Jangan Takut Berbagi, Banyak Hal Bisa Kita Raih Setelah Kita Ikhlas Memberi

Saturday, May 11, 2019


Di suatu pagi, bapak menelepon saya sambil bercerita. Pagi itu ketika beliau menyapu halaman depan yang kotor oleh daun yang berguguran, seorang tetangga datang. 

"Pak Sun," sapa tetangga kami itu. Bapak menghentikan ayunan sapu lidi di genggaman tangannya, kemudian menjawab sapaan yang tadi ditujukan padanya.

"Aku nyuwun tulung, Pak Sun." Lalu mengalirlah seluruh keluh kesahnya. Anaknya sedang sakit, dan beliau sama sekali tidak memiliki pegangan.

Usai mendengar curahan hati tetangga kami tadi, tanpa pikir panjang bapak langsung masuk ke dalam rumah. Diambilnya satu dari dua lembar uang ratusan ribu yang tersisa di dalam dompetnya, lalu diberikannya uang itu pada tetangga kami yang sedang menunggu di halaman. Sedianya, uang itu akan digunakan untuk beliau makan dan membayar tagihan listrik. Tapi entah saat itu, kata bapak, beliau tidak memikirkan itu semua. Beliau hanya fokus pada tetangga yang sedang membutuhkan uluran tangannya.

Setelah mengucapkan terima kasih hingga berkali-kali, tetangga kami tersebut pulang ke rumahnya, dan bapak pun melanjutkan kegiatan menyapunya. Belum lagi selesai menyapu, teman saya datang membawakan uang yang saya titipkan. Ya, sehari sebelumnya saya memang mengirimkan sejumlah uang ke rekening teman saya itu karena bapak tidak memiliki rekening, dan teman saya baru sempat mengambil uang tersebut keesokan harinya.

Saya mengirimkannya tanpa memberi tahu bapak sebelumnya. Kejutan ceritanya, hehe... Alhamdulillah, kebetulan saat itu saya mendapatkan rezeki lebih, sehingga bisa mengirimi bapak sedikit uang.

Setelah menerima uang dari teman saya tadi, bapak segera menelepon saya dan menceritakan kejadian sebelumnya. Bapak tergugu, betapa Allah sangat cepat mengembalikan uang yang baru beberapa menit lalu dikeluarkannya.

Ya, inti dari cerita di atas adalah, ketika bapak tidak ragu-ragu untuk berbagi kepada tetangga, beliau tidak memusingkan besok akan makan apa dengan uang yang tersisa, di situlah Allah menunjukkan kebesarannya. Allah sesungguhnya telah menyiapkan penggantinya lewat saya, lewat teman saya sebagai perantaranya, dan itu tidak diketahui oleh bapak sebelumnya.



Memberi itu mengayakan, begitu bunyi sebuah nasihat. Namun kekhawatiran-kekhawatiran kitalah yang biasanya membuat niat baik itu tersendat. Khawatir jika Allah tidak akan mengembalikan sedekah kita, khawatir jika apa yang kita sedekahkan membuat kita tidak bisa makan, dll. 

Padahal, Allah sudah berjanji dalam Q.S Al-Baqarah : 261, "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.

Namun, meski kita tahu bahwa Allah pasti akan mengembalikan secara berlipat-lipat apa yang sudah kita sedekahkan, jangan sampai niat kita bersedekah menjadi kotor karenanya. Luruskan niat bahwa sedekah kita ikhlas karena Allah semata, bukan karena ingin menggandakan harta. Mengapa? Takutnya nanti kita akan kecewa.

Adakah yang pernah begitu? Sedekahnya semata-mata ingin mendapatkan balasan 10 x lipat dalam waktu singkat, dan karena balasan yang ditunggu-tunggu tak juga datang, akhirnya kecewa, lalu malas dan enggan untuk bersedekah kembali?

Jangan sampai begitu, yaa... Ini juga untuk mengingatkan diri saya sendiri bahwa ada beberapa perkara yang bisa membatalkan sedekah, antara lain yaitu;

1. Al-Mann --> Menyebut-nyebut pemberian sedekah di depan orang yang diberi sedekah untuk menunjukkan bahwa ia lebih baik dari orang yang diberinya itu. Hati-hati, karena perbuatan ini mencakup seluruh bentuk sedekah, baik itu kepada teman, tetangga, kerabat, bahkan kepada anak / istri.

Rasulullah SAW bersabda; "Ada tiga golongan yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta baginya adzab yang pedih. Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali. Abu Dzar bertanya, 'Siapa mereka wahai Rasulullah?' Sabda beliau, 'Al musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki), Al Mannan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu.'" (H.R. Muslim: 106)

Subhanallah, ancamannya menyeramkan sekali. :(

2. Al-Adzaa --> Menyakiti orang yang diberi sedekah. 

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah : 263, "Perkataan yang baik dan pemberian maaf* lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun."

*) Daripada memberi tapi menyakiti, lebih baik menolak dengan cara yang baik, dan memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari peminta.

Termasuk dalam perbuatan al-adzaa adalah bersikap sombong terhadap orang yang diberi sedekah dan menyakitinya dengan kalimat yang menyakitkannya, atau dengan sesuatu yang mencela kehormatannya dan merendahkan kemuliaan dan kedudukan orang tersebut.

3. Ar-Riyaa' --> Perbuatan seseorang yang menampakkan amalnya karena ingin mendapat pujian dari orang lain. Tidak hanya dalam masalah sedekah saja, tapi dalam setiap amal, perbuatan riyaa' dapat menghapus pahala amal tersebut.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah : 264, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riyaa' (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."


Bsimillah, semoga kita terhindar dari sifat di atas ya, teman-teman, agar apa yang kita keluarkan tidak berakhir sia-sia, aamiin YRA. Namun, jangan karena susah menjaga niat, kita lalu putus asa dan memilih untuk tidak bersedekah. Bersedekah atau berbuat baiklah, baik itu secara terang-terangan maupun secara diam-diam. Soal niat, biarlah Allah yang membaca hati kita. :)

Nah, salah satu cara bersedekah diam-diam adalah dengan langsung mentransfer ke lembaga penyalur Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS), misalnya ke Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Kelahirannya berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Dari situ, digagaslah manajemen galang dana kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasib dhuafa.

Ada banyak hal yang sudah dilakukan oleh Dompet Dhuafa baik itu di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, maupun pengembangan sosial.

Manfaat senang berbagi
Dompet Dhuafa


Melihat keseriusan Dompet Dhuafa dalam menyalurkan amanah dari para donatur, kayusirih mengajak teman-teman semua untuk ikut menyalurkan Zakat, Infak, Sedekah, maupun Wakaf ke Dompet Dhuafa. Mumpung masih Ramadhan, waktu yang istimewa karena Allah membuka lebar-lebar pintu keberkahan-Nya.

Mumpung masih Ramadhan, mari hitung Zakat Maal teman-teman. Sisihkan pula THR-nya, agar saudara-saudara kita di sana juga bisa merasakan kemeriahan Hari Lebaran.

Jangan takut berzakat, teman-teman... Zakat itu mensucikan harta, menenangkan jiwa, sekaligus membahagiakan sesama. 






19 comments

  1. Setuju, niat berbagi, berdonasi, sedekah, diniatkan untuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan-Nya pada kita, tanpa usur duniawi yah mbak. Supaya mendapatkan ketenangan dan tiada rasa apapun saat berbagi, selain bersyukur atas nikmat-Nya
    Sekarang kalau mau berdonasi di Dompet Dhuafa mudah banget yah mbak,
    biasanya sih aku gunain aplikasi tertentu, hheee
    Terima kasih untuk sharingnya yah mbak ^_^

    ReplyDelete
  2. setuju, Zakat itu mensucikan harta, menenangkan jiwa, sekaligus membahagiakan sesama. alhamdulillaaah bapak ga pernah takut dengan rejeki dari Allah

    ReplyDelete
  3. Brb hitung zakat maal dulu, thanks sudah di ingatkan mba, semoga dengan berzakat rezeki kita dimudah kan AMIN

    ReplyDelete
  4. Ini amalan andalan saya banget nih. Semisal pas sakit pas sedih pas ga punya uang, saya biasanya malah sedekah aja. Pernah denger kalimat "obati sakitmu dengan sedekah" begitu, tapi ya tetap ke dokter juga.

    ReplyDelete
  5. Sedekah itu memang menentramkan dan membuat bahagia. Selama kita ikhlas berbagi kepada mereka yang memebutuhkan, mereka menerima dengan bahagia, kita pun Insya Allah akan mendapatkan berkah dan pahala yang luar biasa.

    ReplyDelete
  6. Jadi ingat ucapan ustad, "Tak ada orang yang miskin karena sering memberi!"
    Memberi di sini banyak maksudnya. Tidak melulu dalam bentuk materi, bisa juga non materi.
    Karena kalau soal materi, kasihan banget kaum dhuafa yang tak punya apa-apa.
    Menyingkirkan batu atau hal berbahaya di jalan juga bisa menjadi kebaikan.

    Sebagaimana dalam firman Allah SWT At Taubah 103. zakat mampu membersihkan dan mensucikan baik harta maupun jiwa pemiliknya.

    Insya Allah, harta kita akan jauh dari berbagai masalah atau musibah

    ReplyDelete
  7. Sudah lama ngak berkunjung ke blog ini, dan tiba-tiba nemu artikel ini, rasanya kok nyes yah, betapa berbagi ngak akan membuat apa yang miliki berkurang, bahkan jika kita percaya, semua yang kita bagi akan kembali dalam bentuk yang tidak pernah di sangka sebelumnya. Insya Allah selalu ikhlas berbagi.

    ReplyDelete
  8. Saya jadi teringat ucapan suami, bahwa yang kita berikan kpd org lain itulah milik kita sesungguhnya

    ReplyDelete
  9. Semakin banyak memberi, semakin lapang hati kita ya Mak, semoga kita menjadi orang yang selalu mudah memberi dan lapang rezekinya aamiin

    ReplyDelete
  10. Saya setuju,hakikat berbagi sebenarnya memberi berkah, berbagi itu indah tidak akan rugi dan justru bisa memberi suka cita

    ReplyDelete
  11. Bener banget mbak, saya sudah beberapa kali mengalami, saat berbagi dengan ikhlas maka tak lama kemudian saya mendapat rejeki yang nilainya lebih besar dibanding yang sudah saya bagikan

    ReplyDelete
  12. JAngan takut berbagi, ini juga yang selalu diajarkan ibu mertua kepada kami anak, menantu, dan cucunya. Ada kejadian yang bikin mata kami terbuka karena kegemaran ibu mertua berbagi ini. Tapi selama ini kami belum pernah zakat melalui dompet dhuafa.

    ReplyDelete
  13. Jangan takut berbagi, tapi alangkah lebuh baik kalau berbagi itu enggak diliatin ke orang. Macam pepatah, tangan kanan memberi tangan kiri tidak tahu. Biar apa? Biar jauh2 dari ria

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin kalau zakat, semua orang mudah melepaskannya yaa...
      Yang susah itu infak dan shodaqah.
      Terasa beraattt...dan kerap mengulur waktu.
      Hiiks~
      ((ceritanya lancar amat...ngalamin yaa...? **nunjuk diri sendiriii...huhuuhu...))

      Delete
  14. Alhamdulilah aku juga pernah banget diposisi bapak mba, langsung juga diganti berkali2 lipat :) jangan pernah takut berbagi ya mba

    ReplyDelete
  15. Dompet Duafa ini andalan aku banget, jaman ngantor bayar zakat langsung dipotong dan ditransfer ke DD. Bikin nerima gaji jadi lebih tenang karena udah 'bersih'.

    ReplyDelete
  16. Ah, kalau ngomongin rizki itu nggak akan ada habisnya, ya. Selalu ada aja datangnya, entah dari mana. Apalagi kalau kita ikhlas berbagi rizki denganorang lain. Bukan semakin tersendat rizkinya, justru semakin lancar. Semakin yakin nih untuk terus berbagi. Bismillah :)

    ReplyDelete
  17. Sudah merasakan sendiri nikmatnya berbagi, insyaAlloh tidak ketinggalan momen untuk bisa berbagi dengan cara yg beragam dan mudah.

    ReplyDelete
  18. Berbagi yang banyak godaannya ternyata pintu pembuka rizki, jika apa yang kit bagikan yang terbaik dan tidak disertai ujub, riya, ingin dipuji orang, pencitraan dll.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...