S4; Sahabat Sampai Surga, Semoga

Saturday, August 15, 2015

Adanya media sosial, tak bisa dipungkiri memang membawa warna tersendiri dalam kehidupan nyata kita. Positif atau negatif, tentu tergantung pada pemakainya. Saya, mungkin hanya salah satu dari sekian banyak manusia yang diuntungkan dengan kecanggihan teknologi ini. 

Iya, dari media sosial akhirnya saya bertemu dengan teman-teman lama. Teman-teman yang selalu ada baik dalam suka maupun duka, dalam tangis juga tawa. Karena sekarang masanya sudah berbeda, jauh berbeda dengan saat kami masih remaja. Hingga sekarang masing-masing berada di kota yang berbeda-beda, jauh-jauh pula. Lah, kenapa jadi a a a a? ^_^

Siapa yang menyangka, jika rindu terbasuh semudah mengetuk layar sentuh? Siapa juga yang akan menduga, jika silaturrahmi bisa terjalin semudah menjentikkan jari? Iya, semua berkat teknologi, jiwa-jiwa yang berkelana berkumpul dalam satu genggaman.

Suatu hari, dalam sebuah obrolan, ada seorang teman yang berkisah. Ia pernah menanyai diri sendiri, "Apa mungkin aku akan punya sahabat?" katanya, dan alhamdulillah, pertanyaan itu telah terjawab sudah. Tanpa perlu kata-kata, cukup jiwa yang menyatulah sebagai petunjuknya. Karena jika tak ada niatan, meskipun teknologi berada dalam genggaman, tak akan jiwa ini tergerak untuk saling berdekatan.

Teman dekat, atau bila saya boleh menyebutnya sahabat, memang mempengaruhi kita dalam berbagai hal, bahkan dalam hal yang paling sederhana, misalnya cara berpakaian. Teman, bisa menjadi dekat dengan kita, tentu karena adanya kesamaan karakter. Istilah gampangnya; yang dekat dengan kita adalah mereka yang nyambung diajak ngobrol, termasuk yang klop cara bercandanya.

Meskipun karakter masing-masing pribadi berbeda, tapi selalu ada benang merah yang menjadi penanda, sehingga seringkali kita menemukan situasi dimana tanpa sadar kita berucap, "Oh, ini teman si A." atau "Oh, pantas saja, lha wong bergaulnya saja dengan si B." Karena memang, "Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927) 

Lalu saya teringat sebuah hadits Nabi;
"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhori 5534 dan Muslim 2628)



Ajaran dalam Islam memang sangat sempurna, termasuk kaitannya dengan mencari teman. Saya, meskipun masih jauh dari predikat sholihah, harus bersyukur karena dikelilingi oleh teman-teman yang selalu ingat akhirat. Setidaknya, teman-teman dekat, sahabat, senantiasa siap menjadi pengingat.

Dan untuk sahabat-sahabatku, hanya empat kata untuk kalian semua. Sahabat Sampai Surga, Semoga. :)

Read More

Cake Cokelat Klasik 'Gak Pake Ribet untuk Pakdhe dan Budhe

Wednesday, August 5, 2015

Saya adalah ibu rumah tangga yang kurang pandai memasak. Karena memang hobi saya tidak ada kaitannya dengan dapur. Maka dari itu, peralatan rumah tangga yang saya punya hanya yang standar-standar saja. Bagaimana bisa memasak jika peralatan di dapur tidak lengkap?

Suatu hari, hati saya tergerak untuk ikut-ikut berkreasi di dapur, supaya terlihat kekinian, haha... Habisnya banyak banget ibu-ibu muda yang bikin iri karena rajin sekali posting foto masakan atau kue buatan mereka. Saya pun mengajukan proposal pada suami untuk dibelikan mixer, dan alhamdulillah disetujui.

Beberapa kali saya membuat cake sederhana, dengan resep dari buku yang saya beli di sebuah bazaar. Alhamdulillah, Amay, anak sulung saya, suka. Dia bahkan sempat ketagihan dan meminta saya membuatkan cake kembali.

Meski begitu, cake buatan saya hanya itu-itu saja. Cake kukus, karena hingga saat ini saya belum memiliki oven (dan memang belum berniat membeli, karena masih takut menggunakannya). Pun, loyang yang saya punya hanya satu, dan bentuknya kotak standar saja. Jangan tertawa yaaa, hehe...

Satu lagi bukti cueknya saya dengan peralatan dapur yang minim. Timbangan kue. Saya tidak memilikinya. Lalu, bagaimana saya membuat kue? Dengan sendok sebagai penakarnya. Awalnya sih pakai ilmu kira-kira. Tapi kemudian saya menemukan ini sebagai panduan.


Cake buatan saya gampang sekali. Resepnya cocok untuk para pemula, seperti saya. Bahkan jika saya ibaratkan, anak kecil saja bisa membuatnya, asalkan sudah bisa membaca dan menghitung. Selain itu, cake ini juga dapat dibuat oleh kita-kita yang memiliki peralatan seadanya. Gak pake ribet deh, pokoknya.

Penasaran? Ini dia resepnya;

Bahan yang ddibutuhkan:
1. 5 butir telur
2. 8 sdm terigu
3. 13 sdm gula pasir
4. 3 sdm cokelat bubuk
5. 1/2 sdt ovalet
6. 3 sdm margarin yang sudah dilelehkan

Cara membuatnya simpel sekali.
1. Kocok telur dengan ovalet hingga mengembang.
2. Masukkan gula pasir, tepung terigu, dan cokelat bubuk, sedikit demi sedikit.
3. Terakhir masukkan margarin cair sambil terus dikocok.
4. Masukkan adonan ke dalam loyang yang sudah diolesi margarin dan dilapisi tepung.
5. Kukus selama kurang lebih 20 menit.

Oiya, ada satu tips yang mungkin sudah banyak yang tahu, namun saya akan menuliskan kembali supaya tidak terlupa. Ketika mengukus, bungkus tutup kukusan/dandang dengan kain/serbet (yang bersih loh yaa..) Tujuannya adalah agar uap air tidak menetes ke dalam adonan. Karena jika adonan tercemar uap air, kue yang kita buat akan bantat.


cake, sebelum dan sesudah dioles dengan cokelat oles


cake cokelat teman minum kopi atau teh

Cake sudah siap disantap. Jika ingin lebih nikmat lagi, kita dapat mengolesi cake kukus tadi dengan selai atau cokelat oles. Seperti kali ini saya menggunakan cokelat oles sebagai topping.

Mudah bukan? Saya yakin budhe juga bisa membuatnya untuk pakdhe. Ini sepotong kue dari saya untuk pakdhe. :) 




Read More

Dengan Aqua 2-4-2, No More Lemas Saat Berpuasa

Saturday, July 11, 2015

Ramadhan, bulan yang dinanti umat Muslim sedunia. Di bulan itu seluruh umat Muslim diwajibkan berpuasa sejak terbitnya matahari hingga terbenam di ufuk barat.

Ada beberapa sunnah saat berpuasa, antara lain:
1. Menyegerakan Berbuka
Banyak yang salah kaprah dengan berpikir bahwa mengakhirkan berbuka puasa akan menambah pahala. Tidak. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, "Orang-orang senantiasa dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka." (HR. Bukhori no 1957 dan Muslim no 1098)

2. Mengakhirkan Sahur
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu, dari Zaid bin Tsabit radiyallahu 'anhu berkata: "Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah SAW, lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, aku bertanya kepada Zaid, "Berapa jarak antara adzan dan sahur?". Dia menjawab: "Seperti lama membaca lima puluh ayat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa jarak antara sahur Rasulullah SAW dengan shalat shubuh sama seperti lamanya orang membaca lima puluh ayat.

3. Disunnahkan berbuka dengan rutob. Jika tidak ditemukan, dapat diganti dengan kurma. Jika tidak ditemukan kurma, maka diganti dengan air. Dalam Hadits Riwayat Abu Dawud no 2356 dan Tirmizi no 696, dikatakan bahwa, "Biasanya Rasulullah SAW berbuka dengan rutob sebelum menunaikan shalat. Kalau tidak mendapatkan, dengan kurma. Kalau tidak mendapatkan, dengan meneguk air." 




Nah, kebanyakan dari kita sering termakan mitos untuk berbuka dengan yang manis. Ini karena kurma dianggap sebagai makanan manis, sehingga disimpulkan bahwa berbuka puasa sebaiknya dengan yang manis. Padahal dalam hadits di atas saja sudah dijelaskan bahwa jika tidak ada rutob atau kurma, maka Rasulullah berbuka dengan air putih.

Sayangnya, banyak juga yang berpikir bahwa makanan manis diperlukan sebagai sumber energi setelah seharian penuh (kurang lebih 14 jam) kita berpuasa. Pendapat itu ada benarnya. Namun kita juga harus berhati-hati, salah-salah kebiasaan kita tersebut justru mengundang penyakit. Sehingga, jika berpuasa seharusnya menyehatkan (puasa merupakan cara detoksifikasi alami), justru malah membuat kita sakit. 

Berbicara tentang sumber energi, energi dalam tubuh kita dihasilkan oleh makanan. Ada tiga jenis makanan yang berperan sebagai sumber energi utama dalam tubuh kita, yaitu; karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat sendiri ada dua jenis, karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana.

Karbohidrat Kompleks adalah makanan yang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna. Karena waktu untuk mencernanya lebih lama, maka kita akan merasa kenyang lebih lama. Untuk itulah, karbohidrat kompleks baik dikonsumsi sebagai menu diet, baik juga untuk dikonsumsi saat berpuasa. Karbohidrat kompleks dapat kita temukan dalam umbi-umbian, sayuran mentah, buah-buahan, kacang-kacangan, roti gandum, juga beras merah.

Karbohidrat Sederhana. Dinamakan karbohidrat sederhana karena ia hanya terdiri dari satu atau dua molekul gula. Karbohidrat sederhana adalah sumber energi yang cepat dicerna oleh tubuh. Karena lebih cepat dicerna, energi yang dihasilkan oleh karbohidrat sederhana lebih cepat kita rasakan. Itulah sebabnya, karbohidrat sederhana dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dengan segera setelah dikonsumsi. Tapi karena sifatnya inilah yang membuat karbohidrat sederhana tidak baik untuk dikonsumsi oleh tubuh, karena energi yang cepat terbentuk membuat kita menjadi cepat lapar juga. Hmm...hati-hati bagi yang sedang melakukan diet, karena perut yang cepat lapar akan mempengaruhi pola makan. Dan kenaikan kadar gula dalam darah secara drastis, merangsang pankreas memproduksi insulin untuk menurunkannya dengan cepat. Inilah awal mula penyakit diabetes. 

Sayangnya, banyak yang tidak menyadari hal ini. Bahkan, untuk menyambut ramadhan, banyak yang jauh-jauh hari telah menyiapkan sirup dengan beraneka rasa dan warna. Padahal, sirup adalah salah satu contoh karbohidrat sederhana. Contoh lain karbohidrat sederhana misalnya; minuman bersoda, permen, roti putih, dll. Wow, hampir semuanya adalah hidangan lebaran juga ya? Nah, sekarang jadi tahu kan, mengapa kebanyakan orang justru bertambah gemuk setelah puasa? Iya, karena konsumsi karbohidrat sederhana yang terlalu banyaklah penyebabnya.


Nah, sekarang bagaimana agar tubuh kita tetap bugar saat berpuasa?
1. Olahraga yang Cukup
Banyak yang mengatakan bahwa olahraga membuat energi kita banyak terbuang, sehingga sebaiknya kita menghindari olahraga saat berpuasa agar tubuh tidak lemas. Pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Tubuh tetap perlu digerakkan, hanya saja ketika kita berpuasa, intensitas dan jenis olahraganya harus disesuaikan.

2. Penuhi Kebutuhan Nutrisi untuk Tubuh

Tubuh kita memerlukan asupan yang seimbang. Jika pada hari biasa kita mendapatkannya 3-5 kali, saat puasa berkurang menjadi 2-3 kali. Agar kita dapat beraktivitas secara normal, kita harus memperhatikan makanan yang kita konsumsi. Tidak perlu makan terlalu banyak, namun sekiranya cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dalam sehari.

3. Cukupi Kebutuhan Air Putih

Seperti yang kita ketahui, tubuh kita membutuhkan setidaknya 2 liter air sehari atau setara dengan 8 gelas per harinya. Namun, rentang waktu antara berbuka puasa hingga saat sahur tiba yang pendek, kemudian ditambah lagi waktu yang terpotong saat tidur, membuat kebanyakan dari kita tidak dapat memenuhi kebutuhan air harian.

Nah, Aqua mengajarkan, rumus 2-4-2 untuk disimpan dalam ingatan.

2-4-2?
Iya. 2 gelas saat berbuka puasa, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW bukan? Kemudian 4 gelas saat makan malam hingga sebelum tidur. Lalu 2 gelas lagi saat sahur. Yup, total 8 gelas semalam. Insya Allah cukup untuk memenuhi kebutuhan air harian tubuh kita.


Banyak yang berpikir bahwa minum air hanya dilakukan pada saat haus saja, padahal kekurangan cairan bisa menimbulkan efek yang cukup serius pada tubuh kita. Selain kulit kering dan bibir pecah-pecah, kekurangan air juga dapat mengganggu konsentrasi. Ini tentu akan berdampak kurang baik pada hasil kinerja kita. Efek yang lebih buruk lagi jika cairan tubuh berkurang adalah, ketidakstabilan emosi, mengantuk, mudah marah, peningkatan suhu tubuh, peningkatan denyut jantung, sampai kegagalan ginjal.

Air yang kita konsumsi membutuhkan waktu untuk berpindah dari lambung ke otot-otot tubuh, jadi tidak perlu menunggu haus untuk mencukupi kebutuhan hidrasi tubuh kita. Dan di bulan puasa, minum air dengan cukup setiap jam dapat diganti dengan minum air yang berkualitas, 2 gelas saat berbuka, 4 gelas saat makan malam hingga sebelum tidur, dan 2 gelas lagi pada saat sahur. Jumlah yang lebih banyak dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui.

Pantaulah urine setiap hari. Jika urine berwarna pekat dan berjumlah sedikit, itu adalah tanda bahwa seseorang telah mengalami dehidrasi ringan. Bila hal ini terjadi, tingkatkan konsumsi air putih di malam berikutnya. Jangan sampai ketika bulan Ramadhan seharusnya menjadi bulan dimana kita rajin berburu pahala, malah kegiatan kita terhalang sakit hanya karena malas minum air. 

Yuk, cukupi kebutuhan air dengan Aqua agar kita tetap sehat berstamina di bulan Ramadhan!


Sumber Referensi:
1) Islamqa.info/id/39462
2) https://naismacreation.wordpress.com/khasanah-ilmu/dr-oz-puasa-merupakan-detoksifikasi-yang-alami-dan-natural/
3) http://sehatsangat.blogspot.com/2014/03/arti-pengertian-karbohidrat-sederhana.html
4) https://www.youtube.com/watch?v=EXM78zv8vI4
Read More

Vitamin C Kauffman High Dose, Vitamin C yang Aman Bagi Ginjal

Saturday, July 4, 2015

Kita tidak bisa memungkiri bahwa kebanyakan orang menilai kecantikan fisik berdasarkan warna kulit dan bentuk tubuh. Wanita yang berkulit putih, mulus, tinggi, dan langsing, sudah bisa dipastikan akan masuk dalam kategori cantik. Pendapat itu memang tidak sepenuhnya benar, karena sebagian yang lain menilai kecantikan seseorang dengan sendirinya akan terpancar jika ia memiliki inner beauty. Namun, ungkapan bahwa cinta itu datangnya dari mata lalu turun ke hati, juga pengakuan romantis berbunyi "love at first sight" dari mereka yang mengalami, memperkuat pendapat bahwa penampilan tetap menduduki peringkat pertama dalam penilaian terhadap seseorang.





Dan berdasarkan pendapat umum tadi, akhirnya para wanita berbondong-bondong melakukan perawatan untuk kulit. Jenis perawatan yang paling banyak dipilih antara lain perawatan agar kulit tampak lebih cerah dan awet muda. Dua keuntungan itu bisa didapatkan dengan konsumsi vitamin C secara rutin. Akan terlihat bedanya, orang yang rajin mengkonsumsi vitamin C dengan yang tidak. Perbedaan itu tampak pada usia selnya. Seperti yang kita ketahui, vitamin C memiliki banyak manfaat dalam tubuh, salah satunya sebagai sumber alami untuk memproduksi collagen, yang berperan dalam menjaga kekenyalan atau elastisitas kulit. Nah, dari sini dapat disimpulkan bahwa vitamin C juga penting untuk membuat kulit tampak awet muda.

Namun, banyak yang masih takut jika mengkonsumsi vitamin C akan menyebabkan gagal ginjal dan gangguan pada pencernaan. Pendapat itu ada benarnya, karena mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi melalui oral memang bisa merusak lambung. Akan tetapi, kini kita tak perlu khawatir lagi karena ada cara yang aman untuk mendapatkan manfaat dari vitamin C, yaitu dengan infus atau injeksi. 

Vitamin C Kauffman High Dose, Vitamin C 5000 mg yang berbentuk ampul, solusi tepat untuk memenuhi kebutuhan vitamin C, karena Vitamin C Kauffman High Dose tidak menyebabkan gagal ginjal. Pemberian Vitamin C Kauffman High Dose yang dilakukan melalui vena atau pembuluh darah akan memudahkannya diserap oleh darah, sehingga vitamin C akan bekerja secara maksimal.




Sudah cantik, sehat pula. Siapa yang bakal menolak? Kabar gembiranya lagi, manfaatnya tidak hanya sebagai Anti Aging saja, namun jika secara rutin melakukan infus Kauffman 4x sebulan, efek pemutih alami akan bisa kita rasakan juga.

Hanya itu saja? Tentu saja tidak. Ini dia keuntungan-keuntungan yang bisa kita rasakan dengan mengkonsumsi Vitamin C Kauffman High Dose;

1. Menyamarkan flek-flek hitam.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh. Ini sangat bermanfaat bagi kita yang memiliki segudang kesibukan. Seperti saya, sebagai ibu dari dua orang putra yang sangat aktif, saya harus menjaga tubuh agar tidak mudah tumbang. Pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habisnya, apalagi saya mengerjakannya tanpa bantuan Asisten Rumah Tangga, menjadikan saya sering merasa kelelahan. Saya memerlukan vitamin C dalam jumlah yang cukup, karena jika fisik lelah, maka tubuh akan rentan sakit.

3. Mencegah kulit terlihat kusam. Terkadang tabir surya saja tidak cukup untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Apalagi sekarang sudah memasuki musim kemarau. Panas matahari akan menyebabkan kulit kering dan kusam. Kulit yang kering akan mudah keriput dan mengakibatkan penuaan dini.

4. Menghilangkan bekas luka, bekas jerawat, dll.

5. Menyehatkan jantung.

6. Memutihkan kulit secara alami serta memberikan efek glow pada kulit.

7. Kulit kenyal dan elastis.

8. Mengobati sariawan, flu.

9. Mengurangi stretch mark dan cellulite. Wah, ini benar-benar kabar gembira bagi para wanita, terutama barisan kaum ibu seperti saya. Pengalaman dua kali hamil dan dua kali melahirkan, meninggalkan guratan-guratan di area paha dan perut. Meskipun tidak berbahaya, namun rasanya memang keberadaannya mengganggu penampilan, terutama di depan suami.

Bersyukur sekali sekarang ada Vitamin C Kauffman High Dose, karena meskipun dosisnya tinggi, tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan. Vitamin C yang tidak terpakai akan dibuang melalui urine, sehingga aman bagi kesehatan ginjal.




Read More

Tahun Ajaran Baru Paling Mengena di Hatiku

Monday, June 29, 2015

Bulan Juni-Juli, setelah libur kenaikan kelas, maka kita akan memasuki tahun ajaran baru.
"Kita? Anak-anak sekolah aja keleeuuus.." nyengir kuda.
"Ya ngga usah sombong gitu deh, mentang-mentang udah tua.." *ups, udah lulus maksudnya.

Hehe, memang sih, tahun ini saya baru sadar sudah menjadi orang tua. "Whaattt?" *lalu ditimpuk pake THR.
"Lah, selama ini statusnya tentang Amay melulu, apa ngga inget kalo udah tuwir, woy?"
Eiittt, sabar duluu.. Maksudnya baru sadar sudah menjadi orang tua itu karena tahun ini Amay sudah akan masuk sekolah. Hiks.. Dan ini benar-benar tahun ajaran yang paling syahdu.

Time flies yaaa.. Kayaknya baru kemarin anak ini dikeluarkan paksa lewat perut, eh tahu-tahu udah empat tahun. Tahu-tahu sudah ada Aga juga.

Dan iya, tanggal 6 Juli nanti insya Allah Amay akan masuk sekolah. Beberapa waktu lalu saya diundang oleh sekolahnya untuk sosialisasi program-program di sekolah selama setahun. Di hari itu, ustadzah (panggilan untuk ibu guru di sekolah Amay) juga menjelaskan bahwa tanggal 6-10 Juli nanti akan ada Masa Orientasi Santri. Dalam 3 hari pertama, orang tua boleh mendampingi anak-anak hingga KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) selesai. Hanya 3 hari, iya 3 hari. Dan di hari ke empat dan lima, orang tua dipersilakan pulang setelah mengantar, tidak peduli si anak akan menangis meronta-ronta, muntah-muntah, atau apalah apalah...

Sejak jauh-jauh hari saya selalu membisikkan pada Amay bahwa ketika sekolah nanti saya akan mengantar, kemudian saya pulang, dan jika waktu pulang tiba saya akan menjemputnya. Dia mengangguk setuju. *Hah, nyicil lega. Semoga semua berjalan dengan semestinya ketika waktunya tiba nanti. Aamiin...

Nah, masalah yang muncul saat ini justru bukan dari Amay, akan tetapi dari Pak Yopie, Papa Amay. Huh, gimana siih, ini koq malah suami saya yang bingung? Iya, beliau khawatir dan sering ragu, apa Amay bisa? Apakah Amay kuat menghadapi ujian ini (halah lebay)? Takutnya nanti Amay menangis.

Tapi karena saya adalah mantan guru TK, saya meyakinkan suami bahwa sounding yang kita lakukan setiap hari insya Allah ada hasilnya. Dan yang paling penting, dukungan dari orang tua harus penuh. Artinya, orang tua pun harus ikhlas meninggalkan anaknya untuk diasuh orang tua barunya di sekolah. Kalau orang tua resah, anak juga akan merasakan hal yang sama. 

*Mohon do'anya ya semua, semoga Amay menjadi anak yang sholih, mandiri, kuat dan tangguh. :)

Dan selain tahun ajaran baru 2015/2016, tahun ajaran baru yang juga mengena di hati saya adalah tahun ajaran 1993/1994. Yap, 22 tahun yang lalu. *Lebih berasa lagi tuanya ketika menulis inih. :P

Tahun itu, saya mulai mengenakan seragam putih merah. *Yeaayy, masuk SD. Akan tetapi ibu saya sudah mewanti-wanti bahwa saya hanyalah anak bawang karena baru berusia 5 tahun. Ya, meskipun faktanya saya bisa naik ke kelas 2 di tahun berikutnya.

Nah, yang paling mengena adalah di hari pertama itu, saya bak ratu. Ibu saya menyiapkan sarapan sambil menyuapi saya. Bapak menyetrika seragam saya, dan setelah saya pakai, beliau yang merapikan juga. Dan tidak mau kalah, Uti saya, nenek dari ibu yang tinggal persis di sebelah rumah orang tua saya. Beliau khusus datang pagi-pagi untuk melihat saya berbalut seragam baru. Tak cuma itu, Uti pun membantu saya dengan memakaikan kaos kaki. 

Kebayang kan, bahagianya saya di hari itu? Wajar saja kalau saya masih mengingatnya hingga detik ini, hihi...

Read More

Mau Kredit Motor atau Kredit Tanpa Agunan? Cermati Dulu di Cermati.Com

Sunday, June 14, 2015

Saya mungkin termasuk orang yang beruntung karena memiliki banyak teman baru yang baik. Beberapa teman tersebut saya temukan dalam sebuah komunitas ibu-ibu yang produktif menulis. Kami terhubung di sebuah grup di media sosial. Setiap hari kami bertukar kabar, bertukar ide, cerita, bahkan saling curhat dan menyemangati satu dengan yang lainnya.

Kemarin, mengawali pagi, saya mencurahkan perasaan saya pada teman-teman. Berawal dari rasa syukur yang teramat dalam karena putra sulung saya yang berusia 4 tahun, Amay, telah diterima di sebuah sekolah yang insya Allah baik, dan berbiaya terjangkau. Sebut saja sekolah itu dengan Sekolah A. Sekolah A sebelumnya pernah saya datangi, namun sayangnya, pendaftaran disana telah ditutup karena quota telah terpenuhi. Dan kemarin, saya kembali dihubungi oleh salah seorang guru yang mengabarkan bahwa ada seorang calon anak didik yang mengundurkan diri dan jika saya dan suami berkenan, Amay bisa didaftarkan untuk menggantikan posisi tersebut. Hmmm...inikah yang namanya "jodoh pasti bertemu"?

"Rezeki untuk Amay," kata salah seorang sahabat. Bagaimana tidak? Sebelumnya, kami telah berputar-putar di sekitaran tempat tinggal kami untuk mencari TKIT yang berkualitas. Dari beberapa sekolah yang kami datangi, kami tertarik untuk memasukkan Amay di sebuah sekolah yang biaya masuknya saja hampir menyamai biaya masuk kuliah. Sebut saja sekolah itu dengan Sekolah B. Dan rezeki memang tidak lari kemana. Kemarin akhirnya kami memutuskan untuk mendaftarkan Amay ke sekolah pilihan pertama. Dengan kualitas yang insya Allah sama, kami cukup membayar sepertiga dari sekolah B. Untung saja, kami belum membayar biaya apapun selain uang pendaftaran sebesar Rp 200.000,-

Bagi saya, selisih biaya tersebut adalah nilai yang cukup besar. Bayangkan saja, biaya sekolah di Sekolah B sama dengan biaya sekolah tiga orang anak di Sekolah A. Alhamdulillah, dengan memilih Sekolah A, saya dan suami bisa mengalokasikan dana tersebut untuk keperluan lain. Nah, rencananya, sisa dana sekolah tadi akan saya wujudkan dalam bentuk kendaraan, supaya saya tidak repot lagi untuk mengantar dan menjemput Amay saat sekolah nanti.

Untuk itu, sesuai dengan saran teman-teman, saya membuka cermati.com sebagai wawasan sebelum membeli kendaraan yang baru.


Saya kemudian mengarahkan kursor pada pilihan PINJAMAN, kemudian saya klik Kredit Motor, lalu muncullah halaman berikut ini;



Lalu setelah memilah dan memilih, saya menjatuhkan pilihan pada motor matic. Alasannya hanya satu, ada ruang di depan untuk Amay berdiri, hehe... Apalagi saya adalah seorang ibu berjilbab yang lebih sering mengenakan rok. Mengendarai motor dengan model seperti ini, saya tidak perlu khawatir rok yang saya kenakan akan tersingkap.


Iya, saya ingin sekali membeli motor Yamaha Mio J CW. Saya pernah mencoba mengendarai motor itu sebelumnya, pinjam tetangga. :D

Saya pun mencari tahu, berapa harga motor incaran saya itu. Lalu, dengan dana yang saya punya sebagai uang mukanya, berapakah yang mesti saya sisihkan tiap bulannya untuk membayar angsuran? Oh, beruntung sekali, cermati.com menyediakan kolom Simulasi Kredit, dan kita bisa memilih Multifinance dan mengisi kolom Uang Muka sesuai kemampuan kita, sehingga kita langsung bisa mengetahui besaran angsuran setiap bulannya. 


Tidak hanya memberikan informasi tentang kredit motor, cermati.com pun memberikan pengetahuan pada pembacanya melalui artikel-artikel yang sangat bermanfaat. Oya, ke depannya, jika saya ingin "ambil" rumah, cermati.com menjadi tujuan saya mencari tahu. Tidak perlu repot-repot ke bank untuk bertanya, tidak juga harus menahan malu tanya si anu atau si itu.

Kalau belum punya uang muka untuk kredit rumah? Eh, ternyata bisa lho.. Gak percaya? Klik ini saja. Kemarin sih beberapa teman memberi saran, kalau mau membeli rumah, pakai jurus dana talangan Bank saja. Nah, saya mulai "kepo" nih, Bank mana ya yang kira-kira bisa disasar untuk membantu mewujudkan mimpi kami memiliki rumah sendiri? Ada informasi tentang Kredit Tanpa Agunan dan Kredit Multi Guna. juga.

Wah, saya harus benar-benar cermat nih. Tapi saya sudah nggak bingung lagi, karena ada cermati.com, gudangnya informasi. Mau membandingkan suku bunga di tiap bank, biaya-biaya tambahan lainnya, persyaratan-persyaratannya, hingga besarnya plafon pinjaman, semua ada. Tenang saja!

Sekarang tinggal kencengin do'a saja, supaya kendaraan dan rumah impian saya bisa terbeli. Mohon do'anya yaa.. :)


Read More

Pengumuman Pemenang "Giveaway Menyambut Ramadhan"

Saturday, June 6, 2015

Assalamu'alaikum semuaaa...

Deg-degan ngga menanti pengumuman ini? Hihi...

Jujur, saya bingung sekali memlihnya saudara-saudara... Terus terang ada beberapa finalis yang tulisannya langsung saya bookmark begitu setor. Saya baca-baca lagi beberapa kali, karena semua bagus-bagus sekali. Namanya Ramadhan pasti kesannya mendalam, apalagi ketika kita masih kecil, ya kan? Tapiii, karena hadiahnya cuma 3, saya harus pilih 3 pemenang saja, huhu sedihnyaaa... Pengennya sih bisa memenangkan semua finalis-finalis itu tapi apa daya? Semoga kelak di giveaway berikutnya kita bisa kembali bersua yaa..aamiin..

Jadiii, dengan ini saya memutuskan, pemenang giveaway ini adalaaah:

1. Pakde Abdul Cholik
 http://abdulcholik.com/giveaway/nostalgia-ramadhanberpuasa-di-india

Alasannya: karena pakde sudah jujur pernah batal puasanya, hihi.. Nggak ding.. Alasannya karena pengalamannya unik (unik dalam arti anti mainstream ya kawan-kawan), komplit, lucuuu dan juga menarik. Saya sangat suka gaya berceritanya, berkali-kali baca tapi masih bisa ngakak. *hadeuh, udah kayak komentator saja.

"Saya sih, yes." *eh, lha koq niru gaya Anang?


2. Ika Hardiyan Aksari
http://ichaituika.blogspot.com/2015/04/ohmukena-parasit.html

Alasannya: karena saya tertohok dengan kalimat ini: "Untuk duniawi mau mengeluarkan uang segepok, kenapa untuk urusan dengan Allah jadi perhitungan?"
Meskipun kita bisa saja shalat tanpa mukena, asalkan menutup aurat dan pakaian yang kita kenakan tidak ketat, namun saya terkadang miris ketika seorang muslimah menyepelekan mukenanya. Kadang berminggu-minggu nggak dicuci, nggak ganti-ganti, padahal menemui Allah sehari minimal lima kali. Baju untuk pergi berlemari-lemari, tapi mukena cuma punya sebiji. :p :(


3. Noer Ima Kaltsum
http://kahfinoer.blogspot.com/2015/05/mukena-cantik-dari-anak-asuh.html

Alasannya: karena saya bisa menangis saat membaca tulisannya. Saya merasakan cinta dari mukena pemberian muridnya. Bahkan berkali-kali saya mengaminkan doa Bu Ima untuk anak asuhnya itu. :)


Jadii, untuk pemenang, saya tunggu alamatnya yaa.. :)
Terima kasih sudah berkenan meramaikan giveaway ini. Dan dari lubuk hati yang terdalam, saya memohon maaf apabila ada kesalahan.

Selamat mempersiapkan Ramadhan ya teman-teman... Semoga Ramadhan ini menjadi Ramadhan yang lebih baik dari Ramadhan sebelumnya. Aamiin.. :)




Read More

Tiada Alasan Tak Menanam

Tuesday, June 2, 2015

Suatu hari, saat keluarga besar berkumpul di rumah bapak, keponakan kecil kami kehilangan wajah cerianya. Batuk, pilek, demam, membuatnya rewel sepanjang hari. Semua makanan ia tolak. Tiba-tiba suami teringat khasiat air kelapa muda. Segera saya meminta tolong pada bapak untuk memetik kelapa muda yang ada di belakang rumah.

Beberapa saat setelah meminum air kelapa muda, panas badan keponakan kami berangsur normal. Senyum sudah kembali menghiasi wajahnya yang mungil. Ia pun mulai tertarik untuk makan.

"Alhamdulillah," seru semua yang ada di rumah. Saya kemudian berkata, "Nanti kalau sudah punya rumah, aku mau menanam pohon kelapa, ah!" Langsung ditimpali oleh bapak, "Ya, harus itu!" Dari nada suara yang terdengar serius, ucapan bapak seolah menyiratkan bahwa menanam pohon kelapa adalah sebuah kewajiban.

Untuk urusan tanam-menanam, saya memang terinspirasi dari bapak dan ibu. Mereka tidak hanya menanam buah-buahan seperti mangga, pisang, rambutan, jambu, atau belimbing, namun juga tanaman hias. Beberapa kali tanaman hias yang ibu tanam dibeli orang untuk dekorasi walimah. Kami juga bisa berhemat karena dapat menikmati buah-buahan saat musimnya tiba, sepuasnya, tanpa harus membeli.

Saya jadi teringat ketika beberapa tahun lalu harga kelapa di kota kami melambung tinggi. "Kok bisa, ya?" tanya saya yang kemudian dijawab ibu, "Karena kita mulai malas menanam." Serupa dengan kejadian hilangnya jahe di pasaran yang membuat harganya meroket, juga cabai dan tomat. Padahal, menanam cabai, tomat, jahe, bahkan kelapa sekalipun, tak membutuhkan perawatan yang rumit.

Jika ada yang enggan menanam karena alasan lahan yang sempit, hal ini bisa kita maklumi untuk pohon semacam kelapa dan buah-buahan. Namun hal itu tidak berlaku untuk tanaman semisal cabai, tomat, juga empon-empon seperti jahe. Saya sudah membuktikannya sendiri.

Saya menggunakan plastik kemasan gula pasir atau minyak goreng. Plastik itu saya isi dengan tanah, lalu saya tusuk-tusuk di beberapa bagian untuk sirkulasi udara dan air. Kemudian, saya sebar biji cabai atau tomat yang telah membusuk di tanah tersebut. Sesederhana itu.

Beberapa bulan kemudian, hasilnya akan kita tuai. Rasanya sangat nikmat ketika bisa menikmati makanan dari kebun sendiri. Kita juga bisa mengurangi sampah plastik dengan menggunakannya kembali sebagai media tanam.

Jadi, tidak ada alasan tak menanam, kan? Apalagi manfaatnya akan kembali pada kita.


*Tulisan ini dimuat di majalah Ummi edisi Desember 2014
Read More