Mengapa Dinamai Kayusirih?

Thursday, November 22, 2018


Halo-halo... Hari ini menginjak hari ke 3 #BPN30daychallenge2018 dan rasanya ngos-ngosan banget. Hihi.. Karena biasanya blog ini diisi seminggu sekali aja udah bagus. Atau kalau pas rajin ya seminggu ada 2 tulisan lah, tapi itu jarang terjadi.

Bersyukur banget Blogger Perempuan punya ide kreatif semacam ini. Jadi, saya yang biasa macet ide, tertolong dengan tema harian yang Blogger Perempuan kasih.

Oya, mungkin di antara teman-teman ada yang masih penasaran dengan nama blog ini yaa.. Meski beberapa kali saya sudah menuliskan alasannya.

Jadi, seperti yang pernah saya katakan, blog ini adalah hasil perbuatan suami saya. Dibuat di tahun 2010, dengan tujuan agar saya tidak mati gaya karena semenjak resign dan ikut suami ke Solo, saya jadi nggak punya kegiatan apa-apa.

Tapi, begitu campur sama suami (7 bulan kami menjalani LDM, antara Bogor dan Solo), saya langsung tekdung. So, jangankan mikirin belajar menulis dan mengisi waktu dengan kegiatan lainnya, lha wong membawa diri sendiri aja saya nggak bisa.

Ya, pas hamil Amay itu, saya beneran lemes mes mes, sampai usia kandungan 7 bulan. Mual muntah, jangan ditanya, sampai-sampai berat badan janin saat kandungan  berusia 7 bulan, sedikit kurang. Ya, namanya lagi nggak doyan makan, mau disediain es krim, cokelat, dan makanan lezat lainnya, tetap saja nggak ada nafsu. 

Nah, maka dari itu, blog ini baru terisi di tahun 2013. Saat itu Amay sudah berumur 2 tahun, jadi sudah bisa disambi. Ya, meski saat itu tulisan saya masih sangat kaku. 

Alhamdulillah, suami selalu mendukung saya. Niat belajar menulis lebih mudah jadinya. Dukungan suami itu terwujud dalam kesanggupannya untuk mengantar dan menunggui saya saat kopdar dengan komunitas menulis yang saya ikuti. Alhamdulillah...

Oya, sudah melantur sampai sini tapi alasan mengapa nama Kayusirih yang dipilih belum juga saya tuliskan.. Maafkaaan...

Jadi begini, saat ini jika suami saya ditanya, kenapa dulu pilih nama Kayusirih, dia pasti akan lupa. Tapi saya ingat, waktu itu suami saya bilang, "Kayu dan Sirih itu dua benda yang lekat dengan perempuan."

Mendengar jawaban itu, saat itu saya cuma mengernyitkan dahi. Terus saya mikir lagi, oh, mungkin maksudnya karena perempuan (jaman dulu), sering pegang kayu (untuk memasak) dan sirih (untuk nginang).

Kalau dipikir-pikir lagi, apa suami keidean ngasih nama seperti itu karena saya ini kelihatan jadul ya? -_-

Ya sudah lah, toh sudah terlanjur. Kayusirih pun sudah mulai dikenal (meski banyak yang nggak kenal juga, hiks...). Tapi setidaknya, ketika beberapa kali kopi darat dengan blogger lain dan saling berkenalan, kemudian ketika ditanya blog-nya apa lalu saya jawab "kayusirih", reaksi mereka langsung, "Oooh, Kayusirih... Iya iya tahu." Gitu.

Malahan banyak yang nggak ngeh dengan nama Arinta, hiks...

Adapun dengan tagline-nya, mengapa saya memberi tagline "Sinau Tanpa Pungkasan", karena saya ini senang belajar. Meski saya akui, di usia saya yang tak lagi belia ini, ilmu-ilmu itu seolah pelan sekali masuk ke otak. Hhh... Tapi ngga apa-apa juga lah yaa.. Yang penting, insya Allah, saya nggak akan berhenti untuk mempelajari hal-hal yang baru, yang saya sukai, dan tentunya yang ada manfaatnya pula.

Lalu menurut teman-teman, lebih terkenal mana, Arinta atau Kayusirih-nya? Jawab jujur. :(

2 comments

  1. Lebih kenal mb arinnya perasaan wakaka, jahara beud klo dibilang jadul tp mungkin pak yopi meliatnya mb arin ki keibuan tenan jd dianalogikannya yg berhub dg wanita bingit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi emang aku jadul, Tante.. aku suka lagu2 jaman dulu..hahaha

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...