Suka Duka Menjadi Seorang Perantau

Tuesday, May 19, 2020


'Merantau' dalam KBBI berarti berlayar, karena sesungguhnya kata 'rantau' artinya adalah pantai sepanjang teluk (sungai) atau pesisir. Namun, seiring dengan berkembangnya sebuah bahasa, kata 'merantau' mengalami perluasan makna. Setiap orang yang keluar dari daerahnya lalu tinggal di daerah lain (jauh atau tak seberapa jauh) untuk mencari penghidupan, ilmu, dan sebagainya, ia disebut perantau.

Saya sendiri sudah merantau sejak lulus SMA. Sebelum akhirnya menikah dan menetap di Solo hingga saat ini, saya mengajar dan belajar di Bogor selama kurang lebih 4 tahun.

Seperti yang sudah saya ceritakan di instagram @arinta.adiningtyas beberapa waktu lalu, saya meninggalkan Kota Hujan itu tepat saat libur kenaikan kelas 10 tahun lalu. Mengapa mengambil waktu di libur kenaikan kelas? Karena saat itu saya masih mengajar, sehingga saya harus menyelesaikan kewajiban saya hingga rapor anak didik saya selesai dibagikan.

Nah, sebelum pindah ke Solo, setiap hari saya selalu pergi ke tempat di bawah ini. Yap, ini adalah Stasiun Cilebut. Dari Stasiun Cilebut, saya menumpang KRL menuju Stasiun Bogor. Setelah itu saya menyambung perjalanan dengan menggunakan angkot menuju Kecamatan Ciomas. TK tempat saya mengajar tak jauh dari situ.


Stasiun Cilebut
Stasiun Cilebut, Bogor


Menjadi perantau memang tak mudah. Banyak suka dukanya. Dalam kondisi apapun, seorang perantau harus pandai menata hati, pandai bersabar, dan pandai menerima kenyataan. Meski begitu, pengalaman merantau mengajarkan saya banyak hal;


1. Kesempatan untuk Mengembangkan Diri

Ketika kita sudah sampai di tanah rantau, artinya perjuangan untuk bertahan hidup telah dimulai. Ngga bisa lagi bermanja-manja, karena kita tinggal jauh dari orang tua. Untuk itu, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan segala "tuntutan peran". Kemampuan kita saat menjalani tuntutan peran itu akan menentukan kualitas kita selanjutnya. Maka dari itu, tak salah jika merantau menjadi momen pengembangan diri, bukan?

2. Menambah Pengalaman

Tentu akan berbeda, pengalaman antara orang yang tidak pernah ke mana-mana dengan orang yang sering menjelajah ke berbagai tempat. Benar, kita memang bisa mengetahui banyak hal dengan membaca. Namun, merantau memberikan pengalaman yang bukan hanya sekadar pengetahuan, tetapi juga melingkupi apa yang dilihat dan apa yang dirasa.

3. Memupuk Toleransi

Tentu kita sudah sering mendengar peribahasa "Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya" yang artinya setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda. Nah, semakin banyak daerah yang pernah kita kunjungi, kita jadi lebih mudah untuk menghargai dan menghormati setiap perbedaan. Maka, jika ada orang yang sulit sekali menerima perbedaan, mungkin memang "mainnya kurang jauh".

4. Memperluas Pergaulan

Manusia adalah makhluk sosial. Di mana pun manusia akan selalu membutuhkan orang lain, meski hanya sekadar teman bicara. Nah, saat merantau entah untuk menempuh pendidikan atau untuk mencari penghidupan, kita "dipaksa" untuk mendapatkan lingkungan pergaulan yang baru. Dengan kata lain, dengan merantau jumlah teman pun akan bertambah dengan sendirinya.

5. Semakin Menghargai Keberadaan Keluarga

Memang benar, saat jarak memisahkan, kita baru akan sadar pentingnya kehadiran seseorang. Termasuk kehadiran keluarga, yang kadang tidak kita sadari dukungannya selama ini. Dengan merantau, kelak kita akan semakin menghargai setiap pertemuan. Kita juga akan lebih mudah berterima kasih untuk setiap hal yang telah orang tua kita berikan.


Nah, seperti halnya orang berpuasa yang senantiasa menantikan saat berbuka, perantau pun selalu menantikan saat-saat bisa pulang ke kampung halaman. Biasanya, itu terjadi di momen mendekati lebaran seperti hari ini. Namun, tahun ini ada banyak jiwa yang harus pasrah dengan keadaan. Kita semua harus mengikhlaskan kenyataan tak bisa mudik seperti tahun-tahun sebelumnya, karena wabah yang melanda di seluruh dunia.

Untuk menghadapinya, hanya ada satu kata untuk melipur lara. Sabar. Insya Allah akan ada waktunya kita bisa kembali berkumpul bersama. Tetap semangat, jaga kesehatan, jaga kewarasan, jangan ke mana-mana. Yuk, kita di rumah aja.



3 comments

  1. memang ini masa2nya mendekatkan diri sama kelg ya jeung

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener, Mbak.. masa-masa harus memupuk kesabaran juga, hehe

      Delete
  2. Paling terasa no 5 Bu , bersa banget saat merantau ke Surabaya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...