Showing posts with label rupa-rupa. Show all posts
Showing posts with label rupa-rupa. Show all posts

Sherina Nikah, Raditya Dika Punya Anak Kedua

Wednesday, November 4, 2020

 

Wew, judulnya udah mirip portal gosip belum, gaes? Wkwkwk... Sengaja banget memulai bulan November dengan tulisan yang ringan, supaya kita diberi keringanan juga dalam menghadapi satu bulan ke depan. Eeaaa... Nah, awal bulan ini, ada dua berita bahagia yang berkaitan dengan dua orang yang pernah jadi sepasang. Sesuai judul di atas, orang yang kumaksud adalah Sherina dan Raditya Dika.

Mungkin masih pada ingat, belasan tahun lalu Sherina dan Raditya Dika pernah menjalin hubungan cinta. Waktu itu, Sherina sampai bikin lagu berjudul "Cinta Pertama dan Terakhir", yang menunjukkan bahwa ia benar-benar merasakan bahagia saat menjalin hubungan dengan penulis yang bukunya kebanyakan bergenre komedi ini. 

Ini terlihat dari liriknya yang berbunyi

kau cinta pertama dan terakhirku!

bila satu saat kau harus pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
karena senyummu menyadarkanku
kaulah cinta pertama dan terakhirku

Kukira, perjalanan cinta mereka bakal mulus-mulus saja, karena kelihatannya mereka saling cocok, saling melengkapi, selalu hepi kalau di depan TV. Eh, ternyata ngga lama hubungan mereka berakhir juga, tanpa diketahui oleh publik apa penyebabnya.

Raditya Dika dan Sherina
Raditya Dika dan Sherina, 2009, source: liputan6.com


Tapi mau gimana lagi... Namanya juga jodoh, semua sudah ada yang atur, ya kan?

Nah, pas baru putus, lagi-lagi Sherina menuangkan apa yang dirasakannya ke dalam sebuah lagu, yang judulnya "Pergilah Kau". Sementara itu, Raditya Dika yang saat itu dikenal sebagai seorang penulis pun menulis buku berjudul "Marmut Merah Jambu". Banyak yang meyakini bahwa buku ini mengisahkan tentang perjalanan cintanya bersama mantan penyanyi cilik itu.

Oke, udah dulu flashback-nya. Kita kembali ke kabar baik yang mereka bawa di bulan November ini.

Jika Raditya Dika telah lebih dulu menikah dengan Anissa Aziza pada 2018 silam, pada Selasa, 3 November 2020 kemarin, kita dikejutkan dengan pernikahan Sherina dengan Baskara Mahendra. Pernikahan itu cukup mengejutkan, karena sebelumnya tak pernah ada kabar bahwa mereka berdua akan mengakhiri masa lajang dalam waktu dekat. Namun, pernikahan keduanya membuat semua bahagia, meski hanya dihadiri 10 orang saja karena terkendala pandemi corona. 

Sherina menikah
Pernikahan Sherina dan Baskara Mahendra, source: Instagram Trinity Optima Production

Tak hanya Sherina yang membawa kabar gembira. Sama-sama bahagia dengan kehadiran personil baru di dalam keluarga, kemarin Raditya Dika mengumumkan kelahiran anak keduanya yang bernama Aksara Asa Nasution. Sempat beredar kabar bahwa nama ini adalah usulan penggemarnya, tetapi bapak dua anak ini membantah via snapgram. Ia mengatakan bahwa nama itu merupakan hasil diskusinya bersama sang istri, Anissa.


Nama anak Raditya Dika


Oya, mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa sih udah mantan kok masih disangkut-pautkan? Lagipula, masing-masing sudah punya pasangan, sudah sama-sama menemukan kebahagiaan, kok masih dikait-kaitkan?

Sebentar. Tujuannya bukan mau merusak kebahagiaan keduanya, yaa. Ide menulis ini juga muncul begitu saja waktu saya tau kalau ada berita tentang Sherina yang menikah, juga Raditya Dika yang baru punya anak kedua. Secara otomatis, otak ini langsung keingetan, "Eh, mereka kan pernah pacaran," begitu. 

Dan intinya, alhamdulillah semua sedang berbahagia. Mari kita ucapkan selamat pada Sherina atas pernikahannya, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Dan untuk Raditya Dika, selamat atas kelahiran putranya, semoga Aksara Asa Nasution tumbuh menjadi anak yang sehat dan berbakti pada kedua orang tuanya. Aamiiin... :)


Read More

Mencintai Diri Sendiri, Egoiskah?

Friday, September 25, 2020

Kampanye "cintai diri sendiri" saat ini sedang ramai didengungkan. Entah bagaimana ini bermula, yang jelas tagar self-love seringkali saya temui di berbagai social media.

Lalu, bagaimanakah bentuk self-love itu?

self-love quote
Self-love Quote

Self-love
adalah salah satu hal terbaik yang bisa kita berikan pada diri sendiri. Ketika kita jatuh cinta pada diri sendiri, kita akan lebih mudah mengenali diri sendiri, menghargai diri sendiri, percaya pada kemampuan diri, dan umumnya akan membuat kita menjadi lebih positif. Kita tak akan lagi membandingkan diri sendiri dengan orang lain, pun tak akan khawatir dengan komentar negatif orang lain lagi.

Wow, ternyata self-love berkaitan erat dengan kesehatan mental kita, yaa... Dan memang, hal ini bukanlah sesuatu yang mudah. Namun, kita bisa memulainya dengan beberapa cara berikut ini:

1. Maafkan Masa Lalu

Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Selama kita mau mengakui kesalahan yang kita perbuat, kemudian meminta maaf atas kesalahan tersebut, itu sudah cukup membuktikan bahwa kita adalah seorang pemberani. Selanjutnya, tugas kita adalah memaafkan diri sendiri dan menyadari bahwa di dunia ini tak ada seorangpun yang luput dari kesalahan.

Sekarang, mulailah melangkah maju dan lupakan masa lalu.

2. Beri Kejutan untuk Diri Sendiri

Sesekali, lakukanlah sesuatu yang mungkin tak pernah terlintas di pikiran kita sebelumnya. In a positive way, of course. Ini akan membantu kita semakin mengenali diri sendiri. 'Main aman' terkadang tak memberikan banyak pengalaman. :)

Arin pernah melakukannya?

Mmm, mungkin ini salah satunya;

- Ketika saya diminta untuk menjadi MC di acara sekolah anak-anak, padahal saya tak pernah melakukannya sebelumnya. Meski pada awalnya merasa terpaksa, tetapi ketika saya berhasil melakukannya, akhirnya saya menyadari "bakat" yang selama ini tersembunyi. Hihi...


3. Tuliskan Perasaanmu di Buku Diary

Ketika sedih atau marah, sebaiknya jangan dekat-dekat dulu dengan media sosial, yaa... Mengapa? Karena meski media sosial adalah "teman paling dekat", tapi ia tak pandai menjaga rahasia. Salah-salah, curhatan kita disebar kemana-mana dan malah membuat masalah yang kita hadapi justru semakin tak terkendali.

Jika sempat, tulislah di buku diary, luapkan semua yang kamu rasakan di sini. Nanti, ketika suasana hati membaik, baca lagi apa yang telah kamu tulis, lalu ucapkan selamat pada diri sendiri ketika kamu berhasil mengatasinya.

Menulis merupakan cara positif untuk menyingkirkan perasaan negatif. Menulis juga membantu kita lebih fokus pada hal-hal baik dan belajar dari hal-hal buruk.

Baca: Menjaga Kesehatan Jiwa dengan Menjadi Narablog

4. Istirahat

Give yourself a break. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Terlalu lelah bisa merusak badan, terlalu stres bisa merusak pikiran.

5. Belajar untuk Mengatakan "Tidak" pada Orang Lain

Ini susah sih, yaa... Apalagi untuk kita yang dibesarkan dengan rasa "ngga enakan". Kita jadi merasa harus menyenangkan semua orang, dan memaksa diri untuk berkomitmen pada semua hal yang kita bisa. Tapi, mulai sekarang, kita mesti belajar mengatakan "tidak". Kita perlu menjaga diri sendiri, lho, karena kalau bukan kita, siapa lagi? :)

6. Buat Daftar Prestasi 

Setiap kita berhasil meraih sebuah pencapaian, tulislah. Ini bukanlah suatu bentuk narsisme, melainkan sebuah cara menghargai diri sendiri. 

Malu? Takut di-judge?

A great way to show yourself self-love is to trust yourself and your own instincts. Jangan khawatir dengan komentar orang lain. Semakin kita takut, semakin sulit untuk kita berkembang. Asalkan tidak merugikan orang lain, melajulah!

7. Jaga Diri Baik-Baik

Pada akhirnya, cara terakhir untuk mencintai diri sendiri adalah dengan menjaga diri kita sebaik-baiknya, baik secara lahiriah maupun batiniah. Percayalah, dengan menjaga diri, kita akan menjadi versi terbaik diri kita sendiri.

Mungkin setelah ini akan ada yang bertanya, apakah mencintai diri sendiri itu egois? Is self-love selfish?

Memang, mencintai diri sendiri seringkali dianggap sebagai sebuah bentuk keegoisan. Padahal, ketika kita sudah benar-benar mencintai diri sendiri, sebisa mungkin kita akan mengindarkan diri dari hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Jadi, asal kita tidak mencintai diri secara berlebihan hingga membuat kita cuek dengan lingkungan sekitar, maka itu adalah self-love yang benar. Selamat mencintai diri sendiri! :)


Read More

3 Channel Horor di YouTube Favorit Kayusirih

Saturday, September 12, 2020

 

Ada yang penakut, tapi hobi nonton cerita horor? Sini, baris di belakang saya. Hehe... Bagi saya, menonton kisah-kisah horor adalah salah satu cara untuk selalu mengingat keberadaan Allah. Pun, salah satu tanda keimanan adalah percaya pada yang ghaib, bukan? 

Namun, tentu saja kita harus pilah-pilih, yaa... Ada channel horor yang hanya mencari sisi mistisnya atau menakut-nakuti saja, tetapi ada juga yang menyertakan hikmah atau pelajaran di setiap cerita, seperti channel horor yang akan saya tulis di bawah ini. Siapa sajakah mereka?

1. Jurnalrisa

Konten Horor
Jurnalrisa

Channel ini merupakan channel horor pertama yang saya tonton. Karena kontennya menarik dan mengandung pesan moral, saya pun menonton dari satu episode ke episode lainnya. FYI, saya mulai menggemari konten horor sejak pertengahan tahun lalu. Saya lupa bagaimana ini bermula, yang jelas, dari Jurnalrisa saya kemudian mengenal channel horor yang lainnya juga.

Jurnalrisa dikomando oleh Risa Saraswati, yang memang sudah dikenal sebagai penulis buku bergenre horor. Di sini, Risa tak sendiri. Ia ditemani oleh saudara-saudaranya yang memiliki kemampuan yang sama dengannya. Bisa dipastikan, kemampuan mereka berkomunikasi dengan makhluk dari lain dunia ini diturunkan oleh leluhur mereka.

Jika ditanya mana episode paling menarik? Jawabannya, banyak! Tapi saya beberapa kali memutar episode Jurnalrisa #30, edisi spesial hari kemerdekaan. Bagi saya, episode ini sangat menyentuh, karena berhubungan dengan keikhlasan seorang pahlawan keluarga. Penasaran?Makanya, tonton aja...

Sejujurnya tak hanya episode itu yang membuat banjir air mata, ada banyak episode lainnya juga. Yang paling baru, tonton deh Jurnal Cerita Sejarah Mexolie di Kebumen, dijamin bikin terenyuh.

2. Diary Misteri Sara

Diary Misteri Sara
Diary Misteri Sara

Ada Saraddicts di sini? 😁

Nah, ini channel favorit nomor 2. Kenalnya dari Jurnalrisa, waktu mereka collab. Di channel ini ada Sara Wijayanto, Demian Aditya sang suami, juga Wisnu Hardana sang adik yang bertugas menggambarkan sosok-sosok yang mereka temui. Kadang-kadang (cukup sering juga ding), ada Fadi Iskandar dan Nico Oliver juga yang semakin menyemarakkan suasana penelusuran.

Yang saya sukai dari channel DMS adalah kekeluargaan dan kekompakan timnya. Asik banget deh. Mereka terlihat saling melindungi satu dengan yang lainnya.

Di channel ini, episode yang paling saya suka adalah episode Cinta Tanpa Pamrih di mana di situ Wisnu sampai menangis ketika mengetahui cerita masa lalu yang dialami oleh sosok yang ia gambar. Selain itu, saya yakin Saraddicts juga setuju kalau episode Kisah Cinta Adik dan Tante Kun juga sangat menyentuh hati. Episode Cerita Lila juga bikin nangis bombay, lho. Ah, banyak deh yang seru.

3. Kembara Sunyi

Kembara Sunyi
Kembara Sunyi

Dibanding dua channel yang sudah saya ulas di atas, channel Kembara Sunyi masih terbilang baru. Video pertamanya di-publish sekitar 3 bulanan yang lalu. Dan berbeda dengan Jurnalrisa atau DMS yang mayoritas kontennya berupa "penelusuran" atau komunikasi dengan makhluk tak kasatmata, channel yang dibentuk oleh Mas Itank, Mas Idris dan Mas Remon ini berkonsep storytelling.

Episode yang pertama kali saya tonton dan langsung membuat saya menyukai channel ini adalah episode dengan judul "Pamit: Pesan Terakhir Pendaki di Gunung Arjuno". Saya menangis mendengar cerita yang dikisahkan oleh Mas Itank. Mas Itank pun terlihat tak mampu menahan air matanya saat mengisahkan pengalamannya itu.

Oya, tidak semua cerita yang dikisahkan di sini merupakan pengalaman pribadi Mas Itank, Mas Idris atau Mas Remon, tetapi banyak juga yang merupakan cerita kiriman dari Sobat Kembara. So, kalau kalian punya pengalaman yang cukup menyeramkan dan ingin kisah itu diceritakan kembali oleh Mas Itank, kirimkan saja ceritamu ke Tim Kembara Sunyi.

~

Arin kok suka banget sama yang horor-horor sih? Wait, ngga semua yang berbau horor saya suka, yaa... Hanya yang menarik dan mengandung pesan moral saja yang saya tonton.

Emang ada pesan moralnya?

Bagi saya, ada. Setidaknya ada yang saya pelajari dari konten horor seperti ini, misalnya:

1. Mengingatkan untuk selalu berbuat baik. Kita tidak tahu kapan kematian akan datang menjemput, jadi, jika kita senantiasa berada di jalan yang lurus, insya Allah akhir hidup kita pun akan husnul khatimah.

2. Hindari penyakit hati seperti iri, dengki, dendam, dll, karena sifat-sifat ini hanya akan menjauhkan kita dari kebahagiaan, baik di dunia maupun di kehidupan selanjutnya.

3. Bersyukur dengan apa yang sudah Allah berikan pada kita. Sifat serakah hanya akan menjerumuskan kita ke jurang nestapa. 

4. Jangan suka mencari jalan pintas. 

- Kalau ingin kaya, caranya ya dengan berdoa dan bekerja keras, bukan dengan meminta bantuan dari setan. 

- Kalau ada masalah, hadapi dan selesaikan. Jangan pernah terpikir untuk mengakhiri hidup demi bisa terhindar dari masalah, karena masalah yang akan kamu temui justru bakal bertambah. Ingat, kehidupan di dunia itu hanya sementara, sedangkan di akhirat kita akan kekal selama-lamanya. Jadi, gunakan waktu yang kita punya saat ini untuk mengumpulkan bekal di kehidupan selanjutnya.

5. Selalu berusaha untuk ikhlas dengan semua ketetapan-Nya. Jika kita memiliki hati yang ikhlas, insya Allah jiwa kita pun akan dipenuhi dengan kedamaian dan ketenangan.

Sebenarnya ada banyak hikmah lain yang bisa dipetik dari konten yang katanya "remeh" ini. Tapi omong-omong, kalian suka konten horor juga ngga? Apa channel favorit kalian? Sharing di komentar, yaa... 😊


Read More

Lagi Patah Hati? Barangkali Petuah Para Musisi Berikut Ini Bisa Menguatkanmu Kembali

Saturday, September 5, 2020


If you lose someone but find yourself, you won
Ditinggalkan oleh seseorang yang kita sayangi, apalagi pas lagi sayang-sayangnya, memang sangat menyakitkan ya? Bahkan Fiersa Besari mengatakan, "Mau berkali-kali mengalami pun, kita enggak pernah profesional dalam urusan patah hati."

Namun, sesakit-sakitnya kita, jangan sampai kepergiannya membuat kita terpuruk. Itu hanya akan membuat diri kita merugi dua kali. Lalu, bagaimana cara bijak menyikapi patah hati menurut para musisi?

1. Patah hati tidak harus selamanya, kan?


Fiersa Besari pernah mencuitkan sebuah cuitan yang cocok banget untuk kalian yang sedang patah hati. Bunyinya seperti ini; "Selalu ada hari baru untuk setiap nafas. Selalu ada kesempatan baru untuk kembali tersenyum. Patah hati tidak harus selamanya kan?"

Tak hanya itu, Fiersa Besari juga mencuitkan twit di bawah ini.

Cara bijak menyikapi patah hati

Ohmaii, tampaknya pelantun Celengan Rindu ini khatam banget soal patah hati, ya? Wkwkwk... Yang setuju sama Bang Fiersa, angkat tangannya!
 

2. Yang sebaiknya kau jaga adalah dirimu sendiri


Kali ini, petuah datang dari Kunto Aji. Katanya dalam lagu berjudul Sulung;

Cukupkanlah ikatanmu
Relakanlah yang tak seharusnya untukmu
Yang sebaiknya kau jaga
Adalah dirimu sendiri

Ketika pesona orang lain membuat kita jatuh cinta, biasanya energi kita akan selalu mengarah kepadanya. Mau makan, ingat dia. Mau tidur, ingat dia. Kayak lagunya Duo Maia.

Nah, jeleknya, ketika ada yang menguasai pikiran dan hati kita, kita jadi lupa bahwa ada yang nyata-nyata memerlukan perhatian juga, yaitu diri kita sendiri. Iya kalau yang orang yang kita jaga hati dan perasaannya itu tahu diri. Kalau engga? Maka, cintai orang lain secukupnya, cintai diri kita sendiri sedalam-dalamnya.
 
Yang seharusnya kita jaga, adalah diri kita sendiri.

3. Mengerti kapan harus berhenti


Bukannya aku mudah menyerah
Tapi bijaksana
Mengerti kapan harus berhenti
Ku kan menunggu
Tapi tak selamanya
(Raisa, Usai di Sini)

Salah satu alasan kenapa saya mengidolakan Raisa adalah karena dibalik kelembutannya, ia punya kekuatan yang tercermin dari bagaimana ia mengambil sikap untuk dirinya sendiri. Ia tahu apa yang baik dan yang tidak untuk dirinya. Ya, wanita lembut bukan berarti mudah dilemahkan.

Kalau teman-teman pernah baca tulisan saya di website KEB, mungkin teman-teman akan paham, kekuatan seperti apa yang saya maksud.


Dan secara tidak sengaja, kemarin, saya pun menemukan komentar "keren" Raisa di salah satu postingan instagramnya. Di potongan video lagu "Bahasa Kalbu" yang ia unggah itu, ia menyertakan caption yang mempersilakan followers-nya untuk curhat di kolom komentar. Bisa ditebak, banyak netizen yang curcol. Ini salah satunya;

Seorang netizen berkomentar, "Aku emang paling ngerti dia, tapi dia? Gaslighting. HAHA."

Raisa pun menjawab, "Goodbye selamanya buat orang yg gaslighting. 👊💥"




FYI, mengutip dari cosmopolitan.co.id, gaslighting adalah taktik manipulasi yang dilakukan oleh seseorang untuk terlihat berkuasa dan mengontrol seseorang dengan cara membuat korban tak yakin dengan dirinya sendiri.

Contoh tindakan gaslighting antara lain; suka berbohong, membantah melakukan atau mengatakan sesuatu padahal kamu punya buktinya, memproyeksikan kesalahan mereka pada dirimu hingga membuatmu bingung dan tak lagi yakin dengan intuisimu. 

Serem ya? Kapan-kapan kita bahas tentang gaslighting ini, yaaa...

~

Nah, jadi intinya, jika pasanganmu / orang yang sudah kalian cintai sepenuh hati malah bertingkah semaunya sendiri, segera tinggalin! Percayalah, lebih baik patah hati sebentar untuk selanjutnya bersiap menyongsong kebahagiaan, daripada menunda-nunda keputusan hanya untuk kebahagiaan semu. 

Ingat! Sedih karena patah hati itu hal yang wajar, tapi cukup sebentar saja, jangan terlalu lama. Selanjutnya, katakan pada orang yang menyakitimu; masih banyak yang lebih baik darimu. 😉

 
Read More

Lestarikan Air, Selamatkan Kehidupan, Selamatkan Masa Depan

Sunday, June 7, 2020


Saat air lebih langka dari air mata
Saat udara harus kau beli
Saat bunga-bunga tinggal cerita
Akankah akhirnya kita sadari?

Akan datang masa di mana kita
Hanya mampu berkeluh dan menyesal
Berharap do'a dapat memutar waktu
Percayalah waktu masih tersisa
Percayalah hanya kita yang bisa
Beri nyawa s'gala harapan

*

Lirik di atas adalah penggalan lagu yang dinyanyikan dan diciptakan sendiri oleh Raisa. Lagu itu merupakan salah satu lagu yang terdapat di album Handmade yang dirilis di tahun 2016, tetapi baru dibuat video klipnya pada pertengahan 2019 lalu.

Saya sangat suka dengan lagu itu, dan hampir setiap kali mandi (ya, salah satu sifat buruk saya adalah menyanyi di kamar mandi) selalu saya nyanyikan. Salah satu tujuannya adalah agar saya ingat untuk tidak boros-boros air. Hehehe, alasaaann... 😁

Karena lagu itu, saya menjadi semakin kagum kepada Raisa. Ternyata dia ngga hanya pandai membuat lagu-lagu cinta saja. Pun seperti tumbu ketemu tutup, Raisa akhirnya berjodoh dengan Hamish Daud, yang sudah banyak berkontribusi untuk kelestarian laut dan alam Indonesia. Bahkan katanya, ia ke Jakarta bukan semata untuk menjadi artis, tetapi ia sengaja mencari nama agar bisa lebih mudah menyebarkan informasi dan mendapatkan suara untuk menyelamatkan laut kita.


Hamish Daud dan Laut


Bersyukur sekali, ada public figure yang peduli dengan kelestarian laut dan alam Indonesia, sehingga harapannya, kesadaran untuk menjaga lingkungan bisa lebih menjangkau semua kalangan. Semoga suatu saat, tren menjaga lingkungan bisa menjadi new lifestyle, gaya hidup baru kita semua. Karena seperti kata Raisa, jika tidak dimulai dari sekarang, kelak kita hanya akan bisa mengeluh dan menyesal. Namun, insya Allah kita masih punya waktu, dan percayalah bahwa perubahan sesedikit apa pun, jika dilakukan bersama-sama, akan membawa dampak yang luar biasa.

Lalu, apa hal sederhana yang bisa kita lakukan agar dampak perubahan iklim tidak semakin parah ke depannya? Kita bisa menerapkan gaya hidup reduce, reuse dan recycle dan memulainya dari hal-hal kecil.

Reduce


Reduce → mengurangi penggunaan barang-barang yang bisa merusak lingkungan

Hal-hal yang sudah saya lakukan di rumah antara lain;
1. Mengurangi penggunaan kantong plastik. Setiap berbelanja, saya usahakan untuk selalu membawa tas belanja sendiri, yang terbuat dari kain. Memang, salah satu tantangannya adalah dari pedagang itu sendiri. Terkadang saya menemukan pedagang yang keukeuh memberi kantong plastik meski sudah saya tolak.
"Mangke tase kotor (Nanti tasnya kotor)," katanya. Namun, kita tidak boleh menyerah begitu saja, bukan? Justru ini adalah tantangan sekaligus peluang untuk mengedukasi masyarakat kita.

2. Mengurangi pemakaian listrik
Mengurangi pemakaian listrik, tidak hanya berdampak baik untuk lingkungan, tetapi juga untuk saldo rekening. Ya kan? Nah, upaya penghematan yang sudah saya lakukan adalah;
  • Memasang banyak jendela, sehingga di siang hari kami tak perlu menyalakan lampu karena rumah kami masih kaya cahaya. Termasuk di kamar mandi. Ini menjadi catatan penting, karena memiliki rumah di perumahan, yang sempit, yang bahkan dindingnya berhimpitan dengan dinding tetangga, terkadang kamar mandinya jadi minim cahaya, dan memaksa penghuninya untuk tetap menyalakan lampu meski di siang hari.
  • Mencabut penghangat nasi seusai makan malam
  • Menggunakan alat elektronik sesuai kebutuhan

Reuse


Reuse → menggunakan kembali barang yang sudah dipakai

Untuk hal ini, yang sudah kami lakukan adalah me-reuse penggunaan air. Saya mulai membiasakan diri untuk menampung air wudhu dan air sisa cucian beras, untuk menyiram tanaman.

Penggunaan kembali air bekas cucian beras, selain dapat mengurangi penggunaan air untuk menyiram tanaman, juga sekaligus memberikan banyak manfaat untuk tanaman, di antaranya;
  • Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, tunas, dan cabang
  • Membantu pembentukan klorofil, sehingga membuat dedaunan tampak lebih hijau
  • Merangsang pertumbuhan akar tanaman karena adanya vitamin B1
  • Mempercepat proses adaptasi saat tanaman baru dipindahkan (Ini sudah saya buktikan pada saat menanam tanaman pisang-pisangan di depan rumah. Saat baru dipindahkan, tanaman pisang-pisangan yang saya tanam hampir mati, tetapi setelah disiram menggunakan air bekas cucian beras secara rutin, alhamdulillah stres pada tanaman dapat tertangani. Bahkan tak lama setelah itu, tunas-tunas baru bermunculan. Alhamdulillah.)
  • Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit
  • Meningkatkan metabolisme tanaman
  • Merangsang pertumbuhan bunga, buah, dan biji
  • Membantu penyerapan unsur hara menjadi lebih optimal
  • Meningkatkan kualitas hasil panen, baik jumlah, rasa, maupun ukuran

Re-use air juga bisa kita lakukan dengan cara menampung air hujan. 

Suami saya, Yopie Herdiansyah, kebetulan merupakan seorang arsitek yang tergabung di Studio Akanoma pimpinan Pak Yu Sing. Beberapa desain Akanoma, dibangun dengan menggunakan prinsip ramah lingkungan.

Teman-teman bisa simak video di bawah ini. Rumah ini adalah salah satu rumah yang dirancang oleh tim Akanoma, dan suami saya menjadi salah satu bagian dari tim tersebut.




Re-use air dengan menampung air hujan, adalah satu cara memanfaatkan air hujan, agar berkah yang turun dari langit tak terbuang sia-sia. Air hujan yang kita tampung bisa digunakan untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset, atau mengepel teras yang terkena tempias.

Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari kegiatan sederhana ini, salah satunya adalah mengurangi penggunaan air tanah, yang secara tidak langsung akan mengurangi potensi amblesnya tanah juga. Saya pernah menulisnya di sini: Tampung Air Hujan, Antisipasi Kekeringan

Selain rumah Mbak Ainun, rumah ramah lingkungan lainnya yang juga didesain oleh Akanoma adalah rumah Bu Yani yang terletak di Bogor. Berikut ini adalah desain rumah tersebut;

Desain rumah ramah lingkungan
Rumah ramah lingkungan by Akanoma

Di musim hujan yang lalu, saat intensitas air hujan sedang banyak-banyaknya, Bu Yani mengirimkan video berikut ini, dan menandai suami saya di facebook-nya;



Memang, membuat bak PAH seperti di rumah Mbak Ainun atau Bu Yani membutuhkan biaya yang tak sedikit. Namun, kita bisa membuat Bak PAH sederhana seperti ini;

Bak Penampungan Air Hujan (PAH)
Bak PAH sederhana

Saya membayangkan, jika satu rumah memiliki satu bak seperti ini, berapa banyak air yang bisa kita lestarikan? 💗

Recycle


Recycle → mendaur ulang barang

Memang belum banyak yang saya lakukan, tetapi saya berusaha memilah sampah organik dan anorganik. Saya menggunakan komposter untuk menampung sampah organik, lalu menggunakan kompos cair yang dihasilkannya untuk memupuk tanaman di halaman.

Manfaat kegiatan ini selain bisa dirasakan oleh kita sendiri, sekaligus juga bisa membantu Pak Sampah, agar bebannya tidak terlalu banyak.

Komposter


Kompos cair
Kompos cair yang dihasilkan dari komposter


Oya, kita juga bisa me-recycle air, lho! Ada salah satu desain Akanoma (suami saya pun masuk dalam tim desain ini) di Watu Kodok, Gunung Kidul, yang menggunakan konsep sistem penyaring grey water. FYI, grey water adalah limbah air yang didapat dari mencuci baju, mencuci piring, atau air bekas dari kamar mandi. Singkatnya, grey water adalah limbah air deterjen.

konsep bak penyaring grey water
Konsep Sistem Penyaring Air Deterjen by Akanoma

Tentang greywater, saya pernah menuliskan di sini; Mengelola Air Limbah Rumah Tangga, untuk Indonesia yang Lebih Sehat


Nah, teman-teman, untuk kelangsungan air bersih, mari kita mulai dari hal kecil. Hal-hal kecil jika dilakukan oleh orang banyak, akan menghasilkan hal besar juga, Insya Allah. Tentu kita ingin mewariskan air bersih untuk anak kita kelak. Namun, yang lebih penting lagi adalah mewariskan kebiasaan-kebiasaan baik, agar di masa depan bumi kita tetap bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman.



Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.



Read More

Suka Duka Menjadi Seorang Perantau

Tuesday, May 19, 2020


'Merantau' dalam KBBI berarti berlayar, karena sesungguhnya kata 'rantau' artinya adalah pantai sepanjang teluk (sungai) atau pesisir. Namun, seiring dengan berkembangnya sebuah bahasa, kata 'merantau' mengalami perluasan makna. Setiap orang yang keluar dari daerahnya lalu tinggal di daerah lain (jauh atau tak seberapa jauh) untuk mencari penghidupan, ilmu, dan sebagainya, ia disebut perantau.

Saya sendiri sudah merantau sejak lulus SMA. Sebelum akhirnya menikah dan menetap di Solo hingga saat ini, saya mengajar dan belajar di Bogor selama kurang lebih 4 tahun.

Seperti yang sudah saya ceritakan di instagram @arinta.adiningtyas beberapa waktu lalu, saya meninggalkan Kota Hujan itu tepat saat libur kenaikan kelas 10 tahun lalu. Mengapa mengambil waktu di libur kenaikan kelas? Karena saat itu saya masih mengajar, sehingga saya harus menyelesaikan kewajiban saya hingga rapor anak didik saya selesai dibagikan.

Nah, sebelum pindah ke Solo, setiap hari saya selalu pergi ke tempat di bawah ini. Yap, ini adalah Stasiun Cilebut. Dari Stasiun Cilebut, saya menumpang KRL menuju Stasiun Bogor. Setelah itu saya menyambung perjalanan dengan menggunakan angkot menuju Kecamatan Ciomas. TK tempat saya mengajar tak jauh dari situ.


Stasiun Cilebut
Stasiun Cilebut, Bogor


Menjadi perantau memang tak mudah. Banyak suka dukanya. Dalam kondisi apapun, seorang perantau harus pandai menata hati, pandai bersabar, dan pandai menerima kenyataan. Meski begitu, pengalaman merantau mengajarkan saya banyak hal;


1. Kesempatan untuk Mengembangkan Diri

Ketika kita sudah sampai di tanah rantau, artinya perjuangan untuk bertahan hidup telah dimulai. Ngga bisa lagi bermanja-manja, karena kita tinggal jauh dari orang tua. Untuk itu, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan segala "tuntutan peran". Kemampuan kita saat menjalani tuntutan peran itu akan menentukan kualitas kita selanjutnya. Maka dari itu, tak salah jika merantau menjadi momen pengembangan diri, bukan?

2. Menambah Pengalaman

Tentu akan berbeda, pengalaman antara orang yang tidak pernah ke mana-mana dengan orang yang sering menjelajah ke berbagai tempat. Benar, kita memang bisa mengetahui banyak hal dengan membaca. Namun, merantau memberikan pengalaman yang bukan hanya sekadar pengetahuan, tetapi juga melingkupi apa yang dilihat dan apa yang dirasa.

3. Memupuk Toleransi

Tentu kita sudah sering mendengar peribahasa "Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya" yang artinya setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda. Nah, semakin banyak daerah yang pernah kita kunjungi, kita jadi lebih mudah untuk menghargai dan menghormati setiap perbedaan. Maka, jika ada orang yang sulit sekali menerima perbedaan, mungkin memang "mainnya kurang jauh".

4. Memperluas Pergaulan

Manusia adalah makhluk sosial. Di mana pun manusia akan selalu membutuhkan orang lain, meski hanya sekadar teman bicara. Nah, saat merantau entah untuk menempuh pendidikan atau untuk mencari penghidupan, kita "dipaksa" untuk mendapatkan lingkungan pergaulan yang baru. Dengan kata lain, dengan merantau jumlah teman pun akan bertambah dengan sendirinya.

5. Semakin Menghargai Keberadaan Keluarga

Memang benar, saat jarak memisahkan, kita baru akan sadar pentingnya kehadiran seseorang. Termasuk kehadiran keluarga, yang kadang tidak kita sadari dukungannya selama ini. Dengan merantau, kelak kita akan semakin menghargai setiap pertemuan. Kita juga akan lebih mudah berterima kasih untuk setiap hal yang telah orang tua kita berikan.


Nah, seperti halnya orang berpuasa yang senantiasa menantikan saat berbuka, perantau pun selalu menantikan saat-saat bisa pulang ke kampung halaman. Biasanya, itu terjadi di momen mendekati lebaran seperti hari ini. Namun, tahun ini ada banyak jiwa yang harus pasrah dengan keadaan. Kita semua harus mengikhlaskan kenyataan tak bisa mudik seperti tahun-tahun sebelumnya, karena wabah yang melanda di seluruh dunia.

Untuk menghadapinya, hanya ada satu kata untuk melipur lara. Sabar. Insya Allah akan ada waktunya kita bisa kembali berkumpul bersama. Tetap semangat, jaga kesehatan, jaga kewarasan, jangan ke mana-mana. Yuk, kita di rumah aja.



Read More

Hal-Hal yang Saya Syukuri Saat Berpuasa di Tengah Pandemi

Thursday, May 7, 2020


Puasa kali ini amat sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ya... Tidak tarawih di masjid, tidak bisa mudik, banyak yang kehilangan pekerjaan, ada yang dirumahkan, gaji dipotong, ngga dapat THR. Banyak cerita sedih pokoknya. Namun, di tengah "kesengsaraan" ini, insya Allah masih ada hal-hal yang patut kita syukuri. Ya, memang harus membuka mata lebar-lebar untuk bisa melihat hikmah dari setiap musibah, karena hikmah itu letaknya tersembunyi.

Yuk, coba lihat lagi, apa saja yang tidak ada di puasa tahun lalu, tapi bisa kita temukan di tahun ini? Sejauh ini, inilah yang saya dapati:

1. Tidak ada mercon

Mercon atau petasan biasanya menjadi salah satu hal yang mewarnai Ramadhan. Namun, seseru-serunya main mercon, tetap saja banyak mudharatnya. Di antaranya adalah;
  • Berbahaya. Sudah banyak cerita kecelakaan karena petasan. Salah satu saudara saya bahkan harus kehilangan tangannya karena benda ini.
  • Berisik.
  • Mubazir. Iyaa, kalian bisa bilang, membeli petasan sama dengan membeli kebahagiaan. Tapi masa ngga ada cara berbahagia yang lain sih? Yang lebih aman dan ngga merugikan orang lain?
Alhamdulillah, berkah pandemi covid 19, bulan Ramadhan ini terasa lebih tenang. Mungkin karena kondisi saat ini yang memang mengharuskan kita untuk lebih berhemat, mungkin juga karena anjuran untuk #dirumahaja. Apapun itu, alhamdulillah. :)

2. Jadi Lebih Kreatif

Banyak teman yang karena suntuk di rumah melulu, jadi terdorong untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya ingin dilakukan di masa sibuk dulu. Ada yang kembali menekuni hobi, ada yang justru menemukan passion baru.

Saya? Saya kini jadi rajin memasak. Kalau dulu saya suka stres saat harus ke dapur, sekarang, memasak malah menjadi salah satu cara stress reliever. Bisa berkebalikan gitu yak? Heran, wkwkwk... Alhamdulillah, di instagram banyak bertebaran resep-resep yang terlihat mudah untuk dicoba, dengan bahan-bahan yang harganya terjangkau dan mudah ditemukan di warung dekat rumah. Dan akhirnya, rasa penasaran pun mendorong saya untuk mencoba. :)

Apa saja yang sudah saya coba?

Pie Susu Teflon
Pie Susu Teflon

Pie Susu Teflon
Pie Susu Praktis

  • pie susu teflon
  • pizza teflon
  • donat
  • cireng
  • risoles mayones

Selanjutnya, saya ingin mencoba resep lainnya, seperti:
  • cilok
  • pastel
  • chicken eggroll
  • pempek
Ini adalah salah satu upaya positif untuk menangkal rasa bosan di tengah pandemi, ya kan?

Update terbaru, saya sudah mencoba resep cilok. Hihi, alhamdulillah semua suka, meski tingkat kekenyalannya masih harus diperbaiki sih. :)

Cilok
Cilok

3. Menebalnya Empati

Alhamdulillah, bulan Ramadhan ini banyak sekali gerakan-gerakan untuk membantu sesama yang mengalami kesulitan. Musisi-musisi melakukan konser amal, masyarakat pun bahu-membahu mengumpulkan rupiah demi rupiah melalui situs fundraising. Alhamdulillah, masih banyak orang baik. Alhamdulillah, masih banyak yang memiliki hati nurani. Tak usahlah melihat Ferdian Paleka, karena hanya akan menaikkan emosi saja.

Lihat yang seperti ini, physical distancing itu berjarak secara fisik, bukan hati. Salut untuk Pak Steven Indra. :)


Cara Berbagi di Masa Pandemi

4. Lebih Merasakan Makna Puasa

Inti dari puasa sebenarnya adalah menahan. Ya kan? Dulu-dulu, puasa hanya sebatas menahan lapar dan haus di waktu siang, lalu sore harinya berburu takjil secara berlebihan. Jelang lebaran, rela berdesak-desakan di pasar atau mall untuk berburu pakaian. Kalau lelah, tanpa rasa dosa puasanya dibatalkan.


Insya Allah pembaca kayusirih tidak begitu, yaa... Tapi yang seperti ini ngga sedikit, lho. Saya pernah melihat sendiri soalnya.

Nah, adanya pandemi seperti sekarang ini, seolah-olah Allah ingin mengingatkan kita lagi. Allah memaksa kita untuk benar-benar menahan diri. Tahan, sabar, ada hal yang lebih penting untuk didahulukan. Puasa bukan sekadar menahan haus dan lapar, dan lebaran bukan sekadar berganti pakaian.

Duh, jadi berat begini bahasannya. Hehehe.. Kalau kalian, apa saja yang kalian syukuri di Ramadhan kali ini?



Read More

Tantangan Si Perantau; Sahabat Baru, Kehidupan Baru

Friday, January 31, 2020


Pertengahan 2010, 7 bulan setelah menikah, saya mengikuti suami pindah ke Kota Bengawan, Solo. Di sini kami hanya berdua, sama sekali tak ada saudara. Ya, menjadi perantau memang tidak mudah. Datang ke tempat baru dan harus segera menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Jauh dari orang tua dan saudara, jauh pula dari para sahabat yang dulu jadi tempat berbagi rasa. Rindu? Jangan ditanya. Seorang perantau harus pandai-pandai mengelola hatinya. Stress? Kadang-kadang jadi masalah juga. Apalagi perempuan ditakdirkan menjadi makhluk yang banyak bicara. Di tempat baru, mau ngobrol sama siapa? Belum punya kenalan juga. Maka benar, tantangan untuk seorang perantau adalah, ia harus segera menemukan teman baru, juga kehidupan baru.

Alhamdulillah, akhir 2013, Allah memberi saya banyak teman baru setelah saya memberanikan diri bergabung dalam sebuah komunitas menulis. IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) namanya. Isinya tentu ibu-ibu yang hobinya menulis, bahkan menjadikan hobi menulis sebagai sarana untuk menambah penghasilan.

Komunitas menulis di Solo
IIDN Solo, komunitas yang selalu jadi "kompor" untuk semangat berkarya

Saat itu, sayalah satu-satunya anggota yang belum memiliki karya apa-apa. Yang lainnya, ada Bu Candra Nila Murti Dewojati yang buku-buku religinya sudah terbit di mana-mana, ada pula Bu Siti Nurhasanah yang jadi kaya dari royalti buku-buku LKS-nya (Bu Nurhas ini mengajari saya menjadi matre seperti sekarang, hihi), Mbak Sarah Mantovani yang dulunya bekerja di Majalah Hidayatullah, atau Mbak Zakiah Wulandari yang dulu bekerja di Majalah Femina. Tidak hanya itu, ada pula Mbak Hana Aina dan Mbak Rozie Dee Dee dengan deretan antologinya. Saya, sama sekali belum punya karya. Sebiji pun.

Alih-alih menjadi minder, saya justru tertantang. Kalau teman-teman bisa, harusnya saya juga bisa. Dan sesuai dengan tagline kayusirih.com, Sinau Tanpa Pungkasan, saya pun belajar di mana saja, dari siapa saja.

Tak ada yang terasa semengerikan dulu, saat kau sudah punya teman sejati

Alhamdulillah, dengan dukungan dari teman-teman IIDN Solo (jadi semakin yakin dengan ungkapan that's what friends are for), juga dengan tekad bulat untuk menaklukkan tantangan pada diri sendiri, dua bulan pasca pertemuan perdana, tulisan saya pun tembus di media cetak. Tulisan pertama saya dimuat di rubrik Gagasan, Jawa Pos. Sayangnya, rubrik itu sudah tidak ada lagi.


Tak mau berhenti di situ, saya mencoba mengirim tulisan ke tempat lain. Alhamdulillah, di tahun 2014 dan 2015, tulisan saya berhasil dimuat di beberapa majalah seperti Femina, Majalah Ummi, Reader's Digest, Majalah Hadila dan beberapa kali di rubrik "Ah Tenane", Solopos.

Baca:

Dan namanya komunitas penulis, di dalamnya ada bermacam-macam genre penulis. Ada yang fokus di buku non fiksi seperti Bu Nurul Chomaria dan Bu Tri Hardiningtyas, spesialis buku religi seperti Bu Candra Nila Murti Dewojati, spesialis cerita fiksi seperti Mbak Rien, spesialis Jon Koplo seperti Bu Noer Ima, atau spesialis ngeblog seperti Mbak Ety Abdoel. 

Nah, belakangan, saya jadi ikut fokus di blog juga seperti Mbak Ety. Sejak tahun 2016, saya mulai rajin mengisi blog ini. Mbak Ety pun mulai menginisiasi Arisan Ilmu KEB, setidaknya setiap dua bulan sekali. Puncaknya November 2018, KEB Chapter Solo diresmikan keberadaannya, bersamaan dengan digelarnya Arisan Ilmu yang kali itu membahas tentang infografis bersama Teh Langit Amaravati. 

KEB Solo
KEB Solo belajar membuat infografis dengan Teh Langit Amaravati 

Seiring dengan intensitas pertemuan yang sering kami lakukan, hubungan saya dengan teman-teman IIDN maupun teman-teman KEB pun semakin dekat. Di Solo, saya tak lagi kesepian. Lebih senangnya lagi, setiap kami bertemu selalu ada ilmu baru. Ya, meski sudah ibu-ibu alias emak-emak, pengetahuan harus tetap di-upgrade, ya kan?

Don't make friends who are comfortable to be with. Make friends who will force you to lever yourself up. Jangan mencari kawan yang membuat Anda merasa nyaman, tetapi carilah kawan yang memaksa Anda terus berkembang ~ Thomas J. Watson

Tak hanya itu, hal-hal seru juga kami lakukan bersama-sama. Belajar, makan-makan, sampai lompat-lompatan. Hihihi...

Arisan Ilmu KEB Solo di Balekambang

Foto levitasi di atas adalah foto yang diambil oleh Mas Ditya Pandu, saat Arisan Ilmu dengan materi "Cara Memotret Asyik dengan Smartphone". Asyik kan? :)

Oya, kami sudah beberapa kali belajar motret, lho. Memang, memotret adalah salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang blogger. Nggak harus yang wow banget gitu sih, tapi setidaknya kita tahu kalau sedang ingin me-review sebuah produk, ya produknya harus jelas, jangan sampai blur. Kurang lebih seperti itu.

~~~

By the way, meski kami sering bersama-sama, bukan berarti selera kami juga sama. Ada yang hobinya ngafe dan ngopi, ada yang cukup dengan teh tong tjie. #Eh. Yang penting, cemilannya tetep Pizzaro-nya Mbak Ety. Eeeaaa, sebut merek terus. Wkwkwk... Ada yang suka cerita horor, ada yang suka dengan cerita romantis. Ehem...

Dalam hal berpakaian pun sama. Ada yang sukanya pakai rok, ada yang lebih suka pakai gamis yang simpel, ada juga yang lebih nyaman bercelana panjang. Ada yang suka warna-warna kalem, ada yang suka berpenampilan seperti dedek emesh...

KEB Solo

KEB Solo

Bhinneka Tunggal Ika pokoknya. Ngga masalah sih, toh banyak yang lebih penting dari sekadar menguliti perbedaan. Dan persahabatan yang sehat itu, yang senantiasa mengajak untuk meraih masa depan yang gemilang. Yang membuat kita jadi tahu banyak hal, dan berkompetisi dengan jalan yang elegan. Yang ngobrolnya nyambung, dari yang berat sampai ringan. Seberat bahasan SEO, dan seringan pertanyaan di mana tempat nongkrong yang makanannya enak-enak, nyaman, dan harganya bersahabat? Apa rekomendasi skincare yang hasilnya caem, tapi harganya ngga bikin kantong melempem? Atau, di mana tempat belanja outfit yang kece tapi ngga bikin kere?

Eh, ada yang tahu kere ngga? Kere means "missqueen". Hihi... Maklum lah, yaa... Emak-emak tu prinsip ekonominya jago banget. Dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya, ingin mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Jadi, kami ini hobi membanding-bandingkan harga. Kalau bisa dapat yang bagus tapi murah, ngapain mesti cari yang mahal?

Dari teman-teman di KEB Solo juga, saya jadi tahu satu merek fashion yang memiliki kualitas butik, dengan harga yang menarik. Rona, namanya.

Di beberapa kesempatan, saya menggunakan outfit dari Rona. Ini salah satunya. Gambar ini saya ambil untuk melengkapi tulisan yang dimuat di sebuah website yang berbasis di Jepang. Barangkali mau baca, ini dia tulisannya: 7 Produk untuk Mengatasi Kulit Kering di Musim Kemarau Rekomendasi Lifestyle Blogger Arinta Adiningtyas



Dress yang saya gunakan adalah dress yang modelnya simple. Ya, saya memang suka yang simple seperti ini. Warnanya hitam, jadi mudah dipadupadankan. Bahannya balotelli, ngga panas, ngga mudah kusut, mudah disetrika juga. Cocok banget lah sama karakter saya.

Ngga suka gamis? Tenang, Rona menyediakan banyak pilihan kok. Ada rok, celana panjang, tunik, dll. Silakan cek instagramnya di @sahabatrona atau kunjungi websitenya di www.rona.co.id kalau kamu penasaran dengan produk-produknya. Buat kalian yang tinggal di Solo, datang aja ke outletnya yang terletak di samping Aston Solo Hotel untuk melihat produknya secara langsung. :)

Tunik kece dari rona



Read More

Peluk

Thursday, January 16, 2020


Manfaat Berpelukan untuk Kesehatan
Peluk


Peluk. Satu kata kerja yang memiliki aneka makna. Peluk bisa berarti rindu, peluk bisa berarti sebuah dukungan, namun pelukan juga bisa berarti melepaskan. Dan tulisan ini terinspirasi dari 3 hal; Lagu berjudul "Pelukku untuk Pelikmu" karya Fiersa Besari yang merupakan OST Imperfect, sebuah cerpen berjudul "Peluk" yang merupakan bagian dari buku Recto Verso karya Dee Lestari, dan sebuah potongan scene dari film berjudul "If We Were A Season" yang diperankan oleh aktor Korea yang sedang naik daun, Jang Dong Yoon.

Baca: Recto Verso karya Dee Lestari

Dari tiga karya di atas, saya akhirnya paham bahwa satu kata "peluk", artinya bisa bermacam-macam.


Pelukan yang berarti dukungan, perhatian, dan wujud kepedulian

Seperti kata Fiersa Besari di OST Film Imperfect, "Pelukku untuk Pelikmu"; Segala sesuatu yang pelik, bisa diringankan dengan peluk.

Jujur, saya suka banget dengan lagu ini. Saya pun ingin sekali menonton filmnya, tetapi belum ketemu waktu yang pas saja. Dan benar, ketika kita mencintai seseorang, tak perlu banyak kata untuk membuktikan bahwa kita peduli padanya. Cukup dengan sebuah pelukan, untuk mengurangi kesedihan, kekalutan atau ketakutan.


Pelukan yang berarti melepaskan

Masih mencintai, tapi harus merelakan orang terkasih pergi. Ini sakit banget sih pasti. Namun, barangkali sudah tak ada jalan lain lagi, sehingga berpisah adalah satu-satunya jalan yang harus dilalui.

*
Di "Peluk"-nya Dee Lestari, saya menangkap inilah alasan perpisahannya dengan Marcel Siahaan. Cinta yang tak lagi sama. Berdua namun semu semata.

Namun, Dee menyadari, tidak ada yang terobati karena peluk ini. Mereka sama-sama harus menelan pil pahit, untuk kelak bersama-sama terlepas dari rasa sakit.

Tiada yang terobati, di dalam peluk ini
Tapi rasakan semua, sebelum kau kulepas selamanya
       Tak juga kupaksakan, setitik pengertian
       Bahwa ini adanya, cinta yang tak lagi sama

*
Di "If We Were A Season", Jang Dong Yoon harus merelakan sahabat kecil yang dicintainya pergi. Setelah sebelumnya terjadi perang dingin di antara mereka, akhirnya Jang Dong Yoon memutuskan untuk menemui cinta pertamanya kembali. Ia memberikan sebuah pelukan. Pelukan yang berarti kerelaan untuk melepaskan.

Satu pelukan erat, untuk sebuah akhir yang berat. A tight hug for an ending, to warm your heart.


Jang Dong Yoon di If We Were A Season
Jang Dong Yoon di If We Were A Season

Jang Dong Yoon di If We Were A Season
Jang Dong Yoon di If We Were A Season


Ih, dari tadi sedih-sedih terus ya?

Udahan sedihnya, sekarang kita ke pelukan rindu saja, yaa..


Pelukan Rindu

Ada yang suka The Tale of Nokdu ngga? Di episode terakhir, ceritanya benar-benar komplit antara sedih, nangis-nangis, tegang, lucu, bahagia, ketawa-ketawa, lega. Nah, ada satu scene menjelang pernikahan Nokdu dengan Dong Joo, si Nokdu baru pulang dari "tugas". Tugasnya apa? Menyamar jadi perempuan cantik untuk menyelamatkan para wanita lemah. 

Karena Nokdu pergi hingga beberapa hari, Dong Joo dilanda rindu. Bener kata Dilan, rindu itu berat, haha... Maka ketika Dong Joo melihat ada perahu yang bersandar, ia langsung berlari menuju laut untuk menjemput calon suaminya. Habis itu, Dong Joo langsung menubruk Nokdu dengan pelukan rindu.


The Tale of Nokdu
Pelukan rindu Dong Joo dan Nokdu di The Tale of Nokdu


So sweet banget ngga sih? Tonton aja deh dramanya di Viu. Xixixi.. Bagi saya sih ceritanya seru. Atau mau baca-baca dulu?


Nah, itu dia beberapa arti pelukan, yang inspirasinya datang dari lagu, cerpen dan film. Sekarang, kita bahas manfaat berpelukan, yuk!

Jadi, menurut sumber yang saya baca, berpelukan memberi manfaat seperti:

1. Mengurangi stres
Memang benar ya, segala sesuatu yang pelik, bisa diringankan dengan peluk. Seperti yang saya alami kemarin. Kepala saya sedang dipenuhi dengan beban dan tanggung jawab, sampai kata suami, saya mengigau shubuh-shubuh. Ketika kemudian suami saya memberikan pelukan, saya merasa ada kelegaan. Plong gitu. Setelah dipeluk, meski saat memeluk tadi suami ngga ngomong apa-apa, tapi rasanya jadi ada suntikan semangat untuk menghadapi semua persoalan.

2. Melindungi dari penyakit
Ini kata sebuah penelitian. Tapi jika dihubungkan dengan manfaat nomor 1 di atas, ketika stres berkurang, imunitas bertambah. Ya ngga sih? Sering kan kita mendengar, penyakit itu sumbernya dari pikiran?  Jadi, sering-seringlah berpelukan, dengan pasangan, dengan anak-anak, karena itu menyehatkan. Berpelukan akan membuat mereka merasa dicintai. Merasa dicintai menimbulkan kedamaian pikiran dan tentu saja akan melahirkan kebahagiaan.

3. Mengurangi rasa sakit
Selain bisa dibuktikan secara psikologis, sebuah penelitian juga mengungkapkan bahwa berpelukan dapat mengurangi rasa sakit. Ini karena pelukan merangsang sistem saraf untuk memproduksi hormon endorfin yang berperan dalam membantu mengurangi rasa nyeri.

4. Mengurangi ketakutan
Ini seperti arti pelukan di atas, yaitu untuk memberikan dukungan atau untuk menunjukkan kepedulian dan perhatian. Sebuah pelukan memang dapat mengendurkan ketegangan, sekaligus mengurangi kecemasan.

5. Membantu berkomunikasi dengan orang lain
Kalau teman-teman sudah baca cerpen "Peluk" di Recto Verso, disitu Dee menceritakan bagaimana sepasang laki-laki dan perempuan tenggelam dalam suasana tegang, penuh emosi, amarah, dan beragam tanya yang tak terjawab. Dan semua cair setelah mereka berpelukan. Ini salah satu contoh bahwa sebuah pelukan dapat membantu kita dalam berkomunikasi.

~~~

Seru juga ya, bicara soal peluk? Besok bahas soal apa lagi ya? Mungkin harus dengerin lagu dulu,  atau baca cerpen dan nonton film lagi ya, biar ada ide? Hehehe...



Read More

My Before 40 Bucket List

Thursday, November 21, 2019

Umur memang menjadi rahasia Illahi. Tidak ada manusia yang tahu sampai kapan ia akan berada di dunia ini. Namun, tak ada salahnya bukan, jika kita mempunyai daftar impian sebelum usia kita menginjak kepala empat?

Saat ini saya berumur 31 tahun. Kok cepet ya? Rasanya baru kemarin umur 20, lalu menikah di umur 21. 😁 Jadi, untuk mencapai 40 tahun, masih ada 8,5 tahun yang tersisa. Cukup panjang untuk mengejar sebuah cita-cita. Tapi, namanya juga cita-cita, pastinya dikelilingi oleh hal-hal yang rumit, dan tergantung pada nasib. Wkwkwk ...

Lalu, apa saja sih, keinginan saya sebelum berumur 40 tahun?

1. Hafal 3 Juz Terakhir dalam Al-Qur'an

Yang ini tidak tergantung nasib sih, hanya tergantung pada seberapa kuat azzam saya untuk mewujudkannya. Seperti janji Allah dalam Q.S Al Qamar: 17 yang berbunyi: "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-quran untuk pelajaran. Maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" sebenarnya Alquran itu mudah. Tinggal kitanya saja, mau mempelajarinya atau tidak.

Sebelum menikah dulu, sebenarnya saya sudah mulai menghafal juz 30. Hanya tinggal beberapa surat lagi saja, juz 30 saya hafal seluruhnya. Nah, setelah hamil dan memiliki anak, hafalan itu hampir hilang (banyak ayat yang tertukar-tukar), karena jeleknya saya, saya tidak rutin melakukan muroja'ah. Sekarang saya mulai mencoba menghafalnya kembali bersama anak-anak, sambil menemani mereka memenuhi target dari sekolah.

Semoga tahun depan saya lulus juz 30, dan tahun-tahun selanjutnya bisa bergeser ke juz 29 dan 28. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.

Menghafal Al-Qur'an
Menghafal Al-Qur'an

2. Umroh Berlima, dengan Suami, Anak-anak dan Bapak

7-8 tahun lagi kemungkinan Aga sudah baligh. Jadi, semoga kami diberikan rezeki untuk ke Mekkah sama-sama, sekeluarga. Aamiin YRA.

Kalau saat ini membayangkan berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk umroh berlima, rasanya kok mengkeret yaa ... Tapi bismillah saja lah, toh ada Allah yang Mahakaya. Tinggal minta sama Allah saja. 😊


3. Beli Tanah atau Sawah di Purworejo

Xixi, duniawi banget ya? Tapi itu impian saya. Kalau sudah dapat tanah, kelak akan saya tanami pepohonan, entah itu pohon buah-buahan atau pohon jati untuk investasi. Kalau ngga ya bertani.

Yakin mau bertani? Why not? Ya jangan bayangkan kami akan turun tangan sendirian sih, tapi mungkin kami akan menyuruh orang, dan kami bantu dikit-dikit. Hihi... Kayak Mbak Ani dan Mas Bintang waktu di OLI dulu lah.


4. Kembali ke Purworejo

Saya ngga tau apakah ini bisa terwujud dalam waktu dekat, karena kami sudah terlanjur membeli rumah di Solo. Anak-anak juga sekolah di sini. Jadi, biar waktu saja yang menjawab deh. Hehe... Hanya saja, jika nantinya suami fokus dengan studionya sendiri, untuk apa kami tinggal di Solo, ya kan? Biaya hidup di sini lebih mahal, cyiiin...


5. Fokus di Buku Anak

Sebenarnya tahun ini saya sudah memiliki satu antologi cerita anak. Tapi kan namanya juga buku hasil karya keroyokan berpuluh-puluh orang, rasanya tentu berbeda dengan saat kita bisa membuat buku solo.

Mulai tahun depan, saya berencana untuk menyisihkan setidaknya satu hari dalam seminggu untuk membuat cerita anak.

Buku Anak; Sekotak Cerita untuk Ananda
Buku Anak; Sekotak Cerita untuk Ananda


6. Pengen ke Padang, Lalu ke Jepang

Ini bukan impian yang urgent, artinya ngga apa-apa juga kalau baru akan terpenuhi setelah berumur 40 tahun, 50 tahun atau 60 tahun. Kenapa Padang? Karena saya ingin menyatukan kepingan masa lalu, hehe... Bukan karena saya pernah tinggal di sana, tapi karena waktu kecil saya sangat senang saat melihat tari piring di televisi.

Lalu tentang Jepang, ini juga karena anak-anak suka banget sama film-film Ghibli, seperti TOTORO, Spirited Away, atau The Secret World of Arrietty.

~~

Sebenarnya, keinginan terbesar saya saat ini itu aja sih, ngga banyak kan? Yang banyak tuh cuma keinginan-keinginan kecil, seperti menanam banyak tanaman di pot untuk mempercantik taman mini di depan rumah, lalu membeli bibit-bibit buah (mangga, duwet, jambu jamaika) untuk ditanam di Purworejo.

Baca ini yaa : Dari Janda Bolong Hingga Sri Rezeki, Tanaman yang Sedang Populer Saat Ini

Oya, ada lagi yaitu membeli sepeda supaya bisa dipakai untuk antar jemput Adek Aga. Ceritanya mau mulai berhemat BBM, gitu, demi bumi tercinta. Mau bikin komposter juga, supaya sampah organiknya bisa diolah jadi pupuk untuk tanaman-tanaman di depan rumah. Yang tak boleh terlupa, Bak PAH, untuk menampung air hujan sebagai langkah mengantisipasi kekeringan.

Nah, itu dia daftar impian saya. Cuma separuh dari impian Mbak Ran yang jumlahnya ada 10. Hehe... Oya, yang ini impiannya Mbak Widut. Baca juga, yaa... :)






Read More

Contoh Lomba Agustusan

Saturday, July 20, 2019


Juli sudah hampir sampai di penghujung bulan, artinya, sebentar lagi kita akan memasuki bulan Agustus. Bulan Agustus adalah bulan kemerdekaan bagi seluruh bangsa Indonesia. Dan biasanya, bulan ini akan dimeriahkan dengan lomba-lomba. Lomba makan kerupuk, panjat pinang dan lomba balap karung, adalah jenis-jenis lomba yang sudah umum dilakukan untuk merayakan hari kemerdekaan. Lalu, kira-kira apa lagi ya, lomba yang seru untuk dilakukan saat Agustusan?


lomba kemerdekaan
Lomba balap karung, via http://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/10/balap-karung.html


Biasanya nih, panitia Agustusan suka kehabisan ide, yaa.. Masa Agustusan cuma makan kerupuk lagi, balap karung lagi, mecahin air lagi? Apalagi panjat pinang, nyari pohonnya sudah susah, xixixi...

Nah, ini ada beberapa ide lomba, yang beberapa sudah dilakukan di perumahan tempat saya tinggal:


1. Lomba menyumpit kacang hijau

Sediakan kacang hijau di atas meja 1 dan beberapa wadah sejumlah peserta di atas meja 2 yang berjarak sekitar 4 meter.  Karena nama lombanya saja "menyumpit kacang hijau", tentu saja peserta diminta untuk menyumpitnya, lalu membawanya ke meja seberang, di wadah masing-masing.

Lomba ini memerlukan keterampilan dalam menyumpit, juga kehati-hatian dan konsentrasi tinggi saat membawa kacang hijau dari meja 1 ke meja 2. Peserta yang berhasil mengumpulkan kacang hijau paling banyak, dialah pemenangnya.


2. Lomba memeras air dengan spons

Sediakan ember besar berisi air dan beberapa botol sirup yang sudah kosong. Yang kosong ya, teman-teman... Kalau masih ada sirupnya, mendingan dibikin es dulu, hihi... Apalagi habis lomba biasanya pada haus kan? Wkwkwkw..

Letakkan ember di satu sisi, dan botol-botol di sisi lainnya. Pisahkan, kira-kira sampai berjarak 4 meter. Jangan jauh-jauh ya, takut rindu soalnya. Hahaha... #Apasih Arin

Nah, yang perlu dilakukan peserta adalah, mengisi botol kosong itu dengan spons sebagai senjatanya. Siapa yang paling cepat mengisi botol tersebut hingga penuh, dia berhak menjadi juaranya. 


3. Lomba merias dengan mata tertutup

Nah, ini seru. Lomba ini bisa dilakukan berpasang-pasangan, suami-istri. 

Kalau istri-istri berdandan mah, sudah biasa yaa... Jadi gimana kalau sekarang bapak-bapak saja yang make up-an? Para istri bisa membantu para suami memakai lipstik, pensil alis atau bedak. Tapi dengan syarat, tutup matanya. Hehehe...

Pemenangnya diambil yang paling lucu ajalah yaaa... Xixixi...


4. Lomba menyanyi lagu kemerdekaan

Untuk memupuk rasa cinta pada tanah air, lomba ini juga bisa dilakukan. Jadi, biar anak-anak juga belajar bahwa ada lagu-lagu nasional yang tak boleh dilupakan.


5. Lomba menangkap belut

Meski seru, tapi saya geli euy. Tapi untuk anak-anak dan bapak-bapak, lomba ini pasti menarik lah yaaa.. Cuma nih, nyari belut juga udah mulai susah, karena sawah-sawah sudah jadi perumahan. Hiks... Termasuk perumahan yang saya tinggali ini, dulunya adalah sawah. Duh, jadi merasa bersalah. :(


6. Lomba berjalan dengan mengapit bola tenis

Lomba ini mengingatkan saya dengan perlombaan yang dilakukan saat Agustusan di kampung halaman waktu kecil dulu. Di depan rumah tetangga yang halamannya luas, pemuda-pemuda di desa membuat garis-garis dengan abu gosok. Abu gosok yang berwarna putih, kontras dengan tanah yang berwarna merah kecoklatan.

Nah, kalau sekarang, tanah-tanah sudah mulai berkurang dan berganti dengan semen. Sedih sih, tapi ya beginilah perkembangan zaman. Jadi kalau mau menggunakan abu gosok sebagai garis, nanti warnanya jadi tidak terlalu kentara. Hehe...

Tapi tetap, lomba ini masih seru untuk dilakukan. Lucu ya, berjalan sambil mengapit bola tenis, jadi seperti penguin yang sedang membawa telurnya. Wkwkwk...


7. Lomba membawa sayur dengan tampah di kepala

Orang Jawa bilang, membawa benda di atas kepala, disebut dengan "nyunggi". Kalau tahu lagu dolanan berjudul "Gundul-gundul Pacul", di sana ada lirik yang berbunyi begini,
Nyunggi-nyunggi wakul kul, gembelengan
Begitu.

Kegiatan menyunggi ini sering saya lihat dilakukan oleh perempuan-perempuan Madura. Mbak-mbak penjual sate yang sering lewat di depan rumah, membawa dagangannya dengan menyunggi. Waktu saya ke Madura dengan menumpang kapal saat kecil dulu, saya juga melihat pedagang-pedagang di kapal menyunggi dagangannya.

Nyunggi
Nyunggi, via https://ahmedfikreatif.wordpress.com/2010/01/12/orang-madura-punya-cerita/

Nah, kira-kira ibu-ibu masa kini masih ada yang bisa menyunggi atau tidak ya? Hihi, jangan-jangan, baru berjalan beberapa langkah, sudah tumpah semuanya. Xixi..

Baiklah, itu dia 7 ide lomba Agustusan yang bisa saya contohkan. Teman-teman ada yang mau menambahi tidak? Ditunggu di kolom komentar, yaaa... :)






Read More