Mencicipi Kuliner Legendaris Solo di RM Kusuma Sari

Friday, March 3, 2017

Saya, Mba Ety Abdoel dan Mak Ana Ike

Tanggal 16 Pebruari lalu, saya, Mba Ety Abdoel dan Mak Ana Ike, bertemu di sebuah rumah makan. Karena saya ingin makan Selat Solo, maka yang pertama dicari adalah tempat makan yang menghidangkan Selat Solo sebagai menu andalannya.

Rumah Makan itu bernama Kusuma Sari, yang terletak di Jln. Yos Sudarso, Nonongan, Solo. Kusuma Sari dipilih setelah melalui beberapa pertimbangan. Pertama, lokasinya strategis - mudah dijangkau BST (Batik Solo Trans), supaya Mba Ety ngga kesulitan mencari tempatnya karena beliau dari Karanganyar sana. Selanjutnya, rekomendasi dari Mba Mae, yang sayangnya kemarin ngga bisa ikut kopi darat dengan kami.

Oya, sebelumnya Mas Suryo, teman Mas Yopie juga merekomendasikan tempat ini ding.. Konon, Selat-nya Pak Don, adalah selat yang legendaris di kota ini. Sebentar. Pak Don? Pak Don yang dimaksud Mas Suryo adalah Prof. Sardono W. Kusumo yang merupakan putra kandung dari Bu Menggung. Nah, Kusuma Sari ini didirikan oleh almarhumah Bu Menggung, dan diteruskan oleh Pak Don. 


Kenapa sih saya ngebet banget pengen Selat Solo?

Sedikit cerita ya... Saya pindah ke Solo tahun 2010. Waktu itu kami ngontrak rumah di daerah Jajar, ngga jauh dari Hotel Alila yang berdiri menjulang itu. Suatu hari, Bu Ida, adik dari pemilik kontrakan, mengadakan arisan di rumahnya. Sebagai suguhannya, Bu Ida memasak Selat Solo. Alhamdulillah, kami kebagian. Hehe... 

Itu kali pertama saya makan, dan tau makanan bernama Selat Solo. Dan itu rasanya..endeeessss... Om Ge, teman Mas Yopie sampe bilang, "Duh, boleh nambah ngga ya?" Hahaha... Laper apa doyan? Tapi emang enak banget sih masakan Bu Ida. Dan dari situlah akhirnya saya sukaaaa banget sama yang namanya Selat. Bisa dibilang, pertama kali nyoba, langsung jatuh cinta. Bahkan waktu hamil Aga pun, saya sempat pengen makan Selat juga, hehe...


Selat Solo itu apa sih?

Pernah lihat di acara Master Chef Indonesia pas ada tantangan membuat Bistik Jawa? Nah, Bistik Jawa (Javanese Beefsteak) bisa dibilang merupakan nama lain dari Selat Solo. Meskipun terkadang, untuk Bistik Jawa ada yang membuat kuahnya lebih kental lagi. Kata "Selat", sebenarnya merujuk pada "Salad".

Selat Solo terdiri dari daun selada (lettuce), diracik dengan telur rebus (biasanya disebut bacem telur), kentang goreng, timun, wortel rebus, buncis rebus, dan ditaburi keripik kentang. Yang khas lagi adalah tambahan mayonnaise atau mustard yang biasanya diletakkan di sisi atau di atas daun selada itu tadi. Selanjutnya, susunan "Salad" tadi disirami saus yang tidak terlalu kental, yang terbuat dari campuran bawang putih, cuka, kecap manis, saus Worcestershire atau kecap inggris, air, dan dibumbui dengan pala dan lada hitam.

Nah, yang membuat Selat Solo tidak "murni" Salad, adalah adanya potongan daging di tengahnya. Daging ini, menurut Pak Bondan Winarno, harus menggunakan daging gandik sapi, yaitu paha belakang yang tidak mengandung lemak dan seratnya panjang.

Di DetikFood, Pak Bondan juga merekomendasikan RM Kusuma Sari sebagai tempat makan Selat, karena masakannya bagus dan harganya murah. Saya setuju dengan pendapat Pak Bondan. Harga seporsi Selat Segar di RM Kusuma Sari hanya Rp 17.000,- 


Selat Segar RM Kusuma Sari

Foto dulu makanannya :)

Sejarah Selat Solo

Kalau dilihat, Selat Solo ini tidak njawani ya? Beda dengan masakan khas daerah lain, misalnya sego megono atau gudeg Jogja yang jawa banget. 

Jadi, seperti dikutip dari Wikipedia, selama era kolonial Hindia Belanda, penjajah Eropa membawa bahan makanan Eropa berikut teknik memasaknya. Beberapa upper-class atau ningrat Jawa dan pribumi Jawa yang berpendidikan, terkena pengaruh masakan Eropa; seperti roti, keju dan bistik. Masakan ini diakui sebagai masakan kelas atas masyarakat Hindia Belanda. Hal ini menyebabkan adopsi dan fusi masakan Eropa ke dalam masakan lokal Jawa, seperti pengembangan resep Selat Solo di Surakarta, jantung istana Jawa dari Kasunanan Surakarta.

Jejak pengaruh Eropa dalam Selat Solo, dapat dilihat dari penggunaan mustard atau mayonnaise, juga kecap inggris atau saus Worcestershire.

Tambahan lagi, kentang juga sebenarnya bukan makanan orang Jawa. Umbi kentang adalah salah satu makanan pokok di Eropa, walaupun pada awalnya kentang berasal dari Amerika Selatan.

Di RM Kusuma Sari sendiri, ada kuliner lain berbahan dasar kentang, yaitu kroket dan risoles. Kata orang, kalau ke Kusuma Sari, dua makanan ini ngga boleh terlewatkan. Dan memang rasanya enak, kentangnya lembut. Yummy banget deh. Harganya, Rp 8.000,- per porsi. 


Risoles


Risoles (dalam bahasa Belanda disebut rissole), awal mulanya berasal dari Perancis. Dalam bahasa Perancis, rissoler, berarti menjadikan merah / menjadikan coklat. Risoles mulai dikenal pada abad ke-13. Dahulu, makanan ini hanya sekedar panekuk yang digoreng menggunakan mentega atau lemak sapi / lemak babi. Selanjutnya, makanan ini berkembang, dan menggunakan daging cincang sebagai isian. Tapi di Kusuma Sari, risolesnya juga diisi dengan kentang yang dihaluskan. Isiannya hampir sama dengan Kroket yang mereka hidangkan.

Resoles dan Kroket di RM Kusuma Sari. Lezatos!

Kroket

Sama seperti Risoles, Kroket juga dibawa ke Indonesia oleh bangsa Belanda, meski sejatinya makanan ini berasal dari Perancis. 

Di Belanda, kroket adalah sebuah makanan yang terdiri dari ragout yang dilapisi dengan putih telur dan tepung panir, lalu digoreng. 

Di Indonesia, kroket biasanya merupakan gumpalan kentang yang ditumbuk halus, berisi daging cincang yang dibumbui dan dicampur dengan sayuran seperti wortel atau buncis, kemudian dilumuri kocokan telur dan tepung panir sebelum digoreng.

jepret dulu kulinernya, pakai Asus

Pokoknya, terima kasih banyak untuk Mba Ety Abdoel yang sudah meminjamkan handphone barunya, sehingga hasil foto kami kemarin bagus-bagus banget. Buat Mak Ana juga, pengen kesini lagi kan yaa? Hihihi... Walaupun saya ngga ngerti cara motret yang bagus, tapi pakai handphone ASUS, hasilnya ngga buruk kan? Hehe... Duh jadi pengen punya ASUS ZenFone deeeh.. Semoga ada rezeki untuk saya yaa, agar saya bisa memiliki ASUS ZenFone. Kalau handphonenya bagus kan ngeblognya juga makin semangat. ☺☺✌✌

Terima kasih juga Mba Mae, rekomendasi tempat makannya. RM Kusuma Sari ini cozy banget. Makanannya enak, harganya murah, tempatnya bersih dan adem karena pakai AC. Bisa lah yaa kapan-kapan kita arisan disini. ☺☺❤❤











Sumber Referensi:
1. http://food.detik.com/read/2012/01/18/105429/1818524/996/yuk-berburu-selat-solo
2. https://en.wikipedia.org/wiki/Selat_solo
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Kentang
4. http://www.hardwarezone.com.my/feature-5-things-you-need-know-about-asus-pixelmaster-camera-technology
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Risoles
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Kroket

32 comments

  1. Aku malah durung tahu makan selat solo,mbok yen ke sana lagi aku diajak... ngareppp

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ciyuuuss belum pernah? Pas arisan ilmu di Ralana Mak Witri ga dateng koq ya? Ntar semoga arisan ilmu disana Mak..

      Delete
  2. Referensinya banyak dan lengkap yaa... Iya itu Kusuma Sari tempatnya nyaman, ga terlalu rame kayak tempat ngehits lainnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya dong Mbaa..sambil belajar kan, biar tau sejarah..hihi

      Makasih ya Mbaaa.. :*

      Delete
  3. aku durung tahu maem selat solo..huhuu...kacian amat ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lha nek Nyolo mung mampir ngombe oq.. Mbok kapan2 mrene sing rada suwi gitu lho bund..

      Delete
  4. Aamiin semoga rejeki ya mbak Arin, sayang Internet ku tak cukup bagus buat ngeloading gambar gambarnya. Hizz KZL.. KZL..

    ReplyDelete
  5. Kalo ke jateng, rasanya solo salah satu tempat yg belum pernah saya sambangi... Jd pengen ke solo...

    ReplyDelete
  6. Wahh, tenyata ada makanan yang namanya "selat" yaa Mbaa? selama ini yang saya tahu, selat itu lautan yang dihimpit 2 pulau *masih ingat aja nih pelajaran geografi jaman smp dulu :D*

    ReplyDelete
  7. Save, ini perlu dicari kalau ke solo nih..he
    Sebagai orang yg suka soto juga. Waktu itu ke solo beli soto juga sih, tapi blm tahu ini ada soto yg legendaris mba..he

    ReplyDelete
  8. Ah...kapan2 kesana nyobain seladnya

    ReplyDelete
  9. Wah Kusumasari itu legendaris kalau di Solo. Kuliner selat juga legendaris

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas.. Katanya, kalo priyayi sepuh kesini tuh selain mencicipi hidangannya juga mengenang historinya ya? Katanya sih..aku kan bukan asli Solo jd ngga tau. :D

      Delete
  10. Aku numpang ngetop di siniiii.
    Selatnya Kusumasari enaaak, kroketnya juga, gurih dan manisnya pas.

    ReplyDelete
  11. Aku kalau ada rapat atau presentasi pakainya di sini. Makananya lumayan enak 😊

    ReplyDelete
  12. Sejak kecil suka banget ama Selat Solo mbak, kalau ke solo juga suka ke resto itu, enak enak ples murah.

    ReplyDelete
  13. Mmmmm pengennn naik batik trnas solo deuh huhuhuw

    Gading gandik? Tante mbul baru tau loh bagian gading sapi yang no lemak disebut itu huehehhehe #nda bakat jdi chef kamu mbul

    Hmmm kemlecer yakin la sumfaaaah ahahahaha, aku pengen selat solo tapi nyomotin kentang cocol mayo n dagingnya tok

    Risolnya takkira risol mayo, ternyata iyu ada pure blenderan kentang ya
    Fix, tante mbul bapeeeeer eh lapeer

    ReplyDelete
    Replies
    1. Daging tanteee bukan gading, wkwkwkwkw...

      Iya itu risolesnya isi kentang juga. Tante suka risoles mayo juga ta? Aduh..sama dong kita. Kapan2 ke Solo lah, ntar kita bikin sama-sama. :D

      Delete
  14. aku tiap jagong sering dapat selat solo, di kantor lamaku ada selat solo di tenda biru, favorit klo makan siang sama temen di selat solo deket balapan..duh tapi kok gak bosen2nya saya mak Arinta oh Arinta :))

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...