Showing posts with label Blogging. Show all posts
Showing posts with label Blogging. Show all posts

Belajar Tentang Toxoplasma Gara-Gara Rahayu Pawitri

Saturday, November 12, 2016

Hai.. Selamat Weekend..

Pada kemana nih weekend ini? Saya sih di rumah saja karena kebetulan Pak Yopie ke Bandung, hehe.. Lagipula hari Sabtu tadi ada Expo Pendidikan di sekolah Amay, dan hari Minggu besok insya Allah akan ada pertemuan parent's club yang diadakan rutin setiap minggu ke dua tiap bulannya. Jadi yaa, ga bisa jalan-jalan, hehe..

Oya, weekend ini saya mau menulis tentang Mbak Rahayu Pawitri. Saya mengenal Mbak Wiwit (begitu Mbak Rahayu Pawitri ini akrab disapa), setelah tergabung dalam arisan link Blogger Perempuan. Padahal sebenarnya saya dan Mbak Wiwit ini sama-sama anggota IIDN loh (komunitas kepenulisan pertama yang kami ikuti), hehe, tapi justru dekatnya setelah jadi anggota arisan. You know, gara-gara arisan ini saya jadi dekat dengan beberapa blogger? Kami mengobrol secara intens, bahkan kini kami mengadakan English Day setiap hari Jum'at. Asik 'kan? That's what friends are for. Jadi punya teman banyak seharusnya membuat kita berkembang, hehe.. Tapi berkembang disini bukan berarti memanfaatkan loh yaaa.. Itu sih big no! *Tapi saya memanfaatkan Mbak Wiwit dan Mbak Ria juga ding...biar ketularan jago bahasa Inggrisnya, xixixixi...*

Sudah kenal Mbak Ria kan? Itu lho, yang punya Chocolicious.

Oya, hasil bincang-bincang dengan Mbak Wiwit, saya jadi belajar satu hal. Tentang Toxoplasma. Kebetulan, Mbak Wiwit ini dulu pernah terinfeksi Toxoplasma ini. Ini yang membuatnya agak ragu memberi adik untuk Hana, putri se-matawayang-nya. 

Yah, saya maklum sih, karena untuk bisa mendapatkan Hana, Mbak Wiwit perlu waktu 4 tahun. Ia harus yakin bahwa parasit jahat itu benar-benar sudah enyah dari dalam tubuhnya. Karena, toxoplasma ini memang sangat berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Parasit Toxoplasma ini dapat merusak janin. Dampak yang umumnya terjadi adalah keguguran. Dan bila bayi terlahir maka ia akan megalami beberapa masalah kesehatan, seperti: cacat bawaan, pembengkakan hati dan limpa, penyakit kuning, hingga infeksi mata yang berat. Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hidrocephalus).

Awal mula Mbak Rahayu Pawitri mengetahui bahwa dirinya terinfeksi toxoplasma adalah ketika ia merasakan sesuatu yang tidak beres pada matanya. Seperti yang ditulisnya di id.theasianparent.com, beberapa jaringan saraf mata kirinya mengalami kerusakan permanen. 


Lalu, Apa Sebenarnya Toxoplasma Itu? 

Mengutip Wikipedia, Toxoplasma atau lebih tepatnya Toxoplasma gondii adalah spesies protozoa parasit pada genus Toxoplasma. T. gondii menyerang kucing, tetapi parasit dapat dibawa oleh semua mamalia. T. gondii menyebabkan penyakit Toksoplasmosis.

Jadi sudah jelas ya, penyakit yang disebabkan oleh parasit ini dinamakan Toxoplasmosis/Toksoplasmosis.


Benarkah Kucing Merupakan Penyebab Utama Infeksi Toxoplasma?

Sebenarnya, semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi dan menularkan toxoplasma kepada manusia. Pada hewan-hewan selain kucing, toxoplasma berkembang biak dengan cara membelah diri (non seksual). Kucing, adalah inang definitif toxoplasma. Dalam tubuh kucing, toxoplasma dapat berkembang secara seksual (makro-gamet dan mikro-gamet) dan non seksual.


Bagaimana Cara Penularan Toxoplasma?

Kucing yang terinfeksi toxoplasma hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu tertentu, yaitu sekitar 10 hari sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang disebarkan biasanya sangat sedikit dan mempunyai resiko penularan yang sangat kecil. Penyebaran ookista ini biasanya terjadi pada kucing muda. Penyebaran ookista biasanya tidak terjadi pada kucing dewasa karena sistem kekebalan tubuh kucing dewasa sudah lebih baik dan relatif dapat mengendalikan sendiri infeksi toxoplasma tersebut.


Pada Ibu Hamil, Langkah-langkah Apa yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Penularan Parasit Toxoplasma?

  • Hindari minum susu yang tidak dipasteurisasi. Ini juga berlaku pada produk-produk turunan susu seperti keju dan yogurt.
  • Hindari makan makanan mentah. 
  • Cuci dan kupaslah buah dan sayuran sebelum dimakan.
  • Cuci bersih peralatan dapur, meja dapur, meja saji, dan bahan makanan apapun sebelum mengolahnya. Pastikan membasuh tangan dengan air hangat dan sabun antiseptik setelah memasak daging mentah.
  • Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut ketika sedang menyiapkan makanan. Pastikan selalu mencuci tangan sebelum makan.
  • Usir serangga seperti lalat dan kecoa dari makanan.
  • Hindari minum air yang telah terkontaminasi. Konsumsi air minum dalam kemasan apabila bepergian ke daerah dengan sanitasi yang buruk.
  • Jika melakukan aktivitas berkebun, gunakan sarung tangan dan jangan menyentuh mata, mulut dan hidung sebelum tangan dibersihkan.


Hampir setengah dari penyebab toxoplasma disebabkan karena kebiasaan mengonsumsi daging mentah atau setengah matang. Kita juga harus berhati-hati ketika makan lalapan atau sayuran mentah. Memang banyak yang meyakini bahwa sayuran segar yang belum diolah, akan lebih mudah dicerna dan terjaga nutrisinya. Akan tetapi, kita toh tidak pernah tau apakah makanan yang kita konsumsi bebas dari parasit ini, karena faktanya, toxoplasma dapat bertahan di dalam tanah selama berbulan-bulan, terutama di tanah yang lembab. 

Parasit Toxoplasma yang mengontaminasi daging ayam, daging sapi dan daging kambing akan mati setelah dimasak dengan matang di atas suhu 67 derajat Celcius.

Belajar tentang toxoplasma, meskipun baru sekilas saja, sungguh membuat mata saya terbuka. Bahwa menjaga kebersihan itu wajib, selain karena kebersihan adalah sebagian dari iman. 

Masih banyak yang ingin saya ketahui tentang penyakit ini. Tapi tenang, Mbak Wiwit akan menuliskannya untuk kita di blognya. Kita tunggu saja yaa, sambil mamam batako dan minum mijon. *laah, ketularan Minceu Lambe_Turah.* 

Rahayu Pawitri: Blogger, Teacher, Content Writer, and also a Mother

Buat yang ingin mengenal Mbak Wiwit, atau ingin sekalian belajar bahasa inggris, atau ingin tanya-tanya tentang Toxoplasma (sebagai seseorang yang pernah terinfeksi Toxo), berikut link social media yang bisa dikunjungi:

Facebook: Rahayu Pawitri
Twitter: @rahayupawitri
Instagram: @rahayu_pawitri





Sumber bacaan tentang toxo: http://www.nutriclub.co.id/kategori/kehamilan/kesehatan-kehamilan/penyakit-toxoplasma-pada-ibu-hamil?p=1



Read More

Facebook "On This Day", Membantuku Menghapus Curhatan Geje

Friday, November 11, 2016

Menjadi seorang Mama sejak hampir 6 tahun belakangan, saya belajar banyak hal, meskipun belum semua ilmu parenting saya kuasai dengan benar. Saya belajar cara bernegosiasi, meski seringnya berakhir dengan nada yang meninggi. Saya belajar untuk bisa begadang, padahal biasanya saya tidur pulas saat malam menjelang. Saya belajar untuk jadi pemberani, padahal sebelumnya dengan kecoa saja takut setengah mati. Dan masih banyak belajar-belajar lainnya, yang saya tak sempat menuliskannya. Tak sempat atau tak ingat yaa.. Ya itulah pokoknya. 

Setiap kali selesai memarahi si sulung, saya minta maaf, memeluk dan kemudian berjanji untuk lebih sabar lagi esok hari. Setiap kali tersadar telah mengabaikan si bungsu, saya sering menyesal, dan berjanji bahwa esok akan lebih memberi perhatian lagi. Dan yaa..janji terkadang tinggal janji saja. Esoknya saya masih susah mengontrol emosi, masih sibuk dengan jari-jemari mengetik sana sini. Mata memandang mereka tapi pikiran melayang entah kemana. Internet memang luar biasaaa pengaruhnya.

Saya terlena, hingga penyesalan selalu datang setelah semua terjadi. Saya terlupa, hingga harus diingatkan lagi, setiap hari.

Dan ketika Kopdar bareng ibu-ibu IIDN, Mba Ety Abdoel menyampaikan materi tentang "Internet Baik", saya seperti tertampar. Detik itu juga saya berjanji untuk berusaha "puasa digital". Saya mesti membagi waktu dengan benar, kapan boleh pegang HP, dan kapan harus pegang anak-anak.

Sekarang Amay sudah 6 tahun, sudah pandai membaca. Dia terkadang browsing tentang binatang-binatang yang ia ingin tahu populasinya, habitatnya, makanannya, dll. Dia juga sering meminta tolong pada saya untuk mencari kata ini-itu dalam bahasa Inggris, bahasa yang sedang digandrunginya selain bahasa Jepang. Dan begitu dia tahu bahwa google translate itu bersuara, dia terkekeh, takjub, dan makin penasaran dengan yang lainnya.

Saya tidak boleh lengah sekejap mata pun, jika Amay sudah memandangi layar, baik layar HP maupun layar monitor. Karena seperti mata pisau, internet bisa membantu kita, namun juga sekaligus bisa membuat celaka. Mencegahnya menggunakan internet saya rasa tidak benar juga, karena khawatirnya nanti dia penasaran dan mencobanya secara diam-diam. Membiarkannya berselancar tanpa pengawasan juga sama halnya dengan mendorongnya ke jurang. Jadi saya memilih untuk memperkenalkan internet yang BAIK. Bertanggungjawab - Aman - Inspiratif - Kreatif.

by Ety Abdoel

Saya lalu ingat lagi tulisan Mak Mutia Elisa Karamoy tentang Menghapus Jejak Digital. Kalau anak-anak bisa kita dampingi saat mereka bermain di dunia maya yang belum sepenuhnya dimengerti oleh mereka. Lha kalau kita? Kita ini terkadang permisif pada diri sendiri. (Meminta anak untuk bersabar, tapi kita sendiri sering kehilangan kesabaran. Kan bertolak belakang ya...) Termasuk ketika melarang anak-anak melihat yang tidak-tidak, tapi diri sendiri malah membuka yang tidak-tidak. Hayoo, siapa? Semoga yang baca tulisan ini TIDAK termasuk di dalamnya yaa..

Kalau udah terlanjur gimana? Salah satu saran Mak Mutia Karamoy adalah, clear history. Selanjutnya bertobat lalu tidak melakukannya lagi. Zina mata, woy!

Nah, beruntung juga di facebook ada facebook on this day yaa.. Yaitu penanda atau pengingat memori, bahwa di tanggal dan bulan ini, di tahun-tahun sebelumnya, kita telah menjejak di dunia maya. Adakah yang seperti saya, suka menghapus memori-memori yang tak penting? Ketika ketinggalan KRL saja jadi bahan curhat di dunia maya? Hihihi...

yeaayy udah dihapus memori facebooknya 


Jadi, mulai sekarang tahan diri yuk, contohkan pada anak-anak kita. Kalau terlanjur membuat "memori", pilih yang sekiranya bermanfaat, hapus yang sekiranya membawa mudharat. 

Sedekat apapun media sosial dengan kita, dia bukanlah teman baik yang pandai menyimpan rahasia.


Read More

5 Blogger Favorit Blogger Kayusirih

Sunday, October 30, 2016

Selamat Hari Blogger!!!

Meski sudah 3 hari lalu, tapi semoga euforianya masih terjaga yaa...

Jujur saja, kadang saya masih "ngga layak" menyebut diri sebagai blogger. Kalau sebagai pemilik blog kayusirih.com sih iya, hehe... Tapi definisi blogger sekarang ini kan ngga hanya sekedar penulis di blog ya? Entahlah...saya juga kurang paham. Hehe..

6 tahunan yang lalu, saat baru pindah ke Solo dan ngga tau mau ngapain, suami membuatkan saya blog ini dengan tujuan agar saya punya kegiatan. Maklum, sebelum menikah saya termasuk sibuk, hehe.. Pagi sampai siang mengajar di Bogor, sore sampai malam kuliah di Jakarta. Begitu menikah dan ikut suami di Solo, i do nothing. Dan ini bikin bete. Karena saya juga ngga punya saudara atau teman dekat disini. Teman ngobrol ya cuma suami.

Tapiii, dasar saya ini ngga pedean, saya baru terpikir untuk menulis di tahun 2013. Yup, butuh waktu 3 tahun untuk memunculkan rasa percaya diri. Saat itu saya berpikir, ya, "The journey of a thousand miles begin with one step". Kalau saya ngga mulai, kapan saya akan sampai? Kalau saya ngga berusaha, mana mungkin saya bisa melakukannya? Meski tulisan pertama saya agak kurang sedap dibaca, tapi saya tak menghapusnya. Biarlah semua proses itu menjadi kenangan, hehe...

Hingga akhirnya saya ada disini. Di lingkaran para blogger yang makin hari makin kreatif dan inovatif menggali potensi diri. Saya minder, kadang-kadang, hehehe.. Tapi saya berusaha untuk tetap menjadi diri saya, dengan semangat belajar yang "diusahakan" tetap membara.

Kalau saya bisa sampai di titik ini saat ini, tentu karena ada campur tangan orang-orang baik yang senantiasa mau membagi ilmunya. Iya, seperti lagu yang diputar setiap sore di televisi nasional saat saya kecil dulu,

Kita jadi pintar dibimbing pak guru, 
kita jadi pandai dibimbing bu guru, 
guru bak pelita, 
penerang dalam gulita, 
jasamu tiada taraaaa

Jadi 5 blogger yang saya favoritkan ini adalah blogger yang saya angkat jadi guru saya, hehe... Pokoknya dari mereka, dari tulisan-tulisan mereka, saya belajar sedikit demi sedikit. Iya, masih sedikit, karena waktu luang saya yang tak seberapa setelah terpotong tugas sebagai istri dan ibu rumah tangga. 

Udah, langsung saja lah yaaa.. Inilah 5 Blogger Favorit kayusirih:

1. Sary Melati
Mak Sary ini humble banget yaa.. Saya bisa menilai begitu karena beliau follow akun instagram saya, dimana biasanya blogger yang merasa udah nge-hits, ngga mau follow back orang yang follow dia, hehe.. Yaa..meski urusan follow-unfollow adalah urusan selera yaa..hehe.. Tapi Mak Sary ini berbeda. Dan beliaulah orang yang mengijinkan saya masuk ke komunitas blogger pertama saya, KEB (Kumpulan Emak-emak Blogger). Padahal saat itu tulisan saya baru sedikiiiit, dan tulisan saya juga masih mirip karangan anak SD. 

Sary Melati, Blogger

2. Ety Abdoel
Dari beliau, saya bisa belajar ngeblog secara langsung. Alhamdulillah, setidaknya sebulan sekali saya ketemu dengan beliau ini. Tulisan Mba Ety itu detail, informatif, runut, pokoknya saya suka saya sukaaa.. Saya jatuh cinta dengan tulisan Mba Ety itu, pertama kali waktu beliau menulis untuk lomba Memperingati 10 Tahun Tsunami Aceh. Dan di lomba itu, Mba Ety meraih juara 3. Luarrr biasaaa..

Ety Abdoel, Blogger

3. Pungky Prayitno
Nggak mungkin nggak kenal 'kan? Mak Pungky ini juga favorit saya. Tulisannya asik. Kadang bisa bikin ketawa ngakak, tapi paragraf berikutnya tiba-tiba bisa bikin nangis. Saya juga ngga pernah melewatkan satu huruf pun kalau sudah baca tulisannya. Kereeen pokoknya. Pantes lah kalau Mbak Pungky juga langganan jadi juara.

Pungky Prayitno, Blogger funky and gaul

4. Shinta Ries
Ngga ada alasan untuk ngga memfavoritkan beliau. Karena tergabung dalam grup yang digawanginya itu, saya akhirnya berkenalan dengan banyak nama. Karena Blogger Perempuan juga saya kemudian terdorong untuk membeli domain. Intinya, banyak ilmu yang saya dapatkan darinya. Pintar, cerdas, tapi nggak pelit ilmu. Jarang ada yang sepertimu, Mbak. 

Shinta Ries, Blogger

5. Pakde Cholik
Yeeeeayy.. Saluut sama Pakde. Kalau biasanya, pensiunan itu udah ngga mau ngapa-ngapain, tapi energi Pakde sepertinya nggak bisa membiarkan beliau diam saja. Pakde selalu menebar manfaat melalui tulisan-tulisannya. Selera humornya bikin kita betah baca blognya. Salut..Saluut..Saluutt lah..



Dan, benang merah dari ke-5 blogger favorit saya di atas, sesungguhnya adalah dua kata. Cerdas dan Humble

Sebenarnya masih ada beberapa blogger cerdas dan humble yang saya jadikan guru secara diam-diam, hehe... Tapi karena dibatasi 5 saja, jadi terpaksa hanya 5 nama yang saya tulis di atas.

Dan jika disuruh memilih salah satu saja, sungguh tak mudah untuk memilihnya. Tapi kemudian saya kerucutkan sesuka hati saya, hehe... Yang saya pilih adalaaaahh...yang pernah ketemu dengan saya. Yang pernah saya sentuh secara nyata. Dan iyaaa, pilihan saya adalah Ety Abdoel.


 Blog Ety Abdoel


Bukan, bukan karena yang lain kalah hebat... Nilai mereka berlima sama, tapi karena saya bingung memilihnya, jadi ya sudah, saya pilih Mba Ety saja yaa..hehe... Ini juga sebagai ucapan selamat karena tadi diumumkan bahwa Mba Ety kembali meraih juara untuk lomba blog Sunlife. 

Selamat ya Mba... 



Read More

Jawilan Blogger, Siapa yang Terjawil Berikutnya?

Sunday, October 23, 2016

Sudah sebulanan yang lalu saya dijawil sama Tante Mbul alias Gustyanita Pratiwi yang hobinya pamer makanan dan bikin perut keroncongan itu, untuk menjawab tantangan tentang "Jawilan Blogger". Kalau baru dikerjakan sekarang, itu bukan karena saya meremehkan, tapiii, kemarin-kemarin itu saya ada beberapa target tulisan. Hehe, alhamdulillah, bisa membantu satu orang teman penulis yang sedang sakit, untuk menulis outline calon bukunya. Teriring do'a, semoga beliau segera sehat dan kembali produktif menghasilkan karya-karya yang bermanfaat, aamiin...

Read More

Pilkada Jakarta, Jangan Bikin Tambah Dosa

Monday, October 3, 2016

election by pixabay

Beberapa hari terakhir, timeline facebook saya ramai dengan pemberitaan tentang Pilkada DKI Jakarta. Yang paling heboh tentu saja para mamah muda, karena tiba-tiba ada calon ganteng disana, hahaha... *awas, jangan sampai para suami jadi cemburu loh yaa.. :p

Saya bukan mau bahas salah satu calon saja yaa, karena ini ranah sensitif dan saya tidak punya kompetensi untuk berkomentar juga. Apalagi saya bukan warga Jakarta, jadi untuk apa ikut ngotot mau pilih siapa? Walaupun, jujur saja, saya juga pernah berandai-andai sih...lebih tepatnya, diskusi dengan suami, kira-kira jika kami adalah warga DKI, sebaiknya pilih yang mana? Karena memang cukup membuat bingung yaa, tiga-tiganya keren dan luar biasa. :D

Lalu, kira-kira kami pilih siapa? Ah, itu lahaciaaa.. :p

Menanggapi tulisan Mak Adriana Dian yang berjudul The Big No-No dalam Sebuah Pemilihan Umum, saya sih cuma mau titip pesan saja:

1. Siapapun pilihanmu, saya yakin kalian sudah punya pertimbangan masing-masing, ya kan ya kan? Terserah, ikuti saja kata hatimu. 3 calon gubernur DKI, semuanya baik-baik dan punya kemampuan yang luar biasa. Insya Allah, di tangan siapapun Jakarta kelak, Jakarta akan menjadi lebih baik lagi.

Kita catat saja janji-janjinya, supaya nanti kita bisa tagih sama-sama saat mereka berkuasa. :)

election by pixabay


2. Jangan memaksakan pilihanmu pada orang lain. Hei, mereka yang sudah punya hak pilih, tentu sudah cukup dewasa untuk menimbang dan memutuskan. So, jangan menganggap pilihan orang lain keliru, dan pilihanmulah yang paling benar.

Ini juga kalimat yang saya buat saat pemilu Presiden dua tahun lalu:

Cara pandang orang terhadap sesuatu bisa berbeda-beda, tak usah lah kita memaksakan cara pandang kita. Saya ingat betul kata-kata suami suatu hari, "Kita mungkin melihat sebuah pulpen sebagai benda yang panjang, tapi jika yang lain melihatnya dari atas maka sah-sah saja jika dia bilang pulpen itu berbentuk lingkaran, dan jika seseorang melihat dari bawah tak salah jika pulpen itu disebutnya runcing."


3. Tetap berprasangka baik. Sejak dimulainya kampanye pileg, hingga kampanye pilpres dua tahun lalu, rasanya prasangka kita mudah tersulut dengan pemberitaan-pemberitaan di media. Bukan prasangka baik, namun prasangka buruk lah yang meraja. Kemudahan mengakses dan menyebarkan berita dengan satu klik saja, membuat kita sering tak sadar dengan kehebatan Jari dan Jempol Tangan ketika Digoyang. Hati-hati. Kadang apa yang kita baca dan kita sebar, belum bisa kita pastikan apakah salah atau benar. Tahan diri, okay? :)


Saya teringat sebuah status yang dibagikan seorang teman.
"The first racist was Iblis. So anyone who thinks he's better than someone else because of his ethnicity etc. has a trait of Iblis." (Shaykh Yasir Qadhi via Muslim Speakers) 


Siapa saja yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain (merasa paling benar), memiliki sifat dari Iblis. Yang menganggap bahwa etnisnya yang paling baik, ia pun memiliki sifat dari Iblis. Na'udzubillah min dzalik.




Read More

Grup Whatsapp dan Segala Rupa Tentangnya

Tuesday, September 13, 2016

whatsApp logo from whatsappbrand.com

Sekarang ini sepertinya sudah nggak jaman lagi SMS-an, ya? Isi kuota internet kesannya jadi lebih penting daripada isi pulsa untuk telepon atau SMS. Saya nih ya, misalkan beli pulsa 100 ribu rupiah, maka 70 ribu saya gunakan untuk beli kuota internet, dan sisanya baru digunakan untuk telepon atau SMS. Kalau kuota menipis, langsung bingung deh. Tapi, kalau pulsa habis, nggak terpikir untuk buru-buru beli, kecuali jika benar-benar penting harus menghubungi seseorang.

Nah, sebagai ganti SMS, ada beberapa aplikasi chatting yang umum digunakan, seperti; line, whatsapp, telegram, juga BBM. Tadinya saya hanya menggunakan WA dan BBM saja, tapi suami menyuruh untuk install telegram juga. Katanya, telegramnya itu khusus untuk saya, cieeeehh...

Diantara ketiga aplikasi itu, Whatsapp lah yang paling sering saya buka. Kenapa? Karena disana ada banyak grup yang selalu ramai setiap harinya. Ada grup keluarga, grup alumni, grup perumahan, grup sekolah Amay, grup bisnis, grup menulis, juga grup blogging.

Selama ini saya sih asik-asik saja dengan grup yang ada saya di dalamnya. 
*Grup keluarga bisa mengobati kangen, grup alumni juga.
*Grup perumahan dan grup sekolah Amay, tentunya untuk update informasi dong yaa. 
*Grup bisnis untuk mempermudah komunikasi dengan supplier dan sesama agen, yang alhamdulillah dan semoga bisa kompak selalu. 
*Grup menulis dan grup blogging, sebenarnya hampir sama, menjadi wadah bagi saya untuk tetap belajar dan memperbarui ilmu setiap harinya. Dari grup di facebook, komunikasi jadi lebih mudah jika melalui WhatsApp. 

Memang sih pernah ada friksi yang terjadi. Tapi alhamdulillah bisa teratasi, meski kini di salah satu grup, anggotanya sudah tidak sekomplit dulu lagi. Dari pengalaman itu, kemudian saya belajar satu hal. Di dalam sebuah grup yang berisi orang-orang yang kita kenal sekalipun, sebaiknya kita saling menghargai, dan tetap mengedepankan tepa selira atau toleransi. Karenaaa...kita ini manusia dengan isi kepala yang berbeda-beda. Tak ada gunanya merasa diri paling benar. Begitu.

Dan ternyata, friksi seperti ini tak hanya terjadi di grup WA saya. Di grupnya suami pun sempat terjadi juga. Penyebabnya, karena guyonan yang kelewatan. 

So, menurut pengalaman dan pengamatan saya, ada beberapa hal yang mesti ditahan, jika kita merupakan anggota sebuah grup Whatsapp. Note to Myself banget ini mah. 

1. Tahan diri untuk "ngotot" dengan pendapat sendiri. 
Beda pendapat itu wajar gaes, jangan terlalu egois ya... Tidak ada yang sepenuhnya salah, juga tidak ada yang sepenuhnya benar. Semuanya tergantung cara pandang saja. Suami saya pernah bilang; "Kita mungkin melihat sebuah pulpen sebagai benda yang panjang, tapi jika yang lain melihatnya dari atas maka sah-sah saja jika dia bilang pulpen itu berbentuk lingkaran, dan jika seseorang melihat dari bawah tak salah jika pulpen itu disebutnya runcing."



2. Tahan diri untuk membagikan gambar yang kurang sopan. 
Ini pernah nih, di grup suami. Mirisnya, pernah saya dapati, yang membagikan itu perempuan. Dalam hati, "Hih, kamu koq mempermalukan drimu sendiri sih, Mbakyu?" Dan karena hal itu, salah satu temannya left the group. 
Bukan mau sok suci atau gimana yaa... Cumaaa..kami ini (juga teman-teman yang lain) kan punya anak yang masih kecil dan hobi banget mainan pake Hp. Kalau tiba-tiba mereka lihat gambar yang mengerikan itu, piye coba? Kalau anakmu udah biasa lihat gambar begituan sih terserah, tapi tolong, kami sudah susah payah menjaga anak kami dari penglihatan yang tidak-tidak.
Iya, memang, kita bisa men-setting agar gambar tidak otomatis ter-download. Tapi daripada nyuruh orang lain untuk mengantisipasi, lebih baik kitanya menahan diri dan nggak jadi biang keladi, iya kan?

3. Tahan diri untuk tidak membahas isu SARA. Sekali lagi, meski kita berada dalam satu grup, tapi "iklim" kita tidak selalu sama. Beberapa kali di grup saya, ada yang mendiskreditkan ras tertentu. Saya kurang suka. Karena apa? Hei, kita ini diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kita saling mengenal. Benar kan? Ngga ada yang bisa memilih untuk dilahirkan sebagai suku apa, betul? Jadi berhentilah memandang rendah suku atau bangsa tertentu. Kita nggak tahu kan, barangkali mereka yang derajatnya lebih mulia dibanding kita, yang diam-diam suka menghujat mereka. 

4. Tahan diri untuk membagikan info yang "kurang atau tidak penting". Kadang yang demen share-share begini suka saya lewati sih. 

5. Jika ingin meninggalkan grup, sebaiknya pamit dulu yaa, agar tidak meninggalkan kesan yang kurang enak di hati anggota yang lain. :)

6. Kalau poin 1 sampai 5 adalah catatan untuk para anggota, maka yang ke 6 ini adalah catatan untuk si pembuat grup. 
Weh, ada catatannya juga to?
Ada.
Yaitu, sebelum memasukkan seseorang ke dalam suatu grup, sebaiknya ditanya dulu kesediaannya. Jangan tiba-tiba langsung dimasukkan, khawatir dia kurang berkenan, tapi pakewuh alias nggak enak hati jika harus left group segala. 
Ini utnuk menghindari keadaan "yang muncul, dia lagi dia lagi. yang silent tetap silent" seperti Balada Grup WhatsApp yang ditulis Mak Ade Delina Putri

So, be wise, ya teman-teman (saya juga). Kita udah tua dewasa 'kan? :)

Read More