Mengenang Kebaikan Orang Lain, Agar Aku Selalu Ingat, Aku Sangat Beruntung

Thursday, July 19, 2018


take and give. berbuat baiklah, dan jangan mengharap balasan.

Beberapa waktu lalu, saya sempat membuat IG story tentang ibu kost. Saya cerita bagaimana baiknya beliau pada saya saat menjadi anak kost-nya. Ada yang baca ngga? Engga? Duh.. makanya follow instagram @arinta.adiningtyas dong..xixixixi..

Intinya, saya "beberkan perbuatan" beliau yang bikin saya ngga enak cuma bayar 300 ribu sebulan (tahun 2009-2010). Saya pernah tulis juga di blog ini sih, judulnya: Ibu Kost Terbaik Sedunia

Nah, sempat tuh ada yang membalas story saya dengan begini:



Iya memang, banyak "ketidakberuntungan" yang terkadang membuat saya berandai-andai menjadi orang lain. Tetapi, alhamdulillah saya sering dibuat "sadar", saya masih sering diingatkan untuk bersyukur bahwa meski dikelilingi keterbatasan, kemahabaikan Allah masih sangat amat sering saya rasakan. Salah satunya lewat ibu kost tadi.

Nah, kali ini, berkolaborasi dengan #bloggerKAH, saya ingin menuliskan kebaikan-kebaikan yang dulu pernah saya terima dari orang lain. Kenapa sih kok harus ditulis? Supaya saya tidak lupa, dan supaya saya selalu ingat untuk senantiasa bersyukur. Kalau sudah dimudahkan untuk bersyukur, insya Allah tidak mudah mengeluh. Ini ada kaitannya dengan “Heart Field” yang pernah saya tulis yaa...


Yang tidak saya tulis di sini, bukan berarti saya lupa yaa.. Tetapi, biar nggak bosan bacanya, saya pilih beberapa contoh saja. Insya Allah, semua orang yang pernah berbuat baik pada saya, saya ingat selalu, karena saya pernah membaca tulisan seperti ini: Yen awakmu gawe becik marang liyan, tulisen ing pasir. Yen wong liya gawe becik marang awakmu, tulisen ing watu.

Intinya, jika berbuat baik pada orang lain, segeralah hapus dari ingatan. Tapi jika kita mendapat kebaikan dari orang lain, pahatlah kebaikan itu dalam kenangan. Sepakat ya?

Nah, ini beberapa kebaikan yang pernah saya alami;

1. Anggi (Elvira Ardiputri Anggraeni), membantu saya memasang rantai sepeda saat SMP dulu.

Dulu saat masih SMP, tiap berangkat sekolah, saya selalu lewat depan rumah Anggi. Anggi adalah seorang anak tentara, teman sekolah saya. Meski satu angkatan, tapi saat itu saya belum kenal dia. Saya baru mengenalnya setelah kami satu kelas saat SMA.

Suatu hari saat akan berangkat Pramuka, tiba-tiba rantai sepeda saya lepas, persis di depan rumah Anggi. Kebetulan, saat itu Anggi ada di depan rumah, bersiap untuk berangkat juga.

Alhamdulillah, Anggi membantu saya memasang rantai sepeda yang lepas itu. Tapi hebatnya, ketika saya ingatkan lagi peristiwa itu beberapa waktu yang lalu, dia tidak ingat sama sekali. Woow..orang baik memang kayak gitu. Semoga Allah membalas semua kebaikanmu. ☺❤❤❤☺

---

Oya, omong-omong soal rantai, beberapa waktu lalu, Opik (adik saya) juga mengalami kejadian serupa. Bedanya, yang Opik alami adalah putusnya rantai sepeda motor. Saat itu dia baru pulang kuliah selepas maghrib.

Sore itu sekitar bulan Februari, hujan turun cukup deras hingga membuat listrik padam. Karena listrik padam, sementara baterai handphone saya hampir habis, saya pun mematikan handphone saya. Kebetulan lagi, Mas Yopie baru pulang dari Magelang dan Jogja, jadi saya fokus menyambut beliau, dan sedikitpun tidak terpikirkan Opik yang belum pulang.

Tak dinyana, Opik ternyata menghubungi saya berkali-kali. Ya Allah, jika mengingat kejadian sore itu, saya langsung terbayang bagaimana gundahnya Opik, malam-malam, gelap, hujan, motor rusak, dan dia masih cukup jauh dari rumah.

Alhamdulillah, datang seorang bapak berhati baik yang dikirimkan Allah SWT untuk membantu Opik. Bapak-bapak itu membantu Opik sampai rumah dengan menarik motornya memakai tali. Dan karena talinya sempat putus, Alhamdulillah, ada satpam di sebuah perumahan yang mereka lewati, berbaik hati memberi mereka tambang.

Tau tidak, bapak itu berasal dari Sragen, masih cukup jauh dari rumah, tetapi beliau berkenan membantu Opik, dan menolak ketika kami ingin memberi selembar uang sebagai tanda terima kasih.

“Jangan nilai apa yang sudah saya lakukan tadi dengan uang, Mas (Mas Yopie). Saya ikhlas, lillahi ta’ala, ingin menolong mbaknya. Saya ini seorang bapak, anak saya juga hidup di jalanan (putranya baru lulus SMK dan sudah bekerja di Jakarta). Saya berharap, dengan saya membantu mbaknya, Allah juga membantu anak saya kalau ada kesulitan di sana.” Begitu kira-kira alasan si bapak.

Sayangnya, beliau lupa berapa nomor teleponnya. Kami juga tidak tau bagaimana wajah beliau, karena kondisi malam itu gelap, hanya diterangi cahaya lilin. Mas Yopie sih sempat memberi kartu nama, tapi hingga saat ini beliau belum menghubungi kami. Semoga Allah pertemukan kami kembali. Dan semoga beliau juga selalu diberi perlindungan illahi. Aamiin.

tolong-menolong

2. Seorang bapak melindungi saya dari pengganggu di KRL.

Hidup di ibu kota itu berat, untuk saya yang sejak kecil tumbuh dalam lingkungan yang penuh kedamaian dan ketentraman. Saya terbiasa berbaik sangka pada setiap orang, karena orang-orang di sekeliling saya memang baik-baik.

Tapi suatu hari, keramahan saya disalahgunakan.

Sore itu, seperti biasa saya menunggu KRL yang akan membawa saya dari Cilebut menuju Pasar Minggu, sambil membaca al-ma’tsurat. Daripada bengong, lebih baik berdzikir kan ya...

Tiba-tiba seseorang menyapa. Dia kemudian bertanya, kereta menuju Jakarta ada di jalur mana? Saya jawab, “yang utara, Pak.” Beliau kemudian bercerita ngalor gidul, saya mendengarkan.

Tak berapa lama, kereta yang saya tunggu pun tiba. Saya segera masuk, diikuti orang itu. Karena tidak mendapat tempat duduk, saya pun berdiri. Orang itu berdiri di samping saya. Begitu kereta melaju, dia menawarkan charger yang ia punya untuk saya beli. Karena saya tidak membutuhkan charger seperti yang ia miliki (semacam kabel yang bentuknya entah, saya juga ragu apakah itu charger betulan), ditambah harga yang ia tawarkan teramat mahal untuk kantong mahasiswa macam saya yang harus bekerja di pagi harinya, saya pun menolaknya dengan halus. Namun, orang ini terus memaksa saya untuk membelinya. Saya sampai risih.

Alhamdulillah, seorang bapak-bapak baik membantu saya. Beliau menyuruh saya pindah ke gerbong lain (kebetulan saya berdiri di dekat rangkaian gerbong itu lho, yang menghubungkan satu gerbong dengan gerbong lainnya), kemudian beliau menghalangi si bapak yang tadi memaksa saya membeli charger itu, karena si bapak mau mengikuti saya lagi.

“Lu di sini aja, jangan ganggu orang. Beraninya sama perempuan!” kata bapak-bapak yang baik itu. Alhamdulillah, Allah masih menolong saya dengan mengirimkan orang lain yang tidak saya kenal sama sekali. Sampai saat ini, jika mengingat beliau, saya selalu berdo’a semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan untuknya, juga untuk keturunan-keturunannya. Aamiin...

---

Ih, baru juga tiga cerita, tapi tulisannya sudah sepanjang ini. Ini belum cerita tentang kebaikan Mbak Ran yang suka membantu saya mengisi google form kalau lagi ada job, juga Mbak Widut dan suaminya yang membantu saya ngutak-atik blog ini lho. Belum lagi kebaikan-kebaikan Om, Bulik, saudara, juga para sahabat lainnya. 

Dan kalau ditarik benang merah, sebenarnya kebaikan-kebaikan itu ada karena apa sih? Ya, karena hati-hati kita masih dipenuhi rasa cinta. ❤❤❤

love. coffee. from kayusirih.com

Tapi meski saya tak menuliskan semuanya, insya Allah saya ingat selalu kebaikan kalian. Dan insya Allah tiap saya mengingatnya, saya berdoa semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan kebaikan yang berlimpah pula. Aamiin YRA. J

Baca cerita kebaikan Mbak Widut di Pensiun yang Tertunda dan Murid Berkebutuhan Khusus juga cerita kebaikan Mbak Ran di Kejutan di Balik Kebaikan Kecil. ❤❤❤

Read More

9 Destinasi Wisata Air di Sumatera Utara Selain Danau Toba

Monday, July 16, 2018


Awal tahun 2015, suami saya mendapat tugas ke sebuah wilayah di Sumatera Utara. Dalam tugasnya itu, beliau sempat mengunjungi Danau Toba, bahkan sempat menyeberanginya juga. Saya, karena iri dengan pengalaman yang telah suami saya rasakan, ingin juga pergi ke sana. Bagaimanapun, kaki ini harus bisa menginjakkan kaki mengelilingi seluruh negeri. Aminkan dong teman-teman.

Ternyata eh ternyata, di sana tak hanya ada Danau Toba yang menawan, tapi wisata air yang lainnya pun tak kalah mempesona. Ini contohnya:

1. Danau Linting

Kata anakkompleks*, danau ini dinamakan Danau Linting karena tempatnya yang sunyi, sehingga sering digunakan untuk melinting ganja. Tapi kalau teman-teman kayusirih mengunjungi danau yang terletak di Desa Sibunga-Bunga Hilir, Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang ini, sebaiknya jangan melakukan hal tersebut yaa..


Danau Linting

2. Danau Taman Cadika Pramuka

Danau ini memang tidak seluas Danau Toba, bahkan mungkin lebih kecil dari Waduk Darma di Kuningan, Jawa Barat yang saya kunjungi beberapa waktu lalu.


Tetapi, boleh lah ajak anak-anak ke sini, karena di danau ini, terdapat taman bermain yang pasti akan membuat anak-anak betah. Ada musholla juga, sehingga tidak repot jika ingin menunaikan ibadah sholat lima waktu.

Sssttt, yang juga membuat penasaran adalah cerita mistis dari tempat ini. Hmmm...benarkah kalau kita memancing, lalu mendapat ikan yang berukuran besar, kita harus mengembalikannya?


Danau Taman Cadika Pramuka

3. Danau Siombak

Konon katanya, danau yang terletak di Kelurahan Paya Pasir, Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara ini, merupakan bekas galian tanah untuk pengerjaan proyek pembangunan jalan tol Belawan – Medan – Tanjung Morawa (Belmera).  Danau ini memiliki luas sekitar 40 ha, dengan diameter sekitar 1000 meter.

Meski namanya mengandung kata “ombak”, tapi danau ini sangat tenang, lho...


Danau Siombak


4. Pantai Cermin

Pantai ini terkenal sekali lho, di Medan Pariaman. Ketika mencari tahu tentang pantai ini, duh, rasanya pantai ini harus ada di agenda wajib ketika ke Medan.



Tak hanya keindahan pantainya yang bikin pingin ke sana, tapi kelengkapan area bermainnya juga. Namanya juga emak-emak, pasti mikirin anak-anak juga kan... Dan di sini komplit banget deh, ada waterboom atau waterpark bernama Pantai Cermin Theme Park & Resort Hotel, ada Kebun Binatang Mini juga. Komplit ya? Jadi tempat ini merupakan perpaduan antara rekreasi buatan dan rekreasi alam. 

Pantai Cermin

5. Air Terjun Aek Sijorni

Air Terjun Aek Sijorni terletak di desa Aek Libung, Kecamatan Sayurmatingi, Kabupaten Tapanuli Selatan. Nama Aek Sijorni diambil dari Bahasa suku Batak. Aek berarti Air dan Sijorni yang berarti bersih/jernih. Jadi, Aek Sijorni dapat diartikan menjadi air yang jernih.

Sesuai dengan namanya, Air Terjun Aek Sijorni memang memiliki aliran air yang jernih, dan diperindah dengan pasir yang berwarna putih. Konon katanya, mandi di sini bisa bikin awet muda. Percaya?

Air Terjun Aek Sijorni

6. Air Terjun Sipiso-piso

Dinamakan Sipiso-Piso, karena air ini jatuh dari puncak yang tinggi, sehingga jatuhnya menyerupai bilah pisau yang tajam. Jika mengenai tubuh, akan terasa sakit. Bagaimana tidak, tingginya saja sekitar 120 meter.

Jika ingin ke sini, jangan pas musim hujan ya teman-teman, karena medannya akan menjadi sangat licin. Terus terang, melihat air terjun ini, saya jadi teringat Curug Muncar di Bruno, Purworejo, Jawa Tengah.

Baca: Curug-Curug yang ada di Purworejo, Jawa Tengah


Air Terjun Sipiso-Piso


7. Arung Jeram Sungai Bingei

Untuk yang menyukai tantangan, sepertinya tempat ini sangat cocok untuk ditaklukkan. Terdapat kurang lebih 8 jeram yang bisa membuat teman-teman menjerit, hingga lepas semua beban. Rafting Sungai Bingei, di Camp Site Bingei Rafting Alam Jaya Baru kawasan Namusira-sira, Kabupaten Langkat ini, merupakan salah satu icon wisata di Sumatera Utara, lho.

Tenang, meski ada 8 jeram yang menantang, tapi tempat ini insya Allah aman untuk pemula. Duh, jadi ingin mencoba juga.


Arung Jeram Sungai Bingei

8. Air Terjun Dwi Warna

Terletak di dalam hutan Sibolangit, air terjun ini berjarak kurang lebih 2 jam perjalanan dari kota Medan dengan menaiki bus. Akan tetapi, jika teman-teman berangkat dari taman wisata Sibolangit, teman-teman membutuhkan waktu sekitar 3 jam berjalan kaki.

Mengapa dinamakan Air Terjun Dwi Warna? Karena air terjun ini memiliki dua gradasi warna yang berbeda. Indah ya? Dan lagi, air terjun yang airnya berasal dari Gunung Sibayak ini, mempunyai dua perbedaan suhu air.  Di telaga berwarna biru, airnya terasa dingin, dan tidak jauh dari situ, ada air terjun yang hangat dan berwarna putih.

Huwaaaa, pengen ke sana jugaaaa...

Air Terjun Dwi Warna

9. Danau Lau Kawar

Membaca cerita tentang Danau Lau Kawar dari berbagai sumber, saya jadi ngeri sendiri, karena hampir semuanya bercerita tentang hal-hal yang berbau mistis dari tempat ini. Memang, ada banyak versi tentang bagaimana danau yang berada di kaki Gunung Sinabung ini terbentuk. Tetapi, jika diambil kesimpulan dari cerita-cerita misteri tersebut, danau ini tercipta dari kesedihan dan kemarahan. Entahlah...

Dan karena melihat medannya yang sulit, juga fasilitas yang masih sangat minim, saya jadi belum ingin ke sini. Tapi jika teman-teman penasaran, silakan datang ke tempat ini. Datanglah beramai-ramai, hormati adat istiadat setempat, dan rasakan kemewahan dari keindahan alam yang Danau Lau Kawar tawarkan. Kenapa saya bilang “kemewahan”? Karena tak semua orang bisa merasakannya juga. Contohnya saya, yang tak mampu menaklukkan rasa takut ini.

Danau Lau Kawar, foto dari Fina Ginting
Danau Lau Kawar. Indah banget sih yaaa.. Mungkin cerita mistisnya itu benar, untuk menjaga alam ini. 

Oke, kalau tempat wisata sudah dikantongi, mari kita menghitung biaya yang harus dipersiapkan untuk menuju ke sana. Jangan sampai ketika di sana kehabisan bekal uang, ya kan? Hihi...

Saya, kemana-mana pasti minimal berempat, dengan suami dan anak-anak. Makanya, pesan tiket juga untuk empat orang. Saya coba menghitung-hitung pengeluaran jika memesan tiket via traveloka.




Untuk tiket berempat, yang kami perlukan adalah sekitar Rp 3,6 juta. Selanjutnya, mari kita cari hotel untuk menginap yaa... Kami pilih Grand Mercure Maha Cipta.



Sebenarnya bisa saja kami berempat tidur sekamar seperti biasanya. Tapi tak apa lah ya jika pura-puranya pesan 2 kamar. Dan untuk 2 kamar hotel, kira-kira kami membutuhkan Rp 1,4 juta semalam.
Jadi jika ditotal, tiket pesawat 3,6 juta + tiket hotel 1,4 juta (2 kamar, 1 malam), kami harus menyiapkan sekitar Rp 5 juta.

Iya, tadinya saya mencoba memesan tiket pesawat dan tiket hotel secara terpisah, sampai saya diberi tau bahwa jika memesan paket pesawat hotel Traveloka, yang berarti memesan tiket pesawat dan hotel sekaligus, kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah.

Dengar kata “lebih murah”, insting emak-emak langsung jalan dong yaa, hihi... Sekarang, mari kita cek kebenarannya.






Weeiiissss.. Jadi, kalau pesan tiket pesawat dan hotelnya terpisah, saya membutuhkan Rp 5 juta, dengan memesan paket wisata bisa hemat sampai 20% yaa.. Hampir Rp 1.000.000,- lho, kan lumayan... Ngga pakai kode promo apapun lagi. Uang sejuta bisa buat makan beberapa hari kan yaa... Hehehe...

Beneran ternyata, selain lebih mudah dan saving time, pesan produk paket tiket + hotel Traveloka ini jauh lebih murah daripada pesan secara terpisah. So, bagi teman-teman kayusirih yang punya rencana jalan-jalan dalam waktu dekat, pesan paket wisata traveloka saja. Lumayan kan, lebihan uangnya bisa buat makan, ditabung, atau beli oleh-oleh untuk handai taulan.


Sumber bacaan: 
. https://anakkompleks.wordpress.com/2013/02/27/danau-linting-danau-hijau-berair-hangat/
. https://www.medanwisata.com/2015/11/senja-di-taman-cadika-pramuka-medan.html
. http://iradiofm.com/berwisata-di-danau-siombak/
. https://www.jejakpiknik.com/pantai-cermin/
. https://sportourism.id/explore/merasakan-segarnya-pemandian-air-terjun-berundak-di-tapanuli-selatan
. https://www.pardisinaga.com/2016/11/Air-Terjun-Sipisopiso-Sumatra-Utara.html?m=0
. http://medan.tribunnews.com/2015/06/26/rafting-di-sungai-bingei-dijamin-anda-menjerit
. https://www.nusapedia.com/2014/12/air-terjun-dwi-warna-menjelajahi.html







Read More

Si Penyendiri

Saturday, July 14, 2018

Ada  yang ngikutin channel YouTube-nya Anji (Dunia Manji)? Saya ngga ngikutin sih, cuma kemarin menyempatkan nonton, karena melihat potongan video di instagram, ketika Anji berkolaborasi dengan Deddy Corbuzier. Potongan videonya emang menarik, bikin langsung meluncur ke YouTube untuk lihat full version-nya, hahaha... Emang orang Indonesia tu suka kepo yaa, hihi... Saya, contohnya.

Ya gimana yaa, habisnya ada bocoran tentang penyebab sebenarnya DC berpisah sama Kalina sih.. Siapa coba yang bisa menahan diri untuk tidak kepo? Wkwkwk...

Banyak yang menduga, penyebab mereka bercerai itu karena perbedaan agama. Saya bukan termasuk di dalamnya, catat yaa.. Karena toh, mereka sudah menyadari perbedaan itu sebelum mereka memutuskan menikah, kan? Rasanya konyol aja, kalau sudah tau berbeda kemudian ngotot melakukannya, lalu bercerai karena alasan yang dulunya mereka kesampingkan. Dan saya yakin Deddy Corbuzier, juga Kalina, bukan orang sesembrono itu. Menikah untuk coba-coba.

Dugaan saya dulu (kayak ada yang nanya aja yaa, haha), Kalina menggugat cerai karena ngga sanggup menghadapi DC yang sombong, kaku, otoriter dan mungkin ngga romantis, hihi... Ternyata, agak-agak nyerempet memang. Sifat DC dan Kalina memang sangat bertolakbelakang. Hanya, jika pasangan lain bisa sedikit menurunkan ego demi bisa mempertahankan hubungan, mereka tidak.

Bukannya mereka egois ya, tapi karena mereka memang tidak bisa. Nah, ini ternyata ada hubungannya dengan dyslexia yang Deddy Corbuzier alami (dan kalau tidak salah, ini juga terjadi pada anaknya, Azka).

Oya, ingat Dyslexia, ingat film India yang judulnya Taare Zameen Par. Baca di sini kalau mau tau sedikit tentang film itu. 

 

Penyendiri, Nadya Fatira


Kemudian, karena dyslexia-nya ini, Deddy ngga bisa mengimbangi karakter Kalina yang supel, gaul, suka nongkrong. Deddy orangnya tidak terlalu suka ingar-bingar. Dia lebih menyendiri, menjauh dari keramaian. Agak monoton memang. Bahkan, untuk nonton bioskop saja, Deddy harus nonton di tempat yang sama, di nomor kursi yang sama. 
 
Ribet ya? Untuk sebagian orang mungkin iya. Tapi, di dunia ini, ngga harus mengalami dislexia koq untuk jadi “penyendiri” seperti ini.

Saya, kadang begitu juga. Daripada jalan-jalan, saya lebih suka tidur atau baca di rumah. Beneran deh. I definitely enjoy my whole life kalau lagi di rumah.
 
Apakah ini berhubungan dengan zodiakku yang cancer?

 
Apakah seorang berzodiak cancer senang menyendiri?

 

Dulu waktu masih di Bogor, Bulik sering tuh ngajak ke Depok pas weekend. Tapi saya memilih untuk di rumah, nyapu, ngepel, dll. Beneran. Kalau ada beberapa tulisan jalan-jalan di blog ini, ya itu cuma sesekali aja, untuk memenuhi keinginan orang tua yang ingin jalan-jalan bareng anak cucu. Tapi jika disuruh memilih, lebih senang jalan-jalan atau di rumah? Obviously, I choose the last one. Di rumah aja. Hehehe...

Makanya, lagunya Nadya Fatira yang judulnya Penyendiri, rasanya cocok banget dengan karakter saya dan Om Deddy (yaelaah, pake “Om” lagi *lol). Ada yang tau lagunya ngga? Dengerin deh, asik banget lho..

Nih liriknya, Penyendiri, Nadya Fatira:

Apa yg kau pikirkan
saat aku ucapkan kubutuh kesunyian
Mampukah kau akui
Dirimu yang sejati yang slalu mengerti
Bukan sebuah hiburan di tengah keramaian yang kubutuhkan
Mampukah kau tenangkan diriku yang dilanda kegelisahan

Ku ini penyendiri yang tak butuh keramaian
Yg ku butuh satu teman tempat berbagi cerita

Engkau slalu tanyakan
Apa yang bisa membuat aku tenang
Mungkin hanya senyuman
Mungkin hanya genggaman yg kubutuhkan

Ku ini penyendiri yang tak butuh keramaian
Yg ku butuh satu teman tempat berbagi cerita

Gimana, jadi paham kan, seorang penyendiri itu aslinya gimana?

By the way, kata Om Deddy, jadi penyendiri itu adalah salah satu yang membuatnya bisa kaya raya. Ngga percaya? Tonton aja videonya Anji dan Om Deddy, sambil dengerin lagunya Nadya Fatira, Penyendiri. Kelak kau akan tau jawabannya. *tsaah
 
 
 

Read More

Cozy Coffee Corner Depan Stasiun Purworejo, Tempat Ngopinya Anak Gaul Purworejo

Thursday, June 28, 2018

Stasiun Purworejo, taken by @yopiedompas



Purworejo selama ini dikenal sebagai Kota Pensiun, karena memang kebanyakan anak mudanya merantau, dan kota ini “hanya” dihuni anak-anak sekolahan dan para pensiunan. Alasan itulah yang seringnya dijadikan kambing hitam, kenapa Purworejo kelihatannya hanya begitu-begitu saja.

Tak bisa dimungkiri, Purworejo memang sepi. Sejak saya kecil hingga saat ini, tak banyak perubahan yang berarti. Bahkan suami saya sempat mengunggah sebuah foto di instagramnya, seperti ini:



Bagai dua sisi mata uang, di satu sisi ke-stagnan-an ini memang patut disyukuri. Seperti salah satu komentar di postingan suami saya tersebut,
@iniyusing: "sy sih cenderung lebih baik tdk byk pertumbuhan. Lbh damai dan kerusakan makin kecil. Begitu byk pertumbuhan fisik...dengan segera rusaknya banyak. Apalagi nggak ada rem yg cukup tahu byk soal2 ekologis sebagai hal penting di daerah2 spt itu."

Tapi di sisi lain, hal ini seringkali menjadi satu topik yang banyak dikeluhkan. “Purworejo itu seperti kota mati”, banyak yang mengatakan demikian.

Namun, mudik lebaran kali ini, saya melihat satu perubahan yang cukup menyenangkan, yaitu perkembangan di sektor kuliner. Jika selama ini kuliner Purworejo seolah hanya menyediakan makanan saja, kini sudah tersedia tempat makan sekaligus tempat nongkrong yang nyaman. Setidaknya ini yang saya rasakan saat mengunjungi Cozy Coffee Corner.

Cozy Coffee Corner, Depan Stasiun Purworejo

Saat pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini, saya membatin, “Akhirnya, anak-anak Purworejo punya tempat ngopi yang asyik, kayak orang-orang kota.” Ternyata, Cozy Coffee sudah ada sejak 20 Mei 2016 (cafe pertama), sedangkan Cozy Coffee depan stasiun ini baru dibuka 10 Juni 2018. Wah, masih baru bangeeettt...:)

Di Cozy Coffee Corner, selain bisa ngopi, kita juga bisa nyemil. Soal harga, standar koq, masih jauh lebih murah dibandingkan kopi di you know where, hehe... Tempatnya juga asyique, mau di dalam atau di luar, oke-oke aja. Kebetulan saya ke sana malam hari, jadi di luar pun, ya adem-adem aja. Kurang tau kalau pas siang hari yaaa...

daftar menu dan daftar harga di Cozy Coffee Corner, Purworejo

Kemarin saya pesan ini. Semuanya ngga sampai 100 ribu. Dan Amay doyan banget sama burger ice cream-nya.

ngopi di Cozy Coffee Corner, Purworejo

cappuccino ice di Cozy Coffee Corner, Purworejo

Burger Ice Cream di Cozy Coffee Corner, Purworejo

Lokasi Cozy Coffee Corner juga strategis. Kalau saya tidak salah ingat, semua angkot jurusan Purworejo pasti melewati tempat ini. Ke Cozy Coffee Corner juga bisa jadi tujuan ke dua, saat teman-teman mengunjungi bangunan cagar budaya di kota ini, yaitu Stasiun Purworejo. Tinggal menyeberang saja. Jadi, sekali jalan, kita bisa mendapatkan dua hal sekaligus.

Memang, saat lebaran kemarin, saking ramainya pengunjung di sini, kami harus menunggu pesanan kami datang hingga lebih dari satu jam. Katanya sih, ini karena baristanya hanya satu orang. Yaa, semoga ke depannya bisa lebih baik lagi yaa... Semoga tahun depan, saat pengunjung membludak, pihak Cozy Coffee Corner sudah lebih siap.


Tapi overall, saya sih suka dengan tempatnya. Mungkin tempat ini bisa dijadikan pilihan untuk meet up dengan teman-teman seperjuangan di mudik yang akan datang. Selamat jalan-jalan dan makan-makan di Purworejo Berirama yaa..  J



Read More

Tempat Wisata di Kuningan, Jawa Barat

Monday, June 25, 2018

bermain gelembung sabun

Libur lebaran kali ini cukup panjang ya, teman.. Apalagi jika digabungkan dengan libur sekolah anak-anak yang sampai lima pekan lamanya. Sudah terpikir akan mengajak mereka jalan-jalan ke mana? Atau melakukan kegiatan apa untuk mengisi liburan mereka? 

Untuk Mas Amay, saya sudah berencana, sampai Solo nanti, kami akan membuat mini project seperti yang dulu pernah kami lakukan. Kami akan membuat buku bergambar atau pictorial book. Jika dulu, saya adalah pembuat cerita sementara Mas Amay adalah ilustratornya, kali ini Mas Amay yang akan membuat cerita sekaligus ilustrasinya. Mungkin Mamanya ini hanya akan sedikit urun saran saja.


Rencana kegiatan di rumah Solo sudah ada di kepala. Dan Alhamdulillah, lebaran di tempat Aki dan Nin Majalengka kemarin, kami juga sempat berjalan-jalan.

Aki dan Nin mengajak kami menyusuri tempat wisata di Kuningan. Ada dua tempat tujuan, yaitu Waduk Darma dan Objek Wisata Cibulan. Sebenarnya rencana di awal kami juga ingin mengunjungi Pantai Ade Irma di Cirebon, tapi karena hari sudah sore dan anak-anak sudah lelah, jadi tempat ini masih menghuni wish list.

Lalu, ada apa saja di Waduk Darma dan Objek Wisata Cibulan? Simak ya, teman..

1. Waduk Darma

Perjalanan ke Kuningan dari Majalengka cukup seru. Jalanan yang berkelok, menanjak dan menurun, membuat Andra, sepupu Amay Aga, mabok darat. Meski demikian, hal itu tak menyurutkan keceriaan. Hijaunya pemandangan, rimbunnya pepohonan, dan indahnya kota di bawah sana yang terlihat dari tempat kami melaju, seringkali membuat kami terkagum-kagum.

Riuh suara kami saat birunya air Waduk Darma mengintip melalui sela-sela pepohonan yang kami lalui. Horeee, waduknya sudah semakin dekat. Kekaguman kami bertambah-tambah saat Waduk Darma sudah tampak di depan mata.

Setelah membayar tiket, mobil pun meluncur ke tempat parkir. Oya, untuk informasi, harga tiket masuk ke Waduk Darma lebaran kemarin adalah:
Dewasa : 15.000
Anak-anak : 10.000

Harga tersebut cukup terjangkau, worth it deh dengan indahnya.


kapal berlabuh di Waduk Darma
Di Waduk Darma, kami menaiki kapal mengelilingi waduk. Kami cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 10.000 per orang. Masya Allah, berulang kali kami berdecak kagum dengan keindahan ciptaan-Nya, karena sembari menikmati perjalanan menyusuri waduk, di depan kami Gunung Ceremai berdiri dengan gagah.


indahnya Gunung Ceremai dilihat dari Waduk Darma. Masya Allah...

Turun dari kapal, kami menuju area permainan anak. Tarif setiap permainan adalah Rp 10.000,-. Harga yang wajar kan? Amay Aga juga sempat meminta gelembung sabun. Harganya pun relatif murah. Rp 10.000,- untuk dua cup air sabun. Meski menjual jasa di area wisata, para pedagang tidak aji mumpung "ngagetok" atau mematok harga di luar kewajaran. Ini membuat para pengunjung tidak takut untuk jajan.

Dan setelah puas menikmati keindahan Waduk Darma, kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat wisata selanjutnya.

permainan anak di Waduk Darma

2. Objek Wisata Cibulan

Selamat Datang di Objek Wisata Cibulan

Objek Wisata Cibulan adalah Objek Wisata Pemandian tertua di Kuningan. Di sini kita bisa berenang bersama ikan-ikan.

Ikan-ikan inilah yang menjadi daya tarik utama dari tempat ini, karena ikan-ikan ini bukan sembarang ikan. Menurut cerita, ikan-ikan endemik Kuningan yang merupakan spesies tor douronensis ini adalah jelmaan dari prajurit-prajurit yang berkhianat pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi. Karena membangkang, maka oleh Prabu Siliwangi, prajurit-prajurit ini dikutuk menjadi ikan.


berenang bersama ikan dewa di Objek Wisata Cibulan

Konon, jumlah dari ikan-ikan ini selalu sama dari dulu hingga sekarang. Tidak berkurang atau bertambah. Dan katanya lagi, saat kolam ini dikuras, ikan-ikan tersebut akan menghilang entah kemana. Mereka akan kembali lagi saat kolam kembali diisi.

Nah, maka dari itu, banyak juga yang menyebut ikan-ikan ini sebagai ikan dewa.

Oya, kolam dengan ikan ini memang cukup dalam (ada yang dalamnya 2-3 meter, ada juga yang 120 cm), tapi di sisi lainnya, tepatnya di belakang penjual makanan (pop mie, dan makanan ringan lainnya), tersedia juga kolam renang yang dangkal untuk balita.

kolam renang dangkal di Obyek Wisata Cibulan

Selain bisa berenang dengan ikan dewa, di Obyek Wisata Cibulan kita juga bisa melakukan banyak hal seru lainnya, seperti:
- Sepeda Gantung
- Flying Fox
- Terapi Ikan
- Ayunan, Kereta Kelinci, dll

Untuk Flying Fox, biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 15.000,- sedangkan untuk terapi ikan, kita hanya perlu membayar Rp 5.000,-

Oya, air di sini memang cukup dingin, tetapi kita bisa memilih untuk membilas badan dengan mandi air hangat. Per orang dikenakan tarif Rp 10.000,-

Kalau teman-teman lupa membawa baju ganti atau handuk atau pakaian dalam, ada kios yang menyediakan berbagai keperluan tersebut. Tapi harganya memang sedikit di atas normal, ya, teman... Jadi kalau mau hemat, benar-benar harus dipersiapkan semuanya yaa...


flying fox di Objek Wisata Cibulan

berenang bersama ikan dewa di Objek Wisata Cibulan

Petilasan Prabu Siliwangi dan Sumur 7
Duh, sampai lupa... Tiket masuk Obyek Wisata Cibulan lebaran kemarin adalah Rp 22.000,- untuk dewasa dan Rp 17.000,- untuk anak-anak. Akhir kata, selamat berlibur dan bersenang-senang yaaa.. 
Read More