Grave of The Fireflies. Film ini berkisah tentang 2 anak kakak-beradik korban perang di Jepang. Setelah ibu mereka meninggal karena luka bakar yang sangat parah, ayah mereka yang seorang Angkatan Laut pun dipastikan tidak bisa pulang karena kapalnya diserang.
Dua anak yang saling menyayangi ini mencoba bertahan hidup, walaupun pada akhirnya sang adik juga harus kehilangan nyawa karena diare. Sang kakak pun mengkremasi adiknya sendirian.
Dari Wikipedia, Film ini bersetting di Sannomiya Station, tak lama setelah Perang Dunia II. Film dimulai dengan memunculkan seorang anak lelaki yang sedang sekarat karena kelaparan. Tak lama kemudian, petugas kebersihan datang dan menemukannya telah tak bernyawa, menyusul anak-anak lain yang terlebih dahulu tewas di dekatnya. Petugas kebersihan itu kemudian mengambil sebuah kaleng bekas wadah permen di pelukan anak laki-laki itu, lalu membuangnya.
foto: http://misterneil.blogspot.co.id/2010/09/grave-of-fireflies.html |
Sekumpulan cahaya kecil seperti kunang-kunang keluar dari kaleng bekas wadah permen yang dibuang oleh petugas kebersihan tadi. Ini menggambarkan roh-roh yang beterbangan. Roh itu milik Seita dan Setsuko.
Cerita pun berjalan dengan alur mundur.
Cerita pun berjalan dengan alur mundur.
Beberapa bulan sebelumnya, ratusan armada B-29 Superfortrees Amerika, menjatuhkan bom api dari langit Kobe. Kobe pun hancur seketika. Seita dan Setsuko, dua kakak beradik itu, mencoba menyelamatkan diri. Mereka akan menyusul sang ibu yang menderita penyakit jantung dan telah berada di tempat perlindungan.
Sesampainya di tempat perlindungan, seorang saudara jauh yang mereka panggil Bibi, datang menyambut. Ia mengabarkan kondisi terakhir ibunya dan menyuruh Seita, sang kakak, untuk melihatnya. Seita pun mencari tau dimana ibunya berada.
Seorang laki-laki paruh baya menyambut kedatangan Seita, dan menyerahkan cincin yang sebelumnya dipakai ibunya. Anak laki-laki itu terpukul melihat kondisi ibunya yang mengalami luka bakar amat parah. Seluruh tubuh ibunya dibalut perban. Tak lama kemudian, ibunya meninggal. Ia memutuskan untuk merahasiakan kejadian ini pada sang adik, Setsuko.
foto: https://cinephilefix.com/2014/01/03/film-analysis-grave-of-the-fireflies/ |
Seita dan Setsuko akhirnya mengungsi di rumah Bibinya. Beberapa hari tinggal disana, sang Bibi selalu terlihat marah. Sang Bibi merasa keberatan jika setiap hari harus memberi mereka makan. Ia bahkan memaksa Seita untuk menukar kimono ibunya dengan beras. Setsuko, gadis kecil yang belum tau bahwa ibunya telah tiada itu, berusaha merebut kembali kimono sang ibu. Ia tidak rela barang-barang ibunya diambil begitu saja. Tapi Seita selalu menghibur adik kecilnya itu. Seita sering mengajak Setsuko bermain di pantai untuk menghibur diri. Ia juga memberi adiknya itu permen lezat yang berwarna-warni.
Lama-kelamaan, sifat buruk sang Bibi semakin menjadi. Hal itu membuat Seita memutuskan untuk mengajak Setsuko pergi dari rumah Bibi. Mereka tinggal di sebuah tempat perlindungan.
foto: http://dorkshelf.com/2013/12/10/interview-jesse-wente-on-studio-ghibli/ |
Tanpa harta, Seita dan Setsuko sulit bertahan hidup. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Seita untuk mendapatkan makanan bagi mereka berdua. Harta mereka menipis. Bahkan beras yang didapatkannya dari menukar kimono pun telah habis. Keadaan ini membuat sang adik menderita sakit diare.
Seita nekat mencuri tanaman pertanian demi kesehatan sang adik. Ketahuan, ia pun dihajar oleh pemilik ladang. Ia dilaporkan ke polisi dalam kondisi telah babak belur. Tapi beruntung, polisi mengampuninya.
Karena keadaan mereka semakin sulit, perangai Seita berubah. Ia kini menyukai kegiatan mencuri. Jika serangan udara tiba, Seita mulai beraksi. Ia menjarah rumah-rumah yang ditinggalkan penghuninya saat serangan udara tiba. Itu semua dilakukannya untuk bertahan hidup, dan untuk kesehatan adik yang disayanginya.
Suatu hari, Seita pergi ke bank untuk menarik seluruh tabungan sang ibu. -Disini saya kurang paham, mengapa Seita tidak menarik uangnya sejak dulu? Mungkinkah karena seringnya terjadi serangan udara sehingga perkantoran dan bank-bank tidak beroperasi?-
Saat mengambil uang itulah, ia mendengar bahwa kapal Angkatan Laut telah diserang dan hal ini mengakibatkan kapal itu tenggelam. Seita merasa terpukul mendengar kabar itu karena ini berarti ayahnya tak mungkin selamat. Meskipun begitu, ia tetap melanjutkan hidupnya, apalagi mengingat bahwa saat ini sang adik tengah terbaring sakit.
Dengan uang yang telah diambilnya dari bank, ia membeli aneka makanan dan buah-buahan untuk Setsuko. Namun saat ia kembali, yang dilihatnya adalah tubuh Setsuko yang semakin melemah.
Yang paling membuat sedih adalah ketika Setsuko menunjukkan kepalan-kepalan tanah yang disebutnya sebagai nasi. Dengan suara yang amat lemah, Setsuko bertanya pada kakaknya, apakah ia tidak ingin memakan nasi ini juga?
asli, di scene ini saya menangis... :'(
https://www.youtube.com/watch?v=5j--2CbUBdw |
Seita menangis mendengar perkataan adiknya. Ia juga sangat terkejut tatkala mendapati sebuah kelereng di dalam mulut adiknya itu. Setsuko mengatakan (atau mungkin lebih tepat disebut mengigau) bahwa yang dimakannya adalah permen, permen yang sama dengan yang dulu diberikan Seita padanya.
foto: http://www.answers.com/article/1209332/10-of-the-greatest-death-scenes-in-film |
Seita tampak semakin sedih. Ia pun bergegas membuat makanan untuk Setsuko. Ia meminta adiknya untuk bertahan. Akan tetapi, lama-kelamaan kondisi sang adik kian memburuk. Ia meninggal dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
foto: http://www.gaiaonline.com/ |
Seita larut dalam kesedihan karena setelah ditinggal sang ibu, ayahnya yang seorang Angkatan Laut pun dipastikan tak akan pernah pulang karena kapalnya telah diserang dan tenggelam. Dan kini, Setsuko, satu-satunya keluarga yang dimilikinya pun telah pergi meninggalkan dunia.
Seita kemudian mengkremasi adiknya. Abunya ia masukkan ke dalam kaleng bekas wadah permen. Kaleng itu adalah kaleng permen yang selalu dibawa-bawa oleh Setsuko.
Setelah menyaksikan film ini, saya dan suami hanya bisa diam. Bahkan hingga keesokan harinya, kesenduan masih mewarnai hari-hari kami. Film ini sungguh bikin susah move on, karena sebagai orang tua yang telah memiliki dua orang anak, rasanya sungguh tak tega menyaksikan penderitaan Seita dan Setsuko. Kami teringat Amay dan Aga.
Semoga Allah selalu melindungi anak-anak kami. Aamiin...
Grave of The Fireflies adalah salah satu film produksi Ghibli. Film karya Ghibli lainnya, yang saya suka adalah Totoro dan Spirited Away yang pernah di review oleh Tante Mbul alias Gustyanita Pratiwi.
Baca Film Ghibli lainnya:
1. Spirited Away
2. Secret World of Arrietty
3. My Neighbor Totoro
4. From Up On Poppy Hill