Cerita Sahabat yang Merintis Usaha Laundry Kiloan di Masa Pandemi

Saturday, October 31, 2020

 

Pandemi Covid19 memang mengubah segalanya. Seorang teman bercerita, suaminya yang kebetulan baru mengundurkan diri dari pekerjaannya tahun lalu dan memutuskan untuk menjadi ojek online, kini harus memutar otak untuk mencari sumber penghasilan yang baru.

Ya, kita semua tentu tahu, masa-masa social distancing, bekerja dari rumah, sekolah dari rumah, siapa yang mau pakai jasa ojek online untuk bepergian? Kebanyakan, orderan berasal dari pemesanan makanan. Namun, di masa sulit seperti ini, banyak yang memilih untuk menyimpan tabungannya daripada untuk berbelanja. Ibu-ibu macam saya pun memilih untuk membuat atau memasak sendiri makanan yang ingin kami makan. Semua pakai alasan yang sama, penghematan.

Begitulah... 

Semua ingin berhemat, and at the same time juga ingin punya penghasilan tambahan. Pada akhirnya, banyak yang jadi pedagang makanan dadakan. Tentu sah-sah saja, karena konon, 8 dari 10 pintu rezeki adalah dari berdagang. 

Tapi, kalau semua berjualan makanan, lalu siapa yang mau beli? Nah, itu juga yang jadi pertanyaan teman saya. Inilah yang kemudian membuatnya memutuskan untuk membuka usaha laundry kiloan. 

Tips Merintis Usaha Laundry

Satu hal yang mendasari pengambilan keputusan mengapa ia memilih usaha laundry kiloan adalah karena di lingkungannya terdapat banyak anak kos. Kebetulan lokasi rumahnya berada di dekat kampus. Sebuah posisi yang cukup strategis, meski memang, belum banyak kampus yang menerapkan kuliah offline, jadi usahanya ini belum terlalu ramai. Sejauh ini, pelanggannya adalah para tetangga juga karyawan dan karyawati yang mungkin tak sempat mencuci pakaian kotornya sendiri.

Nah, karena saat ini kita masih berada di kondisi pandemi, ada baiknya bisnis laundry kiloan pun tetap menerapkan protokol kesehatan, yaa.. Mengapa? Karena fokus utama laundry kiloan bukan hanya sekadar cuci setrika saja, tetapi sebisa mungkin juga meminimalkan risiko penularan penyakit akibat kontaminasi bakteri, kuman, dan virus melalui pakaian kotor. 

Lalu, prosedur kesehatan seperti apa saja sih yang harus diperhatikan?

1. Terapkan protokol kesehatan bagi pelanggan dan pegawai

- Baik pelanggan maupun pegawai, sebaiknya selalu disiplin menggunakan masker
- Sediakan hand sanitizer, terutama di bagian front line
- Usahakan agar pegawai mengenakan sarung tangan saat bekerja
- Terapkan physical distancing, bila perlu batasi jumlah pelanggan di area laundry kiloan
- Terapkan layanan antar jemput pakaian untuk meminimalisir kerumunan di area laundry kiloan
- Bila perlu, terapkan sistem pembayaran cashless untuk meminimalisir penyebaran penyakit 

2. Jaga kebersihan area laundry kiloan

- Semprot rak-rak pakaian dengan cairan desinfektan secara rutin
- Bersihkan dengan cairan desinfektan area yang kerap disentuh oleh pelanggan dan pegawai, misalnya gagang pintu, meja, gagang setrika, juga permukaan mesin cuci
- Sapu dan pel seluruh area laundry kiloan secara teratur minimal dua kali sehari, yaitu sebelum laundry buka dan setelah jam operasional laundry selesai

3. Jaga kebersihan mesin cuci

- Bersihkan bagian dalam mesin cuci dengan air hangat setiap kali selesai digunakan, untuk menjaga kebersihan pakaian pelanggan. Selain itu, langkah ini juga penting untuk menjaga daya tahan mesin cuci.

Memang sedikit ribet, yaa... Tetapi jika mengingat kembali bahwa ini adalah bagian dari ikhtiar kita untuk terhindar dari COVID-19, why not? Lagipula, untuk pelanggan yang concern terhadap kesehatan, kedisiplinan pemilik laundry kiloan dalam menerapkan protokol kesehatan tentu akan menjadi nilai plus di mata mereka. Akhir kata, tetap semangat, tetap sehat, dan tetap berkarya, ya, teman-teman. 😊


Read More

Explore Boyolali: Dari Omah Jadah Mbah Rubi ke Bukit Sanjaya

Monday, October 26, 2020


Setelah seharian jalan-jalan di Semarang, keesokan harinya kami beraktivitas seperti biasa. Tak ada rencana akan ke mana, namun tiba-tiba, ba'da dzuhur mama mertua bilang, "Ke Selo, Boyolali, yuk!" gitu. Wah, saya mah hayuk aja atuh. Tapi, mau ngapain ke Selo? Bayangan saya cuma makan jadah tempe bacem plus minum susu murni di Omah Jadah Mbah Rubi. Itu saja. 

Namun, begitulah... Perjalanan yang unplanned biasanya malah lebih seru. Setelah menikmati jadah tempe bacem dan susu murni, kami menguji kekuatan kaki di Bukit Sanjaya. Seperti apa ceritanya? Baca sampai akhir, yaa... :)

Perjalanan menuju Selo, Boyolali

Sebenarnya, Solo - Selo tak seberapa jauhnya, ditambah lagi sekarang ada tol juga yang membuat perjalanan jadi lebih cepat. Total perjalanan hanya sekitar 1 jam. Makanya, sekarang kalau pulang ke Purworejo, kami lebih memilih untuk lewat Selo, lalu tembus ke Magelang. Terakhir awal bulan lalu kami pulang, waktu tempuhnya hanya 3 jam Solo - Purworejo, lho.

Nah, di Selo, kami punya tempat jajan favorit yaitu Omah Jadah Mbah Rubi. Di sini kita bisa menikmati jadah tempe bacem, juga susu murni dan aneka penganan lainnya. Harganya, bisa dicek di bawah ini, yaa...

 

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali

Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali
 

Kami memesan jadah bakar + tempe sebanyak 2 porsi, juga aneka susu murni. Untuk anak-anak, kami juga memesan mie instan, karena hidung mereka nih tajem. Ketika Mbaknya membawa mie goreng pesanan tamu lain, mereka langsung menodong menu yang sama. Hmmm...

Demi menjaga semangat mereka, akhirnya mama penuhi permintaan mereka, hihi...


Omah Jadah Mbah Rubi, Selo, Boyolali


Sambil mengisi perut, kami browsing destinasi wisata yang bisa kami kunjungi setelah ini. Sebelumnya, waktu parkir, mama mertua sempat melihat sesuatu di atas bukit. Seperti yang pernah saya tulis di tulisan sebelumnya, mama mertua memang hobinya jalan-jalan. Mau seperti apa medannya, beliau mah hayuk aja. Makanya ngga heran ketika beliau melihat sesuatu yang indah di atas bukit, beliau langsung ingin ke sana.
 

Sewaktu browsing, saya sempat menemukan satu lokasi bernama Bukit Sanjaya yang tak jauh dari lokasi Omah Jadah Mbah Rubi. Apakah bukit yang tadi kami lihat adalah Bukit Sanjaya? Mari kita lihat...

Segera setelah semua menu ludes, kami langsung bergegas karena hari sudah mulai sore. Takut kemalaman, ya kan...

Di parkiran, kami bertanya pada mas-mas kang parkir, itu tempat apa? (sambil menunjuk bukit) Kata kang parkir, "Oh, itu Bukit Sanjaya, Kak."

Nah, pas banget. Kata kang parkir, kami tinggal ke kiri sedikit, nanti parkir di situ. Jadi, Bukit Sanjaya itu lokasinya ngga jauh dari Omah Jadah Mbah Rubi ya, gaes...

Dan namanya juga bukit, artinya kami harus naik. Ngga ada ojek pun, jadi benar-benar harus jalan kaki. Jalurnya sudah dibuatkan (kelihatannya masih baru), berupa undakan atau anak tangga yang berjumlah 250. 250, gaes, bukan jumlah yang sedikit untuk saya yang jarang berjalan kaki. 

Saya sempat meragukan kemampuan mama mertua, "Yakin, Ma? Ini 250 anak tangga, lho."

Namun, sekali lagi, mama mertua adalah orang yang hobi jalan-jalan. Jadi, medan yang seperti ini tuh malah semakin menantang buat beliau.

Naik-naik ke Bukit Sanjaya

Seperti yang saya katakan barusan, jumlah anak tangga yang harus kita lewati adalah 250 anak tangga. Di tengah-tengah, ada homestay juga. Jadi, kalau ngga kuat sampai atas, nginep aja dulu semalam, lanjut lagi keesokan hari, wkwkwk... 

Bukit Sanjaya, Boyolali


Nah, di anak tangga ke 165, kita dapat ucapan selamat, hihi... Semangaaatt, sebentar lagi kita sampai puncak.

Menuju puncak, gemilang cahaya
Mengukir cinta, seindah asa

(you sing, you lose)


Bukit Sanjaya, Boyolali


Maafkan anak-anakku yang pakai sandal jepit. Mereka emang sukanya yang simpel-simpel. Dan karena ngga ada persiapan, ngga tau kalau mau naik-naik ke puncak gunung begini, Amay dan Aga pakai kolor aja udah. Wkwkwk... Kayak ngga diperhatiin sama emaknya, yaa...

Tapi untungnya pakaian mereka ngga ribet sih, jadi lebih leluasa bergerak.


And finally, sampai juga kita di atas. Alhamdulillah... Semua lelah terbayar, karena dari atas, kita bisa melihat indahnya pemandangan. Masya Allah...

Bukit Sanjaya, Boyolali

Nah, untuk teman-teman yang ingin wisata murah meriah, coba ke Selo, Boyolali deh. Kalau beruntung, kalian bisa melihat gagahnya gunung merapi dari dekat. Seperti ini;



Read More

Serunya Berwisata di Semarang; Dari Eling Bening Hingga Cimory on The Valley

Tuesday, October 20, 2020

 

Akhir pekan kemarin mama mertua dan adik ipar datang dari Majalengka. Alhamdulillah, kami ditengokin dan dibawain beras sekarung hasil panenan sawah sendiri. Hihi... Nah, kebetulan mama mertua itu hobinya jalan-jalan. Sejak beberapa hari sebelum beliau datang ke Solo, beliau sudah berencana untuk jalan-jalan ke beberapa tempat wisata di Semarang. Eling Bening salah satunya. 

Dari Majalengka ke Solo, kok malah jalan-jalan ke Semarang? 

Sejujurnya, kalau di Solo saja, kami juga bingung mau jalan-jalan ke mana. Pilihannya paling ke Keraton lagi atau ke De Tjolomadoe. 🙈

Baca: Family Trip I, Keraton Mangkunegaran, Surakarta

Akhirnya, sesuai keinginan mama, hari Sabtu kemarin kami ke Semarang via tol. Tempat pertama yang dituju, tentu saja Eling Bening. Dari rumah, kami sudah menyiapkan baju ganti untuk anak-anak. Mereka sudah membayangkan akan berenang di sana. Sayang seribu sayang, kolam renangnya masih ditutup. 

Mas Amay sempat kecewa dan ngga mau turun dari mobil. Perlu waktu lama untuk membujuknya. Ya gimana, kondisinya memang lagi seperti ini, ya kan? Akhirnya kami cuma foto-foto saja. Dengan tiket Rp 25.000,- per orang (balita tidak dihitung), di tempat ini kami bisa berfoto sepuasnya, berlatar pemandangan yang luar biasa indahnya.

Eling Bening, Bawen, Semarang

Dari Eling Bening sebenarnya kami ingin meluncur ke Dusun Semilir, tapiii... Masya Allah, penuhnyaaa... Ngeri deh, apalagi situasi saat ini belum kondusif kan, yaa... Sempat ingin ke Kampoeng Kopi Banaran, tetapi sayangnya wahana-wahana permainannya masih tutup dan yang dibuka hanya restonya saja. 

Ya sudah, kami pun memutuskan untuk mengunjungi Cimory on The Valley. Mumpung sudah sampai Semarang, sayang kalau waktunya ngga dimaksimalkan.

Intip keseruan kami ketika jalan-jalan ke Cimory di sini, yaa;



 
Cimory ternyata luas juga. Namun, karena suasana di dalam sangat menyenangkan, lelahnya baru terasa saat perjalanan pulang. Hihi...
 
Dengan tiket masuk yang lumayan terjangkau (tiketnya dapat ditukar dengan cimory yoghurt mini juga), anak-anak pun bisa melihat beragam binatang di dalamnya. FYI, tiket masuk Cimory on The Valley adalah:
Dairyland: 15K
Minimania (Taman Miniatur Dunia): 25K
Tiket terusan (Dairyland + Minimania): 35K 

Kami hanya membeli tiket Dairyland saja, karena untuk Minimania, kami sudah pernah mengunjungi The Great Asia Africa di Lembang, akhir tahun lalu. Ya, meski berbeda, isinya mungkin kurang lebih seperti itu kan, yaa...


Di Dairyland, anak-anak juga bisa mencoba beberapa permainan, seperti;
Moo Moo Train - 15K
Horse Riding - 25K
Carrot for Feeding - 10K
Corn for Feeding - 5K
 
Seperti yang sudah ditampilkan di video di atas, Mas Amay dan Dek Aga memilih untuk naik kuda. Tiket per orangnya adalah Rp 25.000,-. Jadi, misal satu kuda mau diisi berdua pun, biayanya tetap Rp 50.000,-. Makanya, mending sendiri-sendiri saja. :)

Tiket Wahana Cimory on The Valley

Harga Tiket Horse Riding di Cimory on The Valley

 
Alhamdulillah, Mas Amay dan Dek Aga bahagia banget bisa merasakan bagaimana serunya naik kuda. Jalan-jalan ke Cimory on The Valley memang bikin semua hepi. Selain itu, harga tiketnya juga terjangkau dan tempatnya cukup bersih. Ngga nyesel pokoknya. Kami ingin kembali ke sini lagi kapan-kapan. :)
 
 


Read More

Jadi Kuntilanak karena Tak Mau Sholat

Wednesday, October 14, 2020


Bagaimana perasaan kalian jika mengetahui salah satu anggota keluarga kalian yang sudah meninggal, berubah menjadi hantu? Sedih pasti. Inilah yang terjadi pada Risa Saraswati dan keluarganya. Salah seorang kerabat mereka (masih bisa dipanggil nenek), berubah menjadi sesosok kuntilanak yang menyeramkan. Konon penyebabnya adalah karena ia tak pernah mau beribadah (sholat).

Teman-teman yang suka membaca blog ini pasti tahu kalau saya adalah penyuka konten horor. Saya bahkan pernah menulis tentang 3 Channel horor favorit di YouTube, dan salah satunya adalah channel Jurnalrisa.

Baca: 3 Channel Horor di YouTube Favorit Kayusirih

Di episode #TanyaRisa kemarin, tepatnya tanggal 13 Oktober 2020, terungkap sebuah kisah yang menyeramkan sekaligus menyedihkan. Seram, karena ternyata, dari tayangan ini tuh kita seperti diberikan gambaran bahwa siksa kubur itu bukan sekadar ancaman kosong belaka. Sedih, karena saya jadi membayangkan jika saya berada di posisi anak cucu sosok "dia yang tak boleh disebutkan namanya" itu. Mau menolong pun tidak bisa, karena kembali lagi, pada akhirnya kita sendiri lah yang akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kita perbuat selama di dunia.

episode paling menyeramkan jurnalrisa
episode Jurnalrisa paling menyeramkan

Biar ada sedikit gambaran, saya ceritakan sedikit, yaa...

Jadi, Risa punya kerabat yang masih bisa disebut nenek, dan sebenarnya beliau ini adalah seorang yang baik. Namun, satu kekurangannya adalah, beliau tidak mau mengerjakan shalat. Semua saudara sudah menasehati, bahkan nenek Risa (Mak Uwat) sampai menghadiahi beliau mukena dan sajadah, dengan harapan agar beliau mau mengerjakan shalat. Sayangnya, ajakan untuk beribadah ini ditolak. Bahkan beliau ini berkata kurang lebih begini: Kalian aja yang ke surga, saya mah mau ke sawah lega aja.

Suatu hari, beliau meninggal dunia. Teror pun bermula. Sehari setelah beliau dimakamkan, malamnya beliau "mengunjungi" seluruh keluarga dengan menggedor-gedor pintu dan menampakkan wujudnya yang terlihat sangat memprihatinkan. Teror ini berlangsung hingga beberapa hari, sampai seluruh keluarga sudah merasa terganggu, bahkan trauma. 

Kakek Risa pun mengajak sosok ini untuk berbicara dengan cara mediasi (tontonlah Jurnalrisa hingga beberapa episode, supaya paham mediasi itu seperti apa). Nah, dari mediasi itu, si nenek ini bercerita bahwa beliau disiksa oleh entah siapa (malaikat mungkin ya), dengan mukena dan sajadah pemberian Mak Uwat.

episode terseram Jurnalrisa

Huhu, seram yaa... 

Sungguh, tayangan Jurnalrisa episode ini membuat saya belajar banyak hal. Pertama, bagaimana kehidupan kita di akhirat nanti, tergantung pada amalan kita di dunia ini. Kedua, ketika nyawa sudah terpisah dari badan, tak akan berguna semua penyesalan. Ketiga, tidak semua bisa dibantu dengan doa, terutama bagi mereka yang tidak ada setitik pun iman di dalam hatinya.

Pelajaran terbesarnya adalah bahwa hablum minannas saja tak cukup. Kita harus memperhatikan hubungan kita dengan Allah (hablum minallah) juga. Memang, shalat tidak menjadi jaminan apakah kita akan menjadi ahli surga nantinya. Namun, setidaknya kita punya ikhtiar untuk mendapatkannya. Apalagi shalat merupakan ibadah mahdhah yang pertama kali dihisab, bukan?


Read More

Tanaman Hias Ini Ternyata Bisa Menyerap Polutan Juga, Lho! Apa Sajakah Itu?

Tuesday, October 6, 2020

 

Teman-teman pasti sudah ngga asing lagi dengan Aglaonema alias Sri Rezeki, Sansevieria alias Lidah Mertua, Sirih Gading, juga Lidah Buaya dan Paku Boston, bukan? Selain sedang populer belakangan ini, tanaman-tanaman ini ternyata juga bermanfaat bagi lingkungan, lho! Yup, kalian ngga salah dengar kok. Benar, Aglaonema, Sansevieria, Sirih Gading, Lidah Buaya, dan Paku Boston ternyata bisa menangkal polusi udara.

Tanaman Penyerap Polutan


Omong-omong, ternyata polusi udara bukan hanya berasal dari asap kendaraan, asap pabrik, atau dari sampah industri dan rumah tangga saja. Senyawa-senyawa polutan yang berbahaya, juga terdapat di dalam rumah kita yang terlihat bersih. Beberapa benda di rumah kita bisa saja mengandung salah satu dari trio senyawa berbahaya yang bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dan teratogenik (dapat menyebabkan tumor), yaitu trikhloroethylen, benzena, dan formaldehid.

Sumber trikhloroethylen antara lain barang-barang yang dipernis, tinta cetak dan perekat seperti lem kayu. Sementara itu, barang-barang yang mengandung formaldehid antara lain tisu wajah, karpet, hingga asap rokok. Tak hanya formaldehid, asap rokok juga mengandung benzena. Senyawa yang mudah menguap ini juga terdapat dalam serat sintetis, cat warna, tinta, deterjen, plastik, dan karet. 

Ketika senyawa ini menguap dan bercampur dengan udara dan ikut terhirup dalam nafas kita, kita bisa mengalami sick building syndrome. Sindrom ini dimulai dengan terganggunya sistem kekebalan tubuh, yang ditandai dengan kepala pusing, bersin-bersin, hingga gangguan pernafasan. 

Waduh, kok seram ya? Tapi tenang, kita bisa mencoba mengurangi polutan di dalam rumah kita dengan tanaman-tanaman yang sudah saya sebutkan di atas.

Baca: Dari Janda Bolong Hingga Sri Rezeki, Tanaman yang Sedang Populer Saat Ini

Bagaimana cara tanaman mereduksi polutan? Caranya yaitu dengan menyerap senyawa itu melalui stomata. Setelah diserap, tanaman akan mengurai senyawa itu menjadi senyawa lain yang tak membahayakan. Selanjutnya hasil penguraian dikirim ke akar, dan senyawa itu akan disantap oleh mikroba yang bermukim di zona perakaran.

Terkadang, polutan dari udara langsung dikirim ke akar. Di sini, bakteri akan mengurainya menjadi zat yang tak berbahaya. Jadi, bakteri yang terdapat di zona perakaran menjadi kunci dari mekanisme penyerapan.

Oke, sekarang kita bahas satu per satu tanaman penyerap polutan, yaa...

1. Aglaonema (Sri Rezeki)


Aglaonema, Tanaman Penyerap Polutan
Aglaonema, Tanaman Penyerap Polutan

Aglaonema termasuk dalam 10 tanaman yang paling ampuh menyerap racun. Daunnya lebar, sehingga jumlah stomatanya pun banyak. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah polutan yang diserap. Oya, tanaman ini direkomendasikan untuk mengatasi tingginya kadar benzana di udara. Aglaonema bisa dijadikan tanaman indoor maupun outdoor. Konon, tanaman ini juga mendatangkan keberuntungan lho. Kalian percaya?

Baca: Tips Menanam untuk Pemula

2. Sansevieria (Lidah Mertua)


Tanaman Penyerap Polutan
Sansevieria, from caratanam.com


Sansevieria alias lidah mertua juga dikenal dengan nama pedang-pedangan karena bentuknya yang panjang menyerupai pedang. Warnanya hijau dan terdapat bercak-bercak putih. Ada yang berborder putih, kuning, ada juga yang tak berborder.

Sansevieria efektif menyerap formaldehid, benzena, dan trikloroetana. Trikloroetana adalah senyawa yang berbahaya jika terhirup, tertelan dan terkena kulit. Senyawa ini dapat mengiritasi saluran pernapasan dan mata, dapat menyebabkan pusing, mual, sesak napas, bahkan hilang kesadaran.

Jika teman-teman memiliki anggota keluarga yang merupakan perokok aktif, ada baiknya memelihara tanaman ini dan menaruhnya di dalam ruangan. Kombinasikan dengan Aglaonema, supaya hasilnya lebih maksimal. 

3. Sirih Gading


Manfaat Tanaman Sirih Gading Bagi Kesehatan
Sirih Gading, from rumah123.com


Tanaman ini sedang banyak diminati akhir-akhir ini. Selain karena bentuk daunnya yang cantik berbentuk hati, harga tanaman ini terbilang murah dan sangat mudah perawatannya. Digantung cantik, ditaruh di pot biasa pun tetap menarik. Dijadikan tanaman indoor oke, outdoor pun oke, asal tidak terkena cahaya matahari secara langsung, yaa...

Tak hanya cukup sampai di situ, tanaman ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan kita. Bukaaan, bukan untuk dikonsumsi, yaa, karena getah sirih gading dapat menyebabkan gangguan pada kulit. Bahkan jika daunnya dimakan, bibir dan lidah bakal terasa gatal dan pedih.

Lalu, apa saja manfaat sirih gading?

1. Bisa menyerap racun di udara.
Seperti bahasan kita kali ini, yaa... Sirih gading dipercaya mampu mengurangi sampai 53% dari total benzena 0,156 ppm, 67% formalin dari total 18 ppm, dan 75% karbonmonoksida dari total 113 ppm.

2. Memperlancar sirkulasi udara
Sirih gading dapat dijadikan tanaman indoor, bahkan meski hanya ditaruh di dalam media air sekalipun. Tanaman ini dapat menyuplai oksigen, sehingga di dalam ruangan kita tidak merasa sumpek.

3. Menenangkan kondisi psikologis
Adanya tanaman di dalam ruangan, secara psikologis mampu memberikan ketenangan bagi orang yang berada di dalam ruangan tersebut. Bahkan sebuah riset membuktikan bahwa keberadaan tanaman dapat meningkatkan produktivitas kerja. Udara bersih, asupan oksigen lancar, tentu memunculkan kebahagiaan. Suasana hati yang membaik, tak ada lagi stres yang mengganggu.

Wah, ternyata banyak sekali manfaat tanaman ini, yaa...


4. Lidah Buaya


Manfaat Lidah Buaya
Lidah Buaya, from id.asianparent.com


Saya yakin, tak ada yang tak tahu tanaman ini. Lidah buaya, tanaman yang bersifat sukulen (mengandung banyak air), mengandung getah dan lendir (gel), dan banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Tak hanya sebagai obat, lidah buaya juga dimanfaatkan untuk produk kecantikan.

Manfaat lainnya, lidah buaya ternyata bisa juga menyerap polusi udara di sekitar kita. Ia menyerap karbondioksida dan mengolahnya menjadi oksigen melalui proses fotosintesis. Senyawa berbahaya lain yang bisa diserap oleh lidah buaya adalah formaldehid. Lidah buaya cukup efektif menyerap senyawa ini karena seluruh permukaan daunnya baik atas maupun bawah mampu menyerap polutan.


5. Paku Boston


Paku Boston Penyerap Polutan
Paku Boston, from bibitbunga.com


Paku boston atau pakis boston adalah tanaman penyerap polutan paling efektif, terutama untuk senyawa formaldehid, benzena, trikloroetilen, dan karbonmonoksida. Tanaman ini mampu menyerap hingga 1.800 mikrogram formaldehid per jamnya. Luar biasa kan? Tentu hal ini didukung oleh permukaan daunnya yang lebar dan banyak, juga akar serabutnya yang juga lebat. 

Masih ingat kan, mekanisme penyerapan polutan yaitu polutan diserap oleh tanaman melalui stomata atau mulut daun lalu dikirim ke akar? Nah, karena permukaan daun paku boston ini lebar, tentu proses penyerapannya pun menjadi lebih cepat.

Yuk, pelihara paku boston di rumah, karena tanaman ini pun cukup mudah perawatannya. Paku boston bisa diletakkan di dalam atau di luar ruangan.

Baca Juga: Manfaat Berkebun untuk Kesehatan Mental Menurut Ben dan Rara Sekar

~

Nah, setelah mengetahui manfaat tanaman-tanaman di atas bagi lingkungan kita, apakah teman-teman ingin menanam tanaman-tanaman itu juga? Atau, ada yang sudah memiliki tanaman itu di rumah? Yuk, kita sebarkan informasi tentang tanaman penyerap polutan ini ke orang-orang terdekat, supaya udara kita semakin bersih dan lingkungan kita semakin sehat. :)


Read More