14 Hari Menjadi Selebriti

Wednesday, May 4, 2016

Judulnya lebay ya?
* Memang iya. Masalah buat loe? (haduh, songong banget lah, kayak Soimah)
Tapi bener lho, saya merasa jadi selebriti. Soalnya 14 hari itu, blog saya dikulik, Instagram diacak-acak (lebay lagi), twitter difollow dan nama saya disebut-sebut di postingan para blogger kece.

Cerita bermula saat 2 April 2016 yang lalu, nama saya keluar sebagai pemenang arisan link yang diadakan teman-teman member Blogger Perempuan di grup V. Nggak nyangka, nggak nyangka banget nama saya yang keluar. Saya tadinya berharap keluar di akhir-akhir aja deh, karena saya mau "renovasi" blog saya dulu, sambil cari inspirasi dari blogger yang lain. Tapi ternyataaaa...

Ya udah, saya pasrah aja. Ibarat kedatangan tamu, saya bener-bener nggak punya suguhan yang layak. Mungkin gambarannya begini; sebagai tuan rumah, rambut saya masih acak-acakan, belum mandi dan masih dasteran, eee...ada tamu yang datangnya rombongan. Kondisi rumah berantakan, lantai belum dibersihkan, debu juga beterbangan. Halah, komplit.

Dan benar saja. Tamu pertama langsung beraksi. Mbak Susi iniii, udah wanti-wanti, "Nggak terlalu pedes koq, cabenya cuma tiga". Karena saya suka pedes, jadi ya asik-asik aja. Saya langsung bebenah, sesuai dengan yang beliau instruksikan. Meskipun mungkin hasilnya belum maksimal.

Lega?

Beluuum.. Tamu yang lain masih banyaaak. 20an lho jumlahnya. Rata-rata mereka menanyakan kenapa blog ini dinamakan kayu sirih. Saya, terus terang, nggak ngerti juga. Blog ini bikinan suami tahun 2010 lalu, dan baru saya isi 3 tahun setelahnya. Waktu ditanya kenapa namanya kayu sirih, beliau sih bilangnya karena kayu dan sirih itu lekat dengan wanita. Kembali lagi, mungkin yang dimaksud suami adalah wanita jadul (mungkin karakter saya memang agak jadul ya? >_< ), yang masak pakai kayu bakar dan suka "nginang" pakai daun sirih. Bukan, bukan berhubungan dengan ilmu kejawen yaa... Hadeuh, kepikir tentang kejawen pun enggak lhoo...

Tapi saya terkesan deh, sama penerawangan Mbak Rani, katanya begini: Sesuai namanya, kayu dan sirih. Sesuatu yang memang identik dengan wanita, karena sirih hidup bersandar dan berdampingan pada batang kayu dan itulah kira-kira penjabaran arti kehidupan Mbak Arinta sebagai seorang wanita yang diharapkan dapat berguna untuk sesama wanita lain juga sebagai kekasih yang bersandar pada kekasih hatinya. Saya aminkan ya Mbak, semoga setelah ini, saya bisa menebar lebih banyak manfaat lagi.

Mbak Rani ini, pas nama saya yang keluar, bakat jadi cenayangnya tiba-tiba muncul, hihi.. Katanya, saya ini blogger sekuat naga. Kenapa? Cuma karena saya ber-shio naga. Hahaha... Tapi saya tersanjung sih..hihi..meski cuma sebentar. Kemudian saya mencoba menangkap makna sebenarnya; mungkin loh yaa, maksud Mbak Rani adalah karena saya tetap bertahan belajar menulis, meski hasilnya belum terasa. Pokoke sinau ora leren-leren. :D

Lalu Mbak Alfa, yang udah wawancara saya, xixixi... *berasa keren ^_^
Ngobrol sebentar sama Mbak Alfa, saya jadi sepakat dengan satu hal. Tak akan lari jodoh (rezeki) dikejar. Slow saja, yang penting sehat. Kan kata Mak Indah Julianti Sibarani juga, "blogging with heart, money will follow." 

Trus ada juga tulisan Mbak Esther yang bikin saya nggak ngerti mesti komen apa. Kenapa? Soalnya pake bahasa inggris, haha..ngga ngerti deh gimana ngomongnya. 

Saya juga terpesona dengan tulisan Mbak Inuel yang katanya mencoba meraba-raba saya, wkwkwk.. Juga tulisan Mbak Widut (Widi Utami), Mbak Vanti, Mbak Inay, Mbak Yurma, Mbak Dwi Sari, Mbak Retno, Mbak Rahayu, Mbak Mutia, Bu Mutia, Mbak Ria, Mbak Tian, Mbak Awin, Mbak  Nunk, Mbak Anis, , Mbak Rahmah, Mbak Rian, juga Mbak Sofy. (maaf kalau ada yang kelewat, emak siweur matanya...xixixi)

Alhamdulillah, alhamdulillah.. Dari arisan link ini, saya jadi punya teman baru. Teman ngobrol semi tsurhat, yang asik-asik, hihi.. Semoga lain waktu kita bisa bertemu yaa.. aamiin..

Nah, berikut ini adalah link tulisan teman-teman grup V (Pokoknya kalau nanti saya kangen, tulisan-tulisan ini akan saya baca lagi :D) ;


1. Susi : http://www.susindra.com/2016/04/arinta-adiningtyas-penulis-dari-purworejo.html
2. Inuel : http://www.jombloku.com/2016/04/meraba-dengan-mata-tertutup-arinta.html
3. Dwi Sari : http://www.kisekii.com/2016/04/tips-emak-ala-kayu-dan-sirih.html
4. Inay: http://www.innnayah.com/2016/04/arinta-adiningtyas-profil-blogger.html?m=1
5. Yurma: http://www.yurmawita.com/2016/04/7-fakta-tentang-kayusirih-blog.html?m=1
6. Alfa: http://pojokmungil.com/menjadi-mommy-blogger-kenapa-enggak/
7. Rahayu: http://www.rahayupawitriblog.com/2016/04/belajar-parenting-dari-arinta.html?m=1
8. Ria : http://www.riatumimomor.com/2016/04/bw-bp-arinta-adiningtyas.html
9. Rani : http://www.ranirtyas.com/2016/04/arinta-adiningtyas-sosok-di-balik-kayu.html
10. Mutia : http://www.elisakaramoy.com/2016/04/mengenal-sisi-sisi-menarik-mbak-arinta.html?m=1
11. Tian : http://www.tianlustiana.com/2016/04/agar-ide-tidak-buntu.html
12. Muthz : http://www.turiscantik.com/2016/04/atasi-malas-ngeblog-ala-si-kayu-sirih.html
13. Vanti: http://ayunovanti.com/tips/semangat-menulis-jangan-kau-pergi-belajar-dari-pengalaman-mbak-arinta/
14. Esther : http://estherariesta.com/mom-blogger-arinta-adiningtyas/
15. Awin : http://alivia-awin.blogspot.co.id/2016/04/kayu-sirih-mbak-arinta.html
16. Retno: http://lemaripojok.blogspot.co.id/2016/04/dibalik-nama-kayusirih.html?m=0
17. Nunk: goo.gl/4Jx4dA
18. Anis:  http://achmianisa.blogspot.com/2016/04/blogger-cantik-yang-doyan-bisnis.html
19. Rahmah: http://chemistrahmah.com/cerita-kayu-sirih-arinta-dalam-semangkuk-pallu-basa.html
20. Rian: https://superduperlebay.wordpress.com/2016/04/20/menjadi-multitasking/
21. Sofy: http://www.sofy-hidayati.com/2016/04/menebar-manfaat-lewat-blog.html
22. Widut: http://www.widut.co/2016/04/arinta-adiningtyas-being-full-time.html

Terima kasih dari blogger Kayu Sirih :)


Read More

5 Ide Kado untuk Calon Istri yang Iritnya Berkali-Kali

Friday, April 29, 2016

Masa-masa pacaran, biasanya seseorang jadi lebih royal pada pasangan. Padahal, pacar belum tentu jadi jodoh beneran. Tapi karena cinta, bahkan tanpa diminta, apapun akan diberikan. Untuk yang beruntung, perjalanan percintaan bisa sampai ke pelaminan. Akan tetapi, tak jarang hubungan yang sudah dipupuk bertahun-tahun, harus kandas di tengah jalan. Jika sudah begitu, kadang terbit penyesalan. "Nyesel gue udah ngeluarin banyak modal buat dia," begitu kira-kira.

Nah, buat kamu yang nggak mau rugi, pilah-pilih kado juga penting lho... Maksudnya? Begini... 
Dulu, ibu saya pernah berpesan pada kakak laki-laki saya, "Jangan pacaran sebelum kamu bisa cari uang sendiri. Ibu nggak punya banyak uang buat modal."

Iya lah... Pacaran butuh uang buat nraktir makan, ngajak jalan, bahkan buat sogokan biar pacar mau balikan kalau lagi marahan. Apalagi kalau pacar ulang tahun, uang yang harus dikeluarkan semakin besar, ya kan? Buat beli kue (yang bahkan ortu sendiri nggak pernah dibeliin), juga buat beli kado biar nggak jadi pacar yang malu-maluin. Yakali, mau nyanyi ala Jamrud;

"yang kuberi, bukan jam dan cincin
bukan seikat bunga, atau puisi, juga kalung hatiii.." 

Untuk itu, ini nih, saya ada ide buat kamu-kamu yang nggak mau rugi. :D
Ada beberapa kado yang harganya murah, tapi bisa bikin dobel untung. Benda-benda ini, bisa kamu pakai juga, kalau pacarmu itu beneran jadi istrimu. Wah, iritnya berkali-kali, hihi...

Apa saja tuh? Jujur, saya nyontek dari sini;


Di custombagus.com, selain merchandise dan aneka souvenir, ada juga beberapa kebutuhan rumah tangga yang layak dijadikan kado. Benda-benda itu antara lain;

1. Gelas/Cangkir
Ini pengalaman pribadi. Pak suami ngasih saya 1 set gelas. Dulu. Dulu banget pas jaman SMA dan masih pacaran. Kardus gelas itu masih tertutup rapat, sampai bertahun-tahun kemudian. Bahkan sampai hubungan kami bubar jalan dan terpisah di provinsi yang berlainan, kado darinya belum juga saya gunakan. Setelah menikah, gelas itu akhirnya saya pakai juga. Lumayan, untuk sebuah rumah tangga baru, gelas ini sangat berguna. Untungnya sih, nikahnya sama dia juga. Hehehe...

sumber foto: custombagus.com
2. Mug
Sama dengan gelas. Ngasih kado mug buat pacar juga bisa jadi ide untuk berhemat. Setidaknya, kamu nggak perlu beli mug lagi nanti, buat menikmati kopi. :)
Kesannya koq murah banget ya, ngasih kado cuma mug doang? Eits..perempuan baik-baik mah, nggak akan menilai sesuatu dari harga barang.
FYI, meskipun perempuan itu mengharap diberi kado berlian, tapi sebenarnya dia lebih menghargai ketulusan dan kesetiaan. *ehemmm...
Nah, biar sedikit lebih bermakna dan lebih mudah dikenang, mugnya didesain khusus dong. Atau dikasih tulisan penyemangat gitu. Atau dibikin couple? Wow kan idenya?
Bingung? Serahkan saja pada ahlinya. custombagus.com bisa membantu kamu mendapat desain yang spesial.

Mug Warna Dalam di custombagus.com, cantik

3. Jam Dinding atau Jam Meja
Ini lumayan berhemat juga. Siapa tau pacar kamu nanti beneran jadi istrimu, kamu nggak perlu lagi beli jam dinding untuk rumah kalian. Ya kan?
Tapi tetep, kalau mau makin spesial, kasih kata-kata pengantar dong.
Misalnya nih;
jika kau rindukan aku
dengarlah irama detak di dinding itu
disitu ada detakku
yang juga merindukanmu

*eeaaaa ^_^
Jam Meja Berkualitas by custombagus

4. Payung
Payung? Iya.. Tenang aja, payung juga bisa jadi barang yang spesial koq. Jangan khawatir calon istrimu akan ngambek. Beri dia kata-kata indah. Misalnya; Selagi aku tak ada, biarlah payung ini yang menggantikanku melindungimu dari panas dan hujan.
Gombal banget ya? Haha..iya. Tapi perempuan suka koq digombalin. :D
Dengan memberi kado payung ini, kamu juga bisa ikut memakainya nanti. Dan saat kamu resmi menjadi suami, kamu nggak perlu beli lagi. *iritnya kebangetan >_<



5. Bantal
Sebagai ganti boneka, boleh lah kasih bantal aja. Boneka nggak semua perempuan suka (contohnya saya). Tapi bantal, semua orang membutuhkannya. Iya apa iya? :D

bantal cantik by custombagus

Nah, buat kamu yang isi dompetnya sekarat dan mau hemat, tapi bingung karena si doi mau ulang tahun, cari saja benda yang murah meriah namun bermakna di custombagus.com. 




Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog bersama custombagus.


Read More

Gara-Gara Upin dan Ipin

Tuesday, April 26, 2016



Siapa tak kenal Upin Ipin? Serial animasi yang diimpor dari negeri tetangga ini setiap hari menghiasi layar kaca. Meskipun tak sedikit yang mengkritik acara ini, terutama karena adanya tokoh Bang Sally yang sedikit melambai, tapi jujur saja saya tetap suka dan tetap menyuguhkannya untuk anak-anak.

Memangnya, nggak khawatir anak-anak akan jadi gagap bahasa? Hehe, terus terang, tidak. Malah, anak-anak (Amay khususnya, karena Aga belum bisa bicara), jadi makin bertambah kosa-katanya. Amay jadi tahu bahwa di Malaysia, sepatu disebut kasut, dan sepeda disebut basikal. 

Tentu, sebelumnya saya jelaskan juga bahwa bahasa Melayu sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia. Misalnya pada kata seronok, jika di Indonesia kata ini berkonotasi negatif (meskipun di KBBI, seronok memiliki arti; menyenangkan hati, sedap dilihat), maka di Malaysia sana, kata seronok berarti bahagia. 

Lalu, apa saja sih, pengaruh positif yang saya (dan anak-anak) dapat setelah (ikut) menonton Upin Ipin?

1. Gara-gara Upin Ipin, anak-anak bisa belajar agama dengan mudah. Bagi yang sering menyaksikan acara ini, tentu setuju dengan pernyataan saya. Ya 'kan? Gara-gara mereka berdua, anak saya jadi hapal do'a berbuka puasa, niat berpuasa, huruf hijaiyyah (lagunya kadang diputar di awal acara), mengenal tentang zakat, juga shalat tarawih. Saya tinggal menambahkan sedikit saja.

Kisah dalam Upin Ipin yang menceritakan kejadian sehari-hari membuat kita lebih mudah menangkap ilmu yang diselipkannya dalam dialog maupun dalam adegan demi adegannya. 





2. Gara-gara Upin Ipin, saya jadi tahu bahwa untuk mengeringkan sepatu, kita bisa menaruhnya di belakang peti ice (kulkas). Di sebuah episode dimana Upin dan Ipin kena marah oleh Cikgu Besar karena kuku dan sepatunya kotor, kemudian sepulangnya dari sekolah mereka mencuci sepatunya, namun karena hujan turun dengan derasnya, mereka khawatir sepatu mereka tak akan kering, Opah memberi saran pada mereka berdua untuk menaruh sepatu yang telah dicucinya itu di belakang kulkas. Bisa kering kah? Coba saja! Saya sudah membuktikannya loh, hehe...

3. Gara-gara Upin Ipin, saya jadi rindu dengan permainan masa kecil. Rindu dengan suasana kampung yang saling rukun dan tolong-menolong. Rindu dengan segarnya udara yang tak tercemar polusi. Rindu dengan sempurnanya hidup, meski jauh dari kemudahan teknologi. 

4. Di setiap episode, selalu saja ada ilmu yang dipelajari dan hikmah yang bisa dipetik. Anak-anak jadi tahu sistem tata surya, asal mula pelangi, polusi udara, manfaat buah dan sayur, yang kesemuanya dikisahkan dengan apik dan menarik. Pun soal perjuangan memperoleh sesuatu, seperti ketika Upin dan Ipin membantu Opah mengambil getah karet lalu dengan uang hasil menoreh itu mereka bisa membeli mobil-mobilan baru. 

5. Persahabatan. Ada satu soundtrack Upin Ipin, yang liriknya begitu dalam soal persahabatan;
tiada bukit yang terlalu tinggi
untuk kita daki bersama
dan tak ada laut yang terlalu dalam
untuk diselami
Serial Upin Ipin sesungguhnya mengajarkan kita untuk selalu hidup rukun, berdampingan, meski berbeda suku dan agama. Mei-Mei dan Jarjit juga Raju (sekarang sudah jarang muncul), datang ke rumah Upin Ipin pada saat Hari Raya Idul Fitri. Upin Ipin dan kawan-kawannya pun datang ke rumah Mei-Mei saat Hari Raya / Tahun Baru China. 

Buat kamu-kamu yang udah pada gede, bahkan udah pada punya anak, tapi masih suka rasis, coba contoh Upin Ipin! Malu lah... Lagipula, hidup rukun dan saling menghormati itu lebih membuat bahagia, ya 'kan?




Itu sekelumit yang saya ingat, tentang pengaruh Upin Ipin di kehidupan saya dan anak-anak. Barangkali, ada teman-teman yang merasakan juga, atau mau menambahkan lagi? :)
Harapan saya, di Indonesia akan ada acara yang sarat ilmu dan nasehat seperti Upin Ipin juga nantinya. :)

Read More

Susi Susindra, Sosok Kartini Masa Kini

Sunday, April 24, 2016

Kartini...
Gejolak hati yang ingin merdeka
Merdeka... Bebas dari kungkungan adat
kuno yang tak mau berfikir tinggi
Bebas dari kamar pingitan gadis 
Indonesia.
(Sepotong sajak Raden Ajeng Kartini oleh Tika Diah Savitri, siswi SMP Sumbangsih kelas IA, Jakarta, yang dimuat di harian Kompas, 5 Agustus 1977, halaman 5)

Seperti ingin menyematkan predikat Kartini dalam sosok lain, alam pun menentukan bahwa nama Mbak Susi Ernawati Susindra lah yang keluar dalam arisan link periode IV. Bagaimana tidak? Seperti Kartini, Mbak Susi adalah wanita hebat yang juga berasal dari kota ukir, Jepara. Dan mungkin jika Kartini bisa melihat, beliau akan tersenyum ketika melihat perjuangannya tak sia-sia. Wanita yang dahulu terkungkung dalam batasan-batasan, kini bisa mengukir prestasi dalam berbagai bidang. Mbak Susi, adalah sosok yang mewakili wanita-wanita berprestasi itu.

Susi Susindra atau kerap dijuluki Susi Bukan Menteri, adalah wanita yang multitalenta. Ia adalah seorang penulis, blogger, juga seorang pengusaha. Ssssttt...usahanya bersama sang suami sudah go international lho.. Hmm.. *apa kabar usaha cilokmu, Rin? :p

Saya mengenal beliau sudah lama (meski hanya sebatas di dunia maya), namun benar-benar berkomunikasi secara intens setelah sama-sama tergabung dalam grup V arisan link Blogger Perempuan, dengan beliau sebagai "juru kunci". Yang paling saya ingat tentang beliau adalah sandal ukirnya. Aduh, beneran ya, orang kreatif mah bisaaa aja mengubah barang biasa menjadi lebih bernilai. Dan FYI, belum lama ini beliau juga memberikan sandal ukir pada Dian Sastro loh. Eleuh, keren bener bisa ketemu si Rinta, eh si Cinta ding.. :D


sandal ukir dian sastro, cakep yak?

Mbak Susi ini orangnya humble banget. Nggak percaya? Coba aja pergi ke www.susindra.com dan buka kolom "Saya". Kegiatannya seabrek, tapi di facebooknya, beliau nggak pernah merasa sok sibuk. Beliau ini juga senang membagi ilmu, tanpa sedikit pun terkesan menggurui. Saya yang pernah dikasih pesan dengan "cepretan karet tiga" pun senang-senang saja menerima sarannya. (Kalau istilah Mbak Susi sih "cabenya tiga", tapi karena kalau tobat sambel itu kita ngga akan kapok berbuat "dosa", saya menggantinya dengan istilah "karet tiga", karena langsung kapok, hihi.. Dan saran-saran yang beliau berikan pada saya, sebisa mungkin saya lakukan)

Yang patut dicontoh dari ibu dua orang putra ini (sama dong ya, sekeluarga kita cantik sendiri? hihihi...) adalah, sesibuk apapun, beliau tetap pandai menikmati hidup. Iya lah... Hidup cuma sekali, sayang kalau nggak dinikmati. Mbak Susi sekeluarga, sering sekali jalan-jalan mentadabburi alam. Aiiih, saya jadi merasa makin kurang piknik. >_<

Lihat saja Instagramnya yang beralamat di @susierna1, banyak sekali foto jalan-jalannya. Asik banget yaa..

Susindra family on vacation

Saya sampai heran, nih orang kayak ngga ada capeknya ya... Baterainya full terus (nge-charge-nya pake apa yak? :D). Padahal banyak banget yang harus diurusi. Kalau kemarin banyak yang bilang, saya ini ibu yang multitasking, sebenernya saya mah ngga ada apa-apanya lah dibanding beliau ini. *udah, ngga usah membandingkan diri lagi Rin, kamu mah kalah jauh. >_<

Tapi beneran, senang sekali bisa mengenal Mbak Susi. Masih banyak ilmu yang ingin saya "curi" dari wanita lulusan Pendidikan Bahasa Perancis Universitas Negeri Semarang ini. Tentang menulis, tentang bisnis, juga bahasa Perancis. Supaya saya bisa makin eksis. Halah...is is is is... :D



Read More

3 Hal Ini Telah Menghambat Produktivitas Saya

Wednesday, April 20, 2016

Beberapa hari ini saya merasa kurang produktif. Iya, tidak ada satu judul pun berhasil saya tulis. Sampai akhirnya semalam saya mengevaluasi diri. Dan saya menemukan tiga hal yang membuat waktu saya berlalu sia-sia.

Menyesal? Pasti lah... Apalagi kalau ingat pesan ini;



Untuk mengurangi kesia-siaan, saya pun berjanji pada diri sendiri untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, dan tidak menghabiskan waktu untuk 3 hal yang telah membuat saya jadi kurang produktif. 3 hal itu antara lain;

1. Banyak Tidur
Entahlah, tidur terlalu banyak justru membuat saya lemas dan malas. Ini berawal ketika siang itu saya meninabobokan si bungsu, yang kemudian membuat si sulung dan saya sendiri ikut terbawa mimpi. Padahal saya dan si sulung tuh jaraaaang sekali tidur siang. Dan sekalinya tidur siang kenapa jadi malas begini, ya?

2. Nge-game
Nah ini nih... Beberapa hari lalu saya iseng banget meng-install satu buah game di handphone. Niatnya beneran iseng doang. Dan keisengan saya ini ternyata berhasil membuat saya dan si sulung berebut memainkannya. Apaaaa??? *getokkepalaemak
Benar, game itu "nyandu" banget yah... :'(

3. Ngerumpi
Ada yang asik di perumahan tempat tinggal saya. Lingkungan yang cuma diisi 20an KK karena sistem perumahan yang dibuat cluster memang membuat saya dan para tetangga memiliki hubungan yang dekat, satu dengan yang lainnya. Setiap sore, sambil mengawasi anak-anak yang sedang bermain, kami para mahmud pun berkumpul bersama. Adaaa saja bahan obrolan kita. Dari kesehatan anak-anak, resep masakan, sampai tempat belanja sayur dan pakaian yang murah meriah tapi berkualitas pun kami perbincangkan. Tapiiii...mungkin karena saya ngobrolnya sambil nggendong si bungsu (yang kalau udah kecapean jalan trus maunya digendong), malamnya saya jadi kelelahan. Padahal sih, pas ngerumpi rasa capenya nggak berasa. >_<
Karena kelelahan itulah, "nafsu" menulis pun hilang. Tidak hanya pekerjaan menulis saja yang terabaikan, tapi pekerjaan rumah lainnya juga terlantar. Oohhh... :(

Dan mulai besok, saya akan nimbrung dalam rumpian jika pekerjaan saya telah tunai. :)
Jadiii..pekerjaan oke, hubungan dengan tetangga juga insya Allah tetap terjaga. ;)

Lalu kembali lagi saya menancapkan pesan Ibnu Qayyim rahimahullah, dalam ingatan:
Keuntungan terbesar di dunia adalah engkau menyibukkan dirimu setiap saat dengan sesuatu yang paling utama dan bermanfaat untuk kehidupan akhirat. Bagaimana dikatakan berakal seseorang yang menjual Surga dan kenikmatan di dalamnya dengan syahwat yang hanya sesaat? 


Read More

Resep Cakalang Bumbu Rujak a la Opik dan Arin

Saturday, April 16, 2016

3 April lalu, tante Opik (adik bungsu saya), telah berumur 18 tahun. Kami tidak biasa merayakan pesta ulang tahun, namun untuk mengungkapkan rasa syukur, hari itu kami memasak masakan yang berbeda dari biasanya.

Ikan bumbu rujak, pasti semua sudah sering membuatnya kan? Karena kami jarang sekali memasak olahan ikan, maka memasak ikan termasuk momen yang istimewa. :)

Pagi itu, kami mencari ikan kakap merah. Tapi karena stok di tempat langganan sudah habis, ibu penjual ikan menawarkan beberapa jenis ikan yang tersisa, seperti; ikan tuna, cakalang, juga udang dan cumi. Ketika kami mengatakan ingin memasak ikan bumbu rujak, beliau langsung menyarankan untuk menggunakan ikan cakalang. Alasannya, daging ikan cakalang itu tebal.

ikan cakalang. diambil dari cakalang1(dot)blogspot(dot)com
Dan benar saja, saat ibu penjual ikan tadi membersihkan dan mengiriskannya sekalian, kami lihat daging ikan ini memang tebal. Lebih tebal dari ikan kakap. Wow... Baru kali ini kami melihat ikan ini, hihi.. Maklum, tempat tinggal kami jauh dari laut, dan kami sekeluarga juga bukan "pecandu" ikan.

Sampai di rumah, kami segera bersiap memasak. Ikan cakalang yang telah diiris itu kami bersihkan. Kami juga mempersiapkan bumbu-bumbu untuk mengolahnya.

Apa saja bumbu yang diperlukan untuk membuat ikan cakalang bumbu rujak ala kami?
Ini dia:
- 3 siung bawang putih
- 3 butir kemiri
- merica secukupnya
- ketumbar secukupnya
- kunyit, seruas jari
- cabe rawit dan cabe keriting, sesuai selera
- sebatang sereh
- dua lembar daun salam
- dua lembar daun jeruk
- lengkuas
- air asam jawa
- 1 bungkus kecil santan instan
- bawang merah goreng untuk taburan
- 3 sdm minyak untuk menumis

Caranya mudah:
- haluskan bawang putih, kemiri, merica, ketumbar, kunyit dan cabe.
- tumis bumbu halus dengan tiga sendok makan minyak goreng.
- masukkan sereh, daun salam, daun jeruk, dan lengkuas.
- beri air secukupnya. (kira-kira bisa membuat ikan terendam seluruhnya, karena saya menggunakan santan instan).
- masukkan ikan yang telah diiris tadi, masak hingga terlihat empuk. (ada opsi lain, ikan digoreng terlebih dulu).
- masukkan santan instan dan air asam jawa.
- beri garam, sedikit gula merah (atau bisa juga dengan gula pasir, tapi saya lebih suka gula merah), dan bumbu penyedap.
- aduk-aduk hingga matang.
- masukkan ke mangkuk saji, taburi bawang merah goreng dan irisan tomat.
- ikan cakalang bumbu rujak ala saya dan Opik siap disantap.




Alhamdulillah, hari itu kami makan dengan lahap. :)
Read More

Ini Cara Saya Mengatasi Ide yang Buntu

Tuesday, April 12, 2016

Saya mungkin termasuk blogger yang jarang nulis. Hehe.. Sudah ada yang menilai begitu sih, soalnya postingan di blog saya baru segini. Padahal, usia blog ini udah 3 tahun lebih loh. Kalau blogger lain, mungkin udah punya 300 lebih blog post. Hihihi...

Kenapa ya? Salah satu alasannya sih karena waktu. Saya punya 2 anak; 5 dan 1,5 tahun. Walaupun saya bukan working mom, tapi saya nggak punya asisten rumah tangga yang membantu pekerjaan rumah. Jadi dimaklumi saja ya kalau kadang nulis kadang enggak. Wkwkwk... Iya sih, banyak yang memberi contoh bahwa untuk menghasilkan tulisan, dia harus tidur paling akhir dan bangun paling awal. Saya juga pengen meniru, tapi kadang untuk memulainya itu susah. Malas dan lelah membuat semangat kalah. Padahal mah, kalau udah nulis, rasanya capeknya hilang semua. Nah, setelah selesai nulis, capeknya muncul lagi. >_<

Lalu, alasan kedua. Kadang nih ya, udah stand by di depan komputer, tapi ide mendadak hilang. Oh my goodness.. Mau jadi blogger yang nggak malu-maluin aja susah benerrr...

Tapi, sekarang saya punya cara. Apapun yang terlintas, saya tulis, gimana pun bentuknya, gimana pun bahasanya. Nanti kalau mood-nya muncul, tinggal kembangkan lalu edit deh. Dan cara ini agak berhasil sih. Buktinya, tulisan yang nongkrong di draft ada belasan tuh. :p

Lalu, untuk memperkaya ide, apa saja yang sekarang saya lakukan?
1. Menonton Film
Ini termasuk hobi baru karena sebelumnya saya kurang suka dengan kegiatan ini. Ya kali, duduk berjam-jam dan melihat ke satu titik, kayaknya membosankan yaa... Tapi ternyata setelah beberapa kali menemani Amay dan suami, saya mulai menyukai kegiatan ini.
Dan yang lebih penting, setelah menonton film, setidaknya saya punya 1 produk tulisan. Apa lagi kalau bukan review film? Hehe... Kadang bukan review sih, tapi sinopsis. :D
Dan percaya atau tidak, dari film Grave of The Fireflies, saya jadi ke-ide-an untuk membuat sebuah cerita anak yang salah satu tokohnya adalah kunang-kunang. :)

 Film Totoro
Totoro

2. Membaca Buku
Sama halnya dengan menonton film, setelah membaca buku, saya pasti punya satu ide tulisan. Yup, review buku. Hehe.. So simple. Yang penting mah blog post nya nambah. Biar nggak dibilang blogger angot-angotan. :p

Padang Bulan

3. Blogwalking
Saya sering melakukan blogwalking. Untuk apa? Untuk memperkaya wawasan lah. Jujur aja, niat saya bukan untuk menaikkan alexa atau apalah apalah. Karenaaa...biasanya saya cuma blogwalking ke blog yang dari judulnya udah menarik. Hehe... Meskipun begitu, saya tidak selalu meninggalkan komentar disana, karena terkadang saya nggak tau mesti komentar apa.
Dengan blogwalking, berhasilkah saya mendapat ide?
Sssttt...tulisan tentang Nostalgia Penyanyi dan Lagu Anak Tahun '90an adalah hasil dari blogwalking lho. Waktu itu saya membaca sebuah tulisan yang mengulas tentang film silat mandarin yang diputar di tahun '90-an. Dan terpikir lah untuk menulis (dengan survey kecil-kecilan) tentang lagu anak-anak dan penyanyi yang nge-hits di era itu.

Nah, 3 cara di atas cukup bagi saya untuk memperkaya ide. Cukup 3 cara saja dan ide sudah membludak. Sekarang tinggal atur waktu saja supaya kumpulan draft itu segera terselesaikan.

Cemunguuuddhhh eeaaa.. ^_^
Read More

Nostalgia Penyanyi dan Lagu Anak Tahun '90-an

Sunday, April 10, 2016

Waktu kelas 5 SD, saya mengalami kesulitan menghapal keunikan/keistimewaan negara-negara, yang keluar di mata pelajaran IPS. Misalnya, tentang negara Australia yang suku aslinya adalah Aborigin, atau Belanda yang disebut negeri kincir. Tapi, beruntung, kesulitan itu tak berlangsung lama. Trio Kwek-Kwek, yang personilnya terdiri dari; Alfandy, Dhea Ananda, dan Leony, mengeluarkan single yang berjudul "Katanya Katanya". Saya terbantu banget karena liriknya mengandung pengetahuan yang saya butuhkan. Lewat lagu, saya dapat ilmu.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Trio Kwek-Kwek

Tau tidak liriknya bagaimana? Ini dia;

Australia negeri wool (katanya, katanya)
Aborigin sukunya (katanya, katanya)
Boomerang senjatanya (wow wow)
Kanguru binatangnya 

Amrik Negeri Paman Sam (katanya, katanya)
Super power namanya (katanya, katanya)
Challenger pesawatnya (wow wow) 
Nih, Rambo jagoannya

Belanda negeri kincir (katanya, katanya)
Keju penghasilannya (katanya, katanya)
Tulip nama bunganya (wow wow)
Dam nama bendungannya

Gituuuu... Lanjutannya masih ada lagi sih, tapi ntar kepanjangan, hehehe... Daaan...terbukti ya, lagu ini sangat membantu saya (dan teman-teman lainnya tentu) untuk menghapal pelajaran kelas 5 waktu itu. Hehehe...

Ngomongin soal lagu anak di tahun '90an, sepertinya seru yah, kalau kita bernostalgia sama lagu-lagu dan penyanyi-penyanyinya? Nah, kemarin, saya tanya teman-teman di facebook, tentang lagu apa yang disukai dan masih diingat hingga kini. Ternyata banyak yang lupa judul, tapi ingat dengan penyanyinya. Kita bahas penyanyinya dulu saja yaa... Selain Trio Kwek-Kwek, siapa saja kah mereka?

1. Sherina

Iya, Sherina memang paling sering disebut oleh teman-teman. Memang nggak perlu diragukan lagi kualitas suara dan musiknya sih ya... Saya pun, termasuk mengidolakan dia loh. Dan sampai sekarang, saya sering menyanyikan lagu "Andai Aku Besar Nanti". Lagu-lagu Sherina yang lain, yang lekat dalam ingatan adalah: Pelangiku, Balon Udara, juga Jagoan dan Lihat Lebih Dekat yang keduanya merupakan soundtrack film Petualangan Sherina.


Nostalgia Penyanyi Cilik, Sherina

2. Maissy

Dulu Maissy punya acara sendiri loh, judulnya Ci Luk Ba. Kalau yang lain seperti Trio Kwek-Kwek, Saskia dan Geofanny, Kiki, (dan yang lainnya lupa), punya acara berjudul Dunia Anak-Anak.
Maissy ini terkenal centil di jamannya, hehehe... Bisa dibilang, dia ini Syahrini-nya anak-anak. :D
Tapi ngga nyangka ya, sekarang dia jadi Dokter.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Maissy

3. Chiquita Meidy

Siapa yang ingat suara menggemaskan yang menyanyikan lagu Kukuku? Nah, dialah Chiquita Meidy. Lagunya yang lain yang juga disebut oleh teman-teman adalah "Kampuang Nan Jauh Di Mato". Ingat nggak sama muka imutnya?

Nostalgia Penyanyi Cilik, Chiquita Meidy

4. Enno Lerian

Enno Lerian ini suaranya lembuuut sekali. Favorit saya adalah lagunya yang berjudul Du Di Dam. Tapi ada juga lagu lain, yang juga disukai Amay, anak saya. Lagu itu berjudul Nyamuk Nakal. Soalnya, dia suka sama badut nyamuk dan lalat di video klipnya. Boleh juga loh, kalau lagu ini dijadikan senjata ketika anak malas bersih-bersih. :D

Oya, masih ada lagi lagunya yang saya suka, judulnya Dakocan dan Semua Ada Disini. :)

Nostalgia Penyanyi Cilik, Enno Lerian

5. Bondan Prakoso

Bondan lebih dikenal dengan sebutan Si Lumba-Lumba, karena ia dikenal setelah menyanyikan lagu dengan judul yang sama. Waktu kecil dulu, saat menonton video clipnya, saya sempat berpikir begini, "Ni anak nyanyi apa marah ya?" Haha, habis ekspresinya kan begitu... :p

Tapi ngomong-ngomong, sepertinya dia dan Sherina adalah salah dua penyanyi cilik yang masih berkarya hingga kini. Eh, ada Puput Melati juga ding, meski tak sering tampil sebagai penyanyi.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Bondan Prakoso

6. Tasya

Si Anak Gembala ini memang selalu riang serta gembira, makanya nggak heran kalau dia jadi awet muda, hehe... Lihat aja, wajah sekarang dan masa kecilnya ngga jauh beda. Dan selain lagu Anak Gembala, yang paling banyak diingat dan disuka adalah lagu "Jangan Takut Gelap", yang dinyanyikan duet bareng Duta Sheila on Seven.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Tasya

7. Joshua

Arek Suroboyo ini dikenal luas lewat lagu "Diobok-Obok"nya. Sebenarnya judul aslinya adalah Air, tapi publik lebih sering menggunakan kata diobok-obok. Oya, sebelum Air, Joshua juga punya lagu berjudul Cit Cit Cuit. Karyanya yang lain masih banyak, seperti; Kapal Terbang (Cita-Citaku) dan Donat.

Nostalgia Penyanyi Cilik, Joshua
photo diambil dari youtube


8. Melisa

Dari survey yang saya lakukan kemarin, ternyata ada yang menyebutkan Melisa sebagai penyanyi yang mereka ingat. Tau nggak? Semut Kecil dan Si Komo, sempat nge-hits di jamannya loh. :)
Sekarang, dia dimana ya?

Nostalgia Penyanyi Cilik, Melisa


Eh tapi, tidak adakah yang ingat dengan lirik "bing beng bang yok, kita ke bank. bang bing bung yok, kita nabung" milik Saskia dan Geofanny? Tidak ada yang ingat juga dengan 4 MC Cilik? Hihihi, rupanya mereka tak cukup lekat di ingatan teman-teman. Setidaknya, ini fakta dari survey yang saya lakukan di facebook kemarin. Dan Agnes Monica, dia juga sempat duet dengan Eza Yayang loh.

Baca: Duet Fenomenal yang Mungkin Pernah Jadi Teman Tumbuhmu

Dan selain penyanyi-penyanyi di atas, teman-teman facebook saya rupanya sangat ingat dengan lagu-lagu berikut ini:
1. Ambilkan Bulan, Bu
2. Abang Tukang Bakso
3. Satu ditambah Satu
4. Desaku, dll

Sayangnya, kita tidak tahu persis siapa penyanyi aslinya ya... Dan bersyukur sekali, meskipun lagu-lagu anak tidak terlalu menarik lagi bagi dunia industri, tapi ada yang memutarnya setiap hari dan mempopulerkannya di telinga anak-anak masa kini. Siapakah pahlawan itu? Yup, dialah Tukang Odong-Odong. :D

Semoga, tren lagu anak-anak kembali mengudara. Saya sebagai orang tua, rindu dengan lirik lagu anak-anak yang bernas dan mengandung nasehat. Dan bersyukur sekali, penyanyi cilik yang lucu bernama Romaria telah memulainya. :)

 

 

Read More