Showing posts with label bisnis. Show all posts
Showing posts with label bisnis. Show all posts

Cerita Sahabat yang Merintis Usaha Laundry Kiloan di Masa Pandemi

Saturday, October 31, 2020

 

Pandemi Covid19 memang mengubah segalanya. Seorang teman bercerita, suaminya yang kebetulan baru mengundurkan diri dari pekerjaannya tahun lalu dan memutuskan untuk menjadi ojek online, kini harus memutar otak untuk mencari sumber penghasilan yang baru.

Ya, kita semua tentu tahu, masa-masa social distancing, bekerja dari rumah, sekolah dari rumah, siapa yang mau pakai jasa ojek online untuk bepergian? Kebanyakan, orderan berasal dari pemesanan makanan. Namun, di masa sulit seperti ini, banyak yang memilih untuk menyimpan tabungannya daripada untuk berbelanja. Ibu-ibu macam saya pun memilih untuk membuat atau memasak sendiri makanan yang ingin kami makan. Semua pakai alasan yang sama, penghematan.

Begitulah... 

Semua ingin berhemat, and at the same time juga ingin punya penghasilan tambahan. Pada akhirnya, banyak yang jadi pedagang makanan dadakan. Tentu sah-sah saja, karena konon, 8 dari 10 pintu rezeki adalah dari berdagang. 

Tapi, kalau semua berjualan makanan, lalu siapa yang mau beli? Nah, itu juga yang jadi pertanyaan teman saya. Inilah yang kemudian membuatnya memutuskan untuk membuka usaha laundry kiloan. 

Tips Merintis Usaha Laundry

Satu hal yang mendasari pengambilan keputusan mengapa ia memilih usaha laundry kiloan adalah karena di lingkungannya terdapat banyak anak kos. Kebetulan lokasi rumahnya berada di dekat kampus. Sebuah posisi yang cukup strategis, meski memang, belum banyak kampus yang menerapkan kuliah offline, jadi usahanya ini belum terlalu ramai. Sejauh ini, pelanggannya adalah para tetangga juga karyawan dan karyawati yang mungkin tak sempat mencuci pakaian kotornya sendiri.

Nah, karena saat ini kita masih berada di kondisi pandemi, ada baiknya bisnis laundry kiloan pun tetap menerapkan protokol kesehatan, yaa.. Mengapa? Karena fokus utama laundry kiloan bukan hanya sekadar cuci setrika saja, tetapi sebisa mungkin juga meminimalkan risiko penularan penyakit akibat kontaminasi bakteri, kuman, dan virus melalui pakaian kotor. 

Lalu, prosedur kesehatan seperti apa saja sih yang harus diperhatikan?

1. Terapkan protokol kesehatan bagi pelanggan dan pegawai

- Baik pelanggan maupun pegawai, sebaiknya selalu disiplin menggunakan masker
- Sediakan hand sanitizer, terutama di bagian front line
- Usahakan agar pegawai mengenakan sarung tangan saat bekerja
- Terapkan physical distancing, bila perlu batasi jumlah pelanggan di area laundry kiloan
- Terapkan layanan antar jemput pakaian untuk meminimalisir kerumunan di area laundry kiloan
- Bila perlu, terapkan sistem pembayaran cashless untuk meminimalisir penyebaran penyakit 

2. Jaga kebersihan area laundry kiloan

- Semprot rak-rak pakaian dengan cairan desinfektan secara rutin
- Bersihkan dengan cairan desinfektan area yang kerap disentuh oleh pelanggan dan pegawai, misalnya gagang pintu, meja, gagang setrika, juga permukaan mesin cuci
- Sapu dan pel seluruh area laundry kiloan secara teratur minimal dua kali sehari, yaitu sebelum laundry buka dan setelah jam operasional laundry selesai

3. Jaga kebersihan mesin cuci

- Bersihkan bagian dalam mesin cuci dengan air hangat setiap kali selesai digunakan, untuk menjaga kebersihan pakaian pelanggan. Selain itu, langkah ini juga penting untuk menjaga daya tahan mesin cuci.

Memang sedikit ribet, yaa... Tetapi jika mengingat kembali bahwa ini adalah bagian dari ikhtiar kita untuk terhindar dari COVID-19, why not? Lagipula, untuk pelanggan yang concern terhadap kesehatan, kedisiplinan pemilik laundry kiloan dalam menerapkan protokol kesehatan tentu akan menjadi nilai plus di mata mereka. Akhir kata, tetap semangat, tetap sehat, dan tetap berkarya, ya, teman-teman. 😊


Read More

Tips Berjualan di Shopee Bagi UKM

Saturday, August 15, 2020

 

Beberapa waktu lalu sempat viral status seorang lelaki di sebuah platform media sosial, yang mengatakan bahwa dia akan bekerja lebih keras, supaya kelak istrinya tidak harus pasang status jualan di medsos. Well, untuk rasa tanggung jawabnya yang sangat besar pada (calon) istri, saya acungkan dua jempol. Akan tetapi, statement tersebut seolah berprasangka bahwa istri-istri yang berjualan di media sosial tidak mendapatkan nafkah yang layak dari suaminya. Padahal, ada yang memang memiliki passion di bidang bisnis, sehingga jika dari kesibukannya itu bisa membantu keuangan rumah tangga, dianggapnya itu sebagai bonus.

Lho, memang ada ya, yang jualan bukan karena butuh? 

Ada, Cyiiiin... Ada yang berjualan karena dia senang bisa bertemu banyak orang. Tapi di luar itu, memang kenapa sih kalau seseorang berjualan demi menambah penghasilan? Apakah itu hina? Nabi pun berdagang, lho!

Jadi, buat emak-emak yang jualan di medsos, ngga perlu ciut karena status tersebut. Tetap semangat berjualan karena mereka hanya bisa berkomentar, tanpa mau menjamin masa depan kita. Haha...

Nah, selain posting dagangan di sosmed, kita bisa juga berjualan via marketplace. Shopee misalnya. Situs ini merupakan salah satu yang paling banyak dikunjungi karena kelengkapan produknya, fitur gratis ongkirnya, promo-promonya, dan yang paling menarik adalah adanya aneka games juga.

Omong-omong, sudah pada punya akun Shopee belum?

Kalau teman-teman ingin berjualan di sana, coba terapkan beberapa tips dari https://bukuwarung.com/cara-jualan-di-shopee/ ini, supaya dagangannya laris manis tanjung kimpul, barang habis uang pun terkumpul. 

 

Jualan Online, pict source: lifepal.co.id


Bagaimana cara efektif berjualan di Shopee?

1. Setelah membuat akun dan meng-upload dagangan, segera aktifkan fitur gratis ongkir.

Fitur gratis ongkir adalah fitur andalan Shopee, yang jarang ditemukan di e-commerce lain. Jadi, optimalkan fitur ini untuk menarik pembeli. Dari Shopee sendiri tersedia fitur gratis ongkir dengan minimal belanja mulai dari Rp 0, Rp 30.000, Rp 90.000, dan Rp 200.000.

Mudah kok caranya, cukup upload foto KTP dan foto selfie saat memegang KTP. Kalau sudah aktif, promoin akun Shopee kalian ke teman-teman, deh. 

"Kalau mau gratis ongkir, belanja via Shopee aja. Akunku xxxx...." Seperti itu misalnya.

 

2. Pilih produk yang sedang banyak diminati, dan kita pun paham dengan produknya.

Nah, ini adalah salah satu strategi berjualan, yaaa...

Perhatikan sekitar, kira-kira apa yang sedang booming saat ini? Dari pantauan saya, setidaknya ada 2; makanan dan tanaman. Ya, memasak dan berkebun adalah 2 hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi kegiatan di rumah, terutama sejak pandemi corona melanda.

Untuk makanan, tak harus ikut-ikutan jualan makanan juga kok, tapi kita bisa menjual alat-alat memasaknya. Cup puding yang lucu-lucu, alas untuk menguleni adonan, loyang, set spatula silikon, itu adalah beberapa barang yang sedang banyak peminatnya. Yang lain tentu masih banyak, kalian bisa melakukan riset dulu sebelumnya.

Untuk tanaman, kalian bisa menjual pot-potnya, media tanamnya, pupuknya, atau tanamannya sekalian. Cari tahu, tanaman apa yang sedang populer saat ini? Kalian bisa baca di sini: Dari Janda Bolong Hingga Sri Rezeki, Tanaman yang Sedang Populer Saat Ini. 

 

Aglaonema
Aglaonema alias Sri Rezeki


3. Perbanyak produk.

Mau ngga mau, suka ngga suka, pembeli biasanya datang ke "toko" yang lebih komplit alias lebih banyak pilihan produknya.

Setelah menentukan "tema" dagangan kita, yuk, dilengkapi varian produknya.

 

4. Ikuti program khusus dari Shopee.

Shopee sering sekali mengadakan program khusus untuk penjual dan pembeli. Yang paling dekat, akan ada 9.9 Super Shopping Day. Nah, sebagai penjual, ikuti saja programnya dengan menyediakan produk yang akan di-sale besar-besaran. Dari program ini, kalian akan lebih dikenal oleh pengguna Shopee.

 

Itu dia tips-tips berjualan di Shopee bagi UKM. Mungkin ada yang mau ngasih tips tambahan? Please, tulis di komentar. Tetap semangat mencari rezeki yang halal, ya, karena rezeki harus diupayakan. Komentar-komentar yang ngga membangun, ngga perlu didengarkan. Lebih baik energinya dipakai untuk berkarya. Semangat!!!

 

 

Read More

Kirim Paketmu Via Paxel, Sehari Langsung Sampai

Friday, November 30, 2018

Beberapa waktu terakhir, teman-teman blogger ramai membicarakan sebuah perusahaan baru di bidang pengiriman logistik bernama Paxel. Awalnya saya sempat skeptis, "Yang bener aja, masa bikin ekspedisi sehari sampai? Oh, mungkin maksudnya cuma dalam kota aja kali yaa... Tapi kalau cuma dalam kota mah, bisa dikirim pakai motor aja dong, kayak yang sudah-sudah? Ini yang bikin Paxel apa nggak salah strategi nih?" begitu batin saya.

Dan saat mendapatkan undangan untuk hadir dalam acara Blogger Gathering with Paxel, saya langsung semangat. Saya minta izin pada suami, apakah boleh datang ke acara itu? Alhamdulillah, suami mengizinkan. Bahkan, jika rencana awalnya saya akan mengajak Aga ikut serta, suami malah menyarankan agar Amay Aga di rumah saja bersamanya. Alhamdulillah. Padahal jadwalnya cukup lama, lho, karena acaranya sendiri dimulai pukul 14:00 dan berakhir pukul 18:00. Tapi alhamdulillah, suami sangat mendukung kegiatan saya ini. Jadi, saya tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya harus mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tadinya hanya berputar-putar di kepala saja.

Tibalah saatnya acara dimulai. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, MC mempersilakan Bapak Johari Zein, co-founder Paxel untuk berbicara di depan. Terus terang nih, saat baru datang dan memasuki ruangan, saya sempat berpapasan dengan beliau. My first impression about him be like, "Waduh, kok agak serem nih," hihi... Soalnya beliau ini cool banget.

Pak Johari Zein, co-founder Paxel

Tapi kemudian pandangan saya berubah 180 derajat, setelah beberapa menit beliau berbicara di depan.

FYI, Bapak Johari Zein, pada tahun 1990 - 2016, merupakan salah satu dari dewan direksi JNE. Tahun 2016 beliau keluar dari jajaran direksi, kemudian menjadi komisaris JNE sampai saat ini. Setelah menjadi komisaris itulah, beliau memiliki banyak waktu luang, dan beliau pun menggunakan waktunya untuk mewujudkan ide-ide briliannya, salah satunya yaitu Paxel. Selain sebagai co-founder Paxel, beliau juga merupakan founder OMIYAGO INDONESIA, #BuahTanganOnTheGo. Kapan-kapan saya tulis tentang OMIYAGO ini deh. :)

Pak Johari Zein ini seorang mualaf, dan dalam menjalankan bisnisnya, beliau tidak pernah terlepas dari tuntunan ayat-ayat Al-Qur'an. Salah satunya adalah apa yang terdapat dalam Q.S Al-Ma'un. Inilah yang membuat pandangan saya terhadap beliau berubah. Bukan karena mualafnya ya, tapi karena Spiritual Manajemen yang dianutnya.

Q.S Al-Ma'un

Pak Johari Zein meyakini bahwa bisnis kita akan berkembang dengan baik, jika kita menjalankan apa yang Tuhan perintahkan, di antaranya adalah dengan berbuat baik pada sesama. "Sesama" ini dimulai dari dalam perusahaan itu sendiri, contohnya dengan penggunaan istilah Happiness Hero, Pahlawan Kebahagiaan, untuk menggantikan kata "kurir".

Luar biasa yaa.. Kita yang mendengar istilah Happiness Hero saja ikut bahagia 'kan? Iya, memang sama-sama kurir, tapi dari istilah yang dipakai, sudah terasa "nguwongke" atau "ngajeni" sesama manusia, ya nggak? Sama halnya dengan istilah Asisten Rumah Tangga untuk menggantikan kata "pembantu". Terdengar dan terasa lebih halus, bukan?

Kalau kurirnya saja disebut dengan Happiness Hero, berarti yang dibawanya adalah kebaikan dan kebahagiaan. Dan untuk membawakan kebaikan dan kebahagiaan, Hero harus bahagia dan baik juga kan? Logikanya seperti itu. Ini sesuai dengan misi Paxel untuk #AntarkanKebaikan.

Tak hanya baik pada diri sendiri (perusahaan dan semua yang terlibat di dalamnya), Paxel juga baik pada orang lain. Paxel ini perusahaan baru, belum banyak keuntungannya, tapi Paxel sudah #AntarkanKebaikan ke mana-mana. Contohnya, Paxel berbagi komputer ke sebuah sekolah terpencil di Serang. Selain itu, Paxel juga menjadi donatur tetap Rumah Harapan Indonesia.

Rumah Harapan Indonesia adalah rumah singgah untuk anak-anak yang sakit (usia 0-17 tahun) dari keluarga tidak mampu yang berasal dari luar Jakarta, yang dirujuk untuk berobat atau rawat jalan di Jakarta. Founder-nya adalah Kak Valencia Mieke Randa.


Mendengar cerita Kak Valen mata saya sempat menggenang. Bagaimana tidak? Ada seorang adik yang bahkan sudah divonis oleh dokter bahwa hidupnya tak lama lagi, tapi karena Kak Valen meyakini bahwa hati yang gembira adalah obat yang paling mujarab, adik itu sekarang sudah sehat. Luar biasa ya?

Kak Valen berpesan, "Kalau kita pernah mendapatkan kebaikan dari orang lain, jangan biarkan kebaikan itu putus di tangan kita. Jadilah pengantar kebaikan, dan dengan itu kita bisa mewujudkan rantai kebaikan (kebaikan yang tak pernah putus)." Pesan ini saya catat dalam ingatan. Nah, untuk teman-teman yang membutuhkan informasi lebih jauh tentang Rumah Harapan Indonesia ini, silakan mengunjungi http://rumah-harapan.com/.

Kembali ke Paxel yaa...

MENGAPA DINAMAKAN PAXEL?

Paxel berasal dari kata Pax, yang artinya passenger (dalam hal ini adalah package atau paket), dan Accelerate yang artinya mempercepat. Paxel adalah perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi aplikasi, yang berkomitmen untuk mengirimkan paket dengan cepat.

"Paxel ini dibuat bukan untuk menyaingi JNE atau ekspedisi lainnya. Jauh lah." Kata Pak Johari Zein, saat menjawab pertanyaan saya, tentang jasa pengiriman yang sudah ada saat ini. "Tapi fokus dari Paxel, adalah mengirim barang di hari yang sama. Kalau dalam kota saja, bisa dikirim pakai motor, tapi kalau dari Solo sampai Jakarta? Gempor motornya," lanjut beliau sembari tertawa.

Okay, akhirnya pertanyaan saya terjawab. Jadi fokus dari Paxel adalah di same day service-nya. Makanya, Paxel baru dibuka di kota-kota yang ada bandaranya. Dan untuk mendukung layanan same day service ini, paket-paket di Paxel dikirim secara ESTAFET. Jadi, Hero di first mile dan last mile itu berbeda.

Lanjut yaa...

AREA JANGKAUAN PAXEL SAAT INI

Kemarin saya membuat status di whatsapp tentang Paxel, dan beberapa orang teman bertanya,

"Di Purworejo udah ada belum, Rin?"

"Di Kalimantan udah ada belum, Rin?"

Nah, di sini saya akan jawab. Karena Paxel ini masih baru, jadi Paxel baru tersedia di Jabodetabek, Bandung, Jogja, Solo, dan Semarang.

Area Jangkauan Paxel sementara ini

Tapi di acara kemarin, Paxel berjanji akan segera memperluas area jangkauan koq. Semoga segera sampai di kotamu yaa, biar aku bisa #AntarkanKebaikan ke situ. Eeeaaaa...


SIZE CHART

Dan yang membedakan Paxel dengan ekspedisi lainnya adalah, tarifnya tidak tergantung kilogram. Ada size chart sendiri, yaitu; small, medium, dan large. Maksimum ukuran paket yang bisa diterima adalah dengan dimensi 50cm x 50cm x 50cm. Kenapa? Karena Hero Paxel masih menggunakan sepeda motor untuk pick up barang kita.




BERAPA ONGKOS KIRIMNYA?

Nah, ini perbedaan Paxel dengan yang lain. Tarifnya flat.

Ongkos Kirim Via Paxel

Nggak bingung kan bacanya?

Jadi misal gini. Kemarin saya kirim barang ke area dalam kota, Solo-Solo, dengan ukuran small, ongkos kirimnya adalah Rp 18.000,-

Teman saya dari Solo, kirim barang ke Jakarta dengan ukuran large, ongkos kirimnya adalah sebesar Rp 80.000,-

Mahal? Sepintas memang terlihat mahal. Tapi untuk same day service, ongkos kirimnya masuk akal koq, daripada antar sendiri barangnya kan... Jadi misal butuh waktu buru-buru untuk kirim dokumen, jika memakai ekspedisi lainnya mungkin butuh waktu sampai keesokan harinya, bisa coba kirim via Paxel. 


KELEBIHAN PAXEL LAINNYA

Kelebihan Paxel

Kelebihan Paxel dibanding Ekspedisi lainnya, antara lain:

1. No Cancel --> Paketmu tidak akan ditolak, asalkan masih masuk di coverage area dan bukan barang-barang yang terlarang yaa...

2. Preferred Time Slot --> Kita bisa memilih waktu yang kita inginkan. Misal nih, seharusnya paket sampai di jam 14:00 - 16:00, tapi di jam itu kita masih ada di kantor sehingga rumah kosong, di situ kita bisa pilih waktu pengantaran, sampai jam 10 malam.

3. Flat Price --> Tarifnya flat

4. No Distance Limit --> Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bagi Paxel, jarak bukan masalah, karena sistem pengiriman barang dilakukan secara estafet.

5. Money Back Guarantee --> Kalau paketmu tidak terkirim tepat waktu, jangan khawatir, uangmu akan kembali.

6. Free Insurance up to 10 million IDR --> Kalau ada kehilangan atau kerusakan barang dalam pengiriman, tenang, ada asuransi sampai Rp 10 juta. Dan jika nilai barang yang dikirim lebih dari Rp 10 juta, disediakan opsi untuk membayar asuransi tambahan.

Oya, kemarin saya sempat kirim paket ke Semarang lho...

Hero Paxel, Full Smile

Setelah create shipment melalui aplikasi, saya menunggu Hero Paxel menjemput paket ke rumah. Bisa dilihat di tracking di bawah ini, paket saya dijemput sekitar jam 10:40 WIB, dan perkiraannya, barang akan sampai di Semarang antara pukul 20:00 - 22:00 WIB atau jam 8-10 malam.

Ya, tracking Paxel memang sangat detail.


Meski estimasi di aplikasi, barang akan sampai antara jam 8-10 malam, nyatanya sebelum maghrib barang sudah diantar. Alhamdulillah.

Foto di bawah adalah foto Mas Imam, kakak saya, saat menerima paket dari Hero Paxel di Semarang.



Di aplikasi pun kita bisa melihat apakah paket kita sudah benar-benar disampaikan atau belum. Di bagian atas ada simbol lonceng atau notifikasi, kita bisa klik kalimat "Check your Proof of Delivery" dan melihat dengan detail siapa penerimanya.

Nggak usah bingung dengan nama recipient-nya, kenapa Ika Puspitasari dan bukan Mas Imam seperti foto di atas, karena Mas Imam adalah suaminya. Wkwkwkwk...

Nggak usah bingung pula dengan nama Vina di "received by"-nya, karena Vina adalah anaknya. Xixixi...

Oya, dan sebagai bukti bahwa paket kita benar-benar telah disampaikan, Paxel akan memfoto penerima dan meminta tanda tangannya. Seperti yang tertera di bawah ini. 

Jadi misal yang menerima paket adalah tetangga kita, lalu tetangga kita nggak mau ngaku, kita bisa tunjukkan foto dan tanda tangannya di sini. Hayo, mau bohong lu? Hihii... Karena pernah kan ada kejadian, pembeli belum menerima barang, tapi dari ekspedisi mengaku sudah mengantarkan. Ternyata tetangganya nakal. 

Nah, via Paxel, kau takkan bisa berdusta. :D


Setelah membuktikan bahwa same day service yang ditawarkan Paxel bukan cuma bualan, rasanya saya jadi ingin berbisnis Frozen Food lagi.

Ingat kan, saya dulu pernah jualan Cilok dan Siomay? Dulu saya sering minta tolong pada Geget untuk mengantarkan Cilok dan Siomay kepada pelanggan di area Solo Raya. Dan untuk kiriman ke luar kota, karena Cilok dan Siomay yang saya jual bisa tahan sampai 3 hari di suhu ruang, saya mengusahakan mengirimnya dengan paket tercepat.

Tapi pernah, kiriman yang seharusnya sampai 2 hari kemudian (sesuai estimasi ekspedisi, dari Solo-Bandung), baru sampai ke tangan pelanggan di hari ke lima. Alhasil, Cilok dan Siomay sudah berjamur. Hiks... Saya pun rugi karena harus mengganti uang pembeli. Sedihnya, dari pihak ekspedisi tidak mau mengganti. *cry

Jadi teman-teman, yang punya bisnis Frozen Food, atau yang seperti Mbak Ety Abdoel, punya bisnis pizza yang pelanggannya sudah tersebar di mana-mana, coba kirim via Paxel deh. Download aplikasinya, pakai kode referral arintaadiningtyas (tanpa spasi) kalau pingin dapat 100K. Buruan! Promonya cuma sampai 7 Desember lho! Jangan sampai kelewatan. 

Dan dengan menggunakan Paxel, berarti teman-teman sudah #AntarkanKebaikan


Read More

Lika-liku Bisnisku

Monday, February 19, 2018


There are no secrets to success. It is the result of preparation, hard work, and learning from failure. (Colin Powell) 
Nulis bareng #BloggerKAH kali ini sedikit berbeda, karena tumben-tumbenan kita mau bahas soal bisnis. Biasanya, kami curhat tentang anak-anak atau suami atau tentang "kebaperan" diri, yekan? Tapi, semoga tetap membawa manfaat yaa, karena kami mau bahas soal bagaimana kami making money. Yuhuuu... Semoga seru.

Teman-teman yang sudah berteman lama dengan saya, tentu tak asing lagi dengan bisnis jumpalitan ala saya. Dulu waktu kuliah, sempat jualan tupperware buat nambah uang jajan, sambil bantuin temen liqo'. Cuma modal katalog, omset saya bisa jutaan waktu itu. Keuntungannya, bagi dua sama teman saya, yang nyediain barangnya. Asik kan? Apalagi kalau ada bonus barang, alhamdulillah bisa dipakai sendiri juga. 

Setelah menikah dan nggak ngapa-ngapain di rumah karena praktis saya berhenti mengajar, saya coba-coba ikut bisnis di Oriflame. Asik sih, jadi banyak teman, dan saya jadi belajar dandan, wkwkwk... Tapi karena bisnis MLM itu masih jadi perdebatan apakah ini bisnis hitam atau putih, akhirnya bisnis ini saya tinggalkan. Kebetulan banget, saat itu saya mulai hamil Aga, yang mana mual muntahnya bikin nggak bisa fokus sama downline-downline saya. Padahal, menjalani bisnis MLM itu perlu banget memusatkan pikiran untuk membina downline. Ya sudah, saya anggap kehamilan saya ini sebagai pintu keluar. 

Lepas dari Oriflame, saya bertemu sepupunya suami saat halal bihalal. Di rumahnya, saya lihat berbagai macam mukena. Karena beneran jatuh cinta, akhirnya saya jualan mukena. 


Alhamdulillah sih, karena waktu itu jelang lebaran idul adha, jadi laris banget. Oya, Teh Kiki sekarang juga bikin gamis yang cantik-cantik banget, lho. Modelnya juga elegan, Ciiin.. Hihihi...
 
Gamis Zakizakia

 
Kalau ditanya kenapa nggak dilanjutin? Jawabnya karena kalau mukena itu jarang yang repeat order, wkwkwk... Kalau udah beli 1, trus beliin buat saudara atau anaknya gitu, ya udah. Kan nggak mungkin pada beli tiap bulan, xixixi... Selain itu, mukena itu larisnya menjelang idul fitri dan idul adha doang. Setelah idul fitri dan idul adha lewat, sepi lagi.

Kemudian, saya ganti lagi, jualan cilok. Nah, ini juga laris banget, alhamdulillah. Ciloknya istimewa soalnya, karena ada isiannya di dalamnya. Enak banget, saya aja ngga bosen-bosen makannya. Jadi untungnya itu ya buat dimakan sendiri, hahaha.. Atuh, suami dan anak-anak juga suka soalnya. Tapi sayang, teman saya ada kendala di produksinya. Sedih banget deh. Padahal saya udah kangen sama ciloknya, banyak yang udah nanyain juga.


Ide jualan
bisnis cilok

Dulu, sambil jualan cilok, saya juga jualan silky dessert. Ini juga enak, semacam puding dari susu gitu. Manisnya pas. Teksturnya lembuuut, kayak sutera. Anak-anak suka banget pokoknya.

Karena kami ini pada doyan makan semua, jadi keuntungan jualannya ya dimakan lagi, hahaha... Habis nggak tega kan kalau anak minta trus nggak dikasih. :D

Nah, sudah lebih dari setahun ini saya nggak jualan cilok dan silky dessert lagi.

Baru mulai beberapa bulan lalu, saya jualan buku. Kebanyakan sih buku-buku anak, karena kebetulan Amay suka baca. Amay itu, meski sudah berlangganan Bobo, tapi masih suka kurang. Emak tekor kan kalau beli buku baru terus? Akhirnya kalau ada buku bekas yang sekiranya bagus, saya beli. Dari situ saya juga jualan buku lainnya.

Alhamdulillah, sambil menyelam minum air, pokoknya, hehe.. Oya, kalau mau follow instagram toko buku online milik saya, silakan follow @ibukabuku yaa.. Dan ditunggu ordernya, xixixi...

Baca juga: Jangan Jadi Online Shop Nyebelin

Oya, sejak beberapa bulan berjualan buku, buku anak yang paling laris di toko saya saat ini, adalah ini:

1. Amazing Series, yang 1 setnya terdapat 11 judul. Meski 1 set, tapi Amazing Series ini dijual terpisah. Dan dari 11 judul buku Amazing Series, dua judul ini adalah yang terlaris. :)

amazing series, buku anak islam yang laris.

amazing series. buku anak islam yang laris. 


2. Fabel di Sekitar Para Nabi
Buku ini berisi kumpulan cerita tentang hewan-hewan dalam Al-Qur'an. Ada kisah tentang rayap ompong yang bertugas merobohkan tongkat Nabi Sulaiman, paus yang ketakutan karena telah menelan Nabi Yunus, laba-laba yang berusaha melindungi Nabi Muhammad dari kejaran kaum kafir, dan masih banyak lagi.

buku anak islam, fabel di sekitar para nabi


3. Kisah-Kisah Birrul Walidain yang Melegenda
Buku ini berisi kisah luar biasa orang-orang saleh yang sangat berbakti kepada orang tua. Kisah-kisahnya pantas untuk dijadikan teladan dan inspirasi bagi kids jaman now. :D

buku anak islam, kisah birrul walidain yang melegenda

Pasti penasaran ya, kenapa saya suka gonta-ganti barang dagangan? Iya, sebenarnya ada beberapa alasan sih.

Pertama, saya belum bisa benar-benar terjun di dunia bisnis, karena saya moody-an. Jadi, selama ini saya berbisnis untuk having fun. Daripada diem, gitu. Saya tau, kalau mau jadi pebisnis sukses, harus stay focus dan keep on track. Tapi, kembali lagi bahwa saya berjualan itu hanya untuk sambilan dan untuk bersenang-senang, jadi saya ingin selamanya begini. Hihi... Kan yang penting hepi.

Kedua, ini mungkin bisa ditebak ya.. Saya menjual benda yang ingin saya miliki. Jadi kalau saya ingin mukena, saya jual mukena. Ketika saya ingin makan cilok, saya jual cilok. Ingin buku, jual buku. Begitu. Semoga sih, bisnis yang terakhir ini bisa saya geluti sampai nanti yaa.. Karena kebutuhan saya dan anak-anak terhadap buku, mungkin nggak akan berhenti selama kami masih haus akan ilmu.

Saya mah mau inget quote di bawah ini aja deh, karena bisnis harus kita kerjakan dengan dan untuk kebahagiaan. :)
A business that makes nothing but money is a poor business. (Henry Ford)
Setuju? :D

Sekarang kita cari tau yuk, bisnisnya Mbak Ran dan Mbak Widut yang berbisnis dengan kondisi Hard of Hearing. :)
Read More

Berkat Geget Sang Kurir Motor, Bisnis Saya Lancar, Pelanggan pun Senang

Sunday, February 14, 2016

Sejak beberapa bulan lalu, saya mulai menjalankan bisnis di bidang kuliner. Memang, posisi saya disini hanya sebagai agen, bukan produsen. Produk yang saya jual ini termasuk memiliki banyak penggemar. Cilok, Siomay dan Puding Susu, siapa yang tidak suka? Makanya, ketika ada kesempatan menjadi agen, saya langsung mengambilnya. Apalagi kebijakan supplier dengan membuat aturan bahwa 1 kota hanya boleh diisi dengan 1 agen memang cukup menguntungkan.


cilok yang sudah direbus dan yang masih dalam packaging, juga beberapa botol puding susu yang siap dikonsumsi

Saya menjalani bisnis ini bukan tanpa kendala. Bukan, kendalanya bukan pada produknya, namun pada sistem pengirimannya.

Cilok dan Siomay yang saya jual, insya Allah tahan setidaknya 3 hari di perjalanan. Produk frozen food ini sudah teruji. Alhamdulillah, selama ini belum ada pelanggan yang komplain atau mengabarkan bahwa produk ini diterima dalam keadaan basi. Untuk informasi, saya pernah mengirim Cilok dan Siomay hingga ke Madiun, Salatiga, Purworejo, Purwodadi, Semarang, bahkan Madura.

Dan untuk puding susu, sedari awal berpromosi memang sudah saya jelaskan bahwa puding susu ini hanya dijual di Solo. Meskipun banyak permintaan dari luar kota seperti Jogja dan Purworejo, namun saya belum berani memenuhinya, karena memang puding ini hanya bisa tahan sehari di suhu ruang. 

Lalu?

Nah, ini dia masalahnya. Jika konsumen datang dari luar kota, biasanya mereka sudah siap dengan biaya pengiriman yang harus dibayarkan. Karena penasaran dan ketagihan dengan rasanya, mereka tidak masalah mengeluarkan biaya tambahan untuk ongkos kirim. Akan tetapi jika pembeli datang dari dalam kota, biasanya mereka lebih perhitungan. "Masa' sama-sama di Solo mesti bayar segitu untuk ongkos kirimnya saja?" seperti itu. Apalagi, jika dikirim dengan jasa ekspedisi, ongkos kirim dihitung per kilogram, makin mahal lagi jadinya.

Awalnya saya sempat bingung. Sempat terpikir untuk mengantarnya sendiri ke rumah para pembeli, namun sebagai pendatang, saya tidak terlalu paham dengan daerah-daerah di luar Solo. Solo Raya itu luas, meliputi; Karanganyar, Boyolali, hingga Sukoharjo. Ditambah lagi dengan kondisi saya sebagai ibu dari dua balita, hal ini menjadi pertimbangan lain. Saya tidak mungkin (lebih tepatnya tidak tega), untuk meninggalkan anak-anak di rumah. Membawa mereka berkeliling pun bukan ide yang bagus juga.

Terkadang saya memberi solusi pada calon pembeli, bagaimana jika kami bertemu di tengah-tengah, supaya sama-sama enak. Ada yang menyanggupi, akan tetapi ada juga yang mengurungkan niat untuk membeli karena urusan ini.

Ini salah satunya.



Saya sempat berpikir lama sekali. Hingga suatu hari, saat seseorang datang ke rumah, saya menawarinya untuk menjadi kurir. Seseorang itu, Geget namanya. Setidaknya sebulan sekali, dia memang selalu silaturrahmi ke rumah kami. Saya ingat dia pernah bercerita bahwa sebelum dia bekerja di kantornya yang sekarang, dia adalah seorang kurir lepas. Pucuk dicinta ulam tiba, ia pun bersedia. :)

Geget saat bersiap mengantar pesanan. Tetap profesional meski diguyur hujan.

Alhamdulillah, sekarang, untuk jasa pengiriman di sekitar Solo Raya, saya menyerahkan urusan ini padanya. Hubungan bisnis kami ini seperti simbiosis mutualisme. Keuntungan-keuntungan yang saya dapat dengan memberdayakan Geget, antara lain:
1. Bisnis saya lancar.
2. Pembeli senang karena barang lebih cepat diterima. Jika menggunakan jasa ekspedisi, biasanya barang baru akan dikirim keesokan harinya.
3. Ongkos pengiriman lebih murah karena tidak tergantung berat barang. Ini membawa keuntungan lain, yaitu, pelanggan menjadi tidak ragu untuk membeli lebih banyak lagi. 
4. Sebagai kurir, Geget pun mendapat penghasilan tambahan. Ini membawa kebahagiaan tersendiri karena saya bisa membuka jalan rezeki untuk orang lain.

testimoni konsumen yang puas dengan produk dan pelayanan kami

Alhamdulillah, karena kesediaan Geget, bisnis saya sudah menemukan celah untuk berkembang. Untuk selanjutnya, saya punya mimpi. Saya ingin membeli kendaraan untuk sarana mengantar pesanan karena selama ini Geget menggunakan sepeda motornya sendiri.

Namun untuk saat ini, kondisi keuangan saya belum memungkinkan untuk membeli sepeda motor baru. Saya pun mulai berpikir untuk menyisihkan sebagian keuntungan dari penjualan cilok, siomay dan puding.

Mungkin ada yang bertanya, "Mengapa saya tidak membeli sepeda motor dengan cara kredit? Bukankah sama saja?" Nah, untuk ini saya mempunyai pertimbangan sendiri. Salah satunya karena saya tidak mempunyai cukup uang untuk membayar uang muka.

"Sekarang dengan Rp 500.000,- saja sudah bisa membawa pulang sepeda motor lho...", mungkin ada yang berkata begitu. Jawaban saya, "Iya, tapi cicilannya akan lebih besar juga." :)

Maka dari itu, saya memilih menabung saja.

Begitu tahu bahwa BTPN menyediakan halaman  http://menabunguntukmemberdayakan.com/ , saya pun membuka dan mencoba simulasi ini, untuk mengira-ira sambil merencanakan jalan untuk membangun mimpi saya.




Setelah link saya buka, muncul halaman di atas. Saya kemudian meng-klik "Mulai Simulasi", lalu muncullah halaman berikut ini,



Saya pun memilih "connect facebook to start" dan setelah itu kita dikoneksikan dengan akun facebook kita.



Setelah muncul halaman berikutnya, saya mulai menimbang-nimbang. Berapa sebaiknya jumlah yang ditabung dan berapa lama?

Saya memutuskan untuk menggeser anak panah ke nominal paling rendah, yaitu Rp 500.000,- dan  di kolom bawahnya, anak panah saya geser ke jangka waktu 2,5 tahun.

Mengapa?

Alasannya, Rp 500.000,- adalah nominal yang umum dikeluarkan setiap bulannya untuk membeli sepeda motor dengan cara kredit. Dan 2,5 tahun adalah jangka waktu yang umumnya diambil untuk melunasi sepeda motor.




Setelah itu, saya pun meng-klik kolom "Lihat Hasil Simulasi" dan keluar halaman ini



Setelah memasukkan nomor handphone saya, saya kembali meng-klik kolom "Lihat Hasil Simulasi", dan keluarlah hasilnya disini




Wah, jadi semakin jelas. Tanpa harus susah-susah menghitung, tinggal klak-klik, hasil bisa kita lihat secara langsung.

Dengan menabung di BTPN sebesar Rp 500.000,- tiap bulannya selama 2,5 tahun, tabungan yang terkumpul adalah Rp 15.981.759. Terbukti ya kalau suku bunganya kompetitif? Dan saya rasa dengan nominal ini sudah cukup untuk membeli sepeda motor baru.

Semoga ke depannya bisnis saya semakin lancar, semakin banyak yang bisa saya sisihkan untuk ditabung, sehingga saya bisa memberdayakan lebih banyak orang lagi. Aamiin. :)


Read More

Stop Minta Gratisan pada Teman

Sunday, December 13, 2015

~~~~
A, seorang penulis yang baru saja menelurkan buku baru. Di status yang ditulisnya di social media, ia mempromosikan buku barunya itu. "Yuk dibeli, sudah tersedia di toko buku, lho..." tulisnya.

Namun ada yang membuatnya agak gimanaaaa gitu, ketika ia membaca seorang temannya berkomentar, "Lemparin bukunya satu, dong." Teman lain berkomentar pula, "Buat teman dekat mah gratis yaa..." Ada pula yang menulis, "Dapat harga teman ngga, nih?" Mungkin komentar-komentar tersebut terlihat biasa saja, dan mungkin ada bumbu basa-basi dan sekedar bercanda. Akan tetapi, tidak begitu bagi A.


Dalam hati - hanya di dalam hatinya - ia berkata, "Mereka pikir membuat buku itu tidak susah? Tahukah mereka aku harus begadang, harus rela meninggalkan anak-anak di rumah demi mencari referensi buku di perpustakaan? Apa mereka tidak tahu, bahwa demi buku ini lahir dengan sukses, aku harus meminta maaf berkali-kali pada suamiku yang kurang mendapat perhatian?"



~~~~

Di tempat lain, sepasang suami istri yang baru menikah beberapa bulan lalu, memutuskan berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja, kemudian merintis bisnis yang sesuai dengan hobinya. Si suami yang hobi merakit komputer, bersinergi dengan si istri yang mantan sekretaris. Mereka menyewa tempat yang strategis untuk berbisnis; jual beli komputer, service komputer, dan jasa pengetikan.

Si suami mulai gencar mempromosikan bisnis barunya ini pada kawan-kawan lamanya. B, kawan lama sejak SMP datang. Tahu bahwa sahabatnya pandai memperbaiki komputer yang rusak, ia datang dengan laptopnya yang sudah lemot. Tak butuh waktu lama, karena si suami ini memang terampil, laptop kawannya pun "sembuh".


Si istri berharap bahwa kedatangan kawan lama suaminya ini merupakan rezeki di awal bisnis yang baru mereka rintis. Si suami pun berharap demikian. Maklum, toko mereka baru, sehingga masih sepi pelanggan. Namun sayang seribu sayang, B tak cukup peka. Ia merasa, sebagai kawan dekat, pantaslah jika ia mendapat service gratis. Sementara si suami tadi, tak enak hati mengeluarkan "tagihan" pada sahabat sendiri. Si istri mulai mengeluh, "Si B ini, nggak menghargai waktu yang udah kebuang. Dia juga ngga mikir, nyervis laptop kan butuh listrik."



~~~~

Dua kisah di atas hanya fiktif belaka, tapi banyak dan sering terjadi. Mentang-mentang teman, selalu minta diskonan, atau yang lebih parah, gratisan.

Lho, emangnya ngga boleh cari gratisan? Ini yang perlu digarisbawahi, mencari berbeda dengan meminta. Cari-cari yang gratis boleh saja (ikutan kuis yang lagi bagi-bagi produk, itu namanya cari gratisan), tapi minta, meskipun pada teman yang kamu anggap dekat sekalipun, sebaiknya jangan.






Ingat, kamu tak pernah tahu, perjuangan seperti apa yang telah dan sedang dilakukan oleh temanmu. Mereka sedang berusaha, dengan karya yang dibuatnya. Hargailah usahanya. Jika memang sedang tidak punya kemampuan membeli, tahan diri untuk tidak meminta.






Sebagai seorang Muslim, saya berpedoman pada hadits Rasulullah SAW. Ada banyak hadits yang melarang kita menjadi peminta-minta.

Hadits pertama:
Tidaklah salah seorang dari kalian yang terus meminta-minta, kecuali kelak di hari kiamat ia akan menemui Allah sementara di wajahnya tak ada sepotong daging pun. (HR. Muslim No. 1724)

Hadits 2:

Barangsiapa meminta-minta pada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api. 

Hadits 3:

Meminta-minta itu merupakan cakaran, yang mana seseorang mencakar wajahnya dengannya. Kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu.

Agak serem ya bunyi haditsnya? Tapi memang begitulah adanya. Ingat kasus suami istri tadi, mereka akhirnya "terpaksa" mengikhlaskan waktu, tenaga, pikiran, dan listrik yang sudah terbuang demi memperbaiki laptop si B, karena mereka "malu" menyodorkan tarif.


Lalu kalau diberi, bagaimana? Ini perkara lain ya... Seseorang mau memberimu sesuatu, pasti ada maksud tertentu. Apakah kamu dianggapnya istimewa, atau ada momen yang sedang ingin dirayakan, atau rezekinya sedang berlimpah. Maka bahagiakanlah mereka yang berniat untuk berbagi.


"Ambillah! Dan bila kamu diberikan sesuatu harta sedangkan kamu tidak mengidam-idamkannya dan tidak pula meminta-minta, maka ambillah. Dan jika tidak demikian maka janganlah kamu mengejarnya dengan hawa nafsumu." (HR. Al-Bukhari No. 1473 dan Muslim No. 1731)


Siapa tahu, ia meyakini hadits yang menyebutkan bahwa jika kita saling memberi hadiah, maka kita akan saling mencintai. Dan bukankah tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah? Ya 'kan? Namun ingat, tahan diri, jaga harga diri.




Read More