Mas Amay,
15 November 2014 yang lalu, adikmu Aga keluar dari perut Mama. Sejak hari itu pula, telah resmi panggilan "Mas" kami sematkan di depan namamu. Kamu bahagia? Iya, Mama bisa melihatnya. Mama menyimpulkannya dari caramu melindungi adik Aga dari tamu-tamu yang datang dan mencandaimu bahwa mereka akan meminjam adik Aga untuk dibawa pulang. Terkadang kamu marah karena candaan mereka, tak jarang pula kamu menangis karenanya. Kamu tidak rela, bukan? Tentu, karena kamu sudah menantinya sejak lama. Sama seperti Mama.
Dan beberapa hari setelahnya, Mama tergugu. Mama menyadari ada api cemburu di mata indahmu. Waktu yang selama ini penuh untukmu, harus terbagi dengan kehadiran adikmu. Perih hati Mama melihatmu menangis. Tapi apa mau dikata? Tangan Mama hanya dua. Mama harus melakukan semuanya bergantian. Menyusui adikmu kemudian memandikanmu atau menyuapimu lalu terburu-buru menggendong adikmu? Ahh, Mama tahu, Mama harus berbicara padamu.
Dan benar, anak Mama memang pintar, sangat mengerti kondisi Mama. Mama sangat berterima kasih karena telah mendengarkan penjelasan Mama. Terima kasih karena cemburumu tak berlarut-larut. Bahkan setelah menjadi seorang kakak, kini kau sudah bisa mandi sendiri, walau Mama masih merasa perlu untuk membilasnya lagi. Kau pun sudah pandai melepas bajumu sendiri sebelum mandi. Terima kasih sudah membantu meringankan pekerjaan Mama. Mama bahagia, anak Mama tambah pintar sekarang. Walau begitu, ada saja rasa haru yang terbersit di hati Mama. Ah, rasa bersalah lebih tepatnya. Rasa bersalah karena Mama merasa belum sempurna menemanimu, mengurusmu, memperhatikanmu.
Tahukah kau, Mas Amay? Kadang saat malam membawamu terbang, Mama memperhatikan wajahmu dalam-dalam. Mama peluk dan ciumi wajahmu. Lalu perlahan air mata Mama menitik. Pelan Mama berbisik, "Maafkan Mama ya sayang... Percayalah, cinta Mama padamu tetap besar seperti dulu. Walau anak Mama ada dua, cinta Mama untuk kalian bulat sempurna."
Mas Amay, ingat selalu pesan Mama ya; Jadilah anak yang sholih karena Mama dan Papa akan selalu mengharapkan do'a-do'a yang tulus keluar dari bibirmu. Jadilah anak yang bermanfaat untuk semua. Pelihara hatimu. Kau tahu? Kau adalah anak Mama yang lembut hati dan berjiwa mulia. Jangan lupa untuk menjaga adik Aga, sayangi ia selalu. Bimbing ia, tegur ia jika berlaku salah. Rukun selalu bersamanya, karena kalian semua adalah cinta Mama. Mama bahagia memiliki kalian berdua.
Adik Aga,
Kau tahu? Selain Mama dan Papa, ada yang sabar menunggu kelahiranmu. Iya, dia adalah Mas Amay. Dulu, Mas Amay selalu berdo'a di perut Mama. Katanya; "Adik, sehat-sehat terus ya. Nanti keluarnya yang gampang ya. Mas Amay sayang adik." Mas Amay juga yang menemani Mama dan Papa di rumah sakit. Mereka selalu bersabar menantimu, dan selalu mendo'akan kelahiranmu.
Adik Aga,
Kau tahu? Ada yang setia menjagamu ketika Mama sibuk di dapur. Iya, dialah Mas Amay yang selalu berkata; "Ceep, ceep adik...jangan nangis. Mas Amay disini lho." Ohya, Mas Amay adalah kakak yang baik. Mas Amay tidak akan rela meminjamkanmu pada orang lain. Jika ada orang lain menggendongmu, Mas Amay selalu khawatir kau akan dibawa pergi. Kenapa? Karena rasa sayang Mas Amay sangat besar padamu.
Jadi, Adik Aga harus jadi adik yang baik ya... Yang sholih... Rukun selalu bersama Mas Amay. Saling sayang menyayangilah kalian, karena tidak ada yang lebih membahagiakan Mama dan Papa selain melihat kalian tumbuh bersama, saling sayang satu dengan yang lainnya.
Mas Amay dan Adik Aga, ingat selalu ya; Berapapun banyaknya anak Mama, cinta Mama pada kalian tetap bulat sempurna. :)