Showing posts with label Muhasabah. Show all posts
Showing posts with label Muhasabah. Show all posts

Bacaan Gharib: Saktah, Tashil, Imalah, Isymam, dan Naql

Friday, May 29, 2020


Assalamu'alaikum, teman-teman... Bagaimana Ramadhan kemarin? Target khatamnya bisa terpenuhi? Bisa dong ya, insya Allah. Omong-omong, pasti saat tadarus secara intens di Ramadhan kemarin, teman-teman sempat ketemu dengan Saktah, Tashil, dan kawan-kawannya kan? Kali ini saya mau bahas tentang tata cara membaca bacaan Gharib pada Al-Qur'an ini.

Sebelum ke Saktah, Tashil, dkk, saya mau cerita dulu nih.

Jadi belasan tahun silam, saat ngaji bareng ibu-ibu kompleks di Cilebut, Bogor, oleh ustadz Na'im saya diminta untuk membaca potongan Surah Yasin. Ketika sampai di sebuah ayat, guru saya yang saya panggil Ummi, memotong,

"Arin, itu Saktah." Kata beliau.

Saya bingung. Saktah? Baru denger, Ya Allah.

Tahu saya kebingungan, Ummi pun menjelaskan, "Kalau ketemu Saktah, berhenti 2-4 harakat, tapi jangan nafas."

Setelah itu, saya pun melanjutkan bacaan sesuai dengan arahan beliau. Oya, ayat yang saya maksud adalah ini;

Bacaan Saktah
Waktu itu saya malu banget, merasa bodoh karena ilmu saya ngga sebanding dengan jilbab yang saya kenakan. Namun, sekarang saya malah bersyukur. Alhamdulillah, saat itu saya tidak menolak saat disuruh membaca, sehingga saya tahu di mana letak kesalahan saya. Alhamdulillah lagi, guru saya langsung memberi penjelasan tentang Saktah saat itu juga, dan itu melekat pada saya sampai hari ini. :)
 

Nah, sekarang kita bahas tentang Saktah, Tashil, dkk, yuk! Sebenarnya, Saktah dan Tashil merupakan salah dua dari 5 jenis bacaan Gharib. Bacaan Gharib itu apa saja?

1. Saktah

Saktah artinya diam atau tidak bergerak. Pada saat menemui bacaan Saktah, yang kita lakukan adalah berhenti sejenak sebelum membaca bacaan berikutnya, tanpa mengambil nafas selama 2 sampai 4 harakat.

Bacaan Saktah contohnya ada di Surat Yasin di atas. Ada juga di Q.S. Al-Muthaffifiin ayat 14. 

Bacaan Saktah
Setelah mengetahui tata cara membaca bacaan Saktah, semoga nanti ketika teman-teman tadarus, teman-teman bisa mempraktikkannya, yaa.. 😊
 

2. Tashil

Tashil secara bahasa berarti memberikan kemudahan atau keringanan, atau dengan kata lain menyederhanakan. Secara istilah, Tashil adalah membaca antara hamzah dan alif. Tashil dibaca dengan meringankan bacaan hamzah yang kedua.

Bacaan Tashil ada di Q.S. Fussilat ayat 44. 

Tashil


Mengutip pontren.com, mengapa bisa ada bacaan tashil, karena apabila ada dua hamzah qatha' bertemu dan berurutan pada satu lafadz, bagi lisan orang Arab akan terasa berat melafadzkannya, sehingga lafadz tersebut ditashilkan atau diringankan.

3. Imalah

Selanjutnya adalah Imalah. Imalah artinya memiringkan. Bacaan Imalah ada pada Q.S. Hud ayat 41.

Bacaan Imalah
Pada bagian ini, lafadz "majroha" dibaca "majreha".

Mengapa lafadz "majroha" diimalahkan? Mengutip pontren.com, salah satu alasannya adalah sebagai pembeda, sebab "majroha" berarti berjalan di darat, sedangkan di ayat tersebut, konteksnya adalah perjalanan di permukaan air. Kecenderungan perjalanan di permukaan air adalah tidak stabil (terkadang diterjang ombak kecil, ombak besar, atau terhempas angin), tidak seperti perjalanan darat. Sehingga, lafadz "majroha" pun diimalahkan.

4. Isymam

Isymam secara bahasa, memiliki arti menggabungkan, memadukan atau mencampurkan. Secara istilah, isymam adalah menghimpun dua bibir untuk mengiringi huruf yang sukun sebagai isyarat dhammah dengan tanpa suara atau nafas. 

Bacaan isymam ada di Q.S. Yusuf ayat 11. 

Bacaan Gharib

Lafadz "manna" dibaca seolah bibir mengucapkan "manuna", namun "nu"nya hanya sekadar diisyaratkan dengan memanyunkan/memajukan bibir.

5. Naql

Naql artinya memindah. Secara istilah, Naql berarti memindahkan harakat ke huruf sebelumnya. Naql terdapat di Q.S. Al-Hujurat ayat 11. 

Naql

Pada lafadz yang saya lingkari, "bi' sal ismu" dibaca "bi'salismu". Jadi, hamzah washal yang mengapit huruf lam tidak perlu dibaca. Sehingga, benar bila tujuan bacaan Naql adalah untuk memudahkan dalam membacanya.


Nah, teman-teman, kita sudah belajar tentang bacaan Gharib hari ini. Nanti pada saat mengajari anak-anak mengaji, insya Allah kita bisa ajarkan pada anak-anak juga ilmunya. Oya, tulisan di atas saya rangkum dari beberapa sumber, terutama pontren.com, yaa.. Tulisan ini juga sekaligus menjadi motivasi bagi saya, supaya saya semakin rajin mempelajari Al-Qur'an setiap harinya. Semoga bermanfaat, yaa.. Kalau ada yang mau menambahkan, jangan ragu untuk berkomentar, yaa.. 😊



Read More

Simpan, Jangan Kau Habiskan! Berikut Ini Tuntunan Islam dalam Mengatur Keuangan

Monday, February 10, 2020


Pernah baca dongeng tentang seekor semut yang pandai berhemat? Ceritanya patut kita teladani, lho! Ya, meski hanya dongeng, tapi kan dongeng memang dibuat selain untuk hiburan, juga sekaligus untuk menyampaikan nilai-nilai moral yang bermanfaat dalam kehidupan. Dan dari dongeng tentang semut yang pandai berhemat itu, kita diingatkan tentang pentingnya mengelola rezeki dari Tuhan.

*

Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja dan melarang kegiatan meminta-minta atau menggantungkan hidup kepada orang lain. Karena itu, bijak dalam mengatur keuangan, adalah poin penting untuk bisa meraih kemandirian ekonomi. Bagaimanakah tuntunan Islam dalam mengatur keuangan?

1. Menabung

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda : "Simpanlah sebagian dari hartamu untuk kebaikan masa depanmu, karena itu jauh lebih baik bagimu." (H.R. Bukhari)

Dalam hadits lain, "Rasulullah menyimpan makanan untuk kebutuhan keluarga selama setahun." (H.R. Bukhari no 2904 dan Muslim no 1757)

Dari dua hadits di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk menyimpan rezeki yang kita dapatkan untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Jadi, ketika diberi rezeki lebih, sebaiknya jangan terburu nafsu untuk menghambur-hamburkan uang, karena belum tentu di masa yang akan datang kita akan mendapatkan rezeki dengan jumlah yang sama. Untuk itu, berhematlah, menabunglah. Jangan sampai, ketika kita diuji dengan masa "paceklik", kita jadi kebingungan, dan bersusah-susah mencari utangan. Na'udzubillahi min dzalik.


2. Hidup Sederhana

Hidup secara sederhana bukanlah sesuatu yang hina. Islam bahkan melarang umatnya untuk bersikap berlebih-lebihan. Ketika membelanjakan uang, belilah sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan bukan berdasarkan keinginan. Artinya, hindarilah membeli sesuatu yang tidak benar-benar kita perlukan. Tapi bukan berarti harus kikir juga, yaa.. Sewajarnya saja.

Allah SWT berfirman dalam QS Al-Furqon ayat 67; "Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih)  orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, di antara keduanya secara wajar."


3. Kurangi Kebiasaan Berutang

Kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan. Rezeki bisa datang tiba-tiba, begitu pula dengan musibah. Saat terdesak, tidak ada pegangan, mungkin berutang bisa jadi jalan keluar. Islam memang memperbolehkan utang-piutang dalam keadaan darurat. Namun, harus diingat bahwa utang sebaiknya hanya dilakukan dalam kondisi terdesak/kepepet/terpaksa, dan bukan untuk tujuan konsumtif.

Mengutip muslim.or.id, Umar bin Abdul Aziz berkata,
"Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berutang, meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya utang adalah kehinaan di siang hari dan kesengsaraan di malam hari. Tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tengah-tengah manusia selama kalian hidup." (Umar bin Abdul Aziz Ma'alim Al Ishlah wa At Tajdid, 2/71)

Cara Mengatur Keuangan Sesuai Ajaran Islam
"lebih baik bersusah-susah menyimpan daripada harus susah-susah cari utangan"

Namun, bagi yang berutang memang karena desakan kebutuhan, dan benar-benar berniat untuk mengembalikan utangnya, insya Allah akan diberi kemudahan oleh Allah dalam membayarnya. Bismillah, yaa... Semoga ke depannya kita diberi rezeki yang lebih baik lagi. Aamiin YRA.


4. Sedekah

Tak akan miskin orang yang menyedekahkan rezekinya di jalan Allah. Jika teman-teman masih ragu bahwa Allah akan melipatgandakan apa yang sudah kita keluarkan, silakan baca-baca kisah "Keajaiban Sedekah". Bukan. Bukan untuk membelokkan niat sedekah kita, tetapi untuk menguatkan niat bahwa berbagi tak akan membuat kita merugi.

Baca: Jangan Takut Berbagi, Banyak Hal Bisa Kita Raih Setelah Kita Ikhlas Memberi


5. Rumus 1-1-1

Untuk teman-teman yang menjalankan bisnis, kalian bisa meniru cara sahabat Nabi yaitu Salman al-Farisi dalam mengelola keuangannya. Metode beliau ini dikenal dengan formula atau rumus 1-1-1. Dengan modal 1 dirham, beliau membuat anyaman dan dijual dengan harga 3 dirham. 1 dirham digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, 1 dirham untuk sedekah, dan 1 dirham sisanya digunakan kembali untuk modal.

Beliau ini luar biasa. Saya? Belum tentu bisa ikhlas menyedekahkan 1/3 bagian dari rezeki, apalagi sampai melakukannya setiap hari. Tapi bismillah lah yaa... Tak perlu langsung 1/3 dari penghasilan, 2,5% saja dulu, lalu rutinkan agar menjadi sebuah kebiasaan.

Maka, lakukan saja nasihat manis di bawah ini:
Saat Allah naikkan level keuanganmu, jangan naikkan level gaya hidupmu, tapi naikkanlah level sedekahmu.

Bila formula 1-1-1 masih dirasa berat karena, ya, siapalah kita dibanding Salman al-Farisi? Maqom-nya beda jauh kan? Nah, mungkin rumus 50-30-20 bisa kita terapkan. Jadi, 50% untuk biaya hidup (makan, listrik, sekolah anak, termasuk cicilan rumah juga), 30% untuk tabungan, 20% sisanya untuk hiburan (misal untuk persiapan jalan-jalan, mudik, belanja baju, sepatu, dan lainnya, termasuk sedekah).

Cara Simple Mengatur Keuangan
Alokasi Gaji, source: Instagram @zapfinance


Begitu kira-kira tuntunan Islam dalam mengatur keuangan. Intinya mah, jangan boros, hidup seadanya saja, jangan ngada-ngadain. Jangan lupa juga untuk menabung dan bersedekah. Yang paling penting dari itu semua adalah, selalu ingat sama Allah. Ingat bahwa semua ini hanya titipan, dan kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang sudah Dia titipkan pada kita. So, jangan sombong karena Allah bisa dengan mudah membalikkan keadaan. ❤




Read More

Lelah Jadi Sobat Misqueen? Ini Bacaan Agar Kita Bisa Jadi Orang Kaya

Wednesday, January 1, 2020


Ini adalah tulisan pertama di tahun 2020, dan ditulis di hari pertama di tahun ini. Sebagai permulaan, tentu saya ingin membagikan tulisan yang mengandung optimisme, agar hari-hari yang akan kita jalani ke depannya dipenuhi dengan semangat dalam berkarya, sehingga kesuksesan yang kita impikan pun bisa kita raih. Makanya, saya membuat tulisan tentang amalan atau do'a atau bacaan yang bisa membuat kita kaya dan terhindar dari kemiskinan. Namun, bak sebuah antitesis, inginnya mau optimis, tapi keadaan di depan mata malah bikin meringis.

Qodarullah, tepat di malam tahun baru, hujan membasahi beberapa wilayah di Indonesia. Bahkan, cukup banyak pula daerah yang terendam banjir karena hujan yang tak kunjung reda. Banyak yang akhirnya mengeluhkan kedatangan hujan, yang di musim kemarau lalu begitu dinanti-nantikan. Astaghfirullah... Lalu, bolehkah kita mencela turunnya hujan?

Saya jadi teringat ketika beberapa hari lalu turun hujan pula di Majalengka. Ba'da sholat ashar, saya buka Al-Qur'an dan membaca Surah Al-Waqi'ah. Ketika membaca Surat Al-Waqi'ah di sore itu, jika biasanya saya hanya membaca saja tanpa berusaha mencari tahu artinya, kali itu mata saya tertuju ke ayat 82. Saya pun membaca artinya,

"dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan-Nya." (Q.S Al-Waqi'ah : 82)

Kebetulan di mushaf yang saya baca, terdapat Asbabun Nuzul atau sebab turunnya sebuah ayat. Dan sebab turunnya ayat 82 dari Surat Al-Waqi'ah adalah sebagai berikut;

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa pada suatu hari saat hujan turun, Rasulullah bersabda, "Di antara manusia, ada yang bersyukur dan ada yang tidak bersyukur ketika hujan." Beberapa orang berkata ini adalah rahmat dari Allah, sebagian yang lain berkata, sungguh tepat benar ramalan si fulan. 

Kemudian turunlah ayat ini. "Wa taj'aluuna rizqokum annakum tukadzdzibuun."

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik untukmu
Selalu ada hikmah di balik musibah. Source www.mamakepiting.com.

Ya, terkadang tanpa sadar kita memang menjadi hamba yang kufur terhadap ni'mat yang diberikan oleh Allah kepada kita. Termasuk ketika kita mengutuki turunnya hujan. Padahal, Allah telah berfirman dalam Q.S. Qaf ayat 9;
"Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam." (Q.S. Qaf ayat 9)

Membaca tulisan di atas, mungkin teman-teman yang terdampak banjir akan berkomentar, memang banjir ada manfaatnya?

Sebagai seorang yang beriman, kita harus meyakini bahwa di balik sebuah musibah, pastilah terkandung hikmah. Mungkin, dari musibah ini Allah ingin kita berbuat baik kepada bumi, tempat kita tinggal. Tidak membuang sampah sembarangan lagi, tidak menebang hutan secara liar lagi, tidak boros-boros air lagi, dll. Dari kejadian ini, semoga kita dapat mengambil pelajaran. Aamiin YRA.

Jadi, jangan mencela hujan lagi ya, teman. Jika kita khawatir hujan yang berlebihan akan menimbulkan kesengsaraan, lebih baik berdo'a seperti ini:

للَّÙ‡ُÙ…َّ Ø­َÙˆَالَÙŠْÙ†َا Ùˆَلاَ عَÙ„َÙŠْÙ†َا، اَللَّÙ‡ُÙ…َّ عَÙ„َÙ‰ اْلآكَامِ Ùˆَالظِّرَابِ، ÙˆَبُØ·ُÙˆْÙ†ِ اْلأَÙˆْدِÙŠَØ©ِ ÙˆَÙ…َÙ†َابِتِ الشَّجَرِ

(Allahumma hawaalainaa wa laa 'alainaa, Allahumma 'alal aakaami wadz dzirabi wa buthunil awdiyati wa manabitisy syajari)
"Ya Allah, hujanilah di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya Allah, berilah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan."

Mari kita pandang segala sesuatu dari sisi positif. Turunnya hujan berarti turunnya rahmat. Hujan yang berlimpah, insya Allah berlimpah pula rahmat Allah. Bila perlu, sedia banyak ember di rumah untuk menampung air hujan. Menampung air hujan sama dengan menampung rezeki dari Tuhan. Insya Allah, cara ini selain bisa mengantisipasi kekeringan juga bisa mengurangi risiko banjir.

Baca : Tampung Air Hujan, Antisipasi Kekeringan

Omong-omong tentang Surah Al-Waqi'ah, setahun belakangan ini saya memang rajin membaca surah ini, mematuhi nasihat Omanya Mas Yopie. Kata beliau, "Tiap habis ashar kalau bisa baca Surat Al-Waqi'ah, biar lancar rezekinya suami."

Awalnya saya kurang yakin, sampai suatu hari ketika membuka instagram, saya membaca manfaat membaca Surat Al-Waqi'ah, yaitu;
  1. Dijauhkan dari kemiskinan
  2. Harta yang barokah dan melimpah
  3. Ditunaikan hajat yang berhubungan dengan rezeki
  4. Dijadikan orang yang dermawan

manfaat rutin membaca surat al-waqi'ah
Surat Al-Waqi'ah menjauhkan diri dari kemiskinan. Source: instagram @kampung.islami

Ah, Oma memang luar biasa. Kita yang muda seringnya merasa lebih pintar dan lebih tahu darinya. Hmm, jadi malu rasanya.

Sejak itulah, saya usahakan setiap hari membaca surat ini. Sebagai istri yang tidak bekerja, tak banyak yang bisa saya lakukan untuk membantu suami. Padahal, saat ini kebutuhan ekonomi semakin meningkat, seiring dengan bertambah besarnya anak-anak. Maka dari itu, saya berusaha membantu sebisa saya. Karena hal yang paling mudah adalah berdo'a, maka saya harus rajin berdo'a untuk kesehatan suami saya, juga untuk kelancaran pekerjaannya.

Semoga kita bisa mengamalkan membaca Surat Al-Waqi'ah setiap hari, agar kita bisa menjadi orang yang kaya hati, dan terhindar dari kemiskinan serta kefakiran. Aamiin YRA. Untuk saya pribadi, setelah rutin membaca Surat Al-Waqi'ah ini, alhamdulillah selalu dimudahkan segala keperluannya. Memang belum sekaya Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, tapi setidaknya hutang-hutang mulai berkurang. Alhamdulillah. Allah memang tak pernah ingkar janji. :)




Read More

Banyak Masalah yang Sulit Diatasi? Please, Jangan Bunuh Diri!

Thursday, July 4, 2019


Belum lama penggemar Drama Korea dibuat sedih oleh kabar perpisahan Song Song Couple, beberapa hari lalu K-Lovers kembali berduka karena meninggalnya Jeon Mi-seon. Walau saya tak mengerti banyak tentang Jeon Mi-seon, tapi saya ingat betul dengan wajahnya, karena saya sempat mengikuti drama televisi berjudul Bread, Love and Dream yang ditayangkan di Indosiar 2010 lalu. Di serial yang juga dikenal dengan judul lain yaitu "King of Baking, Kim Tak Gu" itu, Jeong Mi-seon berperan sebagai ibu dari Kim Tak Gu. 

Yang membuat sedih dan mendorong saya untuk menulis di sini adalah tentang bagaimana Jeon Mi-seon meninggal. Di berita online yang saya baca, Jeon Mi-seon dikabarkan sedang mengalami depresi setelah kepergian salah satu anggota keluarganya. Hal inilah yang diduga kuat mendorongnya mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di toilet tempat ia menginap pada tanggal 29 Juni lalu.


Jeon Mi Sun



Depresi memang tak bisa dianggap sepele. Secara fisik memang tidak terlihat kesakitan, tetapi efeknya bisa mengakibatkan kematian.


Omong-omong soal bunuh diri, saya jadi ingat YouTube-nya Risa Saraswati. Beberapa kali ada "sesuatu" yang memasuki tubuh tim #JurnalRisa dan mereka bercerita bagaimana mereka kehilangan nyawa. Tak sedikit yang diketahui meninggal karena bunuh diri.

Oya, tentang #JurnalRisa, postingan Wina Natalia di instagram yang sedang membahas sosok William lah yang akhirnya membawa saya ke sini. Sebelumnya memang saya tidak tertarik menontonnya karena saya kira #JurnalRisa sama seperti konten horor kebanyakan, yang cuma pengen bikin kita deg-degan. Tapi setelah saya lihat satu per satu, ternyata anggapan saya keliru.

Ya, mungkin akan ada yang tidak setuju dengan pendapat saya, tapi yang saya rasakan, konten #JurnalRisa ada banyak hikmahnya. Coba deh, sempatkan untuk menonton satu judul saja, jika bermanfaat, lanjutkan menonton konten lainnya, tapi jika tidak, tinggalkan saja. That simple!





Yang saya capture di atas, adalah salah satu yang merasakan manfaat dari menonton acara #JurnalRisa.

Risa Saraswati dan sepupu-sepupunya sering berdialog dengan mereka yang berada di lain dunia dengan kita. Entah di episode yang mana, saya lupa, saat itu ada yang masuk ke tubuh salah satu tim, dan ternyata dia adalah Noni Belanda. Noni ini menangis saat menceritakan kisah masa lalunya. Jadi sebenarnya, meskipun dia adalah keturunan Belanda, tapi ia tidak suka dengan apa yang dilakukan Belanda pada Pribumi. Ia malah banyak membantu orang-orang pribumi. 

Namun, suatu hari ia dijebak (ada pribumi yang minta tolong padanya, dan karena ia memang suka menolong, maka dia tidak menaruh curiga) untuk masuk ke suatu tempat di mana telah banyak pribumi yang sudah menunggunya. Ya, pribumi-pribumi melakukan hal yang tak senonoh padanya, sampai kemudian ia meninggal. 

Pada saat masuk ke tubuh tim Risa, ia berulang kali berkata, "Saya tidak sama dengan mereka (dengan Belanda lainnya)." Nah, karena iba, akhirnya ia pun dibawa oleh Risa dan papa. Siapa itu papa? Tonton terus, nanti kalian akan mengerti. :)


Risa Saraswati



Tapi tidak semuanya bisa dibantu.

Suatu kali ada Mbak Kunti memasuki tubuh Riri, adiknya Risa. Lehernya tidak bisa ditegakkan. Ia menangis minta tolong. Tapi karena Risa melihat leher itu patah karena ia gantung diri, Risa mengatakan tak bisa membantu, karena apa yang ia alami saat ini adalah hasil dari perbuatannya sendiri.

Di lain episode, saat Risa menyusuri rel kereta di daerah Bandung, ada juga sosok lain yang memasuki tubuh salah satu tim. Sosok itu terlihat menyesal, dikiranya dengan menabrakkan diri ke kereta api, semua masalahnya bisa selesai. Ternyata tidak sama sekali. Malah kini ia harus menjalani hasil perbuatannya itu, tanpa tahu hingga kapan akan berakhir. 

Ya, bunuh diri adalah tindakan terlarang, karena itu berarti mendahului takdir.

Allah berfirman dalam Q.S. An Nisa' ayat 29: "... dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu."

Tidak ada masalah yang tak bisa selesai. Mohonlah pada-Nya agar semua bisa terurai. Yang perlu kita lakukan adalah sabar dan tawakkal, karena Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Allah berfirman dalam Q.S. Ath-Thalaq ayat 2: "Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar."


Carilah pertolongan, kepada keluarga, teman, atau pemuka agama. Bila perlu, pergilah ke psikiater. Yang pasti, bunuh diri bukanlah cara terbaik. Kalian keliru jika menganggap bahwa setelah bunuh diri, semua derita akan berakhir. Tidak. Kematian bukanlah akhir. Bahkan ia adalah awal dari kehidupan akhirat yang lebih kekal.

Jangan menyerah, jangan merasa lemah.

Semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita agar tetap berjalan di jalan yang diridhoi-Nya. Aamiin YRA. 





Read More

Beberapa Ide Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadan

Wednesday, May 22, 2019


Bulan Ramadan adalah bulan penuh rahmat dan ampunan. Menurut Wikipedia, Ramadan berasal dari akar kata bahasa Arab yaitu ramida atau ar-ramad, yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan. Al-Qurthubi menjelaskan dalam Tafsir Al-Qurthubi 2/291, "Dinamakan bulan Ramadhan karena ia menggugurkan/membakar dosa-dosa dengan amal shalih." Maka wajar jika umat muslim berlomba-lomba untuk berbagi kebaikan di bulan yang mulia ini.

Nah, kayusirih punya beberapa ide berbagi baik yang bisa teman-teman lakukan untuk menambah amalan baik di bulan Ramadhan. Ya, selain amalan-amalan wajib yaitu shalat dan puasa, ada hal-hal yang mungkin terlihat kecil bagi kita, namun jika kita ikhlas melakukannya, insya Allah kita akan memperoleh keberkahan.

1. Mendoakan Orang Lain

Berdoa merupakan salah satu ibadah termudah. Dan doa orang yang berpuasa, adalah salah satu dari tiga golongan doa yang tidak tertolak. Maka dari itu, manfaatkanlah momentum ramadan ini untuk berdoa sebanyak-banyaknya. Allah sudah berjanji bahwa Dia pasti akan mengabulkan doa kita, meski kita tak pernah diberi tahu kapan Dia akan mengabulkannya.

Baca juga : Kapan Do'a Dikabulkan?


doa yang mustajabah


Nah, setelah mengetahui keutamaan berdoa di bulan ramadan, jangan pelit untuk mendoakan sesama, ya, teman-teman. Ibarat pepatah, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, mendoakan orang lain tanpa sepengetahuan orang yang didoakan, sesungguhnya memiliki makna yang sama. Tak hanya bemanfaat untuk orang yang didoakan saja, namun doa itu pun akan kembali kepada kita.

Rasulllah SAW bersabda, "Tidak ada seorang hamba Muslim yang berkenan mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan yang didoakan kecuali malaikat mendoakan orang yang berdoa tersebut dengan kalimat 'Kamu juga mendapat sama persis sebagaimana doa yang kamu ucapkan itu'." (HR Muslim: 4094)

2. Memudahkan Urusan Orang Lain

Terkadang, untuk menunjukkan superioritas, seseorang kemudian mempersulit urusan orang lain. Padahal sikap seperti ini merupakan suatu contoh kemudharatan. Ada dua bentuk kemudharatan yang harus kita tahu dan sebisa mungkin harus kita hindari, yaitu;

- Bentuk pertama --> Menghalangi mashlahat yang seharusnya diterima oleh orang lain.
- Bentuk kedua --> Memberi kemudharatan secara langsung kepada orang lain, seperti mengganggu atau menyakiti atau membuat cemas, dll.

Satu nasihat kecil yang berbunyi "jika tidak mampu membuat orang lain bahagia, setidaknya jangan membuatnya sedih" sebaiknya harus kita jadikan gaya hidup. Jika ini sudah menjadi kebiasaan, insya Allah hidup kita akan lebih tenang dan tentram.

Mari kita isi hari-hari kita dengan kebaikan. Tak hanya di bulan ramadan saja, namun di hari-hari setelahnya juga. Mudahkanlah urusan orang lain, niscaya Allah akan memudahkan urusan kita pula.


Mudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusanmu


3. Berbagi Kebaikan, Sekecil Apapun Itu

Sudah menjadi rahasia umum bahwa di bulan ramadan, kebaikan sekecil apapun akan dibalas oleh Allah dengan kebaikan yang berlipat-lipat. Maka dari itu, jika ada rezeki lebih, sisihkan sebagian rezeki itu untuk orang lain yang membutuhkan. Bila perlu hitung harta kita, tunaikan zakat maal-nya.

Seperti KEB Chapter Solo yang insya Allah pada hari Sabtu, 25 Mei 2019 akan menyerahkan donasi dari teman-teman untuk Panti Jompo Aisyiyah yang terletak di Jalan Pajajaran Utara III No 7, Sumber, Kec. Banjarsari, Surakarta. Panti Jompo Aisyiyah ini adalah panti yang menampung lansia yang rata-rata sudah tidak memiliki keluarga, "dititipkan" keluarga karena tidak mampu, atau tunawisma. Mereka tidak dipungut biaya sama sekali, dan menurut informasi, biaya operasional panti jompo ini hanya mengandalkan bantuan dari donatur. 



Ada dua area di panti ini. Satu area untuk lansia yang masih bisa beraktivitas dan satu area lainnya yang merupakan area isolasi, diperuntukkan bagi lansia yang sudah sangat renta/bobrok yang segala aktivitasnya dilakukan di tempat tidur.

Tak hanya donasi uang, kami juga menerima bahan pokok, popok dewasa, perlengkapan mandi, dll. Cek instagram @emakbloggersolo untuk info lebih lanjut, yaa..

Misal di sekitar teman-teman belum ada gerakan penggalangan dana seperti ini, tidak perlu bingung kebaikan seperti apa yang akan kita bagi. Berbagi takjil kepada para tetangga, juga merupakan sedekah. Senyum, salam, dan sapa saat bertemu dengan tetangga juga merupakan sedekah. Menyingkirkan batu di jalan juga merupakan sedekah.

Ya, sedekah itu mudah. Berbagi baik itu mudah. Mari berlomba-lomba melakukan kebaikan, semoga apa yang kita lakukan dapat menjadi bekal saat nafas tak lagi mampu kita hembuskan.




Read More

Jangan Takut Berbagi, Banyak Hal Bisa Kita Raih Setelah Kita Ikhlas Memberi

Saturday, May 11, 2019


Di suatu pagi, bapak menelepon saya sambil bercerita. Pagi itu ketika beliau menyapu halaman depan yang kotor oleh daun yang berguguran, seorang tetangga datang. 

"Pak Sun," sapa tetangga kami itu. Bapak menghentikan ayunan sapu lidi di genggaman tangannya, kemudian menjawab sapaan yang tadi ditujukan padanya.

"Aku nyuwun tulung, Pak Sun." Lalu mengalirlah seluruh keluh kesahnya. Anaknya sedang sakit, dan beliau sama sekali tidak memiliki pegangan.

Usai mendengar curahan hati tetangga kami tadi, tanpa pikir panjang bapak langsung masuk ke dalam rumah. Diambilnya satu dari dua lembar uang ratusan ribu yang tersisa di dalam dompetnya, lalu diberikannya uang itu pada tetangga kami yang sedang menunggu di halaman. Sedianya, uang itu akan digunakan untuk beliau makan dan membayar tagihan listrik. Tapi entah saat itu, kata bapak, beliau tidak memikirkan itu semua. Beliau hanya fokus pada tetangga yang sedang membutuhkan uluran tangannya.

Setelah mengucapkan terima kasih hingga berkali-kali, tetangga kami tersebut pulang ke rumahnya, dan bapak pun melanjutkan kegiatan menyapunya. Belum lagi selesai menyapu, teman saya datang membawakan uang yang saya titipkan. Ya, sehari sebelumnya saya memang mengirimkan sejumlah uang ke rekening teman saya itu karena bapak tidak memiliki rekening, dan teman saya baru sempat mengambil uang tersebut keesokan harinya.

Saya mengirimkannya tanpa memberi tahu bapak sebelumnya. Kejutan ceritanya, hehe... Alhamdulillah, kebetulan saat itu saya mendapatkan rezeki lebih, sehingga bisa mengirimi bapak sedikit uang.

Setelah menerima uang dari teman saya tadi, bapak segera menelepon saya dan menceritakan kejadian sebelumnya. Bapak tergugu, betapa Allah sangat cepat mengembalikan uang yang baru beberapa menit lalu dikeluarkannya.

Ya, inti dari cerita di atas adalah, ketika bapak tidak ragu-ragu untuk berbagi kepada tetangga, beliau tidak memusingkan besok akan makan apa dengan uang yang tersisa, di situlah Allah menunjukkan kebesarannya. Allah sesungguhnya telah menyiapkan penggantinya lewat saya, lewat teman saya sebagai perantaranya, dan itu tidak diketahui oleh bapak sebelumnya.



Memberi itu mengayakan, begitu bunyi sebuah nasihat. Namun kekhawatiran-kekhawatiran kitalah yang biasanya membuat niat baik itu tersendat. Khawatir jika Allah tidak akan mengembalikan sedekah kita, khawatir jika apa yang kita sedekahkan membuat kita tidak bisa makan, dll. 

Padahal, Allah sudah berjanji dalam Q.S Al-Baqarah : 261, "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.

Namun, meski kita tahu bahwa Allah pasti akan mengembalikan secara berlipat-lipat apa yang sudah kita sedekahkan, jangan sampai niat kita bersedekah menjadi kotor karenanya. Luruskan niat bahwa sedekah kita ikhlas karena Allah semata, bukan karena ingin menggandakan harta. Mengapa? Takutnya nanti kita akan kecewa.

Adakah yang pernah begitu? Sedekahnya semata-mata ingin mendapatkan balasan 10 x lipat dalam waktu singkat, dan karena balasan yang ditunggu-tunggu tak juga datang, akhirnya kecewa, lalu malas dan enggan untuk bersedekah kembali?

Jangan sampai begitu, yaa... Ini juga untuk mengingatkan diri saya sendiri bahwa ada beberapa perkara yang bisa membatalkan sedekah, antara lain yaitu;

1. Al-Mann --> Menyebut-nyebut pemberian sedekah di depan orang yang diberi sedekah untuk menunjukkan bahwa ia lebih baik dari orang yang diberinya itu. Hati-hati, karena perbuatan ini mencakup seluruh bentuk sedekah, baik itu kepada teman, tetangga, kerabat, bahkan kepada anak / istri.

Rasulullah SAW bersabda; "Ada tiga golongan yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta baginya adzab yang pedih. Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali. Abu Dzar bertanya, 'Siapa mereka wahai Rasulullah?' Sabda beliau, 'Al musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki), Al Mannan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu.'" (H.R. Muslim: 106)

Subhanallah, ancamannya menyeramkan sekali. :(

2. Al-Adzaa --> Menyakiti orang yang diberi sedekah. 

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah : 263, "Perkataan yang baik dan pemberian maaf* lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun."

*) Daripada memberi tapi menyakiti, lebih baik menolak dengan cara yang baik, dan memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari peminta.

Termasuk dalam perbuatan al-adzaa adalah bersikap sombong terhadap orang yang diberi sedekah dan menyakitinya dengan kalimat yang menyakitkannya, atau dengan sesuatu yang mencela kehormatannya dan merendahkan kemuliaan dan kedudukan orang tersebut.

3. Ar-Riyaa' --> Perbuatan seseorang yang menampakkan amalnya karena ingin mendapat pujian dari orang lain. Tidak hanya dalam masalah sedekah saja, tapi dalam setiap amal, perbuatan riyaa' dapat menghapus pahala amal tersebut.

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah : 264, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riyaa' (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."


Bsimillah, semoga kita terhindar dari sifat di atas ya, teman-teman, agar apa yang kita keluarkan tidak berakhir sia-sia, aamiin YRA. Namun, jangan karena susah menjaga niat, kita lalu putus asa dan memilih untuk tidak bersedekah. Bersedekah atau berbuat baiklah, baik itu secara terang-terangan maupun secara diam-diam. Soal niat, biarlah Allah yang membaca hati kita. :)

Nah, salah satu cara bersedekah diam-diam adalah dengan langsung mentransfer ke lembaga penyalur Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS), misalnya ke Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Kelahirannya berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Dari situ, digagaslah manajemen galang dana kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasib dhuafa.

Ada banyak hal yang sudah dilakukan oleh Dompet Dhuafa baik itu di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, maupun pengembangan sosial.

Manfaat senang berbagi
Dompet Dhuafa


Melihat keseriusan Dompet Dhuafa dalam menyalurkan amanah dari para donatur, kayusirih mengajak teman-teman semua untuk ikut menyalurkan Zakat, Infak, Sedekah, maupun Wakaf ke Dompet Dhuafa. Mumpung masih Ramadhan, waktu yang istimewa karena Allah membuka lebar-lebar pintu keberkahan-Nya.

Mumpung masih Ramadhan, mari hitung Zakat Maal teman-teman. Sisihkan pula THR-nya, agar saudara-saudara kita di sana juga bisa merasakan kemeriahan Hari Lebaran.

Jangan takut berzakat, teman-teman... Zakat itu mensucikan harta, menenangkan jiwa, sekaligus membahagiakan sesama. 






Read More