Facebook "On This Day", Membantuku Menghapus Curhatan Geje

Friday, November 11, 2016

Menjadi seorang Mama sejak hampir 6 tahun belakangan, saya belajar banyak hal, meskipun belum semua ilmu parenting saya kuasai dengan benar. Saya belajar cara bernegosiasi, meski seringnya berakhir dengan nada yang meninggi. Saya belajar untuk bisa begadang, padahal biasanya saya tidur pulas saat malam menjelang. Saya belajar untuk jadi pemberani, padahal sebelumnya dengan kecoa saja takut setengah mati. Dan masih banyak belajar-belajar lainnya, yang saya tak sempat menuliskannya. Tak sempat atau tak ingat yaa.. Ya itulah pokoknya. 

Setiap kali selesai memarahi si sulung, saya minta maaf, memeluk dan kemudian berjanji untuk lebih sabar lagi esok hari. Setiap kali tersadar telah mengabaikan si bungsu, saya sering menyesal, dan berjanji bahwa esok akan lebih memberi perhatian lagi. Dan yaa..janji terkadang tinggal janji saja. Esoknya saya masih susah mengontrol emosi, masih sibuk dengan jari-jemari mengetik sana sini. Mata memandang mereka tapi pikiran melayang entah kemana. Internet memang luar biasaaa pengaruhnya.

Saya terlena, hingga penyesalan selalu datang setelah semua terjadi. Saya terlupa, hingga harus diingatkan lagi, setiap hari.

Dan ketika Kopdar bareng ibu-ibu IIDN, Mba Ety Abdoel menyampaikan materi tentang "Internet Baik", saya seperti tertampar. Detik itu juga saya berjanji untuk berusaha "puasa digital". Saya mesti membagi waktu dengan benar, kapan boleh pegang HP, dan kapan harus pegang anak-anak.

Sekarang Amay sudah 6 tahun, sudah pandai membaca. Dia terkadang browsing tentang binatang-binatang yang ia ingin tahu populasinya, habitatnya, makanannya, dll. Dia juga sering meminta tolong pada saya untuk mencari kata ini-itu dalam bahasa Inggris, bahasa yang sedang digandrunginya selain bahasa Jepang. Dan begitu dia tahu bahwa google translate itu bersuara, dia terkekeh, takjub, dan makin penasaran dengan yang lainnya.

Saya tidak boleh lengah sekejap mata pun, jika Amay sudah memandangi layar, baik layar HP maupun layar monitor. Karena seperti mata pisau, internet bisa membantu kita, namun juga sekaligus bisa membuat celaka. Mencegahnya menggunakan internet saya rasa tidak benar juga, karena khawatirnya nanti dia penasaran dan mencobanya secara diam-diam. Membiarkannya berselancar tanpa pengawasan juga sama halnya dengan mendorongnya ke jurang. Jadi saya memilih untuk memperkenalkan internet yang BAIK. Bertanggungjawab - Aman - Inspiratif - Kreatif.

by Ety Abdoel

Saya lalu ingat lagi tulisan Mak Mutia Elisa Karamoy tentang Menghapus Jejak Digital. Kalau anak-anak bisa kita dampingi saat mereka bermain di dunia maya yang belum sepenuhnya dimengerti oleh mereka. Lha kalau kita? Kita ini terkadang permisif pada diri sendiri. (Meminta anak untuk bersabar, tapi kita sendiri sering kehilangan kesabaran. Kan bertolak belakang ya...) Termasuk ketika melarang anak-anak melihat yang tidak-tidak, tapi diri sendiri malah membuka yang tidak-tidak. Hayoo, siapa? Semoga yang baca tulisan ini TIDAK termasuk di dalamnya yaa..

Kalau udah terlanjur gimana? Salah satu saran Mak Mutia Karamoy adalah, clear history. Selanjutnya bertobat lalu tidak melakukannya lagi. Zina mata, woy!

Nah, beruntung juga di facebook ada facebook on this day yaa.. Yaitu penanda atau pengingat memori, bahwa di tanggal dan bulan ini, di tahun-tahun sebelumnya, kita telah menjejak di dunia maya. Adakah yang seperti saya, suka menghapus memori-memori yang tak penting? Ketika ketinggalan KRL saja jadi bahan curhat di dunia maya? Hihihi...

yeaayy udah dihapus memori facebooknya 


Jadi, mulai sekarang tahan diri yuk, contohkan pada anak-anak kita. Kalau terlanjur membuat "memori", pilih yang sekiranya bermanfaat, hapus yang sekiranya membawa mudharat. 

Sedekat apapun media sosial dengan kita, dia bukanlah teman baik yang pandai menyimpan rahasia.


34 comments

  1. Sayaaaa... Saya juga menghapus status2 geje nan alay beberapa tahun silam. Maluuuu bacanya. Hihihi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkwk.. tosss Mba.. kadang geli juga, yaelah begini doang ditulis. :v

      Delete
    2. Iya betul mba, terkadang kalau dilihat-lihat lagi, ko sampe kepikiran dulu untuk nulis status yang gak jelas, bahkan tidak ada manfaatnya untuk yang baca.. hehe

      Delete
  2. Saya juga makkk, ngapusin status geje dan kemudian sambil mikir "yaelah ternyata , dulu aku ini alay ya "
    Dulu makk.. Duluuu..
    *kibasponi

    ReplyDelete
  3. caranya begimana Mbak Arin? Kudet bener sama yg satu ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. apaaa?? mba ran belum tau? yang buat tengok memori itu lho.. coba buka home, di sebelah kiri, sekitaran page you like dll itu ntar ada on this day.

      Delete
  4. Hihi aku jg geli rasanya baca status2 jaman dulu,

    ReplyDelete
  5. alhamdulilah kenalan ma medsos sudah agak tuir, dan gak begitu suka bikin status, kayaknya aku rada aman mbak, hihihi

    ReplyDelete
  6. Sama mbak, tiap hari nemu status alay langsung delete. Malu sama masa lalu. Wkwkwkwk

    ReplyDelete
  7. dari awal aku mah gak pernah bikin status gaje, krn aku guru hrs jadi teladan bagi murid2ku shg statusku selalu yg berguna

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah..siip Mba.. sayangnya ngga semua guru seperti Mba Tira.. :(

      Delete
  8. Hihi..ada yang tak share lagi, ada juga yang tak hapus. :p

    ReplyDelete
  9. banyakan aku yang tak share lagi sih. soalnya status di fb kebanyakan soal self reflect meskipun ya ada ada juga yang geje.
    kalo twitter... emmm lain urusan. hahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo twitter aku jarang nyetatus disana. lebih suka "nyampah" di fb. hehe..

      Delete
  10. Ngaku alay jaman muda..sebelum beranak..mari hilangkan jejak..hihihi..makasih mbak buat sharingnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. mariii, hihi.. kan malu nanti kalo dibaca anak2 kita. :v

      Delete
  11. Saya kalau bikin status gaje langsung diprit sama suami. Malu lah, udah tua juga..... Jadi, kayaknya gak punya jejak alay deh (seingatku, sih...)

    ReplyDelete
  12. denger2 sih walau dihapus tetap ada jejaknya mbak. ya walau utk mencari itu perlu usaha lebih keras sih. Saya aja skrg smp uninstall FB dr hape. Males terlalu sering di sana, takut post yg gajebo juga :)

    ReplyDelete
  13. #buru2 kalap pengen apus2in tulisan alay jaman ura enak hahai
    Tapi pasuami malah selalu bilang ke aku klo tulisanku itu sejelek ato senorak apapun gausah dihapus...cemen klo dihapus wkwkkkk, anggep aja sebagai pendewasaan proses bermedsos wakaka
    Trus akunya jadi yah...masi nyimpen status geje bin alay tahun pertama dibikinke fb,

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, bener sih yaa.. jadi catatan sejarah, wkwkwwk...

      Delete
  14. Aku juga pengen ngehapus. Tapi aku mikirnya it's part of me too. Jadi sayang banget dihapus. Kalau aku nggak mengalami masa-masa alay itu, mungkin aku nggak kayak aku yang sekarang. Kalau emang malu-maluin biasanya cuma aku ubah jadi private.

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh iya juga, biar hanya kita yang lihat yaa.. :)

      tapi kalau ada marah-marah atau curhat ngga jelas gitu, dihapus ngga Mba?

      Delete
  15. Kalau saya kadang didiemin aja tapi nggak di-share. Maluuu 😁😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. xixixi..ngga dihapus ya Mba? menyimpan sejarah yaa.. :D

      Delete
  16. Memang harus pandai-pandai berteman dengan internet dan media sosial ya mba.. banyak jebakannya juga tanpa disadari :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...