Showing posts with label parenting. Show all posts
Showing posts with label parenting. Show all posts

Cara Melatih Anak Berbicara

Tuesday, August 4, 2020


Cara Melatih Anak Berbicara
Cara Melatih Anak Berbicara


Seorang ibu pasti akan gelisah ketika putranya sudah memasuki usia "mengoceh", tetapi belum menunjukkan kemampuan berbicara sesuai usianya. Saya pun pernah mengalaminya. Pembaca kayusirih mungkin tidak asing dengan curhatan saya yang ini;


Lalu, bagaimana cara melatih anak berbicara? Ada beberapa hal sederhana yang saya lakukan untuk meningkatkan kemampuan bicara pada anak saya, antara lain:

1. Membacakan Buku Cerita


Rajin membacakan buku cerita diyakini dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak. Tak hanya itu saja, ada manfaat lain dari kegiatan membaca buku, seperti;
  • Melatih kemampuan berpikir logis
  • Memancing daya imajinasi anak
  • Meningkatkan kemampuan mendengar dan berkonsentrasi
  • Membangun ikatan yang kuat antara ibu dan anak
  • Membentuk pola perilaku dan nilai sosial
  • Meningkatkan rasa empati pada anak

Jadi, yuk mulai sekarang rajin-rajin membacakan buku untuk anak-anak. 😊


2. Menyanyi Bersama


Menyanyi bersama adalah salah satu cara asyik untuk melatih anak berbicara. Dengan mendengar lagu dan menyanyikan liriknya, perbendaharaan katanya akan meningkat.

Awali dengan lagu-lagu sederhana seperti Balonku, Burung Kakatua, dll. Jangan lupa untuk menambahkan gerakan-gerakan yang atraktif, juga ekspresi-ekspresi yang lucu, yaa... 😀

3. Senam Lidah dengan Huruf Hijaiyah


Ini cara yang sudah saya terapkan sendiri and it works. Saya pernah menuliskannya di sini: Terapi Bicara dengan Membaca Huruf Hijaiyah.

Selain dengan huruf hijaiyah, kita juga bisa menggunakan flash card untuk menstimulasi kemampuan bicara anak. Lakukanlah saat anak sedang dalam kondisi mood yang baik, supaya hasilnya lebih efektif. Perhatikan juga durasinya, jangan terlalu lama supaya anak tidak cepat bosan.

Oya, saat melatih anak berbicara, usahakan ada eye contact antara kita dengan anak-anak, yaa.. Dengan cara itu, anak akan belajar untuk memproduksi suara apakah dengan bibir, lidah atau gigi. Semoga dengan cara-cara di atas, kemampuan bicara anak kita meningkat ya, Ma... Aamiin.

~

Setelah melakukan usaha-usaha di atas, selanjutnya adalah berserah dan berdoa, supaya apa yang kita upayakan untuk anak-anak kita mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal penting lainnya adalah:

Jangan Stres

Ketika anak kita mengalami keterlambatan dalam bicara, solusi pertama adalah, jangan stres. Terlalu terbebani dengan milestone anak bisa berdampak buruk tak hanya pada psikis sang ibu, tetapi juga pada sang anak.

Jangan Membandingkan Anak Kita dengan Anak Orang Lain

Jangankan anak-anak, kita yang dewasa pun pasti tidak suka jika dibanding-bandingkan, bukan? Satu yang harus diingat adalah bahwa setiap anak terlahir unik. Saking uniknya, bahkan dari orang tua yang sama pun, karakter anak-anaknya bisa berbeda-beda.

We Know Our Kids Best

Kita adalah orang yang paling mengenal anak-anak kita. So, ngga perlu lah menanggapi komentar negatif orang lain.

Keterlambatan Pada Anak Bukanlah Kesalahanmu

Stop menyalahkan diri sendiri ya, Ma... Saat kita sudah melakukan yang terbaik untuk anak-anak, keterlambatan anak dalam mencapai milestone bukanlah kesalahanmu. Ada hal-hal lain yang berada di luar kuasa kita. Kondisi medis, misalnya. Percayalah, anak akan menunjukkan kemampuannya ketika ia sudah siap. Jadi, jangan putus asa atau merasa gagal ya, Ma.. 😊

Jauhkan Diri dari Toxic People

Kita tidak bisa mengendalikan orang lain. Yang bisa kita kendalikan adalah diri kita sendiri. Daripada waktu kita habis untuk mengkonter orang-orang toxic, lebih baik jauhi saja sekalian. 😊

~

Tantangan seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya memang berbeda-beda. Untuk itu, daripada keberadaan kita menjadi toxic bagi orang lain, alangkah baiknya jika kita saling mendukung satu sama lain. Semangat jadi ibu terbaik untuk anak-anak kita, Ma!



Read More

Biru.id, Tempat Sewa Pompa Asi Berkualitas di Jakarta

Tuesday, January 28, 2020


Sebagian ibu dikaruniai ASI yang melimpah, tetapi sebagian lainnya harus berjuang keras untuk bisa memberikan ASI kepada bayinya. Kondisi yang tentu tidak mudah bagi ibu, karena perasaan tidak mampu menyusui saja bisa membuat seorang ibu stres dan cenderung untuk menyalahkan diri sendiri. Untuk itu, apabila di sekitar kita ada ibu yang kesulitan untuk menyusui bayinya, alangkah lebih baik jika kita tidak menghakimi mereka.

Caranya bagaimana? Beri support terbaik untuk mereka, salah satunya dengan pandai-pandai menjaga perasaan mereka. Yakinkan bahwa ketidakmampuan mereka dalam memproduksi ASI bukanlah sebuah masalah yang besar yang tidak ada jalan keluarnya. Katakan bahwa tanpa ASI pun, anaknya bisa tetap mendapatkan asupan yang baik, salah satunya melalui susu formula.


cara mengatasi asi mampet
Penyebab ASI Mampet dan Cara Mengatasinya

Sekali  lagi, jangan buru-buru menghakimi, karena kita tidak tahu pasti apa yang menyebabkan seorang ibu mengalami kesulitan dalam memproduksi ASI. Ada banyak hal yang menyebabkan ASI mampet atau tidak keluar dengan lancar, di antaranya adalah;

1. Laktasi yang tertunda

Tidak semua ibu bisa langsung menyusui bayinya segera setelah bayi lahir. Beberapa ibu harus menunggu hingga beberapa hari sampai ASI-nya bisa keluar. Biasanya ini terjadi pada perempuan yang melahirkan melalui proses operasi caesar.

Saya juga mengalaminya ketika melahirkan si sulung. Namun, selain karena melahirkan secara caesar, ada faktor lain yang menyebabkan saya mengalami laktasi yang tertunda.


2. Bentuk puting yang tidak biasa

Selain karena laktasi yang tertunda, hal lain yang menyebabkan ASI saya tidak lancar adalah anatomi payudara yang tidak biasa. Alhamdulillah, beberapa bulan setelah rutin menyusui, bentuk payudara saya berubah, dan memudahkan si kecil ketika menyusu.

Memang harus sabar, ulet dan sedikit "ngotot" alias keukeuh bahwa si kecil harus menyusu. Tanpa keinginan yang kuat seperti itu, mungkin saya benar-benar tidak bisa menyusui bayi saya.


3. Pelekatan yang tidak sempurna

Masa-masa awal menyusui adalah masa-masa mencari posisi paling nyaman untuk menyusui. Kalau anak sekolah punya slogan "posisi menentukan prestasi", ibu menyusui pun sama, "posisi menentukan lancarnya ASI". 😁


4. Penyebab ASI sedikit karena pemberiannya dibarengi dengan susu formula

Ini benar-benar terjadi pada saya, ketika melahirkan si sulung dengan cara caesar. Begitu keluar dari ruang operasi, perawat langsung menawarkan dua merek susu formula pada saya. Sediiiih, karena sebenarnya saya ingin langsung menyusui bayi saya. Namun, saya menyadari, kondisi saya saat itu mungkin kurang mendukung keinginan saya ini.

Akibatnya, saya baru bisa memberikan ASI pada bayi saya setelah ia berumur 4 hari.
5. Kelenjar ASI yang tidak mencukupi

IGT atau insufficient glandular tissue, adalah kondisi dimana kelenjar air susu tidak mencukupi dan menyebabkan ASI sedikit. IGT bisa terjadi karena pelekatan yang gagal, payudara terlalu kecil atau terlalu besar, pengaruh hormon, atau payudara yang tidak berkembang setelah masa puber.

Ya, itulah lima hal yang menyebabkan ASI tidak lancar. Jika sudah menemukan penyebabnya, maka kita tinggal berusaha bagaimana agar ASI bisa keluar dengan lancar. Beberapa cara ini mungkin bisa membantu merangsang produksi ASI.

Bagaimana Agar ASI Bisa Lancar
Tips Agar ASI Lancar

1. Istirahat yang cukup

Istirahat sangat penting dilakukan untuk proses penyembuhan. Istirahat yang cukup juga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seorang busui (ibu menyusui). Memang, ketika memiliki bayi, beristirahat adalah sebuah hal yang sulit dilakukan, tapi jangan sampai busui merasa kelelahan. Terlalu letih dapat mengakibatkan stres juga, lho, dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas ASI juga.


2. Berpikir positif

Setelah cukup istirahat, hal yang paling penting selanjutnya adalah selalu berpikir positif. Tanamkan keyakinan bahwa ASI kita cukup, ASI kita berkualitas. Insya Allah, dengan afirmasi positif seperti ini, hal-hal positif juga akan terjadi.

Bagi orang-orang di sekitar, sebaiknya ikut membantu jaga mood ibu menyusui agar senantiasa merasa bahagia dan tidak stres, karena hormon stres dapat mengakibatkan produksi ASI berkurang.


3. Jangan berhenti, teruslah menyusui

Di berbagai komunitas menyusui sering kita dapati sebuah nasehat untuk terus menyusui. Jangan berhenti, karena gerakan dari mulut bayi memberikan stimulus pada payudara yang akan merangsang tubuh ibu untuk memproduksi air susu.


4. Lakukan teknik skin to skin nurse

Skin to skin nurse adalah sebuah teknik memberikan ASI dengan tidak ada penghalang sehelai kainpun antara ibu dan bayi. Jadi, kulit ibu dan bayi langsung bersentuhan. Teknik ini tidak hanya bisa merangsang produksi ASI, tetapi juga dapat meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan si buah hati.

5. Konsumsi pelancar ASI

Dulu, ibu saya sampai menanam daun katuk agar ketika menyusui adik saya, ASI-nya keluar dengan lancar. Ya, penting bagi seorang ibu yang sedang menyusui untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak zat perangsang produksi air susu, seperti daun katuk, telur dan lain-lain.


6. Gunakan kedua payudara secara bergantian

Kegiatan menyusui memang dapat menyebabkan badan menjadi pegal. Maka, menggunakan kedua payudara secara bergantian, selain dapat mengurangi rasa pegal di satu sisi, juga dapat merangsang produksi ASI kedua payudara.


7. Pilih bra yang tepat

Ukuran bra yang tidak cocok atau terlalu ketat dapat mengakibatkan penyumbatan pada saluran ASI. Oleh sebab itu, gunakan bra menyusui yang benar-benar sesuai dan cocok dengan ukuran ibu menyusui.


8. Perah dan pompa

Last but not least, cara untuk menjaga agar produksi ASI tetap lancar adalah dengan cara memerah atau memompa. Lakukanlah pemompaan sekitar 10 menit pada masing-masing payudara.

Jangan lupa ya, Ma, pilihlah pompa ASI yang memiliki kualitas baik, entah itu pompa manual maupun elektrik. Pelajari cara mengoperasikannya, pelajari juga bagaimana tubuh bereaksi terhadapnya.

Tapi masa mau coba semua jenis dan merek pompa ASI? Kalau pada akhirnya ngga terpakai, gimana?

Ini juga yang jadi pertimbangan saya, Ma. Sayang atuh kalau pada akhirnya ngga terpakai, ya kan? Selain boros, mubadzir juga kan? Apalagi kalau ingat suami kerja siang malam, kasihan... Masa uangnya mau dibuang-buang? Duh kan, jadi baper.

Alhamdulillah, sekarang sudah ada solusinya, Ma. Daripada beli, dipakainya juga cuma sebentar, mendingan kita sewa aja. Sewanya di mana? Cek biru.id, gih! Di sana, ngga hanya bouncer, stroller, car seat atau mainan anak saja yang disewakan. Pompa ASI juga. Kita bisa sewa untuk mingguan atau bulanan.

Selain lebih hemat karena mengurangi budget untuk membeli perlengkapan bayi, dengan  menyewa kita juga ikut berperan dalam gerakan urban sharing dan go green untuk mengurangi sampah yang tidak bisa terurai. Jangan khawatir, Ma, barang yang disewakan di biru.id dijamin bersih, higienis, dan aman untuk si kecil.

Untuk Mama yang ingin sewa pompa ASI, kunjungi saja situs resmi biru.id atau follow instagram @biru.id.official dan transaksinya bisa dilakukan melalui Tokopedia di www.tokopedia.com/biruid. Cek video di bawah ini, yaa...






Sumber Referensi:
- https://id.theasianparent.com/penyebab-asi-sedikit
- https://www.popmama.com/pregnancy/birth/natasha.ghea/cara-mengatasi-saluran-asi-tersumbat



Read More

Dini.id, Aplikasi untuk Memantau Perkembangan Bahasa Anak

Friday, January 24, 2020


Begitu melahirkan seorang bayi mungil dan secara otomatis predikat "ibu" disematkan pada diri kita, perhatian kita tentu tak lepas dari tumbuh kembangnya. Betul tidak, Ma? Proses tumbuh kembang anak setiap harinya memang selalu mendebarkan. Namun, tahukah, Ma, meski selalu berkaitan, pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda? Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif atau dapat di ukur, sedangkan perkembangan (development) adalah perubahan yang lebih menitikberatkan pada bertambahnya kemampuan (skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.

Ada beberapa aspek tumbuh kembang anak yang mesti kita perhatikan, Ma, yaitu;
1. Perkembangan fisik
2. Perkembangan motorik
3. Perkembangan kognitif
4. Perkembangan bahasa
5. Perkembangan psikososial

Seringnya kita lebih fokus pada perkembangan fisik motorik. Berapakah berat badannya, berapa tinggi badannya, kapan tumbuh giginya, kapan anak bisa duduk, kapan anak bisa berjalan, dan sebagainya. Ya, karena perkembangan fisik motorik adalah perkembangan yang paling mudah dilihat. 

Perkembangan bahasa, apalagi perkembangan psikososial, terkadang kurang diperhatikan. Saya seperti ini juga, dulu. Pembaca setia www.kayusirih.com atau www.mamakepiting.com mungkin tahu ya, saya pernah menceritakan tentang anak kedua saya, Aga, yang mengalami keterlambatan bicara.

Dulu saya sering membela diri,

"Ah, nanti juga bisa ngomong."

"Anak laki-laki beda sama anak perempuan, sudah kodratnya perempuan lebih cerewet."

Padahal ngga begitu juga. Pasti ada faktor lain yang menyebabkan seorang anak mengalami speech delay atau keterlambatan bicara.


Tahapan Perkembangan Bahasa pada Anak
Bagaimana Mengatasi Speech Delay pada Anak

 
Sebagai informasi, tahapan perkembangan bahasa pada anak, normalnya adalah seperti ini, Ma; 

1. Tahapan Pralinguistik

Pada tahap ini, bayi baru bisa menangis, menjerit, dan tertawa, sebagai cara untuk berkomunikasi atau merespon keadaan di sekitarnya.

2. Tahapan Linguistik

Ini adalah fase si kecil belajar bicara.

Usia 0-12 bulan 
Si kecil sudah dapat merespon suara, menunjukkan ketertarikan sosial terhadap wajah dan orang, babbling atau mengulang konsonan dan vokal, memahami perintah verbal, dan mampu menunjuk ke arah yang diinginkan.

1-2 tahun
Sebelum bisa berbicara lancar, bayi sebenarnya telah memahami kata-kata yang belum bisa mereka ucapkan, (Pan & Uccelli 2009). Seperti halnya ketika bayi sudah mampu mengetahui namanya sendiri pada usia 5 bulan.

Di usia 1-2 tahun, si kecil sudah bisa memproduksi dan memahami kata-kata tunggal, mampu menunjukkan bagian-bagian tubuh, dan juga sudah mulai memahami makna dibalik instruksi sederhana, seperti "ambil mainannya" atau "tepuk tangan". 

Perbendaharaan katanya akan meningkat pesat di usia 18 bulan sampai 2 tahun. Masa itu disebut dengan vocabulary spurt atau pertumbuhan yang terlewat cepat dalam pemahaman dan pengucapan kata oleh bayi. Di masa ini, anak bisa mempelajari kata-kata baru hingga 9 kata per hari. Jika di usia 13 bulan si kecil bisa memahami sekitar 50 kata, di usia 18-24 bulan, si kecil mampu mengucapkan 200 kata. 😍

2-3 tahun
Di usia ini, si kecil sudah mampu menggabungkan 2 kata. Misalnya, "mau pipis", "ndak mau", dan lain sebagainya.

3-4 tahun
Sejalan dengan meningkatnya keterampilan si kecil dalam bersosialisasi, kemampuan berbicaranya pun semakin meningkat. Ia mulai mampu memahami konsep warna, bentuk, ukuran, rasa, tekstur, juga bau. Rasa ingin tahunya juga semakin besar, jadi, siap-siap dengan pertanyaan tak terduga, ya, Ma! 😊

4-5 tahun
Di usia ini, kemampuan berbicaranya hampir sama dengan orang dewasa. Si kecil sudah mampu menyampaikan kritik, mengajukan berbagai pertanyaan, bahkan memberi nasihat. Hihi, semakin lucu, ya?

5-6 tahun
Semakin bertambah usia, perkembangan bahasa anak juga semakin kompleks. Di usia ini, si kecil sudah mampu menyatakan pendapat, mengekspresikan keinginan, perasaan, kekaguman, penolakan, dan juga menuangkan ide atau imajinasi.

Ya, begitulah seharusnya tahapan perkembangan bahasa pada anak. Namun, sedihnya, tak sedikit pula yang mengalami keterlambatan bicara. Sayangnya, banyak orang tua yang termakan mitos bahwa perkembangan berbicara anak bisa saja terlambat karena perkembangan di bidang lain lebih cepat. Ya, saya akui dulu saya juga begitu. Padahal, menurut Psikiater Konsultan Anak & Remaja, dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ, tolak ukur perkembangan bicara dan bahasa juga merupakan tolak ukur perkembangan kognitif mereka, intelektual mereka, yang juga menentukan perkembangan pada tahap tahap selanjutnya.

Jadi, memang tidak seharusnya kita menyepelekan kondisi speech delay pada anak, karena mereka yang mengalami speech delay akan memiliki risiko terkena gangguan jiwa juga seperti depresi dan anxietas / kecemasan. Hiks... Ya, anak yang mengalami speech delay, ketika merasakan sesuatu yang tidak nyaman, ia bingung, tidak bisa menjelaskan, ini sedihkah, marahkah, kecewakah? 

Nah, sekarang sudah semakin paham ya, betapa pentingnya memberikan stimulasi kemampuan bicara pada anak. Selain harus sering mengajak anak bicara dan bermain bersama, salah satu solusi yang bisa dipilih orang tua untuk melakukan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak adalah Dini.id.

Cek video di bawah, yaa.. 😊



Dini.id adalah start-up yang khusus dirancang untuk memberikan program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan memadukan antara teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli.

Beberapa program Dini.id adalah;

1. Sistem assessment online gratis di website www.dini.id yang dapat mengidentifikasi keterlambatan dan potensi dalam perkembangan anak

2. Kelas stimulasi dan intervensi sambil bermain yang dilakukan di playground playground mitra, yang dirancang untuk mengaktifkan neuron dalam otak, sehingga meningkatkan perkembangan kognitif dan menjadi dasar perkembangan tahap selanjutnya terutama untuk belajar.

3. Program asesment, observasi, dan investigasi berkala yang disupervisi oleh psikiater dan psikolog klinis untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang berbeda-beda dan unik.


Dengan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak, diharapkan speech delay yang terjadi pada anak dapat teratasi dan anak jadi lebih lancar bicara.



Sumber Referensi:
- https://hellosehat.com/parenting/perkembangan-bayi/perkembangan-bahasa-pada-bayi/
- https://www.wyethnutrition.co.id/kenali-tahapan-perkembangan-bahasa-anak-usia-dini





Read More

Pentingnya Stimulasi dan Sentuhan Kasih Sayang untuk Perkembangan Anak Usia Dini

Sunday, September 8, 2019


Saya memiliki dua anak, yang pertama berusia delapan tahun dan yang kedua hampir lima tahun. Beberapa orang berkeyakinan bahwa usia mereka saat ini merupakan golden age yang tak akan terulang dan harus diisi semaksimal mungkin. Saya, menyadari bahwa masa kanak-kanak mereka tak akan kembali, akhirnya menjadi rajin menggali informasi, stimulasi seperti apa yang dibutuhkan untuk perkembangan anak usia dini.



Kaitannya dengan rentang usia, ada banyak sekali pendapat mengenai definisi anak usia dini. Pemerintah melalui UU Sisdiknas mengelompokkan anak dengan rentang usia 0-6 tahun sebagai anak usia dini. Namun, Soemiarti Patmonodewo mengutip pendapat tentang anak usia dini menurut Biecheler dan Snowman, yang berpendapat bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak usia prasekolah yaitu anak-anak yang berada di rentang usia 3-6 tahun.

Sementara itu, National Association for The Education of Young Children (NAEYC) berpendapat bahwa yang termasuk dalam “Early Childhood” atau anak usia dini adalah anak-anak yang baru lahir sampai dengan usia delapan tahun. Beberapa orang menyebut fase ini sebagai golden age karena masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak, baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan. 

Dari berbagai definisi tadi, peneliti kemudian menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental. Aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini itu meliputi; aspek fisik, kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi.



Pak Munif Chatib dalam bukunya yang berjudul “Sekolahnya Manusia”, mengatakan bahwa kecerdasan seseorang adalah proses kerja otak seseorang sampai orang itu menemukan kondisi akhir terbaiknya. Kondisi akhir terbaik ini bisa berbeda antara orang yang satu dengan lainnya. Beliau mencontohkan seorang penulis terkenal, J.K. Rowling, yang menemukan kondisi akhir terbaiknya di usia 43 tahun, yaitu pada saat beliau menulis novel Harry Potter.

Intinya, menurut beliau, seorang akan cerdas pada waktunya. Pendapat ini seolah bertolak belakang dengan istilah golden age pada anak usia dini. Namun demikian, beliau mengatakan bahwa dengan mengetahui multiple intelligence seawal mungkin, seseorang dapat menemukan kondisi akhir terbaiknya lebih cepat. Ini menegaskan bahwa stimulasi memang penting untuk diberikan sedini mungkin.

Tentu, dalam usaha untuk menemukan kecerdasannya, seseorang memerlukan bantuan dari lingkungannya, baik itu orangtua, guru, sekolah, maupun sistem pendidikan yang diimplementasikan di suatu negara. 


Hadir dalam Proses Perkembangan Anak Usia Dini


Sebuah fakta yang harus kita percaya, bahwa orang-orang yang terkenal dengan karyanya pun memiliki banyak kelemahan. Lingkungan yang tidak melihat kelemahan itu sebagai kendala untuk terus belajar dan meraih sukses, adalah lingkungan yang baik, yang bisa mendorong proses belajar seorang calon tokoh untuk menemukan kondisi akhir terbaiknya secara optimal.

Hal ini sejalan dengan prinsip MI atau Multiple Intelligence, bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Tugas kita sebagai orangtua adalah mencari apa yang paling disukai dan dikuasai oleh anak-anak, sedini mungkin.

Bu Septi Peni Wulandari yang merupakan pendiri Institut Ibu Profesional (IIP), memiliki sebuah prinsip yang mendukung Multiple Intelligence ini, yaitu “Meninggikan gunung, (bukan) meratakan lembah”. Artinya, kita harus fokus pada kelebihan anak-anak kita, bukan kelemahan mereka.

Kembali ke kedua anak saya. Dua anak yang terlahir dari rahim yang sama, nyatanya memiliki karakter yang berbeda. 

Si sulung, sejak kecil memiliki motorik halus yang baik. Anak laki-laki berhati lembut ini suka menggambar dan berimajinasi. Saya senantiasa memberikan dukungan setiap kali ia membuat karya. Alhamdulillah, tahun lalu, ia berhasil membuat sebuah buku yang ia karang sendiri ceritanya dan ia gambar ilustrasinya. Papanya hanya sedikit memberikan arahan, dan membantu dalam proses pewarnaan dan layouting saja.


Meninggikan gunung, bukan meratakan lembah. Fokus pada apa yang disukai dan dikuasai anak-anak kita.



Untuk si bungsu yang saat ini masih duduk di bangku TK A, kami menemukan bahwa ia adalah teman yang baik, yang selalu sedia membela teman yang tersakiti. Ia adalah pahlawan bagi teman-temannya yang lemah. Ia rela memasang badan di garda terdepan. Keberaniannya tak padam meski bahaya mengancam.

Kesimpulan itu saya ambil berdasarkan cerita ustadzahnya di sekolah suatu hari. Saat seorang kakak kelas (TK B) memukul teman sekelasnya tanpa alasan, ia dengan tegas berkata, “Jangan pukul-pukul temanku! Nggak boleh!” 

Selanjutnya bisa ditebak, sang kakak kelas beralih memukulnya. Meski pada akhirnya anak kami ikut menangis dan mengadu pada sang guru, namun kami bangga padanya. Ia sudah melakukan apa yang seharusnya ia lakukan.

Maka mari, sebagai orangtua, kita hadir di tengah anak-anak kita. Temani mereka dalam beraktivitas, iringi mereka dengan do’a, peluk mereka dengan penuh kasih sayang. Insya Allah, mereka akan tumbuh dan berkembang dengan baik, dan di masa depan, mereka akan menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang. Aamiin aamiin YRA.




Read More

Belajar Menulis Tanpa Tangis

Tuesday, August 20, 2019



Tahun ini Aga, anak kedua saya, sudah jadi anak TK. Meski belum secara intens belajar menulis, membaca dan berhitung, tetapi sedikit demi sedikit saya mulai memperkenalkan kegiatan itu. Saya mulai mengenalkan Aga dengan huruf dan angka, karena dia mulai penasaran dan ingin bisa membaca. 

Aga memang berbeda dengan kakaknya, Amay. Amay lebih cepat mengenal huruf dan angka, karena dia suka menggambar. Dulu, saat berumur 3 tahun, Amay sering sekali tiba-tiba menulis sesuatu yang dilihatnya, entah huruf atau angka. Dari situlah ia bertanya, hingga kemudian hafal dengan sendirinya.

Hobi menggambar ini pula yang memudahkan Amay saat belajar menulis. Inilah beberapa hasil karyanya dulu;




Gambar di atas adalah gambar yang dibuat oleh Amay ketika berumur 2 tahun 6 bulan. Katanya, ini adalah buaya yang sedang makan ikan. Sudah agak berbentuk, bukan?




Yang ini adalah gambar ketika Amay berumur 5 tahun. Sudah tampak lebih rapi, juga ada beberapa huruf (namanya sendiri), dan angka. Saya sendiri ngga paham 5700/4k itu maksudnya apa.

Di sini ia menggambar Totoro, Spinosaurus, dan hantu No Face yang ada di film Spirited Away. Saat itu, selain sedang menggandrungi dinosaurus, dia memang sedang menyukai film-film produksi Ghibli.

Oya, Amay memang sudah terbiasa memegang pulpen atau spidol dari kecil. Dia pun selalu percaya diri saat menggambar, jadi tidak perlu penghapus. :)




Saat berumur 6,5 tahun, yaitu ketika sedang duduk di kelas 1 SD, Amay membuat Enikki atau buku harian bergambar yang umum dibuat oleh anak-anak Jepang. Seperti di bawah ini.


Enikki ala Amay


Melihat hobi menggambar Amay, dan belakangan diikuti juga dengan hobi menulis, saya dan suami hanya bisa men-support supaya kegiatannya ini bisa menghasilkan manfaat. Dan alhamdulillah, tahun lalu, Amay bisa menghasilkan sebuah buku yang kami cetak sendiri. Kami juga menjualnya kepada teman-teman, dan hasil dari penjualan, seluruhnya kami sumbangkan untuk korban gempa Lombok, Palu dan Donggala.

Sungguh, saya menulis ini tanpa ada maksud untuk riya'.



Kembali ke Aga, karena dari kecil ia tidak terlalu suka menggambar, dan kurang tertarik juga dengan alat tulis, tentu motorik halusnya tidak terlalu berkembang dengan baik. Ya, tiap anak kan memang beda-beda bakatnya, yaa..

Jadi, untuk Aga saya membelikan activity book yang bisa dihapus. Wipe Clean gitu lah, biar hemat kertas. Hehe.. Selain itu, bukunya juga menarik karena ada banyak gambar yang berwarna-warni. Karena buku ini, belajar menulis jadi lebih menyenangkan.


Wipe Clean Book untuk Belajar Menulis


Nah, kalau teman-teman mau memulai mengajarkan anak untuk menulis, bisa nih dengan tracing dot seperti ini. Kalau nggak sempat beli buku wipe clean, bisa nge-print sendiri worksheet-nya. Banyak kok printable worksheet yang tersedia di internet.

Kalau ngga punya printer, ya pakai kertas kosong. Mulailah dengan garis-garis lurus, lalu perlahan ditambah tingkat kesulitannya menjadi zigzag atau melengkung. Sekreatifnya kita saja. Ingat-ingat bagaimana orang tua kita mengajari kita menulis waktu kita kecil dulu. Zaman dulu, semua masih serba terbatas kan? Kalau orang tua kita saja bisa, masa kita engga? :)

Lalu, kalau anaknya belum mau, ya jangan dipaksa apalagi dimarahi. Nanti kalau anaknya trauma sama buku dan pensil, gimana? Lagipula, sesuatu yang dikerjakan dengan penuh keihklasan dan kegembiraan, hasilnya akan lebih maksimal. Ya kan?

Eh, memang ada ya, orang tua yang mengajarkan menulis sampai anaknya menangis dan trauma?

Adaaaa...

Waktu saya mengajar TPQ dulu (saya pernah mengajar TPQ, sebelum akhirnya mengajar TK selama 3 tahun), ada satu wali murid yang hobi banget nyentil anaknya kalau tulisannya ngga rapi. Huhuhu... Sedih lihatnya. Kepala TPQ juga beberapa kali mencoba meredakan emosi si ibu ini sih, tapi selalu terulang lagi dan terulang lagi. Sudah karakter kali yaa... Nah, kalau di TPQ saja, yang bisa dibilang ada orang lain di situ, si ibu tidak malu menyentil anaknya, gimana kalau di rumah ya? Duh, serem bayanginnya.

Mengajari menulis dan membaca memang tidak semudah membalikkan tangan. Kita harus ekstra sabar. Toh semua ada masanya. Kalau sudah waktunya bisa, insya Allah bisa. Tetap semangat, yaa.. :)





Read More

Balita Diajak Nonton Bioskop? Boleh, Asal...

Monday, March 25, 2019

Setelah menjadi orang tua, biasanya prioritas utama kita otomatis langsung berubah. Apa-apa yang penting anak dulu. Mau ngapain aja, mikirin anak-anak dulu. Mau nonton bioskop? Eits, tunggu dulu! Nonton bioskop sambil membawa anak-anak memang boleh-boleh saja. Tetapi, tentu ada hal-hal yang perlu diperhatikan.

Saya dan suami, terus terang, sudah lama sekali tidak menginjakkan kaki ke bioskop. Maklum, di Solo, saya dan suami sama-sama perantau. Jadi kami tidak punya keluarga yang bisa dititipi saat kami ingin jalan-jalan berdua saja.

Terakhir kali kami ke bioskop adalah di penghujung tahun 2013, saat si sulung berusia 2 tahun 9 bulan. Saat itu pun, film yang kami tonton adalah "Walking with Dinosaurs", bukan film romance, karena kami membawa anak. Kami belum ke bioskop lagi setelahnya, karena tak lama kemudian, si bungsu lahir ke dunia. Nah, karena saat ini si bungsu sudah berumur 4 tahun lebih, kami berencana mengajaknya menonton ke bioskop.

Wow, this is gonna be his first experience. Kami belum bisa membayangkan bagaimana perasaan Aga saat berada di dalam bioskop nanti. 

Poster Walking with Dinosaurs the Movie

Aga sih sudah sering menonton film, meski hanya lewat komputer. Tapi, kondisi di dalam bioskop kan sangat berbeda dengan di rumah.

Makanya, sebelum menonton film, saya mencoba menerapkan beberapa tips membawa anak ke bioskop berikut ini:

1. Pastikan Anak Benar-benar Siap

Ya, meski sudah sering menonton film di rumah, tetapi menonton film di bioskop adalah hal yang berbeda. Beritahu anak bahwa di bioskop, ketika film mulai diputar, maka lampu akan dimatikan. Suaranya pun akan sangat menggelegar, dan lagi, udara di dalamnya mungkin akan sangat dingin. Jadi, kita harus bersiap-siap dengan kondisi tersebut.

Oya, jika di rumah ia bisa bertingkah semaunya, di bioskop tidak demikian, karena di sana ada banyak orang. Jadi, beritahu anak-anak untuk berlaku sopan dan tidak berteriak-teriak karena bisa mengganggu orang lain.

2. Pilih Film yang Tepat

Ini wajib sih yaa.. Jangan sampai, demi memuaskan keinginan kita untuk menonton film di bioskop, kita mengabaikan hak anak untuk mendapatkan tontonan yang baik.

Cari film yang sesuai dengan usianya. Ya seperti kisah saya di atas, saya dulu memilihkan "Walking with Dinosaurs" untuk Amay, karena kebetulan dia sangat suka dengan dinosaurus. Padahal saat itu saya ingin menonton "99 Cahaya di Langit Eropa" dan suami ingin menonton film "Soekarno".

3. Pilih Tempat Duduk yang Dekat dengan Pintu Keluar

Ya, kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti kan? Bisa saja, karena anak tidak suka dengan film-nya, ia akan bosan lalu mengajak kita keluar. Atau, di tengah-tengah film ia mendadak ingin buang air. Bisa jadi kan? Karena udara di dalam bioskop yang dingin, biasanya membuat kita mudah beser.

Duduk di dekat pintu keluar, akan memudahkan kita membawa si kecil keluar, tanpa mengganggu pengunjung yang lain.

4. Sediakan Cemilan yang Cukup

Nah ini penting sekali. Untuk Aga, cemilan adalah salah satu hal yang bisa mengembalikan good mood. Hehe...

5. Ajak Si Kecil untuk Buang Air 

Sebelum masuk ke ruang teater, ajak si kecil untuk buang air terlebih dahulu.

6. Masuk Belakangan

Tidak perlu buru-buru masuk ke ruang teater, karena biasanya yang diputar adalah iklan dan trailer, yang mungkin akan membuat anak-anak bosan.

Yak, itu dia tips membawa anak ke bioskop.

Jadi, mau nonton apa besok?

Rencananya saya mau ngajak Mas Amay dan Dek Aga nonton Captain Marvel di CGV, sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 8. Pesen tiketnya via traveloka.com saja, yang mudah, nggak perlu antri juga. Wah, can't wait. Kira-kira, anak-anak bakal suka nggak ya? :)
Read More