Surat untuk Mas Amay

Wednesday, July 19, 2017

Mas Amay, tak terasa 17 Juli ini, kau t'lah resmi mengenakan seragam putih merah. Tidak Mama sangka kau tumbuh secepat ini. Rasanya baru kemarin Mama menangis di ruang operasi, saat akan melahirkanmu.

Anakku, makin besar engkau, makin besar pula tanggung jawab berada di pundakmu. Mama berterima kasih, karena di bulan Ramadhan yang lalu, kau telah mampu berpuasa hingga maghrib tiba. Ini sesuatu yang sangat membahagiakan Mama, karena di umurmu yang baru enam tahun ini, kau telah terlatih menahan lapar dan dahaga.

Meski begitu, jangan pernah berpuas diri, Nak. Ada banyak PR yang mesti kita lakukan. Mama, kamu juga, harus memperbaiki kualitas ibadah kita sejak sekarang, agar bisa jadi contoh yang baik untuk Adik Aga. Jika latihan puasa telah mampu kau taklukkan selama sebulan (27 hari tepatnya), masih ada PR harian, yaitu memperbaiki kualitas shalat dan mengaji kita.

Mas Amay, jika Mama mengajakmu untuk membaca Al-Qur'an, membimbingmu untuk menghafalnya pelan-pelan, itu tak lain tak bukan hanya untuk kebahagiaanmu.

Mama tau, kau tentu sedih, mungkin juga kesal, ketika Mama menyuruhmu menghentikan aktivitas bermainmu. Tapi percayalah, pengorbananmu ini tak akan sia-sia. Insya Allah, kau akan menikmati waktu luang yang indah kelak, disana.

Anakku, tahukah kamu? Menjadi seorang Ahli Qur'an akan mempermudah perjalananmu. Al-Qur'an bisa menjadi penyelamatmu. Tak hanya itu, Al-Qur'an akan meninggikan derajatmu.

Anakku, tak perlu kamu khawatir. Memang kelihatannya tak mudah. Tapi yakinlah, Allah akan membantumu, memudahkanmu. Bukankah Allah SWT juga sudah berjanji dalam firman-Nya? 
Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran (adz-Dzikr), maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al Qamar:17)” 
Anakku, maaf jika Mama terlalu menuntutmu. Mama hanya ingin hidupmu bahagia, bebas dari rasa cemas menghadapi dunia yang fana. Mama ingin kelak kau menjadi pemimpin yang berjiwa mulia dan bersinar terang dengan Al-Qur'an yang kau genggam. 

Anakku, memang Nabi Muhammad pernah bersabda,
“Siapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur’an.” (HR Abu Daud). 
Ya, orang tua mana yang tak ingin hadiah dari Allah sebuah jubah kemuliaan? Tapi demi kamu anakku, bukan...bukan itu yang Mama kejar. Kesholihanmu lah yang Mama inginkan, supaya kehidupanmu, juga kehidupan Mama menjadi mudah. Mudah di dunia, mudah juga jika kelak kembali ke sana.

Jikalau memang ada jubah kehormatan untuk Mama, Mama akan mempersembahkannya untuk Akung, Uti dan Eyang Buyutmu. Mereka bertiga adalah orang yang paling berjasa dalam mengajari Mama membaca Al-Qur'an dengan benar. Ya, mereka bertiga lah yang paling berhak mendapat jubah kemuliaan, jika kau berhasil menjadi Ahli Qur'an.



Ah..iya... Ini semua memang mimpi Mama. Seperti yang pernah Mama katakan, Mama bukan ingin menang sendiri, menggunakan kamu sebagai alat pemenuh ambisi. Lihatlah, Mama juga berjuang, untuk membuktikan seberapa besar kasih sayang Mama pada kedua orang tua Mama. Dan Mama berharap, kamu juga memiliki mimpi yang sama. :)

Semoga... Semoga kau bisa mewujudkannya. Jangan mudah menyerah yaaa... :)


------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Curhat bareng #bloggerKAH, dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional. Baca tulisan Mbak Rani tentang Abang Han yang akan segera menjadi kakak, dan Mbak Widut tentang K, yang memiliki ibu dengan hard of hearing.

8 comments

  1. Aaamiiin...
    Semoga, jika kita tidak bisa jadi hafidzh qur'an, ada anak atau cucu kita yang hafidz qur'an. :)

    ReplyDelete
  2. Bener ya mbak, kalau ingin anaknya sholeh ibunya jg hrs memperbaiki diri dulu, soalnya anak2 tuh sukanya mengikuti, kalau disuruh blm terlalu aware. Kalau pas aku lg mens gitu, Ken tak suruh2 sholat jg jarang bgt berangkat. Kalau aku jg sholat dia jg mau berangkat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba Nana.. Bener2 kalo ngga ingat anak-anak, aku mah mungkin hidup semuanya aja. Hihi.. Dan jujur, anak-anak yg jadi rem-nya.

      Delete
  3. Catatan juga nih buat aku :( Semoga Mas Amay bisa menjadi hafidz ya Nak dan menurun juga ke Aga. Aamiin.

    ReplyDelete
  4. Mas Amay udah bisa puasa sebulan penuh? Wow hebat banget kamu Nak! *jempol*

    sehat selalu dan jadi anak yang sholeh yaa Nak :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mbak Ira, alhamdulillah.. aamiin YRA, makasih doanya Mbaa.. :*

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...