Adha untuk tujuan pengiriman ke negara-negara di Timur Tengah, seperti; Arab Saudi, Turki, Qatar, Mesir, Uni Emirat Arab, Yaman, Yordania, Kuwait, Bahrain, dan Oman. Tidak ada minimal berat untuk promo ini, yaa... Promo berlaku sejak tanggal 7-17 Juli 2022.

Khusus untuk member JNE Loyalty Card (JLC), ada program menarik berupa Double Point untuk Service International pengiriman ke Negara Timur Tengah. Teman-teman yang punya saudara di Timur Tengah bisa segera manfaatkan promo Idul Adha ini, yaa... :)



bahan bacaan:

- https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/mimbar-dakwah-sessi-7-sejarah-dan-makna-idul-adha

- https://almanhaj.or.id/8747-selamat-dan-sukses-dari-ujian-fitnah-anak.html



Read More

Kumpulan Do’a-Do’a Nabi Ibrahim yang Tercantum di Al-Qur'an

Thursday, April 7, 2022


Nabi Ibrahim disebut sebagai bapak para nabi (Abul Anbiya). Gelar ini diberikan kepada beliau karena sebagian besar para nabi dan rasul-rasul Allah adalah keturunan Nabi Ibrahim.

Selain bergelar Abul Anbiya, Nabi Ibrahim juga diberi gelar Khalilullah (Kesayangan Allah). Beliau memang sangat layak mendapatkan gelar tersebut, karena beliau merupakan Nabi yang dikenal dengan ketabahannya dalam menerima ujian-ujian dari Allah. Tentu teman-teman sudah tahu, bagaimana kisah penyembelihan kurban bermula. Ini merupakan salah satu bukti bahwa Nabi Ibrahim memang senantiasa taat dan patuh pada perintah Allah SWT. Bagaimana tidak? Beliau menantikan kehadiran seorang anak hingga usia senja, akan tetapi ketika putranya yaitu Nabi Ismail baru menginjak usia remaja, beliau sudah diperintahkan untuk menyembelih sang putra. Setaat dan sepatuh itu, apa namanya jika bukan iman?

Oya... Ada satu kisah di dalam Al-Qur'an, yang juga mengisahkan betapa kokohnya iman Nabi Ibrahim alaihi salam. 

Beliau yang lahir di tengah para penyembah berhala, tak gentar meski diancam kepungan api yang berkobar. Imannya sedikit pun tak goyah, karena ia tahu Tuhannyalah yang paling layak disembah.

Allah, Tuhan yang ia temukan setelah pencarian panjang. Omong-omong tentang pencarian Tuhan, saya jadi teringat lirik lagu dari grup nasyid Snada N Snada Kids. Seperti ini:

Ibrahim kecil mencari Tuhan
Ditemukannya bintang-bintang
Namun ketika pagi menjelang
Tak mungkin Tuhan menghilang

Ibrahim kecil mencari Tuhan
Ditemukannya matahari
Namun ketika senja telah datang
Tak mungkin Tuhan menghilang

Bicara tentang nama Ibrahim, Ibrahim sendiri berasal dari dua suku kata, yaitu ib/ab yang berarti ayah, dan rahim yang berarti penyayang. Jadi, jika disatukan, nama Ibrahim memiliki arti ayah yang penyayang.

Dan sebagai bukti bahwa beliau sangat menyayangi anak keturunannya, di dalam Al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang merupakan do'a-do'a Nabi Ibrahim untuk anak-anaknya.

1. Do'a agar dianugerahi keturunan yang salih


Do'a Nabi Ibrahim


Disebutkan bahwa hingga usia senja, Nabi Ibrahim dan Siti Sarah, istrinya, belum juga dikaruniai keturunan. Nabi Ibrahim pun berdo'a, seperti yang tertulis dalam Q.S. As-Saffat ayat 100, yang artinya;
 "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang salih."

Allah pun mengabulkan do'a tersebut. Allah menyampaikan bahwa kelak akan lahir Ishak, yang kemudian Ya'qub akan hadir sebagai penerusnya.

Namun begitu, sebelum kehadiran Ishak, Siti Sarah sang istri telah menyarankan agar Nabi Ibrahim menikahi Hajar demi memperoleh keturunan. Dari Hajar, lahirlah Nabi Ismail, yang dari garis keturunannya terlahir Nabi Muhammad SAW.

2. Do'a agar keturunannya rajin melaksanakan salat

Do'a Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an


Nabi Ibrahim adalah adalah ayah yang baik. Beliau tidak hanya berdoa untuk diri sendiri, akan tetapi juga senantiasa mendoakan keturunannya agar tidak menjadi hamba yang lalai. 

Dalam Q.S. Ibrahim ayat 40, beliau berdoa yang artinya,
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."

3. Do'a agar mendapat ampunan di hari perhitungan

Doa - doa Nabi Ibrahim


Nabi Ibrahim adalah seorang yang lembut hatinya dan juga penyantun. Hal ini tertuang dalam Q.S. At-taubah ayat 114.

Meski sang ayah tidak mau diajak beriman kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim tetap mendoakan beliau, memohonkan ampunan untuk beliau.

Dalam Q.S. Ibrahim ayat 41, beliau berdoa yang artinya,
"Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat)."

4. Do'a agar dikumpulkan dengan orang-orang salih

Doa Nabi Ibrahim yang Tercantum di dalam Al-Qur'an


Luar biasanya Nabi Ibrahim, meski dikenal dengan kekuatan iman dan kesalihannya, beliau tetap berdoa agar dikumpulkan dengan orang-orang salih. Seperti yang tertulis dalam Q.S. Asy-Syu'ara' ayat 83,
"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang salih."

5. Do'a agar setiap amalan baiknya diterima oleh Allah SWT

Doa agar amal baiknya diterima oleh Allah SWT


Nabi Ibrahim berjasa dalam pembangunan Ka'bah. Pada saat itu, beliau berdoa seperti yang ada pada Q.S. Al Baqarah ayat 127.
"Ya Tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Nah, mari kita meneladani sikap Nabi Ibrahim yang senantiasa rendah hati dengan tetap berdoa pada Allah SWT, meski telah melakukan banyak amal kebajikan. Mari kita amalkan doa-doa Nabi Ibrahim ini setiap selesai salat. Semoga Allah memperkenankan doa kita. Aamiin YRA.



Read More

Si Melankolis

Tuesday, February 1, 2022


Jadi, beberapa hari lalu, Mbak Ran (Rani R Tyas) tiba-tiba mengirimi kami sebuah link untuk mengetes kepribadian, apakah Sanguinis, Melankolis, Plegmatis, ataukah Koleris. Entah apa maksud dan tujuannya, tapi doi emang rada random orangnya, haha... 

Mbak Ran sendiri punya ciri kepribadian koleris, dan itu sudah jelas banget dalam kesehariannya. Doi tuh, semangat belajarnya tinggi, dan kalau punya rencana akan langsung dilakukan. Ngga kayak Arinta yang rencana-rencana hidupnya cuma disimpan dalam angan.

Lalu, Arinta ini tipe yang mana? Ada yang bisa menebak? Yes, "melankolis", dan ini diamini dua sahabat saya itu (Mbak Ran dan Mbak Widut). Mereka ngga kaget dengan hasilnya, karena katanya, sifat-sifat saya memang dominan Melankolis. Jujur, saya sendiri ngga yakin dan ngga merasa bahwa di dalam diri saya ini ada ciri-ciri kepribadian melankolis. Wkwkwk...


Karakter Melankolis
Si Melankolis


Kepribadian Melankolis adalah...

Sebelum membahas lebih spesifik tentang ciri-ciri kepribadian Melankolis, teman-teman sudah tau kan bahwa ada empat tipe kepribadian manusia, yakni Sanguinis, Plegmatis, Koleris, juga Melankolis. Menurut Alodokter, tipe kepribadian ini ditentukan dari proses unik di dalam batang otak, yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana reaksi seseorang ketika menghadapi situasi tertentu. 

Penjelasan lebih mendalam saya dapat dari Jurnalponsel.com. Di sana disebutkan awal mula ditemukan empat tipe kepribadian ini oleh Claudius Galen, seorang tabib dari zaman Yunani Kuno. Beliau membagi kepribadian manusia menjadi empat jenis, berdasarkan kadar cairan tertentu pada tubuh manusia. Nah, pada orang dengan kepribadian Melankolis, cairan tubuh yang dominan berupa "empedu hitam" yang sifatnya basah. Menarik banget deh. Kayaknya, saya mau cari tau lebih jauh lagi soal ini. 😊

Oya, sebelum ini saya sempat melakukan riset tentang asal kata "Melankolis". Saat itu, saya sedang me-review sebuah Drama Korea berjudul "Melancholia". Dan memang, secara harfiah, melancholia / melankolia memiliki arti "empedu hitam". Padahal, warna empedu sebenarnya itu hijau kan ya? Nah, kenapa ini hitam? Apakah karena hatinya dipenuhi dendam?

Coba teman-teman lihat hasil tes saya ini:

ciri-ciri kepribadian melankolis
Ciri-ciri Kepribadian Melankolis

Berdasarkan tes tersebut, terkuaklah ciri-ciri kepribadian Melankolis itu seperti apa. Katanya, sosok Melankolis adalah pekerja yang teratur. Sukanya rapi dan sistematis. Kalau bekerja, suka memperhatikan sesuatu secara detail.

Terus terang, untuk ciri-ciri di atas, saya tidak merasa demikian. Makanya, saya melakukan tes sekali lagi. Apakah hasilnya berubah? Ternyata tidak. 😂

Ciri-ciri lain dari seorang Melankolis adalah:

* Perfeksionis dan idealis. 

Awalnya, saya sama sekali tidak merasa bahwa saya ini perfeksionis. Tapi Mbak Widut bilang, saya ini perfeksionis, kelihatan dari cara berpakaiannya. Katanya, pakaian yang saya pakai tuh selalu matching. Wkwkwk... 

Setelah saya lihat-lihat, ada benernya juga sih. Meski baju saya ngga banyak dan saya sukanya pakai baju itu-itu melulu, tapi saya ngga pernah pede pakai baju yang warna dan motifnya nabrak-nabrak, hehe... Makanya kebanyakan baju saya berwarna hitam, biar netral dan mudah mix and match. Hehe...

Mbak Ran menambahkan,

Ciri Kepribadian Melankolis

Haha, bener-bener yaa... Saya memang agak lemot kalau disuruh nulis. Beda dengan blogger-blogger lain yang untuk membuat 1 artikel hanya butuh waktu beberapa jam saja, saya butuh waktu minimal 2 hari. Bahkan pernah, artikel baru selesai setelah satu minggu berlalu. Kenapa? Karena kadang saya kurang puas dengan hasil tulisan saya. 😌

Oiya, karena perfeksionis, saya jadi sering galak pada anak-anak. Saya kerap merasa bersalah karena ini, tapi saya sering kehilangan kendali.

Saya pernah sangat menyesal, hingga menulis ini: Dear Mama, Apakah Ketidaksempurnaan adalah Dosa?

Memang, saya harus belajar lagi untuk menurunkan ekspektasi. 

* Kalau ada yang meleset dari harapan, akan murung sepanjang hari.

Ini juga ngga salah. Saya sering menyalahkan diri sendiri ketika sesuatu berjalan tidak sesuai rencana.

* Cepat sekali tersentuh perasaannya.

Ini juga benar. Sampai-sampai, suami saya pernah berpesan untuk hati-hati dengan sifat saya ini, karena sifat seperti ini rawan dimanfaatkan. Dan memang seringkali terjadi. Saya sudah mengorbankan diri membantu seseorang, tapi yang dibantu malah ngga tau diri. 😂

* Sangat menjunjung seni.

Saya tidak pandai berkesenian, tapi saya adalah penikmat seni. Saya suka melihat orang menari, meski saya ngga bisa menari. Sebenarnya, saya pernah mencoba ikut ekskul seni tari, tapi saya ngga bisa merekam gerakan-gerakan yang diajarkan ke dalam memori. Menyadari bahwa saya ngga punya bakat di sini, saya pun berhenti.

Untuk musik, saya ngga bisa memainkan satu pun alat musik. Waktu kecil dulu saya pengen banget bisa les musik, tapi orang tua ngga punya duit. Ya wis, akhirnya saya jadi penikmat saja. Maka jangan heran kalau di blog ini saya punya label music, karena saya memang suka musik.

Oiya, saat membaca-baca soal kepribadian Melankolis, kebanyakan menganggap bahwa tipe kepribadian ini adalah yang paling lemah di antara yang lain. Padahal, segala sesuatu pasti punya sisi baik juga. Ya kan? Nah, sekarang, mari kita bahas tentang kelebihan dan kekurangan Si Melankolis.

Kelebihan dan Kekurangan Melankolis

Kelebihan dan Kekurangan Melankolis

Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, konon seperti inilah kelebihan dan kekurangan Si Melankolis.

Kelebihan Melankolis:

1. Kritis dan penuh pemikiran yang mendalam 

Mungkin sifat inilah yang membuat orang-orang Melankolis sering dianggap bijaksana, karena ketika melakukan sesuatu, orang-orang Melankolis akan sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan. Termasuk untuk sekadar membuat status di sosmed, orang-orang Melankolis tidak hanya memikirkan dampaknya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.

2. Gigih dan tidak mudah menyerah 
 
Saat baru kenal dulu (sekitar tahun 2016), Mbak Rani R Tyas pernah mengatakan bahwa saya adalah blogger sekuat naga. Entah karena shio saya shio naga, atau Mbak Ran sudah bisa menerawang karakter saya sebelumnya, tapi sifat ini kok cocok dengan karakter Melankolis, yaa...

3. Pendengar yang baik 

Saya sering menjadi tempat curhat bagi orang lain, tapi saya tidak mudah menceritakan masalah saya pada orang lain. Kecuali bahwa orang tersebut adalah orang dekat dan bisa dipercaya, saya tidak akan menceritakan apapun tentang permasalahan hidup saya.

4. Berempati tinggi 

Ini mungkin Mbak Ran dan Mbak Widut sudah paham, yaa... Saya orangnya ngga tegaan. Kalau boleh lebay, saya mungkin bisa mengibaratkan diri saya seperti lilin. Ngga apa terbakar, yang penting orang lain mendapat terang.

5. Setia 

Ini ngga usah ditanya deh. Berzodiak cancer dan punya kepribadian Melankolis, double combo setianya. Wkwkwk...

Baca juga: Seberapa Cancer Aku?


Kelemahan Melankolis dan Bagaimana Saya Mengatasinya?

Ada Utara, ada Selatan. Ada kelebihan, ada kekurangan. 

1. Lelet 

Ini mungkin imbas dari sifat terlalu pemikir dan perfeksionis itu tadi. Karena terlalu banyak pertimbangan, jadi ngga mulai-mulai. Udahlah banyak pertimbangan, perfeksionis pula. Ya wis, kerjaan jadi lama selesainya. Makanya, saya ngga cocok ikutan Master Chef. Bisa kepontal-pontal ntar. Tau kepontal-pontal ngga? Yang tau boleh jawab di komentar, yaa. Hihi... 

"Supaya ngga lelet lagi, saya mesti mengelilingi diri dengan orang-orang yang gercep alias gerak cepat. Biar termotivasi untuk gercep juga."

2. Sulit untuk berteman / bersosialisasi 

Beda dengan Mbak Widut dan Mbak Ran yang selalu punya bahan untuk mengawali diskusi, saya lebih sering hanya menanggapi obrolan mereka. Ya, sesekali saya melempar bahan obrolan, tapi yang paling aktif ya mereka berdua itu.

Sifat ini sudah terlihat sejak saya kecil. Saya jadi anak rumahan yang ngga punya banyak teman. Pengen sih punya teman, tapi dulu saya malu untuk nyamperin teman-teman saya. Saya selalu menunggu dipanggil duluan. Hehe... Lama-lama, saya jadi nyaman dengan kesendirian.

Baca juga: Si Penyendiri

Sekarang, biar ngga terlalu kuper seperti dulu lagi, saya pun bergabung dengan beberapa komunitas. Meski begitu, saya masih berbeda dengan Mbak Ran dan Mbak Widut nih. Mereka berdua tu bisa ikut aktif di banyak komunitas, contohnya di IIP. Kalau saya, saya cuma aktif di KEB thok. Pernah nyoba bergabung dengan IIP juga, tapi energi saya sering tekor. Huhu... 

3. Mudah merasa tertekan 

Saya mungkin bisa bekerja sesuai jadwal, tapi saya tidak bisa bekerja di bawah tekanan. 

Daripada jadi sering stres, mending saya cari pekerjaan yang sesuai mau saya aja deh. Bekerja sebagai blogger memang udah yang paling bener.

4. Pesimis dan kurang percaya diri

Saya sering tidak percaya dengan kemampuan diri. Saya juga sering merasa takut apa yang saya kerjakan tidak berjalan sesuai dengan harapan. Alhamdulillah, saya dikelilingi orang-orang baik yang selalu mengatakan, "Arin, kamu bisa!"

Belakangan, saya mulai mencoba memberanikan diri melakukan sesuatu yang baru. Masalah hasilnya seperti apa, nanti dipikir sambil jalan aja. Mulai berusaha berpikiran positif juga, karena energi yang positif akan menarik segala sesuatu yang positif juga. 

Baca: Heart Field; Usaha Saya Mengganti Kecewa dengan Rasa Bahagia

5. Selalu curiga terhadap orang lain

Mungkin karena zodiak saya cancer dan saya cukup sensitif membaca pikiran orang lain, saya jadi mudah curiga pada orang lain.

Biar ngga curigaan lagi gimana? 

Mulai mencoba husnudzon sama orang. Kembalikan ke diri sendiri, kalau selalu dicurigai kan tidak nyaman juga rasanya. Ya kan? 

6. Sering menyimpan dendam

Saya sebenarnya mudah memaafkan, tetapi memang sulit untuk melupakan. Nah, kalau orang yang pernah melukai hati saya menyakiti saya untuk kedua kalinya, memori luka itu akan kembali lagi.

Cara supaya ngga dendam lagi gimana? Mbak Ran mengirimi saya ini;

Mengapa Harus Menyimpan Dendam?

Dan sebenarnya saya sudah pernah menulis ini sih: Tentang Memaafkan; Forgive and You'll Be Free

Dan sulit mudahnya memaafkan, berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental. Saya ngga mau fisik dan mental saya sakit hanya karena saya menyimpan dendam.

7. Sering merasa rendah diri

Iya, self esteem saya rendah memang. Saya merasa tidak ada sesuatu yang spesial dalam diri saya. Saya risih kalau melihat orang yang overconvidence, jadi, saya pun tidak ingin orang lain memandang saya demikian. Efek buruknya, saya jadi kurang pandai menghargai diri saya sendiri.

Supaya tidak rendah diri lagi, saya mulai rajin melihat ke dalam diri. Value apa yang saya punya, yang bisa membuat saya lebih merasa berharga.

~

Tentu untuk menjadi diri saya yang baru, saya perlu banyak waktu. Setidaknya, setelah mengetahui pribadi saya sebagai seorang Melankolis, saya jadi tau bagaimana harus menyikapi kelebihan dan kekurangan saya ini. Kepribadian Melankolis tidak selalu lemah. Kepribadian Melankolis juga tidak selalu negatif. Untuk teman-teman geng Melankolis, sini gabung. 😊



Read More

Raih Keberkahan dengan Sedekah Al-Qur'an

Friday, January 14, 2022


Sudah jadi kebiasaan ketika anak-anak ujian, saya akan mendampingi mereka belajar bahkan membuatkan rangkuman materi. Saat Penilaian Akhir Semester (PAS) kemarin pun bergitu. Selain membuat rangkuman materi untuk Mas Amay dan Adek Aga, saya juga merangkap jadi semacam "radio" untuk Mas Amay. Kebetulan, Mas Amay termasuk anak audio, sehingga ia akan lebih mudah menangkap materi dengan cara mendengarkan.

Nah, tapi, saat-saat menjadi "radio" itu, kadang kami malah jadi ngobrol membahas sesuatu. Misalnya, ketika menjelaskan soal "Kelestarian Lingkungan", obrolan kami bisa berkembang jauh hingga soal mengompos dan tragedi Leuwigajah.

Baca: Bersahabat dengan Sampah, Mencegah Terulangnya Tragedi Leuwigajah

Saat belajar materi Pendidikan Agama Islam pun begitu. Kebetulan, materi terakhir yang kami pelajari adalah tentang Zakat, Infaq, dan Sedekah.

Manfaat Shadaqah Jariyah

Mas Amay banyak bertanya ketika saya menjelaskan tentang ini:

Investasi atau tabungan bagi orang beriman itu bukan kekayaan yang ditumpuk atau disimpan sampai jamuran. Investasi orang beriman itu, beramal sholih untuk kehidupan setelah kematian.

Supaya Amay punya bayangan, saya pun menjelaskan secara lebih detail. 

"Bayangkan, kita udah susah-susah cari harta dan kekayaan, tapi harta dan kekayaan yang kita sayang-sayang itu malah ngga bisa menolong kita di akhirat karena cuma kita diamkan atau malah habis dihambur-hamburkan."

Amay manggut-manggut...

"Trus, gimana biar kerja keras kita ngga cuma bermanfaat untuk kehidupan di dunia, tapi juga bisa menolong kita di akhirat? Nah, ada 3 amalan yang tidak akan terputus pahalanya meski kita sudah meninggal dunia, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, juga do'a anak yang sholih."

Penjelasan saya masih berlanjut...

1. Shadaqah Jariyah

"Shadaqah Jariyah itu yang kayak gimana? Shadaqah jariyah itu misalnya, Mas Amay menyumbang untuk pembangunan masjid. Selama masjid itu dipakai untuk ibadah, pahalanya akan mengalir ke Mas Amay. Atau, Mas Amay sedekah Al-Qur'an di pondok pesantren, maka selama Al-Qur'an itu dibaca dan dipelajari oleh orang-orang di pesantren itu, Mas Amay juga akan dapat pahalanya, meskipun Mas Amay sudah meninggal nanti."

2. Ilmu yang Bermanfaat

"Mas Amay, coba lihat ini!" kata saya sambil memperlihatkan buku Iqro'.

penulis buku iqro

"Buku Iqro' ini sudah dipakai jutaan orang yang belajar membaca Al-Qur'an. Kebayang ngga, berapa banyak pahala yang sudah didapat penulisnya? Ini contoh ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang membawa orang lain dalam kebaikan."

Amay mengucap "wah", tanda kagum.

3. Do'a Anak yang Sholih

"Ibunya Mama kan udah meninggal. Meski sudah meninggal, Mama masih bisa berbakti sama beliau. Caranya ya dengan selalu mendoakan, lalu bersedekah atas nama beliau. Itulah kenapa anak sholih itu tabungan untuk orang tua."

"Mas Amay juga mau doakan Mama ngga kalau Mama meninggal nanti?" tanya saya.

"Insya Allah," jawabnya.

~

Setelah mendengarkan penjelasan saya yang cukup panjang, Amay tampak merenung. Tiba-tiba ia berkata,

"Mas Amay kayaknya pengen nyumbang ke masjid yang ada di pertigaan itu deh, Ma... Biar Mas Amay punya tabungan buat di akhirat." (kebetulan, di dekat rumah ada masjid yang sedang dibangun)

Lalu papanya menjawab. "Iya, bisa ke situ, tapi itu kayaknya sudah banyak donaturnya."

"Lha terus, Mas Amay nyumbang ke mana dong?"

"Nanti Mama cari-cari informasi dulu, yaa..." kata saya.

Beberapa hari kemudian, seorang teman memberikan info tentang Sedekah Al-Qur'an.

Askar Kauny, Cipayung, Jakarta Timur

Adalah Askar Kauny, lembaga non profit yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan, serta berkhidmat dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur'an. Askar Kauny mengaplikasikan Metode Kauny (Menghafal Al-Qur'an Semudah Tersenyum) yaitu metode yang menyelaraskan otak kanan, hati, dan gerakan tangan sehingga menghafal Al-Qur'an menjadi lebih mudah dan menyenangkan, semudah tersenyum.

Menurut Ustadz Boby Herwibowo, Pendiri Ma'had Tahfizhul Qur'an & Kauny Quranic School, ada dua langkah mudah menghafal Al-Qur'an:

  1. Ikuti cara Rasulullah SAW saat belajar dengan malaikat Jibril. Dahulu, malaikat Jibril membacakan ayat, kemudian Rasulullah menirukan. Jadi, langkah pertama, ikuti suara guru/ustadz dengan suara lantang. Mengapa harus dengan suara lantang? Supaya guru/ustadz dapat mendengar mana yang fasih, mana yang belum.

  2. Ikuti gerakan isyarat tangan. Jadi, hafalan bisa diingat dengan otak, juga dengan gerakan.


Kembali ke tujuan awal yaitu mencari tempat untuk bershadaqah jariyah, Askar Kauny menerima Sedekah Al-Qur'an untuk kemudian disalurkan ke rumah-rumah tahfizh baik di dalam maupun di luar negeri.

Sedekah Al-Qur'an di Askar Kauny
Askar Kauny, menerima Sedekah Al-Qur'an untuk disalurkan di dalam dan di luar negeri. 



Oya, di Rumah Tahfizh Kauny Qur'anic Shool, 80% siswanya merupakan yatim dan dhuafa. Bahkan ada teman-teman ABK dan difabel juga. Masya Allah...

Jadi, insya Allah, dengan bersedekah di Askar Kauny, kita juga membuka kesempatan bagi teman-teman dhuafa untuk mendapatkan kesempatan yang sama menjadi hafizh-hafizh Qur'an. 💗

Program Tahfidz Askar Kauny
Rumah Tahfizh Kauny Qur'anic School, Cipayung, Jakarta Timur


Oya, Askar Kauny juga memiliki program HOTS (Hafizh on the Street), yaitu Komunitas Penghafal Al-Qur'an melalui dunia maya, yang menggunakan WhatsApp sebagai media dalam menghafal. Dalam menghafal satu hari satu ayat, peserta didampingi oleh para asatidz dan asatidzah dari Askar Kauny. 

Tertarik untuk bergabung? Program HOTS ini terbuka untuk umum, lintas usia, profesi dan latar belakang.

HOTS (Hafizh on the Street)

Askar Kauny tidak hanya menerima Sedekah Al-Qur'an saja ya, teman-teman... Di sini, teman-teman juga bisa menyalurkan zakat, infaq, wakaf, shadaqah, atau juga berpartisipasi menjadi orang tua asuh bagi para santri tahfizh. Askar Kauny beralamat di Jln. Bina Marga No 42G Cipayung, Jakarta Timur. No teleponnya (021) 2867 2216 / 0878 7722 1200. Mari menabung pahala untuk kehidupan yang akan datang. 😊



Read More

Runtuh

Sunday, December 12, 2021

 

Kuterbangun lagi, di antara sepi
Hanya pikiran yang ramai
Mengutuki diri, tak bisa kembali
Tuk mengubah alur kisah

    Ketika mereka meminta tawa
    Ternyata rela tak semudah kata

*

Tak perlu khawatir kuhanya terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja kumenangis
Sebelum kembali membohongi diri

Ketika kau lelah, berhentilah dulu
Beri ruang, beri waktu

    Mereka bilang syukurilah saja
    Padahal rela tak semudah kata

*

Tak perlu khawatir kuhanya terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja kumenangis
Sebelum kembali membohongi diri

*

Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja kumenangis
Kutak ingin lagi membohongi diri

Kuingin belajar menerima diri

Runtuh - Feby Putri feat Fiersa Besari

~

Runtuh

Saya sedang menyukai lagu baru dari dua musisi hebat ini. Judulnya Runtuh, liriknya mewakili jiwa-jiwa yang sedang rapuh. Pemilihan katanya begitu dalam, menyuarakan luka-luka yang secara sadar selalu berusaha dipendam. 

Sejujurnya, saya tertohok pada baris ini: Ketika mereka meminta tawa, ternyata rela tak semudah kata. 

Saya menyadari satu hal. Ketika seseorang mempercayai kita sebagai tempat curhatnya, kadangkala tak ada yang bisa kita katakan selain "sabar, yaa, ikhlasin aja". Meski tahu bahwa merelakan atau mengikhlaskan itu sangat susah, tapi kalimat itu seolah sudah jadi template jawaban yang paling gampang. :(

Masih ada lagi: Mereka bilang syukurilah saja, padahal rela tak semudah kata.

Huhu, tertohok dua kali. Dari lirik ini saya langsung teringat dengan materi Arisan Ilmu KEB Solo hari Minggu, tanggal 5 Desember yang lalu. Saat itu dokter berkata, "Seseorang yang mengalami depresi, bukan berarti tidak bisa bersyukur. Mengalami depresi juga bukan berarti kurang iman atau kurang ibadah." 

Ya, depresi bisa terjadi karena peliknya permasalahan yang dialami, dan itu belum tentu terjadi karena dirinya sendiri. Ada faktor lain yang bisa jadi pemicunya, misalnya:

  • kondisi keluarga yang punya history dengan mental illness
  • trauma masa kecil
  • permasalahan ekonomi
  • permasalahan rumah tangga
  • pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang
  • kesepian, dll

Jadi, sepertinya kurang bijak kalau misalnya ada teman yang sedang mengalami permasalahan dan memberanikan diri cerita pada kita, lalu dengan mudahnya kita jawab: Syukuri saja. Bahagia itu sederhana, ada dalam hati yang bersyukur.

Meskipun begitu, saya sangat setuju bahwa ketika kita mengalami permasalahan hidup, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Saat kita yakin penuh bahwa pertolongan-Nya akan datang, insya Allah masalah seberat apapun bisa kita lewati.

Baca:  7 Cara Efektif Menghalau Stres. Cobain!

Dan setelah saya renungi, iman itu berhubungan dengan pola pikir. Saat kita percaya pada sesuatu dan meyakininya, maka hal yang kita yakini akan benar-benar terjadi.

Aaah, saya pernah menulis di sini: Heart Field; Usaha Saya Mengganti Kecewa dengan Rasa Bahagia

Nah, lewat lagu yang dihasilkan dari kolaborasi antara Feby Putri dan Fiersa Besari ini, kita diajarkan untuk belajar mendengarkan tanpa perlu memberikan saran atau penghakiman. Kalau kembali ke Arisan Ilmu KEB minggu lalu, dari penjelasan Dr. Afinia Permanasari, Sp. KJ, yang diperlukan oleh orang-orang yang sedang tenggelam dalam kesedihan hingga depresi adalah ini:

Bagaimana menghadapi orang depresi?

Validasi, seperti misalnya; Ini pasti berat buat kamu. Ngga apa-apa kok kalau kamu mau nangis. Dll

Self Esteem / Penghargaan, seperti dengan kalimat; Aku tau kamu kuat dan bisa melaluinya. Mungkin saat ini terasa berat, tapi aku yakin kamu kuat. Dll.

Support, seperti dengan mengucapkan; Kamu ngga sendirian, aku ada di sini buat kamu. Kalau butuh bantuan, jangan ragu untuk hubungi aku, yaa... Dll.

Bantuan agar tidak terlarut dalam kesedihan, dengan mengajak untuk berkegiatan, atau mencari bantuan dari profesional.

Yang pasti, saat kita mengalami sesuatu hal yang perih dalam hidup, ingat bahwa kita ngga sendirian mengalami ini. Yang diuji sama Tuhan tuh bukan cuma kita seorang. Jadi, ngga perlu malu mengakui kalau kita lemah, karena kita memang hanya manusia, bukan? Mau nangis? Monggo. Menangislah, karena menangis adalah salah satu cara mengungkapkan perasaan. Daripada dipendam, itu lebih baik daripada kita sok kuat.

Kalau dipikir-pikir lagi, sok kuat itu salah satu bentuk dari "membohongi diri sendiri". Ya ngga? Di sini, Feby dan Fiersa juga mengajak kita untuk berhenti membohongi diri sendiri. Setelah itu berhasil, kelak kita akan merasakan nikmatnya "menerima diri".

Saya jadi ingat pesan Bu Guru Ji Yoon-soo di drama Melancholia. Beliau berpesan pada Baek Seung-yoo: Jika terus tenggelam dalam kesedihan, pada akhirnya kamu akan mencapai titik terendah. Seperti keadaan kosong. Begitu melepaskan semuanya, kamu bisa memimpikan awal yang baru. Kamu bisa melihat hal-hal yang belum pernah terlihat

Membahas tentang persoalan hidup memang tak akan ada habisnya. Tapi kita bisa belajar dari lingkungan sekitar, dari orang-orang yang pernah mengalami masalah pelik dan berhasil bangkit, juga dari buku atau bahkan lagu. Lewat tulisan ini saya ingin berterima kasih pada Feby Putri dan Fiersa Besari, karena telah menciptakan syair seindah ini. :)



Read More

Hal-hal yang Saya Syukuri di Ramadhan Ini

Wednesday, May 12, 2021


Ini adalah tahun kedua kita melaksanakan ibadah puasa di tengah pandemi corona. Tahun lalu, saking stresnya karena ngga bisa mudik, saya sering nangis tanpa bisa dikontrol. Habis sholat, nangis. Lagi nyuci piring, nangis. Pokoknya tiba-tiba air mata turun aja, sampe suami dan anak-anak bingung. Tanda stres yang paling terlihat sih ketika saya ngga haid sampai 2 bulan. Berkali-kali dicek dengan berbagai merek test pack, tapi tetap saja hasilnya negatif.

Pernah, sambil nangis saya curhat sama suami, "Mbok ya kalau mau hamil ya hamil aja, jangan kayak gini, haid ngga datang-datang tapi hasilnya negatif melulu."

Suami cuma puk-puk dan peluk saya, karena ngga tau harus gimana juga kan...

Alhamdulillah, setelah (akhirnya) haidnya datang, saya merasa lebih baik dari hari ke hari. Eh, atau sebaliknya, ya? Setelah pikiran dan perasaan membaik, akhirnya haidnya datang lagi? Entahlah...

Itu cerita tahun lalu. Tahun ini, meski tetap ada ujian yang datang silih berganti, tapi tetap saja ada hal-hal yang wajib saya syukuri. Saya tulis di sini supaya ketika suasana hati saya sedang kurang baik, saya bisa baca-baca lagi agar hati bisa kembali bersyukur.

So, here are the things i am grateful for in this Ramadhan:

1. Bisa mudik ke kampung halaman

Kampung Halaman


Sebelumnya saya mau minta maaf dulu kepada teman-teman yang belum bisa mudik. Saya memang harus mudik karena kondisi bapak saya sedang sakit dan beliau tinggal sendirian di rumah. Biasanya bapak tinggal bersama kakak ipar, tetapi kakak ipar saat ini sedang berada di Madiun. 
 
 
Jujur, saya ngga bisa membayangkan jika bapak harus melewatkan momen Lebaran seorang diri di rumah. Beliau mengalami saraf kejepit sejak 2 tahun terakhir. Jangankan untuk memasak, untuk berjalan saja susah. Saya ngga berani membayangkan bagaimana jika dari dapur tetangga kanan kiri menguar bau harum opor, sedangkan di rumah bapak cuma ada air putih. :(

Alhamdulillah, semua bayangan-bayangan buruk itu tidak harus terjadi. Alhamdulillah lagi, saya punya suami yang pekerjaannya bisa dibawa ke sana sini. Alhamdulillah, alhamdulillah...

2. Bisa tadarus bareng bapak selepas sholat shubuh dan maghrib, meski kami sampai di juz yang berbeda.

tadarus saat Ramadhan

Jaraaang banget saya dapat momen seperti ini. Biasanya, hari-hari terakhir Ramadhan sampai Lebaran hari kedua atau ketiga, saya berada di rumah mertua. Tahun ini, saya ngga mudik ke rumah mertua karena adanya penyekatan mudik. Mertua pun ngga bisa pulang ke Majalengka dan saat ini masih berada di Makassar. 

Jadi, saya bersyukur sekali bisa kembali merasakan momen tadarusan bersama seperti ini. Saya selalu berdoa, semoga di tahun-tahun yang akan datang, Allah memberi kesempatan yang sama. Semoga bapak diberi kesembuhan dan kesehatan, agar kami bisa tadarus bersama-sama lagi.

3. Anak kedua saya, Aga, berhasil puasa sampai maghrib hingga satu bulan penuh.

Lebaran 2021

Anak kedua saya ini punya hobi makan. Pada awalnya saya sempat ragu, apakah anak yang doyan makan ini bisa menahan lapar dan haus hingga sehari penuh? Saya sih tidak berekspektasi lebih, yang penting dia mau latihan berpuasa dulu. Namun, ternyata saya sudah meremehkan anak sendiri.

Aga baru berumur 6 tahun saat ini. Tahun lalu, saat TK A, ia sudah berhasil puasa maghrib hingga 22 hari. 8 hari di awal, itung-itung masih latihan. Nah, jelang Ramadhan kemarin, saya tinggal mengingatkan bahwa tahun lalu ia sudah berhasil puasa sampai maghrib, dan selanjutnya saya hanya memotivasinya agar ia bisa melakukan hal yang sama lagi. Alhamdulillah ia berhasil puasa satu bulan penuh tanpa rewel. Bahkan, saat perjalanan mudik pun dia merasa biasa-biasa saja.

Anakku, kalian luar biasa. Semoga Allah meridhoi kalian selalu, anak-anakku. Aamiin aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin...

Baca: Melatih Anak Berpuasa

Itu dia 3 hal yang sangat saya syukuri di Ramadhan ini. 3 nikmat yang priceless banget. Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah, terima kasih banyak, Ya Allah... Tentu saja masih buanyaaak nikmat-nikmat lainnya yang tak bisa saya tuliskan di sini. Nah, teman-teman, kalau kalian, apa yang paling kalian syukuri saat ini?



Read More

Bagaimana Cara Menjadi Versi Terbaik Dirimu Sendiri?

Wednesday, February 17, 2021

 

"Belajar dari cabe, tak perlu menjadi manis untuk banyak disukai. Jadilah versi terbaik dirimu sendiri." 

Quote di atas saya dapat dari seorang teman di komunitas IIP, saat saya masih menjadi salah satu mahasiswa matrikulasi. Kutipan yang sederhana, tapi kalau dipikir-pikir, dalam sekali maknanya. Benar sekali bahwa kita diciptakan dengan keunikan masing-masing, jadi seharusnya tak perlu mengikuti standar penilaian orang. 

Bayangkan kalau semua yang ada di dunia ini terasa manis, ngga ada sambel atau rujak atuh. 

Nah, yang jadi pertanyaan, seandainya kita adalah rasa, kita ini sebenarnya manis, kecut, pahit, asin, atau pedas sih?

~

Di tulisan sebelumnya, saya menulis tentang bagaimana menemukan "Konsep Diri". Tentu saja konsep diri di sini adalah konsep diri yang positif, yaa, bukan konsep diri yang negatif, baik itu underestimated maupun overestimated. Konsep Diri diperlukan agar kita bisa menemukan versi terbaik diri sendiri. 

Sebelum membangun Konsep Diri, yang pertama harus kita lakukan adalah mengenali diri sendiri. Jadi urutannya; kenali dirimu --> tentukan self ideal-mu --> bangun Konsep Diri Positif --> jadi the best of you.

Setelah menentukan seperti apa kita akan menjadi nanti, tujuan hidup kita akan menjadi lebih jelas. Kita tahu bahwa kita sedang berjuang menuju diri yang kita harapkan. Dan dalam perjalanan menuju diri kita yang sesungguhnya, kita akan menemukan bahwa menjadi cantik adalah ketika kita menjadi diri sendiri, menyayangi diri sendiri, dan percaya pada diri sendiri.

Baca: Look I'm Very Beautiful

loving yourself isn't vanity, it's sanity
 
Memang, menemukan jati diri adalah sebuah pencarian yang sulit. Ada yang bisa menemukan di waktu mudanya, ada yang saat sudah tua seperti saya. Hehe...

Kalau teman-teman sudah baca di tulisan di atas, teman-teman akan menemukan bahwa Self Ideal saya, yaitu harapan saya terhadap diri saya, adalah menjadi seorang blogger yang pecinta lingkungan dan penghafal Al-Qur'an. Meski masih jauh panggang dari api, tetapi setidaknya saya tahu, hari-hari saya akan saya penuhi dengan sesuatu yang saya cintai.

Mengapa saya tidak menetapkan standar yang lain? Jadi Arinta yang gelarnya berderet-deret misalnya? 

Justru karena saya tahu kapasitas saya, maka saya tidak menetapkan standar tersebut untuk menjadi tujuan hidup. Saya pernah merasa minder / underestimated karena ini soalnya, jadi saya tak mau menyiksa diri saya terlalu lama. Saya harus mencintai diri saya, dengan apa yang saya bisa saat ini.

Baca curhatan panjang saya di sini supaya tahu apa yang pernah membuat saya "sakit" dan "jauh dari bahagia"; Momen Hebat Tahun Ini, Saya Bisa Masuk Tivi

Sekarang, apakah saya sudah lebih bahagia? Alhamdulillah, much better. Setelah perjalanan yang sangat panjang dan berliku-liku, alhamdulillah saya sudah menemukan alasan untuk mencintai diri sendiri.

Omong-omong, intronya panjang amat, yaa.. Padahal mau nulis bagaimana cara menjadi versi terbaik dirimu sendiri aja. Wkwk..

So, How To Become the Best Version of Yourself?

 
How to Become the Best Version of Yourself?

Saya sudah merangkum beberapa artikel, dan menyimpulkan beberapa hal yang kita perlukan agar kita bisa menjadi versi terbaik diri sendiri. Perlu dicatat bahwa ketika saya merangkum, artinya saya juga masih belajar, yaa... Jadi, jangan menganggap bahwa Arinta yang sekarang adalah Arinta di versi terbaiknya. No. Bukan. Di atas pun saya sudah mengakui bahwa self factual saya masih jauh dari self ideal. Namun begitu, setidaknya saya sudah tahu apa tujuan hidup saya, dan kini saatnya berusaha menjadi versi terbaik diri sendiri. 😊

Hayuk kita sama-sama belajar! So, how to become the best version of yourself?

I. Know Your Purpose

Mengetahui apa tujuan hidup kita, apa yang bisa membuat kita bahagia, akan membuat hidup kita lebih terarah dan dipenuhi dengan semangat. Mungkin ada yang tahu kalau saya termasuk salah satu yang mengidolakan Isyana Sarasvati? Ya, saya menyukai Isyana sebagai musisi yang bertalenta dan ngga neko-neko. 

Dari berbagai wawancara yang sudah saya tonton, saya jadi tahu bahwa Isyana kecil bisa menghabiskan waktu lebih dari 6 jam sehari untuk bermain musik. Dia sudah tahu sejak awal bahwa dia ingin menjadi seorang musisi, maka, dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari apa yang menjadi tujuannya. Hasilnya? Ya, dia menjadi musisi sehebat sekarang.

Nah, sekarang, tentukan tujuan hidup kalian. Jangan ragu untuk memulai dari awal, dan ketahuilah bahwa versi terbaikmu haruslah lahir dari visimu sendiri, bukan visi orang lain. Jadi, jangan membuang energi untuk mencoba memenuhi keinginan orang lain.

II. Control Your Mind

Kita tidak bisa mengontrol orang lain, bukan? Jadi yang perlu kita lakukan adalah mengontrol pola pikir kita sendiri. Untuk bisa menjadi versi terbaik diri sendiri, kita harus lebih dulu mencintai diri kita apa adanya. Jadi;

1. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Apalagi jika yang kita bandingkan adalah hasil pantauan dari media sosial saja. Mereka yang "tampak" selalu bahagia, mungkin saja adalah mereka yang paling pandai menyembunyikan luka.

2. Jangan berusaha menyenangkan setiap orang. Kita tidak harus membuat semua orang menyukai kita. Now, it's time for you to live your life, and to please yourself.

3. Berhenti mengkritik dan menghakimi orang lain. Untuk menjadi versi terbaik diri sendiri, kita perlu menyingkirkan semua energi negatif. Saat kita membuang energi negatif pada orang lain (mengkritik dan menghakimi), kita berpotensi merusak harga diri kita sendiri, juga harga diri orang yang kita hakimi.

4. Jangan menunda-nunda pekerjaan. Asli, menuliskan ini bagaikan menampar diri sendiri. Arinta masih suka menunda-nunda pekerjaan soalnya, hiks.

5. Berhentilah berpura-pura mengetahui hal-hal yang tidak benar-benar kita ketahui. Bahasa sederhananya, jangan sok tahu. Kita tidak akan belajar apa pun jika berpura-pura sudah mengetahui segalanya.

6. Stop the negative self-talk. Self-talk adalah proses normal yang kita semua alami. Namun, ketika self-talk berisi hal-hal negatif, maka hal-hal negatiflah yang akan benar-benar terjadi.

III. Jangan Takut Gagal

Klise, yaa... Tapi bener sih, takut akan kegagalan malah membuat kita ngga melakukan apa-apa. Dan saya setuju banget dengan ungkapan bahwa nahkoda yang hebat tidak terlahir dari lautan yang tenang. You can't become the best version of yourself by playing it safe.

Jadi, kalau kalian punya impian, kejarlah dan jangan takut akan kegagalan apalagi takut jadi bahan omongan orang. Terkadang, pembunuh impian itu bukan kegagalan itu sendiri, melainkan rasa takut jadi bahan ghibahan ketika gagal. Ada yang sama?


Read More