Pentingnya Manajemen Keuangan untuk Kesejahteraan di Masa Depan

Sunday, June 28, 2020


Sejak dahulu kita diajarkan untuk bijak mengatur rezeki. Bahkan sejak kanak-kanak, kita sudah diingatkan untuk rajin menabung, salah satunya lewat lagu berjudul "Menabung" yang dinyanyikan oleh Saskia dan Geofanny bersama Eyang Titiek Puspa. Mengatur keuangan memang harus dibiasakan, meski manfaat dari manajemen keuangan tidak bisa kita rasakan saat ini juga. Namun, percayalah, saat kita mengalami kondisi darurat, kita akan merasakan manfaatnya.

Seperti saat ini, ketika pandemi COVID-19 menyerang seluruh dunia. Dampaknya tak hanya dirasakan di sektor kesehatan saja, tetapi juga di sektor perekonomian. Disadari atau tidak, pandemi ini menyentil kita kembali, betapa kebiasaan menabung menjadi sangat berarti.


Oya, manajemen keuangan tidak hanya berlaku untuk mereka yang punya penghasilan pas-pasan saja, lho. Masih ingat tidak, beberapa waktu lalu sempat beredar keluhan seorang karyawan yang merasa miskin dan memerlukan bantuan dari pemerintah, karena gaji bulanan yang awalnya Rp 20 juta dipotong 50% menjadi Rp 10 juta? Sepuluh juta rupiah tak cukup baginya, karena ia masih punya cicilan KPR dan mobil. Hmm, penghasilan besar ternyata tidak menjamin kesejahteraan, ya?

Di sisi lain, ada cerita yang dibagikan seorang teman lewat statusnya di sosial media. Ia bercerita tentang penjual nasi goreng langganannya yang mulai berjualan di era new normal. Ia bertanya pada tukang nasi goreng tersebut, tiga bulan kemarin bagaimana ia bertahan hidup? Jawabannya cukup mencengangkan, karena menurut pengakuannya, ia murni mengandalkan tabungan saja.

See? Tak peduli apakah penghasilanmu besar atau kecil, asal pandai mengatur keuangan, insya Allah akan bisa bertahan di tengah ketidakpastian.


Quote tentang menabung



Lalu, selain untuk mempersiapkan kejadian tak terduga, fungsi lain dari manajemen keuangan itu apa saja sih?

1. Sebagai Perencanaan Keuangan


Perencanaan Keuangan adalah sebuah proses membangun strategi untuk membantu kita dalam mengatur keuangan agar tercapai tujuan yang telah ditentukan. Biasanya, rencana keuangan disusun berdasarkan prioritas.

  • Prioritas pertama yaitu untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti; mengelola cash flow, dana darurat, dan utang.  Ketiga bagian ini harus sehat lebih dulu, sebelum menanjak ke prioritas berikutnya.
  • Prioritas kedua yaitu manajemen risiko individu. Dalam hal ini, kita harus memastikan bahwa kita dan aset-aset kita sudah terlindungi oleh asuransi.
  • Prioritas ketiga yaitu tujuan keuangan jangka menengah, misalnya; biaya untuk haji/umroh, membeli rumah, dll.
  • Prioritas keempat yaitu tujuan keuangan jangka panjang, seperti mempersiapkan dana pensiun.
  • Prioritas terakhir yaitu untuk distribusi keuangan, seperti; warisan.

Dengan memiliki rencana keuangan yang baik, kesempatan untuk mewujudkan tujuan keuangan juga semakin besar.

2. Sebagai Perencanaan Anggaran


Jika perencanaan keuangan lebih fokus pada tujuan keuangan, perencanaan anggaran lebih fokus kepada rencana pemanfaatan uang atau aset yang dimiliki. Jadi, yang perlu kita lakukan pertama kali adalah mencatat sumber dan jumlah penghasilan.

Dengan perencanaan anggaran, kita akan memiliki panduan untuk hidup sesuai kemampuan. Jangan sampai kita memiliki pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan. Harapan lainnya adalah kita dapat memaksimalkan pemanfaatan dana yang tersedia, misalnya untuk hal-hal yang bersifat produktif seperti bisnis sampingan.

3. Sebagai Pengendali Keuangan


Seperti di poin kedua, pentingnya manajemen keuangan adalah untuk mengontrol arus keluar masuk dana yang kita miliki. Dengan rencana keuangan dan rencana anggaran yang telah kita susun, kita akan dibimbing untuk selalu berjalan di track yang seharusnya. Pemanfaatan dana pun menjadi lebih efektif.

4. Sebagai Pemeriksaan Keuangan


Ketika pengelolaan keuangan sudah menjadi sebuah habit, secara tidak langsung kita pun telah membuat pencatatan keuangan, melalui rencana keuangan dan rencana anggaran seperti di poin nomor 1 dan 2 tadi. Namun, meski sudah dibuat perencanaan, terkadang ada saja penyimpangan yang mungkin tidak disengaja. Pengeluaran yang sebenarnya bisa dihindari, justru dilakukan. Istilahnya mungkin "bocor alus", yaa...

Nah, inilah fungsi lain dari manajemen keuangan, yaitu agar kita lebih mudah melakukan pemeriksaan keuangan. Jadi, uang serupiah pun bisa kita telusuri ke mana perginya dan untuk apa penggunaannya.

5. Sebagai Pelaporan Keuangan


Catatan keuangan yang telah kita buat dan kita periksa, selanjutnya menjadi bahan evaluasi untuk periode berikutnya, agar rencana keuangan dan rencana anggaran di masa yang akan datang bisa lebih baik lagi.

~

Nah, itulah manfaat dari manajemen keuangan, yang jika kita terapkan dengan baik, insya Allah akan menjadi salah satu jalan menuju kesejahteraan di masa depan. Tentu kita ingin hidup dengan nyaman di masa tua, bukan? Tentu kita tak mau kelimpungan saat ada kebutuhan mendesak, bukan?





Read More

Penyebab dan Ciri-Ciri Penyakit Diabetes

Thursday, June 25, 2020


Hari ini seharusnya ibu saya berusia 61 tahun jika beliau masih ada di dunia. Namun, 17 Syawal 12 tahun lalu, beliau meninggal karena diabetes. Sebelum diabetes menyerang, sebenarnya beliau sudah sangat akrab dengan asma dan maag. Sungguh, kami tidak menyangka pada akhirnya beliau pergi karena penyakit yang baru diderita selama dua tahun di akhir masa hidupnya, karena sebelumnya kami tidak mengetahui bahwa ibu memiliki ciri-ciri diabetes di tubuhnya.

Penyebab Munculnya Diabetes


Meski tak ada riwayat sebelumnya, tapi jika diingat-ingat lagi, kebiasaan-kebiasaan beliau memang sangat mungkin menjadi penyebab munculnya diabetes di tubuh beliau, seperti misalnya;

1. Mengonsumsi Makanan / Minuman dengan Kadar Gula Tinggi


Teh Manis
Es Teh Manis

Minum teh manis, adalah hal yang paling disukai di keluarga kami. Apalagi jika ada gorengan yang melengkapi. Masya Allah, indahnya hidup ini.

Kami melakukan kebiasaan tersebut di pagi hari sebelum beraktivitas, juga di sore hari saat bersantai, atau saat menikmati rintik hujan di teras rumah. Sambil bercakap-cakap, hubungan keluarga menjadi kian akrab.

Indah sekali, yaa... Namun, ternyata kebiasaan inilah yang menjadi salah satu penyebab munculnya diabetes di tubuh ibunda.

2. Stress Berlebih


Ya, saya sangat paham mengapa ibu sering diam sendirian. Saya tahu, dalam diam, otaknya terus berputar. Ada banyak kebutuhan hidup saat itu, terutama ketika saya SMA dan kakak saya kuliah.

Ternyata, stress yang tidak dikendalikan seperti ini dapat menjadi salah satu penyebab munculnya diabetes, karena saat tubuh mengalami stress, hormon Kortisol dan Glukagon akan dilepaskan. Kedua hormon inilah yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah.

3. Kurang Tidur


Saya baru menyadari bahwa ibu mengalami stress, saat saya mendapati beliau duduk di teras, malam-malam. Bukan sekali dua kali saja. Terkadang memang, stress dan kurang tidur adalah dua hal yang saling berkaitan. Keduanya memicu munculnya penyakit fisik, berupa diabetes.

Ciri-Ciri Diabetes


Saya teringat suatu hari di tahun 2006. Hari itu saya masih di Cirebon, di tempat Bulik Ning. Tiba-tiba bapak telepon, mengabarkan bahwa ibu dirawat di Rumah Sakit. Pagi itu saya langsung pulang, dengan menumpang travel Cirebon - Jogja. Sesampainya di Rumah Sakit, bapak mengatakan bahwa ibu terkena diabetes.

Sebelum mengetahui bahwa ibu terkena diabetes, memang ada beberapa tanda di tubuh beliau yang saya ketahui, yaitu;

1. Kemampuan Penglihatan Menurun

Jadi ternyata, menurunnya fungsi penglihatan pada penderita diabetes disebabkan adanya penumpukan protein di area mata.

2. Sering Buang Air Kecil

Nah, ini. Mungkin penyebab ibu kurang tidur juga karena ini. Malam-malam kebelet ingin buang air kecil, setelah buang air kecil jadi susah tidur lagi. 

3. Munculnya Keriput yang Tidak Wajar Pada Kulit

Kadar gula darah yang berlebih, memang akan menimbulkan perubahan pada kulit. Dari pengalaman ibu, sekarang saya bisa mengenali orang yang menderita diabetes, hanya dengan melihat kulitnya. Warna bibir pucat, warna kulit pun pucat dan keriput. Ya, seperti itu.

~

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Setelah merasakan sedihnya kehilangan orang tersayang, tentu kita tidak ingin hal itu terjadi pada diri kita juga. Apalagi jika teringat anak-anak yang masih kecil-kecil.

Ya, kematian memang tidak bisa kita hindari. Jika sudah saatnya harus pergi, tidak ada satu pun yang bisa menghalangi. Namun, berikhtiar untuk memberikan yang terbaik bagi tubuh kita, adalah wajib hukumnya.

Tubuh juga memiliki hak, lho! So, ada baiknya sedini mungkin kita perbaiki pola makan, pola hidup, juga pola pikir. Karena tiga pola ini sangat berpengaruh pada kesehatan kita. Kurangi gula, istirahat yang cukup, kendalikan stress, dan jangan lupa berolahraga. Semangat!



Read More

Karhutla, Dampak dan Upaya Pencegahannya

Sunday, June 14, 2020


Suatu hari di bulan September tahun 2015, seorang teman yang saat itu tinggal di Riau mengabarkan bahwa ia dan keluarganya terjebak asap yang dihasilkan oleh kebakaran hutan. Ia, rencananya akan pulang ke Purworejo via Jogja untuk mengungsi, tetapi sayang keinginannya itu harus kandas karena bandara ditutup. Ia mengaku sudah tidak tahan dengan kualitas udara yang setiap saat harus dihirupnya, dan selalu berharap agar kabut asap segera berkurang, bandara dibuka, dan ia bisa kembali menghirup udara Purworejo yang segar.

Saat itu saya hanya bisa menguatkannya melalui obrolan di media sosial. Saya pun mendoakan kesehatannya, juga putra-putrinya yang saat itu masih kecil-kecil. Sungguh, saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika saya yang berada di posisinya, sedangkan saya, terkena asap rokok atau asap obat nyamuk saja napas langsung terasa sesak.

Saya, sebelum karhutla 2015 melanda, mungkin hanya memandang kebakaran hutan sebagai bencana tahunan layaknya banjir Jakarta. Namun, setelah teman saya sendiri ikut merasakan akibatnya dan menceritakan bagaimana sesaknya bernapas di tengah kepungan asap, saya berpikir bahwa bencana seperti ini tak boleh terulang lagi di masa yang akan datang. Apalagi jika melihat dampaknya yang luar biasa tak hanya terhadap kesehatan, tetapi juga terhadap lingkungan dan perekonomian.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BMKG dan telah diperbarui pada 20 Agustus 2018, di tahun 2015, Riau memang menjadi salah satu dari 11 provinsi yang memiliki titik panas terbanyak, yaitu 4.965 titik. 10 provinsi lainnya yaitu;
  • Kalimantan Tengah dengan 21.809 titik
  • Sumatera Selatan dengan 21.767 titik
  • Papua dengan 11.134 titik
  • Kalimantan Timur dengan 6.923 titik
  • Kalimantan Barat dengan 6.156 titik
  • Jambi dengan 5.164 titik
  • Kalimantan Selatan dengan 4.533 titik
  • Kepulauan Bangka Belitung dengan 1.465 titik
  • Sumatera Utara dengan 590 titik
  • Aceh dengan 218 titik

Per 11 Juni 2020 kemarin, berdasarkan pantauan Satelit TERRA/AQUA (LAPAN), jumlah titik panas yang terpantau mengalami penurunan sebesar 31,43% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 lalu. Tiga provinsi dengan jumlah titik panas (hot spot) terbanyak adalah;
1. Riau
2. Sulawesi Selatan
3. Kepulauan Riau

Meski secara angka mengalami penurunan, tetapi tetap saja fakta tersebut membuat sedih, karena saat ini masih bulan Juni dan musim kemarau baru saja dimulai. Namun, semoga pihak yang berwenang selalu siaga, sehingga begitu terlihat ada titik panas, petugas senantiasa sigap menanganinya agar kebakaran tidak semakin meluas.


Hijaukan Hutannya, Segarkan Udara Kita
Hijaukan hutannya, segarkan udara kita


Karhutla atau kebakaran hutan dan lahan, memang selalu menjadi ancaman setiap tahunnya. Pemerintah bukannya tidak berupaya untuk melakukan pencegahan, tetapi bencana ini selalu datang berulang. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya karhutla, antara lain:
1. Faktor alam
Faktor alam seperti musim kering yang berkepanjangan, El Nino, dan pemanasan global, menjadi faktor utama penyebab kebakaran hutan. Ditambah lagi, kondisi hutan Indonesia yang terdiri dari lahan gambut yang memang mudah terbakar.
2. Faktor manusia
Ulah manusia yang tidak bertanggung jawab pun menjadi salah satu penyebab kebakaran hutan dan lahan. Biasanya, pembakaran dilakukan dengan tujuan untuk membuka lahan baru, entah itu untuk perkebunan atau perumahan.

Upaya Pencegahannya


Sebenarnya sudah ada ancaman sanksi baik itu berupa sanksi administrasi, sanksi pidana, maupun sanksi perdata bagi siapa pun pihak yang dengan sengaja melakukan pembakaran. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat pun telah membentuk Satgas Penanggulangan Karhutla yang terdiri dari personel TNI, Polri, juga masyarakat.

Tak berhenti di situ, menurut Ibu Anis Aliati, Kasubdit Pencegahan Karhutla-Direktorat PKHL, Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK, upaya pencegahan karhutla juga dilakukan dengan menggandeng pemuka agama. Harapannya tentu saja agar masyarakat lebih mau mendengarkan bahwa pembakaran hutan secara sengaja merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan karena merugikan masyarakat luas.

Upaya Pemadaman Kebakaran Hutan
TNI bersama dengan masyarakat sedang berupaya untuk memadamkan kebakaran hutan


Dampak yang Ditimbulkan oleh Kebakaran Hutan dan Lahan


Seperti yang sudah tertulis di atas, karhutla tidak hanya memberikan dampak buruk terhadap aspek kesehatan, tetapi juga terhadap lingkungan dan perekonomian.

1. Kesehatan

Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan, dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti;
  • Gangguan pada mata (mata terasa pedih karena terkena asap)
  • ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan)
  • Pneumonia (paru-paru basah)
  • Gangguan pertumbuhan janin pada ibu hamil, mengakibatkan berat badan bayi rendah, dan risiko bayi terlahir prematur
  • Memperburuk kondisi penderita TBC/asma
  • Kanker paru-paru

2. Lingkungan

Dampak buruk karhutla terhadap lingkungan, bisa langsung kita lihat dan rasakan, misalnya;
  • Emisi gas karbondioksida
  • Terbunuhnya satwa liar
  • Musnahnya tanaman
  • Punahnya spesies endemik, dll

3. Perekonomian

Kebakaran hutan dan lahan, secara tidak langsung juga berimbas pada aktivitas perekonomian, karena;
  • Terhentinya aktivitas pendidikan dan perdagangan
  • Terhentinya aktivitas perhubungan/transportasi karena terbatasnya jarak pandang
  • Kerusakan pada berbagai sarana prasarana dan fasilitas umum
Menurut Prof. Dr. Ir. H. Bambang Hero Saharjo, M.Agr., Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB, kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran hutan pada tahun 2015, bernilai lebih dari Rp 200 triliun, sedangkan kebakaran hutan tahun 2019 lalu mengakibatkan kerugian sebesar lebih dari Rp 75 triliun.

Bila melihat berbagai kerugian yang diakibatkan dari kebakaran hutan dan lahan, tentu kita tidak ingin bencana ini terjadi setiap tahunnya, bukan? Untuk itu, mari bersama-sama kita jaga hutan kita. Saat berjalan-jalan ke hutan, atau mendaki gunung misalnya, jangan sembarangan membuang puntung rokok, karena hal sekecil itu bisa menimbulkan kerusakan besar.


Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.




Sumber referensi;
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kebakaran_liar
- https://nasional.kompas.com/read/2018/08/24/17291701/11-provinsi-paling-rawan-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-indonesia



Read More

Lestarikan Air, Selamatkan Kehidupan, Selamatkan Masa Depan

Sunday, June 7, 2020


Saat air lebih langka dari air mata
Saat udara harus kau beli
Saat bunga-bunga tinggal cerita
Akankah akhirnya kita sadari?

Akan datang masa di mana kita
Hanya mampu berkeluh dan menyesal
Berharap do'a dapat memutar waktu
Percayalah waktu masih tersisa
Percayalah hanya kita yang bisa
Beri nyawa s'gala harapan

*

Lirik di atas adalah penggalan lagu yang dinyanyikan dan diciptakan sendiri oleh Raisa. Lagu itu merupakan salah satu lagu yang terdapat di album Handmade yang dirilis di tahun 2016, tetapi baru dibuat video klipnya pada pertengahan 2019 lalu.

Saya sangat suka dengan lagu itu, dan hampir setiap kali mandi (ya, salah satu sifat buruk saya adalah menyanyi di kamar mandi) selalu saya nyanyikan. Salah satu tujuannya adalah agar saya ingat untuk tidak boros-boros air. Hehehe, alasaaann... 😁

Karena lagu itu, saya menjadi semakin kagum kepada Raisa. Ternyata dia ngga hanya pandai membuat lagu-lagu cinta saja. Pun seperti tumbu ketemu tutup, Raisa akhirnya berjodoh dengan Hamish Daud, yang sudah banyak berkontribusi untuk kelestarian laut dan alam Indonesia. Bahkan katanya, ia ke Jakarta bukan semata untuk menjadi artis, tetapi ia sengaja mencari nama agar bisa lebih mudah menyebarkan informasi dan mendapatkan suara untuk menyelamatkan laut kita.


Hamish Daud dan Laut


Bersyukur sekali, ada public figure yang peduli dengan kelestarian laut dan alam Indonesia, sehingga harapannya, kesadaran untuk menjaga lingkungan bisa lebih menjangkau semua kalangan. Semoga suatu saat, tren menjaga lingkungan bisa menjadi new lifestyle, gaya hidup baru kita semua. Karena seperti kata Raisa, jika tidak dimulai dari sekarang, kelak kita hanya akan bisa mengeluh dan menyesal. Namun, insya Allah kita masih punya waktu, dan percayalah bahwa perubahan sesedikit apa pun, jika dilakukan bersama-sama, akan membawa dampak yang luar biasa.

Lalu, apa hal sederhana yang bisa kita lakukan agar dampak perubahan iklim tidak semakin parah ke depannya? Kita bisa menerapkan gaya hidup reduce, reuse dan recycle dan memulainya dari hal-hal kecil.

Reduce


Reduce → mengurangi penggunaan barang-barang yang bisa merusak lingkungan

Hal-hal yang sudah saya lakukan di rumah antara lain;
1. Mengurangi penggunaan kantong plastik. Setiap berbelanja, saya usahakan untuk selalu membawa tas belanja sendiri, yang terbuat dari kain. Memang, salah satu tantangannya adalah dari pedagang itu sendiri. Terkadang saya menemukan pedagang yang keukeuh memberi kantong plastik meski sudah saya tolak.
"Mangke tase kotor (Nanti tasnya kotor)," katanya. Namun, kita tidak boleh menyerah begitu saja, bukan? Justru ini adalah tantangan sekaligus peluang untuk mengedukasi masyarakat kita.

2. Mengurangi pemakaian listrik
Mengurangi pemakaian listrik, tidak hanya berdampak baik untuk lingkungan, tetapi juga untuk saldo rekening. Ya kan? Nah, upaya penghematan yang sudah saya lakukan adalah;
  • Memasang banyak jendela, sehingga di siang hari kami tak perlu menyalakan lampu karena rumah kami masih kaya cahaya. Termasuk di kamar mandi. Ini menjadi catatan penting, karena memiliki rumah di perumahan, yang sempit, yang bahkan dindingnya berhimpitan dengan dinding tetangga, terkadang kamar mandinya jadi minim cahaya, dan memaksa penghuninya untuk tetap menyalakan lampu meski di siang hari.
  • Mencabut penghangat nasi seusai makan malam
  • Menggunakan alat elektronik sesuai kebutuhan

Reuse


Reuse → menggunakan kembali barang yang sudah dipakai

Untuk hal ini, yang sudah kami lakukan adalah me-reuse penggunaan air. Saya mulai membiasakan diri untuk menampung air wudhu dan air sisa cucian beras, untuk menyiram tanaman.

Penggunaan kembali air bekas cucian beras, selain dapat mengurangi penggunaan air untuk menyiram tanaman, juga sekaligus memberikan banyak manfaat untuk tanaman, di antaranya;
  • Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, tunas, dan cabang
  • Membantu pembentukan klorofil, sehingga membuat dedaunan tampak lebih hijau
  • Merangsang pertumbuhan akar tanaman karena adanya vitamin B1
  • Mempercepat proses adaptasi saat tanaman baru dipindahkan (Ini sudah saya buktikan pada saat menanam tanaman pisang-pisangan di depan rumah. Saat baru dipindahkan, tanaman pisang-pisangan yang saya tanam hampir mati, tetapi setelah disiram menggunakan air bekas cucian beras secara rutin, alhamdulillah stres pada tanaman dapat tertangani. Bahkan tak lama setelah itu, tunas-tunas baru bermunculan. Alhamdulillah.)
  • Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit
  • Meningkatkan metabolisme tanaman
  • Merangsang pertumbuhan bunga, buah, dan biji
  • Membantu penyerapan unsur hara menjadi lebih optimal
  • Meningkatkan kualitas hasil panen, baik jumlah, rasa, maupun ukuran

Re-use air juga bisa kita lakukan dengan cara menampung air hujan. 

Suami saya, Yopie Herdiansyah, kebetulan merupakan seorang arsitek yang tergabung di Studio Akanoma pimpinan Pak Yu Sing. Beberapa desain Akanoma, dibangun dengan menggunakan prinsip ramah lingkungan.

Teman-teman bisa simak video di bawah ini. Rumah ini adalah salah satu rumah yang dirancang oleh tim Akanoma, dan suami saya menjadi salah satu bagian dari tim tersebut.




Re-use air dengan menampung air hujan, adalah satu cara memanfaatkan air hujan, agar berkah yang turun dari langit tak terbuang sia-sia. Air hujan yang kita tampung bisa digunakan untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset, atau mengepel teras yang terkena tempias.

Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari kegiatan sederhana ini, salah satunya adalah mengurangi penggunaan air tanah, yang secara tidak langsung akan mengurangi potensi amblesnya tanah juga. Saya pernah menulisnya di sini: Tampung Air Hujan, Antisipasi Kekeringan

Selain rumah Mbak Ainun, rumah ramah lingkungan lainnya yang juga didesain oleh Akanoma adalah rumah Bu Yani yang terletak di Bogor. Berikut ini adalah desain rumah tersebut;

Desain rumah ramah lingkungan
Rumah ramah lingkungan by Akanoma

Di musim hujan yang lalu, saat intensitas air hujan sedang banyak-banyaknya, Bu Yani mengirimkan video berikut ini, dan menandai suami saya di facebook-nya;



Memang, membuat bak PAH seperti di rumah Mbak Ainun atau Bu Yani membutuhkan biaya yang tak sedikit. Namun, kita bisa membuat Bak PAH sederhana seperti ini;

Bak Penampungan Air Hujan (PAH)
Bak PAH sederhana

Saya membayangkan, jika satu rumah memiliki satu bak seperti ini, berapa banyak air yang bisa kita lestarikan? 💗

Recycle


Recycle → mendaur ulang barang

Memang belum banyak yang saya lakukan, tetapi saya berusaha memilah sampah organik dan anorganik. Saya menggunakan komposter untuk menampung sampah organik, lalu menggunakan kompos cair yang dihasilkannya untuk memupuk tanaman di halaman.

Manfaat kegiatan ini selain bisa dirasakan oleh kita sendiri, sekaligus juga bisa membantu Pak Sampah, agar bebannya tidak terlalu banyak.

Komposter


Kompos cair
Kompos cair yang dihasilkan dari komposter


Oya, kita juga bisa me-recycle air, lho! Ada salah satu desain Akanoma (suami saya pun masuk dalam tim desain ini) di Watu Kodok, Gunung Kidul, yang menggunakan konsep sistem penyaring grey water. FYI, grey water adalah limbah air yang didapat dari mencuci baju, mencuci piring, atau air bekas dari kamar mandi. Singkatnya, grey water adalah limbah air deterjen.

konsep bak penyaring grey water
Konsep Sistem Penyaring Air Deterjen by Akanoma

Tentang greywater, saya pernah menuliskan di sini; Mengelola Air Limbah Rumah Tangga, untuk Indonesia yang Lebih Sehat


Nah, teman-teman, untuk kelangsungan air bersih, mari kita mulai dari hal kecil. Hal-hal kecil jika dilakukan oleh orang banyak, akan menghasilkan hal besar juga, Insya Allah. Tentu kita ingin mewariskan air bersih untuk anak kita kelak. Namun, yang lebih penting lagi adalah mewariskan kebiasaan-kebiasaan baik, agar di masa depan bumi kita tetap bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman.



Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.



Read More