Menjelajahi Curug-curug di Purworejo, Jawa Tengah

Tuesday, September 19, 2017


Saya lahir dan dibesarkan di sebuah kota kecil bernama Purworejo. Kota ini berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) di sisi timur, Kabupaten Wonosobo dan Magelang di sisi utara, Kabupaten Kebumen di sisi barat, dan Samudera Hindia di sisi selatan. Karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, tak heran jika salah satu daya tarik pariwisatanya adalah pantai. Pantai yang bisa kita temukan di Purworejo, antara lain: pantai Ketawang, pantai Jatimalang, juga pantai Jatikontal dan pantai Keburuhan.

Tapi kali ini saya tak hendak membahas tentang pantainya. Tulisan saya ini sekaligus ingin menjawab bahwa di Purworejo ada banyak hal menarik yang bisa dieksplor, sehingga kita tidak harus pergi ke kabupaten sebelah bila ingin berwisata.

Jujur saja, saya termasuk warga durhaka  yang suka melipir ke kabupaten sebelah jika bosan di rumah. Hingga kemudian saya tertampar dengan foto-foto Mas Amien Budiarto, teman SMA saya. Lewat foto-foto yang di unggahnya di facebook dan instagram, Mas Amien kerap kali mengajak teman-temannya untuk dolan. "Dolannya ngga usah jauh-jauh, Purworejo juga kaya dengan wisata alam yang bisa kita nikmati," begitu kira-kira pesannya.

Beberapa kali saya diajaknya serta, namun mengingat bahwa saya masih memiliki satu batita, jadi saya belum bisa mengiyakan ajakannya. Tapi insya Allah, setidaknya saya sudah punya niat untuk mengajak suami dan anak-anak kelak, untuk ikut serta.

Sekarang kita ke Kecamatan Bruno dulu yaa... Kecamatan Bruno terletak di Purworejo bagian barat laut, sebelah utara Kecamatan Kutoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo di sebelah utara dan barat, serta Kecamatan Kemiri di sisi selatan dan timur.

Oya, asal muasal nama "Bruno" dari yang saya baca di Wikipedia, adalah dari kata "diburu ora ono" yang artinya dicari-cari tapi tidak ada. Jadi, karena seluruh wilayah Bruno ini adalah pegunungan, maka Bruno menjadi tempat persembunyian para pahlawan saat dikejar-kejar oleh tentara Belanda.

Udara di Bruno sangat sejuk. Bruno pun terkenal dengan duriannya yang lezat.

Selain Durian, apa sajakah yang bisa kita temui di sana?

Oke kita mulai jalan-jalannya yaaa...

1. Tanda Batas Wilayah Kecamatan Bruno

1. Tanda Masuk Wilayah Bruno

2. Bendungan Peniron

Bendungan ini terletak di Desa Plipiran. Selain untuk irigasi pertanian, pengunjung biasanya mendatangi bendungan ini untuk menyalurkan hobi memancingnya. Dan karena kecantikannya, Bendungan Peniron pun menjadi potensi wisata baru di sini. Yaa, lebih dari cukup lah untuk sekedar selfie, hihi...

Oya, Bendungan Peniron diklaim memiliki kemiripan dengan Tukad Unda di Bali. Hmm, percaya nggak? Kalau nggak percaya, buktikan saja sendiri. :D

2. Bendung Peniron


3. Pemandangan Desa Plipiran
3. Pemandangan Desa Plipiran

Selain Bendugan Peniron tadi, keindahan Desa Plipiran juga terpancar dari pesawahannya. Sungguh, ini lebih dari cukup bagi saya untuk cuci mata.

Melihat fotonya saja, sudah terbayang kelak akan mengajak anak-anak sambi menyanyikan lagu ini;

Memandang alam dari atas bukit
Sejauh pandang kulepaskan
Sungai tampak berliku
Sawah hijau terbentang
Bagai permadani di kaki langit

Benar kan, sawahnya memang tampak bagai permadani?

4. 1. Curug Gunung Puteri

4. Curug Gunung Puteri


Salah satu keunikan curug ini adalah adanya rerumputan di sela-sela air terjun. Memang, curug Gnung Puteri berada di antara hutan pinus. Dan seperti yang lainnya, akses menuju curug ini juga tak bisa dibilang mudah. Tapi, ada daya tarik lain dari curug Gunung Puteri ini, yaitu dengan adanya Taman Payung. Ini mengingatkan saya dengan Mojosemi Forest Park di Mojosemi, Jawa Timur, yang pernah saya kunjungi bulan Maret lalu. 

Semoga kelak wahananya bisa bertambah yaa...supaya para wisatawan makin tertarik datang kemari. Misalnya, dengan ditambah area memanah, paint ball, ATV, berkuda, flying fox, dan lain sebagainya.

Oya, sebagai informasi, harga tiket masuk ke area ini adalah 5 ribu rupiah per orang.

4. 2. Taman Payung di Curug Gunung Puteri

Ada Legenda Curug Gunung Puteri yang saya dapatkan dari Mas Amien. Penasaran? Simak ya...


Dikisahkan berawal dari sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro dalam merebut kemerdekaan dari kekuasaan penjajahan Belanda di tahun 1825-1830. Dalam strategi gerilyanya melawan Belanda, sampailah Diponegoro di wilayah sebelah utara kabupaten Purworejo yang saat ini di beri nama Bruno.

Pasukan Diponegoro terdiri dari pejuang-pejuang pria dan pejuang-pejuang wanita, dimana para pejuang wanita bertugas menyiapkan kebutuhan makanan selama dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Singkat cerita saat itu ada seorang pejuang/prajurit  wanita yang berparas tidak cantik (buruk rupa) sehingga tidak ada seorang priapun yang mau mendekatinya atau bahkan bersedia melamarnya. Akhirnya wanita itu pergi ke suatu tempat dan duduk melamun seraya menyendiri dan berdoa di sebuah curug bernama curug gunung putri. Sebuah keajaiban terjadi ketika  wanita itu membasuh muka dan mandi di salah satu tempat di sekitar curug gunung putri yang saat ini lokasi tersebut tepat di bawah air terjun dan bernama TIRTA KANOMAN.  Alangkah terkejutnya wanita tersebut dengan perubahan fisiknya, tubuh dan kulit serta muka yang awalnya tidak cantik berubah menjadi sosok wanita yang berkulit mulus, putih dan wajah yang sangat cantik.

Wanita itu pun kembali ke pasukannya, namun tidak ada satu pun yang mengenali dirinya yang kini telah berubah menjadi wanita cantik. Banyak prajurit yang menyukainya dan berniat untuk meminangnya hingga terjadi perebutan diantara para prajurit untuk bisa mendapatkan wanita itu. Akan tetapi, melihat perkembangan situasi yang terjadi akhirnya wanita itu memutuskan untuk tidak menerima satu pun diantara prajurit, demi menjaga kesatuan dan keutuhan pasukan. Akhirnya wanita itu kembali ke curug gunung putri dan disana ia melakukan tapa atau semedi untuk meminta petunjuk kepada Sang Pencipta. Dan dalam bertapanya wanita itu telah terucap sebuah janji:
BAGI SIAPA YANG MEMBASUH MUKA ATAU BAHKAN MENYEMPATKAN MANDI DI CURUG GUNUNG PUTRI AKAN AWET MUDA DAN ENTENG JODOHNYA. Hingga saat ini, hal itu telah menjadi mitos bagi warga sekitar wisata dan berkembang sampai saat ini di Curug Gunung Putri.

Demikian sejarah singkat tentang mitos ‘Tirta Kanoman’ air terjun Curug Gunung Putri Desa Cepedak, Kec. Bruno, Kabupaten Purworejo.

5. 1. Curug Kaliurang

5. Curug Kaliurang

Curug ini masih beum banyak ter-expose. Seperti yang lainnya, aksesnya cukup sulit ditempuh. Lokasi curug Kaliurang ini tak jauh dari Curug Gunung Puteri.

5. 2. Curug Kaliurang


6. Curug Kyai Kate

6. Curug Kyai Kate

Saya belum pernah ke sini. Tapi menurut informasi yang saya dengar dan baca, curug ini masih sangat alami. Alirannya cukup deras, sehingga pengunjung harus berhati-hati. Konon, meski di musim kemarau, airnya tak pernah kering, dan di musim penghujan debit airnya bisa membahayakan. 

Curug Kyai Kate berada di antara dua bukit, yakni Bukit Watukuwuk dan Bukit Munggangsari. Tempatnya agak sulit dijangkau, karenanya, pengunjungnya pun tak terlalu banyak. 

Siapkan fisik yang kuat jika teman-teman ingin kemari. Tapi, rasakan kepuasan tak terkira ketika telah sampai di curug yang tingginya lebih dari 25 meter ini.

7. Curug Muncar
7. Curug Muncar


Ini satu-satunya curug di Purworejo yang pernah saya kunjungi. Sepertinya saat itu saya bersama  Mas Amien juga karena memang kami berdua sama-sama tergabung dalam Teater Ganesha di SMA 1 Purworejo.

Perjalanan kali itu, Teater Ganesha bergerak bersama rombongan Gemapala. Dari sekolah, kami menumpang bis kecil. Memasuki kecamatan Bruno, pemandangan indah menyambut kami. Sungai yang berkelak-kelok, dengan aliran air jernih yang mengalir di sela-sela bebatuan yang ukurannya besar-besar, membuat kami berdecak kagum sepanjang perjalanan. 

Sampai di bibir desa, bis yang membawa kami harus berhenti untuk parkir. Selanjutnya, kami harus berjalan kaki sampai ke tempat curug ini berada. 

Sungguh, ini perjalanan yang sangat menantang. Sama dengan perjalanan menuju Curug Kyai Kate, kita harus menyiapkan fisik yang prima, karena selain jauh, jalan menuju kesana juga agak sulit ditempuh karena kemiringannya cukup ekstrim. Tapi, begitu sampai di atas, semua lelah hilang berganti dengan ribuan ucapan syukur yang meluncur secara spontan dari bibir. Mungkin jika dilukiskan, rasanya seperti orang yang kelaparan lalu menemukan banyak makanan.

Sampai sekarang ini, tidak ada tiket masuk yang mesti kita bayar. Kita hanya perlu menyiapkan uang parkir yang kesemuanya dikelola oleh warga. Cukup murah, jika kita ingin bersenang-senang sambil melepaskan semua beban. 🤣

8. Hutan Pinus

8. Hutan Pinus

Ini nih, salah satu lokasi di Purworejo yang kerap kali dijadikan tempat untuk mengambil foto pre-wedding. Barangkali ada yang mau foto di sini juga? :D

Kalau saya, ingat hutan pinus, ingat janji suami yang mau ngajak anak-anak untuk hiking dan camping. Bersyukur, kata Mas Amien, Camping Ground sudah dalam proses pembuatan. Semoga tak lama lagi kita bisa menggunakannya ya.. ☺

Peta Wisata Bruno dari No 1-8


Curug Siklotok

Curug Siklotok

Jika di atas kita sudah berjalan-jalan ke Kecamatan Bruno, sekarang kita ke arah timur, yaitu di Kecamatan Kaligesing. Ternyata, Kaligesing juga memiliki curug yang sama indahnya dengan curug-curug di Bruno.

Oya, sebelum terlalu jauh, FYI ini adalah oleh-oleh dari Mas Taufan Sulistyo Darmawan (IG: @piknik.phototrip), yang juga teman SMP-SMA saya. Saat melihat foto-foto perjalanannya di instagram, spontan saya teringat dengan tulisan ini. Terima kasih sekali lagi kepada Mas Amien dan Mas Taufan, untuk semua foto indahnya. Semoga bisa membantu teman-teman yang ingin mengeksplor wisata Purworejo yaa...

Curug Siklotok terletak di Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Jalur menuju Curug Siklotok ini sama dengan jalur menuju Goa Seplawan. Oya, Desa Kaligono sudah ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah lho.

Untuk menjangkau Curug Siklotok, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil. Bagi yang suka tracking dengan sepeda, boleh juga kesana dengan bersepeda. 

Kalau teman-teman mau kesana, dari Pantok (Perempatan di sisi timur kota Purworejo yang ditandai dengan adanya patung W.R Supratman membawa biola --> W.R Supratman yang merupakan pencipta lagu Indonesia Raya itu, lahir di kota Purworejo lho. Hari lahirnya pun telah ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional) teruslah ke timur menuju Kantor Kecamatan Kaligesing. Di depan Kantor Kecamatan Kaligesing, di samping makam, ada pertigaan menuju Pendem dan Desa Ngaran. Dari Kantor Kecamatan Kaligesing, terus ke arah timur melewati jalan ke arah Pendem (Pilih yang lurus, bukan belok kiri).

Dari situ jangan berkendara terlalu kencang, karena akses menuju Curug Siklotok sudah dekat, kira-kira 500 meter ada di sebelah kanan jalan (ada papan penunjuk arah). Lalu, belok ke kanan (dan sedikit turunan), kemudian menyeberang jembatan, menuju Curug Siklotok. Akses ini juga menuju Goa Seplawan dan Curug Silangit.

Kira-kira 500 meter lagi, di sebelah kanan, akan ada papan penunjuk arah ke Curug Siklotok. Ikuti saja, jalanannya akan menanjak dan terjal. Nah, sambil menanjak, perhatikan sisi kiri, akan ada tulisan Curug Siklotok.

Bagi teman-teman yang membawa kendaraan, tak perlu khawatir, ada tempat penitipan motor dan mobil juga bisa diparkir di situ.

Perjuangan belum berakhir…

Untuk sampai di lokasi, kita harus berjalan kaki melewati jalan setapak. Jangan lupa, patuhi papan peringatan yang ada di sana demi keselamatan.

Have a nice trip



Read More

Dancow Explore Your World Bantu Anak Mengeksplorasi Diri

Tuesday, September 12, 2017

Tagline Dancow Explore Your World yang berupa dua kata, yakni "Iya Boleh", menyentil sisi keibuan saya. Dengan dalih waspada takut si kecil kenapa-napa, saya sering mengatakan "jangan" pada mereka.

"Jangan! Nanti jatuh lho... ", saat si Mas mau memanjat dinding pagar depan rumah.

"Jangan panas-panasan, nanti hitam!", waktu Mas dan Adek kompak main bola di siang bolong. Kalau dipikir-pikir, kenapa yang dipusingkan malah warna kulit yang berubah ya? Duh! *tepok jidat*

"Hujan! Ayo masuk, nanti sakit!"

"Aduuuuh, jangan mainan kotor-kotor lah.. Nanti Mama susah nyuci bajunya!" Waduh, ini paling sering saya teriakkan sepertinya. Dan sebenarnya masih banyak "jangan jangan" yang lainnya.

Tapi seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit saya mulai berubah. Saya mulai membiasakan berkata "Iya, boleh..." asal hati-hati, atau asal tetap menjaga diri. Seperti ketika berada di acara Dancow Explore Your World yang berlangsung di Solo Square hari Sabtu dan Minggu tanggal 9-10 September 2017 kemarin. Saya mengajak Amay dan Aga untuk bermain dan bereksplorasi. 

Saya senang, sekaligus terharu melihat binar mata mereka sewaktu bermain. Kilauan itu jarang saya temukan saat mereka berada di dalam rumah. Hiks... Barangkali binar itu ada karena mereka bermain tanpa ada rasa khawatir akan saya larang-larang. Jadi, mereka bermain, bereksplorasi, sekaligus bersenang-senang secara maksimal. Nggak ada beban.

Di Dancow Explore Your World kemarin, Amay dan Aga bermain di tiga area utama.

1. Play Park

Di area ini, Aga bermain di kolam yang penuh terisi bola warna-warni. Dia hampir tak mau berhenti. Alhamdulillah, saya berhasil membujuknya untuk mencoba permainan lainnya, yaitu wall climbing.

Mandi Bola

Awalnya saya tak yakin Aga, 2y 10m, bisa memanjat dinding itu. Tapi ternyata di luar dugaan, dia bisa melakukannya tanpa bantuan siapapun. Hebaaaattt!!!




Sementara itu, sang kakak, Amay, bersemangat pula bermain gelantungan. Ya, di area ini, kemampuan psikomotorik -motorik kasar- mereka benar-benar terasah. Jujur, saya kini LEBIH PERCAYA DIRI melepas mereka bermain. Ternyata yang saya khawatirkan selama ini, bahwa mereka akan jatuh, tidak terjadi.




2. Art Center

Di Art Center ini si kecil bisa memilih beberapa permainan seperti hand painting, mewarnai atau bermain lego. Lewat berbagai kegiatan di Art Center ini, kemampuan kognitif, kemampuan atensi, kemampuan psikomotorik, dan kemampuan penyelesaian masalah si kecil terasah.

Nah. karena di rumah sudah sering mewarnai dan bermain lego, Amay langsung tertarik untuk mencoba hand painting. Sejujurnya, saya dan Amay terpukau pada Om-Om yang jago melukis. Jadi, di area hand painting ini anak-anak diberi kertas, lalu dibolehkan untuk membubuhkan gambar apapun, dan boleh memilih warna apapun. Entah siapa yang memulai, semua anak membuat cap tangan mereka.

Kertas yang ber-cap tangan itu kemudian diberikan pada Om pelukis. Kebetulan, yang dipilih Amay adalah Kak Blangkon, seniman dan pendongeng dari Semarang. Oleh Kak Blangkon, gambar cap tangan Amay disulap menjadi gambar kuda dan rusa. Luarrrr biasaaaa...


hand painting di Dancow Explore Your World, Solo Square


hand painting


cap tangan Amay sudah berubah menjadi gambar kuda dan rusa

Kegiatan hand painting, selain berguna untuk mengasah sensor dan motorik halus si kecil, juga bisa bunda lakukan untuk melatih anak mengenal warna, menentukan pilihan, melatih daya imajinasi, dan jika dilakukan bersama-sama dengan bunda, bisa juga untuk meningkatkan kemampuan bahasa si kecil.

Nah, melihat begitu banyak manfaat dari hand painting ini, akankah bunda-bunda di rumah melarang si kecil bermain kotor lagi? Hand painting tak harus menggunakan cat air lho, bunda.. Dengan bubur tanah pun bisa. *ups*. Atau jika bunda ingin menggunakan benda berwarna-warni selain cat air, bunda bisa menggunakan bubur tepung kanji yang sudah diberi pewarna makanan. Nah, silakan bunda berkreasi di rumah.


3. Central Park

Central Park ini merupakan sebuah taman bunga buatan. Cakeeep.. Ada layar raksasa, di situ ditayangkan video tentang perubahan cuaca, mulai dari awan yang bergulung-gulung ditiup angin lalu menjadi gumpalan mendung, turun hujan, lalu muncul pelangi dan kupu-kupu beterbangan, indah sekali.

Yang seru lagi, anak-anak diminta untuk memakai jas hujan. Ada apakah gerangan? Ternyata ketika layarnya menggelap dan di video sedang tergambar saat cuaca sedang hujan, nanti akan muncul air hujan buatan di titik tertentu. Amay terlihat sangat senang disana. Dia ingin merasakan hujan-hujanan itu lagi tapi sayang hujannya keburu berhenti. Xixixixi.. Rasanya senang sekali melihat dia melompat-lompat menanti hujan, tapi kasihan juga saat melihatnya kecewa saat hujan sudah reda, wkwkwk..




Oya, selain itu, di Central Park kita juga bisa belajar mengenal hewan. Di sini ada informasi yang dipasang dan bisa dibaca anak-anak juga. Ada tentang kelinci, kupu-kupu dan lainnya.

Di sini, si kecil akan terlatih untuk mengasah kemampuan atensi, kemampuan bahasa, dan kemampuan menyimpan memorinya.

Amay membaca informasi tentang kupu-kupu di Central Park


Central Park, salah satu area di Dancow Explore Your World 


Kelincinya lucu yaa.. Di Central Park, Dancow Explore Your World

Nah bunda, melihat cerianya si kecil saat hujan turun, nanti kalau musim hujan sudah datang, kira-kira kalau si kecil minta main hujan, bunda mau berkata "IYA BOLEH" apa ngga nih? 😀😀😂😂

APAAA? MASIH KHAWATIR?

Maaf capslock jebol, xixixixi..

Bunda tahu tidak? Ada tiga elemen yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu: Nutrisi, Stimulasi, dan Cinta Bunda dan Ayah.

1. Nutrisi

Untuk Nutrisi, salah satunya bisa didapatkan dengan memberikan susu pertumbuhan pada si kecil. Nah, bunda, ada kabar baik dari Dancow. Nestle Dancow meluncurkan inovasi terbarunya yaitu Nestle DANCOW Advanced Excelnutri+ yang memiliki kandungan bakteri baik bernama "Lactobacillus rhamnosus". Bahkan kandungan bakterinya tiga kali lipat lebih tinggi dari sebelumnya lho. 

Bakteri "Lactobacillus rhamnosus" dipercaya dapat membantu menjaga saluran pernapasan dan saluran cerna si kecil. Dokter Spesialis tumbuh kembang anak, dr. Bernie Medise, SpA (K) menuturkan, "Menjaga asupan bakteri baik seperti ini sangat penting karena tubuh yang terlindungi dapat menjadi fondasi fundamental untuk mendukung proses belajar dan pertumbuhan fisik si kecil, yang tentunya sangat penting dalam tahap tumbuh kembangnya."

2. Stimulasi

Stimulasi adalah rangsangan dari luar, yang bisa meningkatkan kemampuan si kecil. Anak yang mendapat cukup stimulasi, akan tumbuh dan berkembang dengan mengagumkan. 

DANCOW paham akan hal ini, maka dibuatlah acara Nestle Dancow Explore Your World. Sebelum diadakan di Solo, Nestle Dancow Explore Your World telah diselenggarakan di Medan, Surabaya, Jakarta dan Semarang. Dan bulan depan, tepatnya di tanggal 7-8 Oktober, Nestle Dancow Explore Your World akan hadir di kota Makassar.

Tak hanya tiga area utama yang telah saya tulis di atas saja, di Nestle Dancow Explore Your World kita juga bisa berkonsultasi dengan pakar mengenai tumbuh kembang si kecil. Dan untuk mengabadikan momen seru dengan keluarga, kita bisa mengambil foto di photo booth yang telah disediakan.

Untuk tiketnya bisa kita dapatkan di hypermarket atau supermarket, setelah membeli produknya.

•2 x 800 gr (min 160.000)  Picnic Set + 1  Tiket EXPLORE YOUR WORLD
•3 X 800 gr (min 250.000)  Shopping Bag + 1  Tiket EXPLORE YOUR WORLD
•6 x 800 gr (min 500.000)   Jaket Anak + 1 Tiket EXPLORE YOUR WORLD
•8 x 800 (min 680.000)  Grill pan + 1 Tiket  EXPLORE YOUR WORLD

Beli DANCOW-nya, dapatkan tiket dan hadiahnya, juga pengalaman bermainnya.

3. Cinta Bunda dan Ayah

Karena kita cinta, kita tidak ingin si kecil sakit. Karena kita cinta, kita ingin si kecil terlindungi. Karena kita cinta, kita ingin si kecil bahagia. Karena kita cinta, maka kita akan memberikan yang terbaik untuk putra-putri kita, betul kan bunda? 

Tapi jika kekhawatiran kita akan kesehatan si kecil kemudian malah membuatnya tak bebas bermain, terkekang, takut melakukan sesuatu, hingga ia tak mendapatkan stimulasi dan tak bisa bebas bereksplorasi, kan kasihan...

Bunda dan Ayah tak perlu khawatir lagi. Untuk perlindungan, ada Nestle Dancow Advanced Excelnutri+ yang lindungi si petualang kecil dalam proses belajarnya. Mari berikan stimulasi, dan dukung masa eksplorasinya secara maksimal, sebagai wujud cinta kasih bunda dan ayah pada mereka. Beri mereka kesempatan untuk belajar hal-hal baru untuk mengembangkan dirinya. 

Semangat ya, Bunda dan Ayah, jangan ragu lagi untuk berkata "IYA, BOLEH" pada putra-putri kita. 



Read More

Review Purbasari Hi-Matte Lip Cream

Sunday, September 3, 2017

Kata orang Jawa, perempuan itu setidaknya harus bisa melakukan 3 M, yaitu:
1. Masak
2. Macak / berdandan / merias diri
3. Manak / melahirkan

Untuk poin nomor 3, sepenuhnya merupakan kehendak Yang Kuasa. Tapi poin nomor 1 dan 2, kita bisa mempelajarinya. Seperti hari Minggu 27 Agustus yang lalu, ketika saya menghadiri acara "Cantik Bersama Purbasari" di Solo Paragon Mall. Ini dalam rangka belajar "macak". 

Entah sudah berapa kali saya mengikuti beauty class, tapi tangan ini belum juga luwes memoles eye liner, blush on, apalagi membuat alis. Oke saya menyerah melakukan 3 hal itu. Tapi jika hanya memulaskan lipstik atau menaburkan bedak, saya masih bisa diandalkan, hihihi...

Berdandan memang tak wajib, tapi merawat diri tentu amat penting dilakukan. Setidaknya, ini sebagai bentuk syukur atas kesempurnaan yang diberikan oleh-Nya. Setelah menikah apalagi, ini salah satu upaya untuk merawat cinta, agar tak lapuk dimakan usia.

Saya, jujur saja, jarang sekali membeli lipstik. Lipstik pertama yang saya miliki adalah lipstik pemberian suami saat seserahan dulu, hihi... Itupun pada akhirnya jarang dipakai, dan entah sekarang di mana rimbanya. Dulu, untuk bibir, saya merasa cukup menggunakan lip gloss saja.

Purbasari Hi-Matte Lip Cream Hydra Series

Saya mulai berubah sekitar setahun yang lalu. Saat itu Mamah mertua membelikan saya lipstik, supaya saya terlihat lebih segar, katanya. Ketika saya pulas lipstik itu ke bibir, ah iya, saya terlihat lebih segar dari biasanya. Sejak itu, meski hanya tipis-tipis saja, setiap menghadiri sebuah acara, maka lipstik menjadi pelengkap riasan saya.

Saya tak merasa heran ketika mengetahui sebuah penelitian yang mengatakan bahwa 80% wanita merasa lebih percaya diri setelah menggunakan lipstik, karena saya termasuk di dalamnya. Meski begitu, saya tidak terlalu percaya diri jika menggunakan lipstik berwarna mencolok. Maka, biasanya pilihan saya adalah lipstik dengan warna nude atau soft pink.

Saat acara "Cantik Bersama Purbasari" itu, selain mendapat berbagai ilmu tentang bagaimana merawat wajah, saya juga mendapat ilmu baru tentang dunia per-lipstik-an. Salah satunya adalah bagaimana agar bibir tidak pecah-pecah setelah memakai lipstik, yaitu dengan mengoleskan lip balm atau Virgin Coconut Oil sebelum memulaskan lipstik. Kita juga bisa menggunakan madu untuk menjaga kelembaban bibir.

Oya, di acara itu saya juga memperoleh 5 seri Purbasari Hi-Matte Lip Cream.
1. Vinca
Sebelumnya, saya memang sudah memakai shade ini, karena saya memang suka dengan warna nude. Cocok lah, karena seri Vinca ini memang office look, untuk dipakai ke kantor atau digunakan sehari-hari. Namun memang, saya memerlukan lip balm agar hasilnya tidak pecah di bibir.

2. Azalea
Warnanya sedikit lebih pink dari Vinca. Seri ini cocok dipakai untuk jalan-jalan ke Mall. Waktu pertama kali mencoba warna ini, saya langsung merasa, ah ini aku bangeeeett. Mungkin si Vinca akan jarang saya pakai setelah ini dan saya beralih ke Azalea.

Warna Shade Purbasari Hi-Matte Lip Cream

3. Lantana
Ketika mencoba shade ini, saya merasa teksturnya lebih lembut dari yang lainnya. Warnanya saya suka juga, dan mungkin akan jadi pilihan saya saat menghadiri acara formal, walaupun sebenarnya seri ini lebih diperuntukkan untuk dipakai saat nge-date.

4. Zinnia
Warna fuschia-nya memang menggoda. Shade ini bisa jadi pilihan untuk dipakai saat hang out

5. Freesia
Jujur, saya belum pernah memakai lipstik semerah ini sebelumnya. Tapi seperti Lantana, shade ini bisa menempel dengan sempurna di bibir saya. Apakah ini berarti, saya harus sering-sering memakainya juga? Ouwh noooo...hihihi... By the way, apakah karena pengaruh warna ini juga, sehingga kulit wajah saya malah terlihat lebih gelap dibanding saat saya memakai warna lainnya? Entahlah...

Purbasari Hi-Matte Lip Cream

Kemasan Purbasari Hi-Matte Lip Cream

Yang saya suka dari Purbasari Hi-Matte Lip Cream Hydra Series ini, meski matte tapi tetap ringan di bibir. Lip Cream ini juga cepat kering dan tahan lama. Saya baru menyadarinya saat minum, dan langsung takjub karena tidak ada noda yang menempel sama sekali. Sesuai lah dengan klaim-nya bahwa Purbasari Hi-Matte Lip Cream ini no transfer, jadi tidak akan menempel di gelas atau di pakaian.

Kemasannya juga saya suka. Elegan sekali, simpel, praktis dan tidak mudah pecah. Beberapa kali lip cream saya jatuh, tapi alhamdulillah masih selamat, hihi.. Hanya saja, untuk memasukkannya kembali ke dalam wadah kartonnya yang berwarna hitam itu, saya memerlukan effort lebih. Makanya, kardusnya sudah saya buang, wkwkwk.. Lagipula, di kemasan kacanya sudah dilengkapi dengan "expired date" juga koq, jadi nggak perlu khawatir terlupa. Aplikatornya pun nyaman sekali digunakan, jadi sekali sapu saja bibir sudah tercover penuh.

Untuk saya, No 2 dan No 3 jadi favorit. Vinca, maaf yaa, kamu memang yang pertama yang aku miliki, tapi pesona Azalea dan Lantana sulit sekali kutolak dari bibir ini. Kamu tetap akan kupakai, tapi berbarengan dengan Lantana yaa.. :*

Read More

Menikmati Olahan Jamur dan Tumpengan di La Taverna Solo

Sunday, August 20, 2017

Menu serba jamur by La Taverna Solo
Rabu 16 Agustus yang lalu, saya dan beberapa teman Blogger Solo, makan siang di sebuah tempat bernama La Taverna. Kami sempat bertanya-tanya, La Taverna artinya apa sih? Dan setelah tanya Mbah Google, ketemu deh jawabannya. La Taverna berasal dari bahasa Italia, yang memiliki arti Kedai.

Tapi jangan bayangkan La Taverna ini seperti kedai-kedai biasanya yaa.. Tidak sama sekali!

Lalu menu apa yang kita santap dan nikmati? Lihatlah foto paling atas. Ada sate jamur, nasi goreng jamur, tongseng jamur, dan masih banyak lagi. Olahan jamur memang jadi menu andalan di sini. Meski begitu, La Taverna menyediakan aneka olahan pasta dan steak juga, yang tak kalah istimewanya.

Jujur, menyantap menu serba jamur, saya jadi teringat masa-masa masih berdua saja dengan suami. Waktu itu, kami masih pengantin baru dan masih tinggal di Jogja. Belum ada Amay, apalagi Aga. Suatu hari suami mengajak saya mencicipi menu serba jamur di salah satu resto di Jogja, dan saya ketagihan. Sejak pindah ke Solo, saya belum kesana lagi. Dan ketika kemarin saya menemukan menu ini di La Taverna, honestly, i really thanked God! Nggak harus jauh-jauh mencari menu selezat ini lagi.


Honey Chicken Steak by La Taverna Solo

Oya, kemarin itu saya ajak Aga juga. Dia sebenarnya pengen makan sate jamurnya, tapi sayang, sate jamurnya pedas. Hiks... Padahal, sate adalah makanan favoritnya. Ya udah, daripada dia nggak makan, akhirnya saya pesan menu lainnya, yaitu honey chicken steak. Kita bisa pilih menu pelengkapnya, dan pilihan saya jatuh pada french fries

Selain sate, Aga emang doyan banget sama kentang goreng. Kalau ada yang minta, biasanya nggak dikasih sama dia. Tapi kemarin Om Ilham si pemilik hatinya Mbak Tiwi, eh pemilik hamtiar.com maksudnya, dikasih sih sama Aga. Walaupun kentangnya bekas gigitannya dia, haha... *kamu koq pelit sih, Nak? Mama nggak ngajarin begitu lhoo.. :(*

Kalau kentangnya dihabisin sama Aga, honey chicken steak-nya dihabisin sama Om dan Tante Blogger. Sama emaknya Aga juga sih, haha... Dan jujur, endeuuuss... Ya iyalah, harganya aja 36K. Ada harga ada rasa, to?

Crispy Mushroom by La Taverna


Nah, yang di atas ini, menurut saya adalah inovasi paling kerennya La Taverna. Buat para vegetarian yang nggak mau makan daging tapi penasaran dengan rasa gule, rendang atau tongseng, nah ini cocok nih. Ini amazing banget lho, karena rasa jamurnya mirip rasa daging. Kuahnya juga, saya suka saya sukaaa...

Bisa tebak nggak yang mana gule, mana rendang, dan mana tongseng? Yup, gule yang coklat kiri atas, rendang yang merah bawah, dan tongseng yang kanan atas. Gulenya enak, rendangnya apalagi, tongsengnya juga favorit banget. 

Kamu hanya perlu keluarkan 15K untuk gule atau tongseng, sedangkan rendang jamurnya dibandrol dengan harga 17K.

Untuk cemilannya, silakan dicoba crispy mushroom-nya kakaaaak.. :D



Menu selanjutnya yaitu Nasi Goreng Jamur. Ini nggak pedas. Rasanya juga passss banget, enyyaaak. Kenapa kemarin Aga nggak dikasih ini aja ya? *think* Tapi nggak apa-apa sih, kan kalau nggak lupa, jadinya malah nggak pesan honey chicken steak-nya, hihihi... 

Selain Nasi Goreng Jamur, ada juga Nasi Bakar Jamur. Sama enaknya, dijamin kamu nggak akan kecewa dengan rasanya. Harganya pun terjangkau, cuma 13K saja. 

Nasi Bakar Jamur by La Taverna

Pepes Jamur by La Taverna

Masih ada menu jamur lainnya? Masiiiih... Pecinta Pepes, pasti suka ini deh. Saya suka Pepes, kenapa? Karena wangi dari daun pisangnya itu lho, khas banget dan bikin nafsu makan meningkat.
Harga Pepes Jamur di La Taverna murah saja, cuma 9K.

Masih ada lagi?

Masiiiih... Jangan lupa icip juga, Fuyunghai Jamur

Sebelum kelupaan, saya mau kasih tau kamu semuanya. Di La Taverna, setiap kamu pesan menu jamur, akan ada free nasi. Kecualiiii, menu Nasi Goreng Jamur dan Nasi Bakar Jamur yaa.. Yakali mau makan nasi lauk nasi. LOL.

Dan dari semua menu jamur di La Taverna yang pernah saya coba, menu favorit  saya adalaaaah... teng teng teng... Sateeee Jaaamuuuurrrr... Hihi, soalnya saya memang penyuka sate sih, wkwkwk... Mungkin Aga ketularan saya. Haha... Oya, di atas belum kasih tau harga sate jamur ini yaa. Yak, harganya adalah 2OK. 




Selain menu-menu berbahan dasar jamur, La Taverna juga menyediakan Nasi Box Tumpeng lho. Harganya mulai 15K. Harga 15K ini tanpa es buah dan es teh yaa... 

Ada beberapa paket, diantaranya:

1. Paket Rahayu, 3OK
Menu pelengkapnya terdiri dari:
- telor pindang
- kering tempe
- perkedel
- ayam goreng paha
- sambal goreng ati
- kerupuk udang
- acar kuning
- es buah
- es teh
Pilihan nasi: Nasi putih / nasi beras merah / nasi ijo / nasi kuning / nasi goreng

2. Paket Slamet, 3OK
Menu pelengkapnya terdiri dari:
- telor bumbu kuning
- bakmi goreng
- tumis buncis
- ayam goreng madu
- kentang balado
- kerupuk udang
- langkawi
- acar kuning
- es buah
- es teh
Pilihan nasi: Nasi putih / nasi beras merah / nasi ijo / nasi kuning / nasi goreng

3. Paket Mulyo, 35K
Menu pelengkapnya terdiri dari:
- terik daging sapi
- kering tempe
- perkedel
- udang kremes
- sambal goreng ati
- kerupuk udang
- telor bumbu kuning
- langkawi
- acar kuning
- es buah
- es teh
Pilihan nasi: Nasi putih / nasi beras merah / nasi ijo / nasi kuning / nasi goreng

Mungkin ada yang bertanya, Nasi Ijo itu apa dan bagaimana rasanya? Kemarin saya sempat icip juga lho. Jadi, warna hijaunya ini dari daun pandan, dan di dalamnya ada kemanginya juga. Enak enak...


Tumpeng Nasi Beras Merah

Tumpeng Nasi Ijo

Tumpeng Nasi Putih

Tumpeng Nasi Kuning

Tumpeng Nasi Goreng

La Taverna berarti Kedai. Lalu apakah suasananya seperti kedai-kedai pada umumnya? Tidak, teman-teman. Lihatlah, tempatnya luas dan instagramable banget. Ide bangunan La Taverna Solo ini mengambil konsep dari setting peron stasiun di tahun 1935-an, jadi ada perpaduan antara budaya Jawa dan Belanda.

Kesan rustic terpancar dari pilihan ubin PC sebagai material lantai. Ini berhasil membuat kita seolah kembali ke masa lalu. *kalau udah bahas masa lalu, saya paling suka nih, wkwkwk...*





Lihat deh, komponen lampu yang dipilih juga menegaskan kesan vintage di resto ini. *Jadi inget lampu-lampunya simbah, wkwkwk...* Atapnya yang tinggi, juga banyaknya bukaan / ventilasi, membuat tempat ini terbebas dari udara yang lembab dan panas.

Terus terang, suasana begini ini bikin betah berlama-lama di sini. Cocok banget kalau tempat ini jadi pilihan saat kita ingin hangout dengan teman-teman, atau untuk menjamu tamu.




playground mini, supaya anak-anak tidak bosan
Ini yang tak kalah penting buat emak rempong macam saya, yang kemana-mana belum bisa jauh dari anak batitanya. La Taverna Solo menyediakan playground child, supaya anak-anak nggak cepat bosan. Ada beberapa macam education toys yang bisa dimainkan, ada juga buku-buku bermutu untuk dibacakan. Ini kalau Amay saya bawa kesini, pasti dia suka deh sama buku bacaannya. 

Ohya, ada baby chair juga lho, supaya anak-anak bisa duduk dan menyantap makanannya sendiri dengan nyaman.

La Taverna Solo. Foto diambil dari lantai 2.

Aga, turun tangga

Hampir lupa. La Taverna Solo ini memiliki dua lantai. Lantai duanya sedikit berkesan lebih modern. Cocok untuk kaum muda yang ingin nongkrong, karena tempatnya memang cozy banget. Anak tangganya nggak terlalu tinggi, insya Allah lebih aman untuk batita yang nggak bisa diam dan seneng banget bisa naik turun tangga. *Oke, jiwa emaknya keluar lagi*

Fasilitasnya juga komplit. Ada toilet yang bersih, musholla, VIP room ber-AC, free wifi, live music, dan area parkir yang luas.

Untuk kamu-kamu yang pengen kesini, La Taverna Solo beralamat di Jalan Siwalan, No 55, Kerten, Laweyan, Surakarta. Ancer-ancernya, dari Hotel Sunan ke barat, nanti ada perempatan yang ada tongnya di tengah-tengah, ambil kanan. La Taverna ada di sisi kiri, seberang gereja. Kalau dari Colomadu / Jalan Adi Sucipto, ke timur aja terus, kalau di sisi kanan ada Holland Bakery, belok ke kanan. Terus saja, La Taverna ada di sisi kanan. Dari arah Manahan, bisa lewat Hotel Sunan, bisa juga ke barat dan lewat Holland Bakery itu tadi. Gampang kan? ☺☺
Read More

#FlashFiction : Korban Mitos Tentang Jodoh

Saturday, August 19, 2017

Related image


Sebut saja dia Bunga, perempuan lajang berusia tiga lima. Dia sulung dari tiga bersaudara. Dia sedang frustrasi karena dua adiknya mau melangkahi. 

"Tahun lalu kami disuruh menunggu. Oke, kami tunggu. Nyatanya, setahun ini kakak belum dapat pendamping juga. Sampai kapan kami harus menunda?" Protes sang adik, tak mau menanti yang tak pasti.

Bunga pun meminta bantuan pada para sahabatnya untuk mencarikan jodoh yang sesuai dengan kriterianya. Nggak harus mapan, tapi dia harus smart, dan yang paling penting harus berzodiak Scorpio, atau Pisces, atau Taurus. 

"Kenapa harus Scorpio? Atau Pisces? Atau Taurus?" tanya salah seorang temannya. 

"Soalnya, dari yang aku baca di Primbon, cuma Scorpio, Pisces dan Taurus yang cocok dengan kepribadian aku. Aku suka cowok yang perhatian, teduh, dan juga romantis." jawab Bunga.

"Yakali kita harus nanya satu-satu, siapa yang zodiaknya Scorpio, Pisces atau Taurus dan mau sama kamu?" Hindun, sobat baik sejak SMA yang juga jadi rekan kerjanya, tapi sudah beranak lima, ikut menanggapi. Bunga melirik tajam ke arahnya.

"Aku nggak mau tahu. Pokoknya bawa laki-laki yang sesuai dengan kriteriaku itu. Satu lagi, rajin shalat dan tidak merokok!" Cerocos Bunga.

"Itu sih bukan satu, tapi dua!" timpal Jaelani, laki-laki tambun yang hobinya nongkrong sama emak-emak. "Lagian kenapa sih, kamu nggak nyari di Biro Jodoh aja?" tanyanya lagi.

"Ssssttt!" Hindun meletakkan telunjuk ke bibirnya. Hindun lupa menceritakan sesuatu pada Jaelani. Bunga, sohib mereka ini, sudah berkali-kali mencari pendamping lewat Biro Jodoh, namun entah karena syarat zodiak itu atau karena hal lain, sampai kini ia belum berhasil.


Dan suatu hari... 

"Mbakyu, mau aku kenalin sama seseorang? Zodiaknya Scorpio, rajin shalat, dan bukan perokok. Impian kamu banget deh..." Jaelani memberikan sebuah informasi.

"Wah, menarik nih..." Senyum terkembang di bibir Bunga. Ia langsung membayangkan dirinya mengenakan gaun pernikahan, membina rumah tangga dengan orang yang selama ini ia cari. Fisik dan materi, baginya memang sudah tak penting lagi.

"Jadi kapan mau ketemuan? Orangnya sih, ingin secepatnya menikah juga, karena sama dengan kamu, adik-adiknya juga sudah menunggu." ujar Jaelani.

Hindun menambahi dengan semangat, "Tuh, buruaaaan!"

Tapi demi mendengar penjelasan terakhir dari Jaelani, Bunga mengerutkan dahi. "Wait! Tadi apa kamu bilang? Adik-adiknya sudah menunggu? Berarti dia sulung juga dong kayak aku?"

"Yoiiiih..." jawab Jaelani.

"Hadeuh, menurut orang Jawa, anak sulung nggak boleh menikah sama anak sulung juga, karena katanya bisa berantem melulu. Gimana dong?" 

"Terserah lo deh!" Hindun dan Jaelani kesal. Mereka pergi meninggalkan Bunga sendiri.




---------------------------------------------------------------


Arin tumben ngefiksi, haha... Iya, ini challenge dari Mbak Ran buat ngisi postingan kolaborasi bulanan kita. Dimaklumin aja ya kalau masih banyak kurangnya. Nulis fiksi itu nggak mudah lho... Oya, intip Ceret Merah Kekinian punya Mbak Widut, dan Ibu Hajah nya Mbak Ran. Kasih nilai yaa, wkwkwk... *tutup muka


Read More