Bijak Pilah Pilih Sekolah

Monday, June 9, 2014


Tahun ajaran 2013/2014 hampir usai. Beberapa sekolah pun telah membuka pendaftaran penerimaan siswa/siswi baru untuk tahun ajaran berikutnya. Para orang tua yang putra-putrinya duduk di kelas VI dan IX mulai getol mencari informasi sekolah mana yang terbaik setelah mereka dibuat stress dengan UN yang telah berlangsung.
Fenomena seperti ini terjadi tiap tahunnya. Namun satu yang seakan dilupakan oleh orang tua sekarang, anak-anak memiliki kapasitas yang berbeda. Paradigma yang terbentuk bahwa anak yang cerdas adalah ia yang menguasai pelajaran-pelajaran eksak seharusnya mulai ditinggalkan. Ingatlah bahwa setiap anak mempunyai keunikan sendiri-sendiri, dan kemampuan mereka tak bisa dan tak boleh disamaratakan. Jenis kecerdasan juga bermacam-macam, inilah yang disebut dengan multiple intelligences.
Dalam memilih sekolah untuk anak, sebaiknya orang tua telah mengetahui bakat dan minat anaknya. Bahkan akan lebih baik lagi jika sekolah yang dipilih disesuaikan dengan gaya belajar anak karena tidak semua anak cocok dengan gaya pembelajaran yang bersifat konvensional seperti sekolah kebanyakan. Ini juga berlaku ketika kita mencarikan SD untuk anak-anak yang telah lulus TK.
Kenali dulu gaya belajar anak-anak kita, apakah ia merupakan tipe audio, visual, atau kinestetik? Jika ia bergaya kinestetik, maka tidak tepat jika kita memaksanya belajar di sekolah yang mengharuskan ia duduk tenang sambil mencatat dan mendengarkan penjelasan guru di depan kelas. Hasilnya tidak akan optimal.

Orang tua harus paham bahwa sekolah terbaik bukanlah sekolah yang menyediakan sarana dan prasarana yang “wah”. Sekolah yang baik adalah sekolah yang memfasilitasi keingintahuan dan kreativitas siswanya, bagaimanapun gaya belajarnya, sehingga setiap anak mampu melejitkan potensi yang dimilikinya. 
Read More

Tentang Foto Pre Wedding

Sunday, April 13, 2014

Sebelum menulis panjang kali lebar, mungkin akan ada yang berucap, "Yaaa, Arin nulis ini karena dulu nggak pake acara pre wedding segala kan? Nggak punya uang kan?", dan he eh, bener. Dulu saya memang tidak sempat melakukan foto pre wedding. Tapi kalaupun sempat dan punya uang banyak pun, rasanya (Insya Allah) saya akan tetap pada prinsip saya, hehe, TIDAK untuk foto pre wedding.

Sebelum menikah, saya mempersiapkan diri dengan belajar beberapa hal. Tidak hanya belajar "how to be a good wife" dan "how to be a good mom", namun juga sedikit mempelajari hukum agama. Dan khusus untuk foto pre wedding ini, banyak sekali dasar hukum yang membuat saya yakin bahwa lebih baik tidak melakukannya. Karena saya bukan orang yang berpengetahuan luas soal agama, juga masih manusia biasa yang dekat dengan salah dan lupa, saya hanya akan menuliskan sesuatu yang saya tahu saja.

Untuk Anda yang beragama Islam, pasti paham kan, segala hal yang mendekatkan diri pada zina itu diharamkan? Buka saja Al-Qur'an Surat Al-Isro' ayat 32, yang artinya, "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk."
Mungkin ada yang berkilah, "Saya fotonya jauh-jauhan koq, dan memakai jilbab." Oke, tapiii....yakin nggak saat pemotretan berlangsung, dadamu nggak akan berdesir karena senang berdekatan dengannya? Atau, desirannya mungkin udah hilang ya karena foto berdua merupakan hal yang biasa dan sering kamu lakukan? Hehe...

Di salah satu episode sinetron "Para Pencari Tuhan" (ketahuan deh kalo ngikutin ceritanya, haha) juga disampaikan, saat ibunda Azzam ditawari laki-laki yang ingin meminangnya untuk melakukan foto pre wedding., beliau berkata kurang lebih seperti ini; "Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, belum layak bersanding dalam sebuah bingkai,"  Di dalam Islam memang ada istilah ikhtilat, yaitu campur baur antara laki-laki dan perempuan, dan ini dilarang.

Foto-foto pre wedding biasanya ada yang dijadikan cover dalam undangan pernikahan. Saya koq cenderung "eman-eman" yaa..melihat undangan yang berfoto? Bukan apa-apa, toh pada akhirnya undangan itu akan dibuang juga. Bisa menjamin nggak, fotomu yang cantik dan dibuat sedemikian menarik itu akan dijadikan pajangan oleh orang yang yang kita undang? Jadi ingat status facebook saya kemarin tentang foto-foto caleg dan spanduk-spanduknya yang tersebar di jalanan dan pepohonan, emang nggak sayang? Gimana coba rasanya bila melihat kertas yang ada foto kita di dalamnya terinjak-injak, sobek, dibuang di tempat sampah, atau yang paling menyedihkan menurut saya, dibakar?

Jadi, untuk teman-teman yang sedang akan menikah dan terlintas untuk melakukan foto pre wedding, ayuk deh dipikir berkali-kali. Ini bukan hanya hukum antar manusia loh, tapi sudah menyangkut hukum dari pencipta kita. Wallahu a'lam bishshowab.
Read More

Proses Menjadi #ibubaik Dimulai Saat Mengandung

Saturday, March 29, 2014

Copas status facebook seorang sahabat, sebagai pengingat agar semangat menjadi #ibubaik selalu terjaga.

‪#‎IBUBAIK‬ MELAHIRKAN GENERASI BAIK
by : bendri jaisyurrahman - Aliansi Cinta Keluarga Indonesia (twitter : @ajobendri)
1| Ibu adalah madrasah pertama seorang anak, dan AYAH adalah kepala sekolahnya
2| Hak anak terhadap AYAHnya adalah mendapatkan #ibubaik. Sehingga awal menikah, AYAH bukan sekedar mencari istri namun juga ibu bagi anaknya nanti
3| Rasulullah mengatakan : nikahilah wanita yg subur (walud) dan punya jiwa pengasuhan (wadud). Ini standar dasar mencari #ibubaik untuk anak
4| Keluarga nabi nuh jadi ibrah. Betapapun beliau seorang nabi, tak mampu ajak anaknya kepada jalan Allah. Bermula dari istri yg bukan #ibubaik
5| Sementara keluarga Ibrahim dijadikan Allah sebagai teladan. Ibrahim yg super sibuk melahirkan generasi berkualitas. Bermula dari #ibubaik
6| Seorang Imran yg bukan Nabi pun digelari sbg keluarga terbaik. Tersebab pilihan ia memilih seorang wanita utk jadi #ibubaik bagi anaknya
7| Adalah Hana binti Fakhudz profil #ibubaik yg melahirkan anak wanita baik bernama maryam. Ditinggal mati oleh Imran saat mengandung anaknya
 Saat hamil, ia jaga lisan dan pikiran dari hal yg dibenci Tuhan. Hingga ia hanya berharap satu hal : anaknya kelak jadi hamba yg taat
9| Tak sedikitpun keluar kalimat buruk dari lisannya saat hamil. Sebab keburukan lisan saat hamil mmpengaruhi kejiwaan anak saat lahir
10| Tak ada pikiran nakal saat anak dalam kandungan. Sebab pikiran jahat saat hamil memberi peluang setan tuk jadi teman anak saat lahir
11| Hana adalah contoh bagaimana seorang #ibubaik hendaklah jaga pikiran, tindakan dan lisannya dari hal buruk saat hamil agar tak pengaruhi jiwa anak
12| Dan usaha hana terbukti. Lahirlah sosok maryam yg Allah pilih sebagai wanita suci. Wanita yg terbaik dan pilihan di masanya
13| Kalaulah saat hamil, hana hanya pikirkan uang, popularitas dan kecantikan untuk bayinya. Bisa jadi, akan lahir anak yg gila dunia
14| Maka sekali lagi, penting bagi ibu yg sedang hamil untuj jaga lisan, pikiran dan tindakannya dari hal-hal yang tidak disukai Allah
15| Tugas AYAH saat ibu hamil adalah menjaga agar apa-apa yg diucap dan dipikirkan oleh istrinya adalah hal yang baik-baik
16| Jika ibu hamil ngidam, maka pastikan bahwa ngidamnya adalah sesuatu yg baik. Misalnya ngidam umroh dan haji. Itu ngidam yg baik 
17| Ibu hamil jangan ngidam yg aneh-aneh. Semisal ngidam jadi personil JKT48 . Agar si bayi kelak tidak berbuat yg aneh-aneh saat lahir
18| Termasuk hindari kebiasaan atau tradisi yg bertentangan dengan syariat. Agar anak sejak dalam kandungan benar-benar dididik jadi anak taat
19| Kembali ke profil hana sebagai #ibubaik yg kisahnya diabadikan dalam quran. Beliau lalui proses kehamilan dgn baik hingga anak terlahir ke dunia
20| Anak yg semula diharap lelaki ternyata adalah wanita. Tak muncul protes atau keluh kesah kepada Allah. Yang ada hanyalah rasa syukur
21| Bersyukur kepada Allah terhadap apapun kondisi bayi saat kelahiran adlh adab dan ciri dari #ibubaik. Jangan kotori dengan keluh kesah apalagi umpatan
22| #ibubaik meyakini bahwa setiap bayi yg lahir punya rencana hidup masing-masing yg ditetapkan Allah. Maka tak ada alasan utk berkeluh kesah
23| Pun saat anak telah lahir, hana sbg profil #ibubaik dalam quran juga memikirkan hak anak utk dapat pengasuhan AYAH selepas imran tiada
24| Hana paham bahwa di usia dini seorang anak tidak hanya butuh figur ibu tapi juga AYAH. Agar memiliki karakter tangguh di masa depan
25| Terpilihlah Nabi Zakaria yg masih kerabat sebagai AYAH asuh bagi anaknya maryam. Hana sebagai single parent menitipkan anak kepadanya
26| Sehingga sosok maryam sebagai wanita terbaik di masanya, tak lepas dari peran AYAH mengasuh di masa kecil. Ini jadi perhatian bagi kita
27| #ibubaik tetap memikirkan agar anaknya tetap dapat figur AYAH di masa kecil yg ajarkan kemandirian, keberanian dan ketegasan
28| Status single parent tak jadi alasan utk mengabaikan hak anak terhadap kebutuhannya akan figur AYAH
29| #ibubaik bisa meminta kerabat terdekat untuk menggantikan peran AYAH yg hilang bagi anak di usia dini. Hal ini pula yg dialami oleh Rasulullah
30| Selepas kepergian Abdullah saat Rasulullah dalam kandungan, nilai keayahan tidak terhenti. Beliau segera diasuh oleh kakek dan pamannya
31| Ini jadi pelajaran juga bagi para AYAH yg masih hidup, agar jangan kehilangan momen untuk mengasuh anaknya sedari dini
32| Agar tak muncul generasi ALAY alias Anak kehiLangan AYah. Ada ayah tapi serasa yatim. Ayah tak pernah bermain dengannya di masa kecil
33| Maryam contoh anak yatim yg sukses. Sebab saat lahir ia tak kehilangan figur AYAH. Ada nabi zakaria yg jadi ayah asuhnya
34| Kisah lengkap tentang profil #ibubaik yakni istri imran ini ada di dalam Quran surah ali imran ayat 33 - 41. Sila ditadabburi
35| Semoga makin banyak #ibubaik di negeri ini. Begitu juga ayah baik. Agar muncul generasi berkarakter tangguh di masa depan. Sekian (bendri jaisyurrahman)
Read More

Syarat dan Cara Tayammum

Monday, March 24, 2014

Saya pernah mendengar, suatu hari dalam ceramahnya Ustaz Yusuf Mansyur mengatakan bahwa sebenarnya kita tidak punya alasan untuk meng-qadla atau mengganti shalat di waktu lain, termasuk menjama' shalat, jika alasannya karena sedang dalam perjalanan. Mengapa? Sepanjang perjalanan, saat ini sangat mudah untuk kita menemukan masjid atau musholla bukan? Apalagi di Indonesia yang merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Jika memang dalam perjalanan itu kita tidak bisa berwudhu karena ketiadaan air, bukankah Allah telah memberi keringanan untuk bertayammum? Shalat di dalam kendaraan pun diperbolehkan sambil duduk jika berdiri memang tidak memungkinkan. Untuk tata cara shalat di dalam kendaraan, baca selengkapnya disini. Namun, terlepas dari itu semua, keringanan-keringanan seperti menjama' atau mengqashar shalat tetap diperbolehkan, sebagai bukti bahwa Allah memang Maha Pemurah.
Tayammum sendiri berarti mengusap muka dan dua belah tangan dengan debu yang suci. Tujuannya, menggantikan wudhu dan mandi dengan syarat-syarat tertentu.

Berikut syarat-syarat dibolehkannya tayammum:
1. Tidak ada air. Telah berusaha mencarinya, namun tidak menemukan.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila terkena air maka akan kambuh atau makin parah.
3. Telah masuk waktu shalat.
4. Dengan debu yang suci.

Fardhu Tayammum:
1. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan shalat). Lafadz tayammum adalah sebagai berikut: 
"Nawaitut tayammuma li-istibaahatish shalaati fardlan lillaahi ta'aalaa." 
(Saya niat bertayammum untuk dapat mengerjakan shalat, fardhu karena Allah)
2. Meletakkan kedua belah tangan di atas debu untuk diusapkan ke muka.
3. Mengusap muka dengan debu sebanyak dua kali usapan.
4. Mengusap dua tangan dengan debu hingga siku-siku sebanyak dua kali usapan.
5. Memindahkan debu ke area yang diusap.
6. Tertib atau berurutan.

Sunnat tayammum:
1. Membaca basmalah.
2. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan daripada yang kiri.
3. Menipiskan debu.

Hal-hal yang membatalkan tayammum:
1. Segala yang membatalkan wudhu.
2. Melihat air sebelum melakukan shalat, kecuali bagi yang bertayammum karena sakit.
3. Murtad / keluar dari Islam.

Satu kali tayammum hanya dapat digunakan untuk satu kali shalat, meskipun belum batal. Namun apabila bertayammum ditujukan untuk shalat sunnat beberapa kali, maka cukup hanya dengan satu kali tayammum saja.

Semoga ulasan ini bermanfa'at. Wallahu a'lam bishshowab.
Read More

Antara Sabar dan Syukur

Saturday, March 22, 2014

Sabar dan Syukur, dua kata yang selalu beriringan. Tidak mudah memang, seperti di tulisan saya yang ini, Belajarlah di Atas Kekuranganmu, Maka Kamu Akan Unggul Disitu, Kakak Fina juga bersabar menjalani prosesnya. Hasilnya, sebuah nilai yang luar biasa ia dapatkan.

Sabar akan membuahkan hasil yang membuat kita tak henti bersyukur, dan rasa syukur terhadap ni'mat yang kita anggap kecil sekalipun akan membuat Allah percaya untuk mengamanahi ni'mat yang lebih besar. Dari sini mungkin bisa kita jadikan pengingat diri, adakah keinginan kita yang belum tercapai? Sudah berusaha sekian lama namun hasil yang diharap tak juga muncul nyata. Nah, mungkin kita mesti mengingat-ingat lagi, ni'mat dari Allah yang mana yang telah kita dustakan dan lupa kita syukuri. 

Kita analogikan begini. Ada seorang pengemis yang datang meminta, lalu kita beri sebuah logam lima ratus rupiahan. Kalau pengemis itu tidak berterima kasih, apalagi sampai menghujat kita yang telah memberinya, bagaimana perasaan kita? "Huh, udah untung aku kasih uang. Besok-besok kalau kamu datang, jangan harap aku mau ngasih uang lagi!" mungkin kita akan menggerutu seperti itu. Lain halnya jika pengemis tadi mengucap terima kasih sambil mendo'akan agar kita diberi rezeki yang melimpah, sehat wal 'afiat, dan sukses dalam usaha, reaksi minimal dari kita pasti tersenyum. Reaksi berikutnya mungkin kita merasa bersalah karena hanya memberi uang lima ratus, dan membuat kita kembali merogoh kantong untuk memberinya uang lebih untuk do'a yang begitu banyak tadi.

Itu kalau kita sebagai manusia. Tapi Allah tidak begitu. Meskipun kita sering lupa bersyukur, tapi ni'mat dari-Nya tak pernah putus. Dari rizki bisa melihat, bisa mendengar, bisa berjalan, bisa makan 3x sehari, dan lain-lain. Hanya jika rizki yang begitu besar saja lupa kita syukuri, bagaimana Allah mau mengamanahi kita rizki yang lain?

Saya sudah membuktikannya. Ketika beberapa hari lalu saya menemukan tujuh buah cabe rawit yang ranum-ranum, saya tak henti bersyukur. Bahkan saya memanggil-manggil suami yang saat itu sedang khusyu' bekerja. Itu cabe yang saya sebar bijinya beberapa bulan lau, bahkan saya hampir lupa telah menanamnya. Rasa syukur itu bertambah-tambah karena saya ingat harga cabe rawit saat ini masih sangat mahal. Belum juga hilang syukur di siang itu, sorenya saya dihubungi seseorang yang memesan gamis dalam jumlah yang tidak pernah saya duga. 

Pelajaran tadi selain menambah rasa syukur pada setiap detik yang diberi-Nya, juga membuat saya berkesimpulan, "Tebar kebaikan, lupakan. Tebar kebaikan, lupakan. Dan pada saatnya nanti, kita akan menuai hasil yang tidak pernah kita duga sebelumnya." Seperti semboyan penulis bukan? Tulis, Kirim, Lupakan! :D

Jadi, sudahkah kita bersyukur hari ini? 
Read More

Memilih Partai = Memilih Klub Sepak Bola

Kemarin saya buat status begini di facebook saya
"Menjelang pemilu, banyak teman-teman yang mendadak jadi pengamat politik. Sah-sah saja sih, cuma.. Kalau cinta jangan terlalu cinta, nanti kamu akan kecewa. Kalau benci jangan terlalu benci, nanti kamu malu sendiri.
Anda dengan pilihan Anda, saya dengan pilihan saya, dia dengan pilihan dia. Masing-masing punya hak to? Dan saya yakin masing-masing kita sudah menimbang koq, mana yang menurut kita baik.
Kalau ingin membuat saya atau dia beralih pada pilihan Anda, gunakan kalimat yang baik di status-status Anda. Karena kalau Anda menuliskan hal-hal yang buruk demi membuat pilihan Anda terlihat baik, yang terjadi justru akan terbalik. Bagi saya pribadi, saya malah jadi antipati.
Cara pandang orang terhadap sesuatu bisa berbeda-beda, tak usah lah kita memaksakan cara pandang kita. Saya ingat betul kata-kata suami suatu hari, "Kita mungkin melihat sebuah pulpen sebagai benda yang panjang, tapi jika yang lain melihatnya dari atas maka sah-sah saja jika dia bilang pulpen itu berbentuk lingkaran, dan jika seseorang melihat dari bawah tak salah jika pulpen itu disebutnya runcing."

Bukan tanpa alasan saya membuatnya. Ini hasil dari mantengin facebook beberapa hari ini, dan selalu deh ada postingan-postingan yang bikin gerah. Ada yang menjelek-jelekkan partai ini, memposting keburukan capres ini. Duuh..facebook sudah jadi seperti meja hijau yang hakimnya adalah para facebooker sendiri. Suami saya sampai bilang, "Sudahlah, ngapain kita menghabiskan energi untuk urusan nggak penting kayak gitu?" Bukan pemilunya yang nggak penting loh ya, saya nggak golput koq. Yang nggak penting itu berdebatnya.

Media pun begitu, jadi perantara ghibah. Memang kita butuh berita, tapi mbok ya yang sewajarnya. Kadang ada juga berita yang lebay, melebih-lebihkan berita negatif namun mengurangi esensi dari berita itu sendiri.

Memilih partai atau presiden, menurut saya hampir sama seperti memilih klub bola favorit. Ada kesenangan tersendiri, dan tentunya kenapa orang memilih klub tersebut sudah pasti ada analisanya. Nggak bisa dong, kamu bilang klub favoritku yang paling bagus, bla bla bla, karena pasti ada saatnya kalah di sebuah pertandingan. Ngefans boleh saja, tapi kalau jadi seperti bonek atau the jackmania yang suka tawuran demi membela klubnya, kan jadi nggak enak dilihat. 

Saya suka geli kalau ada orang yang mati-matian membela klub sepak bola. Lha itu yang jadi pemainnya saja, mereka membela klubnya karena dibayar. Kalau ada klub lain yang mau beli dengan harga lebih oke, mereka dengan entengnya angkat kaki dari klub itu. Kamu, dibayar nggak? Sama aja seperti partai to? Hehe.. Sekian... :)
Read More

Dunia Promosi yang Penuh Ilustrasi

Thursday, March 20, 2014

Sebagai pelaku bisnis online, promosi di facebook merupakan hal yang paling sering saya lakukan. Sebenarnya saya punya akun twitter dan instagram, tapi sepertinya promosi di facebook lah yang lebih mudah bagi saya.

Beberapa kali saya mendapat pesanan gamis dan jilbab karena promosi-promosi yang sering saya lakukan disana. Kata seorang teman, pelaku bisnis mesti narsis, supaya dagangannya laris manis. Mohon maaf untuk teman-teman facebook jika saya sering nyampah, hehe.. Tapi saya selalu berusaha untuk tetap ingat pada kode etik koq. Saya jarang sekali (tidak pernah malah), tagging orang-orang tentang jualan saya. Kecuali bila orang tersebut telah menginbox saya, kemudian meminta fotonya ditandai di akunnya.

Saya juga berusaha mengingat lirik lagu qasidah yang sering diputar oleh bapak saya sewaktu saya masih kecil. Hehe, bapak saya memang penggemar Bang Haji dan juga Qasidah-qasidah seperti Nasida Ria atau apalah namanya. Liriknya kurang lebih begini:
Dunia promosi
Penuh ilustrasi, menawan hati
Semua nomor satu
Dan paling bermutu
Semua super kuat
Semua paling hebat
Awas waspada
Dunia promosi, penuh pesona
Ini jadi pengingat supaya saya tidak lebay menceritakan kelebihan-kelebihan produk saya. Hehe... :D

Nah, kenapa saya jualan gamis dan jilbab? Ceritanya berawal dari Bulik saya di Bogor (beliau adalah orang yang saya tumpangi selama 4 tahun sewaktu saya kuliah) yang menawari saya gamis-gamis jualannya. Nah, karena bulan sebelumnya saya sudah minta dibelikan gamis sama suami, sementara saya juga pingiiiiinnnn banget punya gamis itu, ahirnya saya bilang sama Bulik, "Bulik, aku ikut jualin yaa.. Ntar aku nabung di Bulik. Kalo uangnya cukup buat 1 gamis, kirim ke aku." Nah, begitulah ceritanya. Dan Alhamdulillah, hanya beberapa hari gamis+jilbab impian jadi milik saya. :)

Oya, karena Bulik saya juga biasa memotret gamis-gamis itu dengan kamera handphone, lalu dikirimnya melalui WA, maka kualitas gambarnya juga tidak sama dengan online shop yang lain. Hehehehe, poloooossss banget. Sampai-sampai seseorang yang sangat baik menyampaikan pada saya melalui pesan, "Mba Arin, itu pic nya diperjelas Mba.." Yaa, gimana dong? Memang bisanya gitu doang. Pengen sih, difoto dengan baik biar kelihatan profesional. Mungkin lain waktu kali yaa... :)

Di awal memulai bisnis gamis ini, saya dan Bulik seperti saling mensupport gitu. " Untung dikit-dikit gapapa, yang penting lancar, aamiin..." Begitu kata beliau. Saya pun merasakan bahwa apa yang dikatakan beliau benar. Buat apa ambil untung banyak kalau yang beli cuma 1 atau 2? Ya kan? Satu pesan Bapak yang selalu saya ingat, "Jangan mengambil untung terlalu besar. Kalau perlu, beritahu pada pelangganmu berapa harga kulakannya." 

Kesulitan berbisnis online Alhamdulillah hampir tidak ada. Cuma karena saya tidak begitu paham dengan fashion dan nama-nama kain, yaaa....respon ke pembeli jadinya lama, hehe.. Saya hanya tahu jenis bahan katun dan jersey (ini juga karena jualan, hehe). Tapi so far, berjualan itu menyenangkan. Bukankah 8 dari 10 pintu rezeki itu dari berdagang? Rasulullah pun telah memberi contoh, bukan?

Satu tips saya sebagai pembeli dan penjual online, masing-masih pihak harus mempunyai sifat jujur. Ingat, sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak aan percaya.

Read More

Ocean of Life Indonesia, Wisata Edukasi di Pantai Watukodok, Yogyakarta

Thursday, March 13, 2014

Ada yang menarik yang tersembunyi diantara belasan pantai indah di Jogjakarta

Bicara soal pantai, jika ditanya pantai apa yang terletak di Jogja, sudah bisa dipastikan yang terlintas pertama kali ada pantai parangtritis. Mungkin ada pula yang menjawab pantai Drini, Kukup, atau Indrayanti. Padahal, pantai di Jogja banyak sekali jumlahnya. Dan kali ini saya akan bercerita tentang pantai yang belum banyak terjamah di Jogja, yaitu Pantai Watukodok di Gunung Kidul yang pernah saya kunjungi.

14 Januari 2014 lalu, saya dan Amay diajak suami untuk mengunjungi kolega disana. Kebetulan, studio tempat suami bekerja dipercaya untuk membantu pengerjaan desain Ocean of Life Indonesia (OLI) yang terletak di Watukodok, Gunung Kidul.

Turun di stasiun Lempuyangan-Jogja, kami dijemput oleh Mba Ani, Mas Bintang, juga kedua putrinya, Sang dan Ken. Perjalanan kesana memakan waktu kurang lebih dua jam. Dengan jalannya yang berkelak-kelok, saya tidak merasa pusing karena pemandangan di tiap tepi jalannya selalu menarik. Hijau. Ahh, memangnya berapa lama saya tinggal di kota ya? Hehe..

Ocean of Life sendiri ada dua, satu di Indonesia, dan yang lainnya ada di Swiss. OLI, Ocean of Life Indonesia, sebagai tempat untuk meneliti dan mempelajari semua tentang laut, sedangkan Ocean of Life yang berada di Swiss lebih banyak melakukan penghimpunan dana charity dari donatur-donatur untuk pengembangan infrastruktur center.


Ocean of Life Indonesia

tempat makan yang menyatu dengan alam
Dua jam pejalanan menuju OLI sama sekali tidak membuat lelah, karena begitu masuk ke gang, mata kita langsung disuguhi laut selatan. Subhanallah, berulang kali saya memuji hasil karya-Nya.



Sampai disana, kami berkenalan dengan Mas Thomas, yang tugasnya mengurusi permakultur. Ada juga Mas Gatot yang jago fotografi. Mas Gatot ini peneliti biota laut. Ada guyonan yang dilontarkan Mba Ani, "Karena belum bisa berenang, Mas Gatot hanya menyelam di kedalaman 20cm." dan itu membuat saya terpingkal-pingkal. Kata Mba Ani lagi, tiap laut surut Mas Gatot langsung meluncur kesana, malam sekalipun. Bahkan, Mas Gatot berhasil menemukan beberapa spesies yang di LIPI pun belum bernama.

Selesai melihat sana-sini, Sang dan Ken mengajak saya dan Amay ke pantai. Kata mereka kami beruntung, karena beberapa hari selalu hujan tiap siang. Tapi saat kami datang, cuaca ceraaahhh.... Ini jadi kesempatan bagi saya untuk mengenalkan laut dan pantai pada Amay. Iya sih, Amay pernah melihat laut waktu ke Madura tahun lalu, tapi dia tidak sempat bermain-main dengan airnya.

Pantai Watu Kodok memang jarang terdengar. Itulah mengapa pengunjung disana tak banyak. Tapi mungkin lebih baik begitu yaa, supaya kebersihan dan ketenangannya tetap terjaga, hehe..

Beruntung lagi, karena malamnya kami bisa makan bersama-sama di bawah bulan purnama, Alhamdulillah. Oya, di malam itu juga, di depan tempat kita makan, teratai mekar dengan sempurna. Wah, nikmat sekali.. :) Makin komplit di keesokan harinya, kami merasakan bagaimana badai melanda. Sungguh pengalaman yang mendebarkan.














Lain waktu saya ingin kembali kesana, belajar banyak hal dengan Mba Ani, Mas Bintang, Sang, Ken, Mas Thomas, juga Mas Gatot. :)

Semoga Pantai Watukodok tetap terjaga keindahannya. Saya percaya, Mba Ani, Mas Bintang, juga teman-teman yang lainnya adalah orang-orang yang berdedikasi penuh untuk alam watukodok. Ini terlihat lewat program-program watukodok yang bertujuan mengedukasi masyarakat sekitar supaya bersahabat dengan alam, seperti pertanian organik, biogas, pengolahan air, permakultur, dan lain-lain.

Dan ini adalah sebagian kecil yang bisa kami abadikan di Ocean of Life Indonesia. 


bunga teratai yang mekar malam sebelumnya

dapur termewah di dunia versi saya, karena viewnya laut selatan



Oya, sepertinya Ocean of Life Indonesia sudah siap untuk menerima tamu. Waktu kami kesana, memang baru ada satu bangunan utama dengan dua kamar. Nah, sekarang, sudah dibangun beberapa bangunan lainnya yang bisa dipesan. Untuk reservasi, silakan hubungi nomor ini: Contacts +62 81381468660 (bintang) / +62 82112436564 (ani)









Read More