Vitamin C Kauffman High Dose, Vitamin C yang Aman Bagi Ginjal

Saturday, July 4, 2015

Kita tidak bisa memungkiri bahwa kebanyakan orang menilai kecantikan fisik berdasarkan warna kulit dan bentuk tubuh. Wanita yang berkulit putih, mulus, tinggi, dan langsing, sudah bisa dipastikan akan masuk dalam kategori cantik. Pendapat itu memang tidak sepenuhnya benar, karena sebagian yang lain menilai kecantikan seseorang dengan sendirinya akan terpancar jika ia memiliki inner beauty. Namun, ungkapan bahwa cinta itu datangnya dari mata lalu turun ke hati, juga pengakuan romantis berbunyi "love at first sight" dari mereka yang mengalami, memperkuat pendapat bahwa penampilan tetap menduduki peringkat pertama dalam penilaian terhadap seseorang.





Dan berdasarkan pendapat umum tadi, akhirnya para wanita berbondong-bondong melakukan perawatan untuk kulit. Jenis perawatan yang paling banyak dipilih antara lain perawatan agar kulit tampak lebih cerah dan awet muda. Dua keuntungan itu bisa didapatkan dengan konsumsi vitamin C secara rutin. Akan terlihat bedanya, orang yang rajin mengkonsumsi vitamin C dengan yang tidak. Perbedaan itu tampak pada usia selnya. Seperti yang kita ketahui, vitamin C memiliki banyak manfaat dalam tubuh, salah satunya sebagai sumber alami untuk memproduksi collagen, yang berperan dalam menjaga kekenyalan atau elastisitas kulit. Nah, dari sini dapat disimpulkan bahwa vitamin C juga penting untuk membuat kulit tampak awet muda.

Namun, banyak yang masih takut jika mengkonsumsi vitamin C akan menyebabkan gagal ginjal dan gangguan pada pencernaan. Pendapat itu ada benarnya, karena mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi melalui oral memang bisa merusak lambung. Akan tetapi, kini kita tak perlu khawatir lagi karena ada cara yang aman untuk mendapatkan manfaat dari vitamin C, yaitu dengan infus atau injeksi. 

Vitamin C Kauffman High Dose, Vitamin C 5000 mg yang berbentuk ampul, solusi tepat untuk memenuhi kebutuhan vitamin C, karena Vitamin C Kauffman High Dose tidak menyebabkan gagal ginjal. Pemberian Vitamin C Kauffman High Dose yang dilakukan melalui vena atau pembuluh darah akan memudahkannya diserap oleh darah, sehingga vitamin C akan bekerja secara maksimal.




Sudah cantik, sehat pula. Siapa yang bakal menolak? Kabar gembiranya lagi, manfaatnya tidak hanya sebagai Anti Aging saja, namun jika secara rutin melakukan infus Kauffman 4x sebulan, efek pemutih alami akan bisa kita rasakan juga.

Hanya itu saja? Tentu saja tidak. Ini dia keuntungan-keuntungan yang bisa kita rasakan dengan mengkonsumsi Vitamin C Kauffman High Dose;

1. Menyamarkan flek-flek hitam.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh. Ini sangat bermanfaat bagi kita yang memiliki segudang kesibukan. Seperti saya, sebagai ibu dari dua orang putra yang sangat aktif, saya harus menjaga tubuh agar tidak mudah tumbang. Pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habisnya, apalagi saya mengerjakannya tanpa bantuan Asisten Rumah Tangga, menjadikan saya sering merasa kelelahan. Saya memerlukan vitamin C dalam jumlah yang cukup, karena jika fisik lelah, maka tubuh akan rentan sakit.

3. Mencegah kulit terlihat kusam. Terkadang tabir surya saja tidak cukup untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Apalagi sekarang sudah memasuki musim kemarau. Panas matahari akan menyebabkan kulit kering dan kusam. Kulit yang kering akan mudah keriput dan mengakibatkan penuaan dini.

4. Menghilangkan bekas luka, bekas jerawat, dll.

5. Menyehatkan jantung.

6. Memutihkan kulit secara alami serta memberikan efek glow pada kulit.

7. Kulit kenyal dan elastis.

8. Mengobati sariawan, flu.

9. Mengurangi stretch mark dan cellulite. Wah, ini benar-benar kabar gembira bagi para wanita, terutama barisan kaum ibu seperti saya. Pengalaman dua kali hamil dan dua kali melahirkan, meninggalkan guratan-guratan di area paha dan perut. Meskipun tidak berbahaya, namun rasanya memang keberadaannya mengganggu penampilan, terutama di depan suami.

Bersyukur sekali sekarang ada Vitamin C Kauffman High Dose, karena meskipun dosisnya tinggi, tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan. Vitamin C yang tidak terpakai akan dibuang melalui urine, sehingga aman bagi kesehatan ginjal.




Read More

Tahun Ajaran Baru Paling Mengena di Hatiku

Monday, June 29, 2015

Bulan Juni-Juli, setelah libur kenaikan kelas, maka kita akan memasuki tahun ajaran baru.
"Kita? Anak-anak sekolah aja keleeuuus.." nyengir kuda.
"Ya ngga usah sombong gitu deh, mentang-mentang udah tua.." *ups, udah lulus maksudnya.

Hehe, memang sih, tahun ini saya baru sadar sudah menjadi orang tua. "Whaattt?" *lalu ditimpuk pake THR.
"Lah, selama ini statusnya tentang Amay melulu, apa ngga inget kalo udah tuwir, woy?"
Eiittt, sabar duluu.. Maksudnya baru sadar sudah menjadi orang tua itu karena tahun ini Amay sudah akan masuk sekolah. Hiks.. Dan ini benar-benar tahun ajaran yang paling syahdu.

Time flies yaaa.. Kayaknya baru kemarin anak ini dikeluarkan paksa lewat perut, eh tahu-tahu udah empat tahun. Tahu-tahu sudah ada Aga juga.

Dan iya, tanggal 6 Juli nanti insya Allah Amay akan masuk sekolah. Beberapa waktu lalu saya diundang oleh sekolahnya untuk sosialisasi program-program di sekolah selama setahun. Di hari itu, ustadzah (panggilan untuk ibu guru di sekolah Amay) juga menjelaskan bahwa tanggal 6-10 Juli nanti akan ada Masa Orientasi Santri. Dalam 3 hari pertama, orang tua boleh mendampingi anak-anak hingga KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) selesai. Hanya 3 hari, iya 3 hari. Dan di hari ke empat dan lima, orang tua dipersilakan pulang setelah mengantar, tidak peduli si anak akan menangis meronta-ronta, muntah-muntah, atau apalah apalah...

Sejak jauh-jauh hari saya selalu membisikkan pada Amay bahwa ketika sekolah nanti saya akan mengantar, kemudian saya pulang, dan jika waktu pulang tiba saya akan menjemputnya. Dia mengangguk setuju. *Hah, nyicil lega. Semoga semua berjalan dengan semestinya ketika waktunya tiba nanti. Aamiin...

Nah, masalah yang muncul saat ini justru bukan dari Amay, akan tetapi dari Pak Yopie, Papa Amay. Huh, gimana siih, ini koq malah suami saya yang bingung? Iya, beliau khawatir dan sering ragu, apa Amay bisa? Apakah Amay kuat menghadapi ujian ini (halah lebay)? Takutnya nanti Amay menangis.

Tapi karena saya adalah mantan guru TK, saya meyakinkan suami bahwa sounding yang kita lakukan setiap hari insya Allah ada hasilnya. Dan yang paling penting, dukungan dari orang tua harus penuh. Artinya, orang tua pun harus ikhlas meninggalkan anaknya untuk diasuh orang tua barunya di sekolah. Kalau orang tua resah, anak juga akan merasakan hal yang sama. 

*Mohon do'anya ya semua, semoga Amay menjadi anak yang sholih, mandiri, kuat dan tangguh. :)

Dan selain tahun ajaran baru 2015/2016, tahun ajaran baru yang juga mengena di hati saya adalah tahun ajaran 1993/1994. Yap, 22 tahun yang lalu. *Lebih berasa lagi tuanya ketika menulis inih. :P

Tahun itu, saya mulai mengenakan seragam putih merah. *Yeaayy, masuk SD. Akan tetapi ibu saya sudah mewanti-wanti bahwa saya hanyalah anak bawang karena baru berusia 5 tahun. Ya, meskipun faktanya saya bisa naik ke kelas 2 di tahun berikutnya.

Nah, yang paling mengena adalah di hari pertama itu, saya bak ratu. Ibu saya menyiapkan sarapan sambil menyuapi saya. Bapak menyetrika seragam saya, dan setelah saya pakai, beliau yang merapikan juga. Dan tidak mau kalah, Uti saya, nenek dari ibu yang tinggal persis di sebelah rumah orang tua saya. Beliau khusus datang pagi-pagi untuk melihat saya berbalut seragam baru. Tak cuma itu, Uti pun membantu saya dengan memakaikan kaos kaki. 

Kebayang kan, bahagianya saya di hari itu? Wajar saja kalau saya masih mengingatnya hingga detik ini, hihi...

Read More

Mau Kredit Motor atau Kredit Tanpa Agunan? Cermati Dulu di Cermati.Com

Sunday, June 14, 2015

Saya mungkin termasuk orang yang beruntung karena memiliki banyak teman baru yang baik. Beberapa teman tersebut saya temukan dalam sebuah komunitas ibu-ibu yang produktif menulis. Kami terhubung di sebuah grup di media sosial. Setiap hari kami bertukar kabar, bertukar ide, cerita, bahkan saling curhat dan menyemangati satu dengan yang lainnya.

Kemarin, mengawali pagi, saya mencurahkan perasaan saya pada teman-teman. Berawal dari rasa syukur yang teramat dalam karena putra sulung saya yang berusia 4 tahun, Amay, telah diterima di sebuah sekolah yang insya Allah baik, dan berbiaya terjangkau. Sebut saja sekolah itu dengan Sekolah A. Sekolah A sebelumnya pernah saya datangi, namun sayangnya, pendaftaran disana telah ditutup karena quota telah terpenuhi. Dan kemarin, saya kembali dihubungi oleh salah seorang guru yang mengabarkan bahwa ada seorang calon anak didik yang mengundurkan diri dan jika saya dan suami berkenan, Amay bisa didaftarkan untuk menggantikan posisi tersebut. Hmmm...inikah yang namanya "jodoh pasti bertemu"?

"Rezeki untuk Amay," kata salah seorang sahabat. Bagaimana tidak? Sebelumnya, kami telah berputar-putar di sekitaran tempat tinggal kami untuk mencari TKIT yang berkualitas. Dari beberapa sekolah yang kami datangi, kami tertarik untuk memasukkan Amay di sebuah sekolah yang biaya masuknya saja hampir menyamai biaya masuk kuliah. Sebut saja sekolah itu dengan Sekolah B. Dan rezeki memang tidak lari kemana. Kemarin akhirnya kami memutuskan untuk mendaftarkan Amay ke sekolah pilihan pertama. Dengan kualitas yang insya Allah sama, kami cukup membayar sepertiga dari sekolah B. Untung saja, kami belum membayar biaya apapun selain uang pendaftaran sebesar Rp 200.000,-

Bagi saya, selisih biaya tersebut adalah nilai yang cukup besar. Bayangkan saja, biaya sekolah di Sekolah B sama dengan biaya sekolah tiga orang anak di Sekolah A. Alhamdulillah, dengan memilih Sekolah A, saya dan suami bisa mengalokasikan dana tersebut untuk keperluan lain. Nah, rencananya, sisa dana sekolah tadi akan saya wujudkan dalam bentuk kendaraan, supaya saya tidak repot lagi untuk mengantar dan menjemput Amay saat sekolah nanti.

Untuk itu, sesuai dengan saran teman-teman, saya membuka cermati.com sebagai wawasan sebelum membeli kendaraan yang baru.


Saya kemudian mengarahkan kursor pada pilihan PINJAMAN, kemudian saya klik Kredit Motor, lalu muncullah halaman berikut ini;



Lalu setelah memilah dan memilih, saya menjatuhkan pilihan pada motor matic. Alasannya hanya satu, ada ruang di depan untuk Amay berdiri, hehe... Apalagi saya adalah seorang ibu berjilbab yang lebih sering mengenakan rok. Mengendarai motor dengan model seperti ini, saya tidak perlu khawatir rok yang saya kenakan akan tersingkap.


Iya, saya ingin sekali membeli motor Yamaha Mio J CW. Saya pernah mencoba mengendarai motor itu sebelumnya, pinjam tetangga. :D

Saya pun mencari tahu, berapa harga motor incaran saya itu. Lalu, dengan dana yang saya punya sebagai uang mukanya, berapakah yang mesti saya sisihkan tiap bulannya untuk membayar angsuran? Oh, beruntung sekali, cermati.com menyediakan kolom Simulasi Kredit, dan kita bisa memilih Multifinance dan mengisi kolom Uang Muka sesuai kemampuan kita, sehingga kita langsung bisa mengetahui besaran angsuran setiap bulannya. 


Tidak hanya memberikan informasi tentang kredit motor, cermati.com pun memberikan pengetahuan pada pembacanya melalui artikel-artikel yang sangat bermanfaat. Oya, ke depannya, jika saya ingin "ambil" rumah, cermati.com menjadi tujuan saya mencari tahu. Tidak perlu repot-repot ke bank untuk bertanya, tidak juga harus menahan malu tanya si anu atau si itu.

Kalau belum punya uang muka untuk kredit rumah? Eh, ternyata bisa lho.. Gak percaya? Klik ini saja. Kemarin sih beberapa teman memberi saran, kalau mau membeli rumah, pakai jurus dana talangan Bank saja. Nah, saya mulai "kepo" nih, Bank mana ya yang kira-kira bisa disasar untuk membantu mewujudkan mimpi kami memiliki rumah sendiri? Ada informasi tentang Kredit Tanpa Agunan dan Kredit Multi Guna. juga.

Wah, saya harus benar-benar cermat nih. Tapi saya sudah nggak bingung lagi, karena ada cermati.com, gudangnya informasi. Mau membandingkan suku bunga di tiap bank, biaya-biaya tambahan lainnya, persyaratan-persyaratannya, hingga besarnya plafon pinjaman, semua ada. Tenang saja!

Sekarang tinggal kencengin do'a saja, supaya kendaraan dan rumah impian saya bisa terbeli. Mohon do'anya yaa.. :)


Read More

Pengumuman Pemenang "Giveaway Menyambut Ramadhan"

Saturday, June 6, 2015

Assalamu'alaikum semuaaa...

Deg-degan ngga menanti pengumuman ini? Hihi...

Jujur, saya bingung sekali memlihnya saudara-saudara... Terus terang ada beberapa finalis yang tulisannya langsung saya bookmark begitu setor. Saya baca-baca lagi beberapa kali, karena semua bagus-bagus sekali. Namanya Ramadhan pasti kesannya mendalam, apalagi ketika kita masih kecil, ya kan? Tapiii, karena hadiahnya cuma 3, saya harus pilih 3 pemenang saja, huhu sedihnyaaa... Pengennya sih bisa memenangkan semua finalis-finalis itu tapi apa daya? Semoga kelak di giveaway berikutnya kita bisa kembali bersua yaa..aamiin..

Jadiii, dengan ini saya memutuskan, pemenang giveaway ini adalaaah:

1. Pakde Abdul Cholik
 http://abdulcholik.com/giveaway/nostalgia-ramadhanberpuasa-di-india

Alasannya: karena pakde sudah jujur pernah batal puasanya, hihi.. Nggak ding.. Alasannya karena pengalamannya unik (unik dalam arti anti mainstream ya kawan-kawan), komplit, lucuuu dan juga menarik. Saya sangat suka gaya berceritanya, berkali-kali baca tapi masih bisa ngakak. *hadeuh, udah kayak komentator saja.

"Saya sih, yes." *eh, lha koq niru gaya Anang?


2. Ika Hardiyan Aksari
http://ichaituika.blogspot.com/2015/04/ohmukena-parasit.html

Alasannya: karena saya tertohok dengan kalimat ini: "Untuk duniawi mau mengeluarkan uang segepok, kenapa untuk urusan dengan Allah jadi perhitungan?"
Meskipun kita bisa saja shalat tanpa mukena, asalkan menutup aurat dan pakaian yang kita kenakan tidak ketat, namun saya terkadang miris ketika seorang muslimah menyepelekan mukenanya. Kadang berminggu-minggu nggak dicuci, nggak ganti-ganti, padahal menemui Allah sehari minimal lima kali. Baju untuk pergi berlemari-lemari, tapi mukena cuma punya sebiji. :p :(


3. Noer Ima Kaltsum
http://kahfinoer.blogspot.com/2015/05/mukena-cantik-dari-anak-asuh.html

Alasannya: karena saya bisa menangis saat membaca tulisannya. Saya merasakan cinta dari mukena pemberian muridnya. Bahkan berkali-kali saya mengaminkan doa Bu Ima untuk anak asuhnya itu. :)


Jadii, untuk pemenang, saya tunggu alamatnya yaa.. :)
Terima kasih sudah berkenan meramaikan giveaway ini. Dan dari lubuk hati yang terdalam, saya memohon maaf apabila ada kesalahan.

Selamat mempersiapkan Ramadhan ya teman-teman... Semoga Ramadhan ini menjadi Ramadhan yang lebih baik dari Ramadhan sebelumnya. Aamiin.. :)




Read More

Tiada Alasan Tak Menanam

Tuesday, June 2, 2015

Suatu hari, saat keluarga besar berkumpul di rumah bapak, keponakan kecil kami kehilangan wajah cerianya. Batuk, pilek, demam, membuatnya rewel sepanjang hari. Semua makanan ia tolak. Tiba-tiba suami teringat khasiat air kelapa muda. Segera saya meminta tolong pada bapak untuk memetik kelapa muda yang ada di belakang rumah.

Beberapa saat setelah meminum air kelapa muda, panas badan keponakan kami berangsur normal. Senyum sudah kembali menghiasi wajahnya yang mungil. Ia pun mulai tertarik untuk makan.

"Alhamdulillah," seru semua yang ada di rumah. Saya kemudian berkata, "Nanti kalau sudah punya rumah, aku mau menanam pohon kelapa, ah!" Langsung ditimpali oleh bapak, "Ya, harus itu!" Dari nada suara yang terdengar serius, ucapan bapak seolah menyiratkan bahwa menanam pohon kelapa adalah sebuah kewajiban.

Untuk urusan tanam-menanam, saya memang terinspirasi dari bapak dan ibu. Mereka tidak hanya menanam buah-buahan seperti mangga, pisang, rambutan, jambu, atau belimbing, namun juga tanaman hias. Beberapa kali tanaman hias yang ibu tanam dibeli orang untuk dekorasi walimah. Kami juga bisa berhemat karena dapat menikmati buah-buahan saat musimnya tiba, sepuasnya, tanpa harus membeli.

Saya jadi teringat ketika beberapa tahun lalu harga kelapa di kota kami melambung tinggi. "Kok bisa, ya?" tanya saya yang kemudian dijawab ibu, "Karena kita mulai malas menanam." Serupa dengan kejadian hilangnya jahe di pasaran yang membuat harganya meroket, juga cabai dan tomat. Padahal, menanam cabai, tomat, jahe, bahkan kelapa sekalipun, tak membutuhkan perawatan yang rumit.

Jika ada yang enggan menanam karena alasan lahan yang sempit, hal ini bisa kita maklumi untuk pohon semacam kelapa dan buah-buahan. Namun hal itu tidak berlaku untuk tanaman semisal cabai, tomat, juga empon-empon seperti jahe. Saya sudah membuktikannya sendiri.

Saya menggunakan plastik kemasan gula pasir atau minyak goreng. Plastik itu saya isi dengan tanah, lalu saya tusuk-tusuk di beberapa bagian untuk sirkulasi udara dan air. Kemudian, saya sebar biji cabai atau tomat yang telah membusuk di tanah tersebut. Sesederhana itu.

Beberapa bulan kemudian, hasilnya akan kita tuai. Rasanya sangat nikmat ketika bisa menikmati makanan dari kebun sendiri. Kita juga bisa mengurangi sampah plastik dengan menggunakannya kembali sebagai media tanam.

Jadi, tidak ada alasan tak menanam, kan? Apalagi manfaatnya akan kembali pada kita.


*Tulisan ini dimuat di majalah Ummi edisi Desember 2014
Read More

Update Peserta "Giveaway Menyambut Ramadhan"

Saturday, May 2, 2015

Mohon maaf sebelumnya karena tidak sesuai dengan janji saya yang akan meng-update peserta tiap hari sabtu, saya baru bisa meng-update lagi hari ini, bertepatan dengan resminya giveaway ini saya tutup. Alhamdulillah, terima kasih sedalam-dalamnya saya haturkan pada teman-teman karena telah berkenan ikut meramaikan giveaway perdana saya. Rasanya haruuu sekali. Tanpa berpanjang kata, peserta yang telah mendaftar adalah:

1. Pakde Abdul Cholik
 http://abdulcholik.com/giveaway/nostalgia-ramadhanberpuasa-di-india

2. Rina Rinz
http://www.lovrinz.com/2015/04/mukena-cantik-di-ramadhan-pertamaku.html

3. Ika Puspitasari
http://bundafinaufara.blogspot.com/2015/04/ramadhan-ibu-lotek-dan-sarung.html?spref=fb

4. Ika Hardiyan Aksari
http://ichaituika.blogspot.com/2015/04/ohmukena-parasit.html

5. Naelil M
https://naeliltheclimber.wordpress.com/2015/04/30/berdagang-mukena-di-turki-kenapa-tidak/

6. Dian Maretha
http://maretha-yesican.blogspot.com/2015/05/mukena-parasitku.html

7. Tyaseta Rabita
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com/2015/04/kisah-puasa-mukena-dan-lebaran.html

8. Lyliana Thia
http://bundavania.blogspot.com/2015/05/anak-anak-dan-mukena.html

9. Tarry KittyHolic
http://tarryholic.blogspot.com/2015/05/hamil-muda-di-bulan-ramadhan.html

10. Lathifah Iffah
http://umminyahimdaisya.blogspot.com/2015/05/ada-siapa-di-punggungku.html

11. Susanti Dewi
http://www.santidewi.com/2015/05/sekelumit-cerita-di-saat-ramadhan.html

12. Kania Ningsih
http://catatantentangbuahhati.blogspot.com/2015/05/antara-mukena-dan-tokek.html

13. Rita Asmaraningsih
 http://www.rita-asmara.com/2015/05/kenangan-ramadhan-ketika-kanak-kanak.html

14. Liswanti Pertiwi
http://new.penacinta.blogdetik.com/2015/05/17/ketika-ramadhan-datang

15. Rebellina Santy
http://rebellinasanty.blogspot.com/2015/05/mukena-istimewa-dari-papa.html

16. Irma Essanovia
https://essanovia.wordpress.com/2015/05/13/arti-mukena-untuk-seorang-irma/

17. Hastira S.
http://mamahtira.blogspot.com/2015/05/mukena-putih-vs-seprei-putih.html

18. Noer Ima Kaltsum
http://kahfinoer.blogspot.com/2015/05/mukena-cantik-dari-anak-asuh.html

19. Riska
http://anakbawangimut.blogspot.com/2015/05/tragedi-mukena-ramadhan.html

20. Okti Li
http://tetehokti.com/2015/05/20/larangan-mukena-dan-hantu-manusia/

21. Ummi Nadliroh
http://umminadliroh.blogspot.com/2015/05/kenangan-ramadhan-masa-kuliah-iba-yang.html

22. Kafaqi
http://kafaqi.blogspot.com/2015/05/ramadhan-romantis-di-kampung.html

23. Nindya Prayastika
http://republiknindy.blogspot.com/2015/05/kenangan-mukena-stroberi.html

24. Khairiah
http://hariekhairiah.blogspot.com/2015/05/dengan-mukena-membuatku-bisa-berjalan.html

25. Tetty Hermawati
http://www.tettytanoyo.com/2015/05/rindu-ramadhan-di-masa-kecil.html

26. Diah Dwi Arti
http://damarojat.blogspot.in/2015/05/gedung-bekum-dan-kenangan-tarawih.html

27. Tri Sulistiyowati
http://raka-adhi.blogspot.com/2015/05/ramadhan-ala-anak-desa.html

Terima kasih sekali lagi saya ucapkan pada teman-teman semuanya.. Nantikan pengumumannya yaa.. Semoga Ramadhan nanti kita bisa beribadah semaksimal mungkin. Aamiin...

Read More

Saya #BeraniLebih Capek untuk Keluarga dan Cita-Cita

Thursday, April 30, 2015

Baru saja saya berkenalan dengan seorang teman baru. Di sela-sela obrolan, beliau bertanya, "Mbak Arin itu ibu rumah tangga tulen?" Hehe, langsung saja saya jawab "iya". Alhamdulillah, kenyataannya memang begitu.

Ibu rumah tangga tulen yang dimaksud adalah ibu rumah tangga yang tidak berkarir di luar. Jadi karirnya 24 jam non stop di rumah. Jadi jangan ada yang protes ya, hehe.. 

Jangan dikira menjadi ibu rumah tangga itu nggak ada prestasinya. Saya sih meyakini bahwa prestasi seorang ibu adalah ketika bisa mencetak anak-anaknya menjadi anak-anak yang sholih, baik, bermanfaat untuk semua makhluq-Nya. Dan itu adalah cita-cita saya. Memang, cita-cita menjadi ibu terbaik memerlukan proses dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Tapi dengan usaha dan do'a, saya berusaha meraihnya.

Cita-cita saya yang lain adalah menjadi seorang penulis. Bermula ketika anak saya kecanduan buku-buku cerita, saya pun memutar otak agar anak saya tidak bosan dengan cerita yang itu-itu saja. Yah, maklum saja, budget saya untuk membeli buku per bulannya tidak seberapa. Dengan mengarang cerita sendiri, setidaknya saya terlatih untuk berimajinasi, dan yang paling penting adalah bisa menekan pengeluaran untuk membeli buku bagi Amay dan Aga.

Karena cita-cita saya itu, saya bergabung dengan beberapa komunitas menulis. Awalnya sempat ragu, karena di dalam komunitas itu banyak penulis-penulis yang sudah menelurkan puluhan buku. Sementara aku? Hehe... Tapi Alhamdulillah, banyak penulis baik hati yang mau membagi ilmu.

Karena cita-cita saya itu, saya pun harus pandai membagi waktu. Antara pekerjaan khas ibu-ibu, Amay, Aga, dan latihan menulis buku. Capek? Tentu. Kadang sampai bingung bagaimana mengatur waktu. Tapi saya memang harus #BeraniLebih Capek agar saya mendapatkan apa yang saya mau. 

Kadang sebuah ide tiba-tiba terlintas dan meminta untuk segera dieksekusi. Tapi ya, masa saya harus berhenti nyuci? Pernah juga dengan lancar saya merapal sebuah rencana yang akan saya tuliskan. Tapi ya, masa sayuran yang akan dimasak itu harus ditinggalkan?

Saya sih percaya dengan kalimat "no pain, no gain". Untuk mendapatkan sesuatu yang kita impikan, ada harga yang mesti kita bayarkan. Sekarang, saya membiasakan diri untuk mengingat-ingat ide yang pernah muncul di kepala, lalu menuliskannya setelah semua tugas domestik saya terlaksana. Seperti saat ini, saya menulis ini setelah memastikan anak-anak saya dibuai oleh mimpi.  

Facebook: https://www.facebook.com/arinta.adiningtyas
Twitter: https://twitter.com/arinta_arinta
Read More

Ternyata Saya Pernah Mengalami Baby Blues Syndrome

Baby Blues Syndrome, sebuah sindrom yang saya ketahui artinya ketika duduk di bangku SMA kelas 2. Siapa yang menyangka, saya akan mengalaminya juga? Mungkin Anda yang membaca pun mengalami, namun tak sadar dengan apa yang Anda alami.





Ternyata, apa yang saya alami pada judul di atas, merupakan gejala awal Baby Blues Syndrome.



Ciri-ciri Baby Blues Syndrome sendiri menurut www.tipsbayi.com, antara lain;

1. Menangis tanpa sebab yang jelas. Selain menangis sewaktu bingung memilih antara memandikan Amay yang hanya ingin dimandikan oleh saya atau menyusui Aga yang sedang menangis, beberapa kali air mata saya berderai ketika melihat Amay dan Aga tidur dengan wajah polosnya.


2. Mudah kesal. Kalau diingat-ingat, iya deh kayaknya. Saya sering marah hanya karena hal-hal sepele.



3. Lelah. Pasti lah, namanya juga punya bayi kan? Dan ya, memang saya tidak seberuntung teman-teman saya yang lain. Teman-teman yang saya maksud disini adalah teman seangkatan yang juga melahirkan dalm waktu yang hampir bersamaan dengan saya. Kalau teman-teman saya punya ibu yang bisa membantu ini itu, saya tidak. Sedih sekali memang jika mengingat hal itu.



4. Cemas.



5. Tidak sabaran. Hihi, harus jujur saya katakan, iya, saya pernah begitu. Banyak hal yang membuat saya tidak sabaran, terutama pasca melahirkan.



6. Enggan memperhatikan si bayi. Kalau ini sih kayaknya engga.



7. Tidak percaya diri.



8. Sulit beristirahat dengan tenang.



9. Mudah tersinggung.



Kalau ada diantara ciri-ciri di atas yang Anda alami, kemungkinan Anda mengalami yang namanya Baby Blues Syndrome. Tenang saja, banyak koq yang mengalaminya. Namun tentu saja, para ibu yang baru saja melahirkan memerlukan perhatian yang lebih. Tidak hanya dari suami, namun juga dari lingkungan sekitarnya. Jika tidak, kondisi ini akan mudah menjalar, menjadi Postpartum Depression.



Beberapa orang di lingkungan tempat tinggal saya mengalami ini. Belum diketahui secara pasti apa penyebab Postpartum Depression ini, namun ada beberapa faktor yang diketahui cukup berpengaruh, yaitu;

1. Perubahan hormon si ibu.
2. Tekanan menjadi ibu baru.
3. Ada sejarah keluarga terkait dengan depresi.
4. Kurangnya bantuan ketika melahirkan.
5. Merasa terisolasi.
6. Kelelahan.


Sampai saat ini, saya tak henti-hentinya bersyukur, karena saya memiliki keluarga yang sangat perhatian, meskipun ibu sudah tiada. Banyak yang bersedia membantu, bahkan kakak saya (Mbak Ita) khusus datang dari Semarang untuk menemani saya di hari-hari pertama. Mbak Ita juga lah yang mengajari saya bagaimana memandikan bayi, ketika Amay lahir empat tahun lalu



Alhamdulillah juga, dua kali menjalani persalinan, suami selalu berada di dekat saya. Meskipun di persalinan pertama suami tidak bisa masuk ke ruang operasi (saya menjalani persalinan secara caesar), namun saya tahu, di luar sana beliau sedang menunggu. Dan alhamdulillah, di persalinan yang ke dua, beliau senantiasa mendampingi dalam persalinan normal yang saya jalani.
Read More