Ramadhan sudah memasuki hari ke-9, artinya, insya Allah 3
mingguan lagi kita akan merayakan hari raya lebaran. Dan seperti kebiasaan kami
saat lebaran, insya Allah kami akan mudik mengunjungi orang tua.
Saya dan suami memang sama-sama merantau di Kota Bengawan
ini. Suami berasal dari Majalengka, Jawa Barat, sedangkan saya lahir dan besar
di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, yaitu Purworejo.
Untuk pulang ke rumah orang tua saya di Purworejo sih, cukup
mudah. Tersedia kereta api Prameks atau Prambanan Ekspres dari Solo dengan
tujuan akhir stasiun Kutoarjo, yang harga tiketnya hanya 15 ribu rupiah saja.
Kereta ini pun beroperasi setiap hari sebanyak 4 kali dan tiketnya bisa dipesan
sejak H-7 sebelum keberangkatan.
Nah, untuk ke Majalengka, biasanya kami menumpang kereta
sampai stasiun Cirebon. Dari Cirebon, kami akan dijemput oleh mertua atau adik
ipar. Perjalanan dari Cirebon sampai Majalengka sendiri memerlukan waktu
sekitar 1 jam jika lancar.
Apa yang kami lakukan saat lebaran di Majalengka? Selain
mengunjungi sanak saudara di sana, kami juga menyempatkan untuk berwisata. Seperti
tahun lalu, kami berjalan-jalan ke Waduk Darma dan Objek Wisata Cibulan di
Kuningan.
Gunung Ciremai dilihat dari Waduk Darma |
Untuk tahun ini, kira-kira kami mau ke mana ya? Karena libur
lebaran sangat mepet, jadi sepertinya kami tidak akan berjalan-jalan di sekitar
Majalengka atau Bandung. Masalahnya, setelah lebaran anak-anak harus masuk sekolah
selama seminggu, kemudian pembagian rapor. Baru setelah rapor dibagikan itu,
mereka akan menikmati libur panjang kenaikan kelas. Memang tanggung banget
yaa... Kenapa sih, nggak bablas saja liburnya? Hihi, maunyaaa...
Nah, karena libur kenaikan kelas itu insya Allah akan
berlangsung sebulan lebih, jadinya nggak mungkin kami diam saja di rumah kan?
Hihi, bisa bosen dong.. Saya dan suami sih ingin jalan-jalan ke Jawa Timur,
antara kembali ke Malang atau bertualang ke tempat baru di Banyuwangi.
Kami memang pernah ke Malang beberapa tahun lalu, dan belum
puas sebenarnya karena di sana hanya dua hari. Padahal, Malang itu bikin betah
kotanya. Sejuk udaranya, banyak tempat wisatanya.
Baca juga: Jawa
Timur Park 2 (Batu Secret Zoo)
Museum Satwa di Jatim Park 2 |
Tapi suami juga ingin mengajak kami ke Banyuwangi. Kebetulan
tahun ini beliau bolak-balik ke sana untuk suatu proyek. Memang sih, kalau mendengar
suami bercerita tentang penjelajahannya di Banyuwangi, saya jadi penasaran
juga. Tapi jika harus berkereta selama 12 jam, apa betah?
Okelah, dulu waktu masih single, perjalanan selama 2 hari
pun masih oke-oke aja. Tapi mengingat usia tulang yang kian menua (xixixi,
lebay ya?) juga mengingat dua anak laki-laki yang banyak tingkahnya, saya
enggan membayangkan bagaimana perjalanan ke Banyuwangi jika kami nekat
berkereta api.
Naik pesawat saja, gimana? Baiklah, mari kita cek harga tiket pesawat ke Banyuwangi, yaa... Saya pakai Pegi-pegi, karena kata teman-teman, di sini banyak promonya.
Ternyata hanya ada 1 flight saja dari Jogja. Harga tiketnya pun lumayan. Maklum ya, berempat soalnya, jadi mesti benar-benar perhitungan, xixixi...
Ide selanjutnya, gimana kalau terbangnya ke Surabaya aja, lalu dari Surabaya sewa mobil untuk beberapa hari ke depan? Dari sini malah bisa mampir ke Malang juga, wkwkwk tetep...
Lah, sama aja dong capeknya, ya? Mending mana, naik kereta dari Solo langsung ke Banyuwangi sana, apa pakai pesawat ke Surabaya, lalu dari Surabaya sewa mobil sekalian mampir-mampir ke Malang?
Opsi kedua sepertinya oke juga, ya... Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Sepertinya pilihan kedua saja, ya... Kalau ke Surabaya pun, selain bisa sekalian silaturrahim ke saudara-saudara di sana, kami juga bisa saving hampir separuh untuk harga tiket pesawat. Nggak capek, dan bisa sekalian ke Malang, ya nggak? Bismillah deh, semoga diberi kelapangan rezeki dan kesehatan supaya bisa jalan-jalan bersama keluarga. Aamiin YRA.