#AyoHijrah Meski Istiqomah Bukan Hal Mudah. Bersama Bank Muamalat Indonesia, Bismillah Lebih Berkah.

Thursday, May 2, 2019

Istiqomah bukan hal mudah
#AyoHijrah

Hijrah menjadi kata yang akrab di telinga beberapa tahun belakangan. Secara harfiah, hijrah adalah berpindah. Namun, di kalangan para sufi dan ulama fiqih, hijrah tak hanya dimaknai sebagai perpindahan secara fisik, geografis, atau perilaku yang kasat mata saja. Lebih dari itu, hijrah merupakan kekuatan batin dalam menyisihkan segala sesuatu selain Allah dari dalam hatinya.

Dibandingkan saat memutuskan untuk berhijrah, sesungguhnya berjuang untuk istiqomah adalah hal yang lebih susah. Apalagi jika setiap hari kita menghadapi godaan di sana-sini. Namun, bukan berarti karena susah lantas kita boleh begitu saja menyerah. Bismillah saja, semoga Allah mempermudah.

Jika diminta untuk menuliskan pengalaman dalam berhijrah, barangkali tiga momen dalam hidup saya di lima belas tahun ke belakang ini layak dikisahkan.


Hijrah Pertama; Jual Perhiasan untuk Bisa Berjilbab


Momen hijrah yang pertama kali saya lakukan adalah saat kelas 3 SMA, saya mengganti seragam sekolah yang tadinya terdiri dari kemeja dan rok pendek, menjadi setelan panjang plus jilbab. Saat itu bulan Agustus 2004, beberapa hari menjelang Hari Kemerdekaan.

Perjalanan saya sampai akhirnya mantap berhijab, bisa dibilang cukup lama. Saya pernah sangat ingin berhijab saat menyaksikan video klipnya Haddad Alwi dan Sulis. Namun keinginan itu perlahan menghilang, dan salah satu penyebabnya adalah karena orang tua yang tidak terlalu men-support. 

Memang di masa itu masih jarang sekali ada anak sekolah yang menggunakan jilbab. Bahkan di kelas saya hanya ada 2 siswi berhijab. Orang tua saya pun beralasan, tak ingin jilbab dijadikan mainan. Khawatirnya, ketika nanti bosan lalu saya copot lagi jilbabnya. Begitu.

#AyoHijrah, source: Instagram Bank Muamalat Indonesia

Setelah melewati naik turunnya iman, keinginan untuk berhijab itu kembali muncul saat saya kelas 3 SMA. Apalagi, satu demi satu teman-teman saya di kelas pun mulai menutup aurat. Berhari-hari saya merayu ibu agar beliau mau membelikan seragam baru. Sampai akhirnya ibu berkata,

"Tanggung, Nduk, sedhela maneh wis lulus. Ibu durung kagungan duit."

Iya sih, memang serba tanggung. Saya sudah kelas 3 SMA dan itu berarti bahwa seragam sekolah hanya akan digunakan dalam beberapa bulan saja. Ini bisa menjadi sebuah  pemborosan di satu sisi, apalagi jika  mengingat bahwa ibu sedang tidak memiliki uang. Tapi karena niat saya sudah bulat, saya kembali bernegosiasi dengan beliau,

"Cincinku dijual wae, Bu, nggo tumbas seragam."

Melihat kesungguhan hati saya, ibu luluh juga. Cincin dan anting saya, saya lepas demi bisa membeli seragam baru. Untuk seragam putih abu-abu dan atasan seragam pramuka, ibu membeli setelan seragam yang sudah jadi. Rok pramuka dibuat dari kain yang sedianya akan dipakai untuk membuat celana bapak.

Adapun untuk seragam identitas sekolah, ibu membeli bahan dan langsung dititipkan ke penjahit. Alhamdulillah, seragam itu bisa selesai dalam waktu 3 hari. Nah, untuk seragam olahraga, kebetulan saya punya celana training pemberian Bulik Ning. Kaosnya saya kirim ke tukang jahit untuk diganti lengan panjang. Ini merupakan ide seorang teman yang juga baru berjilbab. Hihi, alhamdulillah, jadi lebih berhemat karena ternyata, mengganti lengan pendek menjadi lengan panjang saat itu cukup murah, hanya 15.000,- rupiah.

Dan minggu selanjutnya, saya sudah tampil dengan penampilan baru, alhamdulillah.

#AyoHijrah, source: Instagram Bank Muamalat Indonesia

Ya, hijrah itu siap. Saat kita menyadari waktu akan terus berjalan dan dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Saat memutuskan untuk berhijab itu memang saya sering merasa takut kalau-kalau saya tak punya waktu lagi untuk sekadar menutup aurat.


Hijrah Kedua; Merelakan Kekasih Pergi Demi Cinta yang Sejati

Memutuskan untuk berhijab membawa konsekuensi tersendiri bagi saya pribadi. Dari pakaian yang saya kenakan, seringkali orang memandang bahwa pengetahuan agama saya lebih tinggi. Padahal tidak begitu juga. Menutup aurat adalah kewajiban, adapun ilmu dan pemahaman agama, bisa kita pelajari pelan-pelan.

Namun, anggapan orang-orang ini membuat saya termotivasi untuk ikut kajian setiap hari Jumat sepulang sekolah. Bersama Isnaeni, sahabat saya sedari kelas 1 SMP, saya menimba ilmu agama lebih dalam lagi.

Dari kajian-kajian itu, saya menyadari satu kekeliruan. Saya masih pacaran. Batin saya berkata ini salah, tapi di sisi lain saya tetap ingin melanjutkan hubungan ini. Saya beralibi, toh kami tidak pernah bersentuhan. Kami juga tidak pernah jalan berduaan. Kami hanya bertemu saat dia ke rumah, dan itu pun selalu didampingi anggota keluarga yang lainnya.

Sampai akhirnya datanglah hari itu. Di sebuah hari di akhir tahun 2005, di usia saya yang ke 17 tahun, usia di mana seorang remaja biasanya sedang butuh perhatian dan pengakuan akan keberadaannya dari pihak lain selain keluarga, di situlah saya membuat sebuah keputusan yang berat. Hari itu saya melepaskan seseorang yang telah sekian lama menghuni hati ini. Saya merelakannya pergi demi membuktikan cinta saya pada Illahi.

Butuh waktu untuk tak mengingatnya kembali di hari-hari yang saya lewati. Butuh waktu untuk benar-benar merelakannya pergi. Meskipun terkadang saya tergoda untuk menyapanya kembali, tetapi saya selalu berusaha untuk menahan diri.

Kadang ada rasa iri saat melihat teman-teman punya gandengan. Seringkali pula terpikir, “Kenapa aku harus tahu kalau pacaran itu dilarang? Kenapa aku nggak bisa cuek saja jika menyadari sebuah kesalahan? Kenapa aku harus takut sama dosa?” Begitulah, pemikiran-pemikiran bodoh itu seringkali terlintas.

Tapi sesaat kemudian saya disadarkan bahwa itulah cara Allah menyayangi kita. Sesuatu yang baik menurut kita, belum tentu baik di mata Allah juga. Seorang sahabat memberi nasihat,
“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.” (HR. Muslim)

#AyoHijrah, source: Instagram Bank Muamalat Indonesia

Ya, meski saya belum tentu layak untuk masuk ke surga-Nya, setidaknya saya sudah berusaha.


Hijrah Ketiga; Menyimpan Uang di Bank Syariah

Proses pencarian jati diri masih saya lakukan sampai hari ini. Dalam pencarian itu, saya terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari ke hari. Saya pernah merasa tak berguna karena saya tak melakukan apa-apa, tetapi perasaan itu perlahan menghilang setelah saya bergabung dalam beberapa komunitas menulis.

Sudah 6 tahun saya menulis di blog, dan 3 tahun ini saya menjalani hobi ini secara profesional. Dari kegiatan ini, alhamdulillah saya mendapatkan teman, wawasan, dan penghasilan. Jika Andrea Hirata dalam buku Padang Bulan-nya mengatakan bahwa “Time heals every wound”, bagi saya, bisa menulis dan bertemu dengan teman-teman baru juga merupakan self healing.

Belakangan, tak hanya komunitas menulis saja yang saya ikuti. Awal tahun ini saya tergabung dalam sebuah komunitas bernama Institut Ibu Profesional (IIP). Tujuan utamanya adalah untuk meng-upgrade ilmu kepengasuhan. Alhamdulillah, dari sini saya bertemu dengan teman-teman baru. Salah satunya adalah Mbak Dian Safrina.

Suatu hari, Mbak Dian memesan buku pada saya. Ya, selain menjadi blogger, usaha sampingan saya adalah berjualan buku. Kegiatan ini bermula karena saya ingin menghadirkan buku bacaan untuk anak-anak, tapi jika terus-terusan membeli, ini berbahaya untuk kantong saya dan suami. Jadi, saya pun ikut berjualan deh, hehe...

Nah, saat Mbak Dian membayar bukunya, Mbak Dian mengajak saya untuk berhijrah. Hijrah apa? Hijrah rekening, hehe... Ke mana? Ke Bank Muamalat Indonesia (BMI). Memang, ketika Mbak Dian menjadi Star of The Day di IIP beberapa waktu lalu, Mbak Dian memperkenalkan dirinya sebagai seorang bankir di bank syariah pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat.


Nah, gambar di atas adalah tangkapan layar saat Mbak Dian mengajak saya untuk hijrah ke Bank Muamalat.

Jika dua kisah hijrah saya sebelumnya dilakukan dengan "memaksakan diri" (Ya, terkadang kita harus memaksakan diri untuk melakukan sebuah kebaikan, bukan?), hijrah yang satu ini tak perlu dipaksa-paksa lagi. Dengan senang hati saya menyambut tawaran Mbak Dian, dan akhirnya kami pun berkencan.



Mbak Dian menawarkan, "Mau buka rekening apa, Mbak Arin? Ada Mudharabah dan Wadiah. Kalau Mudharabah, ada bagi hasil dan ada biaya administrasi. Nah kalau Wadiah, artinya titipan, jadi tidak ada biaya administrasi, tapi Mbak Arin tidak akan mendapatkan bagi hasil juga."

Mendengar penjelasan tersebut, saya memutuskan untuk memilih Wadiah saja.

Sempat ada sedikit kejadian lucu, karena saya tidak memiliki SIM, juga tidak memiliki NPWP. KTP pun bukan KTP Solo, karena saya masih belum bisa move on dari Purworejo. Mbak Dian sampai gemes, xixixi... Tapi alhamdulillah saat itu saya membawa Kartu Keluarga. Dengan menambahkan NPWP suami, akhirnya rekening saya di BMI pun sudah jadi.

Dengan Mbak Dian Safrina, teman di IIP

Setelah rekening selesai, Mbak Dian membimbing saya untuk mengunduh aplikasi mobile banking Bank Muamalat. Dengan penuh kesabaran, Mbak Dian juga mengajari saya cara mengoperasikannya. Alhamdulillah, jadi nggak bingung deh.


Tentang Bank Muamalat dan #AyoHijrah 

Oya, sejak 8 Oktober 2018 yang lalu, Bank Muamalat Indonesia telah melangsungkan Grand Launching kampanye Ayo Hijrah. Apa sih #AyoHijrah itu dan apa tujuannya?

#AyoHijrah adalah gerakan yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama selalu meningkatkan diri ke arah yang lebih baik dalam segala hal. Islam bukan hanya agama yang mengatur hubungan kita dengan Sang Pencipta, tapi juga merupakan jalan hidup (way of life) sehingga #AyoHijrah juga mengajak untuk menjalani hidup sesuai tuntunan Islam, agar hidup kita semakin baik dan berkah.

Tujuan kampanye #AyoHijrah ini adalah, dengan #AyoHijrah diharapkan ada peningkatan kualitas diri, baik secara individu maupun organisasi, untuk semakin kaffah menjalankan syariat Islam, khususnya dalam konteks layanan perbankan syariah. Bank Muamalat juga bercita-cita untuk menyetarakan pertumbuhan nasabah bank syariah agar setara dengan kondisi rakyat Indonesia yang mayoritas muslim.

Lalu mengapa masyarakat Indonesia harus hijrah ke Bank Muamalat? Nah, beberapa alasan ini bisa menjawab apa saja yang melatarbelakangi hijrah saya;

1. Bank Muamalat adalah bank pertama murni syariah di Indonesia yang berdiri sejak 1992

2. Bank Muamalat tidak menginduk dari bank lain, sehingga terjaga kemurnian syariahnya

3. Pengelolaan dana di Bank Muamalat didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi syariah yang dikawal dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah

4. Bank Muamalat memiliki produk dan layanan keuangan lengkap yang ditunjang dengan berbagai fasilitas seperti Mobile Banking, Internet Banking Muamalat dan jaringan ATM dan Kantor Cabang hingga ke luar negeri

Pada tahun 2009, bahkan Bank Muamalat mendapatkan izin untuk membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia. Hal ini menjadikan Bank Muamalat sebagai bank pertama di Indonesia yang mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Hingga saat ini, Bank Muamalat telah memiliki 325 kantor layanan, termasuk 1 kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga didukung oleh jaringan yang luas berupa 710 unit ATM Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima, serta lebih dari 11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia Electronic Payment (MEPS).

Tentang Bank Muamalat Indonesia

Nah, sejalan dengan kampanye #AyoHijrah ini, produk Bank Muamalat juga berubah nama, seperti:
Tabungan iB Hijrah
Tabungan iB Hijrah Haji dan Umrah
Tabungan iB Hijrah Rencana
Tabungan iB Hijrah Prima
Tabungan iB Hijrah Prima Berhadiah
Deposito iB Hijrah
Giro iB Hijrah
Adapun Pembiayaan Rumah iB Hijrah Angsuran Super Ringan dan Fix and Fix, masih dalam proses pengajuan kepada Regulator / OJK

Nah, semoga dengan kampanye #AyoHijrah ini, Bank Muamalat Indonesia bisa menjadi pusat dari Ekosistem Ekonomi Syariah, dan cita-citanya untuk turut membangun industri halal di Indonesia bisa terwujud. Aamiin YRA.


Read More

Ini Makanan Favoritku. Samakah dengan Seleramu?

Friday, April 19, 2019

- Salah satu contoh kesuksesan dalam hidup adalah bisa makan apapun yang kau inginkan - 
Punya uang tapi nggak bisa makan makanan kesukaan kita (sakit), apa enaknya? Bisa makan segalanya (sehat), tapi tak punya uang untuk mendapatkannya, bikin sedih juga. Jadi benar ya, salah dua syarat bahagia adalah sehat dan punya uang. Hihi.. 

Lalu, bicara tentang makanan favorit, teman-teman suka menu apa? Kalau saya, ini dia;

Mie Ayam

Mie ayam adalah the most favorite food of mine. Nggak hanya saya, adik kakak saya juga suka. Bahkan tak jarang kami hunting mie ayam sama-sama. Hihi...

Di Bogor, Mie Ayam Bojo Loro di Cilendek (dekat RS Marzoeki Mahdi), telah saya nobatkan sebagai mie ayam terenak sedunia. Entah sekarang masih ada atau tidak mie ayam itu. 

Dulu, saat saya masih mengajar di Ciomas, saya dan teman-teman sering ke sana. Harganya masih lumayan murah. Mie Ayam Bojo Loro juga dulu menggunakan Saus Dua Belibis, dan ini membuatnya semakin sedap. Biasanya kan, mie ayam kaki lima menggunakan saus curah yang membuat kita takut mengonsumsinya yaa...

Di Solo, saya merekomendasikan mie ayam di Bakso Alex dan di Bakso Tengkleng Mas Bambang. Oya, ada Mie Ayam Goreng Har Solo yang enak juga. Lokasinya di Gempol, Ngadirejo, Kartasura (depan toko roti "Kampoeng Roti").

Yuk ke sana! Jangan lupa ajak saya juga. Hahaha...

Masakan Sunda

Dulu sebenarnya saya tidak terlalu suka Masakan Sunda. Tapi ternyata, setelah hampir 10 tahun menjadi menantu orang Sunda, lidah saya terpengaruh juga.

Salah satu yang saya suka adalah sayur asemnya. Rasanya segar, enak, nggak seperti sayur asem di Jawa. 


Sayur Asem

Masakan Sunda juga identik dengan lalapan dan sambalnya. Lalapannya juga berasal dari aneka ragam sayuran, ada daun tespong, pohpohan, terong lalap yang bentuknya bulat-bulat kecil, dll. Di Purworejo atau Solo, lalapan hanya seputar timun, kemangi dan daun kol. Hihi... 

Sambal di Masakan Sunda juga berbeda. Sambalnya ini biasanya dikucuri jeruk sambel. Susah sekali menemukan jeruk ini di Purworejo dan Solo.

Masakan Sunda

Oh ya, yang tak kalah sedap dari Masakan Sunda adalah tumis leuncanya, aneka pepesnya, ayam dan ikan yang digoreng atau dibakar, juga gepuk daging yang nikmatnya ulala...

Duh, semoga saat mudik lebaran ke Majalengka nanti bisa makan di restoran Sunda lagi.

Masakan Sunda

Es Teh

Nah, sudah kenyang makan, saatnya kita minum. Paling enak sih es teh manis yaa... Apapun makanannya, minumnya es teh saja. 

Es teh di Solo, macam-macam tambahannya. Ada es teh kampul yang diberi potongan jeruk nipis. Ada juga es teh sereh seperti gambar di bawah ini. Semuanya enak dan segar.

es teh di segala suasana


Es Tape Singkong

Meski es teh adalah minuma favorit, tapi jika ada yang menyediakan es tape singkong seperti ini, dia yang akan jadi pilihan utama. Ya, sekalian bernostalgia. Waktu kecil dulu, saya sering jajan es tape singkong dengan kuah santan seperti ini. Ada tetangga yang menjualnya, sebagai pelengkap lotek di warungnya. 

Ah, kapan-kapan nyoba bikin sendiri aja deh. Semoga bisa selezat es singkong dalam kenangan. :)
Es Tape Singkong by Kedai Ibu, Solo

Baiklah, sudah makan dan minum, artinya sudah kenyang semua yaa... Alhamdulillah. Ceritain dong, makanan dan minuman favorit teman-teman. Mbak Rani R Tyas, suka soto dengan daging kerbau lho. Baca di Makanan Favorit Sepanjang Masa, yaa... :)

Read More

Maltofer, Suplemen Penambah Zat Besi dengan Rasa Cokelat Swiss yang Enak

Monday, April 8, 2019

Throwback saat hamil Amay sekitar 9 tahun yang lalu, saya mengalami mual muntah parah sejak usia kandungan 6 minggu sampai menginjak 7 bulan. Lumayan lama kan? Padahal umumnya, mual muntah hanya terjadi di trimester pertama saja, meski memang, bawaan hamil antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya tidak selalu sama.

Karena saya saat itu untuk makan pun tidak bernafsu (juga ada ketakutan akan muntah lagi), berat badan saya selama hamil cenderung berkurang. Sebagai calon ibu baru saya sempat stress, saya sering merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang saya kandung dengan baik. Salah satu sumber harapan saya waktu itu adalah suplemen pemberian dokter SpOG langganan, yang satu mengandung zat besi, satunya lagi mengandung asam folat.

Adakah suplemen zat besi yang enak nggak bikin mual?

Demi bisa meminum suplemen itu, saya memaksakan diri untuk makan 3-5 suap. Ya, saya makan sambil berlinang air mata karena harus menahan rasa mual yang mendera. Namun buruknya, saya tidak bisa minum obat hanya dengan air putih. Jadi, saya biasanya menyediakan pisang untuk minum obat. Tapi jika saya tidak memiliki stok pisang, saya minum suplemen dengan air teh.

Waktu tahu saya minum suplemen dengan teh manis, adik ipar saya yang juga seorang bidan langsung menyelidik,

"Mbak Arin minum ini pakai teh manis?" tanyanya.

"Iya, Dek. Boleh kan?"

De Ine menjawab, "Sebaiknya sih pakai air putih aja, Mbak, soalnya teh kan mengandung kafein. Nanti obatnya jadi sulit dicerna. Atau pakai pisang gitu. Ada pisang nggak?"

"Nggak ada. Mbak Arin nggak bisa minum obat pakai air putih. Rasanya nggak enak." jawab saya dengan wajah memelas. Adik ipar saya menatap dengan tatapan prihatin.

"Tapi diusahakan pakai air putih aja ya, Mbak... Ini soalnya penting banget buat dedek bayinya." Bujuk adik ipar saya.

Ternyata memang, ibu hamil tidak boleh kekurangan zat besi, karena suplementasi zat besi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan akan mempengaruhi kualitas kesehatan, intelektual dan produktivitas pada masa yang akan datang.

1000 Hari Pertama Kehidupan itu adalah;
270 hari selama kehamilan, dan
730 hari dari lahir sampai berusia 2 tahun.

Jika kekurangan zat besi, gejala yang sering terjadi adalah;

Gejala Kurang Darah

Sebenarnya, zat besi bisa kita dapatkan dari makanan seperti daging sapi, daging ayam, kacang-kacangan, juga sayuran hijau. Tapi kan waktu itu saya sedang mual muntah. Mau makan nggak nafsu, dan cenderung ketakutan jika makanan yang saya makan tadi malah membuat muntah.

Seandainya saya bisa makan dengan lahap pun, kebutuhan zat besi selama kehamilan belum tentu tercukupi dari makanan yang saya konsumsi tadi, karena;

• Peningkatan kebutuhan zat besi terjadi hampir 10x lipat pada kehamilan trimester ketiga. Biasanya, makanan yang kaya zat besi saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan.

• Defisiensi zat besi terjadi hingga 40% pada ibu hamil di trimester ketiga.

• Mayoritas wanita hamil dengan anemia karena kekurangan zat besi.

Jika ibu hamil mengalami anemia, maka kemungkinan terjadi PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat) akan semakin besar. Akibatnya adalah, anak akan mengalami stunting dan gizi buruk, yang efek buruknya, IQ anak tidak bisa melebihi IQ orang tuanya.

Duh Gusti, seandainya waktu itu sudah tahu tentang Maltofer, yaa...

Eh, apa itu Maltofer?

Maltofer adalah suplemen zat besi dengan rasa Cokelat Swiss yang lezat. Maltofer bisa dikonsumsi bersama dengan makanan dan minuman yang lain, karena Iron Polymaltose Complex yang terkandung di dalamnya, tidak bereaksi negatif terhadap makanan, minuman, maupun obat-obatan lain dan tidak menimbulkan stress oksidatif.

Maltofer, suplemen zat besi, dapat diminum bersama teh atau minuman lainnya.

Dan tidak seperti suplemen zat besi merek lainnya yang jika dikonsumsi berlebih dapat menyebabkan mual, luka lambung, gangguan jantung dan susah BAB, Iron Polymaltose Complex dalam Maltofer diserap secara aktif dan terkontrol, sehingga efek sampingnya benar-benar diminimalisir.

Maltofer sendiri terdiri dalam 4 sediaan lengkap, yaitu;
1. Maltofer Fol --> diperkaya dengan asam folat untuk ibu hamil
2. Maltofer Chew --> tablet kunyah IPC pertama di Indonesia untuk segala usia
3. Maltofer Syrup --> kemasan sirup isi 150 ml dengan kandungan 1 ml = 10 mg Fe untuk anak dan dewasa
4. Maltofer Drops --> kemasan tetes isi 30 ml untuk bayi dan anak

Jadi, kalau teman-teman sedang hamil dan ingin mempersembahkan nutrisi terbaik untuk janin di dalam kandungan, konsumsi Maltofer saja. Maltofer ini juga dapat dikonsumsi oleh anak-anak. Pilih kemasan sirup atau drops, ya... Rasanya enak, jadi nggak berasa sedang minum suplemen zat besi. Selamat mencoba, yaa... :)




Read More

Cemokot, Wedangan Nge-Hits di Klodran, Colomadu, Karanganyar

Saturday, March 30, 2019

Wedangan Cemokot, Klodran, Colomadu, Karanganyar

Sudah dua kali kami makan di wedangan baru ini karena lokasinya kebetulan tak jauh dari rumah. Cemokot namanya. Nama yang njawani dan mudah diingat. Cemokot berasal dari kata “cokot” yang berarti "gigit". Cemokot maksudnya gigit-able, alias mengundang rasa ingin menggigit. Jika teman-teman ingin ke sini, dari Tugu Boto – Klodran / Klinik Habil Syifa, belok ke barat, dan tak jauh dari situ, sekitar 100 meter di kanan jalan Wedangan Cemokot ini bisa kita temukan. 

Secara keseluruhan, harga makanan di sini cukup terjangkau. Bahkan terakhir kami ke sana, kami hanya merogoh sekitar 200an ribu untuk 6 orang dewasa dan 2 anak-anak. 200an ribu itu sudah dapat berbagai macam makanan, minuman dan cemilan, yang bikin kami kekenyangan.

Salah satu yang selalu kami pesan adalah cireng. Hanya dengan 8K saja, kita sudah bisa menikmati seporsi cireng, plus 4 macam cocolan. Oya, gambar di bawah ini bukan jumlah asli per porsi yaa.. Kebetulan, begitu ia datang, beberapa dari kami langsung melahapnya sebelum sempat difoto.

Cireng di Wedangan Cemokot. 8K.

Untuk makanan berat, berikut ini merupakan menu yang kami pesan.

1. Nasi ayam kremes

Kami pesan ini untuk anak-anak. Rasanya lumayan, enak lah, meski ngga bisa dibilang istimewa juga. Harganya 14K. Cukup murah untuk ukuran ayam sebesar itu.

Nasi Ayam Kremes, di Wedangan Cemokot, Klodran, Colomadu. 14K.

2. Nasi + Ayam Goreng Cemokot

Nah, sesuai namanya, menu ini sepertinya tidak akan kita jumpai di tempat makan lainnya. Tebakan saya, ini adalah menu khas Cemokot.

Ini enak banget. Pada dasarnya, menu ini sama seperti ayam goreng lainnya. Namun yang membuatnya unik dan semakin lezat adalah selimut atau toppingnya. Toppingnya ini terbuat dari telur yang dibuat menjadi semacam kremes. Dan kalau teman-teman perhatikan, ada butiran-butiran semacam jagung yaa.. Setelah saya coba, ternyata rasanya seperti kuning telur. Hihi..

Oya, untuk menikmatinya, teman-teman hanya perlu mengeluarkan uang sebanyak 16K. Murah lah, apalagi ayamnya cukup besar. Saya aja sampai kekenyangan.

Nasi + Ayam Goreng Cemokot, di Wedangan Cemokot, Klodran, Colomadu. 16K. 

3. Chicken Cheesy Lover

Kebetulan menu ini adalah pesanan suami, tapi saya sempat mencicipi ayamnya sedikit. Rasanya lumayan enak, suami saya sih suka, walau menurut saya agak kurang ngeju sih. Ekspektasi saya tuh, kejunya molor gitu, hihi.. Yakali, Rin, 16K pengen keju molor. 😂

Tapi untuk Cheesy Lover, you must try this!

Chicken Cheesy Lover, Wedangan Cemokot, Klodran, Colomadu, Karanganyar

4. Ayam Furai Cemokot

Nah, ini dia! Ini favoritnya Amay Aga, sampai-sampai kami pesan Ayam Furai ini seporsi lagi. Ayam Furai ini adalah ayam berbalut tepung yang ditusuk lalu digoreng, disajikan dengan saus tomat dan saus cabe sebagai pelengkap. Beneran, sama halnya dengan Cireng, seporsi doang ngga cukup.

Seporsi Ayam Furai Cemokot bisa kita nikmati dengan membayar Rp 10.000,-

Ayam Furai Cemokot, Wedangan Cemokot Klodran, Colomadu, Karanganyar

5. Nasi + Nila Cemokot

Saya ngga mencicipi menu ini, karena ini adalah pesanan Om Apip dan istrinya. Tapi seperti Ayam Goreng Cemokot di atas, Nila Cemokot ini berupa Nila goreng yang diselimuti topping berbahan telur. 

Saya penasaran lho, kira-kira gimana ya, cara membuat selimutnya? 

Nila Cemokot di Wedangan Cemokot, Klodran, Colomadu, Karanganyar

Makan sudah, sekarang minumannya yaa... Untuk minuman sih, standar lah, ada es teh, es jeruk, lemon tea, aneka milkshake, jahe hangat, dll. Tapi, saya mau nunjukin yang ini nih. Es Timun.

Asli, ini favorit banget. Seger. Harganya 7K, tapi ini termasuk murce karena ukurannya yang jumbo. Segelas es timun ini kemarin saya minum bergantian sama tante Opik dan Pak Yopie. Dan pada akhirnya yang lain menyesal, karena mereka cuma pesan minuman yang standar macam lemon tea dan es teh. Hahahahaha....

Kalau ke sini lagi, saya mau pesan minuman ini lagi. Semoga rasanya nggak berubah yaa...

Es Timun di Wedangan Cemokot, Klodran, Karanganyar

Sebenarnya waktu pertama kali ke sini, saya pesan nasi + oseng kikil, tapi saya belum puas dengan rasanya. Mie rebus pun masih belum memenuhi ekspektasi. Juga untuk nasi goreng ayam katsu, meski rasanya sudah cukup enak jika dimakan secara terpisah, namun jika dimakan bersamaan, rasanya bentrok di lidah. Tapi semoga jika teman-teman memesan tiga menu ini, rasanya sudah lebih baik yaa... 

Oya, jangan kaget jika saat makan, ada bau-bau tak sedap yang lewat. Soalnya di depan Wedangan Cemokot ini ada tempat pemotongan ayam. Tapi tidak selalu tercium koq baunya. Waktu pertama kali ke sini, saya tidak mencium bau apa-apa karena kebetulan kami ke sana ba'da maghrib.

Cuma, pas datang ke sana Kamis sore kemarin, bau itu muncul. Sepertinya memang sedang ada kegiatan di tempat pemotongan ayam itu.

View Wedangan Cemokot dilihat dari gazebo belakang

Daftar Menu di Wedangan Cemokot, Klodran, Colomadu, Karanganyar

Daftar Menu dan Harga di Wedangan Cemokot, Klodran, Colomadu, Karanganyar

Overall, Wedangan Cemokot di Klodran, Colomadu, Karanganyar ini recommended buat teman-teman yang ingin nongkrong atau makan-makan bareng keluarga. Makanannya enak-enak, tapi ngga bikin kantong jebol. Buat buka puasa juga oke tenan, lho! Ada dua gazebo untuk lesehan, ada juga deretan meja-kursi yang bisa dijadikan pilihan. Pilih makanan yang saya rekomendasikan di atas aja, insya Allah tidak mengecewakan. Akhir kata, selamat makan... :)




Read More

Balita Diajak Nonton Bioskop? Boleh, Asal...

Monday, March 25, 2019

Setelah menjadi orang tua, biasanya prioritas utama kita otomatis langsung berubah. Apa-apa yang penting anak dulu. Mau ngapain aja, mikirin anak-anak dulu. Mau nonton bioskop? Eits, tunggu dulu! Nonton bioskop sambil membawa anak-anak memang boleh-boleh saja. Tetapi, tentu ada hal-hal yang perlu diperhatikan.

Saya dan suami, terus terang, sudah lama sekali tidak menginjakkan kaki ke bioskop. Maklum, di Solo, saya dan suami sama-sama perantau. Jadi kami tidak punya keluarga yang bisa dititipi saat kami ingin jalan-jalan berdua saja.

Terakhir kali kami ke bioskop adalah di penghujung tahun 2013, saat si sulung berusia 2 tahun 9 bulan. Saat itu pun, film yang kami tonton adalah "Walking with Dinosaurs", bukan film romance, karena kami membawa anak. Kami belum ke bioskop lagi setelahnya, karena tak lama kemudian, si bungsu lahir ke dunia. Nah, karena saat ini si bungsu sudah berumur 4 tahun lebih, kami berencana mengajaknya menonton ke bioskop.

Wow, this is gonna be his first experience. Kami belum bisa membayangkan bagaimana perasaan Aga saat berada di dalam bioskop nanti. 

Poster Walking with Dinosaurs the Movie

Aga sih sudah sering menonton film, meski hanya lewat komputer. Tapi, kondisi di dalam bioskop kan sangat berbeda dengan di rumah.

Makanya, sebelum menonton film, saya mencoba menerapkan beberapa tips membawa anak ke bioskop berikut ini:

1. Pastikan Anak Benar-benar Siap

Ya, meski sudah sering menonton film di rumah, tetapi menonton film di bioskop adalah hal yang berbeda. Beritahu anak bahwa di bioskop, ketika film mulai diputar, maka lampu akan dimatikan. Suaranya pun akan sangat menggelegar, dan lagi, udara di dalamnya mungkin akan sangat dingin. Jadi, kita harus bersiap-siap dengan kondisi tersebut.

Oya, jika di rumah ia bisa bertingkah semaunya, di bioskop tidak demikian, karena di sana ada banyak orang. Jadi, beritahu anak-anak untuk berlaku sopan dan tidak berteriak-teriak karena bisa mengganggu orang lain.

2. Pilih Film yang Tepat

Ini wajib sih yaa.. Jangan sampai, demi memuaskan keinginan kita untuk menonton film di bioskop, kita mengabaikan hak anak untuk mendapatkan tontonan yang baik.

Cari film yang sesuai dengan usianya. Ya seperti kisah saya di atas, saya dulu memilihkan "Walking with Dinosaurs" untuk Amay, karena kebetulan dia sangat suka dengan dinosaurus. Padahal saat itu saya ingin menonton "99 Cahaya di Langit Eropa" dan suami ingin menonton film "Soekarno".

3. Pilih Tempat Duduk yang Dekat dengan Pintu Keluar

Ya, kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti kan? Bisa saja, karena anak tidak suka dengan film-nya, ia akan bosan lalu mengajak kita keluar. Atau, di tengah-tengah film ia mendadak ingin buang air. Bisa jadi kan? Karena udara di dalam bioskop yang dingin, biasanya membuat kita mudah beser.

Duduk di dekat pintu keluar, akan memudahkan kita membawa si kecil keluar, tanpa mengganggu pengunjung yang lain.

4. Sediakan Cemilan yang Cukup

Nah ini penting sekali. Untuk Aga, cemilan adalah salah satu hal yang bisa mengembalikan good mood. Hehe...

5. Ajak Si Kecil untuk Buang Air 

Sebelum masuk ke ruang teater, ajak si kecil untuk buang air terlebih dahulu.

6. Masuk Belakangan

Tidak perlu buru-buru masuk ke ruang teater, karena biasanya yang diputar adalah iklan dan trailer, yang mungkin akan membuat anak-anak bosan.

Yak, itu dia tips membawa anak ke bioskop.

Jadi, mau nonton apa besok?

Rencananya saya mau ngajak Mas Amay dan Dek Aga nonton Captain Marvel di CGV, sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 8. Pesen tiketnya via traveloka.com saja, yang mudah, nggak perlu antri juga. Wah, can't wait. Kira-kira, anak-anak bakal suka nggak ya? :)
Read More

Outfit Incaran untuk Lebaran

Tuesday, March 19, 2019

Puasa aja belum dimulai, tapi untuk lebaran, emak sudah sibuk memikirkan outfit apa yang akan dipakai. Duh Gusti, ampuni hamba yang sering lalai. 

Ide tulisan ini sebenarnya muncul karena saya, Mbak Ran dan Mbak Widut, sedang ngobrol-ngobrol tentang pakaian. Dari situ, secara kebetulan kami memiliki kebiasaan yang sama, yaitu membeli pakaian lebaran sebelum Ramadhan. Tujuannya apa? Supaya saat Ramadhan kami bisa fokus beribadah, tanpa terganggu kebutuhan-kebutuhan sepele semacam ini.

Jika Mbak Rani menulis tentang 4 Gamis Terfavorit - nya, saya mau menulis tentang gamis incaran untuk lebaran, karena gamis-gamis favorit saya sudah sata tulis di sini. Semua sudah muncul di instagram saya di @arinta.adiningtyas (follow yaa, haha), dan memang sering muncul di sana, karena koleksi gamis saya memang tak banyak. Jadi yang saya pakai memang itu lagi itu lagi.

Saya ini bukan termasuk orang yang sering membeli pakaian sebenarnya. Setahun paling hanya beli 2 pakaian saja, dan biasanya momennya ya saat menjelang lebaran begini. Makanya jangan heran kalau baju yang saya pakai itu lagi itu lagi. Hihihi... Maklum, saya bukan orang yang fashionable.

Untuk lebaran nanti, kemungkinan besar saya masih akan memakai gamis-gamis lama, karena meski mereka sudah bertahun-tahun bersama saya, sampai saat ini mereka masih menjadi favorit. Saya mah gitu orangnya, untuk pakaian, saya akan membeli yang benar-benar saya sukai. Saya nggak ingin uang yang sudah susah-susah saya kumpulkan, habis secara sia-sia. 


Nah, untuk tahun ini, saya sudah mengincar beberapa gamis. Tinggal ditimbang-timbang lagi berdasarkan harganya saja, hihi...


1. Dress dari Aska Label

Lilac Sabila dari Aska Label

Saya memang menyukai motif polos seperti ini. Tahun lalu, saya membeli gamis polos berbahan katun toyobo saat lebaran. Warnanya juga nggak jauh beda dengan foto di atas. 

Kalau saya beli gamis ini, kemungkinan besar saya akan diprotes oleh adik saya. Hahaha... Dia salah satu yang paling males kalau lihat saya pakai baju bernuansa pink lagi ungu lagi. Wkwkwk...

Habis gimana, namanya juga warna favorit, ya ngga? 


2. Dress dari Fattibile 

Danvy Long Shirt dari Fattibile

Nah, kalau yang seperti ini saya belum punya, hehe... Saya suka sih desainnya yang simpel. Dan sepertinya bahannya juga ringan dan adem. Sayangnya, harganya lumayan mahal untuk ukuran kantong saya. Kalau nggak salah sekitar 355K. Ya, ada harga ada rupa sih yaa.. Tapi uang segitu bisa dapat gamis toyobo 1 plus jilbab atau rok panjang kan, hihi... *emakirit

Tapi saya mau nyoba ajuin proposal ke suami dulu, siapa tau ntar doi mau beliin. Wkwkwk... Aamiin...


3. Sherly Dress dari Wearingklamby 

Sherly Dress dari Wearingklamby 

Dari penampakannya saja sudah kelihatan mevvah yaa... Tapi harganya ternyata nggak sampai 300K lho... Cantik ya, cuma lagi-lagi saya sudah punya dress yang mirip seperti ini, yang dibelikan mama mertua di lebaran dua tahun lalu.


4. Tunik motif garis-garis



Biar nggak dikira cuma suka gamis doang, ini nih, tunik yang saya banget. Saya tu memang suka banget sama motif garis-garis seperti ini. Tapi pernah waktu pengen beli gamis motif garis-garis, ee sama teman-teman dibilang mirip selimut, wkwkwk... Ngga jadi deh. Kalau tunik ini sih ngga kayak selimut lah yaa.. Cakep, adem gitu lihatnya.

Eh betewe, warna incaran saya koq antara biru dan pink / nude gitu yaa.. Hihi, iyaa, saya memang lagi suka warna-warna seperti ini.

Nah, nanti kalau sudah dapat gamis atau tuniknya, tinggal beli jilbab segi empatnya deh. Di tulisan yang lalu, saya sudah ceritakan ya, apakah saya tim pashmina atau tim jilbab kotak. Ya, meski saya tak jarang mengenakan pashmina, tapi sejujurnya jilbab favorit saya tetap jilbab kotak. Apalagi kalau warnanya seperti di bawah ini. Ya Allah... Pengen tak beli semuanya!









Tuh, cantik-cantik banget kan... Bikin pengen beli juga ngga? Yang jelas sih, tips dari saya, pilih dan pakai pakaian yang sesuai dengan karaktermu. Pakaian yang mungkin bagus saat dipakai oleh orang lain, belum tentu bagus juga saat kamu pakai. Begitu juga sebaliknya. So, be yourself, find your own style!

Oya, meski tulisan ini mencantumkan berbagai merek / online shop / brand fashion muslimah yang nge-hits banget di Instagram, tapi tulisan ini tidak mengandung promosi lho yaa.. Saya memang suka dengan produknya dan ingin memilikinya. Hehe... Pokoknya, model yang saya cantumkan di atas itu Arin banget lah. Semoga bisa menambah referensi teman-teman yang sedang mencari inspirasi outfit buat lebaran nanti yaa... Tapi sebelum itu, semoga kita selalu diberi kesehatan dan rezeki yang barokah, agar bisa terus beribadah. Aamiin YRA. :*




Read More

Event Collaboration KEB & WARDAH, di The Alana Hotel, Solo

Sunday, March 3, 2019

Makmin KEB Chapter Solo

Minggu pagi, 17 Februari 2019 lalu, saya dan teman-teman Makmin KEB Solo sudah berkumpul di Aquamarine Room, The Alana Hotel, Solo. Meski beberapa hari sebelumnya saya terserang flu dan demam, tapi pagi itu alhamdulillah saya sudah merasa lebih sehat, dan siap melaksanakan tugas.

Di event kali ini, kebetulan saya diamanahi tugas di bagian pendaftaran peserta. Alhamdulillah, dalam waktu kurang dari seminggu, peserta terkumpul cukup banyak, sekitar 41 orang, meski masih kurang dari target sebelumnya yaitu 50 orang.

Tidak terlalu buruk lah ya, jika mengingat persiapannya yang juga sangat mepet.



Alhamdulillah, peserta juga terlihat sangat antusias, meski banyak di antaranya belum saling mengenal satu dengan yang lainnya. Ya, event yang memadukan beauty class dengan talk show bertema “Grooming Your Personality” ini memang terbuka untuk umum. Jadi, pesertanya berasal dari berbagai kalangan.

Sangat tepat jika talk show diadakan di awal, karena Mbak Octaria Kenes yang mengisi talk show, mampu menghangatkan suasana dengan materi yang dibawakannya. Apa yang disampaikan Mbak Ria kemarin, benar-benar menguliti kami, hihi... Tanpa sadar kami berucap, "Ho oh banget. Aku tipe yang kayak gitu."

Octaria Kenes

Oya, ada tips dan trik yang diberikan oleh Mbak Ria, agar kita bisa tampil fashionableApa saja itu?

1. Kenali pribadi kita. Apakah kita ini cuek, simpel atau modis?

2. Playing with your mirror. Semakin sering ngaca, kita pasti akan menemukan style baru yang nggak gitu-gitu melulu.

3. Manfaatkan baju lama. Ini adalah salah satu kiat untuk berhemat. Yang masih oke untuk dipadupadankan, pakai lagi saja.. Biasanya, pakaian-pakaian lama ini ada di tumpukan paling bawah. Luangkan waktu untuk bongkar lemari, yaa.

Jika ada pakaian yang entah dari ukurannya sudah tidak memungkinkan untuk dipakai kembali atau dari warnanya sudah kebanyakan stok, bisa dijual lagi lewat "garage sale". Tapi, pastikan kondisinya masih bagus, yaa... Hehe, jangan yang suda belel dijual, wkwk.. Dari garage sale ini, uangnya bisa kita pakai lagi untuk kebutuhan fashion kita selanjutnya.

Itu dia tips fashion dari Mbak Ria.

Dan ketika hari beranjak siang, AC di dalam ruangan makin terasa dingin, datanglah Mbak @deecintahh, MUA dari Solo. Olehnya, kami diajak berdandan. Jujur saja, meski katanya perempuan tak bisa jauh dari kata “dandan”, namun hal ini sangat jarang saya lakukan. Dandan sih dandan, tapi paling hanya pakai moisturizer dan bedakan. Selesai.

beauty class with Wardah

Makanya, ketika saya dihadapkan dengan micellar water, saya bingung, apa fungsi air ini? Baru ketika Opik, adik saya, menjelaskan saya jadi tahu kalau micellar water ini untuk membersihkan wajah. Wkwkwk... Don’t blame me, yaa... Mohon maklum, soalnya setahu saya, dulu ibu pakai milk cleanser dan toner untuk membersihkan make up. Ã°Ÿ˜†Ã°Ÿ˜†Ã°Ÿ˜†

Selanjutnya, setelah membersihkan wajah dengan micellar water, kami dibimbing untuk mengaplikasikan foundation. Sebelumnya, saya memakai “ALOE hydramild multifunction gel” dari Wardah sebagai pelembab. 

Sampai di sini masih lancar, hehe.. 

Setelah memakai foundation, kami diminta untuk memakai bedak. Ini juga masih gampang lah. Tapi, ketika tiba saatnya memakai eye shadow dan blush on, saya kemudian sadar bahwa ujian telah dimulai. Wkwkwk...

Ujian terberat adalah saat tiba giliran memakai eye liner. Ya Allah, saya sampai menghabiskan berlembar-lembar tissue. Untuk apa? Untuk menghapus air mata yang berulang kali keluar akibat kecolok berkali-kali. Hahaha... Untungnya di dekat saya ada Mbak Bella yang udah ahli dandan.

“Mbak, bukan kayak gitu makainya. Kayak gini...” kata Mbak Bella, sambil membimbing saya belajar memakai eye liner. Alhamdulillah, sekarang saya jadi tahu cara memakainya, xixixi... 

Ujian berat berikutnya adalah saat kami harus membuat alis. Meskipun alis yang saya buat belum bagus, tapi urusan membuat alis masih lebih mendingan daripada memakai eye liner. Setidaknya, memakai pensil alis tidak semenyakitkan saat memakai eye liner. Hihi...

Bener deh, adanya beauty class seperti ini sungguh bermanfaat untuk saya, yang beberapa hari sebelumnya sudah dikode oleh suami untuk dandan saat di rumah.


Saya  juga sangat bahagia, karena saya berhasil menemukan lipstik yang warnanya sangat pas untuk bibir saya. Sayangnya, produk ini tidak tersedia di booth Wardah kemarin, karena kata Mbak dari Wardah, lipstik yang ada di pallet yang digunakan untuk beauty class adalah produk lama, sedangkan yang dibawa saat event kemarin adalah produk-produk terbaru.

Wefie setelah beauty class 

Ya sudahlah... Mari kita cari di tempat yang lain, hehe.. Yang penting saya sudah tahu lipstik apa yang cocok untuk saya. 

Memasuki jam makan siang, The Alana Hotel Solo sudah menyediakan berbagai macam kudapan. Menunya enak-enak banget. Terima kasih, Alana. 

photo oleh Mak Ranny Afandi

Tidak hanya saya yang betah berada di Alana, Aga juga. Apalagi Aquamarine Room, tempat diselenggarakannya Event Collaboration kemarin, terletak di lantai dua di mana Kids Club dan kolam renang berada. Aga seneng banget dong... Beberapa kali dia mengajak Mamanya ke luar ruangan untuk menemaninya bermain di Kids Club. Ya, meski jadinya Mamanya ini tertinggal materi talk show yaa.. Tapi tak apalah...

Aquamarine Pool

Oya, Amay dan Aga pernah ikut acara di Kids Club lho. Baca Grand Opening Kids Club di The Alana Hotel, Solo untuk tahu info detailnya.

Anyway, thanks to Alana, thanks to Wardah, and thanks to all the participants who have made this event run well and very exciting. See you at the next event. ☺






Read More