Belakangan ini, saya lagi suka menyimak tayangan YouTube yang membahas tentang keuangan. Entah, apa ini karena kondisi keuangan yang memang lagi kurang baik, atau karena saya butuh ilmu tentang literasi keuangan secara lebih mendalam. Yang pasti, dua channel YouTube yang jadi favorit saya saat ini adalah channel Raditya Dika dan channel Theo Derick.
Raditya Dika, sudah banyak yang tahu lah ya. Dia adalah seorang penulis sekaligus stand-up comedian atau komika. Sementara itu, Theo Derick adalah seorang pengusaha yang punya jargon "Koko Paling Realistis". Saya tau Theo Derick pertama kali saat ia menjadi bintang tamu di Talkpod. Iyaa, saya memang banyak menghabiskan waktu mendengarkan podcast di YouTube, karena merekalah yang menemani saya berkegiatan sebagai ibu rumah tangga. :)
Omong-omong tentang dua orang yang saya sebutkan tadi, dari merekalah saya belajar untuk lebih bijak mengatur keuangan. Karena mereka juga, saya jadi termotivasi untuk membenahi arus keuangan keluarga dan mulai mencoba disiplin menyiapkan dana darurat, sambil sedikit-sedikit belajar tentang investasi. Siapa tahu nanti dana pensiunnya juga cepat terkumpul, seperti punya Radit. Aamiin. :)
Oya, melihat Raditya Dika, mungkin kebanyakan orang akan bilang, "Ya iyalah, Radit kan emang udah kaya dari lahir, wajar kalau dia sekarang kaya raya." Bener sih. Tapi coba lihat Theo Derick juga. Dia dari keluarga broken home dan dibesarkan oleh seorang single mother yang penghasilannya nggak gede-gede amat. Nyatanya, dia bisa meraih kehidupannya yang sekarang.
Artinya, meski berasal dari background keluarga dan level kekayaan yang berbeda, tetapi baik Radit maupun Theo, keduanya memiliki cara pandang yang sama terhadap uang. Bahkan, menurut saya, Radit adalah orang yang pandai memanfaatkan privilege-nya sebagai anak orang kaya. Meski saat ini penghasilannya sudah sangat besar, tetapi ia tidak membelanjakan pendapatannya itu secara berlebihan. Malah, dengar-dengar uang pensiunnya sudah terkumpul, dan kegiatan yang dia lakukan saat ini adalah bekerja untuk bersenang-senang. Dengan kata lain, Radit sudah mencapai level kekayaan puncak, yaitu financial freedom.
Bicara tentang level kekayaan, Theo Derick di channel YouTube-nya menjabarkan tentang 5 level kekayaan, indikatornya, dan apa yang harus dilakukan untuk meraih level finansial berikutnya. Penasaran dong apa saja 5 level kekayaan itu? Here we go!
Mengenal 5 Level Kekayaan, Indikator, dan Bagaimana Meraih Level Kekayaan Berikutnya
Sebelum mempelajari tentang 5 level kekayaan, Theo mendefinisikan apa itu "kaya". Menurutnya, kaya adalah kondisi ketika jumlah pemasukan jauh lebih banyak daripada jumlah pengeluaran. Selain itu, seseorang dikatakan kaya apabila memiliki sumber lain di luar diri kita untuk menjaga kita dari hal-hal yang unexpected (tidak diharapkan), serta memiliki income pasif yang bisa membiayai hidup kita meski kita tidak bekerja.
Berdasarkan definisi di atas, level kekayaan dibagi menjadi 5.
1. Financial Dependent
Financial dependent adalah level kekayaan di mana seseorang secara finansial masih bergantung pada orang lain karena belum bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri. Dengan kata lain, masih berhutang.
Indikatornya: Jumlah Pemasukan < Jumlah Pengeluaran
Apa yang harus dilakukan untuk bisa naik ke level kekayaan berikutnya?
Jika pengeluaran sudah tidak bisa ditekan, mau tidak mau, kita harus memperbesar income, misalnya dengan mencari side hustle atau pekerjaan sampingan.
2. Financial Solvency
Financial solvency adalah kondisi dimana kebutuhan kita sudah bisa terpenuhi dari penghasilan kita sendiri.
Indikatornya: Jumlah Pemasukan > Jumlah Pengeluaran
Arus keuangan sudah tidak minus, bahkan ada surplus.
Apa yang harus dilakukan untuk bisa naik level?
a. Bangun konsistensi "Habit Surplus" ini. Memang, biasanya ketika pendapatan naik, kita tergoda untuk menaikkan gaya hidup juga. Maka dari itu, penting untuk menjaga gaya hidup, agar "Habit Surplus" tidak berubah.
b. Tingkatkan "Gap Surplus" agar punya dana saving (tabungan). Jangan ketika income naik, gaya hidup ikut naik.
3. Financial Stability
Financial stability adalah kondisi ketika finansial sudah stabil karena ada surplus gap yang besar antara pemasukan dan pengeluaran.
Indikatornya: Sudah memiliki tabungan yang stabil
Apa yang harus dilakukan untuk naik level?
a. Bangun fondasi keuangan berupa dana darurat.
- Untuk yang masih single, idealnya jumlah dana darurat adalah 3-6 kali pengeluaran bulanan.
- Untuk sandwich generation, idealnya jumlah dana darurat adalah 8-10 kali pengeluaran bulanan.
b. Sisihkan untuk membeli proteksi (asuransi).
4. Financial Security
Financial security adalah level kekayaan dimana kondisi finansial sudah bisa memberikan rasa "secure" atau aman.
Indikatornya: Jumlah tabungan sudah semakin besar, serta memiliki kapital (aset) & passive income.
Apa yang harus dilakukan untuk meraih level selanjutnya?
a. Tabungan yang semakin besar dapat dijadikan sebagai kapital / modal untuk investasi.
b. Investasi ditumpuk terus untuk menghasilkan passive income.
c. Kumpulkan passive income untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jadi misalnya, kita memiliki Rp 1 Milyar, lalu kita taruh di obligasi. Per tahun, return-nya 7%, maka yang kita dapat adalah Rp 70 juta per tahun atau sekitar 5-6 juta per bulannya. Inilah yang dinamakan passive income, yaitu pendapatan yang tetap bisa kita terima meski kita tidak bekerja.
5. Financial Freedom
Financial freedom adalah level kekayaan dimana kita sudah memiliki passive income yang jauh lebih besar dari biaya pokok hidup, hingga bisa membiayai gaya hidup.
Indikatornya: Bebas dari tuntutan dan kekhawatiran soal uang.
Apa yang perlu dilakukan kalau udah mencapai financial freedom? Ya udah, nikmati ajaaaa... Ini yang kita impikan, bukan?
Nah, kalau teman-teman pengen bisa mencapai level finansial yang lebih baik dari sekarang, ada baiknya teman-teman mempraktikkan bagaimana mereka berdua mengatur uang. Saya juga mau ikut praktik kok. Omong-omong, kalian sudah ada di level kekayaan nomor berapa nih? :) Semoga lebih baik dari hari ke hari, yaa... Oya, ada satu nasihat keren yang disampaikan Theo di ujung obrolan. "Nabung doang memang tidak membuat kita kaya. Tapi, tidak ada orang yang bisa kaya TANPA menabung." So, mari mulai menabung sejak hari ini. :)
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...