Showing posts with label lomba blog/giveaway. Show all posts
Showing posts with label lomba blog/giveaway. Show all posts

Ikuti Lomba iPrint Blog Writing Competition 2023, Cek Tata Cara Pendaftarannya Disini!

Wednesday, June 21, 2023


Per 1 Juli 2023 mendatang iPrint akan mengadakan lomba untuk para blogger yaitu iPrint blog writing competition 2023 resmi dibuka dengan tema “Memulai Bisnis Hijab dengan Brand Sendiri”. Untuk teman-teman yang aktif dan hobi menulis, tunjukkan kemampuanmu dengan mengikuti lomba ini karena hadiah yang disiapkan mencapai jutaan rupiah. 

iPrint mengadakan lomba ini dalam rangka membuka peluang bisnis bagi teman-teman yang masih bingung ingin memulai bisnis apa. Harapannya, output lomba yang berupa tulisan bisa memberikan manfaat lebih banyak bagi pembaca yang merasa tidak punya semangat untuk berbisnis.

Jadi, dengan kata lain, tulisan yang teman-teman sertakan tidak hanya memberitahu tentang cara memulai bisnis hijab saja. Akan tetapi, juga memberikan motivasi dan semangat untuk mereka yang baru akan memulai bisnisnya terutama untuk usaha hijab printing.

Syarat dan Ketentuan Lomba Blog iPrint

Hijab Print iPrint

Sebelum melakukan pendaftaran, cermati lebih dulu syarat dan ketentuannya, apakah teman-teman memang memenuhi kualifikasi sebagai peserta lomba atau tidak. Berikut ini syarat dan ketentuan lomba blog iPrint yang perlu diperhatikan:

  1. Terbuka untuk semua usia dan kalangan.
  2. Tidak dipungut biaya sama sekali, alias gratis.
  3. Lomba dibuka mulai 1 Juli 2023 hingga 30 September 2023. Namun, tidak tertutup kemungkinan bisa diperpanjang sesuai dengan kebijakan iPrint. Update informasinya secara berkala di website resmi iPrint.
  4. Peserta berkesempatan mendapatkan hadiah hijab eksklusif tanpa melalui seleksi juri sebagai pendaftar tercepat, terhitung mulai 1 Juli 2023 pukul 00.00 WIB.
  5. Hadiah untuk pendaftar tercepat hanya berlaku bagi 3 orang pemenang saja.
  6. Artikel diunggah di blog yang sudah berusia minimal 6 bulan. 
  7. Peserta tidak boleh menggunakan platform user-generated blog (Medium, IDNTimes, Kompasiana) ataupun forum-forum (Indowebster, Kaskus, Quora).
  8. Jika telah mengikuti lomba ini, peserta tidak boleh menghapus artikel dan backlink yang mengarah ke iPrint.id. 
  9. Diperbolehkan mendaftarkan lebih dari 1 artikel. Dengan catatan, diupload di blog berbeda dan hanya bisa mendapatkan 1 hadiah saja apabila menang. 
  10. Jika dinobatkan sebagai pemenang, hadiah tidak bisa ditukarkan dalam bentuk apapun apalagi dipindahtangankan. 
  11. Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat oleh pihak manapun. 
  12. Pemenang akan diberitahukan pada 7 Oktober 2023 di sosial media iPrint. 
  13. Bagi peserta yang menang, akan dihubungi via email dan kontak yang terdaftar saat registrasi lomba. Apabila tak ada jawaban sampai 7 hari, hadiah akan hangus. 
  14. iPrint memiliki hak membatalkan hadiah jika mendapati adanya pelanggaran yang dilakukan oleh peserta.

Tata Cara Lomba iPrint Blog Writing 2023

Sementara itu, untuk tata cara mengikuti lomba iPrint Blog Writing 2023, bisa membaca panduan lengkapnya disini. 

  1. Pertama, lengkapi syarat dan ketentuan di atas.
  2. Segera daftarkan diri dan artikel melalui form pendaftar di https://www.iprint.id/blog-writing-competition-2023/.
  3. Menulis artikel sesuai dengan ketentuan penulisan.
  4. Wajib memasang minimal 1 banner lomba yang sudah disediakan.
  5. Wajib tulis ulasan positif di Google Maps iPrint.
  6. Wajib like, follow, share, dan komen akun sosial media iPrint. 
  7. Wajib posting artikel yang diupload di blog ke akun sosial media pribadi, seperti instagram, facebook, artikel, dan twitter dengan mencantumkan link artikel. Saat posting, tambahkan hashtag #LombaBlogiPrint dan #BisnisHijab.

Yuk, segera siapkan konsep artikel lomba blog iPrint sematang mungkin dan unggah di blog pribadi teman-teman. Daftarkan segera per tanggal 1 Juli 2023 nanti dan raih kesempatan menjadi pemenang iPrint Blog Writing Competition 2023. Hadiah jutaan rupiah menantimu! 


Read More

ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402), Laptop Ciamik untuk Bisnis yang Makin Naik

Thursday, June 30, 2022

 

Aga anak kedua saya yang berumur 7 tahun, suatu hari bertanya, "Kenapa di rumah kita ngga ada tokonya?" Ia kemudian menyebutkan dua nama temannya yang memiliki toko di rumah.

"Emang Aga pengen punya toko?" tanya saya.

"Iya. Kalau punya toko kan kita bisa punya uang banyak." Jawabnya polos. Oh, rupanya tujuannya tetap satu, yaitu punya banyak uang. Mungkin selama ini ia mengamati, orang-orang yang mempunyai toko sering terlihat memegang uang, karena hampir setiap saat ada transaksi jual beli.

Anak saya yang ini memang berbeda dari kakaknya. Kalau sang kakak seolah tidak butuh uang, anak ini justru di pikirannya hanya uang. Namun, meski kesannya "mata duitan", ia punya cita-cita mulia. Selain ingin membuatkan rumah yang ada tangganya (2 lantai) dan ada kolam renangnya untuk Mama Papa, ia juga ingin berbagi pada orang-orang yang membutuhkan. 

Masya Allah. Begitulah polosnya anak-anak, ya... Tapi dari obrolan itu malah saya jadi punya ide untuk berbisnis secara serius. Siapa tahu, kelak anak-anak bisa melanjutkan, ya kan?

Hobi Menulis Jadi Bisnis

Sementara ini, untuk bisa punya uang jajan sendiri, saya mencari uang dari menulis. Awalnya memang menulis karena hobi, tapi setelah ditekuni, alhamdulillah bisa mendatangkan rezeki.

Nah, sebagai penulis / blogger, saya juga ingin menjadi blogger yang berprogres, baik itu dari segi wawasan maupun kualitas tulisan. Saya paham, practice makes perfect. Ibarat orang yang sedang belajar menyetir, makin sering praktik, insya Allah akan semakin mahir. Begitu juga dengan menulis. Semakin rajin membuat tulisan, kita akan semakin lancar menuangkan apa yang kita pikirkan. Saya pun ingin begitu. Namun, kendalanya, saat ini saya belum memiliki laptop pribadi. Laptop yang saya pakai ini adalah milik suami.

Dulu saya punya PC, lungsuran dari suami. Tapi sudah setahun ini komputer tersebut rusak, tidak bisa dipakai lagi. Mau tidak mau, kami harus menggunakan laptop ini secara bergantian.

Kalau sedang ada pekerjaan, saya bela-belain begadang, supaya kegiatan menulis saya tidak mengganggu pekerjaan suami. Repotnya adalah jika suami harus ke luar kota, seperti beberapa waktu belakangan. Dua minggu lalu beliau ke Lampung selama 3 hari, akhir pekan lalu pun beliau ke Banyuwangi. Otomatis, laptop dibawanya serta. Kalau sudah begini, kegiatan menulis saya jadi terhambat. Menulis pakai hp? Duh, mata saya tidak kuat.

Saya Butuh Laptop, Agar Aliran Cuan Tidak Ter-Stop

Setiap bisnis memerlukan modal, begitu pula dengan seorang blogger, yang notabene berbisnis tulisan.

Memangnya, apa sih modal sebagai seorang blogger? Sebelum membahas modal sebagai seorang blogger, terlebih dahulu saya kutipkan pengertian modal menurut beberapa ahli.

Apa itu modal?

Jika mengambil pengertian dari Drs. Moekijat, modal adalah semua hal yang dimiliki oleh perusahaan, mulai dari uang tunai, kredit, hak dalam membuat paten, mesin untuk operasional, inventaris kantor, aset digital, properti, sarana dan prasarana usaha, brand, sumberdaya, dan semua hal yang berharga namun tidak bisa dibagi. 

Nah, untuk blogger, apa sih hal berharga yang tidak bisa dibagi? Mmm, mungkin wawasan, karakter tulisan, bahkan cara mengeksekusi sebuah ide. Setiap blogger pasti punya ciri khas sendiri-sendiri, ya...

Lalu, jika mengutip pengertian modal menurut KBBI, modal bisa diartikan sebagai sesuatu yang digunakan seseorang atau perusahaan sebagai bekal untuk bekerja, berjuang, dan sebagainya.

Hmmm, teman-teman pasti sudah bisa menebak kan, apa saja yang biasa dipakai oleh blogger untuk bekerja dan berjuang? Yup, Laptop!

Masalahnya, kalau laptop-nya saja masih ganti-gantian, kira-kira perjuangannya bisa optimal atau tidak? Hihi, pengen ngomong begini deh ke suami. 😂

Laptop Idamanku

Suami adalah pengguna laptop ASUS. Mengapa beliau memilih ASUS, salah satu alasannya adalah karena dengan spec yang sama di kelasnya, harganya sangat bersaing dengan merek lain. Nah, karena saat ini saya merasakan juga bagaimana rasanya menggunakan laptop dari ASUS, saya jadi menginginkan laptop dari merek yang sama. 

Ada satu laptop impian saya. Dia adalah ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402). Apa yang membuat saya mengimpikannya? 

1. Sangat Ringan dan Ramping

Perempuan dan laki-laki memang berbeda. Jika pertimbangan pertama para bapak saat mencari laptop adalah segala tentang spesifikasi, maka bagi saya, penampilan adalah hal paling utama. Haha... Teman saya bahkan sampai geleng-geleng ketika tahu pertimbangan saya saat membeli handphone adalah karena warnanya cantik. 😂

Nah, ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402) ini tampilannya cantik. Ramping dan Enteng alias ENak ditenTENG. Kebayang dong kalau laptopnya berat, bikin males bawanya kan?

ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402)

 

2. Tangguh

Saya, meski pada dasarnya adalah orang rumahan, tapi ada kalanya saya butuh keluar untuk koordinasi ini itu dengan teman-teman blogger di Solo. Saat berkumpul itu, terkadang kami sambil mengerjakan pekerjaan kami di komunitas. Untuk itu, saya membutuhkan laptop yang tangguh untuk dibawa kemana-mana. 

ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402) telah mengantongi sertifikasi uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H). Jadi, membawa laptop ini, saya tidak akan tertekan seperti saat membawa benda yang rapuh.

Biar yang rapuh hatimu saja, laptopku jangan... 😂

Oya, anak saya dua-duanya laki-laki, dan keduanya kadang-kadang masih suka sembrono. Itu sebabnya kami masih suka cerewet, mengingatkan agar mereka berhati-hati. Bagaimana tidak? Kadang, gorden di rumah bisa lepas karena ulah mereka. Di lain waktu, sabun cair nyaris tak bersisa karena ditumpahkannya (entahlah bagaimana cara mereka pakai sabun itu). Pernah, televisi hampir ketumpahan air karena mereka menaruh gelas di dekatnya.

Kebayang kan, kalau kami punya laptop yang ringkih, mau bertahan berapa lama laptop kami? 

Kabar baiknya, ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402) dilengkapi dengan anti - spill pada keyboard, sehingga laptop ini bisa bertahan meski terkena tumpahan air hingga 330 ml.

Keunggulan ASUS ExpertBook B7 Flip

 
3. Flippable

Memang ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402) sangat layak disebut laptop bisnis, karena laptop ini memang sangat mendukung pekerjaan kita. Engselnya yang bisa diputar 360°, memungkinkan kita untuk bekerja tanpa adanya batasan.

4. Aman

Sebagai blogger, kita juga punya "rahasia" dan tentu penting untuk memastikan data bisnis kita aman. Nah, memakai ASUS ExpertBook B7 Flip, kita tak perlu kuatir data bisnis kita akan bocor, karena ASUS ExpertBook B7 Flip juga dibekali pelindung fisik yaitu privacy shutter pada webcam, yang berguna untuk menjaga keamanan privasi penggunanya.

5. Konektivitas

Blogger tidak bisa lepas dari koneksi internet, entah itu untuk mengunggah tulisan ke blog, mencari referensi untuk bahan tulisan, ataupun untuk mendesain gambar pendukung agar tulisan kita tidak membosankan.

Apalah kita tanpa koneksi internet, ya kan?

Nah, ASUS ExpertBook B7 Flip sudah dilengkapi dengan fitur yang dapat terkoneksi dengan jaringan 5G, sehingga kita dapat tetap terhubung di manapun dan kapanpun. Tentu saja hal ini sangat mendukung produktivitas kita.

Kelebihan ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402)

6. Performanya Kencang

Adalah sebuah masalah besar, ketika laptop yang kita gunakan sangat lemot. Bikin emosi, ya ngga sih? 

Tapiii, ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics. Artinya, performa laptop ini dijamin kencang. 

Ahh, saya jadi membayangkan jika laptop ini berada dalam genggaman. Akan seproduktif apa Arinta, ya? Masihkah blognya tetap akan diisi 2x dalam sebulan? Wah, harus lebih sering dong, yaaa... Bismillah, semoga laptop ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402) akan segera hadir di tengah kami. Aamiin... 😍



Read More

ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402), Dukung Pekerjaan Suami Agar Tak Boros Kertas

 

Sejak awal pandemi, suami bekerja dari rumah. Seluruh barang kantor seperti kursi, meja, komputer, lemari dan buku-buku, dibawanya ke rumah kami. Suami memutuskan untuk tidak memperpanjang sewa tempat untuk kantornya demi menghemat biaya operasional, karena seperti usaha-usaha yang lainnya, kantor suami pun harus berjuang untuk bertahan di tengah wabah yang melanda. 

Pak Yopie, suami saya, bekerja sebagai arsitek, salah satu bidang pekerjaan yang cukup terkena dampak pandemi. Bisa dipahami, karena di masa sulit seperti ini, orang-orang boro-boro berpikir untuk membangun atau merenovasi rumah. Lha wong untuk makan saja susah. Ya kan? 

Sebagai istri, saya mengerti, suami memikul beban berat di punggungnya. Tak hanya harus memikirkan diri sendiri agar tetap sehat dan bisa menafkahi anak istri, beliau juga mesti memastikan anak istrinya sehat baik jasmani maupun rohani. Saya bersyukur, suami cukup kuat dan tabah menghadapi berbagai kemungkinan yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

Tahun pertama pandemi, entah sudah berapa banyak air mata yang tumpah. Di tengah ketakutan akan tertular covid-19, suami memberitahu bahwa kebijakan kantor sedikit berubah. Kini tak ada bonus per proyek, tak ada uang makan, THR  pun terancam tidak dibayarkan. Belum reda sedih itu, 2 Om saya berpulang dalam jeda waktu dua minggu. Subhanallah. Memikirkan itu, saya tumbang, stres dan sering didera ketakutan secara tiba-tiba. Namun, suami selalu ada untuk menyediakan bahunya, dan berkata bahwa kami akan baik-baik saja.

Tahun kedua, seiring dengan gencarnya program vaksinasi dan dilonggarkannya peraturan, perlahan-lahan kondisi ekonomi kami mulai membaik. Beberapa proyek yang sebelumnya ditunda, mulai ada pergerakan. Suami pun, punya beberapa proyek pribadi yang dikerjakannya di luar jam kantor. Oya, selama bekerja dari rumah itu, suami membuat channel YouTube untuk mengisi kegiatan. Alhamdulillah, ada beberapa klien yang datang setelah menonton video-video di YouTube-nya itu. Masya Allah...

Channel YouTube arsitek
Ini dia YouTube suami saya

Memasuki tahun ketiga, kami sangat bersyukur bisa melewati semua ini. Kehilangan demi kehilangan bisa kami lalui dan saat ini kami masih bisa tegak berdiri. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah. Ini bukan hal yang mudah, tentu saja. Untuk bisa bangkit kembali, kami berempat (saya, suami, dan dua anak laki-laki kami) paham, kami harus saling menguatkan. 

Kini, kantor suami tak lagi "numpang" di rumah ini lagi. Awal bulan lalu, barang-barang kantor dibawa ke tempat baru. Saya lega, karena rumah kecil ini kembali lega. Hehehe... Ya, meskipun capek juga bantuin beres-beresnya. Karena meski barang-barang berukuran besar selesai dipindahkan, beres-beresnya ternyata belum selesai di situ saja. Saya mesti merapikan lagi kertas-kertas dan printilan-printilan yang berserakan.

O ouw...

Baru saya sadari, ternyata suami saya boros sekali dengan yang namanya kertas. Paham sih, sebelum mendesain lewat laptop atau PC, suami akan membuat sketsa awal. Kalau ngga sesuai, ganti. Ngga sesuai lagi, ganti lagi. Begitu terus, sampai kertas-kertas itu menumpuk.

Contohnya seperti ini nih...

Sketsa-sketsa desain

Ini belum semuanya, yaa... Yang lainnya sudah saya kemas di kardus tersendiri. Jujur, saya sampai sedih melihat kertas-kertas itu. Apalagi beberapa waktu terakhir saya sedang berusaha mengurangi sampah. Kalau sampah dapur sih sudah saya pisahkan dan saya masukkan ke komposter. Namun, sampah kertas seperti ini, akhirnya saya kumpulkan untuk kemudian saya berikan pada petugas kebersihan.

Baca: Tips Mengompos untuk Pemula

Supaya tidak jadi Eco Anxiety atau ketakutan kronis akan kehancuran lingkungan, saya berusaha untuk tetap tenang menghadapi sampah-sampah kertas itu. Saya paham, kehidupan suami sebagai seorang sketcher dan seorang arsitek memang tidak bisa dipisahkan dari kertas. Meski begitu, saya tetap berusaha mencari jalan keluar, supaya suami saya tidak "seproduktif" itu nyampahnya.

Baru berpikir begitu, saya melihat sebuah postingan di akun instagram @asusid

ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402)


Sekarang ada ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) yang sepertinya sangat cocok untuk suami yang memiliki mobilitas cukup tinggi. ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini dilengkapi stylus juga, tentu akan menjadi "alat kerja" yang pas untuk suami saya.

Desain Tangguh, Anti Rapuh

Selain memiliki tampilan elegan, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini juga memiliki ketahanan berstandar militer dan sudah tersertifikasi (MIL STD-810H). Jadi, ketika dibawa bepergian, kita tak perlu kuatir laptop ini akan mudah rusak oleh goncangan. Cocok banget untuk Pak Yopie yang sering mengecek proyek di luar kota, bahkan tak jarang mesti blusukan ke hutan-hutan.

Nah, jika biasanya sesuatu yang tangguh-tangguh itu memiliki bobot yang tak ringan, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini beratnya 1,61 kilogram saja. Cukup nyaman untuk ditenteng kemana-mana.

Kelebihan ASUS ExpertBook B3 Flip
ASUS ExpertBook B3 Flip

Konektivitas yang Komplit

ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) termasuk laptop dengan konektivitas yang sangat lengkap. Laptop ini sudah mendukung Wi-Fi 6 dan 4G LTE untuk konektivitas yang cepat dan portabel. Jangan kaget karena kita bisa menemukan slot SIM-card di laptop ini. Jadi, saat bepergian, kita tidak tergantung pada jaringan WiFi untuk bisa tersambung dengan jaringan internet. Kita tidak perlu repot-repot juga menghubungkan internet dari telepon seluler ke laptop.

Bukan hanya itu saja konektivitas yang tersedia. Di laptop ini juga terdapat port USB type-A, Thunderbolt 4 yang mendukung display / power delivery, juga HDMI dan bluetooth. Komplit pokoknya!

Keunggulan ASUS ExpertBook B3 Flip
Spesifikasi ASUS ExpertBook B3 Flip

Stylus yang Stylish

Nah, ini dia yang bagi saya paling menarik, karena tujuan saya memiliki ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini adalah agar suami bisa membuat sketsa tanpa harus menghabiskan banyak kertas.

Stylus pada ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang secara otomatis saat disimpan di kompartemen yang terletak pada bodinya. Keren kan, yaa.. Jadi ngga ada cerita nyeketsanya berhenti akibat kehabisan baterai, karena saat disimpan di kompartemennya, si stylus ini otomatis akan ter-charge.

Stylus pada ASUS ExpertBook B3 Flip


Melihat spesifikasi ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402), bayangan saya, Pak Yopie akan lebih mudah membuat sketsa di sini. Kelak, sampah kertas bisa dikurangi. Wah... Baru bayangin aja udah bikin saya happy dan senyum-senyum sendiri. 😊

Kalau sudah punya ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402), ngga ada lagi ceritanya nyeketsa di buku kayak gini. (Ini adalah tangkapan layar dari story instagramnya suami, yang beliau unggah saat dalam perjalanan menuju Solo dari Banyuwangi, tanggal 28 Juni lalu)

Alasan memilih ASUS ExpertBook B3 Flip


Kalau ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) sudah termiliki, saat meeting dengan klien, Pak Yopie bisa membuat sketsa di hadapan klien dengan cara yang lebih elegan, ngga pakai kertas lagi. Sketsa-nya juga bisa langsung dipresentasikan ke hadapan klien, karena sesuai namanya, "flip", ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini bisa dibolak-balik, diputar-putar hingga 360°.

Ngga hanya itu, ASUS ExpertBook B3 Flip ini dilengkapi fitur Eye Care, yang memungkinkan untuk meredam cahaya biru hingga 70% dan sudah mendapat sertifikasi low blue light dari di TUV Rheinland.

Dan mengingat bahwa area keyboard, touchpad, area sandaran tangan, dan sensor sidik jari merupakan area yang sangat rawan ditumbuhi bakteri, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini pun melengkapi dirinya dengan Antibacterial Guard, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri hingga lebih dari 99% selama periode 24 jam.

Kelebihan ASUS ExpertBook B3 Flip

Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ngga salah kan jika saya mendambakan ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) ini untuk bisa mendukung bisnis dan pekerjaan suami? Terlebih lagi jika mengingat bahwa Laptop Bisnis ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® X graphics, yang mana telah dirancang untuk menghasilkan lebih banyak, lebih cepat, dan lebih mudah.

Oiya, sebagai informasi tambahan, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) baru diluncurkan dan bisa kita dapatkan dengan harga mulai dari Rp 17.542.000. Bismillah, semoga impian memiliki ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) bisa terwujud, yaa... Aamiin.😊

Spesifikasi ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) yang lebih lengkap, bisa teman-teman lihat di gambar di bawah ini:

Spesifikasi ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402)



Read More

Karhutla, Dampak dan Upaya Pencegahannya

Sunday, June 14, 2020


Suatu hari di bulan September tahun 2015, seorang teman yang saat itu tinggal di Riau mengabarkan bahwa ia dan keluarganya terjebak asap yang dihasilkan oleh kebakaran hutan. Ia, rencananya akan pulang ke Purworejo via Jogja untuk mengungsi, tetapi sayang keinginannya itu harus kandas karena bandara ditutup. Ia mengaku sudah tidak tahan dengan kualitas udara yang setiap saat harus dihirupnya, dan selalu berharap agar kabut asap segera berkurang, bandara dibuka, dan ia bisa kembali menghirup udara Purworejo yang segar.

Saat itu saya hanya bisa menguatkannya melalui obrolan di media sosial. Saya pun mendoakan kesehatannya, juga putra-putrinya yang saat itu masih kecil-kecil. Sungguh, saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika saya yang berada di posisinya, sedangkan saya, terkena asap rokok atau asap obat nyamuk saja napas langsung terasa sesak.

Saya, sebelum karhutla 2015 melanda, mungkin hanya memandang kebakaran hutan sebagai bencana tahunan layaknya banjir Jakarta. Namun, setelah teman saya sendiri ikut merasakan akibatnya dan menceritakan bagaimana sesaknya bernapas di tengah kepungan asap, saya berpikir bahwa bencana seperti ini tak boleh terulang lagi di masa yang akan datang. Apalagi jika melihat dampaknya yang luar biasa tak hanya terhadap kesehatan, tetapi juga terhadap lingkungan dan perekonomian.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BMKG dan telah diperbarui pada 20 Agustus 2018, di tahun 2015, Riau memang menjadi salah satu dari 11 provinsi yang memiliki titik panas terbanyak, yaitu 4.965 titik. 10 provinsi lainnya yaitu;
  • Kalimantan Tengah dengan 21.809 titik
  • Sumatera Selatan dengan 21.767 titik
  • Papua dengan 11.134 titik
  • Kalimantan Timur dengan 6.923 titik
  • Kalimantan Barat dengan 6.156 titik
  • Jambi dengan 5.164 titik
  • Kalimantan Selatan dengan 4.533 titik
  • Kepulauan Bangka Belitung dengan 1.465 titik
  • Sumatera Utara dengan 590 titik
  • Aceh dengan 218 titik

Per 11 Juni 2020 kemarin, berdasarkan pantauan Satelit TERRA/AQUA (LAPAN), jumlah titik panas yang terpantau mengalami penurunan sebesar 31,43% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 lalu. Tiga provinsi dengan jumlah titik panas (hot spot) terbanyak adalah;
1. Riau
2. Sulawesi Selatan
3. Kepulauan Riau

Meski secara angka mengalami penurunan, tetapi tetap saja fakta tersebut membuat sedih, karena saat ini masih bulan Juni dan musim kemarau baru saja dimulai. Namun, semoga pihak yang berwenang selalu siaga, sehingga begitu terlihat ada titik panas, petugas senantiasa sigap menanganinya agar kebakaran tidak semakin meluas.


Hijaukan Hutannya, Segarkan Udara Kita
Hijaukan hutannya, segarkan udara kita


Karhutla atau kebakaran hutan dan lahan, memang selalu menjadi ancaman setiap tahunnya. Pemerintah bukannya tidak berupaya untuk melakukan pencegahan, tetapi bencana ini selalu datang berulang. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya karhutla, antara lain:
1. Faktor alam
Faktor alam seperti musim kering yang berkepanjangan, El Nino, dan pemanasan global, menjadi faktor utama penyebab kebakaran hutan. Ditambah lagi, kondisi hutan Indonesia yang terdiri dari lahan gambut yang memang mudah terbakar.
2. Faktor manusia
Ulah manusia yang tidak bertanggung jawab pun menjadi salah satu penyebab kebakaran hutan dan lahan. Biasanya, pembakaran dilakukan dengan tujuan untuk membuka lahan baru, entah itu untuk perkebunan atau perumahan.

Upaya Pencegahannya


Sebenarnya sudah ada ancaman sanksi baik itu berupa sanksi administrasi, sanksi pidana, maupun sanksi perdata bagi siapa pun pihak yang dengan sengaja melakukan pembakaran. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat pun telah membentuk Satgas Penanggulangan Karhutla yang terdiri dari personel TNI, Polri, juga masyarakat.

Tak berhenti di situ, menurut Ibu Anis Aliati, Kasubdit Pencegahan Karhutla-Direktorat PKHL, Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK, upaya pencegahan karhutla juga dilakukan dengan menggandeng pemuka agama. Harapannya tentu saja agar masyarakat lebih mau mendengarkan bahwa pembakaran hutan secara sengaja merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan karena merugikan masyarakat luas.

Upaya Pemadaman Kebakaran Hutan
TNI bersama dengan masyarakat sedang berupaya untuk memadamkan kebakaran hutan


Dampak yang Ditimbulkan oleh Kebakaran Hutan dan Lahan


Seperti yang sudah tertulis di atas, karhutla tidak hanya memberikan dampak buruk terhadap aspek kesehatan, tetapi juga terhadap lingkungan dan perekonomian.

1. Kesehatan

Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan, dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti;
  • Gangguan pada mata (mata terasa pedih karena terkena asap)
  • ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan)
  • Pneumonia (paru-paru basah)
  • Gangguan pertumbuhan janin pada ibu hamil, mengakibatkan berat badan bayi rendah, dan risiko bayi terlahir prematur
  • Memperburuk kondisi penderita TBC/asma
  • Kanker paru-paru

2. Lingkungan

Dampak buruk karhutla terhadap lingkungan, bisa langsung kita lihat dan rasakan, misalnya;
  • Emisi gas karbondioksida
  • Terbunuhnya satwa liar
  • Musnahnya tanaman
  • Punahnya spesies endemik, dll

3. Perekonomian

Kebakaran hutan dan lahan, secara tidak langsung juga berimbas pada aktivitas perekonomian, karena;
  • Terhentinya aktivitas pendidikan dan perdagangan
  • Terhentinya aktivitas perhubungan/transportasi karena terbatasnya jarak pandang
  • Kerusakan pada berbagai sarana prasarana dan fasilitas umum
Menurut Prof. Dr. Ir. H. Bambang Hero Saharjo, M.Agr., Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB, kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran hutan pada tahun 2015, bernilai lebih dari Rp 200 triliun, sedangkan kebakaran hutan tahun 2019 lalu mengakibatkan kerugian sebesar lebih dari Rp 75 triliun.

Bila melihat berbagai kerugian yang diakibatkan dari kebakaran hutan dan lahan, tentu kita tidak ingin bencana ini terjadi setiap tahunnya, bukan? Untuk itu, mari bersama-sama kita jaga hutan kita. Saat berjalan-jalan ke hutan, atau mendaki gunung misalnya, jangan sembarangan membuang puntung rokok, karena hal sekecil itu bisa menimbulkan kerusakan besar.


Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.




Sumber referensi;
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kebakaran_liar
- https://nasional.kompas.com/read/2018/08/24/17291701/11-provinsi-paling-rawan-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-indonesia



Read More

Lestarikan Air, Selamatkan Kehidupan, Selamatkan Masa Depan

Sunday, June 7, 2020


Saat air lebih langka dari air mata
Saat udara harus kau beli
Saat bunga-bunga tinggal cerita
Akankah akhirnya kita sadari?

Akan datang masa di mana kita
Hanya mampu berkeluh dan menyesal
Berharap do'a dapat memutar waktu
Percayalah waktu masih tersisa
Percayalah hanya kita yang bisa
Beri nyawa s'gala harapan

*

Lirik di atas adalah penggalan lagu yang dinyanyikan dan diciptakan sendiri oleh Raisa. Lagu itu merupakan salah satu lagu yang terdapat di album Handmade yang dirilis di tahun 2016, tetapi baru dibuat video klipnya pada pertengahan 2019 lalu.

Saya sangat suka dengan lagu itu, dan hampir setiap kali mandi (ya, salah satu sifat buruk saya adalah menyanyi di kamar mandi) selalu saya nyanyikan. Salah satu tujuannya adalah agar saya ingat untuk tidak boros-boros air. Hehehe, alasaaann... 😁

Karena lagu itu, saya menjadi semakin kagum kepada Raisa. Ternyata dia ngga hanya pandai membuat lagu-lagu cinta saja. Pun seperti tumbu ketemu tutup, Raisa akhirnya berjodoh dengan Hamish Daud, yang sudah banyak berkontribusi untuk kelestarian laut dan alam Indonesia. Bahkan katanya, ia ke Jakarta bukan semata untuk menjadi artis, tetapi ia sengaja mencari nama agar bisa lebih mudah menyebarkan informasi dan mendapatkan suara untuk menyelamatkan laut kita.


Hamish Daud dan Laut


Bersyukur sekali, ada public figure yang peduli dengan kelestarian laut dan alam Indonesia, sehingga harapannya, kesadaran untuk menjaga lingkungan bisa lebih menjangkau semua kalangan. Semoga suatu saat, tren menjaga lingkungan bisa menjadi new lifestyle, gaya hidup baru kita semua. Karena seperti kata Raisa, jika tidak dimulai dari sekarang, kelak kita hanya akan bisa mengeluh dan menyesal. Namun, insya Allah kita masih punya waktu, dan percayalah bahwa perubahan sesedikit apa pun, jika dilakukan bersama-sama, akan membawa dampak yang luar biasa.

Lalu, apa hal sederhana yang bisa kita lakukan agar dampak perubahan iklim tidak semakin parah ke depannya? Kita bisa menerapkan gaya hidup reduce, reuse dan recycle dan memulainya dari hal-hal kecil.

Reduce


Reduce → mengurangi penggunaan barang-barang yang bisa merusak lingkungan

Hal-hal yang sudah saya lakukan di rumah antara lain;
1. Mengurangi penggunaan kantong plastik. Setiap berbelanja, saya usahakan untuk selalu membawa tas belanja sendiri, yang terbuat dari kain. Memang, salah satu tantangannya adalah dari pedagang itu sendiri. Terkadang saya menemukan pedagang yang keukeuh memberi kantong plastik meski sudah saya tolak.
"Mangke tase kotor (Nanti tasnya kotor)," katanya. Namun, kita tidak boleh menyerah begitu saja, bukan? Justru ini adalah tantangan sekaligus peluang untuk mengedukasi masyarakat kita.

2. Mengurangi pemakaian listrik
Mengurangi pemakaian listrik, tidak hanya berdampak baik untuk lingkungan, tetapi juga untuk saldo rekening. Ya kan? Nah, upaya penghematan yang sudah saya lakukan adalah;
  • Memasang banyak jendela, sehingga di siang hari kami tak perlu menyalakan lampu karena rumah kami masih kaya cahaya. Termasuk di kamar mandi. Ini menjadi catatan penting, karena memiliki rumah di perumahan, yang sempit, yang bahkan dindingnya berhimpitan dengan dinding tetangga, terkadang kamar mandinya jadi minim cahaya, dan memaksa penghuninya untuk tetap menyalakan lampu meski di siang hari.
  • Mencabut penghangat nasi seusai makan malam
  • Menggunakan alat elektronik sesuai kebutuhan

Reuse


Reuse → menggunakan kembali barang yang sudah dipakai

Untuk hal ini, yang sudah kami lakukan adalah me-reuse penggunaan air. Saya mulai membiasakan diri untuk menampung air wudhu dan air sisa cucian beras, untuk menyiram tanaman.

Penggunaan kembali air bekas cucian beras, selain dapat mengurangi penggunaan air untuk menyiram tanaman, juga sekaligus memberikan banyak manfaat untuk tanaman, di antaranya;
  • Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, tunas, dan cabang
  • Membantu pembentukan klorofil, sehingga membuat dedaunan tampak lebih hijau
  • Merangsang pertumbuhan akar tanaman karena adanya vitamin B1
  • Mempercepat proses adaptasi saat tanaman baru dipindahkan (Ini sudah saya buktikan pada saat menanam tanaman pisang-pisangan di depan rumah. Saat baru dipindahkan, tanaman pisang-pisangan yang saya tanam hampir mati, tetapi setelah disiram menggunakan air bekas cucian beras secara rutin, alhamdulillah stres pada tanaman dapat tertangani. Bahkan tak lama setelah itu, tunas-tunas baru bermunculan. Alhamdulillah.)
  • Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit
  • Meningkatkan metabolisme tanaman
  • Merangsang pertumbuhan bunga, buah, dan biji
  • Membantu penyerapan unsur hara menjadi lebih optimal
  • Meningkatkan kualitas hasil panen, baik jumlah, rasa, maupun ukuran

Re-use air juga bisa kita lakukan dengan cara menampung air hujan. 

Suami saya, Yopie Herdiansyah, kebetulan merupakan seorang arsitek yang tergabung di Studio Akanoma pimpinan Pak Yu Sing. Beberapa desain Akanoma, dibangun dengan menggunakan prinsip ramah lingkungan.

Teman-teman bisa simak video di bawah ini. Rumah ini adalah salah satu rumah yang dirancang oleh tim Akanoma, dan suami saya menjadi salah satu bagian dari tim tersebut.




Re-use air dengan menampung air hujan, adalah satu cara memanfaatkan air hujan, agar berkah yang turun dari langit tak terbuang sia-sia. Air hujan yang kita tampung bisa digunakan untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset, atau mengepel teras yang terkena tempias.

Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari kegiatan sederhana ini, salah satunya adalah mengurangi penggunaan air tanah, yang secara tidak langsung akan mengurangi potensi amblesnya tanah juga. Saya pernah menulisnya di sini: Tampung Air Hujan, Antisipasi Kekeringan

Selain rumah Mbak Ainun, rumah ramah lingkungan lainnya yang juga didesain oleh Akanoma adalah rumah Bu Yani yang terletak di Bogor. Berikut ini adalah desain rumah tersebut;

Desain rumah ramah lingkungan
Rumah ramah lingkungan by Akanoma

Di musim hujan yang lalu, saat intensitas air hujan sedang banyak-banyaknya, Bu Yani mengirimkan video berikut ini, dan menandai suami saya di facebook-nya;



Memang, membuat bak PAH seperti di rumah Mbak Ainun atau Bu Yani membutuhkan biaya yang tak sedikit. Namun, kita bisa membuat Bak PAH sederhana seperti ini;

Bak Penampungan Air Hujan (PAH)
Bak PAH sederhana

Saya membayangkan, jika satu rumah memiliki satu bak seperti ini, berapa banyak air yang bisa kita lestarikan? 💗

Recycle


Recycle → mendaur ulang barang

Memang belum banyak yang saya lakukan, tetapi saya berusaha memilah sampah organik dan anorganik. Saya menggunakan komposter untuk menampung sampah organik, lalu menggunakan kompos cair yang dihasilkannya untuk memupuk tanaman di halaman.

Manfaat kegiatan ini selain bisa dirasakan oleh kita sendiri, sekaligus juga bisa membantu Pak Sampah, agar bebannya tidak terlalu banyak.

Komposter


Kompos cair
Kompos cair yang dihasilkan dari komposter


Oya, kita juga bisa me-recycle air, lho! Ada salah satu desain Akanoma (suami saya pun masuk dalam tim desain ini) di Watu Kodok, Gunung Kidul, yang menggunakan konsep sistem penyaring grey water. FYI, grey water adalah limbah air yang didapat dari mencuci baju, mencuci piring, atau air bekas dari kamar mandi. Singkatnya, grey water adalah limbah air deterjen.

konsep bak penyaring grey water
Konsep Sistem Penyaring Air Deterjen by Akanoma

Tentang greywater, saya pernah menuliskan di sini; Mengelola Air Limbah Rumah Tangga, untuk Indonesia yang Lebih Sehat


Nah, teman-teman, untuk kelangsungan air bersih, mari kita mulai dari hal kecil. Hal-hal kecil jika dilakukan oleh orang banyak, akan menghasilkan hal besar juga, Insya Allah. Tentu kita ingin mewariskan air bersih untuk anak kita kelak. Namun, yang lebih penting lagi adalah mewariskan kebiasaan-kebiasaan baik, agar di masa depan bumi kita tetap bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman.



Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.



Read More

#AyoHijrah Meski Istiqomah Bukan Hal Mudah. Bersama Bank Muamalat Indonesia, Bismillah Lebih Berkah.

Thursday, May 2, 2019

Istiqomah bukan hal mudah
#AyoHijrah

Hijrah menjadi kata yang akrab di telinga beberapa tahun belakangan. Secara harfiah, hijrah adalah berpindah. Namun, di kalangan para sufi dan ulama fiqih, hijrah tak hanya dimaknai sebagai perpindahan secara fisik, geografis, atau perilaku yang kasat mata saja. Lebih dari itu, hijrah merupakan kekuatan batin dalam menyisihkan segala sesuatu selain Allah dari dalam hatinya.

Dibandingkan saat memutuskan untuk berhijrah, sesungguhnya berjuang untuk istiqomah adalah hal yang lebih susah. Apalagi jika setiap hari kita menghadapi godaan di sana-sini. Namun, bukan berarti karena susah lantas kita boleh begitu saja menyerah. Bismillah saja, semoga Allah mempermudah.

Jika diminta untuk menuliskan pengalaman dalam berhijrah, barangkali tiga momen dalam hidup saya di lima belas tahun ke belakang ini layak dikisahkan.


Hijrah Pertama; Jual Perhiasan untuk Bisa Berjilbab


Momen hijrah yang pertama kali saya lakukan adalah saat kelas 3 SMA, saya mengganti seragam sekolah yang tadinya terdiri dari kemeja dan rok pendek, menjadi setelan panjang plus jilbab. Saat itu bulan Agustus 2004, beberapa hari menjelang Hari Kemerdekaan.

Perjalanan saya sampai akhirnya mantap berhijab, bisa dibilang cukup lama. Saya pernah sangat ingin berhijab saat menyaksikan video klipnya Haddad Alwi dan Sulis. Namun keinginan itu perlahan menghilang, dan salah satu penyebabnya adalah karena orang tua yang tidak terlalu men-support. 

Memang di masa itu masih jarang sekali ada anak sekolah yang menggunakan jilbab. Bahkan di kelas saya hanya ada 2 siswi berhijab. Orang tua saya pun beralasan, tak ingin jilbab dijadikan mainan. Khawatirnya, ketika nanti bosan lalu saya copot lagi jilbabnya. Begitu.

#AyoHijrah, source: Instagram Bank Muamalat Indonesia

Setelah melewati naik turunnya iman, keinginan untuk berhijab itu kembali muncul saat saya kelas 3 SMA. Apalagi, satu demi satu teman-teman saya di kelas pun mulai menutup aurat. Berhari-hari saya merayu ibu agar beliau mau membelikan seragam baru. Sampai akhirnya ibu berkata,

"Tanggung, Nduk, sedhela maneh wis lulus. Ibu durung kagungan duit."

Iya sih, memang serba tanggung. Saya sudah kelas 3 SMA dan itu berarti bahwa seragam sekolah hanya akan digunakan dalam beberapa bulan saja. Ini bisa menjadi sebuah  pemborosan di satu sisi, apalagi jika  mengingat bahwa ibu sedang tidak memiliki uang. Tapi karena niat saya sudah bulat, saya kembali bernegosiasi dengan beliau,

"Cincinku dijual wae, Bu, nggo tumbas seragam."

Melihat kesungguhan hati saya, ibu luluh juga. Cincin dan anting saya, saya lepas demi bisa membeli seragam baru. Untuk seragam putih abu-abu dan atasan seragam pramuka, ibu membeli setelan seragam yang sudah jadi. Rok pramuka dibuat dari kain yang sedianya akan dipakai untuk membuat celana bapak.

Adapun untuk seragam identitas sekolah, ibu membeli bahan dan langsung dititipkan ke penjahit. Alhamdulillah, seragam itu bisa selesai dalam waktu 3 hari. Nah, untuk seragam olahraga, kebetulan saya punya celana training pemberian Bulik Ning. Kaosnya saya kirim ke tukang jahit untuk diganti lengan panjang. Ini merupakan ide seorang teman yang juga baru berjilbab. Hihi, alhamdulillah, jadi lebih berhemat karena ternyata, mengganti lengan pendek menjadi lengan panjang saat itu cukup murah, hanya 15.000,- rupiah.

Dan minggu selanjutnya, saya sudah tampil dengan penampilan baru, alhamdulillah.

#AyoHijrah, source: Instagram Bank Muamalat Indonesia

Ya, hijrah itu siap. Saat kita menyadari waktu akan terus berjalan dan dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Saat memutuskan untuk berhijab itu memang saya sering merasa takut kalau-kalau saya tak punya waktu lagi untuk sekadar menutup aurat.


Hijrah Kedua; Merelakan Kekasih Pergi Demi Cinta yang Sejati

Memutuskan untuk berhijab membawa konsekuensi tersendiri bagi saya pribadi. Dari pakaian yang saya kenakan, seringkali orang memandang bahwa pengetahuan agama saya lebih tinggi. Padahal tidak begitu juga. Menutup aurat adalah kewajiban, adapun ilmu dan pemahaman agama, bisa kita pelajari pelan-pelan.

Namun, anggapan orang-orang ini membuat saya termotivasi untuk ikut kajian setiap hari Jumat sepulang sekolah. Bersama Isnaeni, sahabat saya sedari kelas 1 SMP, saya menimba ilmu agama lebih dalam lagi.

Dari kajian-kajian itu, saya menyadari satu kekeliruan. Saya masih pacaran. Batin saya berkata ini salah, tapi di sisi lain saya tetap ingin melanjutkan hubungan ini. Saya beralibi, toh kami tidak pernah bersentuhan. Kami juga tidak pernah jalan berduaan. Kami hanya bertemu saat dia ke rumah, dan itu pun selalu didampingi anggota keluarga yang lainnya.

Sampai akhirnya datanglah hari itu. Di sebuah hari di akhir tahun 2005, di usia saya yang ke 17 tahun, usia di mana seorang remaja biasanya sedang butuh perhatian dan pengakuan akan keberadaannya dari pihak lain selain keluarga, di situlah saya membuat sebuah keputusan yang berat. Hari itu saya melepaskan seseorang yang telah sekian lama menghuni hati ini. Saya merelakannya pergi demi membuktikan cinta saya pada Illahi.

Butuh waktu untuk tak mengingatnya kembali di hari-hari yang saya lewati. Butuh waktu untuk benar-benar merelakannya pergi. Meskipun terkadang saya tergoda untuk menyapanya kembali, tetapi saya selalu berusaha untuk menahan diri.

Kadang ada rasa iri saat melihat teman-teman punya gandengan. Seringkali pula terpikir, “Kenapa aku harus tahu kalau pacaran itu dilarang? Kenapa aku nggak bisa cuek saja jika menyadari sebuah kesalahan? Kenapa aku harus takut sama dosa?” Begitulah, pemikiran-pemikiran bodoh itu seringkali terlintas.

Tapi sesaat kemudian saya disadarkan bahwa itulah cara Allah menyayangi kita. Sesuatu yang baik menurut kita, belum tentu baik di mata Allah juga. Seorang sahabat memberi nasihat,
“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.” (HR. Muslim)

#AyoHijrah, source: Instagram Bank Muamalat Indonesia

Ya, meski saya belum tentu layak untuk masuk ke surga-Nya, setidaknya saya sudah berusaha.


Hijrah Ketiga; Menyimpan Uang di Bank Syariah

Proses pencarian jati diri masih saya lakukan sampai hari ini. Dalam pencarian itu, saya terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari ke hari. Saya pernah merasa tak berguna karena saya tak melakukan apa-apa, tetapi perasaan itu perlahan menghilang setelah saya bergabung dalam beberapa komunitas menulis.

Sudah 6 tahun saya menulis di blog, dan 3 tahun ini saya menjalani hobi ini secara profesional. Dari kegiatan ini, alhamdulillah saya mendapatkan teman, wawasan, dan penghasilan. Jika Andrea Hirata dalam buku Padang Bulan-nya mengatakan bahwa “Time heals every wound”, bagi saya, bisa menulis dan bertemu dengan teman-teman baru juga merupakan self healing.

Belakangan, tak hanya komunitas menulis saja yang saya ikuti. Awal tahun ini saya tergabung dalam sebuah komunitas bernama Institut Ibu Profesional (IIP). Tujuan utamanya adalah untuk meng-upgrade ilmu kepengasuhan. Alhamdulillah, dari sini saya bertemu dengan teman-teman baru. Salah satunya adalah Mbak Dian Safrina.

Suatu hari, Mbak Dian memesan buku pada saya. Ya, selain menjadi blogger, usaha sampingan saya adalah berjualan buku. Kegiatan ini bermula karena saya ingin menghadirkan buku bacaan untuk anak-anak, tapi jika terus-terusan membeli, ini berbahaya untuk kantong saya dan suami. Jadi, saya pun ikut berjualan deh, hehe...

Nah, saat Mbak Dian membayar bukunya, Mbak Dian mengajak saya untuk berhijrah. Hijrah apa? Hijrah rekening, hehe... Ke mana? Ke Bank Muamalat Indonesia (BMI). Memang, ketika Mbak Dian menjadi Star of The Day di IIP beberapa waktu lalu, Mbak Dian memperkenalkan dirinya sebagai seorang bankir di bank syariah pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat.


Nah, gambar di atas adalah tangkapan layar saat Mbak Dian mengajak saya untuk hijrah ke Bank Muamalat.

Jika dua kisah hijrah saya sebelumnya dilakukan dengan "memaksakan diri" (Ya, terkadang kita harus memaksakan diri untuk melakukan sebuah kebaikan, bukan?), hijrah yang satu ini tak perlu dipaksa-paksa lagi. Dengan senang hati saya menyambut tawaran Mbak Dian, dan akhirnya kami pun berkencan.



Mbak Dian menawarkan, "Mau buka rekening apa, Mbak Arin? Ada Mudharabah dan Wadiah. Kalau Mudharabah, ada bagi hasil dan ada biaya administrasi. Nah kalau Wadiah, artinya titipan, jadi tidak ada biaya administrasi, tapi Mbak Arin tidak akan mendapatkan bagi hasil juga."

Mendengar penjelasan tersebut, saya memutuskan untuk memilih Wadiah saja.

Sempat ada sedikit kejadian lucu, karena saya tidak memiliki SIM, juga tidak memiliki NPWP. KTP pun bukan KTP Solo, karena saya masih belum bisa move on dari Purworejo. Mbak Dian sampai gemes, xixixi... Tapi alhamdulillah saat itu saya membawa Kartu Keluarga. Dengan menambahkan NPWP suami, akhirnya rekening saya di BMI pun sudah jadi.

Dengan Mbak Dian Safrina, teman di IIP

Setelah rekening selesai, Mbak Dian membimbing saya untuk mengunduh aplikasi mobile banking Bank Muamalat. Dengan penuh kesabaran, Mbak Dian juga mengajari saya cara mengoperasikannya. Alhamdulillah, jadi nggak bingung deh.


Tentang Bank Muamalat dan #AyoHijrah 

Oya, sejak 8 Oktober 2018 yang lalu, Bank Muamalat Indonesia telah melangsungkan Grand Launching kampanye Ayo Hijrah. Apa sih #AyoHijrah itu dan apa tujuannya?

#AyoHijrah adalah gerakan yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama selalu meningkatkan diri ke arah yang lebih baik dalam segala hal. Islam bukan hanya agama yang mengatur hubungan kita dengan Sang Pencipta, tapi juga merupakan jalan hidup (way of life) sehingga #AyoHijrah juga mengajak untuk menjalani hidup sesuai tuntunan Islam, agar hidup kita semakin baik dan berkah.

Tujuan kampanye #AyoHijrah ini adalah, dengan #AyoHijrah diharapkan ada peningkatan kualitas diri, baik secara individu maupun organisasi, untuk semakin kaffah menjalankan syariat Islam, khususnya dalam konteks layanan perbankan syariah. Bank Muamalat juga bercita-cita untuk menyetarakan pertumbuhan nasabah bank syariah agar setara dengan kondisi rakyat Indonesia yang mayoritas muslim.

Lalu mengapa masyarakat Indonesia harus hijrah ke Bank Muamalat? Nah, beberapa alasan ini bisa menjawab apa saja yang melatarbelakangi hijrah saya;

1. Bank Muamalat adalah bank pertama murni syariah di Indonesia yang berdiri sejak 1992

2. Bank Muamalat tidak menginduk dari bank lain, sehingga terjaga kemurnian syariahnya

3. Pengelolaan dana di Bank Muamalat didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi syariah yang dikawal dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah

4. Bank Muamalat memiliki produk dan layanan keuangan lengkap yang ditunjang dengan berbagai fasilitas seperti Mobile Banking, Internet Banking Muamalat dan jaringan ATM dan Kantor Cabang hingga ke luar negeri

Pada tahun 2009, bahkan Bank Muamalat mendapatkan izin untuk membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia. Hal ini menjadikan Bank Muamalat sebagai bank pertama di Indonesia yang mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Hingga saat ini, Bank Muamalat telah memiliki 325 kantor layanan, termasuk 1 kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga didukung oleh jaringan yang luas berupa 710 unit ATM Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima, serta lebih dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia Electronic Payment (MEPS).

Tentang Bank Muamalat Indonesia

Nah, sejalan dengan kampanye #AyoHijrah ini, produk Bank Muamalat juga berubah nama, seperti:
Tabungan iB Hijrah
Tabungan iB Hijrah Haji dan Umrah
Tabungan iB Hijrah Rencana
Tabungan iB Hijrah Prima
Tabungan iB Hijrah Prima Berhadiah
Deposito iB Hijrah
Giro iB Hijrah
Adapun Pembiayaan Rumah iB Hijrah Angsuran Super Ringan dan Fix and Fix, masih dalam proses pengajuan kepada Regulator / OJK

Nah, semoga dengan kampanye #AyoHijrah ini, Bank Muamalat Indonesia bisa menjadi pusat dari Ekosistem Ekonomi Syariah, dan cita-citanya untuk turut membangun industri halal di Indonesia bisa terwujud. Aamiin YRA.


Read More

Menjaga Kesehatan Jiwa dengan Menjadi Narablog

Friday, January 25, 2019

Jika tahun 2013 lalu saya membiarkan blog yang dibuatkan oleh suami ini tetap kosong, barangkali saya masih menjadi Arin yang dulu; yang rendah diri, rapuh, pesimis, dan sering merasa inferior. Alhamdulillah, 2013 menjadi titik balik semua itu. Dan hari ini, saya, dengan bangga menjadi narablog atau blogger untuk www.kayusirih.com dan www.mamakepiting.com.

~~~

Seringkali kita mendikte Allah, agar kita seharusnya begini, begitu, diberi ini, diberi itu. Padahal, apa yang menurut kita baik, belum tentu baik juga di mata Allah. Dan setelah berumur 30 tahun, saya baru benar-benar bisa memahami nasihat ini. Apa yang saya lewati dalam hidup ini, adalah hal terbaik yang sudah Allah beri.  

Saya tak menyangka, cita-cita saya untuk menjadi seorang penulis akan tercapai setelah menikah. Bayangan saya saat memutuskan menikah dulu, saya akan tetap menjadi seorang pengajar, dan profesi sebagai penulis akan tetap menjadi sebuah angan-angan. Kenapa? Karena meskipun saya suka menulis, tetapi saya merasa tak terlalu cakap melakukannya. Waktu sekolah saja, setiap kali ada soal mengarang, nilai saya hanya mentok di angka 75. Namun, jauh di lubuk hati yang paling dalam, saya punya keinginan agar bisa berkarya di bidang tulisan, seperti Asma Nadia, idola saya di masa itu.


2013 Menjadi Titik Balik


Sebelum tahun 2013, saya pernah merasa terpuruk. Saya sering merasa menjadi manusia yang tidak ada gunanya. Saya pernah merasa menyesal karena menikah terlalu cepat, padahal, menikah muda adalah impian saya. Setelah impian saya menjadi nyata, saya malah menyesalinya. Padahal lagi, saya menikah tanpa dipaksa, dengan laki-laki yang juga saya pilih sendiri dan juga sangat saya cinta. Namun saat itu, jika Doraemon itu nyata adanya, barangkali saya sudah minta tolong padanya untuk mengirim saya kembali ke tahun-tahun sebelumnya.

Begitulah, rentetan-rentetan penyesalan itu selalu menjadi bayang-bayang. Sampai saya berada di titik di mana saya menyadari bahwa ternyata yang saya butuhkan hanyalah teman. Saya butuh kesibukan. Saya terlalu jenuh berada di rumah, dengan rutinitas yang itu-itu saja. Memasak, mencuci, mengasuh anak, begitu terus setiap hari.

Sebagai perantau di Kota Bengawan ini, kami berdua memang tak memiliki sanak saudara. Praktis, saya sama sekali tak punya teman bicara. Sungguh, apa yang saya alami saat awal menikah dulu, amat kontras dengan pekerjaan saya sebelumnya sebagai guru TK, yang banyak berbicara, banyak bernyanyi, dan banyak tertawa.

Ngeblog Membuatku Waras

Mau kembali bekerja (mengajar), suami tak mengizinkan. Alasannya, saya lebih berkewajiban mendidik anak sendiri daripada anak orang lain. Karena menjadi istri sholihah adalah cita-cita saya, maka saya mematuhi semua perintah dan larangannya. Kan, ridho Allah tergantung ridho suami kita. Lagipula, tak ada alasan bagi saya untuk membantahnya. Jika bekerja hanya soal materi, alhamdulillah, semua kebutuhan saya dipenuhinya.

Lambat laun, suami sebagai garwa alias sigaraning nyawa alias belahan jiwa saya, akhirnya menyadari hal lain yang dibutuhkan istrinya. Kesibukan.

Tidak, beliau belum mengizinkan saya mengajar, karena anak pertama kami saat itu masih berusia 2 tahun. Beliau hanya menyuruh saya mencari komunitas untuk belajar menulis di facebook, supaya ketika berselancar di dunia maya ada manfaat yang saya dapatkan.

Ya, sebelumnya, facebook hanya membuat saya patah hati. Facebook lah yang memupuk perasaan iri dan dengki. Saat melihat teman-teman seangkatan bermetamorfosis menjadi orang-orang yang sukses, hati saya perih. Ya itu tadi, saya menjadi semakin rendah diri, minder, pesimis, dan inferior.

Namun kali ini, saya membuka facebook dengan tujuan lain, yaitu belajar. Ada banyak komunitas yang saya ikuti. Alhamdulillah, saat itu syarat untuk bergabung menjadi anggota komunitas tak terlalu rumit. Bahkan, ada komunitas yang tidak menetapkan syarat apapun. Pokoknya, mau gabung, hayuk aja.

Dari komunitas-komunitas yang saya ikuti itu, saya memiliki banyak teman baru. Seiring bertambahnya teman, bertambah pula wawasan, tentang bagaimana cara mengirim tulisan ke media cetak, dan lain sebagainya. Hingga akhirnya saya melihat salah satu teman maya saya membagikan tulisan blog-nya.

Ah, saya jadi teringat blog ini, blog yang dibuatkan oleh suami sejak 2010 lalu. Blog ini sebelumnya tak pernah terisi, karena saya yang kurang percaya diri. Saya tak pernah mencoba menulis di blog ini, karena saya sudah terlanjur menghakimi diri saya sendiri. Saya menafikan sebuah nasihat yang berbunyi "Alah bisa karena biasa".

Dari sini, sebenarnya suami saya sudah memahami ketertarikan saya di dunia tulis-menulis. Hanya saja, beliau kurang gereget memotivasi saya. Hehe... Saya terlambat menyadari bahwa suami saya tak hanya melarang tanpa memberikan solusi. Lewat blog ini, beliau menyiapkan kegiatan pengganti agar saya tetap bisa menyibukkan diri. Namun, saya tak bisa menangkap maksudnya secara utuh. Ya, namanya juga laki-laki, lebih sering mengungkapkan sesuatu dengan kode yang susah dimengerti. Ups...
4 Manfaat Ngeblog

Saya pun memberanikan diri menulis di blog ini, meski saya menyadari bahwa tulisan saya biasa-biasa saja. Semakin lama, tulisan saya semakin banyak, dan hal itu mendorong saya untuk bergabung dengan Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB).

Dari mengeblog ini, setidaknya ada 4 manfaat yang saya dapatkan, antara lain;

1. Teman

Ini sudah tentu. Apalagi di Solo, dua bulan lalu sudah diresmikan KEB Chapter Solo. Alhamdulillah. Dan selama hampir 3 tahun ini, setiap dua bulan sekali, Mbak Ety Abdoel selalu saja punya ide untuk membuat acara bernama Arisan Ilmu. Dari kegiatan ini, saya bisa berjumpa dengan teman-teman.

Sungguh, bertemu mereka dua jam saja sudah membuat saya bahagia. Pulang dari acara, biasanya saya menjadi lebih ramah pada anak-anak, hehe... Tuh kan, jika ibu bahagia, anak-anak pun akan bahagia. Makanya, untuk para suami, bahagiakan ibu dari anak-anakmu, niscaya anak-anakmu akan bahagia selalu. :)

Belajar membuat infografis bersama Teh Langit Amaravati

2. Ilmu

Dari grup-grup blogger saya mendapatkan banyak ilmu. Dulu, saya sangat gaptek. Sekarang, lumayan lah. Setidaknya saya sedikit paham apa itu niche blog, DA/PA, SEO, bounce rate, dll. Ya, meski yang saya ketahui baru seujung kuku saja sih, hehe...

Dan seperti yang saya tuliskan di atas, KEB Solo sering mengadakan Arisan Ilmu. Kegiatan ini tentu saja sangat bermanfaat untuk saya dan teman-teman lainnya.

3. Pengalaman

Saya tak pernah menyangka bahwa wajah saya akan muncul di televisi. Jika saya tak menjadi seorang narablog / blogger, mungkin hal ini tidak akan terjadi.

Persiapan sebelum live di MTA TV

Selain itu, kebetulan dalam waktu dekat KEB Solo akan mengadakan sebuah acara yang bertajuk KEB Intimate. Jujur, saya bangga dan bahagia bisa ikut terlibat di dalamnya.

4. Materi

Meski penghasilan saya dari blog belum bisa menyamai penghasilan blogger hits lainnya, tapi alhamdulillah, saya sangat mensyukuri segalanya. Dari blog, saya bisa menyisihkan untuk bapak, untuk adik, untuk saya sendiri, dan untuk anak-anak. Alhamdulillah...

Oya, tak hanya uang yang saya dapatkan. Dari berbagai giveaway yang saya ikuti, saya pernah mendapat buku, baju, dan pernak-pernik lainnya. Alhamdulillah...

~

Seringkali kita terlambat menangkap maksud Tuhan. Terkadang kita mengutuk diri sendiri, sebab tetakdir yang kita alami. Padahal jika kita mau bersabar, jika kita mau berpikir jernih, ada hikmah yang bisa kita dapatkan.

Dari perjalanan hidup saya di atas, saya jadi teringat dengan sebuah pesan yang pernah dosen saya katakan.

Berjalanlah di atas kekuranganmu, maka kamu akan unggul di situ. ~ Mr. Supeno


Well, tak perlu menunggu segalanya sempurna untuk bisa bahagia, karena kebahagiaan itu dicipta, bukan diminta.


Read More