Showing posts with label BloggerKAH. Show all posts
Showing posts with label BloggerKAH. Show all posts

My Before 40 Bucket List

Thursday, November 21, 2019

Umur memang menjadi rahasia Illahi. Tidak ada manusia yang tahu sampai kapan ia akan berada di dunia ini. Namun, tak ada salahnya bukan, jika kita mempunyai daftar impian sebelum usia kita menginjak kepala empat?

Saat ini saya berumur 31 tahun. Kok cepet ya? Rasanya baru kemarin umur 20, lalu menikah di umur 21. 😁 Jadi, untuk mencapai 40 tahun, masih ada 8,5 tahun yang tersisa. Cukup panjang untuk mengejar sebuah cita-cita. Tapi, namanya juga cita-cita, pastinya dikelilingi oleh hal-hal yang rumit, dan tergantung pada nasib. Wkwkwk ...

Lalu, apa saja sih, keinginan saya sebelum berumur 40 tahun?

1. Hafal 3 Juz Terakhir dalam Al-Qur'an

Yang ini tidak tergantung nasib sih, hanya tergantung pada seberapa kuat azzam saya untuk mewujudkannya. Seperti janji Allah dalam Q.S Al Qamar: 17 yang berbunyi: "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-quran untuk pelajaran. Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" sebenarnya Alquran itu mudah. Tinggal kitanya saja, mau mempelajarinya atau tidak.

Sebelum menikah dulu, sebenarnya saya sudah mulai menghafal juz 30. Hanya tinggal beberapa surat lagi saja, juz 30 saya hafal seluruhnya. Nah, setelah hamil dan memiliki anak, hafalan itu hampir hilang (banyak ayat yang tertukar-tukar), karena jeleknya saya, saya tidak rutin melakukan muroja'ah. Sekarang saya mulai mencoba menghafalnya kembali bersama anak-anak, sambil menemani mereka memenuhi target dari sekolah.

Semoga tahun depan saya lulus juz 30, dan tahun-tahun selanjutnya bisa bergeser ke juz 29 dan 28. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.

Menghafal Al-Qur'an
Menghafal Al-Qur'an

2. Umroh Berlima, dengan Suami, Anak-anak dan Bapak

7-8 tahun lagi kemungkinan Aga sudah baligh. Jadi, semoga kami diberikan rezeki untuk ke Mekkah sama-sama, sekeluarga. Aamiin YRA.

Kalau saat ini membayangkan berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk umroh berlima, rasanya kok mengkeret yaa ... Tapi bismillah saja lah, toh ada Allah yang Mahakaya. Tinggal minta sama Allah saja. 😊


3. Beli Tanah atau Sawah di Purworejo

Xixi, duniawi banget ya? Tapi itu impian saya. Kalau sudah dapat tanah, kelak akan saya tanami pepohonan, entah itu pohon buah-buahan atau pohon jati untuk investasi. Kalau ngga ya bertani.

Yakin mau bertani? Why not? Ya jangan bayangkan kami akan turun tangan sendirian sih, tapi mungkin kami akan menyuruh orang, dan kami bantu dikit-dikit. Hihi... Kayak Mbak Ani dan Mas Bintang waktu di OLI dulu lah.


4. Kembali ke Purworejo

Saya ngga tau apakah ini bisa terwujud dalam waktu dekat, karena kami sudah terlanjur membeli rumah di Solo. Anak-anak juga sekolah di sini. Jadi, biar waktu saja yang menjawab deh. Hehe... Hanya saja, jika nantinya suami fokus dengan studionya sendiri, untuk apa kami tinggal di Solo, ya kan? Biaya hidup di sini lebih mahal, cyiiin...


5. Fokus di Buku Anak

Sebenarnya tahun ini saya sudah memiliki satu antologi cerita anak. Tapi kan namanya juga buku hasil karya keroyokan berpuluh-puluh orang, rasanya tentu berbeda dengan saat kita bisa membuat buku solo.

Mulai tahun depan, saya berencana untuk menyisihkan setidaknya satu hari dalam seminggu untuk membuat cerita anak.

Buku Anak; Sekotak Cerita untuk Ananda
Buku Anak; Sekotak Cerita untuk Ananda


6. Pengen ke Padang, Lalu ke Jepang

Ini bukan impian yang urgent, artinya ngga apa-apa juga kalau baru akan terpenuhi setelah berumur 40 tahun, 50 tahun atau 60 tahun. Kenapa Padang? Karena saya ingin menyatukan kepingan masa lalu, hehe... Bukan karena saya pernah tinggal di sana, tapi karena waktu kecil saya sangat senang saat melihat tari piring di televisi.

Lalu tentang Jepang, ini juga karena anak-anak suka banget sama film-film Ghibli, seperti TOTORO, Spirited Away, atau The Secret World of Arrietty.

~~

Sebenarnya, keinginan terbesar saya saat ini itu aja sih, ngga banyak kan? Yang banyak tuh cuma keinginan-keinginan kecil, seperti menanam banyak tanaman di pot untuk mempercantik taman mini di depan rumah, lalu membeli bibit-bibit buah (mangga, duwet, jambu jamaika) untuk ditanam di Purworejo.

Baca ini yaa : Dari Janda Bolong Hingga Sri Rezeki, Tanaman yang Sedang Populer Saat Ini

Oya, ada lagi yaitu membeli sepeda supaya bisa dipakai untuk antar jemput Adek Aga. Ceritanya mau mulai berhemat BBM, gitu, demi bumi tercinta. Mau bikin komposter juga, supaya sampah organiknya bisa diolah jadi pupuk untuk tanaman-tanaman di depan rumah. Yang tak boleh terlupa, Bak PAH, untuk menampung air hujan sebagai langkah mengantisipasi kekeringan.

Nah, itu dia daftar impian saya. Cuma separuh dari impian Mbak Ran yang jumlahnya ada 10. Hehe... Oya, yang ini impiannya Mbak Widut. Baca juga, yaa... :)






Read More

Outfit Incaran untuk Lebaran

Tuesday, March 19, 2019

Puasa aja belum dimulai, tapi untuk lebaran, emak sudah sibuk memikirkan outfit apa yang akan dipakai. Duh Gusti, ampuni hamba yang sering lalai. 

Ide tulisan ini sebenarnya muncul karena saya, Mbak Ran dan Mbak Widut, sedang ngobrol-ngobrol tentang pakaian. Dari situ, secara kebetulan kami memiliki kebiasaan yang sama, yaitu membeli pakaian lebaran sebelum Ramadhan. Tujuannya apa? Supaya saat Ramadhan kami bisa fokus beribadah, tanpa terganggu kebutuhan-kebutuhan sepele semacam ini.

Jika Mbak Rani menulis tentang 4 Gamis Terfavorit - nya, saya mau menulis tentang gamis incaran untuk lebaran, karena gamis-gamis favorit saya sudah sata tulis di sini. Semua sudah muncul di instagram saya di @arinta.adiningtyas (follow yaa, haha), dan memang sering muncul di sana, karena koleksi gamis saya memang tak banyak. Jadi yang saya pakai memang itu lagi itu lagi.

Saya ini bukan termasuk orang yang sering membeli pakaian sebenarnya. Setahun paling hanya beli 2 pakaian saja, dan biasanya momennya ya saat menjelang lebaran begini. Makanya jangan heran kalau baju yang saya pakai itu lagi itu lagi. Hihihi... Maklum, saya bukan orang yang fashionable.

Untuk lebaran nanti, kemungkinan besar saya masih akan memakai gamis-gamis lama, karena meski mereka sudah bertahun-tahun bersama saya, sampai saat ini mereka masih menjadi favorit. Saya mah gitu orangnya, untuk pakaian, saya akan membeli yang benar-benar saya sukai. Saya nggak ingin uang yang sudah susah-susah saya kumpulkan, habis secara sia-sia. 


Nah, untuk tahun ini, saya sudah mengincar beberapa gamis. Tinggal ditimbang-timbang lagi berdasarkan harganya saja, hihi...


1. Dress dari Aska Label

Lilac Sabila dari Aska Label

Saya memang menyukai motif polos seperti ini. Tahun lalu, saya membeli gamis polos berbahan katun toyobo saat lebaran. Warnanya juga nggak jauh beda dengan foto di atas. 

Kalau saya beli gamis ini, kemungkinan besar saya akan diprotes oleh adik saya. Hahaha... Dia salah satu yang paling males kalau lihat saya pakai baju bernuansa pink lagi ungu lagi. Wkwkwk...

Habis gimana, namanya juga warna favorit, ya ngga? 


2. Dress dari Fattibile 

Danvy Long Shirt dari Fattibile

Nah, kalau yang seperti ini saya belum punya, hehe... Saya suka sih desainnya yang simpel. Dan sepertinya bahannya juga ringan dan adem. Sayangnya, harganya lumayan mahal untuk ukuran kantong saya. Kalau nggak salah sekitar 355K. Ya, ada harga ada rupa sih yaa.. Tapi uang segitu bisa dapat gamis toyobo 1 plus jilbab atau rok panjang kan, hihi... *emakirit

Tapi saya mau nyoba ajuin proposal ke suami dulu, siapa tau ntar doi mau beliin. Wkwkwk... Aamiin...


3. Sherly Dress dari Wearingklamby 

Sherly Dress dari Wearingklamby 

Dari penampakannya saja sudah kelihatan mevvah yaa... Tapi harganya ternyata nggak sampai 300K lho... Cantik ya, cuma lagi-lagi saya sudah punya dress yang mirip seperti ini, yang dibelikan mama mertua di lebaran dua tahun lalu.


4. Tunik motif garis-garis



Biar nggak dikira cuma suka gamis doang, ini nih, tunik yang saya banget. Saya tu memang suka banget sama motif garis-garis seperti ini. Tapi pernah waktu pengen beli gamis motif garis-garis, ee sama teman-teman dibilang mirip selimut, wkwkwk... Ngga jadi deh. Kalau tunik ini sih ngga kayak selimut lah yaa.. Cakep, adem gitu lihatnya.

Eh betewe, warna incaran saya koq antara biru dan pink / nude gitu yaa.. Hihi, iyaa, saya memang lagi suka warna-warna seperti ini.

Nah, nanti kalau sudah dapat gamis atau tuniknya, tinggal beli jilbab segi empatnya deh. Di tulisan yang lalu, saya sudah ceritakan ya, apakah saya tim pashmina atau tim jilbab kotak. Ya, meski saya tak jarang mengenakan pashmina, tapi sejujurnya jilbab favorit saya tetap jilbab kotak. Apalagi kalau warnanya seperti di bawah ini. Ya Allah... Pengen tak beli semuanya!









Tuh, cantik-cantik banget kan... Bikin pengen beli juga ngga? Yang jelas sih, tips dari saya, pilih dan pakai pakaian yang sesuai dengan karaktermu. Pakaian yang mungkin bagus saat dipakai oleh orang lain, belum tentu bagus juga saat kamu pakai. Begitu juga sebaliknya. So, be yourself, find your own style!

Oya, meski tulisan ini mencantumkan berbagai merek / online shop / brand fashion muslimah yang nge-hits banget di Instagram, tapi tulisan ini tidak mengandung promosi lho yaa.. Saya memang suka dengan produknya dan ingin memilikinya. Hehe... Pokoknya, model yang saya cantumkan di atas itu Arin banget lah. Semoga bisa menambah referensi teman-teman yang sedang mencari inspirasi outfit buat lebaran nanti yaa... Tapi sebelum itu, semoga kita selalu diberi kesehatan dan rezeki yang barokah, agar bisa terus beribadah. Aamiin YRA. :*




Read More

5 Hal yang Saya Syukuri di Tahun Ini

Sunday, December 30, 2018

2018 hampir usai. Tentu ada catatan kekurangan, tapi bagi saya, yang paling penting adalah kesadaran untuk berusaha memperbaikinya. Catatan itu salah satunya ada pada ibadah yang ala kadarnya. Ini yang amat saya sesali, dan semoga di hari yang akan datang, saya bisa lebih baik lagi.

Namun di luar itu, 2018 menjadi tahun yang penuh syukur. Ada beberapa hal yang akan saya tulis di sini, dan ada beberapa hal yang akan saya simpan sendiri. Hehe... Ya kan meski saya adalah blogger curhat, saya harus tetap punya rahasia. :')

Nah, yang paling saya syukuri di tahun ini adalah:

1. Jalan-jalan Sekeluarga

Bulan Februari yang lalu, alhamdulillah kami bisa jalan-jalan sekeluarga. Ini adalah momen yang sangat langka, dan tentunya sangat sangat saya syukuri. 

Pertama, kami berkumpul di rumah Mbak Ita di Semarang. Besoknya, kami jalan-jalan di Kebun Bunga Celosia di Bandungan, lalu ke Kebun Kopi Banaran. Alhamdulillah, bahagia sekali.



Naik sepeda di Kebun Kopi Banaran

2. Lebaran pertama di Purworejo

Ini juga momen langka, karena setelah menikah, seringkali saya melewatkan hari raya Idul Fitri di rumah mertua di Majalengka. Bukan berarti lebaran di Majalengka ngga menyenangkan yaa.. Di sana juga seru, apalagi biasanya di H-1 kami memasak bersama. Oma biasanya akan membuat sayur lodeh pepaya. Ini sangat spesial, karena di rumah-rumah lainnya tidak ada sayur ini. Dan saudara-saudara yang datang, biasanya sengaja mengosongkan perut untuk bisa mencicipi sayur buatan Oma ini.

Tapi, namanya lebaran di tanah kelahiran, tentu berbeda rasanya. Ada sepotong kenangan yang tak bisa didapatkan di tempat lain. Ya kan? Maka dari itu, tahun ini terasa sangat membahagiakan karena saya bisa berlebaran dengan bapak.



3. Masuk TV

Hehe, agak norak memang kalau saya menceritakan tentang pengalaman ini. Terserah deh apa kata orang. Yang jelas, momen ini tak akan terlupakan. 

Saya ngga akan mengulangi cerita itu di sini, karena saya sudah menuliskan dengan sangat gamblang di cerita di bawah ini;



4. Amay berhasil membuat pictorial book

Ini juga luar biasa. Saya yang sudah bertahun-tahun belajar membuat buku anak saja, belum bisa menerbitkan satu pun karya. Tapi Amay, di usianya yang baru 7 tahun, berhasil membuat sebuah buku anak, meski masih sangat sederhana. Dan dari hasil penjualan buku tersebut, Amay belajar berbagi dengan menyumbangkan seluruh keuntungan untuk korban gempa.

Baca ceritanya di sini yaa: 



5. Naik 1 level dalam membuat cerita anak

Kalau Amay sudah bisa membuat buku, saya baru belajar membuat cerita anak. Alhamdulillah, dua kali saya mendapat kesempatan belajar membuat cerita anak dari Bu Nurhayati Pujiastuti. Waktu itu, saya hanya komentar saja di status beliau. Alhamdulillah, hadiahnya adalah kelas gratis bimbingan membuat cerita anak.

Kelas Gratis ke 2

Kelas Gratis Pertama

Dan di akhir tahun ini, saya berhasil menjadi pemenang pertama lomba menulis cerita anak yang diadakan oleh IIDN Solo. Memang pesertanya nggak banyak, tapi tetap saja bikin bahagia, hihi..

Apalagi kemarin saya berhasil melewati tantangan menulis dengan tokoh manusia. Ya, biasanya saya lebih nyaman membuat fabel atau cerita dengan tokoh binatang. Jadi, lomba kemarin itu benar-benar di luar zona nyaman saya.



Baiklah, itu dia 5 hal yang amat sangat saya syukuri di tahun ini. Yang lainnya masih banyak, tapi saya simpan di hati saja yaa.. Hihi.. 

Kalau teman-teman, apa saja pengalaman membahagiakan di tahun ini? Cerita yuk, supaya kita selalu punya alasan untuk bersyukur. :)

Nantikan tulisan Mbak Ran dan Mbak Widut tentang kebahagiaan mereka di tahun ini juga yaa... :)


Read More

#BloggerKAH di Mataku

Friday, October 19, 2018




Kalau teman-teman sering baca kayusirih.com, biasanya tiap tanggal 19 ada label khusus dengan hestek BloggerKAH. FYI, BloggerKAH tuh isinya Arin, Mbak Ran dan Mbak Widut. Kenapa dinamakan BloggerKAH? Sebenarnya nama ini aku yang usulin, sih. KAH adalah inisial nama anak-anak kami; Kevin (anaknya Mbak Widut), Amay Aga (anakku) dan setahun belakangan ada Alisha (anaknya Mbak Ran), juga Han (anaknya Mbak Ran).

Kami dipersatukan oleh grup Arisan Link dari Blogger Perempuan. Sebelumnya kutak mengenal mereka, karena meski kami sama-sama blogger, tapi circle pertemanan kami berbeda. Awal-awal ada grup arisan link BP itu, kami bertiga merasa nyambung satu sama lain, hingga kami memutuskan untuk ikut lomba me-review novel Sitti Nurbaya. Nggak ada yang menang di antara kami bertiga, jadi adil ya? Hahaha...

Nah, untuk kolaborasi bulan ini, kami memutuskan untuk mengulik karakter kami bertiga. Ini Mbak Ran yang ngusulin sejak akhir bulan lalu. Nggak tau tuh, orangnya ngebet banget dan paling semangat nulisnya. Dan fakta memang membuktikan, doi selesai duluan nulisnya.

Kalau mau baca tulisan Mbak Ran, baca di sini ya: Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Personil BloggerKAH


Jujur ya, kurang lebih 2,5 tahun mengenal mereka, hari-hariku jadi lebih berwarna. Sebenarnya aku pernah nulis tentang Mbak Ran dan Mbak Widut di sini dan di sini lho, tapi kan dulu belum kenal banget nget nget... Apalagi dulu tuh cuma sekedar memenuhi kewajiban arisan link aja.

Dan untuk saat ini...

Mbak Ran di Mataku

Sosok Wanita Karir yang Strong

Kalau kami, jam 6 masih males-malesan, doi udah nongkrong di kantor. Mbak Ran tiap hari bangun pagi banget untuk nyiapin semuanya, termasuk mandiin Mas Han dan baby Alisha. Habis itu, Mbak Ran bermigrasi ke rumah ibundanya untuk menitipkan Alisha. Pulang kantor, Alisha diambil lagi untuk dibawa pulang. Begitu setiap hari.

Aku bayanginnya aja udah capek... Makanya memang aku nggak layak banget jadi wanita karir.

Pinter Atur Uang

Di antara kami bertiga, Mbak Ran paling jago dalam mengelola keuangan. Mbak Ran yang ngajari kami untuk misahin uang anak-anak dengan uang pribadi. Aku udah mulai nyoba sih, meski ujung-ujungnya kalau pas ada keperluan mendadak, uang anak-anak kepake juga. Hiks...

Pengetahuannya Luas

Sama kayak Mbak Widut, Mbak Ran ini punya pengetahuan yang luas. Apalagi setelah bergabung dengan Institut Ibu Profesional dan Kudus Babywearers, aku yang lebih dulu menikah dan lebih dulu punya anak dibanding mereka, malah jadi orang yang paling kudet di grup ini. Pity me...


Rani R Tyas

Paling Logis

Kalau pas aku curhat di grup, biasanya Mbak Widut ikut baper. Begitu juga saat Mbak Widut curhat, aku ikut baper. Nah, tapi orang yang satu ini, suka ngasih nasihat yang logis. Nggak ikut baper, nggak ikutan menye-menye, tapi des des des, gitu. Kadang aku merasa, hih Mbak Ran koq nggak ngerti perasaanku sih (namanya juga mood lagi jelek, yekan..). Tapi besoknya ketika mood-ku udah kembali normal, aku pikir-pikir lagi kalau saran Mbak Ran memang masuk akal.

Hehe, aku kadang suka lola emang. Loading-nya lama.

Tetep Absurd

Ini aku udah tau dari awal kenal sih. Mbak Ran juga mengakui sendiri kalau dia tuh paling absurd. Ke-absurd-annya tuh kayak gini misalnya; Tiba-tiba di grup, doi muncul dengan tulisan yang agak panjang. Kirain mau curhat tentang apaaa gitu kan... Ternyata dia cuma mau cerita tentang sosok seperti di bawah ini:

inget Mbak Ran, inget ini. #eh

Penasaran nggak sama ceritanya Mbak Ran? Intinya, beberapa malam sebelumnya, dia lihat sebuah bis yang membawa karyawan pabrik lewat depan rumahnya. Lampu di dalam bis menyala terang. Dan yang menarik perhatiannya adalah sesosok perempuan berambut panjang acak-acakan, berbaju putih, dan berwajah pucat, duduk di belakang.

Nyebelin kan?

Makanya di tulisanku tentang Mbak Ran 2 tahun lalu, kusebut dia sebagai “cenayang jadi-jadian” dan “Nyai Ran”. Habisnya selain suka sok-sokan meramal, Mbak Ran juga suka banget cerita tentang hal-hal mistis gitu. Aku curiga, jangan-jangan poci di rumah ini tu dikirim Mbak Ran dari Kudus. Hahahaha... Becandaaa...

Kalau teman-teman pengen bacaan yang rada mistis juga, baca ini ya: Saat “Dia” Tertawa di Sampingku. Tulisan itu juga hasil kolaborasi sama BoggerKAH. Siapa yang usul tema itu? Mbak Ran lah, haha...

Duh, nulis tentang Mbak Ran aja udah lebih dari 500 kata. Kita pindah ke Mbak Widut yaa...

Mbak Widut di Mataku

Paling Baperan

Setuju sama Mbak Ran, dari kami bertiga, yang level baperannya paling parah adalah Mbak Widut aka emaknya K ini. Sebentar dia ketawa, terus sebentar kemudian dia bisa nangis. Ketawa sama nangisnya pake emoticon doang sih.. Hahaha.. Ya kan di WA Grup ah, gimana to?

Nggak Tegaan

Kalau teman-teman mampir ke blognya, di sisi kanan Mbak Widut menuliskan bahwa ia adalah seorang deaf blogger. Ya, Mbak Widut mengalami HoH atau Hard of Hearing. Dan kadang, ada orang-orang tak punya hati yang menertawakan kekurangannya ini.

Mbak Widut yang baperan curhat di grup. Dia sedih sekaligus marah. Aku pun sering kebawa emosi, sampai-sampai sering kusarankan untuk membalas perbuatan mereka ini. Duh, aku tuh gimana ya? Dicurhati, bukannya bantu menenangkan, malah nambah-nambahi beban. Jangan ditiru yaa... Tapi orang kayak gitu sesekali memang perlu dikasih pelajaran. *wkwwk *tetepemosi

Alhamdulillah, Mbak Widut ini hatinya luar biasa, nggak kayak Arinta. Ketika di lain waktu orang yang menghinanya ini butuh uang, Mbak Widut tetap mau meminjamkan. Alasannya apa lagi kalau bukan karena nggak tega dan merasa kasihan?

Paling Paham Coding

Urusan blog, aku sering tanya-tanya sama Mbak Widut. Kalau pas rada rumit, dia akan tanya suaminya, yang kusebut Abahe K. Mbak Widut dan suaminya itu seperti tumbu ketemu tutup. Mereka adalah Blogger Sejoli (mereka punya blog yang dikelola bareng, namanya bloggersejoli) yang sering aku repoti.

Nih, gara-gara mereka nih aku jadi manja. Waktu Abahe K bilang, “Blogmu belum https, Mbak,” aku langsung jawab, “Bantuin!” Hahaha, dasar Arin, paling males kalo disuruh mikir. Dan tau nggak, besoknya aku dibikin terharu karena blogku udah https semua. Ya Allah, mereka tuh yaa...

Paling Sholihah

Mbak Widut dan suaminya punya pengetahuan agama yang luas. Mereka sering bikin postingan yang berbau agama. Dan tulisan Mbak Widut, baik itu di blog maupun di status media sosial, sering banget memakai kata “Dhawuhe Yai”. Apa artinya? Mbak Widut ini paling patuh orangnya, nggak hanya pada sang suami, tapi juga pada orang tua dan gurunya.

Dan bagiku, level tertinggi seorang manusia, adalah yang paling baik akhlaknya. Setuju?

Okay, nggak kalah sama Mbak Ran, tulisan ini pun udah tembus 1.000 kata. Hehe.. Anyway, thanks for being my best friend, guys... Sampai jumpa di kolaborasi berikutnya yaa.. : )








Read More

Makan Lalapan Terancam Toksoplasma? Duh, Gimana Ya?

Tuesday, August 14, 2018


picture taken from Pixabay, edited by Kayusirih

Beberapa hari lalu, seseorang mengirimi saya pesan via instagram. Konon, si Mbak sengaja mencari nama saya setelah membaca tulisan saya tentang toksoplasma. Ya, bisa ditebak, si Mbak terkena toksoplasma, karena sering kontak dengan kucing. Jujur, saya sedih banget waktu baca curhatannya.



Chat beliau melalui Instagram saya


Oya, tulisan yang dibacanya adalah; Belajar Tentang Toxoplasma Gara-Gara Rahayu Pawitri 

Percakapan saya dengan si Mbak, saya tunjukkan kepada Mbak Rahayu Pawitri (Mbak Wiwit) juga. Dan kata Mbak Wiwit, saat ini Mbak Wiwit sedang berusaha untuk melakukan penyembuhan dengan caranya sendiri. Kita doakan sama-sama yuk, semoga Mbak Wiwit berhasil, dan nanti bisa cerita ke kita lewat blognya. ☺

Nggak berhenti di situ, pas screenshot percakapan saya dengan si Mbak yang terkena infeksi toksoplasma itu saya buat status di WA, seorang tante cantik nan sholihah pun mengaku terkena toksoplasmosis okular, yaitu toksoplasma yang mengenai mata. Penyakit ini menyebabkan gangguan penglihatan, muncul floater (nik-nik, seperti ada benda kecil yang melayang-layang menghalangi pandangan) pada mata. Kemungkinan terburuk jika terinfeksi parasit Toxoplasma gondii di area mata adalah kebutaan. :( 

Alhamdulillah, saat ini tante cantik nan sholihah itu sudah sembuh, dan sudah memiliki putri kecil yang imut dan lucu. Apakah si tante ini memelihara kucing? Tidak. Lalu tertular toxoplasma dari mana? Dari LALAPAN.

Sedih ya? Niat mengonsumsi sayuran segar gitu kan biar badan sehat. Ini malah kena penyakit. 

Secara kebetulan, kemarin #BloggerKAH juga ingin berkolaborasi membahas lalapan ini. Nanti dibaca ya tulisan Mbak Ran di sini dan Mbak Widut di sini. Saya, Mbak Rani dan Mbak Widut, memang suka sekali makan sayur. Saya bahagiaaaa banget kalau pas ke Rumah Makan Khas Sunda, karena Masakan Sunda itu surganya lalapan.

masakan sunda, siapa tak tergoda?

Timun, kemangi, kubis / kol, daun selada, kenikir (atau orang Purworejo menyebutnya suring), kacang panjang, adalah beberapa contoh lalapan kesukaan saya. Tapi, saya menemukan daun lalapan enak, waktu saya melewati Sumedang akhir tahun lalu. Namanya adalah Daun Tespong. 

Daun Tespong ini bentuknya hampir mirip dengan daun seledri. Rasanya semriwing. Dan ternyata, khasiat dari daun tespong ini banyak sekali. Mengutip satuharapan.com, selain banyak dikonsumsi sebagai lalapan, daun tespong juga dipercaya sebagai obat anti nyeri pinggang, demam, flu, memar, juga obat digigit ular dan kalajengking. Itulah sebabnya, banyak kalangan akademisi yang tertarik untuk meneliti khasiat tanaman ini. Seperti Tina Rostinawati, MSi, Apt dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, yang menemukan bahwa daun tespong berpotensi sebagai anti mikroba.

Lebih hebatnya lagi, transferfactorformula.com juga menuliskan khasiat daun tespong sebagai anti kanker. Kandungan antioksidannya yang tinggi, mampu menghambat aktivasi karsinogen yang memicu sel kanker. Daun tespong juga mengandung unsur-unsur seperti flavonoid, fenilpropanoid, dan asam fenolik, yang kesemuanya itu mampu mencegah timbulnya sel kanker dalam organ tubuh.

Ini penampakan lebih dekat daun tespong yang kayak manfaat itu yaa.. Tapi plis, jangan salahkan saya kalau pada ngiler dengan makanannya.. Saya pun kangen dengan semua makanan itu, hiks.. 

daun tespong, lalapan di masakan sunda. duh lezatnya..

Jadi kangeeen sama Masakan Sunda. Kangeeen sama daun tespong juga. Tapi, duh, takut sama toksoplasma juga. Gimana ya, biar bisa tetap nyantai makan sayuran segar tanpa khawatir terkena protozoa parasit mengerikan itu?

Nah, pas ingat sayuran mentah, saya langsung auto connect pada diet sehat ala food combining (FC). Kebetulan saya kenal salah satu pelaku FC, yaitu Mbak Widyanti Yuliandari. Beliau juga merupakan penulis buku berjudul "Food Combining Pola Makan Sehat, Enak dan Mudah".

Ini dialog saya dengan beliau, setelah saya ceritakan tentang teman-teman yang terkena toksoplasma karena mengonsumsi lalapan atau sayuran mentah.

Arin: "Mbak Wid kan pelaku food combining yaa, yang sering mengonsumsi raw food. Ada cara tidak, supaya buah dan sayur yang kita konsumsi terhindar dari virus (saya salah, Toxoplasma gondii ini bukan virus, tapi protozoa parasit) ini? Kan serem ya, niat mengonsumsi sayuran segar supaya sehat, malah kena penyakit yang sulit disembuhkan.."

Mbak Widyanti
"Pertama perlakuan buah dan sayurnya ya. Karena keduanya dikonsumsi terutama mentah. Sayur dan buah harus dicuci bersih di air mengalir. Ambil air sebaskom, beri cuka apel 3 sendok lalu rendam sayurannya (3-5 menit). Setelah itu bilas kembali di air mengalir.

Kedua cara makan. Buah atau sayur yg berkulit sebaiknya dikupas terutama jika tidak organik.

Yang tak kalah penting yaitu Kunyahan. Mengunyah harus saksama dan sampai sangat halus. Tujuannya supaya air liur melaksanakan tugasnya membunuh kuman. Walau dalam bentuk jus, tetap harus dikulum2 supaya nyampur dg liur.

Dan kalau pola makannya sudah benar, sebetulnya kuman bakal susah kok hidup di tubuh. Karena sifat tubuh jadi agak basa sedangkan kuman suka PH asam."

Alhamdulillah, ngobrol dengan Mbak Wid, saya jadi tercerahkan. Nah, setelah membaca penjelasan Mbak Widyanti tadi, jangan takut lagi ya untuk mengonsumsi lalapan. Kalau mau makin sehat lagi, teman-teman bisa coba diet ala Food Combining. Biar lebih jelas lagi, teman-teman bisa beli buku Food Combining karya Mbak Widyanti Yuliandari ya.. Semangat sehat semuaaa... ☺

buku Food Combining karya Widyanti Yuliandari, S.T. 

Read More

Mengenang Kebaikan Orang Lain, Agar Aku Selalu Ingat, Aku Sangat Beruntung

Thursday, July 19, 2018


take and give. berbuat baiklah, dan jangan mengharap balasan.

Beberapa waktu lalu, saya sempat membuat IG story tentang ibu kost. Saya cerita bagaimana baiknya beliau pada saya saat menjadi anak kost-nya. Ada yang baca ngga? Engga? Duh.. makanya follow instagram @arinta.adiningtyas dong..xixixixi..

Intinya, saya "beberkan perbuatan" beliau yang bikin saya ngga enak cuma bayar 300 ribu sebulan (tahun 2009-2010). Saya pernah tulis juga di blog ini sih, judulnya: Ibu Kost Terbaik Sedunia

Nah, sempat tuh ada yang membalas story saya dengan begini:



Iya memang, banyak "ketidakberuntungan" yang terkadang membuat saya berandai-andai menjadi orang lain. Tetapi, alhamdulillah saya sering dibuat "sadar", saya masih sering diingatkan untuk bersyukur bahwa meski dikelilingi keterbatasan, kemahabaikan Allah masih sangat amat sering saya rasakan. Salah satunya lewat ibu kost tadi.

Nah, kali ini, berkolaborasi dengan #bloggerKAH, saya ingin menuliskan kebaikan-kebaikan yang dulu pernah saya terima dari orang lain. Kenapa sih kok harus ditulis? Supaya saya tidak lupa, dan supaya saya selalu ingat untuk senantiasa bersyukur. Kalau sudah dimudahkan untuk bersyukur, insya Allah tidak mudah mengeluh. Ini ada kaitannya dengan “Heart Field” yang pernah saya tulis yaa...


Yang tidak saya tulis di sini, bukan berarti saya lupa yaa.. Tetapi, biar nggak bosan bacanya, saya pilih beberapa contoh saja. Insya Allah, semua orang yang pernah berbuat baik pada saya, saya ingat selalu, karena saya pernah membaca tulisan seperti ini: Yen awakmu gawe becik marang liyan, tulisen ing pasir. Yen wong liya gawe becik marang awakmu, tulisen ing watu.

Intinya, jika berbuat baik pada orang lain, segeralah hapus dari ingatan. Tapi jika kita mendapat kebaikan dari orang lain, pahatlah kebaikan itu dalam kenangan. Sepakat ya?

Nah, ini beberapa kebaikan yang pernah saya alami;

1. Anggi (Elvira Ardiputri Anggraeni), membantu saya memasang rantai sepeda saat SMP dulu.

Dulu saat masih SMP, tiap berangkat sekolah, saya selalu lewat depan rumah Anggi. Anggi adalah seorang anak tentara, teman sekolah saya. Meski satu angkatan, tapi saat itu saya belum kenal dia. Saya baru mengenalnya setelah kami satu kelas saat SMA.

Suatu hari saat akan berangkat Pramuka, tiba-tiba rantai sepeda saya lepas, persis di depan rumah Anggi. Kebetulan, saat itu Anggi ada di depan rumah, bersiap untuk berangkat juga.

Alhamdulillah, Anggi membantu saya memasang rantai sepeda yang lepas itu. Tapi hebatnya, ketika saya ingatkan lagi peristiwa itu beberapa waktu yang lalu, dia tidak ingat sama sekali. Woow..orang baik memang kayak gitu. Semoga Allah membalas semua kebaikanmu. ☺❤❤❤☺

---

Oya, omong-omong soal rantai, beberapa waktu lalu, Opik (adik saya) juga mengalami kejadian serupa. Bedanya, yang Opik alami adalah putusnya rantai sepeda motor. Saat itu dia baru pulang kuliah selepas maghrib.

Sore itu sekitar bulan Februari, hujan turun cukup deras hingga membuat listrik padam. Karena listrik padam, sementara baterai handphone saya hampir habis, saya pun mematikan handphone saya. Kebetulan lagi, Mas Yopie baru pulang dari Magelang dan Jogja, jadi saya fokus menyambut beliau, dan sedikitpun tidak terpikirkan Opik yang belum pulang.

Tak dinyana, Opik ternyata menghubungi saya berkali-kali. Ya Allah, jika mengingat kejadian sore itu, saya langsung terbayang bagaimana gundahnya Opik, malam-malam, gelap, hujan, motor rusak, dan dia masih cukup jauh dari rumah.

Alhamdulillah, datang seorang bapak berhati baik yang dikirimkan Allah SWT untuk membantu Opik. Bapak-bapak itu membantu Opik sampai rumah dengan menarik motornya memakai tali. Dan karena talinya sempat putus, Alhamdulillah, ada satpam di sebuah perumahan yang mereka lewati, berbaik hati memberi mereka tambang.

Tau tidak, bapak itu berasal dari Sragen, masih cukup jauh dari rumah, tetapi beliau berkenan membantu Opik, dan menolak ketika kami ingin memberi selembar uang sebagai tanda terima kasih.

“Jangan nilai apa yang sudah saya lakukan tadi dengan uang, Mas (Mas Yopie). Saya ikhlas, lillahi ta’ala, ingin menolong mbaknya. Saya ini seorang bapak, anak saya juga hidup di jalanan (putranya baru lulus SMK dan sudah bekerja di Jakarta). Saya berharap, dengan saya membantu mbaknya, Allah juga membantu anak saya kalau ada kesulitan di sana.” Begitu kira-kira alasan si bapak.

Sayangnya, beliau lupa berapa nomor teleponnya. Kami juga tidak tau bagaimana wajah beliau, karena kondisi malam itu gelap, hanya diterangi cahaya lilin. Mas Yopie sih sempat memberi kartu nama, tapi hingga saat ini beliau belum menghubungi kami. Semoga Allah pertemukan kami kembali. Dan semoga beliau juga selalu diberi perlindungan illahi. Aamiin.

tolong-menolong

2. Seorang bapak melindungi saya dari pengganggu di KRL.

Hidup di ibu kota itu berat, untuk saya yang sejak kecil tumbuh dalam lingkungan yang penuh kedamaian dan ketentraman. Saya terbiasa berbaik sangka pada setiap orang, karena orang-orang di sekeliling saya memang baik-baik.

Tapi suatu hari, keramahan saya disalahgunakan.

Sore itu, seperti biasa saya menunggu KRL yang akan membawa saya dari Cilebut menuju Pasar Minggu, sambil membaca al-ma’tsurat. Daripada bengong, lebih baik berdzikir kan ya...

Tiba-tiba seseorang menyapa. Dia kemudian bertanya, kereta menuju Jakarta ada di jalur mana? Saya jawab, “yang utara, Pak.” Beliau kemudian bercerita ngalor gidul, saya mendengarkan.

Tak berapa lama, kereta yang saya tunggu pun tiba. Saya segera masuk, diikuti orang itu. Karena tidak mendapat tempat duduk, saya pun berdiri. Orang itu berdiri di samping saya. Begitu kereta melaju, dia menawarkan charger yang ia punya untuk saya beli. Karena saya tidak membutuhkan charger seperti yang ia miliki (semacam kabel yang bentuknya entah, saya juga ragu apakah itu charger betulan), ditambah harga yang ia tawarkan teramat mahal untuk kantong mahasiswa macam saya yang harus bekerja di pagi harinya, saya pun menolaknya dengan halus. Namun, orang ini terus memaksa saya untuk membelinya. Saya sampai risih.

Alhamdulillah, seorang bapak-bapak baik membantu saya. Beliau menyuruh saya pindah ke gerbong lain (kebetulan saya berdiri di dekat rangkaian gerbong itu lho, yang menghubungkan satu gerbong dengan gerbong lainnya), kemudian beliau menghalangi si bapak yang tadi memaksa saya membeli charger itu, karena si bapak mau mengikuti saya lagi.

“Lu di sini aja, jangan ganggu orang. Beraninya sama perempuan!” kata bapak-bapak yang baik itu. Alhamdulillah, Allah masih menolong saya dengan mengirimkan orang lain yang tidak saya kenal sama sekali. Sampai saat ini, jika mengingat beliau, saya selalu berdo’a semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan untuknya, juga untuk keturunan-keturunannya. Aamiin...

---

Ih, baru juga tiga cerita, tapi tulisannya sudah sepanjang ini. Ini belum cerita tentang kebaikan Mbak Ran yang suka membantu saya mengisi google form kalau lagi ada job, juga Mbak Widut dan suaminya yang membantu saya ngutak-atik blog ini lho. Belum lagi kebaikan-kebaikan Om, Bulik, saudara, juga para sahabat lainnya. 

Dan kalau ditarik benang merah, sebenarnya kebaikan-kebaikan itu ada karena apa sih? Ya, karena hati-hati kita masih dipenuhi rasa cinta. ❤❤❤

love. coffee. from kayusirih.com

Tapi meski saya tak menuliskan semuanya, insya Allah saya ingat selalu kebaikan kalian. Dan insya Allah tiap saya mengingatnya, saya berdoa semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan kebaikan yang berlimpah pula. Aamiin YRA. J

Baca cerita kebaikan Mbak Widut di Pensiun yang Tertunda dan Murid Berkebutuhan Khusus juga cerita kebaikan Mbak Ran di Kejutan di Balik Kebaikan Kecil. ❤❤❤

Read More

Lika-liku Bisnisku

Monday, February 19, 2018


There are no secrets to success. It is the result of preparation, hard work, and learning from failure. (Colin Powell) 
Nulis bareng #BloggerKAH kali ini sedikit berbeda, karena tumben-tumbenan kita mau bahas soal bisnis. Biasanya, kami curhat tentang anak-anak atau suami atau tentang "kebaperan" diri, yekan? Tapi, semoga tetap membawa manfaat yaa, karena kami mau bahas soal bagaimana kami making money. Yuhuuu... Semoga seru.

Teman-teman yang sudah berteman lama dengan saya, tentu tak asing lagi dengan bisnis jumpalitan ala saya. Dulu waktu kuliah, sempat jualan tupperware buat nambah uang jajan, sambil bantuin temen liqo'. Cuma modal katalog, omset saya bisa jutaan waktu itu. Keuntungannya, bagi dua sama teman saya, yang nyediain barangnya. Asik kan? Apalagi kalau ada bonus barang, alhamdulillah bisa dipakai sendiri juga. 

Setelah menikah dan nggak ngapa-ngapain di rumah karena praktis saya berhenti mengajar, saya coba-coba ikut bisnis di Oriflame. Asik sih, jadi banyak teman, dan saya jadi belajar dandan, wkwkwk... Tapi karena bisnis MLM itu masih jadi perdebatan apakah ini bisnis hitam atau putih, akhirnya bisnis ini saya tinggalkan. Kebetulan banget, saat itu saya mulai hamil Aga, yang mana mual muntahnya bikin nggak bisa fokus sama downline-downline saya. Padahal, menjalani bisnis MLM itu perlu banget memusatkan pikiran untuk membina downline. Ya sudah, saya anggap kehamilan saya ini sebagai pintu keluar. 

Lepas dari Oriflame, saya bertemu sepupunya suami saat halal bihalal. Di rumahnya, saya lihat berbagai macam mukena. Karena beneran jatuh cinta, akhirnya saya jualan mukena. 


Alhamdulillah sih, karena waktu itu jelang lebaran idul adha, jadi laris banget. Oya, Teh Kiki sekarang juga bikin gamis yang cantik-cantik banget, lho. Modelnya juga elegan, Ciiin.. Hihihi...
 
Gamis Zakizakia

 
Kalau ditanya kenapa nggak dilanjutin? Jawabnya karena kalau mukena itu jarang yang repeat order, wkwkwk... Kalau udah beli 1, trus beliin buat saudara atau anaknya gitu, ya udah. Kan nggak mungkin pada beli tiap bulan, xixixi... Selain itu, mukena itu larisnya menjelang idul fitri dan idul adha doang. Setelah idul fitri dan idul adha lewat, sepi lagi.

Kemudian, saya ganti lagi, jualan cilok. Nah, ini juga laris banget, alhamdulillah. Ciloknya istimewa soalnya, karena ada isiannya di dalamnya. Enak banget, saya aja ngga bosen-bosen makannya. Jadi untungnya itu ya buat dimakan sendiri, hahaha.. Atuh, suami dan anak-anak juga suka soalnya. Tapi sayang, teman saya ada kendala di produksinya. Sedih banget deh. Padahal saya udah kangen sama ciloknya, banyak yang udah nanyain juga.


Ide jualan
bisnis cilok

Dulu, sambil jualan cilok, saya juga jualan silky dessert. Ini juga enak, semacam puding dari susu gitu. Manisnya pas. Teksturnya lembuuut, kayak sutera. Anak-anak suka banget pokoknya.

Karena kami ini pada doyan makan semua, jadi keuntungan jualannya ya dimakan lagi, hahaha... Habis nggak tega kan kalau anak minta trus nggak dikasih. :D

Nah, sudah lebih dari setahun ini saya nggak jualan cilok dan silky dessert lagi.

Baru mulai beberapa bulan lalu, saya jualan buku. Kebanyakan sih buku-buku anak, karena kebetulan Amay suka baca. Amay itu, meski sudah berlangganan Bobo, tapi masih suka kurang. Emak tekor kan kalau beli buku baru terus? Akhirnya kalau ada buku bekas yang sekiranya bagus, saya beli. Dari situ saya juga jualan buku lainnya.

Alhamdulillah, sambil menyelam minum air, pokoknya, hehe.. Oya, kalau mau follow instagram toko buku online milik saya, silakan follow @ibukabuku yaa.. Dan ditunggu ordernya, xixixi...

Baca juga: Jangan Jadi Online Shop Nyebelin

Oya, sejak beberapa bulan berjualan buku, buku anak yang paling laris di toko saya saat ini, adalah ini:

1. Amazing Series, yang 1 setnya terdapat 11 judul. Meski 1 set, tapi Amazing Series ini dijual terpisah. Dan dari 11 judul buku Amazing Series, dua judul ini adalah yang terlaris. :)

amazing series, buku anak islam yang laris.

amazing series. buku anak islam yang laris. 


2. Fabel di Sekitar Para Nabi
Buku ini berisi kumpulan cerita tentang hewan-hewan dalam Al-Qur'an. Ada kisah tentang rayap ompong yang bertugas merobohkan tongkat Nabi Sulaiman, paus yang ketakutan karena telah menelan Nabi Yunus, laba-laba yang berusaha melindungi Nabi Muhammad dari kejaran kaum kafir, dan masih banyak lagi.

buku anak islam, fabel di sekitar para nabi


3. Kisah-Kisah Birrul Walidain yang Melegenda
Buku ini berisi kisah luar biasa orang-orang saleh yang sangat berbakti kepada orang tua. Kisah-kisahnya pantas untuk dijadikan teladan dan inspirasi bagi kids jaman now. :D

buku anak islam, kisah birrul walidain yang melegenda

Pasti penasaran ya, kenapa saya suka gonta-ganti barang dagangan? Iya, sebenarnya ada beberapa alasan sih.

Pertama, saya belum bisa benar-benar terjun di dunia bisnis, karena saya moody-an. Jadi, selama ini saya berbisnis untuk having fun. Daripada diem, gitu. Saya tau, kalau mau jadi pebisnis sukses, harus stay focus dan keep on track. Tapi, kembali lagi bahwa saya berjualan itu hanya untuk sambilan dan untuk bersenang-senang, jadi saya ingin selamanya begini. Hihi... Kan yang penting hepi.

Kedua, ini mungkin bisa ditebak ya.. Saya menjual benda yang ingin saya miliki. Jadi kalau saya ingin mukena, saya jual mukena. Ketika saya ingin makan cilok, saya jual cilok. Ingin buku, jual buku. Begitu. Semoga sih, bisnis yang terakhir ini bisa saya geluti sampai nanti yaa.. Karena kebutuhan saya dan anak-anak terhadap buku, mungkin nggak akan berhenti selama kami masih haus akan ilmu.

Saya mah mau inget quote di bawah ini aja deh, karena bisnis harus kita kerjakan dengan dan untuk kebahagiaan. :)
A business that makes nothing but money is a poor business. (Henry Ford)
Setuju? :D

Sekarang kita cari tau yuk, bisnisnya Mbak Ran dan Mbak Widut yang berbisnis dengan kondisi Hard of Hearing. :)
Read More