Negeri Neri; Novel yang Bagi Saya Layak Difilmkan

Sunday, October 4, 2015

Menurut saya, bagus atau tidaknya sebuah novel ditentukan oleh sejauh mana novel itu bisa "mengganggu pikiran" pembacanya. "Mengganggu pikiran" disini artinya, apapun kegiatan yang kita lakukan, jalan cerita novel yang sedang kita baca masih terngiang-ngiang di kepala.

"Negeri Neri", sebuah novel karya Sari Safitri Mohan, berhasil mengalihkan dunia saya hingga beberapa hari. Saya terjebak dalam belantara hutan "Negeri Neri" sampai beberapa waktu. Mungkin bisa dibilang, saya sulit untuk move on dari kisah itu.

Sebenarnya, novel ini sudah terbit sejak 2012 lalu, tapi saya baru menikmatinya setelah seorang teman memberikan novel ini pada saya. Kalau saya tau gimana bagusnya novel ini, saya tidak akan sayang mengeluarkan uang untuk membelinya. Serius.

Ada cerita di dalam cerita, begitulah kira-kira cara penulis novel ini menuangkan idenya. Seperti anakan sungai yang bercabang-cabang, akhirnya mereka bertemu dalam satu muara.

Berawal dari kisah Mala, gadis cilik berusia enam tahun, yang tersesat dalam rimbunnya hutan di belakang rumahnya. Di dalam hutan itu ia berjumpa dengan Ibu Bunga. Untuk selanjutnya, Ibu Bunga mendongengkan perjalanan hidup seorang Elin, yang ternyata merupakan anak dari kakek bertelinga kanan setengah. Ibu Bunga menyampaikan cerita itu episode per episode, setiap kali Mala mengunjungi tempatnya.

Selanjutnya, Mala menceritakan dongeng yang didengarnya dari Ibu Bunga kepada Flora kakaknya, yang mempunyai hobi menulis.
"Kak, memang gimana rasanya laki-laki dan perempuan yang berpelukan dan hujan-hujanan?"
Flora seperti tersengat listrik seribu watt mendengar pertanyaan Mala. Namun Flora memutuskan untuk mendengarkan cerita Mala meskipun rasa penasaran akan kebenaran cerita yang disampaikan Mala demikian besar.

Cerita-cerita Ibu Bunga, yang disampaikan pada Mala dan ditulis ulang oleh Flora, diterbitkan di majalah sekolah. Sambutan yang baik dari para pembacanya, membuat Flora didaulat untuk masuk ke dalam tim redaksi.

Masalah kemudian timbul. Klimaks dari novel ini adalah ketika Flora hilang. Ia diculik untuk mempertanggungjawabkan tulisannya, karena ada pihak yang merasa bahwa "Negeri Neri" sebenarnya bukan merupakan karya fiksi, namun ada unsur pencemaran nama baik. Semua merasa kehilangan, hingga suatu hari salah satu dari penculiknya menyerahkan diri.

Sampai di halaman 254, jantung saya berdebar lebih cepat. Saya memang begitu, menikmati setiap kata yang saya baca, sehingga seolah-olah saya benar-benar berada di dalamnya. Dikisahkan, pelaku penculikan mengakui bahwa ia menculik dan menghilangkan nyawa Flora.
"Saya taruh dia di dekat sungai yang banyak buayanya. Saya tunggu dari jauh sampai saya lihat seekor buaya memakannya." akunya, saat ditanya bagaimana caranya membunuh Flora.

Duh, disitu saya sempat kecewa. Koq, tokoh Flora dibuat meninggal sih? Tapi ternyata kisah novel ini belum berakhir. Masih banyak keterkejutan-keterkejutan yang dibuat oleh penulis, hingga saya meyakini bahwa penulis merupakan orang yang jenius karena berhasil membuat cerita berputar-putar, sambung-menyambung, namun sama sekali tidak terkesan dipaksakan.

Ada beberapa tokoh penting dalam novel ini;
1. Mala. Gadis cilik penyambung lidah Ibu Bunga. Tanpanya, Ibu Bunga tak akan bisa menguak tabir ketidakadilan yang menimpa dirinya.
2. Ibu Bunga. Darinya, awal cerita yang rumit ini bermula.
3. Flora. Ia menjadi jembatan yang menghubungkan dongeng dengan kenyataan, melalui tulisan.
4. Elin. Dirinya lah, muara semua kisah.
5. Aria. Laki-laki ingkar. Darinya kita bisa mengambil pelajaran, bahwa laki-laki akan mengeluarkan seluruh daya upaya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Namun setelah impian didapatkan, dirinya tak lagi penasaran, ia akan lupa dengan apa yang pernah dijanjikan.
6. Momon. Nah, ternyata sosok ini punya kejutan. Ternyata ia adalah Laks, saksi hidup perjalanan kisah Elin dan Aria.
7. Rio. Pemimpin redaksi majalah Suluh, yang menerbitkan "Negeri Neri".
8. Anggi. Lewat kelihaiannya dalam men-sketsa, ia bisa menggambarkan sosok Ibu Bunga, melalui arahan Mala. Sketsa yang dibuatnya berhasil mengobati kehampaan yang selama ini dirasakan kakek bertelinga kanan setengah.

Novel Negeri Neri

Dan kisah "Negeri Neri" ini pun diakhiri dengan epilog yang indah; 

Cinta kita memang pernah indah meski engkau akhirnya membungkamku. Teriakan kecilku telah terdengar, meski lonceng asmaradana usai. Aku telah kauhanguskan. Dan api khianatmu membuatku bagai kertas putih panjang yang telah habis jadi abu. Tapi senyumku pada sepi ini, kini melegakanku.
Jangan kaulupakan aku.
Jangan pernah kauhilangkan jejakku.





Read More

Jangan Jadi Online Shop Nyebelin

Saturday, October 3, 2015

Kalau Asma Nadia punya karya yang judulnya: "jangan jadi muslimah nyebelin", maka yang saya tulis ini mungkin merupakan pengembangannya.

foto dari sini
Lagi heboh ya di dunia maya, tentang online shop dan calon pembeli yang salah paham. Jujur, saya pun baru tahu kalau ada satuan "ea" yang artinya "each". Jadi memang sebagai online shop sebaiknya tidak buru-buru emosi, khawatir nantinya malah malu sendiri. Selain itu, nanti malah jadi merugi, pembeli terlanjur kabur dan nggak mau balik lagi.

Hmm..nggak mau kan itu terjadi?

Tapi selain yang di atas tadi, saya juga mau sedikit kasih saran untuk para pelaku online shop. Biar apa? Biar nggak jadi online shop yang nyebelin. Mmm...saya juga jualan lho, jual mukena dan cilok. Tapi karena supplier mukenanya lagi sibuk, jadi sementara saya fokus di cilok saja. *eh...ini bukan promosi, hihi...

Nah, saya juga pengen, sebagai online shop, saya nggak dianggap nyebelin (saya masih berusaha, jika masih dianggap nyebelin juga, dimaafkan yaa... :D). Dan profesi sebagai pemilik usaha online (dalam hal ini lebih tepat ditujukan untuk tenaga pemasarannya sih), tidak dipandang sebelah mata.

Optimasi social media memang sah-sah saja. Tapi ada hal-hal yang mesti diperhatikan karena promosi di media sosial juga ada etikanya.

1. BBM
Jaman sekarang jualan bisa dimana saja. BBM pun dijadikan sebagai salah satu sarananya. Tapiii...pliiisss, jangan hobi BC (broadcast) barang daganganmu yaa... Orang-orang yang ada di kontak kita bisa tahu koq kalau kita jualan. Mereka kan bisa baca status-status kita.

Nah, ini nih, salah satu yang memotivasi saya menulis artikel ini.

Ceritanya, suatu hari saya diundang untuk masuk ke sebuah grup BBM oleh seorang teman. Karena saya kenal baik dia, saya pun menyetujui. Ternyata di grup itu ada beberapa online shop juga (terlihat dari namanya) dan salah satunya mengajak saya berteman. Oke, saya terima.
Belum ada semenit kami berteman, dia sudah BC saya dengan dagangannya. Belum sempat saya baca isi BC-nya, dia sudah mengundang saya masuk ke grupnya. Belum sempat saya masuk, dia kembali mengirim BC tentang grupnya itu. Ohhh..itu sungguh menyebalkan. Serius!!!
Akhirnya, saya delcon saja dia, hehehe... BC sesekali sih boleh yaa, tapi jangan keseringan lah. Promo lewat status saja saya pikir sudah cukup koq. Dan pembeli yang serius pasti akan langsung menghubungi kita.

2. Facebook
Sejak awal kehadirannya, facebook sudah dijadikan media untuk berjualan. Jaman dulu nih, sering banget para online shop itu menandai/nge-tag/tagging barang dagangannya. Kalau sekarang masih ada yang pakai cara itu, berarti dia so so so yesterday, hihi... *pinjem istilah blogger kekinian. *laludijitak
Ya kan sekarang mah ada page. Pakai aja fasilitas itu. Tapiii, untuk dapat like yang banyak memang salah satunya mesti bayar untuk iklan di facebook. Kalau yang ini saya kurang paham deh yaa cara-caranya.
Intinya, saya mau bahas tentang etika men-tag orang ini. Sama aja sih, kurang sopan kalo menurut saya mah. IMHO, ini sama kayak pedagang oleh-oleh di bus-bus antar kota, yang suka main taruh dagangannya ke pangkuan kita.
*iya gak sih? kalau menurut teman-teman gimana?

Jadiii..sudahi saja hobi nge-tag foto dagangannya yaa... Kan semua teman facebook kita juga pasti tau lah kalau kita jualan. Sering-sering bikin status aja, yang menarik gitu, yang bikin orang penasaran sama produk kita, dan akhirnya pengen beli dagangan kita.
*soal ini saya juga masih belajar, belum jago.

3. Instagram
Belakangan, instagram juga dipakai untuk memasarkan produk. Yang keren sih yang bisa bayar endorser. Biasanya yang dicari adalah para selebgram, seleb instagram, yang banyak followernya.
Nah, yang nggak punya modal dan nggak punya etika, biasanya suka nyepam nih. Saya belum punya modal, tapi saya insya Allah tau etika, jadi saya nggak nyepam. :p
Spammer ini sering menyasar instagram para artis. Jadi, mau fotonya apa captionnya apa, komentarnya; "cek IG-ku yuk sis, banyak tutorial hijab bla bla bla" atau "Mau putih dan langsing, *** solusi jitunya. Cek IG-ku aja yaa" atau "SUPPLIER sweater, cardi, jaket termurah dan fast respon se-ig!!" Dan masih banyaaakkk yang lainnya.

Raisa si penyanyi yang cantik jelita itu aja sampai nulis di bio-nya loh, "Tidak sulit bikin saya bahagia, cukup dgn tdk nge spam di IG saya. Thanks!" Gitu katanya.
Kalau dihukumi, mungkin hukum nyepam ini makruh kali yaa..kalau ditinggalkan dapat pahala (kan bikin orang bahagia), kalau dilakukan ya nggak dosa. Eh, tapi dosa nggak sih bikin orang sebel? :D

Di 3 social media di atas saja sudah banyak yang jadi olshop nyebelin kan? Ini belum twitter, youtube, blog, dan yang lainnya.

Tambahan nih. Selain mesti pakai etika, jadi pedagang juga harus latihan sabar. Kalau ada kekurangan dari pembeli ya dimaklumi, jangan terbawa emosi. Kan pembeli adalah raja. Ya kan? Ya kan? Kalau kesalahannya masih dalam tahap wajar, maafin aja. Kalau mau ditanggapi ya ditanggapi dengan baik, kalau enggak mood, mending nggak usah sekalian. Mungkin salah satu tipsnya; posisikan diri kita sebagai pembeli juga. Gitu kali ya?

Sooo...yuk ah berbenah. Supaya rezekinya makin melimpah dan barokah. :)

ps: catatan ini dibuat untuk mengingatkan diri saya juga.
Read More

"Marriage with Heart", untuk Rumah Tangga yang Sehat

Wednesday, September 30, 2015

“Mereka datang dalam keadaan baik dan bersih
Nanti, jika saatnya tiba,
Bisakah aku mengembalikannya sebersih semula?
Sanggupkah dagu kita tegak di hadapan-Nya
Sambil berkata, “Wahai Tuhanku, telah kutunaikan tugasku
Telah kujalankan amanah-Mu.”

Puisi di atas adalah sepenggal pendahuluan yang bisa kita temukan dalam buku “Parenting With Heart” karya Elia Daryati dan Anna Farida. Syahdu bukan? Tidak berlebihan ‘kan jika setelah membacanya hati saya dipenuhi dengan perasaan bersalah dan penyesalan yang amat dalam?

Iya, buku “Parenting With Heart” itu bisa membuat mata saya terpaku membaca kalimat demi kalimat, hingga terkadang keduanya mengembun bahkan menganak sungai. Buku ini menyentil nurani saya, hingga saya tersadar bahwa saya masih sangat jauh dari predikat “ibu yang baik”.

Dan kini, sebuah buku baru terlahir dari penulis yang sama, Ibu Elia Daryati dan Mbak Anna Farida. “Marriage With Heart”, begitulah judulnya.

Sama seperti buku sebelumnya, buku ini disampaikan dengan bahasa yang ringan dan lugas sehingga mudah dicerna. Isinya tidak seperti buku-buku pernikahan kebanyakan, yang biasanya mengulas secara kaku tentang hak dan kewajiban suami istri dalam pandangan agama, lengkap dengan hukum fiqih dan dalil-dalilnya. Buku ini bisa kita nikmati kata demi kata tanpa harus membuat kening berlipat lima. Walaupun penulisnya adalah muslimah, Marriage With heart tidak hanya diperuntukkan untuk orang Islam saja. Bahasanya universal, dan bisa diaplikasikan oleh pemeluk agama apapun.

Yang menarik, membaca buku ini, saya seperti membaca jawaban-jawaban dari curhatan kebanyakan orang. Bahwa masalah dalam rumah tangga itu tidak hanya seputar urusan ranjang saja, tapi ternyata ada banyak hal lain yang mungkin luput dari pengamatan kita.

Hubungan antara mertua dan menantu yang tak harmonis, mungkin jadi salah satu yang sering kita lihat memicu retaknya sebuah ikatan perkawinan. Ups, jadi ingat sebuah iklan di televisi yang seolah menggambarkan begitu seramnya sosok ibu mertua, padahal nggak semua mertua begitu lho, contohnya mertua saya.

Selain itu, adanya PIL atau WIL, juga kerap menjadi bara dalam rumah tangga. Lalu bagaimana sebaiknya suami atau istri sebaiknya bersikap jika ada penelusup dalam rumah tangganya? Amit-amit deh, ya, semoga kita nggak mengalaminya. Namun jika sudah terlanjur ada, buku ini memuat beberapa saran penyelesaiannya.

Masalah lain yang dibahas, banyak!

Anda punya anak tiri? Sedang menjalani LDR? Atau merasa tak berguna karena “hanya” menjadi ibu rumah tangga? Atau, pasangan Anda kecanduan media sosial bahkan CLBK dengan mantannya? Atau merasa punya kesenjangan ekonomi dengan pasangan, merasa seperti ATM yang bisa selalu keluar uang? Eh, jangan salah, walaupun kelihatannya sepele, tapi jika berlarut-larut, bisa bikin hubungan dengan pasangan makin kusut.

Makanya, ada tips dan trik supaya keharmonisan rumah tangga menjadi awet adanya. Penasaran? Beli saja bukunya. Saran saya, jangan dibaca sendirian. Ajak pasangan Anda membacanya juga, supaya bisa belajar bersama-sama, dan pernikahan bisa dijalani dengan kompak sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

Seperti tanaman, romantisme terhadap pasangan juga perlu dirawat agar tumbuh sesuai harapan. Komunikasi, baik secara verbal maupun sentuhan, penting dipelajari. Malu? Bingung memulainya bagaimana? Ibu Elia dan Mbak Anna membagi semua tipsnya. Bahkan, di halaman 156, mereka memberi bocoran sebuah link yang bisa Anda buka untuk melihat bagaimana lelaki Jepang menyatakan cinta pada istrinya. Ini bisa menjadi ide juga, bukan?

~~~

Pernikahan memang merupakan sebuah perjanjian yang berat, yang menyertakan Tuhan semesta alam. Allah mengirimkan kepada kita seseorang yang tak sepenuhnya kita kenal. Pasangan kita itulah yang menjadi teman hidup dan teman beribadah kita, tim yang kuat untuk pulang menuju Tuhan. Lalu apa yang akan Anda katakan ketika Anda dan pasangan sama-sama berada di hadapan-Nya kelak?


Semoga nanti di hari akhir, pasangan kita akan berkata, “Ya Allah, aku bersyukur Engkau telah memberikan dia kepadaku. Sesungguhnya aku ridha kepadanya.”


Read More

Rahasia Pelangi: Buktikan Jika Kau Cinta

Thursday, September 10, 2015

taken from my instagram @rien_arin

Novel ini lahir dari tangan dua orang yang peduli terhadap lingkungan. Di dalamnya, kita dapat menemukan penyebab terjadinya konflik antara gajah dan manusia, seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Ah iya, salah satu yang mendorong lahirnya novel ini memang karena kekhawatiran akan ancaman kepunahan gajah.

Benar kata orang, novel ini sangat informatif, karena secara detail Mbak Riawani dan Mbak Shabrina bercerita secara gamblang bagaimana kondisi Tesso Nilo dan Way Kambas. Mm, lebih tepatnya, bagaimana kondisi hewan-hewan yang dilindungi saat ini, gajah khususnya, juga kondisi hutan yang semakin berkurang. 

Diawali dengan kisah yang menghentak, ketika seorang Anjani kecil diajak ayahnya menyaksikan sebuah pertunjukan sirkus. Diceritakan, seekor ibu gajah; "Belalainya terulur, meraih belalai anaknya, melilit dengan cepat, lalu membanting tubuh gajah kecil itu ke tanah." Disitu bulu kuduk saya merinding. Apa yang terjadi kemudian dengan gajah kecil itu? Hhh... Dan masih ada hentakan lainnya, seperti saat Anjani dewasa yang telah menjadi seorang mahout, menolong kelahiran seekor bayi gajah yang akhirnya dinamai Akasia, bersama seorang mahout lainnya tanpa bantuan dokter hewan. Saya seperti merasakan jantung saya terpacu lebih cepat. 

Membaca novel ini, saya seakan diajak menaiki Beno, si gajah, sambil mengelilingi rimbunnya hutan. Saya bahkan seolah ikut merasa tubuh saya bergerak naik turun sambil menciumi bau hutan yang segar, aroma wangi durian hutan bercampur dengan aroma lumut dan dedaunan busuk. Hmmmhh... Namun, jangan mengharap cerita cinta di dalamnya naik turun bagaikan roller coaster, yang naik dan turun dengan drastis. Rasa cemburu Anjani akan kedekatan Rachel dengan Chay masih wajar, meskipun marahnya itu kemudian dianggap sebagai kelalaiannya hingga menyebabkan Rachel celaka. Keputusasaan yang dialami Rachel juga masih manusiawi, apalagi jika karakter Rachel memang digambarkan sebagai gadis tomboy yang tidak takut dengan apapun.

Secara keseluruhan, saya menilai, Mbak Shabrina dan Mbak Riawani adalah penulis yang cerdas. Salah satunya karena terpikir untuk menghadirkan tokoh Chay yang berasal dari Negeri Gajah Putih, Thailand. Seperti yang tertulis di halaman 123; "Negeri kelahirannya memuja gajah sebagai hewan suci." Tentu hal ini sangat cocok dengan bahasan utama dalam novel ini yaitu tentang gajah. Bagaimana keduanya mengolah data menjadi sedemikian mengalir pun patut diacungi jempol. Namun mungkin akan lebih komplit lagi jika dikisahkan bagaimana jatuh bangunnya Anjani menyembuhkan traumanya akan gajah, hingga memutuskan untuk bekerja menjadi mahout. Kalimat "Kau terlihat gugup. Yakin mau menjadi mahout?" yang dilontarkan Chay pada Anjani di halaman 41, bagi saya masih terlalu cepat membuat Anjani berubah jika mengingat rasa trauma pada gajah yang dialami Anjani sewaktu kecil termasuk berat.

Tapi tunggu, entah mengapa tiba-tiba mata saya melirik angka di pojok halaman. Hei, sudah halaman 286, tapi mengapa akhir cerita cinta antara Chay-Anjani dan Ebi-Rachel belum juga dibahas sih? Saya belum mendapatkan sedikitpun petunjuk untuk bisa mengambil kesimpulan apakah kedua pasangan itu akan bersatu? Apalagi, di halaman 289, Rachel justru mengatakan bahwa orang tuanya akan membawanya kembali ke Jakarta. Artinya, kemungkinan Ebi bersatu dengan Rachel menjadi semakin kecil.

Dan di halaman 302, saya mulai senyum-senyum sendiri. Untunglah kedua anak saya sudah terlelap dipeluk mimpi, hihi, jadi nggak ketahuan emaknya lagi ngapain. Hehe, habisnya saya seperti teringat ketika suami saya menyatakan cintanya dahulu. *ups

Yup, novel ini memang bukan novel romantis yang bisa mengaduk-aduk perasaanmu atau membuatmu menangis hingga menghabiskan satu pak tissue, tapi percayalah, jika kamu mencintai alam ini, hatimu akan tersentuh untuk memulai berbuat sesuatu. Dan Cinta bukan seberapa banyak kau mengatakan, melainkan sejauh mana kau membuktikan. Semoga novel ini bisa sekaligus menjadi ajang kampanye untuk lebih mencintai alam dan seisinya. :)

Read More

Rezeki Suami Tergantung Do'a Istri?

Sunday, August 30, 2015



Setelah menikah dan mengikuti suami, praktis saya "hanya" menjadi seorang ibu rumah tangga karena saya memutuskan untuk melepas pekerjaan. Saat itu alasannya karena kami tinggal di kota yang berbeda, suami di Jogja dan saya di kota hujan, Bogor. Tujuh bulan berjauhan, cukup membuat saya lelah secara lahir dan batin. Setiap dua minggu sekali saya menggunakan jasa travel untuk mengunjungi suami di Kota Gudeg itu. Kenapa malah saya yang mondar-mandir alias wira-wiri? Jawabannya, sekalian mencicil memindah barang-barang saya yang ada di Bogor.

Hampir enam tahun kami menikah, dan Alhamdulillah kami sudah memiliki dua balita yang ganteng dan semoga menjadi anak sholih. Untuk kembali bekerja seperti dahulu, rasanya banyak yang harus dipikirkan. Utamanya tentang bagaimana anak-anak saya nanti jika saya tinggalkan? Iya, mungkin beberapa orang lain cukup beruntung karena berdekatan dengan orang tua, sehingga anak-anak bisa dititipkan dengan neneknya. Tapi kami di Solo (suami berhijrah ke Solo) benar-benar sendiri, tak ada sanak saudara.

"Kan ada daycare?", beberapa yang lain coba mengusulkan. Setelah ini pertimbangannya menjadi lain. Jika dihitung gaji yang akan saya terima nanti dikurangi biaya untuk daycare, hasil yang mungkin bisa saya tabung tidaklah banyak, artinya, tidak jauh berbeda antara jika saya bekerja atau jika saya di rumah saja. Lantas? Ya sudah, saya "terima nasib" saja. Toh, suami saya sangat bertanggung jawab pada keluarga. Dengan atau tidaknya saya bekerja, suami bisa mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya.

Menjadi ibu rumah tangga "saja", bukan berarti saya tidak melakukan apa-apa. Saya memang tidak bisa membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga seperti lainnya, tapi setidaknya ada satu hal yang bisa saya lakukan. Berdo'a. Iya, saya selalu berdo'a untuk kemudahan suami mencari nafkah, untuk kesehatannya agar semua pekerjaannya lancar, untuk rezekinya agar berlimpah dan barokah. Saya melakukannya tidak hanya setiap selesai shalat, namun setiap kali saya ingat. Sambil mencuci, sambil menyapu, sambil menyusui si bungsu, jika saya ingat maka meluncurlah do'a-do'a itu.

Dan Alhamdulillah, kekuatan do'a itu memang benar adanya. Suami saya yang seorang Arsitek, beberapa kali memenangkan sayembara bersama tim kantornya. 

Februari lalu, suami saya yang masuk dalam tim Akanoma, menjadi juara 1 Holcim Award National Competition 2015. Berkat sayembara itu, suami saya yang sebelumnya belum pernah pergi ke luar negeri, diajak jalan-jalan ke Swiss gratis selama enam hari. :D

National Holcim Award 2015
Tidak hanya bersama tim kantornya, Akanoma, suami saya juga pernah memenangkan sayembara bersama dua orang sahabatnya. Mereka menamakan diri sebagai Tim Sandal Kulit. Tim ini berisi tiga orang sederhana dengan pemikiran yang luar biasa. 

Suami saya (kanan) bersama dua orang sahabatnya mejeng di Radar Solo

Terakhir, 21 Agustus 2015 lalu, suami saya dan tim Akanoma kembali meraih juara 2 dalam Sayembara Desa Wisata Arsitektur Nusantara 3.

Suami saya, Yopie Herdiansyah, di Malam Arsitektur Nusantara 3

Jadi, jangan pernah merasa tidak berguna walaupun orang-orang hanya menganggapmu sebagai seorang ibu rumah tangga, karena mungkin, do'a yang keluar dari bibirmu yang akan mengantarkan suamimu menuju kesuksesan itu. 

Blessful August Giveaways by indahnuria.com

Read More

Alergi Udang

Friday, August 28, 2015


Ada rasa sedih tiap kali melihat olahan makanan laut terhidang di depan mata. Bukan apa-apa, sepenuh hati ingin ikut menikmati, tapi apa daya tubuh saya selalu protes jika termasuki. Mulut rasanya ingin ikut menyantap mereka, tapi tubuh enggan menerima.
 
 
Saya punya pengalaman buruk dengan olahan udang...
 
Suatu hari, saya diajak saudara saya ke bioskop untuk menonton film yang sedang ramai dibicarakan. Selepas dhuhur kami berangkat menuju sebuah mall, berharap bisa menonton film tersebut di jam satu siang. Namun, apa mau dikata, setelah berhasil menembus antrean yang amat panjang untuk membeli tiket, kami malah kebagian jadwal pemutaran di enam jam berikutnya, alias jam tujuh malam.

Karena malas pulang ke rumah, kami memutuskan untuk "membunuh waktu" dengan berjalan-jalan keliling mall. Tiba di depan sebuah restoran Jepang, saudara saya mengajak saya untuk masuk. Lapar katanya. Saya tau saya alergi udang, maka dari itu saya hanya memesan beberapa menu berbahan ayam. Tapi, melihat menu yang dipesan saudara saya, saya tergoda untuk mencicipinya juga. 

"Tukeran yak..." kata saya sambil mengulurkan tangan untuk mengambil makanan yang menggoda iman saya.

"Mmm, ini rasanya nggak kayak beef, tapi juga nggak mirip ayam. Apa sih ini?" tanya saya. Walaupun rasanya asing, tapi saya tetep lahap. Lha wong enak sih, yaa... Hihi...

"Itu kan shrimp roll, Rin... Udang." jawabnya santai.

Dan entah karena sugesti atau apa, tiba-tiba mulut saya seolah menebal, pipi mulai kesemutan, tenggorokan langsung terasa gatal, nafas saya pun mulai sesak.

"Eh, kamu alergi udang?" tanya saudara saya. Ia makin panik setelah mendengar nafas saya mulai berbunyi ngik ngik ngik...

"Aduh, kenapa nggak bilang?" Hmmm... Udah sakit, dimarahin pula. Ya memang salah saya juga sih, harusnya tanya dulu itu makanan apa, baru dimakan.

Akhirnya, kami memutuskan untuk pergi ke toko buku supaya pikiran saya tidak fokus dengan sensasi alergi yang tubuh saya rasakan. Namun, semua usaha sia-sia. Rasa gatal dan sesak nafas itu tetap terasa.

"Aduh, aku nggak tahan lagi. Huhuhu, aku nggak mau mati di sini." Saya mulai menangis dengan nafas yang kembang kempis. Tak cuma itu, mata saya pun semakin menyipit karena tertutup pipi yang memerah dan membengkak.

Saudara saya semakin ketakutan, dan akhirnya ia pun mengajak saya pulang. Sampai di rumah, saya diberi sebutir obat, dan secara ajaib lima menit kemudian alergi saya benar-benar hilang. Saya pun memaksa saudara saya untuk segera kembali ke bioskop, karena film akan segera diputar. Hahaha...


Alergi Udang


Pengalaman buruk dengan udang itu membuat saya was-was. Saya jadi menghindari udang dan sebangsanya setiap kali makan di luar. 
 
Namun, ketika hamil anak pertama, saya yang sedang ngidam benar-benar ingin sekali mengunyah sate udang yang warnanya sangat menggoda. Suami saya, karena tau riwayat alergi yang pernah saya alami, berkali-kali menolak membelikan karena khawatir saya dan janin akan kenapa-kenapa. Hingga kemudian, karena tidak tahan dengan rengekan saya, suami pun menyerah. Beliau membelikan setusuk sate udang untuk saya. Iya, setusuk doang. Namun, melihatnya, mata saya langsung merekah.


"Makan satu aja dulu, nanti kalau terasa gatal, jangan dilanjutin lagi. Kalau sesak nafas, kita langsung ke dokter." Katanya, sambil menyiapkan segelas susu dan air kelapa.

Saya mengangguk, sambil mengunyah sate udang yang saya idamkan. Tak lupa saya berdo'a dengan khusyuk supaya Allah melindungi saya dari buruknya makanan yang saya makan.

Alhamdulillah, saat itu saya tidak merasakan keluhan apapun. Masya Allah... Apakah ini karena do'a yang saya panjatkan, atau karena si janin di dalam kandungan? Wallahu a'lam, karena kenyataannya, setelah bayi saya lahir, saya kembali merasakan gatal-gatal jika memakan sesuatu yang berbau seafood.

Rasanya iri deh melihat orang lain dengan tenangnya mencocolkan udang crispy ke saus sambal, atau menyiramkan cumi-cumi asam manis ke atas nasi hangat, atau menyantap hidangan kepiting saus padang yang menggoda selera. Kapan saya bisa menikmatinya? Apa harus hamil dulu, ya?




Read More

Ibu Kost Terbaik Sedunia

Wednesday, August 26, 2015

Hampir semua orang pernah mengalami rasanya menjadi anak kost. Entah saat sekolah, kuliah, ataupun setelah bekerja. Saya pun begitu.
Saat kuliah dulu, saya sempat menjalani kehidupan sebagai anak kost, meskipun  saya baru memulainya di semester tiga. Saya sempat berganti ibu kost. Yang pertama hanya sebulan, kemudian seorang teman mengajak untuk kost di tempatnya. Disinilah, di tempat ke dua ini, saya bertemu dengan ibu kost terbaik sedunia.
Tidak berlebihan sepertinya jika saya menyebut beliau demikian. Ibu kost saya ini, meskipun bersuara lantang karena berdarah Batak, namun hatinya luar biasa baik. Dengan biaya kost yang hanya tiga ratus ribu rupiah per bulan, di Jakarta, kami mendapat fasilitas berupa tempat tidur, lemari pakaian, kipas angin, dan kamar mandi di dalam kamar masing-masing. Ibu kost pun masih menambahnya dengan jus buah segar. Tidak setiap hari memang, tapi sering. Rasanya, tiga ratus ribu rupiah itu tidak sebanding dengan apa yang kami dapatkan.
Setiap kali mendengar pintu terbuka atau suara kaki menaiki tangga, ibu selalu memanggil, "Ariiin (atau nama anak kost yang lain), ini jusnya diminum dulu!" Wah, nikmat bukan? Selain itu, ibu juga sering menawari kami makan malam, namun sering kami tolak karena tak enak. Bukan tak enak rasa makanannya, tapi perasaan kami lah yang tak enak. Ibu kost ‘kan menggunakan jasa katering dan jarang sekali masak sendiri, mana tega kami ikut menghabiskan makanannya?
Ada momen mengharukan yang belum terlupa hingga kini, yaitu saat ulang tahun saya yang ke dua puluh satu. Entah dari siapa ibu mengetahui tanggal lahir saya, di hari itu ibu memberikan kejutan luar biasa. Saat itu, sepulang kuliah saya dipanggilnya. Saya tidak diijinkan masuk ke kamar. Di bawah (kamar saya di atas), telah menunggu semua anak-anak kost. Saat itulah kejutan dimulai. Ibu kost mengeluarkan tumpukan donat merek terkenal yang disusun menyerupai kerucut, lengkap dengan lilinnya. Saya terharu hingga meneteskan air mata. Tak cukup dengan itu, ibu dan dua putranya memberi saya bingkisan. Selanjutnya, kami semua diajak untuk menyantap nasi goreng yang sudah beliau siapkan. Ibu kost yang baru saya kenal beberapa bulan memberikan perhatian yang luar biasa besar.
Di waktu lain, saya dikejutkan dengan tumpukan cucian yang sudah rapi. Sebenarnya ibu sering sekali menyuruh kami menggunakan mesin cuci otomatis di bawah, namun lagi-lagi kami tak enak hati. Kami pun mencuci pakaian kami sendiri, dengan tangan. Dan hari itu, selain cucian saya yang sudah terlipat rapi, celana panjang saya yang sobek juga dijahitkan oleh beliau. Duh, malunya saya mendapatkan perlakuan luar biasa ini. Berkali-kali saya mengucapkan terima kasih atas apa yang ibu lakukan untuk saya, dan berkali-kali pula ibu menjawab, “Tenanglah, Rin. Ibu sudah biasa.”
Kini, setelah menikah dan memiliki anak, saya baru mengunjunginya satu kali. Ini karena sekarang saya berada jauh di kota Solo. Seandainya jarak kami dekat, tentu saya akan sering berkunjung kesana. Ibu kost saya, ibu kost terbaik di dunia. Semoga Allah membalas semua kebaikannya, dan semoga kami dipertemukan kembali oleh-Nya.


Read More

S4; Sahabat Sampai Surga, Semoga

Saturday, August 15, 2015

Adanya media sosial, tak bisa dipungkiri memang membawa warna tersendiri dalam kehidupan nyata kita. Positif atau negatif, tentu tergantung pada pemakainya. Saya, mungkin hanya salah satu dari sekian banyak manusia yang diuntungkan dengan kecanggihan teknologi ini. 

Iya, dari media sosial akhirnya saya bertemu dengan teman-teman lama. Teman-teman yang selalu ada baik dalam suka maupun duka, dalam tangis juga tawa. Karena sekarang masanya sudah berbeda, jauh berbeda dengan saat kami masih remaja. Hingga sekarang masing-masing berada di kota yang berbeda-beda, jauh-jauh pula. Lah, kenapa jadi a a a a? ^_^

Siapa yang menyangka, jika rindu terbasuh semudah mengetuk layar sentuh? Siapa juga yang akan menduga, jika silaturrahmi bisa terjalin semudah menjentikkan jari? Iya, semua berkat teknologi, jiwa-jiwa yang berkelana berkumpul dalam satu genggaman.

Suatu hari, dalam sebuah obrolan, ada seorang teman yang berkisah. Ia pernah menanyai diri sendiri, "Apa mungkin aku akan punya sahabat?" katanya, dan alhamdulillah, pertanyaan itu telah terjawab sudah. Tanpa perlu kata-kata, cukup jiwa yang menyatulah sebagai petunjuknya. Karena jika tak ada niatan, meskipun teknologi berada dalam genggaman, tak akan jiwa ini tergerak untuk saling berdekatan.

Teman dekat, atau bila saya boleh menyebutnya sahabat, memang mempengaruhi kita dalam berbagai hal, bahkan dalam hal yang paling sederhana, misalnya cara berpakaian. Teman, bisa menjadi dekat dengan kita, tentu karena adanya kesamaan karakter. Istilah gampangnya; yang dekat dengan kita adalah mereka yang nyambung diajak ngobrol, termasuk yang klop cara bercandanya.

Meskipun karakter masing-masing pribadi berbeda, tapi selalu ada benang merah yang menjadi penanda, sehingga seringkali kita menemukan situasi dimana tanpa sadar kita berucap, "Oh, ini teman si A." atau "Oh, pantas saja, lha wong bergaulnya saja dengan si B." Karena memang, "Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927) 

Lalu saya teringat sebuah hadits Nabi;
"Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhori 5534 dan Muslim 2628)



Ajaran dalam Islam memang sangat sempurna, termasuk kaitannya dengan mencari teman. Saya, meskipun masih jauh dari predikat sholihah, harus bersyukur karena dikelilingi oleh teman-teman yang selalu ingat akhirat. Setidaknya, teman-teman dekat, sahabat, senantiasa siap menjadi pengingat.

Dan untuk sahabat-sahabatku, hanya empat kata untuk kalian semua. Sahabat Sampai Surga, Semoga. :)

Read More

Cake Cokelat Klasik 'Gak Pake Ribet untuk Pakdhe dan Budhe

Wednesday, August 5, 2015

Saya adalah ibu rumah tangga yang kurang pandai memasak. Karena memang hobi saya tidak ada kaitannya dengan dapur. Maka dari itu, peralatan rumah tangga yang saya punya hanya yang standar-standar saja. Bagaimana bisa memasak jika peralatan di dapur tidak lengkap?

Suatu hari, hati saya tergerak untuk ikut-ikut berkreasi di dapur, supaya terlihat kekinian, haha... Habisnya banyak banget ibu-ibu muda yang bikin iri karena rajin sekali posting foto masakan atau kue buatan mereka. Saya pun mengajukan proposal pada suami untuk dibelikan mixer, dan alhamdulillah disetujui.

Beberapa kali saya membuat cake sederhana, dengan resep dari buku yang saya beli di sebuah bazaar. Alhamdulillah, Amay, anak sulung saya, suka. Dia bahkan sempat ketagihan dan meminta saya membuatkan cake kembali.

Meski begitu, cake buatan saya hanya itu-itu saja. Cake kukus, karena hingga saat ini saya belum memiliki oven (dan memang belum berniat membeli, karena masih takut menggunakannya). Pun, loyang yang saya punya hanya satu, dan bentuknya kotak standar saja. Jangan tertawa yaaa, hehe...

Satu lagi bukti cueknya saya dengan peralatan dapur yang minim. Timbangan kue. Saya tidak memilikinya. Lalu, bagaimana saya membuat kue? Dengan sendok sebagai penakarnya. Awalnya sih pakai ilmu kira-kira. Tapi kemudian saya menemukan ini sebagai panduan.


Cake buatan saya gampang sekali. Resepnya cocok untuk para pemula, seperti saya. Bahkan jika saya ibaratkan, anak kecil saja bisa membuatnya, asalkan sudah bisa membaca dan menghitung. Selain itu, cake ini juga dapat dibuat oleh kita-kita yang memiliki peralatan seadanya. Gak pake ribet deh, pokoknya.

Penasaran? Ini dia resepnya;

Bahan yang ddibutuhkan:
1. 5 butir telur
2. 8 sdm terigu
3. 13 sdm gula pasir
4. 3 sdm cokelat bubuk
5. 1/2 sdt ovalet
6. 3 sdm margarin yang sudah dilelehkan

Cara membuatnya simpel sekali.
1. Kocok telur dengan ovalet hingga mengembang.
2. Masukkan gula pasir, tepung terigu, dan cokelat bubuk, sedikit demi sedikit.
3. Terakhir masukkan margarin cair sambil terus dikocok.
4. Masukkan adonan ke dalam loyang yang sudah diolesi margarin dan dilapisi tepung.
5. Kukus selama kurang lebih 20 menit.

Oiya, ada satu tips yang mungkin sudah banyak yang tahu, namun saya akan menuliskan kembali supaya tidak terlupa. Ketika mengukus, bungkus tutup kukusan/dandang dengan kain/serbet (yang bersih loh yaa..) Tujuannya adalah agar uap air tidak menetes ke dalam adonan. Karena jika adonan tercemar uap air, kue yang kita buat akan bantat.


cake, sebelum dan sesudah dioles dengan cokelat oles


cake cokelat teman minum kopi atau teh

Cake sudah siap disantap. Jika ingin lebih nikmat lagi, kita dapat mengolesi cake kukus tadi dengan selai atau cokelat oles. Seperti kali ini saya menggunakan cokelat oles sebagai topping.

Mudah bukan? Saya yakin budhe juga bisa membuatnya untuk pakdhe. Ini sepotong kue dari saya untuk pakdhe. :) 




Read More

Dengan Aqua 2-4-2, No More Lemas Saat Berpuasa

Saturday, July 11, 2015

Ramadhan, bulan yang dinanti umat Muslim sedunia. Di bulan itu seluruh umat Muslim diwajibkan berpuasa sejak terbitnya matahari hingga terbenam di ufuk barat.

Ada beberapa sunnah saat berpuasa, antara lain:
1. Menyegerakan Berbuka
Banyak yang salah kaprah dengan berpikir bahwa mengakhirkan berbuka puasa akan menambah pahala. Tidak. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, "Orang-orang senantiasa dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka." (HR. Bukhori no 1957 dan Muslim no 1098)

2. Mengakhirkan Sahur
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu, dari Zaid bin Tsabit radiyallahu 'anhu berkata: "Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah SAW, lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, aku bertanya kepada Zaid, "Berapa jarak antara adzan dan sahur?". Dia menjawab: "Seperti lama membaca lima puluh ayat." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa jarak antara sahur Rasulullah SAW dengan shalat shubuh sama seperti lamanya orang membaca lima puluh ayat.

3. Disunnahkan berbuka dengan rutob. Jika tidak ditemukan, dapat diganti dengan kurma. Jika tidak ditemukan kurma, maka diganti dengan air. Dalam Hadits Riwayat Abu Dawud no 2356 dan Tirmizi no 696, dikatakan bahwa, "Biasanya Rasulullah SAW berbuka dengan rutob sebelum menunaikan shalat. Kalau tidak mendapatkan, dengan kurma. Kalau tidak mendapatkan, dengan meneguk air." 




Nah, kebanyakan dari kita sering termakan mitos untuk berbuka dengan yang manis. Ini karena kurma dianggap sebagai makanan manis, sehingga disimpulkan bahwa berbuka puasa sebaiknya dengan yang manis. Padahal dalam hadits di atas saja sudah dijelaskan bahwa jika tidak ada rutob atau kurma, maka Rasulullah berbuka dengan air putih.

Sayangnya, banyak juga yang berpikir bahwa makanan manis diperlukan sebagai sumber energi setelah seharian penuh (kurang lebih 14 jam) kita berpuasa. Pendapat itu ada benarnya. Namun kita juga harus berhati-hati, salah-salah kebiasaan kita tersebut justru mengundang penyakit. Sehingga, jika berpuasa seharusnya menyehatkan (puasa merupakan cara detoksifikasi alami), justru malah membuat kita sakit. 

Berbicara tentang sumber energi, energi dalam tubuh kita dihasilkan oleh makanan. Ada tiga jenis makanan yang berperan sebagai sumber energi utama dalam tubuh kita, yaitu; karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat sendiri ada dua jenis, karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana.

Karbohidrat Kompleks adalah makanan yang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna. Karena waktu untuk mencernanya lebih lama, maka kita akan merasa kenyang lebih lama. Untuk itulah, karbohidrat kompleks baik dikonsumsi sebagai menu diet, baik juga untuk dikonsumsi saat berpuasa. Karbohidrat kompleks dapat kita temukan dalam umbi-umbian, sayuran mentah, buah-buahan, kacang-kacangan, roti gandum, juga beras merah.

Karbohidrat Sederhana. Dinamakan karbohidrat sederhana karena ia hanya terdiri dari satu atau dua molekul gula. Karbohidrat sederhana adalah sumber energi yang cepat dicerna oleh tubuh. Karena lebih cepat dicerna, energi yang dihasilkan oleh karbohidrat sederhana lebih cepat kita rasakan. Itulah sebabnya, karbohidrat sederhana dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dengan segera setelah dikonsumsi. Tapi karena sifatnya inilah yang membuat karbohidrat sederhana tidak baik untuk dikonsumsi oleh tubuh, karena energi yang cepat terbentuk membuat kita menjadi cepat lapar juga. Hmm...hati-hati bagi yang sedang melakukan diet, karena perut yang cepat lapar akan mempengaruhi pola makan. Dan kenaikan kadar gula dalam darah secara drastis, merangsang pankreas memproduksi insulin untuk menurunkannya dengan cepat. Inilah awal mula penyakit diabetes. 

Sayangnya, banyak yang tidak menyadari hal ini. Bahkan, untuk menyambut ramadhan, banyak yang jauh-jauh hari telah menyiapkan sirup dengan beraneka rasa dan warna. Padahal, sirup adalah salah satu contoh karbohidrat sederhana. Contoh lain karbohidrat sederhana misalnya; minuman bersoda, permen, roti putih, dll. Wow, hampir semuanya adalah hidangan lebaran juga ya? Nah, sekarang jadi tahu kan, mengapa kebanyakan orang justru bertambah gemuk setelah puasa? Iya, karena konsumsi karbohidrat sederhana yang terlalu banyaklah penyebabnya.


Nah, sekarang bagaimana agar tubuh kita tetap bugar saat berpuasa?
1. Olahraga yang Cukup
Banyak yang mengatakan bahwa olahraga membuat energi kita banyak terbuang, sehingga sebaiknya kita menghindari olahraga saat berpuasa agar tubuh tidak lemas. Pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Tubuh tetap perlu digerakkan, hanya saja ketika kita berpuasa, intensitas dan jenis olahraganya harus disesuaikan.

2. Penuhi Kebutuhan Nutrisi untuk Tubuh

Tubuh kita memerlukan asupan yang seimbang. Jika pada hari biasa kita mendapatkannya 3-5 kali, saat puasa berkurang menjadi 2-3 kali. Agar kita dapat beraktivitas secara normal, kita harus memperhatikan makanan yang kita konsumsi. Tidak perlu makan terlalu banyak, namun sekiranya cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dalam sehari.

3. Cukupi Kebutuhan Air Putih

Seperti yang kita ketahui, tubuh kita membutuhkan setidaknya 2 liter air sehari atau setara dengan 8 gelas per harinya. Namun, rentang waktu antara berbuka puasa hingga saat sahur tiba yang pendek, kemudian ditambah lagi waktu yang terpotong saat tidur, membuat kebanyakan dari kita tidak dapat memenuhi kebutuhan air harian.

Nah, Aqua mengajarkan, rumus 2-4-2 untuk disimpan dalam ingatan.

2-4-2?
Iya. 2 gelas saat berbuka puasa, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW bukan? Kemudian 4 gelas saat makan malam hingga sebelum tidur. Lalu 2 gelas lagi saat sahur. Yup, total 8 gelas semalam. Insya Allah cukup untuk memenuhi kebutuhan air harian tubuh kita.


Banyak yang berpikir bahwa minum air hanya dilakukan pada saat haus saja, padahal kekurangan cairan bisa menimbulkan efek yang cukup serius pada tubuh kita. Selain kulit kering dan bibir pecah-pecah, kekurangan air juga dapat mengganggu konsentrasi. Ini tentu akan berdampak kurang baik pada hasil kinerja kita. Efek yang lebih buruk lagi jika cairan tubuh berkurang adalah, ketidakstabilan emosi, mengantuk, mudah marah, peningkatan suhu tubuh, peningkatan denyut jantung, sampai kegagalan ginjal.

Air yang kita konsumsi membutuhkan waktu untuk berpindah dari lambung ke otot-otot tubuh, jadi tidak perlu menunggu haus untuk mencukupi kebutuhan hidrasi tubuh kita. Dan di bulan puasa, minum air dengan cukup setiap jam dapat diganti dengan minum air yang berkualitas, 2 gelas saat berbuka, 4 gelas saat makan malam hingga sebelum tidur, dan 2 gelas lagi pada saat sahur. Jumlah yang lebih banyak dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui.

Pantaulah urine setiap hari. Jika urine berwarna pekat dan berjumlah sedikit, itu adalah tanda bahwa seseorang telah mengalami dehidrasi ringan. Bila hal ini terjadi, tingkatkan konsumsi air putih di malam berikutnya. Jangan sampai ketika bulan Ramadhan seharusnya menjadi bulan dimana kita rajin berburu pahala, malah kegiatan kita terhalang sakit hanya karena malas minum air. 

Yuk, cukupi kebutuhan air dengan Aqua agar kita tetap sehat berstamina di bulan Ramadhan!


Sumber Referensi:
1) Islamqa.info/id/39462
2) https://naismacreation.wordpress.com/khasanah-ilmu/dr-oz-puasa-merupakan-detoksifikasi-yang-alami-dan-natural/
3) http://sehatsangat.blogspot.com/2014/03/arti-pengertian-karbohidrat-sederhana.html
4) https://www.youtube.com/watch?v=EXM78zv8vI4
Read More

Vitamin C Kauffman High Dose, Vitamin C yang Aman Bagi Ginjal

Saturday, July 4, 2015

Kita tidak bisa memungkiri bahwa kebanyakan orang menilai kecantikan fisik berdasarkan warna kulit dan bentuk tubuh. Wanita yang berkulit putih, mulus, tinggi, dan langsing, sudah bisa dipastikan akan masuk dalam kategori cantik. Pendapat itu memang tidak sepenuhnya benar, karena sebagian yang lain menilai kecantikan seseorang dengan sendirinya akan terpancar jika ia memiliki inner beauty. Namun, ungkapan bahwa cinta itu datangnya dari mata lalu turun ke hati, juga pengakuan romantis berbunyi "love at first sight" dari mereka yang mengalami, memperkuat pendapat bahwa penampilan tetap menduduki peringkat pertama dalam penilaian terhadap seseorang.





Dan berdasarkan pendapat umum tadi, akhirnya para wanita berbondong-bondong melakukan perawatan untuk kulit. Jenis perawatan yang paling banyak dipilih antara lain perawatan agar kulit tampak lebih cerah dan awet muda. Dua keuntungan itu bisa didapatkan dengan konsumsi vitamin C secara rutin. Akan terlihat bedanya, orang yang rajin mengkonsumsi vitamin C dengan yang tidak. Perbedaan itu tampak pada usia selnya. Seperti yang kita ketahui, vitamin C memiliki banyak manfaat dalam tubuh, salah satunya sebagai sumber alami untuk memproduksi collagen, yang berperan dalam menjaga kekenyalan atau elastisitas kulit. Nah, dari sini dapat disimpulkan bahwa vitamin C juga penting untuk membuat kulit tampak awet muda.

Namun, banyak yang masih takut jika mengkonsumsi vitamin C akan menyebabkan gagal ginjal dan gangguan pada pencernaan. Pendapat itu ada benarnya, karena mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi melalui oral memang bisa merusak lambung. Akan tetapi, kini kita tak perlu khawatir lagi karena ada cara yang aman untuk mendapatkan manfaat dari vitamin C, yaitu dengan infus atau injeksi. 

Vitamin C Kauffman High Dose, Vitamin C 5000 mg yang berbentuk ampul, solusi tepat untuk memenuhi kebutuhan vitamin C, karena Vitamin C Kauffman High Dose tidak menyebabkan gagal ginjal. Pemberian Vitamin C Kauffman High Dose yang dilakukan melalui vena atau pembuluh darah akan memudahkannya diserap oleh darah, sehingga vitamin C akan bekerja secara maksimal.




Sudah cantik, sehat pula. Siapa yang bakal menolak? Kabar gembiranya lagi, manfaatnya tidak hanya sebagai Anti Aging saja, namun jika secara rutin melakukan infus Kauffman 4x sebulan, efek pemutih alami akan bisa kita rasakan juga.

Hanya itu saja? Tentu saja tidak. Ini dia keuntungan-keuntungan yang bisa kita rasakan dengan mengkonsumsi Vitamin C Kauffman High Dose;

1. Menyamarkan flek-flek hitam.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh. Ini sangat bermanfaat bagi kita yang memiliki segudang kesibukan. Seperti saya, sebagai ibu dari dua orang putra yang sangat aktif, saya harus menjaga tubuh agar tidak mudah tumbang. Pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habisnya, apalagi saya mengerjakannya tanpa bantuan Asisten Rumah Tangga, menjadikan saya sering merasa kelelahan. Saya memerlukan vitamin C dalam jumlah yang cukup, karena jika fisik lelah, maka tubuh akan rentan sakit.

3. Mencegah kulit terlihat kusam. Terkadang tabir surya saja tidak cukup untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Apalagi sekarang sudah memasuki musim kemarau. Panas matahari akan menyebabkan kulit kering dan kusam. Kulit yang kering akan mudah keriput dan mengakibatkan penuaan dini.

4. Menghilangkan bekas luka, bekas jerawat, dll.

5. Menyehatkan jantung.

6. Memutihkan kulit secara alami serta memberikan efek glow pada kulit.

7. Kulit kenyal dan elastis.

8. Mengobati sariawan, flu.

9. Mengurangi stretch mark dan cellulite. Wah, ini benar-benar kabar gembira bagi para wanita, terutama barisan kaum ibu seperti saya. Pengalaman dua kali hamil dan dua kali melahirkan, meninggalkan guratan-guratan di area paha dan perut. Meskipun tidak berbahaya, namun rasanya memang keberadaannya mengganggu penampilan, terutama di depan suami.

Bersyukur sekali sekarang ada Vitamin C Kauffman High Dose, karena meskipun dosisnya tinggi, tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan. Vitamin C yang tidak terpakai akan dibuang melalui urine, sehingga aman bagi kesehatan ginjal.




Read More

Tahun Ajaran Baru Paling Mengena di Hatiku

Monday, June 29, 2015

Bulan Juni-Juli, setelah libur kenaikan kelas, maka kita akan memasuki tahun ajaran baru.
"Kita? Anak-anak sekolah aja keleeuuus.." nyengir kuda.
"Ya ngga usah sombong gitu deh, mentang-mentang udah tua.." *ups, udah lulus maksudnya.

Hehe, memang sih, tahun ini saya baru sadar sudah menjadi orang tua. "Whaattt?" *lalu ditimpuk pake THR.
"Lah, selama ini statusnya tentang Amay melulu, apa ngga inget kalo udah tuwir, woy?"
Eiittt, sabar duluu.. Maksudnya baru sadar sudah menjadi orang tua itu karena tahun ini Amay sudah akan masuk sekolah. Hiks.. Dan ini benar-benar tahun ajaran yang paling syahdu.

Time flies yaaa.. Kayaknya baru kemarin anak ini dikeluarkan paksa lewat perut, eh tahu-tahu udah empat tahun. Tahu-tahu sudah ada Aga juga.

Dan iya, tanggal 6 Juli nanti insya Allah Amay akan masuk sekolah. Beberapa waktu lalu saya diundang oleh sekolahnya untuk sosialisasi program-program di sekolah selama setahun. Di hari itu, ustadzah (panggilan untuk ibu guru di sekolah Amay) juga menjelaskan bahwa tanggal 6-10 Juli nanti akan ada Masa Orientasi Santri. Dalam 3 hari pertama, orang tua boleh mendampingi anak-anak hingga KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) selesai. Hanya 3 hari, iya 3 hari. Dan di hari ke empat dan lima, orang tua dipersilakan pulang setelah mengantar, tidak peduli si anak akan menangis meronta-ronta, muntah-muntah, atau apalah apalah...

Sejak jauh-jauh hari saya selalu membisikkan pada Amay bahwa ketika sekolah nanti saya akan mengantar, kemudian saya pulang, dan jika waktu pulang tiba saya akan menjemputnya. Dia mengangguk setuju. *Hah, nyicil lega. Semoga semua berjalan dengan semestinya ketika waktunya tiba nanti. Aamiin...

Nah, masalah yang muncul saat ini justru bukan dari Amay, akan tetapi dari Pak Yopie, Papa Amay. Huh, gimana siih, ini koq malah suami saya yang bingung? Iya, beliau khawatir dan sering ragu, apa Amay bisa? Apakah Amay kuat menghadapi ujian ini (halah lebay)? Takutnya nanti Amay menangis.

Tapi karena saya adalah mantan guru TK, saya meyakinkan suami bahwa sounding yang kita lakukan setiap hari insya Allah ada hasilnya. Dan yang paling penting, dukungan dari orang tua harus penuh. Artinya, orang tua pun harus ikhlas meninggalkan anaknya untuk diasuh orang tua barunya di sekolah. Kalau orang tua resah, anak juga akan merasakan hal yang sama. 

*Mohon do'anya ya semua, semoga Amay menjadi anak yang sholih, mandiri, kuat dan tangguh. :)

Dan selain tahun ajaran baru 2015/2016, tahun ajaran baru yang juga mengena di hati saya adalah tahun ajaran 1993/1994. Yap, 22 tahun yang lalu. *Lebih berasa lagi tuanya ketika menulis inih. :P

Tahun itu, saya mulai mengenakan seragam putih merah. *Yeaayy, masuk SD. Akan tetapi ibu saya sudah mewanti-wanti bahwa saya hanyalah anak bawang karena baru berusia 5 tahun. Ya, meskipun faktanya saya bisa naik ke kelas 2 di tahun berikutnya.

Nah, yang paling mengena adalah di hari pertama itu, saya bak ratu. Ibu saya menyiapkan sarapan sambil menyuapi saya. Bapak menyetrika seragam saya, dan setelah saya pakai, beliau yang merapikan juga. Dan tidak mau kalah, Uti saya, nenek dari ibu yang tinggal persis di sebelah rumah orang tua saya. Beliau khusus datang pagi-pagi untuk melihat saya berbalut seragam baru. Tak cuma itu, Uti pun membantu saya dengan memakaikan kaos kaki. 

Kebayang kan, bahagianya saya di hari itu? Wajar saja kalau saya masih mengingatnya hingga detik ini, hihi...

Read More

Mau Kredit Motor atau Kredit Tanpa Agunan? Cermati Dulu di Cermati.Com

Sunday, June 14, 2015

Saya mungkin termasuk orang yang beruntung karena memiliki banyak teman baru yang baik. Beberapa teman tersebut saya temukan dalam sebuah komunitas ibu-ibu yang produktif menulis. Kami terhubung di sebuah grup di media sosial. Setiap hari kami bertukar kabar, bertukar ide, cerita, bahkan saling curhat dan menyemangati satu dengan yang lainnya.

Kemarin, mengawali pagi, saya mencurahkan perasaan saya pada teman-teman. Berawal dari rasa syukur yang teramat dalam karena putra sulung saya yang berusia 4 tahun, Amay, telah diterima di sebuah sekolah yang insya Allah baik, dan berbiaya terjangkau. Sebut saja sekolah itu dengan Sekolah A. Sekolah A sebelumnya pernah saya datangi, namun sayangnya, pendaftaran disana telah ditutup karena quota telah terpenuhi. Dan kemarin, saya kembali dihubungi oleh salah seorang guru yang mengabarkan bahwa ada seorang calon anak didik yang mengundurkan diri dan jika saya dan suami berkenan, Amay bisa didaftarkan untuk menggantikan posisi tersebut. Hmmm...inikah yang namanya "jodoh pasti bertemu"?

"Rezeki untuk Amay," kata salah seorang sahabat. Bagaimana tidak? Sebelumnya, kami telah berputar-putar di sekitaran tempat tinggal kami untuk mencari TKIT yang berkualitas. Dari beberapa sekolah yang kami datangi, kami tertarik untuk memasukkan Amay di sebuah sekolah yang biaya masuknya saja hampir menyamai biaya masuk kuliah. Sebut saja sekolah itu dengan Sekolah B. Dan rezeki memang tidak lari kemana. Kemarin akhirnya kami memutuskan untuk mendaftarkan Amay ke sekolah pilihan pertama. Dengan kualitas yang insya Allah sama, kami cukup membayar sepertiga dari sekolah B. Untung saja, kami belum membayar biaya apapun selain uang pendaftaran sebesar Rp 200.000,-

Bagi saya, selisih biaya tersebut adalah nilai yang cukup besar. Bayangkan saja, biaya sekolah di Sekolah B sama dengan biaya sekolah tiga orang anak di Sekolah A. Alhamdulillah, dengan memilih Sekolah A, saya dan suami bisa mengalokasikan dana tersebut untuk keperluan lain. Nah, rencananya, sisa dana sekolah tadi akan saya wujudkan dalam bentuk kendaraan, supaya saya tidak repot lagi untuk mengantar dan menjemput Amay saat sekolah nanti.

Untuk itu, sesuai dengan saran teman-teman, saya membuka cermati.com sebagai wawasan sebelum membeli kendaraan yang baru.


Saya kemudian mengarahkan kursor pada pilihan PINJAMAN, kemudian saya klik Kredit Motor, lalu muncullah halaman berikut ini;



Lalu setelah memilah dan memilih, saya menjatuhkan pilihan pada motor matic. Alasannya hanya satu, ada ruang di depan untuk Amay berdiri, hehe... Apalagi saya adalah seorang ibu berjilbab yang lebih sering mengenakan rok. Mengendarai motor dengan model seperti ini, saya tidak perlu khawatir rok yang saya kenakan akan tersingkap.


Iya, saya ingin sekali membeli motor Yamaha Mio J CW. Saya pernah mencoba mengendarai motor itu sebelumnya, pinjam tetangga. :D

Saya pun mencari tahu, berapa harga motor incaran saya itu. Lalu, dengan dana yang saya punya sebagai uang mukanya, berapakah yang mesti saya sisihkan tiap bulannya untuk membayar angsuran? Oh, beruntung sekali, cermati.com menyediakan kolom Simulasi Kredit, dan kita bisa memilih Multifinance dan mengisi kolom Uang Muka sesuai kemampuan kita, sehingga kita langsung bisa mengetahui besaran angsuran setiap bulannya. 


Tidak hanya memberikan informasi tentang kredit motor, cermati.com pun memberikan pengetahuan pada pembacanya melalui artikel-artikel yang sangat bermanfaat. Oya, ke depannya, jika saya ingin "ambil" rumah, cermati.com menjadi tujuan saya mencari tahu. Tidak perlu repot-repot ke bank untuk bertanya, tidak juga harus menahan malu tanya si anu atau si itu.

Kalau belum punya uang muka untuk kredit rumah? Eh, ternyata bisa lho.. Gak percaya? Klik ini saja. Kemarin sih beberapa teman memberi saran, kalau mau membeli rumah, pakai jurus dana talangan Bank saja. Nah, saya mulai "kepo" nih, Bank mana ya yang kira-kira bisa disasar untuk membantu mewujudkan mimpi kami memiliki rumah sendiri? Ada informasi tentang Kredit Tanpa Agunan dan Kredit Multi Guna. juga.

Wah, saya harus benar-benar cermat nih. Tapi saya sudah nggak bingung lagi, karena ada cermati.com, gudangnya informasi. Mau membandingkan suku bunga di tiap bank, biaya-biaya tambahan lainnya, persyaratan-persyaratannya, hingga besarnya plafon pinjaman, semua ada. Tenang saja!

Sekarang tinggal kencengin do'a saja, supaya kendaraan dan rumah impian saya bisa terbeli. Mohon do'anya yaa.. :)


Read More

Pengumuman Pemenang "Giveaway Menyambut Ramadhan"

Saturday, June 6, 2015

Assalamu'alaikum semuaaa...

Deg-degan ngga menanti pengumuman ini? Hihi...

Jujur, saya bingung sekali memlihnya saudara-saudara... Terus terang ada beberapa finalis yang tulisannya langsung saya bookmark begitu setor. Saya baca-baca lagi beberapa kali, karena semua bagus-bagus sekali. Namanya Ramadhan pasti kesannya mendalam, apalagi ketika kita masih kecil, ya kan? Tapiii, karena hadiahnya cuma 3, saya harus pilih 3 pemenang saja, huhu sedihnyaaa... Pengennya sih bisa memenangkan semua finalis-finalis itu tapi apa daya? Semoga kelak di giveaway berikutnya kita bisa kembali bersua yaa..aamiin..

Jadiii, dengan ini saya memutuskan, pemenang giveaway ini adalaaah:

1. Pakde Abdul Cholik
 http://abdulcholik.com/giveaway/nostalgia-ramadhanberpuasa-di-india

Alasannya: karena pakde sudah jujur pernah batal puasanya, hihi.. Nggak ding.. Alasannya karena pengalamannya unik (unik dalam arti anti mainstream ya kawan-kawan), komplit, lucuuu dan juga menarik. Saya sangat suka gaya berceritanya, berkali-kali baca tapi masih bisa ngakak. *hadeuh, udah kayak komentator saja.

"Saya sih, yes." *eh, lha koq niru gaya Anang?


2. Ika Hardiyan Aksari
http://ichaituika.blogspot.com/2015/04/ohmukena-parasit.html

Alasannya: karena saya tertohok dengan kalimat ini: "Untuk duniawi mau mengeluarkan uang segepok, kenapa untuk urusan dengan Allah jadi perhitungan?"
Meskipun kita bisa saja shalat tanpa mukena, asalkan menutup aurat dan pakaian yang kita kenakan tidak ketat, namun saya terkadang miris ketika seorang muslimah menyepelekan mukenanya. Kadang berminggu-minggu nggak dicuci, nggak ganti-ganti, padahal menemui Allah sehari minimal lima kali. Baju untuk pergi berlemari-lemari, tapi mukena cuma punya sebiji. :p :(


3. Noer Ima Kaltsum
http://kahfinoer.blogspot.com/2015/05/mukena-cantik-dari-anak-asuh.html

Alasannya: karena saya bisa menangis saat membaca tulisannya. Saya merasakan cinta dari mukena pemberian muridnya. Bahkan berkali-kali saya mengaminkan doa Bu Ima untuk anak asuhnya itu. :)


Jadii, untuk pemenang, saya tunggu alamatnya yaa.. :)
Terima kasih sudah berkenan meramaikan giveaway ini. Dan dari lubuk hati yang terdalam, saya memohon maaf apabila ada kesalahan.

Selamat mempersiapkan Ramadhan ya teman-teman... Semoga Ramadhan ini menjadi Ramadhan yang lebih baik dari Ramadhan sebelumnya. Aamiin.. :)




Read More