Si Melankolis

Tuesday, February 1, 2022


Jadi, beberapa hari lalu, Mbak Ran (Rani R Tyas) tiba-tiba mengirimi kami sebuah link untuk mengetes kepribadian, apakah Sanguinis, Melankolis, Plegmatis, ataukah Koleris. Entah apa maksud dan tujuannya, tapi doi emang rada random orangnya, haha... 

Mbak Ran sendiri punya ciri kepribadian koleris, dan itu sudah jelas banget dalam kesehariannya. Doi tuh, semangat belajarnya tinggi, dan kalau punya rencana akan langsung dilakukan. Ngga kayak Arinta yang rencana-rencana hidupnya cuma disimpan dalam angan.

Lalu, Arinta ini tipe yang mana? Ada yang bisa menebak? Yes, "melankolis", dan ini diamini dua sahabat saya itu (Mbak Ran dan Mbak Widut). Mereka ngga kaget dengan hasilnya, karena katanya, sifat-sifat saya memang dominan Melankolis. Jujur, saya sendiri ngga yakin dan ngga merasa bahwa di dalam diri saya ini ada ciri-ciri kepribadian melankolis. Wkwkwk...


Karakter Melankolis
Si Melankolis


Kepribadian Melankolis adalah...

Sebelum membahas lebih spesifik tentang ciri-ciri kepribadian Melankolis, teman-teman sudah tau kan bahwa ada empat tipe kepribadian manusia, yakni Sanguinis, Plegmatis, Koleris, juga Melankolis. Menurut Alodokter, tipe kepribadian ini ditentukan dari proses unik di dalam batang otak, yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana reaksi seseorang ketika menghadapi situasi tertentu. 

Penjelasan lebih mendalam saya dapat dari Jurnalponsel.com. Di sana disebutkan awal mula ditemukan empat tipe kepribadian ini oleh Claudius Galen, seorang tabib dari zaman Yunani Kuno. Beliau membagi kepribadian manusia menjadi empat jenis, berdasarkan kadar cairan tertentu pada tubuh manusia. Nah, pada orang dengan kepribadian Melankolis, cairan tubuh yang dominan berupa "empedu hitam" yang sifatnya basah. Menarik banget deh. Kayaknya, saya mau cari tau lebih jauh lagi soal ini. 😊

Oya, sebelum ini saya sempat melakukan riset tentang asal kata "Melankolis". Saat itu, saya sedang me-review sebuah Drama Korea berjudul "Melancholia". Dan memang, secara harfiah, melancholia / melankolia memiliki arti "empedu hitam". Padahal, warna empedu sebenarnya itu hijau kan ya? Nah, kenapa ini hitam? Apakah karena hatinya dipenuhi dendam?

Coba teman-teman lihat hasil tes saya ini:

ciri-ciri kepribadian melankolis
Ciri-ciri Kepribadian Melankolis

Berdasarkan tes tersebut, terkuaklah ciri-ciri kepribadian Melankolis itu seperti apa. Katanya, sosok Melankolis adalah pekerja yang teratur. Sukanya rapi dan sistematis. Kalau bekerja, suka memperhatikan sesuatu secara detail.

Terus terang, untuk ciri-ciri di atas, saya tidak merasa demikian. Makanya, saya melakukan tes sekali lagi. Apakah hasilnya berubah? Ternyata tidak. 😂

Ciri-ciri lain dari seorang Melankolis adalah:

* Perfeksionis dan idealis. 

Awalnya, saya sama sekali tidak merasa bahwa saya ini perfeksionis. Tapi Mbak Widut bilang, saya ini perfeksionis, kelihatan dari cara berpakaiannya. Katanya, pakaian yang saya pakai tuh selalu matching. Wkwkwk... 

Setelah saya lihat-lihat, ada benernya juga sih. Meski baju saya ngga banyak dan saya sukanya pakai baju itu-itu melulu, tapi saya ngga pernah pede pakai baju yang warna dan motifnya nabrak-nabrak, hehe... Makanya kebanyakan baju saya berwarna hitam, biar netral dan mudah mix and match. Hehe...

Mbak Ran menambahkan,

Ciri Kepribadian Melankolis

Haha, bener-bener yaa... Saya memang agak lemot kalau disuruh nulis. Beda dengan blogger-blogger lain yang untuk membuat 1 artikel hanya butuh waktu beberapa jam saja, saya butuh waktu minimal 2 hari. Bahkan pernah, artikel baru selesai setelah satu minggu berlalu. Kenapa? Karena kadang saya kurang puas dengan hasil tulisan saya. 😌

Oiya, karena perfeksionis, saya jadi sering galak pada anak-anak. Saya kerap merasa bersalah karena ini, tapi saya sering kehilangan kendali.

Saya pernah sangat menyesal, hingga menulis ini: Dear Mama, Apakah Ketidaksempurnaan adalah Dosa?

Memang, saya harus belajar lagi untuk menurunkan ekspektasi. 

* Kalau ada yang meleset dari harapan, akan murung sepanjang hari.

Ini juga ngga salah. Saya sering menyalahkan diri sendiri ketika sesuatu berjalan tidak sesuai rencana.

* Cepat sekali tersentuh perasaannya.

Ini juga benar. Sampai-sampai, suami saya pernah berpesan untuk hati-hati dengan sifat saya ini, karena sifat seperti ini rawan dimanfaatkan. Dan memang seringkali terjadi. Saya sudah mengorbankan diri membantu seseorang, tapi yang dibantu malah ngga tau diri. 😂

* Sangat menjunjung seni.

Saya tidak pandai berkesenian, tapi saya adalah penikmat seni. Saya suka melihat orang menari, meski saya ngga bisa menari. Sebenarnya, saya pernah mencoba ikut ekskul seni tari, tapi saya ngga bisa merekam gerakan-gerakan yang diajarkan ke dalam memori. Menyadari bahwa saya ngga punya bakat di sini, saya pun berhenti.

Untuk musik, saya ngga bisa memainkan satu pun alat musik. Waktu kecil dulu saya pengen banget bisa les musik, tapi orang tua ngga punya duit. Ya wis, akhirnya saya jadi penikmat saja. Maka jangan heran kalau di blog ini saya punya label music, karena saya memang suka musik.

Oiya, saat membaca-baca soal kepribadian Melankolis, kebanyakan menganggap bahwa tipe kepribadian ini adalah yang paling lemah di antara yang lain. Padahal, segala sesuatu pasti punya sisi baik juga. Ya kan? Nah, sekarang, mari kita bahas tentang kelebihan dan kekurangan Si Melankolis.

Kelebihan dan Kekurangan Melankolis

Kelebihan dan Kekurangan Melankolis

Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, konon seperti inilah kelebihan dan kekurangan Si Melankolis.

Kelebihan Melankolis:

1. Kritis dan penuh pemikiran yang mendalam 

Mungkin sifat inilah yang membuat orang-orang Melankolis sering dianggap bijaksana, karena ketika melakukan sesuatu, orang-orang Melankolis akan sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan. Termasuk untuk sekadar membuat status di sosmed, orang-orang Melankolis tidak hanya memikirkan dampaknya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.

2. Gigih dan tidak mudah menyerah 
 
Saat baru kenal dulu (sekitar tahun 2016), Mbak Rani R Tyas pernah mengatakan bahwa saya adalah blogger sekuat naga. Entah karena shio saya shio naga, atau Mbak Ran sudah bisa menerawang karakter saya sebelumnya, tapi sifat ini kok cocok dengan karakter Melankolis, yaa...

3. Pendengar yang baik 

Saya sering menjadi tempat curhat bagi orang lain, tapi saya tidak mudah menceritakan masalah saya pada orang lain. Kecuali bahwa orang tersebut adalah orang dekat dan bisa dipercaya, saya tidak akan menceritakan apapun tentang permasalahan hidup saya.

4. Berempati tinggi 

Ini mungkin Mbak Ran dan Mbak Widut sudah paham, yaa... Saya orangnya ngga tegaan. Kalau boleh lebay, saya mungkin bisa mengibaratkan diri saya seperti lilin. Ngga apa terbakar, yang penting orang lain mendapat terang.

5. Setia 

Ini ngga usah ditanya deh. Berzodiak cancer dan punya kepribadian Melankolis, double combo setianya. Wkwkwk...

Baca juga: Seberapa Cancer Aku?


Kelemahan Melankolis dan Bagaimana Saya Mengatasinya?

Ada Utara, ada Selatan. Ada kelebihan, ada kekurangan. 

1. Lelet 

Ini mungkin imbas dari sifat terlalu pemikir dan perfeksionis itu tadi. Karena terlalu banyak pertimbangan, jadi ngga mulai-mulai. Udahlah banyak pertimbangan, perfeksionis pula. Ya wis, kerjaan jadi lama selesainya. Makanya, saya ngga cocok ikutan Master Chef. Bisa kepontal-pontal ntar. Tau kepontal-pontal ngga? Yang tau boleh jawab di komentar, yaa. Hihi... 

"Supaya ngga lelet lagi, saya mesti mengelilingi diri dengan orang-orang yang gercep alias gerak cepat. Biar termotivasi untuk gercep juga."

2. Sulit untuk berteman / bersosialisasi 

Beda dengan Mbak Widut dan Mbak Ran yang selalu punya bahan untuk mengawali diskusi, saya lebih sering hanya menanggapi obrolan mereka. Ya, sesekali saya melempar bahan obrolan, tapi yang paling aktif ya mereka berdua itu.

Sifat ini sudah terlihat sejak saya kecil. Saya jadi anak rumahan yang ngga punya banyak teman. Pengen sih punya teman, tapi dulu saya malu untuk nyamperin teman-teman saya. Saya selalu menunggu dipanggil duluan. Hehe... Lama-lama, saya jadi nyaman dengan kesendirian.

Baca juga: Si Penyendiri

Sekarang, biar ngga terlalu kuper seperti dulu lagi, saya pun bergabung dengan beberapa komunitas. Meski begitu, saya masih berbeda dengan Mbak Ran dan Mbak Widut nih. Mereka berdua tu bisa ikut aktif di banyak komunitas, contohnya di IIP. Kalau saya, saya cuma aktif di KEB thok. Pernah nyoba bergabung dengan IIP juga, tapi energi saya sering tekor. Huhu... 

3. Mudah merasa tertekan 

Saya mungkin bisa bekerja sesuai jadwal, tapi saya tidak bisa bekerja di bawah tekanan. 

Daripada jadi sering stres, mending saya cari pekerjaan yang sesuai mau saya aja deh. Bekerja sebagai blogger memang udah yang paling bener.

4. Pesimis dan kurang percaya diri

Saya sering tidak percaya dengan kemampuan diri. Saya juga sering merasa takut apa yang saya kerjakan tidak berjalan sesuai dengan harapan. Alhamdulillah, saya dikelilingi orang-orang baik yang selalu mengatakan, "Arin, kamu bisa!"

Belakangan, saya mulai mencoba memberanikan diri melakukan sesuatu yang baru. Masalah hasilnya seperti apa, nanti dipikir sambil jalan aja. Mulai berusaha berpikiran positif juga, karena energi yang positif akan menarik segala sesuatu yang positif juga. 

Baca: Heart Field; Usaha Saya Mengganti Kecewa dengan Rasa Bahagia

5. Selalu curiga terhadap orang lain

Mungkin karena zodiak saya cancer dan saya cukup sensitif membaca pikiran orang lain, saya jadi mudah curiga pada orang lain.

Biar ngga curigaan lagi gimana? 

Mulai mencoba husnudzon sama orang. Kembalikan ke diri sendiri, kalau selalu dicurigai kan tidak nyaman juga rasanya. Ya kan? 

6. Sering menyimpan dendam

Saya sebenarnya mudah memaafkan, tetapi memang sulit untuk melupakan. Nah, kalau orang yang pernah melukai hati saya menyakiti saya untuk kedua kalinya, memori luka itu akan kembali lagi.

Cara supaya ngga dendam lagi gimana? Mbak Ran mengirimi saya ini;

Mengapa Harus Menyimpan Dendam?

Dan sebenarnya saya sudah pernah menulis ini sih: Tentang Memaafkan; Forgive and You'll Be Free

Dan sulit mudahnya memaafkan, berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental. Saya ngga mau fisik dan mental saya sakit hanya karena saya menyimpan dendam.

7. Sering merasa rendah diri

Iya, self esteem saya rendah memang. Saya merasa tidak ada sesuatu yang spesial dalam diri saya. Saya risih kalau melihat orang yang overconvidence, jadi, saya pun tidak ingin orang lain memandang saya demikian. Efek buruknya, saya jadi kurang pandai menghargai diri saya sendiri.

Supaya tidak rendah diri lagi, saya mulai rajin melihat ke dalam diri. Value apa yang saya punya, yang bisa membuat saya lebih merasa berharga.

~

Tentu untuk menjadi diri saya yang baru, saya perlu banyak waktu. Setidaknya, setelah mengetahui pribadi saya sebagai seorang Melankolis, saya jadi tau bagaimana harus menyikapi kelebihan dan kekurangan saya ini. Kepribadian Melankolis tidak selalu lemah. Kepribadian Melankolis juga tidak selalu negatif. Untuk teman-teman geng Melankolis, sini gabung. 😊



19 comments

  1. Anak geng sebelah dataaaang.

    Salam dari geng koleris

    ReplyDelete
  2. Melankolis here. ...
    Tapi kayak yang aku pernah bilang, aku ngikut prinsip coach Aji, jangan jadikan 1 ukuran kepribadian membatasi tumbuh kembang kita.
    Aku milih ga terlalu mikirin ginian, tapi aku gunakan sebagai tambahan buat selesein obstacles ku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, Mbak.. Karena memang ada yang kurang sesuai juga.

      Tapi hikmah dari tau karakter diri, jadi bisa punya ancang-ancang untuk menyikapi kelebihan dan kekurangannya itu. Makanya di sini aku juga nulis gimana aku mengatasi kelemahanku ini.

      Delete
  3. Kalau saya Koleris (dominan) - Plegmatis, Mbak. Tapi itu dulu sih ngetesnya 20 tahun lalu pas belajar Psikologi Kepribadian. Coba deh nanti tes lagi apa masih sama hihihi. Kalau masih penasaran sama 4 tipe kepribadian ini, bisa baca buku Personality Plus, Mbak. Lengkap banget bahasannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, makasih banyak, Mbak.. Aku udah ada buku tentang karakter kepribadian ini sih, cuma memang selama ini aku ngga begitu peduli karakterku kayak apa, wkwk..

      Kemarin pas akhirnya ngetes beneran, aku baru mikir manfaatnya.

      Delete
  4. kalau aku dari dulu sudah sering mengambil tes ini mba.. dan yang dominan untuk aku adalah sanguine hehe. Memang kalau kita tau personality traits seperti ini akan bantu untuk menggali potensi diri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau lihat Mbak Indah yang selalu energik, ceria, seneng bertualang, memang kelihatan banget Mbak Indah adalah seorang Sanguine. :D

      Delete
  5. Aku makin ke sini makin muncul melankolisnya haha. Se geng kita.
    Di bagian yang perfeksionis itu bikin sekian pekerjaan terunda karena merasa belum sempurna, terus lebih pilih menyendiri...dll dst
    Dan segala kelemahan lain yang mengimbangi kelebihan yang sebaiknya jadi pemicu diri lebih baik lagi. Yekan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget, Mbaak.. Insya Allah ada manfaatnya belajar karakter kayak gini, yaa.. Salah satunya gimana biar kekurangannya bisa diminimalisir.

      Delete
  6. Wah benar berarti, saat interaksi di grup aku Uda feeling Mak Arin ini melankolisnya
    Hehe
    Btw AQ kyknya sangunis deh
    Tapi kadang kadang juga suka melow, apalagi KLO nonton Drakor sedih

    ReplyDelete
  7. Aku pernah ikutan tes kepribadian juga, kak Arin...
    Tapi zaman SMA, pinjem buku pacar (ecieee) yang judulnya "Personality Plus"
    Tus hasilnya aku sanguinis murni dan pacarku ((waktu itu)) Plegmatis.
    Jadilah kenapa kita cocok. Saling melengkapi ceunah..

    Ee...putus juga.
    Padahal uda berjanji macam-macam ((hahaha...))

    Mulai dari situ, aku gak percaya sama tes kepribadian.
    Aku percaya dengan kata hati yang mengenal seseorang itu dari ketulusan dan kebaikan hatinya. Katanya, kepribadian ini bisa berubah-ubah, tapi memang dasarnya ada tipikalnya seperti itu.

    ReplyDelete
  8. Wah, sepertinya saya belum pernah tes kayak gini, Mbak.. tapi kok kayaknya mirip ya sifat-sifatnya sama Mbak Arinta.. hehe. Terutama kekurangan-kekurangannya tuh. Saya juga kurang percaya diri, lemot, dll.
    Iya sih kalau ikutan Master Chef bakal keponthal-ponthal.. haha.. orang Solo paham lah sama istilah itu :D
    Pokoknya berasa mau (maaf) ngompol saking paniknya. Hahaha..

    ReplyDelete
  9. kalau saya plegmatis mbak makanya kesannya santai banget dan kayak nggak punya ambisi gitu. kadang malah merasa plegmatis juga termasuk karakter paling lemah di antara 4 karakter yang ada.

    ReplyDelete
  10. kepontal-pontal itu.... apa ya, saya ngerti artinya, tapi susah nuliskannya dalam bahasa Indonesia yang singkat.

    Di kasih tugas A, belum selesai mengerjakan. Sudah ada tugas B menyusul. Baru mau mengerjakan tugas B, eh udah ada instruksi untuk tugas C. Kira-kira begitulah pemahaman saya tentang definisi kepontal-pontal

    ReplyDelete
  11. Aku pernah ikutan tesnya tapi kok lupa ya aku jenis yang mana? Hahaha. Jangan-jangan aku melankolis juga, karena semua yang disebutkan Mak Arin di tulisan ini kok aku bangetttt. LOL. Mau Melankolis, Sanguinis atau yang lainnya, yang penting kita tetap bisa berbuat baik dan positif ya, Mak. (langsung Melankolisnya keluar haha).

    ReplyDelete
  12. Aku kira melankolis, tuh, menyoal rentang perasaan saja lho, Mbak. Itu, yang mudah tersentuh hatinya. Tapi ternyata menyoal perfeksionis juga. Hihihi.


    Aku jadi sedikit tahu tentang melankolis, nih, maak Arin. Xixixixi

    ReplyDelete
  13. Maaak gara2 dirimu saya jadi cari2 tes kepribadian dininet. Padahal BW belum kelar.. Hiks.. Dan hasilnya saya orang sanguinis.. Hahaha.. Please deh kalau telat salahin mka arin nih

    ReplyDelete
  14. Hmm jadi ingat wishlist drakor yg mau ditonton tapi keburu lupa apa. Wkwkwk.
    Saya kombinasi deh Mba, tapi gak yakin satunya apa. Yg yakin memang saya ada sedikit melankolis juga. Tulisan gak publish2 gegara saya banyak mengecek ini itu. Hedeeh. Tapi urusan simpan uang, saya gak perfect, whahaha

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar yang baik dan sopan. Komentar yang menyertakan link hidup, mohon maaf harus saya hapus. Semoga silaturrahminya membawa manfaat ya...