Family Trip II; Floating Market, Lembang

Thursday, January 4, 2018

Perjalanan ke Purworejo

Alhamdulillah, akhir tahun 2017 kemarin, saya dan keluarga bisa piknik bersama seperti tahun lalu. Kalau tahun lalu, seluruh keluarga ke Solo dan Jogja, tahun ini kami ke Bandung dan Jakarta.

Baca: Family Trip I, Keraton Mangkunegaran, Surakarta

Sedikit ada drama saat mengawali liburan ini sebenarnya. Pada tanggal 23 Desember, kami masih kebingungan bagaimana kami bisa pulang ke Purworejo. Tiket Joglokerto sudah habis. Seharusnya sih pesan tiketnya jauh-jauh hari yaa.. Tapi saat itu kami bingung, mau ke Semarang dulu atau langsung Purworejo.

Akhirnya Opik pergi pagi-pagi untuk mengantri tiket prameks dengan keberangkatan pukul 12:15. Dapat, alhamdulillah. Kami pun segera bersiap. 

Persiapan beres, kami segera menelepon taxi. Tapi, lama ditunggu, taxi baru datang setengah jam kemudian, dengan kabar bahwa: SOLO MACET.

Okay tak apa, masih ada waktu 45 menit. Kami melewati jalan tikus, dan alhamdulillah, lancar, sampai di timur terminal tirtonadi. Daaan, kami berhenti di situ selama lebih dari setengah jam, dan bisa ditebak, KAMI TERTINGGAL KERETA.

Nggak mau nyerah, Opik antri tiket prameks berikutnya, tapi baru berapa orang yang dilayani, tiket pun habis. Akhirnya, kami memutuskan untuk ke Semarang saja. Sebetulnya kami sudah berencana ke rumah Mbak Ita, tapi jelang hari H, galau melanda. Akhirnya, ya tetap ke sana, mungkin memang sudah takdirnya. LOL.

Kami melewati skybridge, jembatan penghubung antara Stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi. Yaah, kalau kami nggak ketinggalan kereta, mungkin sampai sekarang kami belum pernah melintasi skybridge ini. Ambil saja hikmahnya, ya kan? Kami naik bis ke Semarang dari Terminal Tirtonadi ini, setelah sebelumnya sholat dan makan di sana.

Sampai akhirnya, keesokan harinya kami berangkat ke Purworejo bersama-sama. Alhamdulillah..

Skybridge Tirtonadi Balapan
skybridge, jembatan penghubung Tirtonadi-Balapan

Perjalanan ke Majalengka dan Bandung

Tanggal 27 Desember, saya, suami, Amay dan Aga, berangkat ke Majalengka dengan menumpang kereta dari Kutoarjo sampai Cirebon. Kami dijemput Aki, Nin, Tanton dan Radit di stasiun.

Esok paginya, tanggal 28, kami berangkat ke Bandung, dan malamnya kami menginap di Sapadia Guesthouse, di Dago. Lumayan terjangkau, hanya sekitar 300 ribu rupiah per kamar, kita sudah bisa menikmati kamar dengan fasilitas AC, TV, kamar mandi dengan air hangat, dan breakfast. Kamar mandinya memang standar seperti kamar mandi rumah sih, hanya berbeda di air hangatnya saja.

Alhamdulillah, cukup untuk melepas penat, setelah perjalanan dari Majalengka - Bandung. Oya, alhamdulillah lagi, sebelumnya kami sempat silaturrahmi ke rumah Ua. Bahagia bisa berjumpa dengan Ua, Teh Gita dan Teh Dini.

Sapadia Guest House, Bandung
Sapadia Guesthouse, Dago, Bandung

FLOATING MARKET

Esoknya, setelah sarapan, kami berangkat menuju Lembang. Sengaja berangkat pagi-pagi, supaya nggak terlalu macet, dan supaya jalan-jalannya nanti bisa agak lama dan puas. Tujuan kami adalah Floating Market. Sebenarnya ingin mampir ke Bosscha juga, karena Amay sudah memimpikannya. Tapi kami harus segera ke Jakarta karena besoknya tanggal 30, kami akan berkunjung ke Sea World dan Ancol.

Padat ya? Iya memang, ini karena liburan Amay yang pendek. Tapi alhamdulillah, bahagia meski kaki lelah dan hampir bengkak.

Apalagi di Floating Market, senang sekali deh rasanya. Dengan tiket 20 ribu rupiah per orang, kita sudah bisa masuk ke sana. Tiketnya pun bisa ditukar dengan minuman, ada kopi, cokelat, jeruk, atau lemon tea.

Floating Market, Lembang, Bandung
tiket masuk floating market bisa ditukar minuman ini

Setelah menghabiskan minuman sambil berfoto di sana-sini, kami berjalan mengelilingi Floating Market yang luas, tapi bersih dan indah. Ada Kyotoku, tempat untuk menikmati kebudayaan Jepang. Kita bisa menyewa baju kimono juga, dan berfoto ria. Tapi saya nggak menyewanya, karena saya berpikir, saya akan repot saat berjalan dan menggendong Aga nantinya.

Iya, kita boleh mengenakan kimono ini sambil berkeliling koq. Bahkan saya lihat banyak orang masih tetap berkimono sambil jalan-jalan kesana kemari. Next time ya kita coba kalau ke sini lagi. :D

Floating Market, Lembang, Bandung
Kyotoku, Floating Market, Lembang

Floating Market, Lembang, Bandung
kita bisa menyewa baju kimono di sini

Puas di situ, kami berjalan ke tempat lain. Di setiap titik selalu saja ada hal yang menarik. Jadi, walaupun jalannya jauh dan muter-muter, tapi nggak ada bosannya, karena semua istimewa.

Lihat ini, ada berbagai macam tanaman. Ada kecipir, yang sesungguhnya enak banget dibuat pecel, buah bligo, tanaman padi, dan ada juga labu siam yang nggak sempat kefoto karena Aga nggak mau turun dari gendongan, sementara suami sedang gantian menggendong si kecil Radit yang tertidur pulas di pelukan.

menggapai buah Bligo

buah Bligo, floating market, Lembang

tanaman padi di floating market, Lembang

sayur kecipir, floating market, Lembang

tanaman kacang tanah, floating market, Lembang

Selain itu, ada Taman Fauna juga. Ada kuda poni, taman kelinci, dan lain sebagainya. Amay pun berkesempatan bermain Flying Fox, permainan yang membuatnya ketagihan pasca outbond bersama teman-teman sekolahnya. 



Rainbow Garden

Kami terus berjalan naik, sampai kami tiba di Rainbow Garden. Masya Allah, bunganya banyak dan berwarna-warni. Suami saya sampai terkagum-kagum lho, jarang beliau seperti ini. Katanya, "Pengembangnya hebat banget. Landscape-nya keren." Dan suami pun memfoto bunga-bunga di sana, sampai bunga di sampingnya dibiarkan saja, hiks...

Tapi nggak apa-apa, saya mah nggak cemburu sama bunga-bunga itu, hihihi... Semoga meski suka dengan bunga, suami nggak minat cari madunya, yaa... #eeaaa

Kami berfoto di sana dan di sini, sampai memori handphone hampir penuh, hihi... Oya, saat masuk ke Rainbow Garden, kita bisa berpartisipasi dengan membayar 1O ribu rupiah saja, untuk perawatan tanaman dan bunga-bungaan. Murah kan yaaa...

Bunganya bermacam-macam, warnanya juga variatif. That's why tamannya dinamakan "Rainbow Garden". Tapi, meski bunga-bunganya indah memanjakan mata dan menarik hati untuk memilikinya, jangan dipetik yaaa, kasihan soalnya. Nanti jadi berkurang indahnya.


tiket masuk Rainbow Garden, Floating Market, Lembang

salah satu mawar, di rumah kaca

bunga-bunga di Floating Market, Bandung
rumpun bunga di Rainbow Garden, Floating Market, Lembang

Rainbow Garden, Floating Market, Lembang
ini namanya bunga apa ya? @ Rainbow Garden, Floating Market, Lembang

Rainbow Garden, Floating Market, Lembang
bunga-bunga di Rainbow Garden, Floating Market, Lembang


Kota Mini

Setelah puas menikmati Rainbow Garden, di atasnya lagi ada yang namanya "Kota Mini". Isinya seperti apa? Ya seperti kota pada umumnya. Ada wahana:
- Post Office
- Police Station
- Taylor
- Cooking Class
- Bear House
- Fire Dept
- Hospital
- Salon, dll

Kota Mini, Floating Market, Lembang


Kota Mini, Floating Market, Lembang

Kota Mini, Floating Market, Lembang

Kota Mini, Floating Market, Lembang
pura-puranya mau isi bensin @ Kota Mini, Floating Market, Lembang

Kota Mini, Floating Market, Lembang
Kota Mini, Floating Market, Lembang

Wahana profesi ini mirip dengan Kidzania lah, semacam itu.

Lalu berapa tiket masuk Kota Mini?

Untuk masuk ke "Kota Mini" kita harus merogoh kocek sebesar 25 ribu rupiah per orang. Untuk masuk ke tiap wahana, biayanya sebesar 35 ribu / wahana, atau 98 ribu / 5 wahana.

Seperti tiket Floating Market yang bisa ditukar dengan minuman, tiket masuk Kota Mini bisa ditukar dengan snack kesukaan anak-anak.

***
Sudah puas jalan-jalan dan main flying fox, kami menuju ke pasar apungnya. Lapar soalnya, dan hari juga sudah masuk waktu makan siang. Seperti di video di atas, banyak sekali jajanan dan makanan yang ditawarkan di pasar apung. Ada sate maranggi, kupat tahu, empal gentong, es dawet, pempek, ketan susu, dll. Saya sendiri nyobain pempeknya, dan cukonya mantap. Harganya 2O ribu.

Kuliner di Floating Market, Lembang
pempek 

Amay pilih pisang sangkuriang, pisang tanduk yang digoreng dengan tepung lalu ditaburi meses dan keju. Enak dan mengenyangkan. Harganya juga sama. Mas Yopie pilih ketan susu, enak katanya. Saya sih nggak nyicip, karena sudah kenyang ikut makan pisangnya Amay, hehe...

Kuliner di Floating Market, Lembang
pisang sangkuriang

Oya, untuk membeli makanan di Floating Market, kita harus menggunakan koin floating market. Nanti ada loket penukaran uangnya. Hanya saja memang jadi agak sedikit ribet, karena tiap mau beli sesuatu harus tukar koin dulu.

Anyway, itu saja yang bisa saya ceritakan kali ini. Nanti kalau ada yang saya ingat saya tambahkan lagi. Betewe, gimana akhir tahun teman-teman semua? Adakah teman-teman yang pernah ke Floating Market juga? Sharing yuk..



Read More

5 Hal yang Bisa Kita Lakukan untuk Menghemat Listrik

Sunday, December 10, 2017

Sudah setahun ini saya menggunakan listrik prabayar. Sempat kesal waktu tahu bahwa rumah yang kami beli ini menggunakan listrik prabayar, karena terbayang bagaimana rumitnya nanti. Ada kekhawatiran, kalau-kalau listrik habis di tengah malam buta, lalu saya harus bagaimana. Ditambah testimoni beberapa orang, yang mengatakan bahwa listrik prabayar itu ribet dan boros.

Ternyata, dugaan saya salah. Memang, jika penggunaan listrik pascabayar dibayarkan sebulan sekali, untuk listrik prabayar tidak bisa kita tentukan. Seperti ketika membeli pulsa handphone saja, ketika pulsa habis, kita isi ulang. Jika tidak diisi, ya kita tidak bisa menikmati.

Nah, seperti pulsa handphone juga, kita bisa tahu sisa pulsa listrik kita ada berapa. Jadi, sebelum bunyi tat-tit-tat-tit-nya mengganggu telinga kita dan telinga para tetangga, kita bisa segera mengisi ulang kembali. Kalau pulsa handphone atau pulsa listrik kita habis, kita bisa membeli Pulsa Murah Online atau Token PLN online di Tokopedia.

Tentang boros atau tidaknya, tentu tergantung pemakaiannya. Pengguna listrik pascabayar, bisa terkaget-kaget dengan tagihan listrik bulanan, karena tidak tahu persis berapa banyak listrik yang sudah dia gunakan. Ya, hanya bisa mengira-ngira saja. Tapi untuk pengguna listrik prabayar, kita bisa mengontrolnya.

Setelah menggunakan listrik prabayar, entah mengapa, saya merasa lebih bijak dalam menggunakan listrik dibanding saat saya menggunakan listrik pascabayar. Mungkin karena saya takut pulsa listriknya cepat habis, karena akan sangat gawat jika pulsa menipis di tanggal tua, ya kan?

Makanya, saya pun menerapkan tips-tips yang teman-teman saya bagikan untuk menghemat listrik. Diantaranya adalah:

1. Menggunakan air panas untuk memasak nasi

Ini efektif lho, karena magic com termasuk alat listrik yang menghabiskan banyak energi. Apalagi saat memasak nasi.
Selain menghemat listrik, menggunakan air panas untuk memasak nasi juga bisa menghemat waktu. Nasi jadi lebih cepat matang. Nah kan, dapat 2 keuntungan sekaligus.

2. Mencabut kabel magic com setelah makan

Setelah makan –terutama setelah makan malam-, biasanya saya mencabut kabel magic com, dan saya pasang lagi beberapa menit menjelang waktu makan berikutnya.

Selain menghemat listrik, mencabut kabel magic com juga bisa mencegah nasi cepat kering. Ini bisa sekaligus menghemat nasi, karena nasi kering kan nggak bisa dimakan dan biasanya akan terbuang sia-sia. Oya, nasi kering juga bisa ikut mengelupaskan lapisan teflon lho. Kan bahaya...

magic com

3. Mencabut kabel pompa air setelah torn penuh

Jujur, hal ini belum saya lakukan secara rutin karena sering terlupa. Tapi tips dari teman saya ini perlu dicoba lho.. Sepertinya akan banyak menghemat energi, apalagi jika bak penampung air kita memiliki tombol otomatis yang akan menyala setiap kali berkurang isinya.
Coba, hitung saja per hari pompa air kita menyala berapa kali. Lakukan tips ini, nyalakan pompa air sehari tiga kali saja, yaitu saat pagi, siang dan sore, lalu kita lihat perbedaannya.

4. Tidak menyalakan dispenser

Selama ini saya menggunakan dispenser untuk membantu menuang air minum saja. Saya hanya menyalakannya jika saya kehabisan gas, sementara saya ingin minum minuman hangat. Untuk air dingin, kan ada kulkas. :D

5. Matikan alat elektronik saat tidak diperlukan

Memiliki rumah di perumahan, yang dindingnya berbagi dengan dinding tetangga, biasanya memiliki permasalahan utama pada pencahayaan. Alhamdulillah, rumah saya termasuk cukup cahaya, karena masih ada sisa lahan di belakang rumah, sehingga cahayanya bisa dimanfaatkan.

Di perumahan-perumahan yang sering saya temui, posisi yang paling sering disepelekan adalah posisi kamar mandi, yang biasanya terletak di antara kamar tidur satu dan kamar tidur yang lain. Posisi ini menyebabkan pencahayaan ke dalam kamar mandi sangat kurang, sehingga di siang hari pun memerlukan cahaya lampu. Nah, kita bisa menghemat energi listrik dengan cara mematikan lampu saat keluar dari kamar mandi. Dan jangan lupa, gunakan lampu LED, supaya lebih hemat lagi.

Lampu LED from tokopedia.com

Selain mematikan lampu saat tidak digunakan, mungkin kita bisa mulai membiasakan diri untuk mematikan handphone saat tidur malam. Bila perlu, cabut pula kabel televisi sebelum kita tidur di malam hari.


Sepertinya hanya itu tips dari saya, barangkali diantara teman-teman ada yang mau menambahkan di kolom komentar?


Read More

Antara Rina Nose dan Rinta Noisy

Friday, December 8, 2017

Tulisan ini bisa menyebabkan darah tinggi dan emosi yang tak terkendali. Ini murni pendapat saya pribadi. Silakan pergi sebelum kalian sakit hati. :D


Sengaja saya nulis tentang Rina Nose setelah berita tentangnya agak mereda. Karena kalau pas lagi panas-panasnya, takutnya dikira saya mendompleng ketenaran, atau sengaja nyari pageview aja. Haha.. Padahal alasan sebenarnya adalah karena saya baru sempat nulis aja. Harapan saya sih, kalau situasinya sudah agak kondusif, tulisan saya ini bisa diterima dan ditelaah dengan kepala dingin. Nggak pakai emosi lagi.

Emang mau nulis apa sih? Kayak penting aja..haha..

Bukannya mau ngaku-ngaku atau apa, tapi saya dan Rina Nose memiliki beberapa persamaan. Apa sajakah itu?

1. Hidung Pesek

Kata ibu, waktu kecil hidung saya pesek parah. Tapi terus tiap hari ditarik-tarik biar mancung, dan katanya sekarang agak mendingan. Padahal semendingan-mendingannya saya sekarang, ya tetep hidungnya tak bertulang. Dan itu nurun ke Amay.

Jadi, misalnya hidung saya atau Amay ditekan dengan tekanan tanpa energi berlebih pun, lubang hidung saya dan Amay bisa benar-benar ketutup. Luar biasa kan? :D

Tapi alhamdulillah, saya mah bersyukur aja dengan bentuk hidung ini. Alhamdulillah masih bisa bernafas to? Malahan suami saya yang hidungnya mancung, beberapa kali mengalami kesialan karena hidungnya nabrak tembok. Haha... *sorry, Pa..

Jadi kalau ada yang menganggap hidung pesek adalah sebuah kekurangan, ia benar, karena pesek itu artinya kurang mancung. ☺☺

Kalau menganggap hidung ini buruk? Ya nggak apa-apa juga, orang perfect mah bebas. ✌✌

Udah ah.. lanjut ke persamaan nomer 2 yaa...


2. Punya Gingsul

Saya tau Rina Nose sejak dia berduet dengan Ki Daus di suatu acara. Dulu, giginya masih berantakan, seperti punya saya. Nggak tau deh, diantara empat bersaudara, cuma saya yang giginya gingsul ngga teratur. Mbak Ita, Mas Pepi, Opik, giginya rapi-rapi semua.

Tapi sekarang, Rina Nose udah merapikan giginya. Saya juga pengen sih sebenarnya, tapi belum tau kapan.

Rina Nose


3. Suka Menyanyi

Rina Nose sering banget nyanyi di smule. Suaranya baguuuus.. Dia juga sering tuh, niruin suaranya Nike Ardilla sampai Siti Nurhaliza. Lihat video-videonya, kadang bikin ketawa. Lucu soalnya.

Kalau saya, jangan ditanya, wkwkwk.. Saya suka nyanyi juga, sama. Cumaaaa, Mas Yopi lebih sering nyuruh diem. Berisik katanya, noisy.




:: Naaah, ini yang terakhir. Pelan-pelan aja ya bacanya, karena ada hubungannya dengan hijab ::


4. Pernah Gamang dalam Berhijab

Saya bisa berjilbab seperti ini, memerlukan proses yang tak sebentar. Dulu pernah ingin sekali pakai jilbab saat Sulis dan Haddad Alwi sedang booming lewat sholawat "Yaa Thoyybah". Kenapa? Karena saya pengen seperti Sulis, nyanyi dan punya album, hahaha... Sempat pakai jilbab kalau di rumah, tapi ke sekolah engga. Itu jaman SMP, tahun 2000. 

Kelas 2 SMP, saya sekelas dengan Siti Badriyah. Dia teman dekat saya saat itu. Orangnya cantik, santun, lembut sekali, dan dia pakai jilbab. Di kelas juga ada Nadia Nurani Isfarin yang tak kalah cantiknya. Berjilbab juga. Nah, saya pengen kayak mereka. Pengen pakai jilbab, tapi karena pengen ketularan cantik dan anggunnya. Haha..

Saat masuk SMA, sempat kaget karena dua sahabat saya yang lain tiba-tiba pakai jilbab juga. Azizah dan Isnaeni Rokhimah. Sempat kesel, "iiiih, koq nggak bilang-bilang sih? Aku kan pengen pakai jilbab juga." Tapi ya cuma sebatas itu saja, nggak benar-benar merealisasikan keinginan, karena kelas 1, seragam masih baru, dan udah terlanjur dijahit pendek kan...

Hari demi hari berlalu, saya nggak ingat lagi dengan keinginan untuk menutup aurat itu. Apalagi waktu itu saya pacaran, makin jauh deh pokoknya. 

Dan saat itu ada teman laki-laki yang memang "lurus", tiba-tiba nanya, "Jarene arep nganggo jilbab, Rin? (katanya mau pakai jilbab, Rin?) Kapan? Bohong!" Saya tersinggung, dan langsung menjawab, "Ngatur amat sih!" (Semoga dia nggak baca yaa.. Orangnya sih udah nggak ada di friendlist saya. Nggak tau juga kenapa dia unfriend, mungkin dia males punya teman macam saya. 😅😅)

Nah, baru di tahun berikutnya, ketika saya kelas 3 SMA (Agustus 2004 tepatnya), hidayah itu kembali datang. Memang, ketika Allah sudah berkehendak, maka semuanya menjadi mudah. Padahal, waktu itu ibu saya bilang, "Tanggung, Nduk, wis arep lulus." Iya sih, sekolah tinggal setahun, masa mau ganti seragam? Apalagi keluarga saya memang bukan dari kalangan "the have" yang bisa ganti seragam tiap tahunnya yaa...

Tapi karena saya memang sudah mantap, akhirnya tercetuslah ide untuk menjual cincin dan anting. Ibu menyanggupi, dan esoknya langsung ke pasar untuk membeli bahan. Seragam OSIS beli jadi, sementara seragam identitas sekolah, mesti beli bahan dan menjahit di penjahit langganan. Untuk seragam Pramuka, atasannya beli, dan roknya pakai kain yang rencananya akan dipakai untuk membuat celananya bapak. Seragam olahraga, kebetulan saya dapat hibah celana training dari Bulik Ning. Dan untuk kaosnya, seorang teman memberi ide untuk diganti lengan ke penjahit. Jadi lengan pendeknya dipotong, diganti lengan panjang dengan bahan dan warna yang sama. Murah, cuma habis 15 ribu rupiah.

Ya, dan semua berjalan begitu saja dengan mudahnya. Padahal saat itu keadaan ekonomi kami sedang parah-parahnya. 

Oya, saya harus ceritakan ini juga.

Karena mungkin melihat jilbab saya kurang layak (pendek dan agak tipis), seorang teman, Irvani Nuruziah namanya, menawarkan diri untuk mengambilkan jilbab dari Rohis Putri. Jadi, anak-anak Rohis yang sudah berjilbab lebar, biasanya menyumbangkan jilbab ukuran standar dari sekolah, karena sudah tidak dipakai lagi. Nah, saya dapat jilbab biru untuk dipasangkan dengan seragam identitas, dari Rohis itu. Alhamdulillah, untuk jilbab putih dan jilbab cokelat sudah ada. Karena saya memang butuh, tentu saya menerima dengan senang hati dan penuh kegembiraan. Alhamdulillah, Alhamdulillah, ada yang membantu saya berjilbab dengan lebih baik lagi.

Lalu hubungannya apa dengan Rina Nose?

Intinya, saya mau bilang bahwa butuh ketetapan hati dan niat yang tulus dari dalam diri, untuk menjalankan perintah Illahi. Kalau sesuatu dilakukan karena tekanan atau karena ingin terlihat baik di mata orang, yakin deh, nggak akan bisa bertahan lama. Contohnya ya saya sendiri. Pengen pakai jilbab cuma karena ingin terlihat cantik dan anggun, ya nggak jadi-jadi. Tapi pada akhirnya, ketika hati sudah mantap, Allah memberi jalan.

Akan halnya dengan Rina Nose memutuskan untuk menanggalkan jilbabnya, mari kita doakan agar Allah merangkulnya kembali. Menghujatnya, apalagi menghina fisiknya, sungguh tak akan mengubah apapun darinya. Jika ada yang berubah pun, mungkin itu ada pada hatinya yang makin terluka oleh kata-kata kita. Malah jadi nambah dosa kan?

Saya jadi ingat teman saya yang laki-laki itu. Ia mengingatkan saya untuk menutup aurat. Itu baik, tapi caranya ngeselin. Kita memang diperintahkan untuk saling nasehat-menasehati dalam kebenaran, tapiiii, pilihlah cara yang paling bisa diterima. Yang santun, yang tidak menghakimi. 

Sahabat-sahabat sholihah saya, mereka nggak pernah nyinggung soal penampilan saya yang saat itu belum berjilbab. Tapi kemudian ketika saya berjilbab, Isnaeni ngajak ngaji tiap hari Jumat sepulang sekolah. Irvani, bantu saya dapat jilbab yang lebih layak. Begitu!

Jadiii, kalau mau ngasih jilbab ya kasih aja. Bila perlu kasihnya diam-diam, nggak usah pakai pengumuman. Irvani ngasih saya jilbab tanpa diketahui siapa-siapa. Itu pun dia menawarinya pelan-pelan banget, seolah takut menyinggung perasaan saya. Itu yang namanya akhlak!

Oya, saya juga pernah membaca di majalah Hidayatullah, sekitar tahun 2OO4 atau 2OO5, saya lupa persisnya.

Disitu diceritakan, Ustadz Arifin Ilham berhasil menyadarkan seorang preman. Dengan apa? Dengan beberapa bungkus makanan untuk sarapan. Saya lupa persisnya, soto ayam sepertinya. Preman itu tertegun, ternyata masih ada orang yang mau berbaik hati padanya, padahal tubuhnya penuh dengan gambar tato. Ia juga sangat jauh dengan agama, saat itu.

Dan bisa ditebak, preman itu akhirnya bertaubat dan menjadi salah satu jamaah majelis dzikir milik Ustadz Arifin Ilham. Ini kisah nyata. Dan ini bisa jadi bukti bahwa kerendahan hati, dan tingginya akhlak, bisa menjadi sarana dakwah yang sangat manjur. Karena kemuliaan akhlak yang dimiliki ustadz Arifin Ilham, saya sih nggak heran ketika ketiga istri beliau bisa bersanding dengan damai dan saling mendukung satu sama lain.

Ustadz Arifin Ilham tidak menghujani preman itu dengan dalil-dalil, bahwa sebagai umat Islam harus sholat, nggak boleh bertato, dll. Macam anak kecil yang beum tau apa-apa, pikat dulu hatinya, baru masuki dengan ajaran-ajaran Islam, step by step.

Begitu pula dengan Rina Nose. Padanya, ayo kita tunjukkan dulu bagaimana seorang muslimah seharusnya mendukung saudaranya. Bukan mendukung dia untuk membuka jilbab tentu saja, tapi menghargai keputusannya saat ini, untuk kemudian merangkulnya, mendoakannya agar mau kembali ke jalan Illahi.

Maaafff, jadi sok bijak begini.

Kadang kita sudah merasa lebih baik daripada orang lain, dari segi agama, dari ibadah, penampilan. Lalu karena itu kita jadi lebih mudah men-cap, melabeli, menghakimi, orang-orang yang tak sepaham dan menurut kita "tersesat". Padahal, sifat seperti itu termasuk sombong, dan kesombongan merupakan pintu masuknya setan.

Saya jadi ingat pesan Bapak suatu hari, "Iblis dikeluarkan dari surga karena apa? karena dia sombong, merasa lebih mulia dari manusia." 

So, stop membicarakan dan mencari kejelekan orang lain yaa... Urusi dosa kita masing-masing saja. Karena Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut." Na'udzubillah tsumma na'udzubillah.

#selfreminder


Read More

Duet Fenomenal yang Mungkin Pernah Jadi Teman Tumbuhmu

Tuesday, December 5, 2017

Hampir semua orang menyukai musik. Musik seolah menjadi bagian dari hidup, tak hanya sebagai hiburan, tapi bisa juga jadi ajang untuk mewakilkan perasaan.

Ada beragam genre musik, meski mungkin di telinga kita tak semuanya terdengar asik. Tapi, nggak harus suka dulu untuk kemudian hafal seluruh isi lagu. Biasanya, kita bisa tahu isi lagu karena sekeliling kita memutarnya setiap waktu. Jadi mau nggak mau jadi tahu.

Omong-omong, waktu kecil dulu saya sering mendengar lagu-lagu almarhumah Nike Ardilla, karena Mbak Ita is a big fan of her. Witing tresno jalaran saka kulino, dan dari seringnya mendengar lagu-lagunya Nike Ardilla itulah, saya jadi suka hampir semua lagunya. 
 

Tapi kali ini, saya tak hendak membahas tentang lagu-lagu lady rocker kesayangan itu. Saya mau mendata *duuh, mendata, macam sensus aja* lagu-lagu yang dibawakan secara duet, yang telah menemani masa tumbuh saya dari kecil hingga remaja. Sampai remaja saja yaa, karena pasca SMA, saya jarang mendengarkan musik lewat radio. Menonton acara musik di televisi pun jarang. Jadi lagu-lagu setelah masa SMA, nggak benar-benar merasuk hingga ke jiwa. 

Okey, langsung saja ya... Ini dia duet fenomenal yang menemani masa tumbuh saya dari kecil hingga remaja;

1. Inka Christie – Amy Search

"Bulan madu di awan biru
Tiada yang mengganggu
Bulan madu di atas pelangi
Hanya kita berdua
Nyanyikan lagu cinta
Walau seribu duka
Kita tak kan terpisah..."

Zaman dulu antara musisi Indonesia dan Malaysia memang akur ya. Lagu-lagu Indonesia pun punya warna yang senada dengan lagu-lagu Malaysia. Slow rock, dengan range nada yang panjang.

Nah, duet Inka Christie dan Amy Search di lagu yang berjudul “Cinta Kita”, terdengar di telinga saya entah di umur saya yang ke berapa. Pokoknya saya masih piyik deh, dan waktu itu TV rumah hanya bisa menangkap dua stasiun TV, apa lagi kalau bukan TPI dan TVRI? Dan lagu ini kayaknya sering banget diputar di acara “Album Minggu Kita”.

Sebenarnya mereka berdua berduet tak hanya di lagu ini saja, tapi yang paling fenomenal ya lagu “Cinta Kita” ini. Sampai sekarang saya masih sering mendengarnya, terutama kalau sedang di Majalengka, haha.. Soalnya Ayah dan Mamah mertua sukanya mutar lagu ini di mobil. Asik sih, meski suami saya suka pusing dengarnya. Yah, seleranya emang beda.

2. Ruth Sahanaya – Katon Bagaskara

 
Usah Kau Lara Sendiri, duet Katon dan Ruth Sahanaya
Pasangan Duet Fenomenal, Katon Bagaskara - Ruth Sahanaya. Source: YouTube

Mereka berdua membawakan lagu berjudul “Usah Kau Lara Sendiri”. Waktu pertama kali melihat video klipnya, saya takut. Asli. Saya ngeri melihat wajah si model video klip yang kurus kering dan di tangannya terpasang selang infus. Lagu itu memang berisi dukungan pada sahabat yang terkena AIDS.

Saya dulu sempat bertanya pada ibu, AIDS itu apa? Tapi apa tepatnya jawaban ibu saat itu, saya tak mampu mengingatnya. Pokoknya intinya, kalau sudah terkena AIDS, maka sakitnya ngga akan bisa disembuhkan. Kan, makin seram.

Tapi setelah besar, lagu itu saya dengarkan kembali, dan saya jadi menyukainya. Musikalitas Ruth Sahanaya dan Katon Bagaskara, siapa sih yang akan meragukannya? Suara keduanya berpadu sempurna, meski berbeda warna.

Dan lagu cinta, tak harus melulu berkisah tentang sepasang kekasih yang sedang kasmaran, kan? Pada sahabat pun, cinta bisa dengan apik dilagukan.


3. Broery Marantika – Dewi Yull

Duet Fenomenal Broery Marantika - Dewi Yull
Pasangan Duet Fenomenal, Broery Marantika - Dewi Yull. Source: YouTube

Diantara dua duet sebelumnya, mungkin pasangan ini yang paling awet jadi teman duet. Ada beberapa lagu yang mereka bawakan bersama-sama, diantaranya: Jangan Ada Dusta Diantara Kita, Rindu Yang Terlarang, dan Kharisma Cinta.

Kalau lagu “Jangan Ada Dusta Diantara Kita” di-recycle oleh Rossa dengan tetap berduet bersama Almarhum Broery Marantika, lagu “Kharisma Cinta” dinyanyikan ulang oleh Rio Febrian dan Margareth.

4. Ari Lasso – Melly Goeslaw

Siapa yang nggak suka lagu berjudul “Jika”? Itu lagu easy listening banget. Rugi kalau nggak suka, hihi.. Lagu ini jadi lagu pertama yang dibawakan Ari Lasso pasca keluar dari grup band Dewa 19. Di lagu itu, Melly Goeslaw belum "sebesar" sekarang, hihi... Besar dalam artian sebenarnya lho yaa, haha...
 

5. Reza Artamevia - Masaki Ueda

Lagu "Biar Menjadi Kenangan" yang dibawakan Reza Artamevia dan Masaki Ueda ini ada saat saya masih SMP. Reza yang terkenal lewat lagu "Pertama" yang juga lekat dengan tarian seksi di dinding ini, menorehkan sejarah karena berduet dengan penyanyi senior kerkebangsaan Jepang.

Lagu ini juga dibuat dalam versi Jepang dengan judul "Forever Peace" dan versi Inggris dengan judul "The Last Kiss". Keren ya?

Baca: Lagi Patah Hati? Barangkali Petuah Para Musisi Berikut Ini Bisa Menguatkanmu Kembali

6. Shanty - Marcell

Ada yang ingat lagu berjudul "Hanya Memuji"? Lagu ini juga menemani masa-masa galau SMP saya dan sering banget diputar di radio.

7. Melly Goeslaw - Eric

Melly Goeslaw - Eric, Ada Apa dengan Cinta?
Duet Melly Goeslaw feat Eric - Ada Apa dengan Cinta. Source: YouTube.

Melly Goeslaw saat itu memang lagi hobi duet dengan penyanyi cowok. Setelah berduet dengan Ari Lasso, ia pun menggandeng penyanyi baru bernama Eric untuk membawakan lagu "Ada Apa Dengan Cinta" sebagai OST film AADC.

Setelah itu, ia kembali berduet dengan penyanyi cowok bernama Jimmo, untuk soundtrack film "Eiffel I'm in Love" dengan judul "Pujaanku". Tak berhenti disitu, Melly Goeslaw kembali membuat soundtrack film dan berduet dengan Andhika Pratama dengan lagunya "Butterfly".

Melly Goeslaw juga sempat berduet dengan Opick untuk menyanyikan lagu religi berjudul "Takdir". Duh, lagu-lagunya Melly emang bagus-bagus deh. Setidaknya, untuk telinga saya.

8. Agnes Monica - Ahmad Dhani

Agnes Monica dan Ahmad Dhani berkolaborasi dalam lagu berjudul "Cinta Mati". Karena lagu ini, mereka pernah digosipkan menjalin sebuah hubungan. Lagu ini menemani saya saat SMA.

Selain lagu duet dengan Ahmad Dhani, lagu duet Agnes Mo yang juga menemani masa remaja saya adalah lagu duetnya dengan Yana Julio dalam lagu "Awan dan Ombak" dan Titi DJ dalam lagu "Hanya Cinta yang Bisa".

Dan yang paling nggak bisa dilupakan adalah duetnya bareng Eza Yayang. Inget banget sama video klipnya, mereka terbang pakai baju putih gitu. Sayangnya, saya cari videonya nggak ketemu, cuma lagu aja. Tapi kalau teman-teman kangen, bisa dengerin di sini nih.

9. Anang - Krisdayanti

Duet Anang - Krisdayanti
Duet Anang - Krisdayanti, Makin Aku Cinta. Source: YouTube

Terus terang saya sendiri bingung kenapa sampai lupa dengan mereka. Padahal "Makin Aku Cinta" dan "Jangan Tak Setia" tuh masuk dalam playlist saya di JOOX. Kalau bukan Mak Carolina Ratri yang mengingatkan, mungkin hanya ada 8 list duet di artikel ini. Makasiiiih Mak Carra, makasih juga karena udah jadi komentator pertama, padahal belum juga saya share kemana-mana. Duh, jadi terharu. :* :*

Lanjuut..

Oh ya, sebelum dua lagu yang saya sebut di atas, mereka telah dengan mesranya membawakan lagu "Berartinya Dirimu". Itu lho, yang liriknya begini;

Cintailah diriku untuk selamanya
Milikilah diriku untuk selamanya

Gituuu.. Tapi tetep buat saya pribadi, yang benar-benar menemani masa tumbuh saya ya "Makin Aku Cinta" dan "Jangan Tak Setia". Lagu-lagu ciptaan Anang jaman dulu memang asik-asik. Kalau lagu-lagunya yang sekarang, menurut saya agak menurun kualitasnya, hehe... Menurut saya loh ya, nggak tau kalau menurut Mas Anang. LOL

Baca: Pejuang LDR, Resapi Rindu yang Kalian Rasakan dengan 11 Lagu Ini!

Kayaknya cuma itu saja yang bisa saya ingat. Teman-teman mungkin punya duet favorit juga? Komen di bawah, yaaa... :)
 
 
 
 
Read More

JavaID, Buatmu yang Ingin Mempercantik Dinding Rumah

Friday, December 1, 2017

javaid


Saya merasa perlu mengenalkan JavaID pada teman-teman pembaca setia blog ini. Karenanya, baca hingga tulisan ini berakhir yaa..

JavaID adalah produk bikinan Afif Taftayani, atau yang akrab dipanggil dengan nama Apip. Dia adalah salah satu karyawan di Akanoma, rekan kerja suami saya di Solo. Orangnya biasa aja (lalu ditoyor sama Apip), tapi idenya boleh juga (kayak nggak ikhlas sebenarnya nulis ini, :p). 

Berawal dari iseng karena melihat banyak sekali residu kayu di desa tempatnya tinggal, ia kemudian mempunyai ide untuk mengubah sisa-sisa kayu itu menjadi barang yang bernilai ekonomi. Ia kemudian membuat sebuah merek dagang bernama JavaID. Bisa dibilang, JavaID adalah produk eco-preneurship yaitu usaha "hijau" yang berbasis kepedulian terhadap lingkungan.

wooden clock, salah satu contoh produk javaid

Kenapa Apip memberi nama JavaID? Simply karena dia adalah orang jawa, dan ia berharap JavaID kelak bisa menjadi salah satu oleh-oleh Solo.

Produk JavaID yang saat ini tersedia memang baru berupa wooden clock, tapi jika teman-teman membutuhkan produk furniture, JavaID siap memproduksinya. Doakan semoga sukses yaa...

Oya, mungkin teman-teman sudah pernah melihat produk yang sama seperti ini, tapi, JavaID memiliki beberapa kelebihan.

1. Handmade

JavaID bukan produk pabrikan, karena ia dikerjakan oleh tangan-tangan pengrajin mebel dan furniture dari Boyolali, Jawa Tengah.


2. Menggunakan kayu asli

Seperti yang saya tulis di awal, Apip mendirikan JavaID dengan maksud agar kayu-kayu sisa produksi mebel bisa dipakai kembali. Ia ingin meminimalisir kata "mubadzir". Jadi sudah pasti produk JavaID ini menggunakan kayu asli untuk produknya bukan MDF atau Medium Density Fibreboard. Kayu yang digunakan sementara ini adalah kayu Jati dan Jati Belanda dari keluarga pine.

wooden clock, salah satu produk javaid


3. Bisa Custom Design 

Kalau misalnya teman-teman punya bayangan ingin memiliki jam kayu dengan bentuk seperti apa, atau ingin ditempeli foto siluet misalnya, hubungi saja JavaID. Insya Allah Apip dan bapak tukang akan mengusahakannya.

wooden clock produksi javaid, bisa custom design

4. Hand Painting

Ini tak kalah istimewa. Karena produk JavaID bukan produk pabrikan, semua dikerjakan secara manual, bahkan hingga menulis angka jam-nya. Oya, teman-teman juga bisa request JavaID untuk menuliskan quote yang diinginkan. Asik kan?

Kalau teman-teman penasaran dengan produknya, silakan kepoin account instagram JavaID di @javaid.indonesia ya... 
Read More

Mau Idemu Jadi Duit? Ikut IWIC 11, Yuk!

Friday, November 17, 2017

Indosat IWIC11

Halo Gaes...

Kalau kamu diberi keleluasaan untuk menciptakan sebuah aplikasi, aplikasi seperti apa sih yang mau kamu buat?

- Aplikasi untuk tahu masa depan hubunganmu dengan kekasih?

- Aplikasi untuk merencanakan menu masakan harian yang simpel buat emak-emak macam saya yang suka kebingungan mau masak apa hari ini tapi kalau tanya suami dan anak-anak jawabnya cuma "terserah Mama aja"?

- Aplikasi untuk merencanakan pengeluaran bulanan supaya keuangan kita tetap sehat dan nggak sakit karena utang?

- Aplikasi penghitung kalori buat mereka yang diet?

- Aplikasi yang memudahkan usahawan untuk mencatat modal, omset, laba/rugi?

- Aplikasi wedding organizer, supaya memudahkan calon pengantin untuk mengurus pernikahannya, tanpa harus khawatir dengan pembengkakan budget?

Apapun ide kreatifmu, ayo deh wujudkan di IWIC11. Apa itu IWIC11IWIC11 adalah Indosat Wireless Innovation Contest ke 11. Iya, ini adalah tahun ke-11 diselenggarakannya kompetisi ini. Diresmikan tanggal 25 September 2017 lalu, tujuan kompetisi ini adalah untuk mendorong daya saing bagi para talenta muda Tanah Air, agar tidak hanya puas sebagai pengguna atau konsumen saja, tetapi juga bisa ikut andil sebagai pencipta produk digital & startup.

Peserta IWIC tidak terbatas hanya di Indonesia saja, tapi juga datang dari berbagai negara, antara lain Jepang, Filipina, Myanmar dan beberapa negara lainnya.

Indosat IWIC11

Kalau ada kata "Kompetisi", pasti yang jadi daya tariknya adalah hadiah. Tentu, IWIC11 juga menyediakan hadiah. Pokoknya, ini kesempatan mewujudkan IDE menjadi DUIT.

Mau tahu hadiahnya apa? Ada total hadiah ratusan juta rupiah untuk 24 pemenang kompetisi IWIC 11 ini. Wow yaaah!!!

Nah, tertarik untuk ikutan? Semua boleh ikutan kok. Tua-muda, besar-kecil, profesional maupun pemula, karena memang ada beberapa kategori, seperti:

1. Kids & Teens --> untuk anak-anak setingkat SD, dan remaja setingkat SMP dan SMA
2. Beginner
3. Professional
4. Women & Girls

Kategori-kategori ini akan berkompetisi untuk sub kategori berupa ide dan aplikasi di bidang Entertainment, Utility, Media (social media, chatting, e-book) dan juga Special Needs. Para peserta pun dapat membuat ide aplikasi untuk sistem operasi Android, iOS, dan Windows Mobile.



Kenapa kamu harus mengikuti kompetisi ini? Karena:

1. Ada hadiah total ratusan juta rupiah untuk para pemenang.
2. Ide dan aplikasi yang kamu buat akan mudah dikenal masyarakat luas.
3. Ada bimbingan dari para ahli untuk mengembangkan idemu.
4. Kamu akan memiliki banyak pengalaman, karena ada berbagai kesempatan untuk mengunjungi berbagai perusahaan global.
5. Kesempatan bertemu dengan investor untuk pendanaan lanjutan.

Tuh, makanya buruan submit idemu di IWIC 11 yaa... Submission tinggal 2 hari lho. Untuk info lengkapnya kamu bisa kunjungi link ini http://iwic.indosatooredoo.com/

Yuk, semangat untuk wujudkan idemu yaaa...

Indosat IWIC 11


Read More

Cinta Indonesia? Yuk, Pakai Sepatu Etnik The Warna!

Sunday, November 12, 2017

Sudah sejak tahun lalu, sepatu etnik The Warna menghiasi timeline Facebook saya. Sejak itu pula saya langsung membayangkan akan memilih motif apa saja yang ingin saya miliki. Apalagi, waktu cek harga, harganya insya Allah masih terjangkau di kantong saya. Kenapa saya langsung suka? Karena sepatu etnik The Warna sesuai dengan karakter saya. Kebetulan saya suka memakai flat shoes yang desainnya simpel tapi tetap elegan.

Kalau diingat-ingat, saya memang belum pernah memiliki sepatu berhak tinggi. Satu sandal saya berhak 3cm, itu pun pemberian dari suami saat seserahan dan saya pakai hanya ketika akad nikah. Makanya, dari dulu sampai sekarang, jenis sandal atau sepatu yang nangkring di rak sepatu saya ya gitu-gitu aja. Karena saya memang sukanya yang model begitu itu. *Duh, bahasanya ribet ya...

Bulan Juli lalu, saat menghadiri acara pernikahan sepupu di Bangkalan Madura, saya dipinjami wedges The Warna oleh kakak saya. Tahu kan kakak saya yang mana? Ika Puspitasari itu lho..

Jujur, ini kali pertama saya memakai alas kaki yang "cukup tinggi". Biasanya, meski acara resmi pun, sandal atau sepatu yang saya kenakan tetap yang berhak datar. Nah, pas wedges itu saya pakai, saya langsung merasa, iiih koq nyaman ya? Saya yang biasanya pilih flat shoes dengan alasan supaya bisa nyaman bergerak meski sedang menggendong Aga, langsung takjub dengan wedges The Warna ini.


Kurang jelas ya fotonya? Supaya lebih jelas, ini nih sepatu pinjaman yang saya pakai saat itu:


Cakep banget, asli! Dan nyaman dipakai. Sekedar info, wedges itu diberi nama Juvia Tosca oleh The Warna.

Sebenarnya kemarin saya menginginkan flat shoes dengan warna dan corak yang sama. Lihat, warna toscanya anggun banget kan yaa.. Tapi, menurut suami saya, ada satu motif yang lebih cocok dengan karakter saya. Dialah Dayak Denim.

Dayak Denim by The Warna 

Kata suami, saya itu agak "berantakan", jadi kurang cocok kalau pakai flat shoes anggun berwarna tosca. Iiih, dia mah! Padahal kata temen-temen saya, saya ini lumayan kalem lho.. Hahaha, ya ampun pede banget nulis begini.

Pokoknya intinya, suami saya lebih suka saya pakai sepatu motif Dayak Denim, karena saya lebih sering pergi ke acara santai dibanding ke acara resmi. Motif ini memang cocok untuk penampilan kasual. Nah, kalau nanti ada acara resmi lagi, pinjem wedges Juvia Toscanya kakak lagi aja. Hahaha, ngga modal banget yaa.. Emang iya.. *lalu dikepruk Mba Ita.

Tapi nanti kalau ada rezeki lagi saya ingin mengisi rak sepatu saya dengan jajaran Maharani Grey, Lurik Pink, Kresna White dan, tetep, Juvia Tosca. Duh, banyak amat "cita-cita"nya. Ya gimana dong, habis bagus-bagus semua.

Tapi memang, pilihan suami saya bener juga sih. Karena bahannya denim inilah, makanya dia bisa dipadupadankan dengan pakaian apa saja. Meski saya sedang mengenakan gamis pun, tetap cocok koq. Dan rasanya, untuk acara sedikit resmi pun masih tetap bisa dipakai lah, karena tertolong dengan batik Dayak berwarna merah di punggung sepatunya. Menurut kalian gimana? 



Oya, ada satu alasan lain mengapa kalian perlu memiliki sepatu etnik The Warna, yaitu untuk membantu mengenalkan kebudayaan Indonesia, sebagai wujud cinta pada tanah air kita. Jujur saja, kalau bukan karena The Warna, saya nggak tahu bagaimana corak batik Dayak. Selama ini saya baru lihat batik Jogja, batik Solo, batik Pekalongan, batik Cirebon dan batik Madura saja.

Saluuut deh dengan ide kreatif The Warna. Yuk, Tunjukkan Cintamu Pada Indonesia dengan The Warna!
Read More

Born To Be Genius; Webinar Parenting Bersama Tigaraksa

Sunday, November 5, 2017



Pada tanggal 12 Oktober lalu, saya mengikuti sebuah Webinar yang diadakan oleh PT. Tigaraksa Satria. For your information, PT. Tigaraksa Satria adalah sebuah perusahaan perdagangan yang memiliki divisi untuk mengembangkan cara menstimulasi otak balita agar tumbuh optimal.

Saya mengetahui adanya Webinar ini dari seorang teman semasa SMP, Endah Ediyati namanya. Kebetulan beliau bekerja di perusahaan ini. Hhmmm, pantas saja ya, Mbak Adhwa putrinya kelihatan cerdas. Pasti stimulasi yang diberikan oleh orang tuanya juga optimal.

Stimulasi. Kata ini menjadi salah satu faktor penentu, agar anak-anak kita bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas. Jangan lupa, cerdas itu tidak hanya pandai Matematika saja ya... Masih ingat dengan 8 jenis kecerdasan menurut Howard Gardner yang terkenal dengan sebutan Multiple Intelligence?

Nah, mendukung pernyataan tadi, Dr. Thomas Armstrong mengatakan bahwa, "Every child is genius." Sayangnya, lingkungannya lah yang terkadang melumpuhkan kejeniusan ini. Banyak anak yang tumbuh di rumah yang meredam kualitas jenius. Faktor-faktor di rumah seperti kemiskinan, depresi dan kecemasan, tekanan pada anak-anak untuk tumbuh terlalu cepat, dan ideologi kaku berdasarkan kebencian dan ketakutan, secara aktif menundukkan kualitas kejeniusan di masa kecil seperti bermain, kreatif, dan rasa ingin tahu.

Pak Jerry Darmawan Atega, praktisi dan pemerhati pendidikan anak yang menjadi pembicara di webinar ini, memberikan contoh beberapa stimulasi yang kurang tepat. Misalnya; meletakkan bayi di box, membatasi geraknya dengan bantal dan guling di segala sisi. Contoh lainnya adalah menaruh bayi di stroller. Menurut beliau, lebih baik menggendong, karena dengan menggendongnya, kita bisa melakukan kontak mata, kontak fisik, dan mengajak ngobrol.

Untuk lebih lengkapnya, saya lampirkan saja screenshot materi yang Pak Jerry sampaikan yaa... Sengaja saya screenshot supaya saya tidak ketinggalan materinya, hehe...



Nah, ini pentingnya stimulasi pada anak di usia emasnya. Semakin banyak stimulasi dan dukungan yang diberikan, semakin banyak pula sel-sel kecerdasan yang tersambung.


Dalam 1 hari, anak yang tidak mendapatkan stimulasi yang berarti dari lingkungannya, maka sel otaknya akan rontok sekitar 10.000 - 100.000 per hari. Membaca fakta di atas, saya jadi ngeri. Kasihan dong ya anak yang kebutuhan stimulasinya tidak terpenuhi. 






Salah satu bentuk stimulasi adalah, mengembangkan apa yang dikenalkan. Misal nih, kita sedang berjalan-jalan dan menemukan kupu-kupu yang sedang terbang. Kita bisa sampaikan bahwa kupu-kupu terbang dengan sayap, mengenalkan warnanya, makanannya, juga dari mana dia berasal. Nah ini, kita mesti kreatif. Makanya, ada baiknya juga ya jadi ibu yang cerewet, hihihi... Cerewet dalam arti positif tapi yaaa...


Membaca dengan kata. Mungkin dari seluruh materi yang Pak Jerry sampaikan, hanya ini yang tidak saya sepakati. 

Pak Jerry mengacu pada teory Glenn Doman, bahwa kita membaca kata, bukan huruf. That's why meskipun kata-katanya seperti di bawah ini, kita tetap bisa memahaminya. Ini contohnya.

Jkia kmau bsai mmebcaa tiluasn ini braerti kmau mmlieiki pikarin ynag kaut.

Apaliba bsia, salihkan lunjat mmebcaa tlisaun diawabh ini, sabeb drai 100 oarng hnaya 55 ynag brehsial.



Silut diprecyaa syaa bsia mhamemai tlisaun ini. Fenemona kekautan fkirian munaisa, mnuerut hisal peniletain di Cambride University, tdaik mapmarmelasahken bgaainama tilusan dlaam sbeuah ktaa disuusn. Kaerna ynag mnejdai knuci aladah penmetapan hruuf premata dan trehakir ynag baner dlaam ktaa terbesut. Mkipesun tlisaun itu dcaiak –aack sracea tak brutarean, ktia aakn tatep bsia mmebacayna tnapa maaslah. Ini dikabesban kreana firikan munaisa tadik hnyaa fukos memcaba saebuh ktaa, menailkan scarea kahuluresen. Manekbjukan bakun? Ya dan sanagt dinaketkan bwaha pangejaen itu pinteng.


Jujur, saya kurang setuju dengan beliau. Ya, ini cuma pendapat pribadi saja, yaa... Mengajarkan membaca dengan teknik Glenn Doman memang bisa membuat anak lebih cepat bisa membaca dibanding dengan cara mengeja. Namun, cara ini memiliki kelemahan. Anak yang belum mengenal huruf tetapi sudah diajarkan membaca kata, biasanya tidak akan mengenal huruf yang membentuk kata itu.
 
Ini terjadi pada anak saya. Amay belajar membaca dengan AISM di sekolah TK-nya dulu. Jadi, seperti iqro', anak langsung belajar membaca per suku kata, dan tidak lagi mengeja seperti zaman kita sekolah dulu. Tidak ada be a - ba, ce a - ca, dst. Hasilnya, di awal-awal belajar membaca dulu, Amay lupa dengan huruf /em/ karena yang dia ingat adalah /ma/. Dia tidak ingat huruf /zet/ karena dia taunya /za/. 

Seperti iqro' juga begitu. Rata-rata, anak yang tidak diajari mengenal huruf hijaiyah terlebih dulu, namun langsung belajar membaca iqro', mereka tidak tau huruf alif, karena yang mereka tau hanya a, i, dan u. Mereka tidak tau huruf nun, karena yang mereka pelajari adalah na, ni, dan nu, dan seterusnya.

Tapi, AISM dan Iqro' menawarkan jalan tengah, tidak terlalu cepat, tapi juga tidak terlalu lama. Masih ingat tidak, bagaimana dulu kita belajar membaca al-qur'an dengan turutan? 

Ro dhomah ru
Mim waw sin sukun dhomah mus
Ru Mus

Hihi, jadi ingat Pak Ismu, guru Fisika saya waktu SMP.

Ya, cara belajar Al-qur'an dengan membaca turutan memang lama, tapi kita jadi mengenal konsep. Seperti ketika belajar membaca dengan mengeja, kita jadi paham bagaimana sebuah huruf konsonan bisa berbunyi setelah bertemu huruf vocal. Begitu.

Oya, dulu waktu SMA, di berbagai bimbingan belajar pasti diajarkan rumus cepat dan praktis untuk mengerjakan soal ujian. Tapi, bagaimana jika soal yang diberikan adalah soal uraian? Pasti jadinya gelagepan. Makanya guru saya dulu bilang, boleh saja mengerjakan soal dengan rumus cepat dan pintar itu, tapi paling tidak kita harus tau dulu bagaimana rumus itu bisa ada.

Kesimpulannya, bagi saya sah-sah saja mengajarkan anak membaca dengan teknik Glenn Doman, tapi sebelumnya kenalkan dulu pada huruf. Meski begitu, step by step juga lebih baik, dari pengenalan huruf, membaca suku kata, meningkat ke membaca kata, frasa, kalimat, paragraf, cerita, dan buku pada akhirnya.

Yang paling penting dari semua itu kan BUKAN seberapa cepat anak membaca, AKAN TETAPI bagaimana anak bisa memahami apa yang ia baca.




Selama hampir satu setengah jam mengikuti Webinar ini, cukup banyak ilmu yang saya dapatkan. Sebenarnya acara belum selesai, tapi sayangnya baterai handphone saya sudah habis karena saya sudah "on" sejak setengah jam sebelum acara ini dimulai.

Sedih sebenarnya, karena kesempatan untuk mendapatkan hadiah terlewat sudah. Memang di acara ini banyak sekali doorprize yang dibagikan, seperti misalnya ada projector lamp yang diberikan pada peserta Webinar yang bisa menjawab pertanyaan. Di sini kekuatan sinyal dan kecepatan mengetik amat berpengaruh yaa, hihi... Beberapa kali saya menjawab pertanyaan dengan benar, tapi karena kalah cepat, jadi hadiahnya ngga dapat, hiks..

Oya, berdasarkan pengalaman saya, ada 3 hal yang harus kita persiapkan sebelum mengikuti Webinar ini.
1. Kuota internet. Jangan sampai di tengah jalan buffering melulu, eee pas dilihat kuotanya habis. Xixixixi... Pastikan juga sinyalnya kencang yaa... Memang kadang faktor cuaca juga berpengaruh terhadap kecepatan internet. Nah, mungkin bisa sedia pawang hujan juga, hihihi... Becandaaaaa...

2. Baterai handphone. Isi full yaa, jangan lupa sediakan power bank juga bila perlu. Jangan sampai kejadian seperti saya, ngga ada power bank dan baterai ngedrop, jadi harus berhenti di tengah jalan. Begitu mau masuk Webinar Room lagi, udah ngga bisa. Huhuhu...

3. Masuk Webinar Room sebelum acara dimulai. Karena waktu itu Webinar dimulai dari jam 9:30 wib, saya sudah stand by sejak pukul 9. Ini penting, karena pesertanya banyak sekali, dan terkadang suka ada trouble, entah itu di suara yang kurang jelas, entah itu karena kita ngga bisa masuk ke Webinar Room tadi... Nah, dengan masuk lebih awal, kita bisa mengantisipasi kendala-kendala teknis yang mungkin saja terjadi. Di webinar kemarin, jumlah pesertanya mendekati 150 orang lho. Wowww, banyak yaaa, jadi maklum saja kalau agak crowded yaa..

Oya, ini ada tips tambahan. Kondisikan anak-anak. Hihi, ini sih berlaku untuk saya karena saya ngga punya asisten rumah tangga. Kadang kita sedang semangaaat banget belajarnya, tapi anak-anak butuh perhatian. Ya begitulah.. Kalau bisa dititipkan ya dititipkan, kalau engga ya ngga apa-apa.. Insya Allah niat kita untuk mencari ilmu sudah dicatat oleh malaikat yaaa.. aamiin..

Saya sih penasaran dengan webinar berikutnya, kira-kira mau bahas apa lagi yaaa.. Saya juga pingin  lah dapetin projector lamp-nya, hihi... Katanya projector lamp ini kalau dinyalakan, di dalam rumah bisa terlihat seperti ruang antariksa. Waaah, pasti Amay Aga suka ini.

Dan barusan dapat informasi kalau tanggal 7 November nanti akan ada Webinar dengan Pakar Matematika. Wow.. Simak ini yaa..



Nah, yang mau ikutan seminar parenting online juga, pantengin aja fanpage Tigaraksa Educational. Tanggal 16 November nanti ada Orientation Digital Training juga untuk Ayah-Bunda yang ingin bergabung menjadi konsultan Tigaraksa Educational. Cek infonya di bawah ini!


Orientation Digital Training - Tigaraksa Educational
Read More