Update Peserta "Giveaway Menyambut Ramadhan"

Saturday, May 2, 2015

Mohon maaf sebelumnya karena tidak sesuai dengan janji saya yang akan meng-update peserta tiap hari sabtu, saya baru bisa meng-update lagi hari ini, bertepatan dengan resminya giveaway ini saya tutup. Alhamdulillah, terima kasih sedalam-dalamnya saya haturkan pada teman-teman karena telah berkenan ikut meramaikan giveaway perdana saya. Rasanya haruuu sekali. Tanpa berpanjang kata, peserta yang telah mendaftar adalah:

1. Pakde Abdul Cholik
 http://abdulcholik.com/giveaway/nostalgia-ramadhanberpuasa-di-india

2. Rina Rinz
http://www.lovrinz.com/2015/04/mukena-cantik-di-ramadhan-pertamaku.html

3. Ika Puspitasari
http://bundafinaufara.blogspot.com/2015/04/ramadhan-ibu-lotek-dan-sarung.html?spref=fb

4. Ika Hardiyan Aksari
http://ichaituika.blogspot.com/2015/04/ohmukena-parasit.html

5. Naelil M
https://naeliltheclimber.wordpress.com/2015/04/30/berdagang-mukena-di-turki-kenapa-tidak/

6. Dian Maretha
http://maretha-yesican.blogspot.com/2015/05/mukena-parasitku.html

7. Tyaseta Rabita
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com/2015/04/kisah-puasa-mukena-dan-lebaran.html

8. Lyliana Thia
http://bundavania.blogspot.com/2015/05/anak-anak-dan-mukena.html

9. Tarry KittyHolic
http://tarryholic.blogspot.com/2015/05/hamil-muda-di-bulan-ramadhan.html

10. Lathifah Iffah
http://umminyahimdaisya.blogspot.com/2015/05/ada-siapa-di-punggungku.html

11. Susanti Dewi
http://www.santidewi.com/2015/05/sekelumit-cerita-di-saat-ramadhan.html

12. Kania Ningsih
http://catatantentangbuahhati.blogspot.com/2015/05/antara-mukena-dan-tokek.html

13. Rita Asmaraningsih
 http://www.rita-asmara.com/2015/05/kenangan-ramadhan-ketika-kanak-kanak.html

14. Liswanti Pertiwi
http://new.penacinta.blogdetik.com/2015/05/17/ketika-ramadhan-datang

15. Rebellina Santy
http://rebellinasanty.blogspot.com/2015/05/mukena-istimewa-dari-papa.html

16. Irma Essanovia
https://essanovia.wordpress.com/2015/05/13/arti-mukena-untuk-seorang-irma/

17. Hastira S.
http://mamahtira.blogspot.com/2015/05/mukena-putih-vs-seprei-putih.html

18. Noer Ima Kaltsum
http://kahfinoer.blogspot.com/2015/05/mukena-cantik-dari-anak-asuh.html

19. Riska
http://anakbawangimut.blogspot.com/2015/05/tragedi-mukena-ramadhan.html

20. Okti Li
http://tetehokti.com/2015/05/20/larangan-mukena-dan-hantu-manusia/

21. Ummi Nadliroh
http://umminadliroh.blogspot.com/2015/05/kenangan-ramadhan-masa-kuliah-iba-yang.html

22. Kafaqi
http://kafaqi.blogspot.com/2015/05/ramadhan-romantis-di-kampung.html

23. Nindya Prayastika
http://republiknindy.blogspot.com/2015/05/kenangan-mukena-stroberi.html

24. Khairiah
http://hariekhairiah.blogspot.com/2015/05/dengan-mukena-membuatku-bisa-berjalan.html

25. Tetty Hermawati
http://www.tettytanoyo.com/2015/05/rindu-ramadhan-di-masa-kecil.html

26. Diah Dwi Arti
http://damarojat.blogspot.in/2015/05/gedung-bekum-dan-kenangan-tarawih.html

27. Tri Sulistiyowati
http://raka-adhi.blogspot.com/2015/05/ramadhan-ala-anak-desa.html

Terima kasih sekali lagi saya ucapkan pada teman-teman semuanya.. Nantikan pengumumannya yaa.. Semoga Ramadhan nanti kita bisa beribadah semaksimal mungkin. Aamiin...

Read More

Saya #BeraniLebih Capek untuk Keluarga dan Cita-Cita

Thursday, April 30, 2015

Baru saja saya berkenalan dengan seorang teman baru. Di sela-sela obrolan, beliau bertanya, "Mbak Arin itu ibu rumah tangga tulen?" Hehe, langsung saja saya jawab "iya". Alhamdulillah, kenyataannya memang begitu.

Ibu rumah tangga tulen yang dimaksud adalah ibu rumah tangga yang tidak berkarir di luar. Jadi karirnya 24 jam non stop di rumah. Jadi jangan ada yang protes ya, hehe.. 

Jangan dikira menjadi ibu rumah tangga itu nggak ada prestasinya. Saya sih meyakini bahwa prestasi seorang ibu adalah ketika bisa mencetak anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholih, baik, bermanfaat untuk semua makhluq-Nya. Dan itu adalah cita-cita saya. Memang, cita-cita menjadi ibu terbaik memerlukan proses dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Tapi dengan usaha dan do'a, saya berusaha meraihnya.

Cita-cita saya yang lain adalah menjadi seorang penulis. Bermula ketika anak saya kecanduan buku-buku cerita, saya pun memutar otak agar anak saya tidak bosan dengan cerita yang itu-itu saja. Yah, maklum saja, budget saya untuk membeli buku per bulannya tidak seberapa. Dengan mengarang cerita sendiri, setidaknya saya terlatih untuk berimajinasi, dan yang paling penting adalah bisa menekan pengeluaran untuk membeli buku bagi Amay dan Aga.

Karena cita-cita saya itu, saya bergabung dengan beberapa komunitas menulis. Awalnya sempat ragu, karena di dalam komunitas itu banyak penulis-penulis yang sudah menelurkan puluhan buku. Sementara aku? Hehe... Tapi Alhamdulillah, banyak penulis baik hati yang mau membagi ilmu.

Karena cita-cita saya itu, saya pun harus pandai membagi waktu. Antara pekerjaan khas ibu-ibu, Amay, Aga, dan latihan menulis buku. Capek? Tentu. Kadang sampai bingung bagaimana mengatur waktu. Tapi saya memang harus #BeraniLebih Capek agar saya mendapatkan apa yang saya mau. 

Kadang sebuah ide tiba-tiba terlintas dan meminta untuk segera dieksekusi. Tapi ya, masa saya harus berhenti nyuci? Pernah juga dengan lancar saya merapal sebuah rencana yang akan saya tuliskan. Tapi ya, masa sayuran yang akan dimasak itu harus ditinggalkan?

Saya sih percaya dengan kalimat "no pain, no gain". Untuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan, ada harga yang mesti kita bayarkan. Sekarang, saya membiasakan diri untuk mengingat-ingat ide yang pernah muncul di kepala, lalu menuliskannya setelah semua tugas domestik saya terlaksana. Seperti saat ini, saya menulis ini setelah memastikan anak-anak saya dibuai oleh mimpi.  

Facebook: https://www.facebook.com/arinta.adiningtyas
Twitter: https://twitter.com/arinta_arinta
Read More

Ternyata Saya Pernah Mengalami Baby Blues Syndrome

Baby Blues Syndrome, sebuah sindrom yang saya ketahui artinya ketika duduk di bangku SMA kelas 2. Siapa yang menyangka, saya akan mengalaminya juga? Mungkin Anda yang membaca pun mengalami, namun tak sadar dengan apa yang Anda alami.





Ternyata, apa yang saya alami pada judul di atas, merupakan gejala awal Baby Blues Syndrome.



Ciri-ciri Baby Blues Syndrome sendiri menurut www.tipsbayi.com, antara lain;

1. Menangis tanpa sebab yang jelas. Selain menangis sewaktu bingung memilih antara memandikan Amay yang hanya ingin dimandikan oleh saya atau menyusui Aga yang sedang menangis, beberapa kali air mata saya berderai ketika melihat Amay dan Aga tidur dengan wajah polosnya.


2. Mudah kesal. Kalau diingat-ingat, iya deh kayaknya. Saya sering marah hanya karena hal-hal sepele.



3. Lelah. Pasti lah, namanya juga punya bayi kan? Dan ya, memang saya tidak seberuntung teman-teman saya yang lain. Teman-teman yang saya maksud disini adalah teman seangkatan yang juga melahirkan dalm waktu yang hampir bersamaan dengan saya. Kalau teman-teman saya punya ibu yang bisa membantu ini itu, saya tidak. Sedih sekali memang jika mengingat hal itu.



4. Cemas.



5. Tidak sabaran. Hihi, harus jujur saya katakan, iya, saya pernah begitu. Banyak hal yang membuat saya tidak sabaran, terutama pasca melahirkan.



6. Enggan memperhatikan si bayi. Kalau ini sih kayaknya engga.



7. Tidak percaya diri.



8. Sulit beristirahat dengan tenang.



9. Mudah tersinggung.



Kalau ada diantara ciri-ciri di atas yang Anda alami, kemungkinan Anda mengalami yang namanya Baby Blues Syndrome. Tenang saja, banyak koq yang mengalaminya. Namun tentu saja, para ibu yang baru saja melahirkan memerlukan perhatian yang lebih. Tidak hanya dari suami, namun juga dari lingkungan sekitarnya. Jika tidak, kondisi ini akan mudah menjalar, menjadi Postpartum Depression.



Beberapa orang di lingkungan tempat tinggal saya mengalami ini. Belum diketahui secara pasti apa penyebab Postpartum Depression ini, namun ada beberapa faktor yang diketahui cukup berpengaruh, yaitu;

1. Perubahan hormon si ibu.
2. Tekanan menjadi ibu baru.
3. Ada sejarah keluarga terkait dengan depresi.
4. Kurangnya bantuan ketika melahirkan.
5. Merasa terisolasi.
6. Kelelahan.


Sampai saat ini, saya tak henti-hentinya bersyukur, karena saya memiliki keluarga yang sangat perhatian, meskipun ibu sudah tiada. Banyak yang bersedia membantu, bahkan kakak saya (Mbak Ita) khusus datang dari Semarang untuk menemani saya di hari-hari pertama. Mbak Ita juga lah yang mengajari saya bagaimana memandikan bayi, ketika Amay lahir empat tahun lalu



Alhamdulillah juga, dua kali menjalani persalinan, suami selalu berada di dekat saya. Meskipun di persalinan pertama suami tidak bisa masuk ke ruang operasi (saya menjalani persalinan secara caesar), namun saya tahu, di luar sana beliau sedang menunggu. Dan alhamdulillah, di persalinan yang ke dua, beliau senantiasa mendampingi dalam persalinan normal yang saya jalani.
Read More

Giveaway Menyambut Ramadhan

Monday, April 27, 2015

"Allahumma baarik lanaa fii rojaba wa sya'bana, wa ballighnaa romadhon." Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban ini, dan sampaikanlah umur kami pada Ramadhan. Aamiin.

Tidak terasa, bulan Rajab sudah tiba. Setelahnya bulan Sya'ban, kemudian bulan Ramadhan yang selalu dinanti oleh umat muslim sedunia. Semoga kita semua dapat menikmati suguhan pahala yang Allah SWT sediakan di bulan suci nanti.

Untuk menyambut bulan Ramadhan yang tinggal dua bulan lagi, saya ingin mengadakan sebuah giveaway. Terus terang, ini giveaway pertama saya, hehe..

Hadiahnya, sementara ini adalah sebuah mukena zakizakia, sajadah + tasbih untuk juara ke dua, dan jilbab kotak. Foto yang lain menyusul yaa... (Semoga bisa bertambah. Nanti akan di update lagi jika ada tambahan).

Oya, tentang mukena zakizakia pernah saya tulis disini.

hadiah giveaway. warna tergantung persediaan.
hadiah giveaway, juara ke 2

Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut:
1. Peserta boleh perempuan atau laki-laki (kan hadiahnya bisa buat ibu, kakak, adik, bulik, tante, oma, nenek, istri, atau calon istri yaa..hehe), asalkan mempunyai alamat di Indonesia untuk pengiriman hadiah jika menang.

2. Untuk para blogger, follow blog ini. yaa...

3. Like fanpage Gerai Cantik Muslimah

4. Tuliskan pengalaman yang berkaitan dengan Mukena atau Bulan Ramadhan. Contoh pengalaman saya dengan mukena ada disini yaa.. 

5. Jika ada kata "mukena" di-link-kan ke fanpage Gerai Cantik Muslimah.

6. Posting tulisan di blog atau note facebook. Panjang tulisan bebas.

7. Postingan ditunggu sampai tanggal 25 Mei 2015 pukul 22:00.

8. Jika teman-teman menulis di blog, share tulisannya melalui twitter dengan hashtag #Mukena_Zakizakia, lalu mention saya di @arinta_arinta.

9. Jika teman-teman menulis di note facebook, share tulisan dengan menandai saya.

10. Di akhir tulisan diberi kalimat:

"Tulisan Ini Diikutkan dalam Giveaway Menyambut Ramadhan"

11. Nama pemenang Insya Allah akan diumumkan pada tanggal 06 Juni di blog ini. 

12. Terima kasiiih, ikutan yaaa... :)

Read More

Mamah; Do'a Ibu yang Terijabah

Tuesday, April 21, 2015

Semoga saya tidak terlihat lebay dengan judul itu. Tapi demi mengingat ucapan ibu, kemudian disandingkan dengan kenyataan yang saya rasakan saat ini, sepertinya memang Allah telah menjawab do'a ibu.

Saat itu, saya masih belasan tahun, masih berseragam putih abu-abu. Ketika duduk santai berdua di teras, tiba-tiba ibu berkata sambil matanya menerawang jauh, "Semoga kamu nanti dapat mertua yang sayang sama kamu."

Beliau lalu melayangkan pandangannya pada saya yang saat itu masih merasa bahasan ini tabu. "Soalnya kalau mertuamu saja sayang, pasti suamimu lebih sayang lagi," katanya melanjutkan. Saya yang mendengar kalimat itu hanya mengucap aamiin sambil membatin, "Aduh bu, masih lama lah kalau soal kayak gitu."

Dan dari peristiwa itu saya langsung percaya bahwa ucapan ibu pada anak-anaknya adalah do'a yang tidak tertolak. Mamah, begitu saya memanggil ibu mertua saya, adalah sosok mertua yang baik pada menantunya. Mamah sering menelepon saya, hampir tiap hari kegiatan itu dilakukannya. Tidak hanya sekedar menanyakan kabar anak cucunya. Lewat telepon kami bertukar cerita, bertukar rencana. Kadang kami pun saling bertukar resep dan menu masakan.

Mamah, De Ine (adik ipar), dan Saya
Ada yang lucu dari kisah kami bertiga; saya, ibu dan mamah. Dibanding saya, ibu lebih dahulu mengenal mamah. Bukan, ini bukan karena saya dan suami bertemu karena perjodohan. Mamah dan ibu berjumpa ketika sama-sama mengambil raport. Sekali lagi, bukan antara raport saya dan suami, akan tetapi raport suami dan kakak saya. Iya, suami saya dahulunya adalah teman sekelas Mas Pepi, kakak kedua saya. Pertemuan pertama saya dengan suami adalah ketika di tahun 2002, suami (yang saat itu sedang menanti kelulusan SMA) bertandang ke rumah. Ehem ehem..

Nah, pertemuan pertama saya dengan Mamah adalah ketika Mamah, Adik ipar, dan suami, sedang mengantar Ayah untuk terapi di Purworejo, tiga tahun kemudian. Daripada bengong menunggu Ayah yang sedang diterapi, Mamah memutuskan untuk datang ke rumah. Dari situlah ibu saya mulai "jatuh cinta" pada calon menantunya. Jatuh cintanya ya karena suami memiliki ibu yang peduli pada anaknya, atau lebih tepatnya, perhatian. Hehe... Iya, saat itu kami sudah menjalin hubungan, yang pendekatannya 3 tahun namun berakhir dalam waktu 7 bulan saja, hahaha.. Keputusan itu saya ambil karena saat itu saya memutuskan untuk tidak pacaran.

Namun jodoh memang tak perlu dikejar. Saya kembali berjumpa dengan suami ketika ibu saya meninggal. Sedih memang jika mengingat bahwa kami dipertemukan dalam kondisi saya yang sedang berduka. Tapi saya yakin, ini adalah petunjuk dari Allah, setelah sebelumnya ibu saya mengatakan rindu pada Mas Yopie (nama suami). Dibanding calon-calon yang lain, ibu saya memang jatuh cinta pada menantunya yang satu ini, hehe..

Dan firasat ibu memang benar. Feeling-nya berkata bahwa Mas Yopie adalah laki-laki baik-baik, berasal dari keluarga baik-baik, dan saya telah membuktikannya.

Mamah, begitu perhatian pada saya. Sering sekali beliau membelikan saya baju, hihi.. (menantu macam apa ini? koq malah kebalik, bukannya mantu yang beliin mertua?) Ya tapi memang begitulah Mamah. Mamah yang fashionable berhasil mengubah saya yang agak cuek dalam berpenampilan.

Oya, ada satu hal yang sedang berusaha saya teladani dari Mamah, yaitu kedermawanannya. Mamah senang berbagi, pada siapa pun, dalam kesempatan apapun. Mirip dengan almarhumah Ibu. Ahh, mereka berdua itu; Mamah dan Ibu, dua orang tercantik dalam hidupku. Semoga Allah senantiasa mencurahkan kasih sayang-Nya pada mereka berdua. Aamiin.


#K3Bkartinian

Read More

Saat Kaki Mas Amay Keseleo

Saturday, April 11, 2015

Hari Minggu, 5 April 2015 lalu, kami kedatangan tamu dari Bandung. Cici Sharon, Cici Joyce, Ibu Ming Tjen, dan Pak Paul. Sharon dan Joyce, anak-anak manis yang sudah seperti kakak sendiri bagi Amay.

Ceritanya, Amay sangat bahagia karena kedatangan mereka. Sore itu, dia lari-larian sambil tertawa-tawa. Duh, kelihatan banget cerianya. Sampai menjelang maghrib tiba, mendadak Amay tak sanggup berjalan. Awalnya kami kira itu hanya acting belaka mengingat hari-hari sebelumnya ia selalu bertingkah seolah-olah sedang sakit.

Kami minta dia meluruskan kaki, dan bisa. Tapi ketika kami menyuruhnya berdiri, ia melipat lututnya sambil menangis, "Sakit loh, Ma..." Tangisannya berhenti ketika dia tertidur. Namun tak berapa lama ia kembali meringis. Kami sudah berusaha memijat bagian lututnya yang memang terasa kaku, tapi ternyata tak cukup menolong.

Esok paginya ketika bangun dari tidur, Amay meminta saya menggendongnya. Ia masih takut untuk berdiri. Kami bingung harus bagaimana. Suami sempat mencari tahu dimana tukang urut terdekat, bahkan terpikir untuk membawa Amay ke rumah sakit orthopedi.

Namun Allah sungguh Maha Penyayang. Allah mengirimkan penolong di tengah-tengah kami, yaitu Tante Diba. Beberapa saat setelah Diba masuk kantor (kantor Akanoma memang menggunakan rumah kami untuk sementara), kami menceritakan kronologi kejadian padanya. Rupanya, Diba pernah belajar tentang pijat refleksi. Anak itu memang cerdas, hehe, bisa mempelajari semuanya hanya dengan membaca.

Akhirnya, saat pemijitan pun tiba. Amay memberontak, tapi Diba dan saya berusaha mengendalikannya. Saat itu saya tahu, ini benar-benar sakit ternyata, karena Amay menjerit-jerit begitu kerasnya. Dan ya, kami salah. Salahnya adalah, meskipun titik sakit yang ditunjuk Amay adalah di bagian lututnya, titik refleksinya bukanlah disana. Jadi, sakit di belakang lutut itu adalah akibat dari otot yang terpelintir, dan menurut Diba, titik itu berada di sisi luar punggung kaki. Diba juga memberi tahu saya beberapa titik refleksi yang lain, misalnya sela-sela jari jempol dan telunjuk untuk pencernaan, dan lain sebagainya.

titik yang dipijat jika nyeri lutut

Alhamdulillah, setelah diurut dari titik itu ke atas sampai lutut sebanyak tiga kali, Amay langsung pulih. Iihh, beneran lho, dia bisa berdiri (Meskipun niat awalnya mau menendang tante Diba karena sudah membuatnya sakit. Hmm..tapi sakitnya sih karena sedang diobati..). Kami pun langsung mencandai Amay, "Wah, Alhamdulillah sudah bisa berdiri. Mas Amay sudah sembuh..." Dan ini semua berkat pertolongan tante Diba.

Oya, setelah itu, Amay saya bimbing untuk mandi. Tak berapa lama ia sudah kembali bisa berlari. Duh, kami sangat berterima kasih pada Diba. 

Terima kasih ya tante Diba... :)




Read More

Ketika Gading Tak Boleh Retak

Thursday, April 9, 2015

Karena saya pernah sekolah dan belajar bahasa Indonesia, tentu saya tak asing lagi dengan peribahasa yang berbunyi "tak ada gading yang tak retak" yang artinya tak ada manusia yang sempurna.

Namun akhir-akhir ini, banyak yang menginginkan kesempurnaan dari sosok bernama manusia. Siapa yang menginginkannya? Manusia juga. Tanpa menyadari bahwa dirinya sendiri juga mempunyai kekurangan, seseorang terkadang berharap lebih terhadap orang lain.

Tak usah jauh-jauh. Lihat saja pendidikan kita, yang menuntut setiap orang menguasai banyak bidang "dengan baik". Kalau tidak, resikonya tidak naik kelas. Bahkan beberapa tahun lalu lebih sadis, tidak akan lulus jika nilai ujian nasionalnya dibawah standar. Alhamdulillah, tahun ini peraturan itu ditiadakan. Saya termasuk "korban" loh, hihi.. Di tahun kelulusan saya dulu, saya sempat deg-degan, khawatir tidak lulus.

Kembali ke soal di atas. Banyak sekali manusia yang menganggap dirinya lebih baik dari manusia lainnya. Yah memang sih ya, gajah di pelupuk mata selalu tak tampak sedangkan kuman di seberang lautan selalu mudah terlihat. Eh, kita belajar peribahasa lagi ini, hihi.. :D

Padahal kalau mau diingat-ingat, Pak Habibie saja punya kekurangan. Meskipun beliau sangat ahli dalam membuat pesawat, kecerdasannya pun tak payah diragukan lagi, tapi beliau ini polos dalam berpolitik. Ya you know lah, orang-orang macam apa yang doyan ngurusi politik. Kebanyakan, kebanyakan loh yaaa, kebanyakan dari politikus itu ya bermental TIKUS. Dan itulah kekurangan Pak Habibie.

Mau contoh lain lagi?

Raja Dangdut Rhoma Irama, siapa yang tak kenal? Dari kata "lari pagi" saja bisa jadi lagu yang indah lewat tangannya. Beliau itu, meskipun lihai dalam menggubah nada, tapi ada kurangnya juga. Kurangnya apa? Hehe, bagi saya sih, kurang setia. :p

Manusia itu tempatnya khilaf, salah, lupa. Yang Maha Sempurna hanyalah Allah Ta'ala. Jadi stop lah menghina-hina orang lain, apalagi sampai memojokkan orang yang kamu benci. Ayo belajar mengevaluasi diri sendiri, sudah sebermanfaat apa kita bagi orang lain?

Dan kembali lagi, tak ada gading yang tak retak. Maklumi sajalah.






Read More

Saat Mas Amay Mengeluarkan Alibi

Tuesday, March 31, 2015

Hari ini, Alhamdulillah dapat rezeki diskonan sebesar 500 rupiah di warung. :)

Ceritanya, selepas ashar saya hendak pergi ke warung untuk membeli diapers, mumpung Aga masih tidur. Saya ambil selembar seratus ribuan dari dalam dompet. Ketika melihat uang sepuluh ribuan, lima ribuan, dan seribuan di meja, saya pun menyambarnya. Lumayan, buat pegangan.

Nah, ikutlah Amay bersama saya. Anak itu nggak bisa nggak lihat ibunya walau sebentar. Mau ke warung aja diikutin. Lalu, meluncurlah kami berdua dengan sepeda motor.

Begitu turun dari motor, langsung deh anak sholih itu mengambil es krim. Hhmmm... Kepada pemilik warung saya minta diapers. Kemudian ketika melihat beras, teringat beras di rumah yang tinggal beberapa butir. :D

Belum selesai, ingat lagi minyak goreng yang tinggal beberapa tetes, minyak telonnya duo krucils, dan shampoo. Eeeaaa, ini tanggal tua sih yaa.. Dan tepat sekali, semua sudah pada habis. :p

Saya masih pede, insya Allah uangnya cukup deh. Eee, tiba-tiba Mas Amay nyeletuk. "Mas Amay mau nyariin makanan buat Mama, ah.." kemudian saya tanggapi, "Tapi Mama ngga pengen makanan tuh, Mas."

Anak itu menjawab lagi, "Haai (pakai nadanya upin ipin dan boboiboy), Mas Amay cuma mau ngambilin makanan buat Mama koq. Kasihan Mama... (Maksudnya kasihan kenapa nih, Mas? Kasihan Mamanya ngga pernah makan? Haha...)"

Setelah bolak-balik-bolak, dia ternyata tidak menemukan makanan yang dia maksud. "Tapi ngga ada Ma, makanannya." Wooo, langsung dong saya komentari, "Lha itu apa? Ini makanan, itu makanan."

"Ngga ada koq, Ma..." katanya keukeuh. "Oh, ya udah, Mama juga lagi ngga pengen beli makanan koq." lanjut saya.

Tapi itu tidak berlangsung lama. Ketika Mas Amay mendongak ke atas lalu melihat sesuatu yang pating nggrandul, matanya langsung berbinar. "Nah, itu ada Ma. Mama suka itu kan?" katanya sambil menunjuk makanan tertentu.

"Hmm, bilang aja kalau Mas Amay yang pengen. Kamu mah pakai atas nama Mama segala." kata saya.

"Tapi Mama suka 'kan?" ledeknya. "Iya sih," kata saya dalam hati.

Mendengar obrolan saya dengan Mas Amay, si bapak pemilik warung senyam-senyum. "Kamu lucu ya..." katanya sambil melihat pada si ganteng.

Lalu tibalah saat berhitung. Diapers, minyak telon, minyak goreng, shampoo, es krim, makanan ringan, dan beras. Tetooot, seratus tujuh belas lima ratus.

Mendadak saya teringat uang di kantong. "Waduh, cukup nggak ya uangnya?" Huuu, kepedean sih, apa-apa diambil.

Dan ternyata uang saya cuma seratus tujuh belas ribu. "Yaah, kurang lima ratus pak. Apa ini aja ngga usah deh."

Si bapak dan istrinya senyum-senyum, "Sudah mbak, wong belanjanya banyak. Biar aja." Aduh, jadi ngga enak hati sebenarnya. Tapi Alhamdulillah ya, dapet rezeki. Untung cuma kurang lima ratus yaa..hihi..
Read More

Sego Wiwit

Sunday, March 22, 2015

Jika Anda berasal dari desa yang punya banyak sawah, khususnya di sekitaran Jawa Tengah, kemungkinan besar Anda tahu apa itu Sego Wiwit. Kenapa mesti desa yang punya sawah? Karena Sego Wiwit ada hubungannya dengan kegiatan bertani.

Sego Wiwit biasanya dibuat untuk mengawali panen. Ada juga yang membuat Sego Wiwit untuk mengawali musim tandur atau tanam padi. Di daerah saya, sebuah desa kecil di Purworejo, Jawa Tengah, Sego Wiwit lebih dikenal dengan nama Wiwitan.

Wiwit sendiri mempunyai arti “memulai” atau “mengawali”. Sedangkan Sego berarti “nasi”. Makna yang lebih luas dari dibuatnya Sego Wiwit ini sebenarnya adalah pengungkapan rasa syukur bahwa panen telah tiba, atau sebagai pengharapan akan hasil panen yang lebih baik di musim tanam kali ini (jika Sego Wiwit dibuat di awal musim tandur).

Sego Wiwit biasanya memiliki beberapa menu sebagai pelengkap, yaitu; urap atau klubanan (orang Solo menyebutnya gudangan), gereh (ikan teri, bisa juga diganti peyek teri), irisan telur rebus, dan tempe goreng.

sego wiwit

Sayangnya, sudah banyak petani yang meninggalkan tradisi ini. Di tanah kelahiran saya kini, hanya beberapa orang saja yang masih membuat sego wiwit untuk dihantar ke tetangga sekeliling setiap panen atau tandur.

Untuk mengobati kerinduan akan rasa sego wiwit, Alhamdulillah kini sudah ada tempat makan asik yang pas di lidah dan ramah di kantong.

alamat lesehan sego wiwit
Kebetulan, kemarin keluarga Akanoma berkunjung kesana sebagai ungkapan rasa syukur atas kemenangan Akanoma di National Holcim Award 2014.



Tempatnya yang asik, membuat pengunjung betah berlama-lama. Bahkan, bayi Aga pun sampai tidur nyenyak dibelai semilirnya angin yang bertiup sepoi-sepoi. :)






Read More

Saat Mas Amay Marah

Friday, March 20, 2015

Ada yang lucu kemarin pagi. Ketika tukang sayur langganan memanggil-manggil ibu-ibu sekomplek, Mas Amay dengan semangat menyuruh saya berbelanja. Dia ikut, pasti.

Sambil jongkok, dia melihat-lihat sayuran segar. Matanya tertuju pada sebungkus wortel yang berwarna oranye. Warnanya yang segar memang terlihat menggoda.
“Ma, beli wortel, Ma!” Pintanya.
“Oke,” jawab saya, “Memangnya Mas Amay pingin dimasakin apa sih?” tanya saya kemudian.
“Ya masak wortel aja. Mas Amay ‘kan bisa motongnya,” katanya. Kemudian saya terpikir untuk membuatkan sop ayam, wortel, buncis, dan makaroni untuknya.

Mas Amay memang terbiasa "membantu" saya memasak. Memotong-motong sayuran lebih tepatnya. Alhamdulillah, sejak kecil dia sudah terbiasa makan sayur. Cara saya ini (membiarkannya membantu saya memasak), ternyata bisa menambah kecintaannya pada sayur. Terbukti, Amay yang sebelumnya kurang menyukai brokoli, berubah menjadi sangat suka setelah saya mempercayakan "proses pemotongan" brokoli padanya.

Oke, dan saat memasak pun tiba. Saya mempersiapkan sayur-mayur. Sambil menemani Adik Aga dan Mas Amay yang sedang bermain lego, saya mulai meracik sayuran yang akan saya masak. Adik Aga saya dudukkan di "singgasana".

Beres, semua sayuran sudah siap dimasak. Saya memutuskan untuk memasak setelah Aga tidur nanti. Tiba-tiba Mas Amay memandang lama ke arah saya, juga sayur-sayuran itu. Lego dan mainan-mainannya ia taruh. “Mama, Mas Amay tuh pingin bantuin Mama, loh.” Dia mengatakannya sambil menangis. Oh, rupanya sedari tadi dia sudah menantikan saat memotong sayur, akan tetapi dia tidak menyadari bahwa saya sudah mulai meracik semuanya saat ia asyik bermain. Duh, saya bisa membayangkan betapa kecewanya dia.

Mas Amay, tanpa berkata apapun, langsung pergi. Ia masuk ke kamar. Hmm...saya ikut menyesal karena telah menghancurkan rencana yang sudah disusunnya sejak pagi. Saya pun membiarkannya sendiri.

Sambil menunggu amarahnya reda, saya membereskan mainannya. Biasanya saya menyuruhnya melakukan hal ini sendiri. Tapi kali ini, demi menebus rasa bersalah saya padanya, saya membantunya beberes mainan.

Tak lama kemudian, Adik Aga terlihat mengantuk. Saya bergegas meninabobokannya. Mungkin semua ibu tanpa asisten sama seperti saya. Sambil menggendong atau menyusui si kecil, pikiran terus mendata apa-apa yang akan kita lakukan selagi si kecil tidur, hehe..

Setelah menidurkan si kecil, saya menuju kamar dan bersiap untuk berbicara pada Mas Amay. Dan oouw, saya kecewa. Mas Amay ternyata sudah tidur. Duh kasihan sekali. Ia membawa rasa kecewanya hingga tertidur.

Memang ya, cara seseorang untuk mengungkapkan kemarahan berbeda-beda. Ada yang melakukannya sambil membanting segala benda di dekatnya, ada yang mengungkapkannya dengan kata-kata yang keras, ada juga yang seperti Mas Amay ini, mengutarakan kekecewaannya kemudian diam atau tidur.

Sebenarnya, ada beberapa macam gaya marah, antara lain;
1. Marah yang Diungkapkan.
Menurut pakar, cara paling sehat ketika marah adalah mengutarakan penyebab kemarahan secara tegas, tanpa ada kesan menyerang.

2. Marah yang Dipendam/Ditahan.
Orang yang marah berusaha untuk menahan amarahnya, namun tidak berusaha untuk mengungkapkan, sehingga tidak bisa dicarikan solusinya. Jika amarah sering dipendam tanpa dicarikan solusinya, lama kelamaan bisa menimbulkan depresi.

3. Marah yang Diredakan.
Cara yang ke tiga ini yaitu, marah dengan mengendalikan sikap, serta menenangkan hati dan perasaannya.

Mungkin gaya marah Mas Amay termasuk yang pertama dan ketiga. Mengungkapkan penyebab amarahnya, kemudian ia berusaha meredamnya dengan menyendiri untuk menenangkan hati dan perasaannya.

Jadi ingat sebuah hadits yang berbunyi; "Laa taghdhob walakal jannah" yang artinya, "Jangan marah, maka surga bagimu". Dan manusia yang paling kuat bukanlah ia yang selalu menang dalam perkelahian, namun yang paling kuat adalah ia yang bisa mengendalikan amarahnya.






Read More

Berjilbab Kok Gitu?

Friday, February 27, 2015

Orang yang berilmu, biasanya memang tak butuh pengakuan akan keilmuannya. Mereka seolah berjalan tanpa kata. Mereka menebarkan apa yang diketahui, tanpa terlihat menggurui. Orang-orang yang menjadikannya sebagai guru, secara sukarela meneladaninya tanpa merasa dipaksa.


Seperti Bulik Ning, yang berhasil membuat saya berkeinginan menutup aurat, tanpa perlu terlebih dulu berkhutbah. Beliau memberi saya teladan, dengan perilakunya yang mungkin hanya bisa saya lihat saat bertemu di hari lebaran.

Pun setelah saya mulai berjilbab dan masih dalam tahap jilbab gaul, Bulik tidak menegur saya dengan dalil ini itu. Saya membetulkan sendiri gaya berjilbab saya, setelah beliau menghadiahi saya baju muslim. :)

Terkadang, apa yang tampak dalam pandangan mata kita, tak sesuai dengan situasi yang orang lain hadapi. Maka dari itu, jangan terlalu buru-buru memberikan judgement. Berjilbab rapi itu tidak mudah lho, bagi saya. Teringat jelas saat pertama kali memutuskannya, banyak sekali kendalanya. Makanya, belajar dari itu, saya berusaha tidak menghakimi seseorang seenaknya.

Pemahaman itu baru saya renungi akhir-akhir ini. Kalau saya kembalikan pada diri sendiri, seandainya ketika itu Bulik Ning "mencacat" gaya berbusana saya, mungkin saja saya akan antipati pada beliau, bahkan yang terekstrim mungkin saya akan melepas jilbab. Untuk itu, saat ini ketika saya sudah belajar bagaimana memahami orang lain, jika saya bertemu dengan orang yang "minus" dalam berperilaku, saya berusaha menahan diri untuk tak berprasangka terlalu jauh. Mungkin, mereka-mereka itu belum menemukan teladan yang baik (role model) di lingkungan terdekatnya.

Tugas kita hanyalah berusaha berperilaku sebaik-baiknya, mulai detik ini. Selanjutnya terserah penilaian orang terhadap kita. Seandainya ada yang terinspirasi karena kita, itu adalah bonus saja, dan seharusnya hal itu tak lantas membuat kita jumawa. Saya teringat sebuah pesan klise, "ketika kamu merasa dirimu paling benar, maka pada saat yang sama sebenarnya kamu telah menjadi orang yang paling buruk".

Mengutip tulisan ust. Salim A. Fillah:

"Jika kau merasa besar, periksa hatimu
Mungkin ia sedang bengkak
Jika kau merasa suci, periksa jiwamu
Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani
Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu
Mungkin ia sedang melayang kehilangan pijakan
Jika kau merasa wangi, periksa ikhlasmu
Mungkin itu asap dari amal shalihmu yang hangus dibakar riya'


Dan ingatlah bahwa pengajaran yang terbaik adalah melalui sebuah keteladanan.
Read More

Kopdar IIDN di Hik-nya Amay :)

Wednesday, February 18, 2015

Tanggal 15 Februari yang lalu akan menjadi hari bersejarah untuk saya. Hari itu, untuk pertama kalinya di tahun 2015, kopdar IIDN Solo dilaksanakan. Dan yang membuatnya spesial adalah karena sayalah yang menjadi tuan rumahnya.

Sudah saya niatkan sejak awal memang, kopdar IIDN pasca saya melahirkan akan bertempat di rumah saya, sekaligus menjadi momen syukuran sambil memperkenalkan bayi Aga.



Sempat bimbang, saya dan suami kembali dan kembali berdiskusi apakah kopdar akan tetap diadakan di rumah, mengingat rumah yang masih dalam status kontrak itu tidak terlalu luas. Suami memberi beberapa alternatif rumah makan yang terdekat, namun pada akhirnya pilihan kembali pada dilaksanakannya acara kopdar di rumah. Dan memang iya, ibu-ibu harus rela berbagi tempat lesehan. Haduh..koq ya sempit yaa? Ooh, saya tahu..ini pasti karena ada gerobak yang nangkring di tengah-tengah, wkwkwkwk...


Yaah, walaupun sempit, tapi alhamdulillah ibu-ibu tetap belajar dengan ceria. Uti dan Mbak Fafa berbagi ilmu "Cara Jitu Tembus Media", karena sebelumnya Opini mereka dimuat di harian JogloSemar. Acara semakin marak dengan kehadiran tamu dari Sragen, seorang bidan yang berbakat menjadi pelawak, yang juga mengidolakan Dodit SUCI. Beliau adalah Bu Puji Hastuti (jilbab biru katon ayu), yang untuk datang ke rumah saya harus melewati jalan yang panjang karena tersesat, hehehe. Duh jiann, ibu ini sepertinya sukses menularkan bakatnya pada sang idola. *eh, kebalik ya? Lha wong lucunya lebih-lebih dari Dodit SUCI je... :D


Oiya, demi menjamu tamu-tamu yang unyu-unyu itu, saya mengimpor seorang chef dari Semarang, mbakyuku sendiri. Alhamdulillah, walaupun menu yang kami suguhkan amat sederhana, tapi rasanya bisa dipertanggungjawabkan. Uenaaakkkk.... Kakak saya ini memang mewarisi kehebatan ibu saya dalam meramu masakan. Kapan-kapan dimasakin lagi yaaa.. :)

Sungguh, rasa bahagia itu tidak bisa diungkap dengan kata. Bahkan hingga detik ini, saya masih mengucap syukur yang tak terkira. Terima kasih untuk kesediannya meluangkan waktu ke Gedongan ya teman-teman, semoga kita selalu diberi kesehatan dan rezeki yang melimpah, supaya bisa bertemu kembali di lain hari. Aamiin.. Love you all... :)


Read More

Melahirkan Normal Pasca Caesar, Apa Kiatnya?

Friday, February 13, 2015

Tanggal 15 November 2014 yang lalu, Alhamdulillah saya melahirkan putra kedua saya secara normal. Ini adalah hal yang luar biasa untuk saya, mengingat bahwa saya termasuk pelaku VBAC, Vaginal Birth After Cesarean. Saya melahirkan Amay, putra pertama saya, secara Caesar. 

Sebelumnya, saya percaya pada mitos bahwa jika sebelumnya kita melahirkan lewat operasi caesar, maka pada persalinan berikutnya pun harus dilewati dengan metode yang sama. Namun, Alhamdulillah saya mendapat pencerahan. Di awal kehamilan yang kedua, saya membaca kisah seorang kawan yang menuturkan pengalamannya melahirkan normal pasca caesar. Wah, harapan baru pun terhembus.

Alhamdulillah, dokter kandungan langganan saya di Solo adalah dokter yang pro normal. Kata beliau saat itu, saya bisa melahirkan normal asalkan berat badan bayi tidak terlalu besar dan rahim saya kuat, mengingat pernah ada jahitan sebelumnya. Bahkan di usia kandungan yang memasuki tujuh bulan saat itu, saya disarankan untuk diet karena BB bayi yang normal. Khawatirnya, bayi saya akan besar seperti bayi-bayi pada umumnya. Namun di bulan berikutnya, dokter mengatakan bahwa saya tak perlu lagi menjalani diet, setelah sebelumnya melihat perawakan Amay yang kurus kering. Hihihi, kata beliau, "Sepertinya panjenengan adalah tipe ibu yang melahirkan anak-anak yang kecil."

Jelang kelahiran, saya pulang ke kampung halaman, kota Purworejo. Sejak beberapa bulan sebelumnya, saya sudah mencari tahu rumah bersalin mana di Purworejo yang kira-kira pro normal. Alhamdulillah ketemu juga.

Amay saat menunggu saya yang sedang diobservasi di ruang bersalin.
Dan Allah memang Maha Pemberi Petunjuk, saya dipertemukan dengan dokter yang baik. Sebelumnya beliau bertanya, ingin melahirkan secara caesar lagi atau ingin mencoba normal. Tentu saja saya menjawab normal. Itu adalah impian saya. Sama seperti dokter saya di Solo, beliau mengatakan bahwa salah satu syarat untuk melahirkan normal pasca caesar adalah rahim harus kuat dan berat badan bayi tidak terlalu besar . Ada beberapa syarat tambahan, yakni; air ketuban cukup, posisi bayi sudah bagus, dan yang terakhir adalah melewati proses bukaan secara alami (artinya tidak boleh diinduksi, untuk menghindari resiko terhadap bekas jahitan terdahulu).

Hari itu pun tiba. Kamis tanggal 13 November 2014, saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Ketika melahirkan Amay dulu, saya tidak mengalami mulas dan sama sekali tidak ada bukaan, jadi ini benar-benar merupakan pengalaman pertama bagi saya. Ada bercak darah yang keluar, dan iya itu adalah salah satu tanda jelang persalinan.

Wah, ternyata luar biasa ya rasanya? Saya melewati proses kontraksi hingga dua hari dua malam, sekali lagi karena bukaan harus alami tanpa adanya induksi, dan di 15 November jam setengah tiga pagi, saya berhasil melahirkan adik Aga yang beratnya 2900 gram.

Amay, menyambut adiknya. :)

Oiya, ketika hamil, saya menjalankan tips yang diberikan oleh ibu bidan yang baik hati, ibu Mugi Rahayu. Saya melakukan duduk tawarruk, yaitu duduk dengan mengarahkan tumit kiri ke vagina di setiap takhiyat akhir shalat. Harapannya agar jalan lahir lebih elastis sehingga luka robekan tidak terlalu besar. Dan memang, meski saya mendapat jahitan, namun tidak terlalu banyak. Itu pun karena dokter yang menangani saya memang selalu melakukan pengguntingan di jalan lahir.

Nah..jadi untuk ibu-ibu hamil yang dahulunya melahirkan secara caesar dan ingin melahirkan secara normal, Anda tak perlu lagi khawatir, Harapan itu masih ada. :)
Read More

Cintaku Terbagi Dua

Wednesday, February 11, 2015

Untuk anak-anak Mama...

you both, are my universe
Mas Amay, 
15 November 2014 yang lalu, adikmu Aga keluar dari perut Mama. Sejak hari itu pula, telah resmi panggilan "Mas" kami sematkan di depan namamu. Kamu bahagia? Iya, Mama bisa melihatnya. Mama menyimpulkannya dari caramu melindungi adik Aga dari tamu-tamu yang datang dan mencandaimu bahwa mereka akan meminjam adik Aga untuk dibawa pulang. Terkadang kamu marah karena candaan mereka, tak jarang pula kamu menangis karenanya. Kamu tidak rela, bukan? Tentu, karena kamu sudah menantinya sejak lama. Sama seperti Mama.

Dan beberapa hari setelahnya, Mama tergugu. Mama menyadari ada api cemburu di mata indahmu. Waktu yang selama ini penuh untukmu, harus terbagi dengan kehadiran adikmu. Perih hati Mama melihatmu menangis. Tapi apa mau dikata? Tangan Mama hanya dua. Mama harus melakukan semuanya bergantian. Menyusui adikmu kemudian memandikanmu atau menyuapimu lalu terburu-buru menggendong adikmu? Ahh, Mama tahu, Mama harus berbicara padamu.

Dan benar, anak Mama memang pintar, sangat mengerti kondisi Mama. Mama sangat berterima kasih karena telah mendengarkan penjelasan Mama. Terima kasih karena cemburumu tak berlarut-larut. Bahkan setelah menjadi seorang kakak, kini kau sudah bisa mandi sendiri, walau Mama masih merasa perlu untuk membilasnya lagi. Kau pun sudah pandai melepas bajumu sendiri sebelum mandi. Terima kasih sudah membantu meringankan pekerjaan Mama. Mama bahagia, anak Mama tambah pintar sekarang. Walau begitu, ada saja rasa haru yang terbersit di hati Mama. Ah, rasa bersalah lebih tepatnya. Rasa bersalah karena Mama merasa belum sempurna menemanimu, mengurusmu, memperhatikanmu. 

Tahukah kau, Mas Amay? Kadang saat malam membawamu terbang, Mama memperhatikan wajahmu dalam-dalam. Mama peluk dan ciumi wajahmu. Lalu perlahan air mata Mama menitik. Pelan Mama berbisik, "Maafkan Mama ya sayang... Percayalah, cinta Mama padamu tetap besar seperti dulu. Walau anak Mama ada dua, cinta Mama untuk kalian bulat sempurna." 

Mas Amay, ingat selalu pesan Mama ya; Jadilah anak yang sholih karena Mama dan Papa akan selalu mengharapkan do'a-do'a yang tulus keluar dari bibirmu. Jadilah anak yang bermanfaat untuk semua. Pelihara hatimu. Kau tahu? Kau adalah anak Mama yang lembut hati dan berjiwa mulia. Jangan lupa untuk menjaga adik Aga, sayangi ia selalu. Bimbing ia, tegur ia jika berlaku salah. Rukun selalu bersamanya, karena kalian semua adalah cinta Mama. Mama bahagia memiliki kalian berdua. 


Adik Aga,
Kau tahu? Selain Mama dan Papa, ada yang sabar menunggu kelahiranmu. Iya, dia adalah Mas Amay. Dulu, Mas Amay selalu berdo'a di perut Mama. Katanya; "Adik, sehat-sehat terus ya. Nanti keluarnya yang gampang ya. Mas Amay sayang adik." Mas Amay juga yang menemani Mama dan Papa di rumah sakit. Mereka selalu bersabar menantimu, dan selalu mendo'akan kelahiranmu.

Adik Aga,
Kau tahu? Ada yang setia menjagamu ketika Mama sibuk di dapur. Iya, dialah Mas Amay yang selalu berkata; "Ceep, ceep adik...jangan nangis. Mas Amay disini lho." Ohya, Mas Amay adalah kakak yang baik. Mas Amay tidak akan rela meminjamkanmu pada orang lain. Jika ada orang lain menggendongmu, Mas Amay selalu khawatir kau akan dibawa pergi. Kenapa? Karena rasa sayang Mas Amay sangat besar padamu.
Jadi, Adik Aga harus jadi adik yang baik ya... Yang sholih... Rukun selalu bersama Mas Amay. Saling sayang menyayangilah kalian, karena tidak ada yang lebih membahagiakan Mama dan Papa selain melihat kalian tumbuh bersama, saling sayang satu dengan yang lainnya. 


Mas Amay dan Adik Aga, ingat selalu ya; Berapapun banyaknya anak Mama, cinta Mama pada kalian tetap bulat sempurna. :)
Read More

Sharing Pengalaman Menghasilkan Uang (2)

Thursday, October 23, 2014

Sebelumnya saya telah menulis tentang Sharing Pengalaman Menghasilkan Uang bagian 1 disini. Sekedar berbagi, bahwa dari kisah yang terjadi sehari-hari, asalkan kita peka menangkapnya menjadi sebuah momen berarti, kemudian menuliskannya, maka akan menjadi rezeki untuk kita.
Inilah yang saya lakukan. Setelah belajar menjadi penulis Jon Koplo (julukan yang diberikan oleh suami karena beberapa kali tulisan saya dimuat di rubrik “Ah Tenane” Solopos), saya pun menuliskan kisah lucu lainnya ke media yang lain. Kali ini Reader’s Digest lah sasarannya.
Cerita lucu saya yang dimuat disana bercerita tentang kelucuan Amay, putra pertama saya. Anak itu sedang lucu-lucunya kalau bicara. Kadang memang saya tuliskan di status facebook, tapi ada juga yang saya kirim ke media.
Ada tiga rubrik yang bisa disasar disana, yaitu Humoria, HahaHihi, kemudian 9 to 5. Untuk rubrik terakhir, yaitu 9 to 5, lebih dikhususkan untuk candaan yang terjadi di tempat kerja. Untuk lebih jelasnya, supaya ada bayangan tulisan-tulisan yang dimuat disana, teman-teman bisa membeli majalah ini dengan harga Rp 25.000,-. Majalah ini terbit bulanan yaa..
Pokoknya, kalau teman-teman punya kisah lucu, menggelikan, atau memalukan, kirim saja ke RDI (Reader’s Digest Indonesia). Syaratnya, tidak lebih dari 100 kata, dan cerita belum pernah dipublikasikan. Imbalannya, lebih besar dari yang “itu”. Dua kali lipatnya, tapi itu nilai sebelum dipotong pajak dan biaya transfer yaa.. Yah, pokoknya lumayan besar lah.
Oya, asiknya, majalah ini profesional sekali. Apabila kisah kita dimuat, kita akan mendapatkan bukti terbitnya, dilampiri sebuah surat yang bisa kita isi untuk pengiriman honor. Jadi nggak perlu nagih-nagih lagi. Asik kan?
Jadi tunggu apa lagi? Ayo ingat-ingat peristiwa lucu yang pernah teman-teman alami, tulis, lalu kirimkan ke alamat email Redaksi Reader’s Digest Indonesia: editor.rd@feminagroup.com
Read More