Showing posts with label parenting. Show all posts
Showing posts with label parenting. Show all posts

Surat untuk Mas Amay

Wednesday, July 19, 2017

Mas Amay, tak terasa 17 Juli ini, kau t'lah resmi mengenakan seragam putih merah. Tidak Mama sangka kau tumbuh secepat ini. Rasanya baru kemarin Mama menangis di ruang operasi, saat akan melahirkanmu.

Anakku, makin besar engkau, makin besar pula tanggung jawab berada di pundakmu. Mama berterima kasih, karena di bulan Ramadhan yang lalu, kau telah mampu berpuasa hingga maghrib tiba. Ini sesuatu yang sangat membahagiakan Mama, karena di umurmu yang baru enam tahun ini, kau telah terlatih menahan lapar dan dahaga.

Meski begitu, jangan pernah berpuas diri, Nak. Ada banyak PR yang mesti kita lakukan. Mama, kamu juga, harus memperbaiki kualitas ibadah kita sejak sekarang, agar bisa jadi contoh yang baik untuk Adik Aga. Jika latihan puasa telah mampu kau taklukkan selama sebulan (27 hari tepatnya), masih ada PR harian, yaitu memperbaiki kualitas shalat dan mengaji kita.

Mas Amay, jika Mama mengajakmu untuk membaca Al-Qur'an, membimbingmu untuk menghafalnya pelan-pelan, itu tak lain tak bukan hanya untuk kebahagiaanmu.

Mama tau, kau tentu sedih, mungkin juga kesal, ketika Mama menyuruhmu menghentikan aktivitas bermainmu. Tapi percayalah, pengorbananmu ini tak akan sia-sia. Insya Allah, kau akan menikmati waktu luang yang indah kelak, disana.

Anakku, tahukah kamu? Menjadi seorang Ahli Qur'an akan mempermudah perjalananmu. Al-Qur'an bisa menjadi penyelamatmu. Tak hanya itu, Al-Qur'an akan meninggikan derajatmu.

Anakku, tak perlu kamu khawatir. Memang kelihatannya tak mudah. Tapi yakinlah, Allah akan membantumu, memudahkanmu. Bukankah Allah SWT juga sudah berjanji dalam firman-Nya? 
Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran (adz-Dzikr), maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al Qamar:17)” 
Anakku, maaf jika Mama terlalu menuntutmu. Mama hanya ingin hidupmu bahagia, bebas dari rasa cemas menghadapi dunia yang fana. Mama ingin kelak kau menjadi pemimpin yang berjiwa mulia dan bersinar terang dengan Al-Qur'an yang kau genggam. 

Anakku, memang Nabi Muhammad pernah bersabda,
“Siapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur’an.” (HR Abu Daud). 
Ya, orang tua mana yang tak ingin hadiah dari Allah sebuah jubah kemuliaan? Tapi demi kamu anakku, bukan...bukan itu yang Mama kejar. Kesholihanmu lah yang Mama inginkan, supaya kehidupanmu, juga kehidupan Mama menjadi mudah. Mudah di dunia, mudah juga jika kelak kembali ke sana.

Jikalau memang ada jubah kehormatan untuk Mama, Mama akan mempersembahkannya untuk Akung, Uti dan Eyang Buyutmu. Mereka bertiga adalah orang yang paling berjasa dalam mengajari Mama membaca Al-Qur'an dengan benar. Ya, mereka bertiga lah yang paling berhak mendapat jubah kemuliaan, jika kau berhasil menjadi Ahli Qur'an.



Ah..iya... Ini semua memang mimpi Mama. Seperti yang pernah Mama katakan, Mama bukan ingin menang sendiri, menggunakan kamu sebagai alat pemenuh ambisi. Lihatlah, Mama juga berjuang, untuk membuktikan seberapa besar kasih sayang Mama pada kedua orang tua Mama. Dan Mama berharap, kamu juga memiliki mimpi yang sama. :)

Semoga... Semoga kau bisa mewujudkannya. Jangan mudah menyerah yaaa... :)


------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Curhat bareng #bloggerKAH, dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional. Baca tulisan Mbak Rani tentang Abang Han yang akan segera menjadi kakak, dan Mbak Widut tentang K, yang memiliki ibu dengan hard of hearing.
Read More

Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil

Saturday, May 13, 2017

Sheila, Torey Hayden. Photo dari Google.

Saat menerima buku ini dari Mbak Hana Aina (FYI, i got this book for free, bonus dari beli cireng di Etalase Hana, hehe), saya sudah membayangkan akan seperti apa kisah di dalamnya. Torey Hayden yang merupakan seorang psikolog pendidikan sekaligus pengajar yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus, memang sering bercerita tentang anak-anak didiknya lewat sebuah buku. Sebelum Sheila, saya telah membaca Jadie dan Venus, dua buku Torey Hayden lainnya.

Mungkin karena sejak dulu saya tertarik dengan dunia pendidikan, maka buku-buku Torey ini selalu menarik minat saya. Membaca buku-buku Torey Hayden, saya seolah menyaksikan bagaimana Nanny 911 menyelesaikan sebuah masalah. Saya pun banyak belajar dari buku-buku ini. Seperti pemberlakuan reward and punishment. Adanya "time out" dengan menggunakan kursi diam untuk anak yang sedang marah atau bersalah, agar dapat menenangkan diri atau merenungi kesalahannya. Juga adanya reward misalnya dengan ice cream party tiap jumat sore apabila dalam seminggu itu anak-anak dapat bekerja sama menjaga kelas dari kericuhan.

Sekolah tempat saya mengajar dulu menerapkan pola "kosekuensi" sebagai pengganti reward and punishment. Jadi misalnya, "Kalau kamu tidak segera menghabiskan makananmu di snack time, maka waktu bermainmu di outside time akan berkurang. So, if you want to play longer, finish your meal as soon as possible!" Ya, inti dari reward and punishment juga "konsekuensi" ini sebenarnya sama saja, mengajarkan anak untuk bertanggung jawab akan dirinya sendiri.


Jadie, Torey Hayden. Gambar dari Google.

Buku-buku Torey Hayden, tak pernah jauh dari kisah anak terlantar dari keluarga miskin, yang bermasalah, dan rata-rata pernah mengalami kekerasan fisik maupun seksual. Ya, saya menyimpulkannya dari apa yang dialami Jadie dan Venus.

Lalu bagaimana dengan Sheila?

Awalnya saya sedikit lega. Torey menceritakan tentang Sheila yang pernah berlaku kriminal karena telah membakar seorang anak kecil berusia tiga tahun hingga nyaris tewas, dan di tangannya, Sheila sedikit mengalami perkembangan dengan menjadi anak yang terbuka dan mampu mengontrol emosi, meski untuk meluluhkan anak itu sangat tidak mudah.

Ya, setidaknya sampai bab 15 saya tidak menemukan kisah Sheila yang mendapat kekerasan seksual. Tapi kelegaan saya ternyata hanya sampai di halaman 363. Karena, seperti Jadie dan Venus, Sheila kemudian harus mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri.

Di bab 16 ini saya marah, sedih, geram dan akhirnya ikut menangis. Tergambar bagaimana perlakuan si paman pada Sheila, yang tak sanggup saya tuliskan di sini. Anak sekecil itu, sudah harus menanggung beban yang teramat berat. Tapi Torey dengan kasih sayangnya, mencoba memulihkan Sheila dari trauma.

Hubungan Torey dengan Sheila yang kian dekat, membuat Sheila menjadi ketergantungan dengan Torey. Ini menjadi sebuah dilema, karena cepat atau lambat, kelas mereka akan berakhir. Torey akan melanjutkan pendidikannya, dan Sheila akan dipindahkan ke Rumah Sakit Negara. Dalam dunia pendidikan, ini dianggap sebuah kesalahan, karena hubungan guru dan murid seharusnya tidak saling menggantungkan. Beruntung, di akhir cerita, Sheila kemudian bisa memahami perpisahan itu.


**

Dari buku ini dan buku-buku Torey lainnya, saya belajar bahwa perilaku seseorang sangat bergantung dari lingkungan yang membentuknya. Sheila menjadi pribadi yang keras, karena pengalaman hidupnya yang juga keras. Ditinggalkan ibu kandungnya di jalanan dan hidup dengan Papa pemabuk yang bahkan ragu untuk mengakuinya sebagai anak kandung, membuat hatinya sedemikian keras. Ia bahkan tak pernah menangis atau mengeluarkan air mata. Namun kelembutan hati Torey, perlahan bisa membuatnya mengeluarkan emosi hatinya.

Papa Sheila pun tak bisa sepenuhnya disalahkan, karena Torey yakin, ia pun dibentuk oleh lingkungan yang serupa. Ya, pola asuh kita pada anak-anak kita, akan menghasilkan pola asuh yang sama dari anak-anak kita pada cucu-cucu kita nantinya.

So, the choice is yours. Wanna break the chain of violence right now, or let it bloom?
Read More

Mengapa Anak Saya Belum Bisa Bicara?

Saturday, April 1, 2017

2 tahun belum bisa ngomong? Anaknya si ini aja udah cas cis cus tuh.. Padahal umurnya kayaknya lebih muda dari anakmu kan?

Sering dengar "perhatian" semacam itu? Pernah mengalami? Atau mungkin malah Anda pernah jadi "pelaku" yang suka membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lain?

Baca curhatan saya yaa, seorang ibu yang tidak sempurna, yang anaknya baru bisa mengucap beberapa kata sederhana meski usianya sudah lewat dari 2 tahun.

Okay... Setelah pertanyaan soal gigi yang sudah tumbuh atau belum, dilanjutkan dengan sudah bisa jalan apa belum, biasanya yang jadi perhatian berikutnya adalah, sudah bisa bicara atau belum. Nah, ini! Kadang seolah-olah pengen perhatian, tapi perhatiannya justru menyakitkan, karena kalimat yang diucapkan malah jadi menjelek-jelekkan, seolah-olah anak kita "kalah dalam persaingan".

Plis lah, anak kita sedari awal terbentuknya sudah jadi pemenang lho. Dia mengalahkan jutaan sperma yang lain untuk bisa menemui ovum. Kemudian dia tumbuh, dari yang cuma berupa noktah, hingga menjadi bayi yang sempurna. Padahal di awal terbentuknya, mungkin dia tidak cukup mendapat nutrisi karena sang ibu mengalami morning sickness. Lalu setelah usianya 9 bulan (bisa lebih, bahkan bisa kurang), dia berusaha membobol pintu untuk bisa keluar ke dunia, meski terkadang ia harus dibantu keluar melalui pintu di perut ibunya.

Lalu ketika dia sedikit mengalami keterlambatan, begitu mudahnya kita melabeli dia dengan kata-kata yang mengecilkan hatinya, bahkan hati sang ibu pula. 

Hatimu dimana??

Maaf saya emosi.

Ayolah, jika kita tak mampu membahagiakan seseorang, setidaknya jangan membuatnya tenggelam dalam kesedihan. Jika kita tak mampu membantu, maka berusahalah untuk tidak membuatnya semakin gelisah tak menentu. 

Ibu dari si anak barangkali sudah cukup tertekan dengan keterlambatan putranya, maka jangan menambah-nambah rasa khawatirnya dengan kata-kata yang menyesakkan dada.

Kalau ngga mampu berkata baik, lebih baik, Diam!

Kita do'akan saja supaya anak tersebut bisa lekas berbicara. Ohya, dulu waktu kuliah saya pernah belajar tentang speech organ.

speech organ

Ada setidaknya 7 organ bicara yang kita punya, yaitu:
1. Lips / Bibir
Bibir memproduksi huruf /p, b, m/
Jika anak bisa mengucap mama, papa, dan menjawab "ciluk" dengan "ba!", berarti organ bibir ini sudah siap.

2. Teeth / Gigi
Gigi mengambil bagian dalam produksi huruf konsonan. Ada bunyi yang diproduksi oleh gigi atas, ada pula yang diproduksi oleh gigi bawah.

3. Tongue / Lidah
Lidah adalah organ yang sangat penting untuk berbicara. Huruf c, d, j, l, n, r, t, y, z, adalah contoh-contoh huruf yang dihasilkan dari gerakan lidah. Jumlah vokal dihasilkan dengan bantuan lidah. Perbedaan bunyi vokal juga dipengaruhi oleh posisi lidah. 
Terkadang, bayi atau anak-anak masih bingung menggerakkan organ ini untuk menghasilkan bunyi tertentu, sehingga ia lambat berbicara.
Saat ini saya sedang melatih anak saya untuk menggerakkan lidahnya, misalnya dengan mengucap "lalala" sambil bermain-main atau bernyanyi, juga dengan membelikan es krim dan menyuruhnya untuk menjilatnya.

4. Alveolar Ridge
Alveolar ridge adalah bagian antara gigi atas dan langit-langit keras. Suara yang dihasilkan dengan lidah menyentuh alveolar disebut suara alveolar, misalnya /s/, /t/, /d/, dll.

5. Hard Palate / Langit-langit keras

6. Velum (Soft Palate) / Langit-langit lunak
Ini adalah atap mulut, yang memisahkan rongga mulut dan hidung. Bagian terakhir dari langit-langit lunak disebut uvula. Ketika diturunkan, suara nasal /m/. /n/. diproduksi. Ketika ia ditinggikan, udara keluar melewati rongga mulut, dan suara oral /p/, /t/, /k/, /s/, etc, diproduksi.

7. Vocal Cords / Pita Suara
Ini juga tak kalah penting. Fungsi utama pita suara adalah menyuarakan suara.

Dari ketujuh organ di atas, barangkali ada organ yang belum sempurna. Contohnya lidah itu tadi. Jadi, usia 2 tahun belum bisa bicara, tak perlu dicemaskan asalkan dia bisa mengerti apa yang kita ucapkan, karena itu berarti tidak ada masalah dengan pendengarannya.

Faktor lain yang terkadang menjadi penyebab anak belum bisa bicara adalah karena gerakannya yang lincah. Anak yang terlalu aktif bergerak memang cenderung kurang dalam konsentrasi dan fokus.

Jadi bu-ibuuuu, jika bertemu dengan anak yang belum bisa bicara, mari kita doakan saja supaya ia bisa segera bicara. Kita doakan supaya semua organ bicaranya segera siap untuk memproduksi kata-kata. Lagipula, apa gunanya pandai bicara jika kata-katanya menyakiti sesama manusia, ya kan?

Dan untuk ibu-ibu yang putra/putrinya belum lancar berbicara, sabar! Banyak temannya koq. Yang penting kita tidak berhenti melakukan stimulasi. Ajak bicara, ajak bercerita. 
 
 
Kalau dia bisa mengerti kata-kata kita, bisa menjalankan perintah kita, maka tinggal menunggu waktu saja. Kelak akan ada masanya mereka bisa bicara seperti yang lainnya. Dan semoga, kata-kata yang keluar dari mulut putra-putri kita, adalah kata-kata yang baik yaa.. Aamiin.. ❤❤☺☺
 
 
 

Read More

Rekomendasi Buku Kisah Keteladanan untuk Usia 3-7 Tahun

Sunday, March 19, 2017

Seri Kisah Teladan; Menolong Binatang dan Akibat Sombong
Penulis: Idris Sardi
Ilustrator: Rendra M. Ridwan
Penerbit: Muffin Graphics (PT Mizan Pustaka)

Tahun terbit: Cetakan ke-1, Oktober 2014


2 tahun yang lalu, seorang teman menghadiahi Amay 2 buah buku. Teman baik itu bernama Tante Rina. *Hello Tante Rinaaa.. ❤❤* Buku ini baguuus banget. Apa sajakah itu? Yang pertama berjudul "Menolong Binatang", dan yang lainnya berjudul "Akibat Sombong". Sebagus apa buku itu? Baiklah, saya akan ceritakan keduanya.


1. Menolong Binatang

Menolong Binatang, kisah teladan untuk anak usia 3-7 tahun

Buku ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang kehabisan bekal dan kehausan saat menempuh perjalanan yang jauh. Alhamdulillah, akhirnya ia menemukan sumur. Sumur itu tidak memiliki timba, sehingga untuk minum, terpaksa ia harus masuk ke dalamnya. Saat kembali ke atas, ada seekor anjing yang terlihat kehausan. Pemuda itu pun kembali masuk ke dalam sumur tersebut untuk mengambilkan air bagi anjing itu.

Karena kebaikannya pada si anjing, Allah pun mengampuni dosa-dosanya.



Amanah dari cerita di atas, antara lain:
1.       Kita harus berbuat baik pada binatang. Sedekah, meski “hanya” berupa air, ternyata sangat besar nilainya, hingga Allah menghadiahkan surga.

2.       Anjing biasanya merupakan binatang yang dihindari karena najisnya. Tapi karena anjing juga merupakan makhluq ciptaan Allah, kita tetap harus menyayanginya. Toh, najis masih bisa dibersihkan, iya ‘kan? 


2. Akibat Sombong


Akibat Sombong, kisah teladan untuk anak usia 3-7 tahun

Kisah tentang Qarun yang kaya tapi sombong, diceritakan dalam buku ini. Bagaimana Allah mengangkat Qarun dari kemiskinan, hingga kemudian ia berlimpah kekayaan, menjadi pejabat dan memiliki ratusan pelayan, dan ketika Allah menghukum Qarun yang sombong dan kikir dengan menenggelamkan dirinya beserta seluruh harta dan istananya.




Inilah awal mula istilah harta karun itu.

Amanah dari buku ini, adalah:
Harta yang kita miliki sesungguhnya hanya titipan dari Allah SWT. Kapanpun Allah berkehendak mengambilnya, maka bagi-Nya sangatlah mudah. Oleh karena itu, kita tidak boleh sombong dengan apa yang melekat pada kita, karena pada dasarnya kita tidak memiliki apa-apa.


Selain dari isinya yang mengajarkan keteladanan, ada hal lain yang saya sukai dari buku ini.
·         Bahasanya sederhana, mudah dimengerti oleh anak-anak.
·         Ilustrasinya bagus. Meski belum bisa membaca, tapi Amay yang saat itu berumur 4 tahun, bisa memahami isi buku ini dengan hanya membaca gambarnya.
·         Menggunakan “hard paper”, sehingga saya tidak khawatir buku ini akan mudah rusak ketika “dibaca” anak-anak. Kalau tidak salah, istilah untuk buku jenis ini adalah “board book” ya?
·         Tiap suku kata diberi warna yang berbeda. Ini memudahkan sekali ketika Amay belajar membaca. Dan buku berjudul “Menolong Binatang” adalah buku pertama yang berhasil Amay baca dari awal hingga akhir, setelah ia bisa membaca.





Seri Kisah Teladan recommended sekali untuk anak usia 3-7 tahun. Bahkan Aga yang masih batita pun suka. Nah, kalau buku kesukaan Han dan Kevin, kira-kira apa ya? Baca buku anaknya Mbak Rani dan Mbak Widut yaa...
Read More

Seminar Parenting; Bullying yang Bikin Pening

Monday, February 27, 2017

Hari Minggu 12 Pebruari yang lalu, sekolah Amay mengadakan seminar parenting dengan tema "Bullying yang Bikin Pening". Oya, seminar parenting ini sebenarnya adalah program 2 tahunan Komite TKIT Bina Madina dan KBIT ABATA. Kalau biasanya parenting bulanan diadakan per kelas, di rumah salah satu wali murid, kali ini parentingnya serentak. Pembicaranya juga tidak sembarangan. Beliau adalah seorang praktisi pendidikan, kepala sekolah SDII Al-Abidin, Bunda Farida Nur'aini, S. Sos.


Seminar Parenting
Bunda Farida Nur'aini dari SDII Al Abidin, Solo


Tema "bullying" memang sedang hangat-hangatnya dibicarakan ya, setelah beberapa waktu lalu setidaknya tiga orang mahasiswa di sebuah Universitas di Jogja, kehilangan nyawa di tangan seniornya. Iya, atas nama senioritas, terkadang kekerasan memperoleh legalitas. Dengan dalih melatih kekuatan, pukulan dan tendangan dihalalkan.

Lalu, bullying itu apa sih? 

Bullying adalah segala tindakan, baik secara verbal maupun non verbal, yang dilakukan dengan tujuan untuk mengintimidasi seseorang. 

Apakah pelaku bullying itu hanya mereka yang membuat korbannya terluka dan meninggal? Tidak. Ternyata, kita juga bisa termasuk dalam lingkaran pelaku bullying itu. Ingat definisi bullying di atas, tindakan bullying tak hanya berupa kekerasan fisik, tapi termasuk juga kekerasan verbal. Siapa orang tua yang belum pernah membentak anaknya? Mengancam jika anak tidak mau makan, tidak mau tidur siang, tidak mau berbagi dengan adiknya? Saya sering melakukannya. Hiks hiks...😭

Lalu bagaimana cara agar kita sebagai orang tua bisa terhindar dari perilaku bullying?

Kata Bunda Farida; jangan mau kalah dengan masalah. Misalnya; ketika anak tidak mau tidur siang, kita mengancam tidak akan mengajaknya jalan-jalan. Ini berarti kita masih kalah dengan masalah dan kurang kreatif menemukan jalan agar anak mau tidur siang. Padahal ada jalan lain berupa negosiasi.

Oya, kalah dengan masalah, biasanya terjadi karena kita kurang sabar. Kurang sabarnya kita, ada hubungannya dengan anger management juga. Saya pernah menulis tentang Anger Management setelah saya menonton film India berjudul Taare Zameen Par. 


Contoh Tindakan yang Termasuk Bullying

Selain di lingkungan rumah, bullying paling sering terjadi di lingkungan sekolah. Bunda Farida mencontohkan beberapa tindakan yang termasuk kategori bullying lainnya, antara lain:
1. Menyisihkan seseorang dari pergaulan
2. Menyebarkan gosip, membuat julukan yang bersifat ejekan. *Hadeeuuuh, emak-emak tukang gosip, mana suaranyaaa??? *aku bertobat
3. Mengerjai seseorang untuk mempermalukannya
4. Mengintimidasi atau mengancam korban
5. Melukai secara fisik
6. Melakukan pemalakan

Santri membawakan sebuah Drama yang berhubungan dengan tema bullying

Bullying merujuk pada tindakan yang bertujuan untuk menyakiti, dan dilakukan secara berulang. Sang korban biasanya anak yang lebih lemah dibandingkan sang pelaku.

Dampak Bullying:

Dampak bullying sendiri, bagi para korban, antara lain:
1. Depresi
2. Rendahnya kepercayaan diri / minder
3. Pemalu dan penyendiri
4. Merosotnya prestasi akademik
5. Merasa terisolasi dalam pergaulan
6. Terpikir atau bahkan mencoba untuk bunuh diri


Agar Anak Tidak Menjadi Pem-bully

Selanjutnya, sebagai orang tua kita harus aware bahwa anak kita pun berpotensi menjadi pelaku bullying. Untuk itu, berikut ini adalah tips agar putra-putri kita terhindar dari perbuatan tercela ini:
1). Berikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak. Kasih sayang disini bukan berarti kita selalu memanjakan. Memberikan kasih sayang pun perlu ilmu. Seperti ketika memainkan layang-layang, ada saat ia diulur, ada saatnya ditarik.
2). Hindari kekerasan dalam mendidik anak
3). Aturlah penggunaan gadget. Hindari game online yang berbahaya. Hampir semua game online yang ada, mengandung unsur kekerasan dan pornografi, maka jangan diremehkan. Pesan Bunda Farida, "Jangan pernah meremehkan hal kecil. Kalau kita meremehkan yang kecil, kita bisa terjebak pada hal yang lebih besar."
Lalu, apakah anak-anak tidak boleh bermain game? Jawabnya adalah boleh, asal game tersebut halal dan thoyyib. Bagaimana game yang halal itu? Game yang halal adalah game yang tidak ada unsur pornografi dan kekerasannya. Sedangkan thoyyib yang dimaksud adalah, dibatasi intensitasnya, maksimal 1 jam sehari.
4). Terapkan reward dan punishment pada anak


Agar Anak Tidak Menjadi Korban Bullying

Selain itu, agar anak-anak kita tidak menjadi korban bullying, berikut ini adalah hal-hal yang bisa kita terapkan:
1. Ajak anak untuk selalu bercerita tentang kejadian yang dialaminya. Dengarkan dengan seksama.
2. Ajarkan anak untuk berkata "tidak", jika akan dipaksa temannya.
3. Libatkan anak dalam kegiatan bersama teman-temannya agar tidak terlihat menyendiri.
4. Ajarkan anak untuk melapor pada guru jika mengalami bullying di lingkungan sekolah.


Ciri Anak yang Rentan Dibully

Ini adalah ciri-ciri anak yang rentan dibully:
1. Anak yang pendiam, diapa-apain ngga ada perlawanan.
2. Anak yang cengeng. Anak yang setiap keinginannya dituruti, biasanya akan tumbuh menjadi anak yang cengeng.
3. Anak yang terlalu dimanja. Anak yang terlalu dimanja, maka pertahanan tubuhnya akan lemah. Bertengkar memang tidak baik, namun di sisi lain, "bertengkar" juga mempunyai sisi positif. Sisi positifnya adalah, anak menjadi tahu cara menyelesaikan masalah.

Tentang anak yang dimanja tadi, saya jadi ingat, Tere Liye pernah menulis: "Sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya. Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasanya, jika kita bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."

Ini bukan berarti bahwa perilaku bullying itu diperbolehkan untuk menempa seseorang menjadi kuat atau tidak manja yaa. Bagaimanapun juga, bullying is not cool and it is a crime. Jadi jika putra-putri kita, atau orang terdekat kita menunjukkan perubahan perilaku seperti menjadi pendiam, sering menyendiri, menjadi pemurung, menangis secara diam-diam atau memiliki luka fisik yang tak biasa, kita harus segera tanggap. Jangan sampai terlambat, karena dampaknya bisa lebih buruk di masa yang akan datang.

Coba perhatikan video ini. Betapa bullying dapat berdampak buruk terhadap psikologis seseorang dalam jangka waktu yang tak sebentar. Proses penyembuhannya memerlukan waktu yang amat panjang. So, if you see someone being bullied, make it stop. Let's put an end to Bullying.


Read More

Hello, Salam dari Saya, Ibu yang Tak Sempurna!

Monday, December 19, 2016

Perang antar Mama masih sering kita temui hingga saat ini. Topiknya pun bermacam-macam. Mulai dari sufor vs ASI, popok kain vs diapers, sectio caesar vs partus spontan, homemade baby food vs MPASI instan, dan lain-lain.

Jadi ibu masa kini, apalagi bagi para ibu yang aktif berselancar di dunia maya, mesti punya hati yang seluas samudera. Salah-salah, bisa stress karena membaca status orang lain yang seolah-olah menghakimi kita, hehe... Tak hanya di dunia maya saja sebenarnya, kebesaran hati juga amat diperlukan ketika menghadapi pendapat orang lain akan hidup kita, di dunia nyata.

Saya ibu dari dua anak, yang memang sudah terlihat berbeda tak hanya dari fisik, tapi juga dari cara melahirkannya. Amay, si sulung, dikeluarkan paksa melalui perut saya. Dan Aga, adiknya, saya lahirkan per vaginam.

Komentar orang-orang pada Amay dan Aga bermacam-macam. Amay yang secara fisik mirip saya, -kurus dan terlihat seperti tulang berjalan-, dan Aga yang dari perawakan hingga struktur giginya mirip sekali dengan sang papa.

Aga 2 tahun

Amay, 2 tahun


Orang-orang sering membandingkan keduanya. Dulu, waktu saya belum memiliki Aga, komentar pedas mesti saya telan, sendirian. Saya pernah dibilang hanya mengurusi suami dan mengabaikan Amay, karena Amay bertubuh kecil. Kadang mereka yang berkomentar memang tak memikirkan bagaimana perasaan saya yaaa... Padahal kalau dipikir-pikir, ibu mana sih yang tak ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya? Ibu mana yang tak ingin melihat anaknya tumbuh "normal" seperti "dambaan" orang lain?

Kenapa kata normal dan dambaan saya beri tanda petik? Ya karena sering saya jumpai seseorang sedang mengharapkan anak orang lain tumbuh seperti yang dia inginkan. Padahal ibu si anak mah biasa aja.

Contoh kasus, "Amay beratnya berapa? Kelihatannya kurus ya? Minum susu nggak?" dan ketika saya jawab bahwa Amay ini full ASI sampai umur 2 tahun, ditambahi lagi deh kalimatnya, "Ooh...mestinya dikasih susu biar agak berisi. Kasihan lho, kayak anak kurang gizi." 😬😤

Ada yang begitu? Adaaaa... Saya sudah kenyang dengan sindiran seperti itu. Awalnya sih saya selalu jawab, "Amay ini doyan buah, doyan sayur juga lho... Makannya juga lahap koq." Tapi lama-kelamaan seiring dengan imunitas saya yang makin kebal terhadap nyinyiran, saya ladeni mereka dengan satu senyum saja. 😊

Amay kan memang seperti saya, mau makan sebanyak apa, badannya cuma segitu-gitu aja. Bisa naik paling sekilo-dua kilo, itu pun perlu waktu berbulan-bulan. Susahnya tuh ya, udah susah payah menaikkan berat badan, eeeh, langsung turun drastis hanya karena demam dua hari.

Beda dengan Amay, Aga, adiknya punya badan yang lebih montok. Orang-orang ngga akan percaya kalau Aga ini makan karbo-nya hanya sedikit. Jumlah suapan Aga itu ya, paling hanya sekitaran 6-10 suap sendok bayi. Tapi alhamdulillah Aga masih doyan sayur, meski dia hanya suka buah-buahan tertentu saja.

Kalau ditanya, koq bisa? Ya jawabnya takdir, hihihi... Aga sama lincahnya dengan Amay koq. Dia hobi banget main bola. Dia juga sering jalan cepat -kalau belum bisa dikatakan berlari- kesana kemari.


Dari rahim saya sudah lahir dua macam anak dengan perawakan tubuh yang berbeda. Monggo aja sih kalau masih mau nge-judge saya. Atau mau bilang saya lebih sayang Aga daripada Amay? It's a big NO!! Saya selalu berusaha memberikan kasih sayang yang sama pada dua anak laki-laki saya. Bahkan kalau boleh cerita yaa, saya dulu malah sering menangis waktu Aga bayi. Saya sering menangis karena merasa mengabaikan Amay. Mungkin itu termasuk baby blues syndrome. Tapi alhamdulillah ngga lama koq, dan saya mulai mencintai Aga sebesar cinta saya pada kakaknya.


Belum selesai soal berat badan, "keresahan mereka" merambah ke perkembangan fisik anak-anak saya.

Umur 8 bulan, gigi Amay belum keluar. Sedangkan teman sepantarannya yang lahir 2 minggu setelah Amay, sudah punya 2 gigi seri. Sambil bercanda, ibu si bayi bilang, "Untumu ndi, May? Iki wis biso nglethuk balung lho. (gigimu mana, May? Ini aja udah bisa makan tulang lho)"

Saya tau dia hanya bercanda. Tapi candaannya yang terus menerus dilontarkan tiap kami berjumpa, mau ngga mau bikin saya rendah diri juga. Apalagi gigi Amay yang terlambat tumbuh itu sempat membuat saya khawatir kalau-kalau Amay memang ngga punya gigi. Tapi alhamdulillah, umur 12 bulan, gigi seri bagian kiri atasnya muncul juga.

Amay 1 tahun, masih titah, gigi baru 1

Yup, gigi Amay yang tumbuh pertama itu adalah kado ulang tahunnya dari Allah. 😂

Nah, belajar dari pertumbuhan Amay, ketika di umur 8 bulan gigi Aga belum tumbuh, dan kejadian ini kembali "meresahkan" tetangga saya, saya mencoba menenangkan mereka dengan berkata, "Tenang...dulu Amay punya gigi pas umur 12 bulan." Alhamdulillah, mereka jadi tidak khawatir lagi. 😜

Urusan gigi sudah terlewati. Lalu apalagi?


Jalan.

"Maaayyy...lomba lari yuk, May!" dan saat itu Amay baru merangkak. Teman Amay yang 2 minggu lebih muda dari Amay itu sudah bisa jalan. Dia memang tidak melalui proses merangkak seperti Amay. Tapi Amay dibilang keasikan merangkak jadi males jalan.

Sabar...sabar... Dan tibalah saat yang dinanti-nanti, Amay bisa berjalan di umur 15 bulan. Hal ini saya jadikan acuan untuk perkembangan Aga. Sama dengan kakaknya, Aga juga melangkahkan kaki pertamanya di usia ini. Catatan ini saya jadikan senjata untuk menenangkan mereka yang resah dengan kemampuan berjalan Aga yang katanya cukup terlambat. 😀

Ngga apa-apa, saya mah santai orangnya. Lha wong kata ibu saya, Mas Pepi juga bisa jalan umur 18 bulan koq.😇

Selesai urusan jalan, yang masih saya hadapi saat ini adalah kemampuan bicara Aga. Aga kini 25 bulan dan kosa katanya baru beberapa saja.



Iya, Aga baru bisa mengucap "Ma, Pa, top! (stop!), dan ua (dari kata "aqua", minum maksudnya)" Entah darimana dia dapat kosakata terakhir itu. Padahal kami juga selalu mengatakan "mimik" atau "minum". Dan untuk kata "top!", itu karena setiap keluar dari kamar mandi, kami memintanya untuk berdiri di atas keset dulu. "Stop! Jangan jalan-jalan dulu nanti kepeleset!" gitu. Nah sekarang tanpa dikomando pun dia akan bilang "stop!" sendiri.

Apa saya ngga khawatir melihat Aga yang belum bisa bicara banyak kata? Tentu saja kekhawatiran itu ada. Tapi saya mencoba mengingat perkembangan Amay waktu dulu. Amay bisa mengucap kata "pipis" di usia 26 bulan. Ini yang mempermudah proses toilet training-nya dahulu. Di usia 26 bulan juga, Amay bisa mengucap kata "putuk" yang berarti "tutup", dan beberapa kata lain yang konsonannya masih terbalik-balik.

Mohon do'anya saja ya, supaya Aga segera bisa bicara banyak kata. 😊😊



Tulisan ini adalah curhat bareng dengan bloggerKAH. Baca tulisan Rani R Tyas disini, Widut disini, dan tamu kita Irawati Hamid disini
Read More

Dengan Tempra, Liburan Asik Tanpa Terusik

Sunday, October 9, 2016

Setelah Amay resmi menjadi anak sekolahan, waktu liburan kami memang menjadi sedikit terbatas. Untuk pergi ke tempat yang jauh, kami harus menunggu libur panjang. Padahal dulu, kapanpun kami mau, kami bisa mengikuti kemana Papa Amay pergi. Misalnya, ketika beliau ada janji dengan klien di Malang, kami ikut sekaligus menyempatkan mengunjungi Jatim Park 2.

Sekarang, kami bahkan hampir tak pernah pergi jauh. Apalagi kemudian lahir Aga, makin rempong jadinya. Tapi, itu bukan berarti kami tak pernah kemana-mana yaa... Jika ada libur panjang, kami biasanya pergi ke rumah kakek dan neneknya anak-anak. Pokoknya, tujuan liburan kami adalah antara Purworejo dan Majalengka, meski di bulan Maret yang lalu kami sempat mengunjungi Aki dan Nin yang sedang dinas di Makassar juga.

Pantai Losari, Makassar
Car Free Day di Pantai Losari


Tapiii...masa iya harus nunggu libur panjang hanya untuk sekedar having fun? Setelah Senin hingga Jumat hari-hari kami dipenuhi dengan sibuk dan penat, tentu kami memerlukan mood booster agar kami tetap sehat secara jasmani dan rohani.

Ngga perlu jauh-jauh koq. Biasanya, kami menghabiskan akhir minggu kami dengan berenang di kolam renang umum dekat rumah. Sambil berenang, sambil menunggu makanan yang kami pesan terhidang di hadapan. Surgaaaa, meski mungkin bagi orang lain terlihat sederhana. :)

Saya dan suami tak pandai berenang. Jadi, mengajak Amay dan Aga "nyemplung" ke kolam yang tak terlalu dalam, tak akan membuat aib kami terbongkar. Hihihi...iya, tulisan inilah yang kemudian membongkar semuanya. :D 

Sejujurnya, terkadang kita butuh berteriak untuk melepaskan beban, bukan? Dengan hanya saling mencipratkan air, kami serasa ada di puncak bahagia, karena beban pikiran yang pekat dan penat telah mengangkasa. Menguap ke udara. 

Berenang di kolam renang umum juga mengajarkan anak-anak untuk berani dan berbagi. 

Bertemu dengan orang-orang yang tidak kita kenal kemudian berkumpul dalam satu tempat tertentu (kolam renang, red), terkadang membuat rasa tak nyaman. Tapi disinilah anak-anak belajar. Bahwa anak-anak tak perlu takut dengan keberadaan mereka, karena posisi kita sama, sebagai pengguna. Selain itu, berenang di kolam renang umum juga sekaligus mengajarkan mereka untuk berbagi kenyamanan. Iya, 'kan kita tidak bisa mengklaim suatu wilayah tertentu sebagai wilayah kita saja. Ada hak orang lain disana.

Tapi mengajarkan mereka untuk berani, bukan hal yang mudah lho...

Aga misalnya, dia masih sering merasa takut saat kami mengajaknya "nyemplung". Aga memang berbeda dengan kakaknya. Amay, sang kakak, suka sekali berenang. Di usia yang sama dengan Aga, Amay bahkan sudah berani meluncur di perosotan, tapi tentu tetap ditemani orang dewasa di belakangnya.

Amay kecil, berenang di kolam renang Marcopolo Bogor

Proses dari takut menuju berani Amay pun lebih cepat dibanding Aga.

Lalu, apakah bujuk rayu kami berhasil? Nah, ini adalah beberapa hal yang kami lakukan agar Aga berani "nyemplung" ke air;
1. Mengatakan bahwa ia tak perlu takut, karena kami ada untuk menjaganya -- "Aga nggak usah takut, kan ada Mama, ada Papa."
2. Mengenalkan air dari pinggiran kolam. Bersikap santai dan selalu menunjukkan bahwa bermain air itu menyenangkan.
3. Menggendongnya selalu agar ia merasa aman dan nyaman. Setelah Aga tak lagi tegang, gendong, lalu perlahan-lahan masuk ke dalam air. Dijamin, ia akan tegang lagi, hahaha.. Iya lah, kan masih ngeri. :)
Kira-kira seperti yang terlihat dalam foto ini: 
 
Amay kecil berenang di kolam renang Marcopolo, Bogor


Baca: Marcopolo, Kolam Renang Mewah di Kota Hujan Bogor

4. Ajak ia bercanda, sambil terus meyakinkan bahwa ia tak perlu takut karena ada Mama dan Papa yang menjaganya. Teruuus saja katakan itu.

5. Nah, lama-kelamaan, Aga mulai berani. Ia bahkan meminta duduk sendiri di pinggir kolam. Tak ada tangis yang mengiris karena rasa takut yang akut. :D

Karena berenang seolah menjadi sebuah rutinitas di akhir minggu, terkadang Amay "menagih" kami untuk melakukannya lagi, lagi, dan lagi. Ngga masalah sih, selama kondisi badan fit. Tapi, akhir-akhir ini, cuaca 'kan sering berubah drastis. Di Solo, seminggu terakhir ini bahkan hujan turun setiap hari. Hal ini membuat kondisi anak-anak kurang sehat. Amay bahkan sempat demam hingga 2 hari.
 
Kalau anak demam, apa yang saya lakukan sebagai seorang ibu?

Nah ini... Para ibu biasanya jadi bersusah hati jika anak-anak jatuh sakit. Pasti lah... Jika biasanya rumah selalu penuh dengan teriakan-teriakan "gembira bercampur marah", kini berganti menjadi tangisan. 
Amay ketika badannya panas, sering mengigau. :(

Saya biasanya memberikan Paracetamol ketika Amay demam. Paracetamol (acetaminophen) adalah pereda nyeri dan pereda demam. Paracetamol digunakan untuk mengobati berbagai kondisi seperti sakit kepala, nyeri otot, arthritis, sakit punggung, sakit gigi, pilek, dan demam.

Informasi Penting Seputar Paracetamol


Ada banyak merek dan bentuk paracetamol yang tersedia di pasaran. Saya biasanya memberikan paracetamol yang memiliki rasa buah-buahan, sehingga anak-anak tidak "takut" dengan rasanya. Dan Tempra, adalah pilihan yang tepat, karena Tempra cepat menurunkan demam. Tempra bekerja langsung di pusat panas. Kelebihan Tempra inilah yang membuatnya banyak direkomendasikan secara turun-temurun.

Jangan menggunakan dosis berlebih dari yang direkomendasikan, karena overdosis paracetamol dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati. 

Jumlah maksimum paracetamol untuk orang dewasa adalah 1 gram (1000 mg) per dosis dan 4 gram (4000 mg) per hari. Untuk anak-anak, gunakan dosis sesuai anjuran yang tertera pada kemasan. Bila perlu, berikan satu dosis setiap 4 jam, namun tidak boleh lebih dari 5 kali sehari.

Untuk Amay yang usianya 5 tahun, dosisnya adalah 7,5 ml. Dalam 5 ml Tempra Syrup, terkandung 160 mg paracetamol. Untuk Aga yang usianya kurang dari 2 tahun, saya harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. 

Berikan paracetamol dengan sendok takar khusus, dan bukan dengan sendok makan. Pada Tempra Syrup sudah tersedia gelas takar dengan dosis yang tepat di dalam kemasan. (Lihat foto, gelas takarnya berwarna bening, ada di tutup botol)

Tempra, paracetamol untuk anak-anak

Berhentilah menggunakan paracetamol dan segera hubungi dokter, jika: 
- Masih mengalami demam setelah 3 hari penggunaan
- Masih memiliki rasa sakit setelah 7 hari penggunaan (pada anak, setelah 5 hari penggunaan)
- Keluar ruam-ruam pada kulit, sakit kepala yang terus berlangsung, mengalami kemerahan pada kulit atau muncul pembengkakan
- Gejala bertambah buruk, atau muncul gejala baru

Selanjutnya, yang harus diingat adalah, simpan paracetamol di suhu kamar (25 dercel - 30 dercel), dan hindarkan dari sinar matahari langsung. Jauhkan juga dari jangkauan anak-anak.


Sekarang, Alhamdulillah Amay sudah sehat. Untuk berenang lagi, mari kita tunggu hingga cuaca bersahabat. :)




Sumber bacaan; 

https://www.drugs.com/paracetamol.html


Read More

Belajar Jadi Ibu Kreatif dari Mbak Anis Khoir

Thursday, September 29, 2016

Memiliki dua orang anak, Amay dan Aga, menuntut saya untuk menjadi ibu yang kreatif. Apalagi sejak Amay kecil, dia suka "mengerjai" mamanya ini, sehingga mamanya harus mau belajar, belajar, dan belajar lagi. Padahal, saya ini sebenarnya agak pemalas. Saat Amay berumur dua tahun dan sudah pandai bicara (baca; memerintah mamanya), dia suka sekali meminta saya menggambar benda-benda yang disebutnya. Lebah, kuda, robot, dan lain-lain, padahal yang saya bisa cuma menggambar gunung, awan, matahari dan bunga. :D

Pernah suatu kali saya menggambarkan lebah yang dimintanya, tapi Pak Yopie bilang, lebah yang saya gambar malah mirip kutu -_-. Kan saya mutung-kasarung jadinya. Herannya itu anak, sudah tau kalau papanya lebih jago menggambar, tapi tetep keukeuh nyuruh mamanya yang menggambar. Ngga ada kata yang lebih tepat dari "mengerjai" 'kan?

Robot by Mama, atas perintah Tuan Amay

Sejak kecil Amay memang sudah menyukai spidol dan buku. Dia suka sekali dibacakan buku. Ini yang membuat saya semangat mendongeng sebelum tidur. Amay juga hobi berpura-pura  membaca buku sejak kecil. Ketertarikannya pada buku, kadang membuat buku-buku yang saya belikan untuknya sobek-sobek, wkwkwk... Ini karena dia over excited kayaknya. :D

Buku menambah besar rasa ingin tahunya. Ini juga yang membuat dia lebih mudah belajar membaca, karena keinginan untuk bisa membaca buku-buku kesukaannya, lahir dari dalam dirinya sendiri. Hobi menggambar Amay juga memudahkannya dalam belajar menulis. Iya, terkadang dia bertanya bagaimana cara menulis benda yang sudah digambarnya. Dari situlah dia belajar mengenal huruf, merangkainya menjadi suku kata, kemudian dari suku kata itu dia belajar menyusun kata, hingga menjadi sebuah kalimat.


Amay saat berumur 6 bulan, bergaya di depan buku

Hobi Amay tidak hanya menggambar dan menulis. Tangannya yang tidak bisa diam, terkadang menghasilkan sesuatu yang menakjubkan. Umur dua tahun kurang dua bulan (Januari 2013), dia sudah pandai menyusun lego dan menamainya. Dari bentuknya sih, masuk akal untuk anak seumuran dia. 


Pesawat Amay

Kuda by Amay

Mamanya ini mesti dipaksa sedikit kreatif supaya Amay betah di rumah. Untuk itulah, kadang kami bermain-main seperti membuat Puzzle Sederhana untuk Anak 3 Tahun.

Dari tadi ngomongin Amaaaaayy terus. Kapan dong ceritain tentang Aga?

Maaaafff, anak ke dua saya ini ternyata agak berbeda dengan kakaknya. Dia belum menunjukkan ketertarikan pada buku. Kalau kakaknya mainan lego pun, dia jarang sekali nimbrung. Aga paling suka main bola. Para tetangga pun hapal, Aga lebih sering menendang bola dengan kaki kiri. Kebiasaannya yang agak bikin malu mamanya adalah masuk rumah tetangga yang punya banyak bola. Nggak tanggung-tanggung, dia suka banget ngambil bola "beneran" yang cukup berat. *Ntar yaa..kapan-kapan Mama beliin bola yang kayak gitu, wkwkwk... Gantian sama kebutuhan yang lainnya dulu >_<

Saya sampai bingung mau ngajak main apaaaa ya? Baca buku ngga mau, menggunting ngga suka, menggambar apalagi. Tapiii, suatu hari saya nemu ide. Dari www.aniskhoir.com yang dipunyai oleh Mba Anis Khoir, saya jadi pengen mainan Ublek. 


Di blog yang ber-tagline Jejak, Makna, dan Inspirasi itu, Mbak Anis memberikan banyak tips-tips parenting. Kegiatan yang dilakukannya untuk menstimulasi baby Wan, menunjukkan bahwa Mbak Anis adalah seorang ibu yang kreatif. Lulusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Gresik yang katanya tidak menyukai Matematika ini, mungkin lebih cocok jadi guru TK ya? Xixixixi...

Oya, kalau kita mampir ke blognya lalu meng-klik label Parenting di sisi kanan atas, maka tulisan yang akan kita temui mungkin sama dengan yang kita temukan di label Kid atau Keluarga. Mbak Anis rupanya mengalami kebingungan yang sama dengan yang saya rasakan, xixixi.. Beberapa tulisan saya pun ada yang double categorized. Ini karena saya merasa bahwa suatu tulisan bisa masuk ke dalam kategori ini, itu dan ono. :v

Yuk Mbak Anis, kita pilah-pilih lagi dengan detail, supaya pengunjung lebih nyaman mampir ke blog kita. Yah, walaupun content is still the king sih yaa.. Apalagi tulisan-tulisan Mbak Anis kan memang sukses menjejak, memberi makna dan menginspirasi kita semua (terutama para ibu), sesuai dengan harapan manis Mbak Anis akan blognya. :)

Untuk teman-teman yang ingin berkenalan dan sama-sama belajar bareng Mbak Anis, bisa banget kunjungi sosial medianya disini: 
Blog: www.aniskhoir.com
IG: @anis_khoir01
twitter: @anis_khoir01
Facebook: Anis Khoir
Read More

Mini Project with Amay (Pictbook)

Thursday, June 2, 2016

Hari ini Amay pulang awal dari sekolah. Dan kebetulan saya sedang agak selow karena urusan memasak sudah beres di tangan tante Opik. Jadi, mau ngapain kita hari ini?

Berhubung anak-anak (Amay dan Aga) masing-masing sudah memegang  crayon dan kertas, ya sudah, kita menggambar saja yaa... Tapi, menggambar apa?

Lalu tiba-tiba "tring", muncul bohlam di atas kepala. Kita bikin pict-book yuk. Pictorial book alias buku bergambar gitu. Yaa, pict-book ala-ala lah...

Idenya? Aha, saya kan punya satu cernak andalan. Iya, andalan, karena baru 1 itu saja cerita anak karya saya. Pasti bisa nebak deh, hihi, yoiii...yang dulu pernah keluar jadi juara HARAPAN 2 (mesti pake capslock karena emang bener-bener cuma harapan, tapi bangganya ampun-ampunan) di Nusantara Bertutur 2 tahun lalu. *2 tahun lalu boook, dan gak nambah-nambah >_<

Dan memang karena ini bener-bener satu-satunya karya yang saya punya, saya hapal dong jalan ceritanya, meski saya ngga pegang karya aslinya. Yaa, beda-beda dikit kalimatnya ngga apa-apa lah ya, yang penting jalan ceritanya masih sama. Namanya juga spontanitas alias dadakan, ya 'kan? *wehehe, dadakan, kayak tahu bulet aja, gorengnya dadakan, lima ratusan. :D

Jadi kali ini, saya yang menulis naskahnya, Amay sebagai ilustratornya. :) 

(Sebelumnya, khawatir tulisan tangan saya ngga kebaca, jadi saya salinkan saja. Maklum, sambil momong Aga. ^_^)

Judulnya:

IPUNG BELAJAR BERSYUKUR



1. Ada seekor kupu-kupu bernama Pupu. Ia dan Ipung sahabatnya, terbang ke sebuah taman. (Pada Amay saya menginstruksikan untuk menggambar kupu-kupu dan capung yang sedang terbang di area taman. Jika mewarnainya masih kurang rapi, mohon dimaklumi yaa, hihi... Amay lebih piawai menggambar dengan pulpen. Dan maaf, mata kupu-kupu dan capungnya tak terlihat. :p)

2. Di taman, mereka melihat anak-anak yang sedang berlari. Ipung si capung berkata, "Bahagianya menjadi manusia, mereka memiliki kaki untuk berlari." 
Pupu menyahut, "Kita harus bersyukur, Pung. Kita bisa terbang, sedangkan mereka tidak." 
(Di cerpen aslinya kalau tidak salah, ada adegan salah satu anak berkata pada temannya, "Aku ingin bisa terbang seperti kupu-kupu dan capung itu." dan itu membuat Ipung si capung merenung.)

Oya, saat menggambar ilustrasi halaman ke 2 ini, Amay sempat ragu menggambar anak-anak yang sedang berlari. Tapi ternyata hasilnya, bagi saya, lumayan lah yaa.. :D



3. Tak jauh dari mereka, terlihat seorang anak sedang menggambar. Ipung mendekatinya, namun raut wajahnya berubah menjadi muram.
"Lihat Pu, anak ini menggambarmu. Dia tidak suka padaku. Sayapmu memang indah dan berwarna-warni, tak seperti punyaku." kata Ipung sedih.
(Pada cerita di halaman ini, saya meminta Amay menggambar seorang anak yang sedang melukis. Ternyata, Amay mengerti apa yang saya mau. :D)

4. Pupu berusaha menghibur sahabatnya itu. Ia berkata, "Pung, Tuhan menciptakan kita dengan kelebihannya sendiri-sendiri. Kamu pun punya kelebihan, hanya saja kamu belum menemukannya."
Ipung terdiam, mencerna kata-kata Pupu.
Tiba-tiba sebuah benda dengan suara keras melintas di atas mereka.


5. "Benda apa itu?" seru Ipung. "Ayo kita kejar!" Ia pun langsung melesat pergi tanpa menunggu Pupu. Pupu pun berusaha mengejar Ipung meski terengah-engah.
Ternyata benda itu berhenti di sebuah lapangan. Ipung berhenti memandanginya dari jauh. Pupu menyusul kemudian, "Duh...Ipung, terbangmu cepat sekali. Aku kelelahan." ujar Pupu mengeluh.
(rasanya pengen lihat naskah aslinya, lalu saya edit lagi kalimat-kalimat ini. :v)

6. "Itu apa ya, Pu?" tanya Ipung penasaran.
"Itu namanya Helikopter." jawab Pupu. "Ohya, aku baru ingat. Coba lihat bentuknya!"
Ipung menuruti perintah Pupu, namun masih belum mengerti.
"Bentuk Helikopter mirip dengan bentuk tubuhmu, 'kan?" tanya Pupu.
"Wah, iyakah? Sepertinya memang begitu. Tapi mengapa dia meniru bentuk tubuhku?" Ipung semakin penasaran.
Pupu pun menjelaskan, "Karena terbangmu cepat, Pung. Manusia ingin bisa cepat sampai ke tempat tujuan."
Ipung mengangguk tanda mengerti.
"Sekarang percaya 'kan, kalau tiap makhluq mempunyai kelebihan sendiri-sendiri?" tanya Pupu. (seharusnya ada tambahan. "Tubuhku memang berwarna-warni, tapi aku tidak bisa terbang secepat dirimu.")
"Iya Pu... Sekarang aku akan lebih bersyukur. Terima kasih, Pu..."
Ipung dan Pupu pun menyatukan sayap mereka kemudian terbang bersama.

*halaman 6 belum dibuat ilustrasinya karena Amay sudah lelah. :v

Yah, jadi begitulah kegiatan kami seharian tadi. Acara menggambar ini diselingi dengan kegiatan menggoreng mendoan dan meninabobokan Dek Aga. :D

Semoga, kita jadi lebih pandai bersyukur, dan semogaaa, kami berdua benar-benar bisa membuat pictorial book bersama-sama. Aamiin... :)
Read More

Nestle Dancow Explore The World di Luwes Kestalan Solo

Monday, May 23, 2016

Hai haaiiii...

Mau cerita. Beberapa kali Amay bertanya, “Mama, kita ke Jepang-nya hari apa?” dan saya dibuat bingung karenanya. Saya sudah mengatakan bahwa kami mungkin bisa pergi ke Jepang, tapi nanti, jika sudah datang waktu yang tepat dan dana yang cukup.

Hehe, kenapa Amay sampai sebegitu inginnya pergi ke Jepang? Ini karena dia ingin bertemu dengan Totoro, tokoh hantu lucu dalam film My Neighbour Totoro. Filmnya sudah pernah saya review juga disini.

Anak-anak memang kadang keinginannya aneh-aneh, hehe... Tapi, mungkin keinginan ini bisa dicicil dengan ikutan Nestle Dancow Explore The World yang akan digelar di Solo, Jawa Tengah. Iya, karena disana bakal ada photo booth dengan Japan Theme. Wah, sounds great, ya ‘kan?


Disana, Amay juga anak-anak lain akan tau bahwa di Jepang ada bunga cantik bernama Sakura. Selain itu, ada kegiatan seru lainnya di Creativity Area, antara lain bermain Origami, Mewarnai, juga bermain Puzzle dan Lego. Tidak hanya itu, Momma dan Poppa juga bisa melakukan konsultasi mengenai tumbuh kembang anak dengan Psikolog dan Ahli Gizi. Hhmmm...pasti tertarik ‘kan?



Hanya ada Japan Backyard kah?
No, tentu tidak...
Ada juga Indonesia Beach. Kenapa Indonesia Beach? Karena Indonesia identik dengan Pulau Bali, dan Bali terkenal dengan pantai-pantainya yang indah. Di Indonesia Beach, anak-anak bisa bermain pasir, memancing, berfoto dengan lumba-lumba, juga berfoto dengan background keindahan Bali.



Wah, seru ya acaranya...

Iya...

Masih ada lagi?

Masiiiih...
Selain keseruan yang bisa dirasakan di Japan Backyard dan Indonesia Beach, ada pula yang saaaangat menarik di Stage. Gimana engga? JIKUSTIK, band keren dari Jogja itu akan tampil untuk menghibur para pengunjung. Wah, pasti Momma-Momma jadi girang nih. :D
Tak hanya itu, ada pula performance dari adik-adik kita yang berbakat, juga akan ada beberapa kegiatan yang melibatkan Mom and Kid, seperti; Mom and Kid Coloring Time, Mom and Kid Fun Games, dan Mom and Kid Creativity Time. Kira-kira Momma pengen ikutan yang mana nih? ^_^



Lalu bagaimana cara mendapatkan tiketnya?
Momma dan Poppa bisa mendapatkan tiketnya on the spot atau pre-sale melalui pembelian DANCOW 1+, 3+, dan 5+ di:
1.      Luwes Kestalan
2.      Laris Klaten
3.      Luwes Ceper
4.      Laris Kartasura
5.      Mitra Kartasura
6.      Luwes Gading
7.      Sami Luwes
8.      Luwes Nusukan
9.      Luwes Mall Palur
10.  Luwes Lojie Wetan
11.  Luwes Delanggu
12.  Luwes Boyolali
13.  Luwes Kartasura
14.  Luwes Gentan
15.  Mitra Sukoharjo
16.  Sami Laris Klaten
17.  Luwes Wonogiri
18.  Baru Wonogiri
19.  Luwes Sragen
20.  Goro Assalam
21.  Jaya Abadi
dengan mekanisme sebagai berikut;
-          2x800 g / 4x400 g (min 160.000) >> Gratis Diaper Bag
-          3x800 g / 6x400 g (min 250.000) >> Gratis Shopping Bag
-          8x800 g / 16x400 g (min 680.000) >> Gratis Frying Pan
-          12x800 g / 24x400 g (min 1.000.000) >> Gratis Blender



Syarat dan Ketentuannya, antara lain;
1.      Tunjukkan struk pembelian DANCOW 1+, 3+, 5+ (dengan periode pembelian maksimal 3 minggu sebelum acara) untuk ditukarkan dengan tiket
2.      Tiket akan ditukarkan dengan paspor bermain dan hadiah pada saat event berlangsung
3.      Tiket harus disertakan dengan struk asli untuk dapat menukarkannya dengan hadiah dan paspor
4.      Pembelian Paket maksimal 1 juta rupiah per konsumen, tidak berlaku kelipatan
5.      1 tiket atau 1 paspor bermain hanya berlaku untuk 1 anak dan 2 orang dewasa (orang tua)
6.      Selama persediaan masih ada, hadiah dapat berubah sewaktu-waktu

Terakhir
Kapan waktunya? Catat yaa... Hari Sabtu-Minggu tanggal 28 & 29 Mei 2016, di Luwes Kestalan Solo.

Jadi, Momma dan Poppa, yuk weekend ini seseruan bareng Nestle Dancow di Nestle Dancow Explore The World. :)




suasana Nestle Dancow Explore The World

Read More