Rani R Tyas; Blogger Absurd yang Mencoba nGgenggem Donyo Langkung Seratan

Wednesday, June 22, 2016

Rani R Tyas and her cute baby
Rani R Tyas, salah satu teman blogger yang baru saya kenal setelah kami sama-sama bergabung di grup V Arisan Link yang diadakan komunitas Blogger Perempuan. Awal kami berinteraksi secara intens adalah saat nama saya muncul sebagai pemenang arisan, April lalu. Dan kini, tiba gilirannya untuk kami kulik pribadinya. Eh, blognya maksud saya. Tapi saya ngga akan mengomentari blognya yang udah bagus banget itu. Saya mau bahas yang lain saja. :D

Kalau saya menengok ke Kaleidoskop 2015-nya, benar-benar Mbak Rani ingin mewujudkan mimpinya untuk bisa "Genggem Donyo Langkung Seratan" alias menggenggam dunia melalui tulisan. Dia membuktikan bahwa tulisannya tak lagi abal-abal, seperti kritikan suaminya (eh, suamiku juga bilang gitu lho ke aku -_-), dengan menjadi juara di Lomba Blog Visit Jawa Tengah. Keren banget 'kan? *standing applause  

Mbak Rani ini memang cenayang jadi-jadian, haha... Soalnya, ibunda dari Han ini, sukanya menerawang. Beneran deh. Saya ingeeettt banget waktu dibilang sebagai blogger sekuat naga. Duh, kalimat yang ditulisnya di grup wasap itu terngiang-ngiang sampai sekarang.


Oya, Mbak Rani ini sempat khawatir kalau saya akan menobrak-abrik masa lalunya. Hahahaha, tauuuu aja kalau saya lagi jalan-jalan kesana. :D Memang bener kata Mbak Dwi Sari alias Mbak Nining, Mbak Rani ini absurd bangeeet, wkwkwk... Tapi sekarang, setelah jadi Nyonya dan Momma dari Han, kayaknya ke-absurd-annya perlahan menghilang. Hihi..kelihatan dari tulisannya yang semakin berbobot. Uhuk..

Dan ini adalah foto Mbak Rani yang lagi "mBobot" kalo kata orang Jawa. Sukaaa sama fotonya. :D

Rani R Tyas 

Oya, kisah random bin absurd yang Mbak Rani tulis waktu masih single, bikin saya ngakak sendiri. Saya tertarik baca "Obat Patah Hati" ala Mbak Rani. Nih ya, yang jomblo-jomblo mesti baca. :p
"Jika Anda saat ini tidak lagi diijinkan bersamanya, maka ada dua kemungkinan yaitu, yang pertama (lalu nyanyi ala Opick), mungkin Anda akan bertemu dengan seseorang yang jauh lebih baik dari dia. Sekalipun belum bertemu dengan yang lebih baik, maka mungkin Anda hanya dipisah dengannya untuk sementara waktu untuk dipertemukan suatu saat lagi."
Super sekali bukan Mbak Rani ini? Pak Mario saja kalah. :v Tapi setuju ngga sih, kalau orang jomblo itu biasanya lebih bijak? Iya, bijak ngasih nasehat diri sendiri, haha... Padahal tujuan sebenarnya adalah ngayem-ayem ati. LOL

Oiya, saya dan Mbak Rani ini, jadi dekat setelah ada arisan link ini loh. Padahal sebelumnya ngga pernah kenal, bahkan di facebook pun sebelumnya belum berteman. Ada satu hal yang sama dari kita. Han dan Aga (anak-anak kami), sama-sama lahir di bulan November 2014 (penting ngga sih dibahas, haha).

Etapi ada satu kesamaan lagi antara saya dengan Mbak Rani, yaitu sama-sama mengagumi ibu. Ini salah satu curhat saya tentang ibu, di enam tahun kepergiannya. Mbak Rani pun, menuliskan ini untuk ibunya, berjudul "Sebagian Nafasku, dari Ibu". Semoga kita bisa meneladani ibu-ibu kita ya Mbak Ran.. Sosok sempurna yang membesarkan kita hingga bisa menjadi seperti sekarang. :)

Untuk teman-teman yang juga pengen kenalan sama Mbak Rani, berikut ini link yang bisa kamu kunjungi;
Facebook: https://www.facebook.com/ranirtyas
Twitter:  https://twitter.com/RaniRTyas
Blog:  http://www.ranirtyas.com/
Read More

Ketika Handphone Suami Tiba-Tiba Mati

Saturday, June 18, 2016



Hari Selasa, 14 Juni 2016 kemarin, tiba-tiba Handphone suami saya error. Kejadiannya bermula setelah suami men-charge ponselnya itu hingga terisi penuh. Memang, suami saya terbiasa mematikan ponsel saat posisi charging. Tiba-tiba, hal yang mengejutkan terjadi setelah ponsel dinyalakan. Setiap akan membuka aplikasi obrolan, selalu muncul warning di layarnya. 

Kami menduga, hal ini disebabkan oleh virus. Suami sudah mencoba melakukan hard reset berkali-kali, tapi hasilnya nihil. 

Apa yang terjadi pada handphone suami saya ini hampir sama dengan yang saya alami 9 bulan yang lalu. Saat itu bulan September, kami pergi ke Surabaya untuk menghadiri undangan pernikahan. Kami menginap di sebuah hotel. Hotel tersebut menyediakan fasilitas free wifi. Nggak mau rugi, suami menyuruh saya menggunakan fasilitas itu, lumayan 'kan bisa menghemat kuota.

Hingga hari ke dua kami di hotel itu, so far so good. Sampai pada waktunya kami check out dari hotel tersebut, dan saya pun mematikan tombol wifi lalu menyalakan data koneksi di ponsel saya.

Dan...jeng jeng... Banyak sekali aplikasi (yang saya anggap iklan), bermunculan di layar, meminta persetujuan. Semakin lama semakin banyak dan semakin sering saja. Bahkan nama aplikasinya pun aneh-aneh, seperti game p*rnc*ub yang saya nggak ngerti maksudnya.

Saya mengadu ke suami dong. Suami saya pun langsung melakukan hard reset. Entah apa yang dilakukannya, saya pasrah saja, karena saya memang nggak ngerti urusan per-handphone-an. Maklum, rada-rada gaptek, hehe... Yang saya lihat, suami saya googling sana sini untuk mencari tau bagaimana memulihkan telepon genggam saya ini.

Dan yaa, setelah berhari-hari dan berkali-kali mencoba, hasilnya tetap saja. Ngga ada bedanya. Kenapa sampai berhari-hari masih juga berusaha? Karena suami saya penasaran, katanya. 

Oke, handphone saya sudah tidak bisa digunakan lagi. Huhuhu...pengen nangis rasanya. Tapi untungnya, suami saya ini sangat baik hatinya (semoga Allah melancarkan rezekimu ya, Pa.. :*). Beliau membelikan saya handphone pengganti, Alhamdulillah. Sebenarnya selain karena virus tadi, handphone saya itu kameranya juga sudah nggak berfungsi dengan baik, karena pernah bermandi air laut saat kami ke Pantai Watu Kodok. Jadi selama ini, saya meminjam handphone suami jika ingin memotret sesuatu. :D


Dan kini, empat hari tanpa telepon pintar, membuat pekerjaan suami saya tersendat. Pekerjaan suami saya memang menuntutnya untuk bisa berkomunikasi dengan cepat, dengan para klien. Melalui sebuah aplikasi chatting yang dipasangnya, beliau biasanya mengirimkan gambar-gambar yang sudah dibuatnya untuk para klien. Disitulah mereka berdiskusi, apakah usulan desain seperti ini oke atau tidak, sesuai budget atau tidak, disukai oleh klien atau tidak. Suami saya juga dituntut untuk bisa membuka email dimanapun, kapanpun, meski sebenarnya beliau sering juga melakukan kunjungan ke proyek-proyeknya yang rata-rata berada di luar kota. Kalau nggak pakai telepon pintar, tentu repot, bukan?

Saya pun, sebagai pebisnis online, memerlukan handphone berkamera untuk memotret sekaligus meng-upload dagangan. Juga saat hendak restok barang dagangan atau yang biasa disebut "kulakan", saya harus mentransfer uang, lalu menyertakan bukti transfer tersebut sebagai syarat dikirimnya pesanan. Bisa dibayangkan 'kan repotnya jika tak ada Handphone berkamera? 

cilok dagangan. dimaklumi yaa hasil fotonya, karena saya memang belum jago mengambil gambar. :D

Memang sih, mem-foto produk bisa dilakukan dengan kamera digital yang saya punya. Akan tetapi, saya terlebih dulu harus memindahkannya ke laptop atau komputer. Ini tentu kurang praktis. Apalagi jika ada calon pembeli cilok atau marketer/reseller yang ingin melihat penampakan ciloknya terlebih dahulu. Tentu saya tak ingin membuat calon pembeli saya terlalu lama menunggu.

ketika reseller saya meminta contoh gambar cilok

Nah, sekarang suami saya sedang mencari-cari handphone apa yang akan dibelinya. Pertimbangannya tentu, selain spec-nya, juga harganya harus sesuai dengan budget yang kami punya, mengingat lebaran sudah di depan mata dan kami perlu menyisihkan dana untuk mudik ke kampung halaman. 

Kebetulan kemarin bersliweran di timeline facebook saya tentang Asus Zenfone 2 Laser ZE550KL. Spec-nya cukup bagus, sesuai dengan kebutuhan suami saya. Iya, memori internalnya yang sebesar 16GB dan mampu disisipi hingga 128GB, tentu memenuhi kebutuhan suami yang "hobi" upload gambar-gambar desainnya pada saat chatting dengan klien. Memori RAM nya juga cukup besar, 2GB.

Kamera Asus Zenfone 2 Laser ZE550KL, juga lebih dari cukup untuk memfasilitasi bisnis saya. Gimana engga? Kamera belakangnya berukuran 13MP, 4128 x 3096 pixels, memiliki kinerja seperti laser autofocus, dual-LED flash, Digital Zoom, continuous shooting, digital image stabilization, Geo-tagging, touch focus, face detection, dan lain sebagainya. Sedangkan kamera sekundernya memiliki ukuran 5MP, 2560 x 1920. Pokoknya kalau pakai kamera Asus ini, hasilnya bisa seperti kamera DSLR katanya. Koq tau? Ya saya googling lah, hihihi... Jadi Pa, kalau beli ponsel yang ini, siap-siap dipinjam sama Mama yaa..buat fotoin cilok. #eh :p

Harganya? Masih bisa dijangkau lah insya Allah, sehingga (mudah-mudahan) tidak menimbulkan goncangan kesejahteraan apalagi sampai menimbulkan darurat di bidang pengepulan asap dapur. Apaaahhh?? LOL

Ya begitulah.. Jadi kapan kita pergi beli HP nih? Apa? Nunggu THR? >_<



'Giveaway Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com'



Read More

Siapakah Dibalik La Belle et son Hijab?

Thursday, June 16, 2016

Adalah Alifia Seftin Oktriwina, atau akrab dipanggil Awin, gadis berjilbab yang berada di balik layar La Belle et son Hijab. Mahasiswi semester 6 jurusan Psikologi FK Unand (Universitas Andalas) ini, lahir 20 tahun lalu. Masih muda ya? Masih kinyis-kinyis kalau orang Jawa bilang. :D

Ngga percaya? Nih fotonya...

AS Oktriwina
 
Mbak Awin, atau lebih tepatnya saya panggil Dek Awin saja ya, aktif berorganisasi di Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia. Posisinya sebagai Koordinator Badan Informasi dan Komunikasi. Memang sedari awal dia sudah kepincut untuk menjadi pengurus ILMPI. Jadi, kalau sekarang dia menjadi "mimin" di lembaga ini, berarti dream comes true dong yaa.. :)

Ia menyukai buku, makanan, dan kini sedang mengeksplorasi dunia make up. Duh, kayaknya mau jadi beauty blogger nih.. :)

Ngga heran sih, karena ternyata Dek Awin ini adalah bagian dari Indonesian Hijab Blogger juga, dimana biasanya para hijaber masa kini tuh pada pinter dandan. :)

maaf mukanya ke-crop :D

Mengunjungi blognya, yang bertajuk La Belle et son Hijab atau yang diartikan sebagai "Si Gadis Berhijab" dalam Bahasa Perancis, saya langsung tertarik untuk meng-klik menu "Review". Dan yaa, disana ada 11 judul buku yang sudah direview olehnya. Cocok ya, kalau di awal saya sebutkan bahwa Dek Awin ini menyukai buku. :)

Sedihnya, saya cuma tau 1 buku doang dong, hiks.. Iya, apalagi kalau bukan Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karyanya Tere Liye. 10 judul lainnya asing di mata saya. Maklum, saya penyuka buku yang mainstream banget. :(

buku kumpulan puisinya Dek Awin

Yang bikin saya makin salut, ternyata Dek Awin ini jago bikin puisi lho.. Ngga main-main, dia sering dapat juara. Suatu hari, seorang temannya memberikan buku dan bunga sebagai hadiah. Dan buku berjudul "Padang Rindu" ini adalah buku kumpulan puisi yang telah dibuatnya sejak zaman SMA. Huhuhu, jadi terharu... Ssssttt, kata si empunya, buku ini spesial banget karena mewakili kisah hidupnya. Nah lo, jadi penasaran deh...

Ada yang pengen buku itu ngga? Minta atau beli saja sama penulisnya yaa, karena buku ini ngga ada di toko buku. Uhhh, sayang banget yaa.. Padahal covernya aja cihuy banget gitu. 

Oya, sekarang ini, Dek Awin sedang menjalani KKN (Kuliah Kerja Nyata). Jadi, bisa dimaklumi kalau doi jarang muncul di jagat maya. Pesan saya, nikmatilah masa-masa jadi mahasiswa yaa, hehe, karena kelak kau akan merindukan masa-masa seperti ini. Satu lagi, ingat-ingat pesan Mbak Rani R Tyas yaa.. :D

Buat yang pengen kenalan sama gadis imut ini, berikut alamat yang bisa dihubungi;

Email: aliviaawin@gmail.com
Facebook: facebook.com/as.oktriwina
Twitter: twitter.com/aliviaawin
Instagram: instagram.com/aliviaawin








Read More

Mini Project with Amay (Pictbook)

Thursday, June 2, 2016

Hari ini Amay pulang awal dari sekolah. Dan kebetulan saya sedang agak selow karena urusan memasak sudah beres di tangan tante Opik. Jadi, mau ngapain kita hari ini?

Berhubung anak-anak (Amay dan Aga) masing-masing sudah memegang  crayon dan kertas, ya sudah, kita menggambar saja yaa... Tapi, menggambar apa?

Lalu tiba-tiba "tring", muncul bohlam di atas kepala. Kita bikin pict-book yuk. Pictorial book alias buku bergambar gitu. Yaa, pict-book ala-ala lah...

Idenya? Aha, saya kan punya satu cernak andalan. Iya, andalan, karena baru 1 itu saja cerita anak karya saya. Pasti bisa nebak deh, hihi, yoiii...yang dulu pernah keluar jadi juara HARAPAN 2 (mesti pake capslock karena emang bener-bener cuma harapan, tapi bangganya ampun-ampunan) di Nusantara Bertutur 2 tahun lalu. *2 tahun lalu boook, dan gak nambah-nambah >_<

Dan memang karena ini bener-bener satu-satunya karya yang saya punya, saya hapal dong jalan ceritanya, meski saya ngga pegang karya aslinya. Yaa, beda-beda dikit kalimatnya ngga apa-apa lah ya, yang penting jalan ceritanya masih sama. Namanya juga spontanitas alias dadakan, ya 'kan? *wehehe, dadakan, kayak tahu bulet aja, gorengnya dadakan, lima ratusan. :D

Jadi kali ini, saya yang menulis naskahnya, Amay sebagai ilustratornya. :) 

(Sebelumnya, khawatir tulisan tangan saya ngga kebaca, jadi saya salinkan saja. Maklum, sambil momong Aga. ^_^)

Judulnya:

IPUNG BELAJAR BERSYUKUR



1. Ada seekor kupu-kupu bernama Pupu. Ia dan Ipung sahabatnya, terbang ke sebuah taman. (Pada Amay saya menginstruksikan untuk menggambar kupu-kupu dan capung yang sedang terbang di area taman. Jika mewarnainya masih kurang rapi, mohon dimaklumi yaa, hihi... Amay lebih piawai menggambar dengan pulpen. Dan maaf, mata kupu-kupu dan capungnya tak terlihat. :p)

2. Di taman, mereka melihat anak-anak yang sedang berlari. Ipung si capung berkata, "Bahagianya menjadi manusia, mereka memiliki kaki untuk berlari." 
Pupu menyahut, "Kita harus bersyukur, Pung. Kita bisa terbang, sedangkan mereka tidak." 
(Di cerpen aslinya kalau tidak salah, ada adegan salah satu anak berkata pada temannya, "Aku ingin bisa terbang seperti kupu-kupu dan capung itu." dan itu membuat Ipung si capung merenung.)

Oya, saat menggambar ilustrasi halaman ke 2 ini, Amay sempat ragu menggambar anak-anak yang sedang berlari. Tapi ternyata hasilnya, bagi saya, lumayan lah yaa.. :D



3. Tak jauh dari mereka, terlihat seorang anak sedang menggambar. Ipung mendekatinya, namun raut wajahnya berubah menjadi muram.
"Lihat Pu, anak ini menggambarmu. Dia tidak suka padaku. Sayapmu memang indah dan berwarna-warni, tak seperti punyaku." kata Ipung sedih.
(Pada cerita di halaman ini, saya meminta Amay menggambar seorang anak yang sedang melukis. Ternyata, Amay mengerti apa yang saya mau. :D)

4. Pupu berusaha menghibur sahabatnya itu. Ia berkata, "Pung, Tuhan menciptakan kita dengan kelebihannya sendiri-sendiri. Kamu pun punya kelebihan, hanya saja kamu belum menemukannya."
Ipung terdiam, mencerna kata-kata Pupu.
Tiba-tiba sebuah benda dengan suara keras melintas di atas mereka.


5. "Benda apa itu?" seru Ipung. "Ayo kita kejar!" Ia pun langsung melesat pergi tanpa menunggu Pupu. Pupu pun berusaha mengejar Ipung meski terengah-engah.
Ternyata benda itu berhenti di sebuah lapangan. Ipung berhenti memandanginya dari jauh. Pupu menyusul kemudian, "Duh...Ipung, terbangmu cepat sekali. Aku kelelahan." ujar Pupu mengeluh.
(rasanya pengen lihat naskah aslinya, lalu saya edit lagi kalimat-kalimat ini. :v)

6. "Itu apa ya, Pu?" tanya Ipung penasaran.
"Itu namanya Helikopter." jawab Pupu. "Ohya, aku baru ingat. Coba lihat bentuknya!"
Ipung menuruti perintah Pupu, namun masih belum mengerti.
"Bentuk Helikopter mirip dengan bentuk tubuhmu, 'kan?" tanya Pupu.
"Wah, iyakah? Sepertinya memang begitu. Tapi mengapa dia meniru bentuk tubuhku?" Ipung semakin penasaran.
Pupu pun menjelaskan, "Karena terbangmu cepat, Pung. Manusia ingin bisa cepat sampai ke tempat tujuan."
Ipung mengangguk tanda mengerti.
"Sekarang percaya 'kan, kalau tiap makhluq mempunyai kelebihan sendiri-sendiri?" tanya Pupu. (seharusnya ada tambahan. "Tubuhku memang berwarna-warni, tapi aku tidak bisa terbang secepat dirimu.")
"Iya Pu... Sekarang aku akan lebih bersyukur. Terima kasih, Pu..."
Ipung dan Pupu pun menyatukan sayap mereka kemudian terbang bersama.

*halaman 6 belum dibuat ilustrasinya karena Amay sudah lelah. :v

Yah, jadi begitulah kegiatan kami seharian tadi. Acara menggambar ini diselingi dengan kegiatan menggoreng mendoan dan meninabobokan Dek Aga. :D

Semoga, kita jadi lebih pandai bersyukur, dan semogaaa, kami berdua benar-benar bisa membuat pictorial book bersama-sama. Aamiin... :)
Read More

Disclosure

Wednesday, June 1, 2016

Mengapa blog ini dinamakan Kayu Sirih?
Konon, kata si pembuatnya (suami saya), Kayu Sirih melambangkan hal-hal yang lekat dengan dunia wanita. Beliau sih tidak merinci lebih lanjut, namun saya menyimpulkan sendiri maknanya. Mungkin, yang dimaksud dengan lekat adalah karena wanita (terutama wanita jaman dulu), setiap hari bersinggungan dengan kedua benda ini. Iya, wanita jadul yang bangun pagi-pagi lalu memasak dengan tungku dan kayu bakar, juga wanita jadul yang sering kongkow sembari "nginang" dengan kapur dan sirih. *Eh tapi, wanita masa kini pun masih menggunakan sirih, 'kan ya? Jadi, meski namanya jadul, isinya tetap kekinian koq. :D

Blog Kayu Sirih diisi oleh saya sendiri, Arinta Adiningtyas, seorang blogger yang suka curhat dan berbagi tulisan yang (semoga) bermanfaat. Orangnya sederhana dan nggak banyak gaya. Kelihatan 'kan, dari blognya? Saya senang berteman dan berbagi pengalaman. Saya pun tak pantang menerima masukan, kritik, dan saran.

Karena lekat dengan wanita, tentu isi blog ini tidak jauh dari dunia wanita, baik itu sebagai dirinya sendiri, sebagai ibu, sebagai istri, sebagai anak, bahkan sebagai wonder woman. :) Maka jangan heran jika saya sering bercerita tentang keseharian saya, keseharian anak-anak saya, kehebohan saya saat bertemu dengan teman-teman seperjuangan, hingga kebahagiaan yang membuncah ketika tulisan saya bisa dimuat di media ternama. :D

Dan ada kalanya, saya menerima tawaran kerja sama yang sesuai dengan nyawa blog ini. Maka jika ada yang tertarik dengan gaya tulisan saya dan ingin menggunakan blog ini sebagai medianya, silakan menghubungi saya disini;
Email; arinta.adiningtyas@gmail.com 
Facebook: Arinta Adiningtyas 
Twitter: @arinta_arinta

Terima kasih telah berkunjung dan selamat menikmati tulisan-tulisan di blog ini. :)


Read More

Tentang Saya

Saya, Arinta Adiningtyas. Lahir di sebuah kota kecil yang dijuluki "Kota Pensiun", Purworejo, pada 1988 silam. Bersuamikan seorang arsitek bernama Yopie Herdiansyah, saya diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk merawat dua buah cinta kami, Amay dan Aga. 

my priceless

Berprofesi sebagai seorang ibu rumah tangga dengan dua orang putera, tak menyurutkan semangat saya untuk terus mempelajari hal-hal baru, terutama pada hal yang saya sukai, yakni menulis. 

Prestasi tertinggi saya di bidang kepenulisan untuk saat ini adalah ketika di tahun 2014, saya keluar sebagai Juara Harapan II di Lomba Menulis Dongeng Nusantara Bertutur, yang didukung oleh Kompas Klasika. Saya patut berbangga, karena karya yang masuk di lomba itu mencapai ribuan, dengan peserta lebih dari 600 orang. 

Tulisan saya beberapa kali dimuat di media cetak, seperti; Majalah Ummi, Reader's Digest Indonesia, Jawa Pos, Solo Pos, juga Majalah Hadila.

Oya, kemampuan menulis saya meningkat sejak saya tergabung dalam beberapa komunitas kepenulisan, seperti; Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN), Komunitas Emak-emak Blogger (KEB), Blogger Perempuan, juga Komunitas Penulis Bacaan Anak (meskipun hanya sebagai silent reader).

Di blog ini, saya mencoba mengabadikan setiap peristiwa dengan kata-kata. Meminjam syair yang Rossa nyanyikan; 
"Biarkan saja, semua jadi kenangan yang mungkin tak 'kan terlupa, sampai ku menua" 

Saya bisa dihubungi melalui;
Email: arinta.adiningtyas@gmail.com
Facebook: Arinta Adiningtyas 
Twitter: @arinta_arinta
Instagram: @arinta.adiningtyas

Terakhir, 
"Jika menulis sama dengan membuat sejarah,
maka menulislah
dan buatlah sejarah sebaik yang kau bisa"



Salam takzim dari saya,
Blogger Kayu Sirih 
Read More

Rahmah Chemist; di Istana Cinta, Pecinta Kimia dan Buku Ini Bertahta

Wednesday, May 25, 2016


Rahmah Chemist. Saya berteman dengannya di facebook kurang lebih dua tahun lalu. Saat itu, saya meng-add beliau, karena kami sama-sama berada di kelas optimasi blog bimbingan Mbak Nunu El Fasa.

Pertama kali membaca namanya, saya langsung menebak bahwa Mbah Rahmah adalah pecinta Ilmu Kimia. Ternyata benar. Perempuan kelahiran Maros, 18 November 1984 ini, adalah lulusan S2 Kimia di UNHAS. Mengenai nama 'Chemist' ini, kata Mbak Rahmah, "Chemist saya pakai untuk menghargai dari 2003-2010 kuliah ngais ilmunya." 

Dengan ilmunya itu, beliau kemudian mengajar di Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Namun sejak pindah ke Surabaya dan memiliki si cantik Salfa Althafunnisa Santoso, Mbak Rahmah berhenti mengajar.

Si Cantik Salfa
Pilihan yang sulit memang, apakah seorang ibu (berpendidikan tinggi pula) sebaiknya menjadi working mom atau full time mother. Saya pun pernah mengalaminya (meski pendidikan saya tak tinggi). Tapi kembali lagi bahwa setiap pilihan selalu mempunyai dua sisi, positif dan negatif. Yang bisa mengukurnya, tentu hanya yang menjalaninya. Tergantung prioritas masing-masing.

Meski terlihat "hanya" di rumah, tapi jangan salah. Mbak Rahmah, atau yang akrab dipanggil Amma ini, juga memiliki segudang aktivitas. Jika menilik instagramnya di @ammachemist, tampak kesibukan yang menghiasi hari-harinya. Dan yang bikin melongo, Mbak Amma punya tiga blog lhoo.. *hadeh Rin, kamu apa kabar?

1. chemistrahmah.com
Yang sering saya kunjungi (walau jarang menjejak), adalah blog yang beralamat di http://chemistrahmah.com/. Meskipun Mbak Amma mengaku memiliki Masa Kecil yang Berbeda, tapi didikan orang tuanya lah yang menjadikan Mbak Amma seperti sekarang. Jago berbahasa Inggris, karena oleh Sang Ayah, Mbak Amma diwajibkan menghapal 5 vocab baru dalam sehari. Kedisiplinan ini membuahkan hasil. Mbak Amma didaulat untuk menjadi guide di Bantimurung saat ada siswa/siswi dari Australia, padahal saat itu Mbak Amma baru duduk di kelas 1 SMA. Jadi, udah kebayang ya, gimana jagonya Mbak Amma dalam berbahasa Inggris?

Betewe, Mbak Amma udah lama juga ya ngeblognya? Sejak 2011 lho.. 


2. resensikata.com
Blog lainnya, ini saya juga suka. Kamu, yang ngaku pecinta buku, coba deh menuju resensikata.com. Mbak Rahmah mereview buku-buku dengan apik. Bahasanya obyektif, tapi tetap asik. Barangkali kamu ingin membeli buku, tapi khawatir kecewa dengan isinya, berkunjunglah kesana. Tulisan Mbak Amma cukup informatif koq. Siapa tau ada judul buku yang kamu incar, dan sudah direview oleh Mbak Rahmah, ya 'kan? 

Oya, di blog ini, Mbak Rahmah mematikan klik kanan, hihi, jadi ngga bisa di copy paste. Dan sayangnya, entah punya saya yang error atau gimana, saya ngga bisa komen disana. :(


3. istanacinta.com
Blog ke tiga, beralamat di http://istanacinta.com/. Blog Seputar Bunda dan Buah Hati ini didedikasikan untuk si kecil Salfa. Saya sebenarnya punya juga sih, blog untuk Amay, tapi udah lama ngga update euy. Ah, Mbak Amma, tampaknya saya harus membangunkan blog Amay juga, hihi, biar ngga kalah sama Dik Salfa. 

Yang seru, waktu saya baca cerita ngidamnya. Pertama, Mbak Amma ngidam bertemu Bu Risma. Duh Mba, ada-ada aja sih, hihi.. Tapi Alhamdulillah kesampaian yaa, coba kalau enggak, Dik Salfa udah ngencesan, xixixi... Kedua, ngidam kepiting juga. Kenapa juga harus kepiting Bukkang Dato' yang berwarna abu-abu sebelum dimasak dan akhirnya berubah menjadi orange menyala setelah direbus. Orang hamil kadang-kadang memang punya keinginan yang aneh-aneh, hehe.. Saya waktu hamil Amay juga ngidam Cilok. Ah, soal ngidam cilok, nanti saja saya ceritakan. :D


Jika melihat performa nge-blog-nya, pantas saja ya, jika Mbak Rahmah mendapatkan predikat sebagai Blogger of The Month (September 2013) versi KEB (Kumpulan Emak-Emak Blogger). Keren euy!! Dan semoga, setelah ini, prestasi-prestasi lain segera menyusul ya Mbak.. :)







Read More

Ikut Lomba Bikin Saya Tahu Cara Embed Video ke Blog

Tuesday, May 24, 2016

Duh, judulnya...

Ketahuan deh, gapteknya... >_<

Tapi ngga apa-apa, saya mah ngga malu mengakui kekurangan, hehehe...


Jadi gini, ingat kan, beberapa waktu lalu saya ikutan lomba MatahariMall? Belum baca? Ini lho judulnya: Tanggal Tua Mati Gaya? No Way Lah Ya...

Nah, memang saya termasuk nekad. Saya mah bagai anak bawang diantara blogger-blogger kondang. Tulisan-tulisan mereka, wuih jangan tanya. Keren semua!!!

Minder ngga?

Ho oh lah, jangan bolak-balik ditanya...

Tapiii, kalau saya ngga mencoba, saya ngga berkembang dong ya? Minimal, mengembangkan otak gitu, biar mikir dikit. Ya maklum, tiap hari urusannya sama isi diaper, warung sayur, Amay dan Aga, ni otak udah agak mengkerut kali yaa, hihi... Jadi waktu bikin blogpost tentang lomba itu, saya belajar dikiiit, dikit aja karena kalau langsung banyak-banyak malah jadinya lupa.

Memang sih, ada yang bilang, ngapain ikut lomba yang udah pasti kamu kalah? Hihi... Apalagi kalu harus pake like-like-an atau vote-vote-an. Yang nggak populer, mending ngga usah coba-coba deh.. >_<

Ya, seperti yang saya bilang tadi, niatnya beneran bukan ingin menang. Lah, tulisan yang lainnya jauuuuh lebih bagus dari punya saya. Apalagi ditambah infografis yang kreatif-kreatif. Beuh, Arin mah apa atuh, belum bisa bikinnya.

Tapi Alhamdulillah, bersyukur, karena dengan kenekadan ini akhirnya tambah ilmu saya. *siap-siap diketawain.
Iya, saya jadi tau cara embedding video ke dalam blog.


Awalnya, saya mau minta bantuan suami. "Pa, embed video itu gimana sih?" tanya saya. Eh, suami malah jawab, "Embed masa' ngga bisa? Gampang koq. Pasti bisa lah..."


Yee..orang beneran ngga ngerti, udah dipasti-pastiin bisa aja. :(

Ya akhirnya saya tanya google dong, habis Pak Yopie gitu sih. Huuu... Lalu dimulailah sesi belajar dengan metode "Cara Belajar Istri Aktif".

Hasil googling itu saya praktekkan. Jadi, embed itu artinya: 1. menanamkan, 2. melekatkan, 3. menyimpan.
Jadi, kita ngga perlu download video lalu mengupload ke dalam blog post. Tapi cukup melekatkan saja.

Contoh yaa...

1. Saya pergi ke link youtube yang dimaksud

2. Saya klik Share, kemudian Embed 




3. Di bawah kata Embed, ada sebuah link disana. Itu bisa di copy. Tapi sebelum itu, klik show more, dan kita bisa memilih ukuran video yang akan kita tampilkan. Kalau sudah dipilih, misalnya 560 x 315, link yang tadi bisa di copy.


4. Paste link tadi di postinganmu. Pilih mode HTML nya yaa.. Untuk membuat rata tengah, tambahkan kode <center></center> diantara link tadi.


5. Selesaaaii.. Tinggal klik publish, lalu videomu akan muncul sendiri. 

Hehe, buat emak-emak macam saya, ini cukup bikin ngos-ngosan, tapi puass.. 

Besok lagi, ikut lomba lagi, lalu belajar apa lagi ya? :D



Read More