Mengapa Anak Saya Belum Bisa Bicara?

Saturday, April 1, 2017

2 tahun belum bisa ngomong? Anaknya si ini aja udah cas cis cus tuh.. Padahal umurnya kayaknya lebih muda dari anakmu kan?

Sering dengar "perhatian" semacam itu? Pernah mengalami? Atau mungkin malah Anda pernah jadi "pelaku" yang suka membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lain?

Baca curhatan saya yaa, seorang ibu yang tidak sempurna, yang anaknya baru bisa mengucap beberapa kata sederhana meski usianya sudah lewat dari 2 tahun.

Okay... Setelah pertanyaan soal gigi yang sudah tumbuh atau belum, dilanjutkan dengan sudah bisa jalan apa belum, biasanya yang jadi perhatian berikutnya adalah, sudah bisa bicara atau belum. Nah, ini! Kadang seolah-olah pengen perhatian, tapi perhatiannya justru menyakitkan, karena kalimat yang diucapkan malah jadi menjelek-jelekkan, seolah-olah anak kita "kalah dalam persaingan".

Plis lah, anak kita sedari awal terbentuknya sudah jadi pemenang lho. Dia mengalahkan jutaan sperma yang lain untuk bisa menemui ovum. Kemudian dia tumbuh, dari yang cuma berupa noktah, hingga menjadi bayi yang sempurna. Padahal di awal terbentuknya, mungkin dia tidak cukup mendapat nutrisi karena sang ibu mengalami morning sickness. Lalu setelah usianya 9 bulan (bisa lebih, bahkan bisa kurang), dia berusaha membobol pintu untuk bisa keluar ke dunia, meski terkadang ia harus dibantu keluar melalui pintu di perut ibunya.

Lalu ketika dia sedikit mengalami keterlambatan, begitu mudahnya kita melabeli dia dengan kata-kata yang mengecilkan hatinya, bahkan hati sang ibu pula. 

Hatimu dimana??

Maaf saya emosi.

Ayolah, jika kita tak mampu membahagiakan seseorang, setidaknya jangan membuatnya tenggelam dalam kesedihan. Jika kita tak mampu membantu, maka berusahalah untuk tidak membuatnya semakin gelisah tak menentu. 

Ibu dari si anak barangkali sudah cukup tertekan dengan keterlambatan putranya, maka jangan menambah-nambah rasa khawatirnya dengan kata-kata yang menyesakkan dada.

Kalau ngga mampu berkata baik, lebih baik, Diam!

Kita do'akan saja supaya anak tersebut bisa lekas berbicara. Ohya, dulu waktu kuliah saya pernah belajar tentang speech organ.

speech organ

Ada setidaknya 7 organ bicara yang kita punya, yaitu:
1. Lips / Bibir
Bibir memproduksi huruf /p, b, m/
Jika anak bisa mengucap mama, papa, dan menjawab "ciluk" dengan "ba!", berarti organ bibir ini sudah siap.

2. Teeth / Gigi
Gigi mengambil bagian dalam produksi huruf konsonan. Ada bunyi yang diproduksi oleh gigi atas, ada pula yang diproduksi oleh gigi bawah.

3. Tongue / Lidah
Lidah adalah organ yang sangat penting untuk berbicara. Huruf c, d, j, l, n, r, t, y, z, adalah contoh-contoh huruf yang dihasilkan dari gerakan lidah. Jumlah vokal dihasilkan dengan bantuan lidah. Perbedaan bunyi vokal juga dipengaruhi oleh posisi lidah. 
Terkadang, bayi atau anak-anak masih bingung menggerakkan organ ini untuk menghasilkan bunyi tertentu, sehingga ia lambat berbicara.
Saat ini saya sedang melatih anak saya untuk menggerakkan lidahnya, misalnya dengan mengucap "lalala" sambil bermain-main atau bernyanyi, juga dengan membelikan es krim dan menyuruhnya untuk menjilatnya.

4. Alveolar Ridge
Alveolar ridge adalah bagian antara gigi atas dan langit-langit keras. Suara yang dihasilkan dengan lidah menyentuh alveolar disebut suara alveolar, misalnya /s/, /t/, /d/, dll.

5. Hard Palate / Langit-langit keras

6. Velum (Soft Palate) / Langit-langit lunak
Ini adalah atap mulut, yang memisahkan rongga mulut dan hidung. Bagian terakhir dari langit-langit lunak disebut uvula. Ketika diturunkan, suara nasal /m/. /n/. diproduksi. Ketika ia ditinggikan, udara keluar melewati rongga mulut, dan suara oral /p/, /t/, /k/, /s/, etc, diproduksi.

7. Vocal Cords / Pita Suara
Ini juga tak kalah penting. Fungsi utama pita suara adalah menyuarakan suara.

Dari ketujuh organ di atas, barangkali ada organ yang belum sempurna. Contohnya lidah itu tadi. Jadi, usia 2 tahun belum bisa bicara, tak perlu dicemaskan asalkan dia bisa mengerti apa yang kita ucapkan, karena itu berarti tidak ada masalah dengan pendengarannya.

Faktor lain yang terkadang menjadi penyebab anak belum bisa bicara adalah karena gerakannya yang lincah. Anak yang terlalu aktif bergerak memang cenderung kurang dalam konsentrasi dan fokus.

Jadi bu-ibuuuu, jika bertemu dengan anak yang belum bisa bicara, mari kita doakan saja supaya ia bisa segera bicara. Kita doakan supaya semua organ bicaranya segera siap untuk memproduksi kata-kata. Lagipula, apa gunanya pandai bicara jika kata-katanya menyakiti sesama manusia, ya kan?

Dan untuk ibu-ibu yang putra/putrinya belum lancar berbicara, sabar! Banyak temannya koq. Yang penting kita tidak berhenti melakukan stimulasi. Ajak bicara, ajak bercerita. 
 
 
Kalau dia bisa mengerti kata-kata kita, bisa menjalankan perintah kita, maka tinggal menunggu waktu saja. Kelak akan ada masanya mereka bisa bicara seperti yang lainnya. Dan semoga, kata-kata yang keluar dari mulut putra-putri kita, adalah kata-kata yang baik yaa.. Aamiin.. ❤❤☺☺
 
 
 

Read More

Belajar Tegar dari Seorang Widi Utami, Blogger Perempuan Penyandang Tunarungu yang Sarat Prestasi

Saturday, March 25, 2017


Widi Utami

Kalau kita, mendengar dengan telinga, maka ia, mendengar dengan mata. Satu yang ditakutinya, gelap. Karena di tengah kegelapan, bukan saja ia tak bisa melihat, namun ia juga tak bisa mendengar.

Widi Utami namanya. Blogger sholihah, yang punya banyak cita-cita mulia. Ia adalah penulis yang hebat, meski di usianya yang ke empat, ia harus kehilangan fungsi indra pendengarnya karena jatuh saat berlari menyambut sang kakak.

Saya sering berbincang dengannya, karena saya, Mbak Widut (begitu kami akrab menyapanya) dan Mbak Rani, membentuk sebuah grup yang iseng kami beri nama #BloggerKAH. Nama #BloggerKAH diambil dari huruf depan nama anak-anak kami; Kevin, Amay & Aga, juga Han. 

Mbak Widut adalah penulis berbakat. Kalau teman-teman ingin membaca tulisan-tulisannya, blognya yaitu widiutami.com. Ia sudah mempunyai sebuah buku berjudul "Mahkota untuk Emak", yang saat launchingnya dihadiri oleh penulis terkenal Habiburrahman El Shirazy. Memang di buku itu kita tidak akan menemukan nama Widi Utami, karena disana ia menggunakan nama penanya, yaitu Mustika Ungu. Nama Mustika Ungu juga dipakainya sebagai username di twitter. Coba gih ke twitternya @MustikaUngu.

Jujur, berulang kali saya katakan pada Mbak Widut, bahwa saya menyukai gaya menulisnya. Siapa yang setuju dengan saya? Lewat kegiatan menulisnya di blog, Mbak Widut berulang kali menyabet juara. Ini jadi bukti bahwa menyandang tuna rungu, bukan berarti tak bisa berprestasi. Sejak saya mengenalnya, setidaknya Mbak Widut telah 2x memenangkan kompetisi menulis di blog.
1. Lomba blog SMS Bunda
2. Lomba Blog Liburan Ceria Bersama Tempra

Luar biasa ya? Saya yang "normal' aja belum pernah juara. Hiks. 😢😭😭

Widi Utami's Wedding Gown

Sama dengan saya, Mbak Widut menikah saat masih kuliah. Bedanya, saat ini Mbak Widut hampir resmi menyandang gelar sarjana, sedangkan saya masih begini-begini saja. Hahaha.. *lalu meratapi nasib*

Bukan bermaksud membela diri, tapi perempuan yang sudah menikah, pasti akan berhadapan dengan banyak hal yang perlu pertimbangan. Kalau saya, pertimbangannya lebih karena tidak ada yang membantu menjaga anak-anak, karena saya dan suami sama-sama merantau. Keinginan untuk melanjutkan kuliah pasti ada, dan masih ada sampai saat ini. Cuma, apakah keinginan itu bisa terwujud nanti, tergantung ridho Illahi dan suami. 🤣🤣

Ditanya tentang suka duka menikah di saat masih kuliah, begini jawaban Mbak Widut:
Sukanya: Ada suami yang membantu saat capek mengerjakan tugas. Yang tak kalah penting adalah, SPP dibayarin suami, haha... Selain itu suami juga bisa dijadikan tukang ojek yang siap antar jemput ke kampus, juga penerjemah saat mengurus adimnistrasi. 😂😂😂

Dukanya: Nggak sebebas saat single, dalam hal mengerjakan tugas. Maksudnya, kita jadi tak bebas begadang semalam suntuk karena memang ada hak suami (dan anak), jadi manajemen waktunya kudu pol-polan, nah, ini yang tidak semua orang bisa melakukannya (termasuk Arinta, hahahaha). "Karena aku rasanya setelah ngasuh si K pengennya bobok jugak." kata Mbak Widut lagi. 

Sekarang, menuju waktu sidang, Mbak Widut sangat merasa beruntung bersuamikan seorang freelancer. "Coba kalau suamiku kerja kantoran..." tambahnya lagi.

Hehehe, Allah itu memang Maha Tahu kebutuhan hamba-Nya yaa... Pokoke syemangat ya Mbak Widut. Habis ini, waktumu jadi lebih banyak buat si K. Dan tentu jadi lebih siap buat bikin adiknya 'kan? #eh 🤣🤣

Widi Utami dan Kevin


Read More

Ayahmu Miskin, Ya, May? Koq Kulkas Kamu Kecil?

Friday, March 24, 2017

Jika mengingat materi Seminar Parenting tentang bullying bulan lalu, barangkali kalimat yang diucapkan seseorang pada Amay beberapa waktu lalu itu, termasuk dalam verbal bullying. 

Sebelum mengomentari kulkas kami yang berukuran kecil itu, orang yang sama bertanya pada Amay, putra sulung kami. Entah apakah niatnya hanya bertanya ataukah ada tujuan lainnya, katanya, "Ayah kamu miskin, ya, May? Koq kamu ngga punya TV?" yang dijawab oleh Amay dengan cerdas, "Tapi ayahku lebih keren daripada ayah kamu!"

Kalau mengingat kembali materi parenting bulan sebelumnya tentang mempersiapkan ananda masuk SD, bahwa salah satu tanda kesiapan anak untuk memasuki jenjang yang lebih tinggi adalah mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, maka saya berkesimpulan kalau Amay memang sudah siap untuk menjadi anak SD dengan jawaban cerdas di atas. Amay tidak mengadu, dalam artian meminta bantuan orang lain untuk menjawab perlakuan orang itu.

Sayangnya, saat insiden "pemiskinan" itu, saya tidak mendengar cerita itu dari mulut Amay sendiri. Adik saya yang saat itu sedang menemani Amay bermain lah yang mendengarnya dan ia menceritakannya pada saya. Yang saya dengar secara langsung, adalah komentarnya tentang kulkas kami dan mainan Amay yang mungkin baginya terlalu sedikit. Saya hanya tersenyum saja saat mendengar ucapannya tentang kulkas kami itu. 

Ketika mengomentari mainan Amay, tumben-tumbenan kalimatnya sedikit lebih halus. "Ayahmu nggak punya uang (tidak lagi memakai kata "miskin") buat beli lego lagi to, May?" Dan karena saya merasa perlu meluruskan anggapannya itu, saya katakan padanya bahwa mainan-mainan Amay dibagi 2. Sebagian dibawa ke rumah, sebagian lagi sengaja ditinggal di rumah kontrakan kami. Kenapa masih ditinggal? Karena setidaknya hingga Mei nanti, kami masih akan bolak-balik ke rumah kontrakan yang juga merupakan kantor ayah Amay itu.

Jujur saja, saya sama sekali tidak terusik dengan predikat "miskin" dari mulutnya itu. Yang saya khawatirkan justru Amay. Saya takut dia akan menjadi anak yang minder. Alhamdulillah, kelihatannya sih dia tidak terlalu terpengaruh.

Suatu malam menjelang tidur, saya ajak Amay membicarakan hal ini. Meski umurnya di 16 Maret ini baru menginjak 6 tahun, tapi terkadang saya mengajaknya berbincang hal yang serius. Saya hanya ingin menyelami pikirannya, mendengar pendapatnya tentang suatu hal, termasuk tentang definisi "miskin" itu sendiri, dan apakah dia malu dicap sebagai orang miskin. Beruntung, dia punya daya nalar yang cukup oke untuk anak seusianya. Katanya, miskin itu yang suka minta-minta. "Mas Amay kan nggak minta-minta. Malah si itu yang waktu itu minta mainannya Mas Amay," tambahnya. 😎😎

Baiklah, berarti konsep sederhana tentang "miskin" sudah nyantol di benaknya. Meski kemudian saya kembali mengingatkan bahwa sesungguhnya semua manusia itu miskin. "Yang kaya itu cuma Allah. Kita ngga punya apa-apa kan, wong kita cuma dititipi? Makanya kita ngga boleh sombong," pesan saya. Amay manggut-manggut, entah benar-benar mengerti atau tidak. 

"Berarti si itu sombong, Ma?" tanyanya. Saya hanya bisa mengangkat bahu, kemudian menyuruhnya untuk tidur. Tak lupa saya pesankan padanya, tak perlu risau dengan anggapan siapapun tentangnya atau tentang kami. Karena yang paling tau perasaan kita adalah Allah dan diri kita sendiri. Jangan minta-minta pada manusia meski kita tak punya. Pun, jangan merasa paling kaya hingga tega merendahkan sesama. 

Seusai memastikan bahwa Amay sudah tidur, saya pun tergoda untuk melihat-lihat harga TV LED dan harga kulkas panasonic 2 pintu. Kebetulan waktu itu, Papa Amay sedang keluar kota. Karena nggak tau mesti ngapain, jadi saya browsing saja, iseng. Entah, apakah saya yang terlihat kuat ini malah justru lebih lemah dari Amay? Jangan-jangan, ketika saya menasehati Amay tadi, sebenarnya saya sedang menasehati diri sendiri? Ah sudahlah. Orang dewasa memang rumit. Iya kan? ☺☺

gambar kulkas panasonic 2 pintu


Read More

Muthia Pakpahan si Turis Cantik

Wednesday, March 22, 2017

Beberapa waktu lalu, dunia blogger dipayungi awan hitam. Seorang blogger kenamaan, menghembuskan nafas terakhirnya karena sakit. Hari itu, dinding facebook saya penuh dengan ungkapan duka, juga do'a agar beliau diberi tempat yang indah di sisi-Nya. Tak hanya di facebook, di grup whatsapp pun semua membicarakan travel blogger yang namanya sudah melangit, tapi hatinya tetap membumi itu. Iya, beliau adalah Mas Adi si pemilik cumilebay.com.

Ada yang amat sangat merasa kehilangan saat Mas Cumi Lebay berpulang. Mbak Muthia Angraini si pemilik turiscantik.com lah orangnya. Kenapa? Karena Mbak Muthz, begitu kami memanggilnya, memiliki kenangan indah bersama Mas Cumi Lebay.

Mbak Muthia yang sudah ngeblog di multiply sejak 2008 itu, mengganti blognya ke dot com atas saran Mas Cumi. Mas Cumi juga yang menyarankan agar blog Mba Muthia ini diberi nama Turis Cantik. Alasannya, karena Mbak Muthia senang dandan, katanya.


blog turis cantik

Dan memang, meski awalnya ia lebih fokus mem-branding diri sebagai travel blogger, kini Mbak Muthia juga dikenal sebagai beauty blogger, karena selain menulis tentang travelling, Mbak Muthia juga sering me-review tentang kosmetik atau skin care.

Selain dua tema di atas, Mbak Muthia yang telah memiliki seorang putra bernama Alessandro itu, juga menulis tentang dunia motherhood. Jadi, seperti yang bisa kita lihat di header blognya, turiscantik.com membahas 3 tema besar: travelling - beauty - motherhood.

about turiscantik blog

Mengunjungi blog turiscantik.com kita akan dibikin ngiler sama cerita-cerita perjalanannya Mbak Muthia, baik ketika ia berjalan-jalan di dalam negeri maupun ke luar negeri. Terakhir, Mbak Muthia ke Amerika lhooo, dan gratis. Aaaahhh, mupeng....

Seneng ya jalan-jalan melulu? Tapi, susah juga ya kalau pas jalan-jalan, eeeh, dimintai oleh-oleh melulu. Kalau pas titip oleh-oleh sekalian titip uang sih ngga masalah yaa.. Nah, Mbak Turis Cantik pun disini menuliskan etika menitip oleh-oleh agar sama-sama enak.  

Oya, selain cerita travellingnya, kita juga akan dibikin ngiler oleh tulisannya saat berwisata kuliner. Penasaran apa saja yang sudah ditulisnya? klik saja kategori "kuliner" di bagian atas blognya itu. ☺☺ 

Muthia Pakpahan si Turis Cantik

Sebagai orang media (Mbak Muthia adalah seorang news producer di TV One), gaya tulisan Mbak Muthia memang cenderung lugas dan tidak bertele-tele. Dalam KBBI, lugas berarti; 1). mengenai yang pokok-pokok (yang perlu-perlu) saja. 2). bersifat seperti apa adanya; lugu; serba bersahaja; serba sederhana. 3). tidak berbelit-belit. 4). tidak bersifat pribadi; objektif.

Tulisan yang lugas tentu sangat penting, mengingat bahwa Mbak Muthia ini juga sering melakukan review terhadap suatu produk, dimana keobjektifan diperlukan agar tidak terkesan berat sebelah.

Saya mesti belajar, nih, dari beliau. Ya gimana yaa, soalnya kadang tulisan saya banyak kalimat yang nggak efektif. Mungkin itu juga yang membuat pembaca jadi kurang betah, ya? Hiks.. (tuh kan, mulai lagi. saya terlalu ekspresif kali ya? hehe...)

Oya, satu lagi yang saya suka dari blog Mbak Muthz. Di bawah tulisan, kita bisa langsung terhubung dengan akun social medianya loh. Jadi keidean nih, pengen bikin juga. 👍




Dan bagi teman-teman yang ingin berkenalan dengan Mbak Muthia Angraini alias Mbak Muthz Pakpahan ini, silakan kunjungi turiscantik.com. Disitu teman-teman bisa menemukan akun social medianya dengan mudah. ☺☺


Read More

Rekomendasi Buku Kisah Keteladanan untuk Usia 3-7 Tahun

Sunday, March 19, 2017

Seri Kisah Teladan; Menolong Binatang dan Akibat Sombong
Penulis: Idris Sardi
Ilustrator: Rendra M. Ridwan
Penerbit: Muffin Graphics (PT Mizan Pustaka)

Tahun terbit: Cetakan ke-1, Oktober 2014


2 tahun yang lalu, seorang teman menghadiahi Amay 2 buah buku. Teman baik itu bernama Tante Rina. *Hello Tante Rinaaa.. ❤❤* Buku ini baguuus banget. Apa sajakah itu? Yang pertama berjudul "Menolong Binatang", dan yang lainnya berjudul "Akibat Sombong". Sebagus apa buku itu? Baiklah, saya akan ceritakan keduanya.


1. Menolong Binatang

Menolong Binatang, kisah teladan untuk anak usia 3-7 tahun

Buku ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang kehabisan bekal dan kehausan saat menempuh perjalanan yang jauh. Alhamdulillah, akhirnya ia menemukan sumur. Sumur itu tidak memiliki timba, sehingga untuk minum, terpaksa ia harus masuk ke dalamnya. Saat kembali ke atas, ada seekor anjing yang terlihat kehausan. Pemuda itu pun kembali masuk ke dalam sumur tersebut untuk mengambilkan air bagi anjing itu.

Karena kebaikannya pada si anjing, Allah pun mengampuni dosa-dosanya.



Amanah dari cerita di atas, antara lain:
1.       Kita harus berbuat baik pada binatang. Sedekah, meski “hanya” berupa air, ternyata sangat besar nilainya, hingga Allah menghadiahkan surga.

2.       Anjing biasanya merupakan binatang yang dihindari karena najisnya. Tapi karena anjing juga merupakan makhluq ciptaan Allah, kita tetap harus menyayanginya. Toh, najis masih bisa dibersihkan, iya ‘kan? 


2. Akibat Sombong


Akibat Sombong, kisah teladan untuk anak usia 3-7 tahun

Kisah tentang Qarun yang kaya tapi sombong, diceritakan dalam buku ini. Bagaimana Allah mengangkat Qarun dari kemiskinan, hingga kemudian ia berlimpah kekayaan, menjadi pejabat dan memiliki ratusan pelayan, dan ketika Allah menghukum Qarun yang sombong dan kikir dengan menenggelamkan dirinya beserta seluruh harta dan istananya.




Inilah awal mula istilah harta karun itu.

Amanah dari buku ini, adalah:
Harta yang kita miliki sesungguhnya hanya titipan dari Allah SWT. Kapanpun Allah berkehendak mengambilnya, maka bagi-Nya sangatlah mudah. Oleh karena itu, kita tidak boleh sombong dengan apa yang melekat pada kita, karena pada dasarnya kita tidak memiliki apa-apa.


Selain dari isinya yang mengajarkan keteladanan, ada hal lain yang saya sukai dari buku ini.
·         Bahasanya sederhana, mudah dimengerti oleh anak-anak.
·         Ilustrasinya bagus. Meski belum bisa membaca, tapi Amay yang saat itu berumur 4 tahun, bisa memahami isi buku ini dengan hanya membaca gambarnya.
·         Menggunakan “hard paper”, sehingga saya tidak khawatir buku ini akan mudah rusak ketika “dibaca” anak-anak. Kalau tidak salah, istilah untuk buku jenis ini adalah “board book” ya?
·         Tiap suku kata diberi warna yang berbeda. Ini memudahkan sekali ketika Amay belajar membaca. Dan buku berjudul “Menolong Binatang” adalah buku pertama yang berhasil Amay baca dari awal hingga akhir, setelah ia bisa membaca.





Seri Kisah Teladan recommended sekali untuk anak usia 3-7 tahun. Bahkan Aga yang masih batita pun suka. Nah, kalau buku kesukaan Han dan Kevin, kira-kira apa ya? Baca buku anaknya Mbak Rani dan Mbak Widut yaa...
Read More

Menyibak Sejarah Musik Indonesia di Lokananta

Friday, March 10, 2017


Tanggal 7 Maret lalu, saya dan beberapa emak blogger Solo, hangout bareng ke Lokananta. Lokananta adalah perusahaan rekaman musik pertama di Indonesia. Kebetulan juga, 2 hari setelahnya yaitu tanggal 9 Maret, bertepatan dengan Hari Musik Nasional. Jujur, saya baru tahu kalau tanggal 9 Maret adalah Hari Musik Nasional. 

Konon katanya, tanggal tersebut diambil dari tanggal kelahiran pencipta lagu Indonesia Raya, yaitu Wage Rudolf Supratman, yang lahir di Purworejo, 9 Maret 1903. Terus terang, sebagai putera Purworejo, saya tidak bisa menyembunyikan rasa bangga. ☺


Studio Lokananta, Museum Piringan Hitam, Solo, Jawa Tengah

Kembali ke Lokananta. Lokananta sendiri memiliki arti gamelan (dalam cerita pewayangan Jawa) yang bisa berbunyi sendiri tanpa penabuh. Terdengar mistis ya? Namun beberapa orang memang pernah mendengar gamelan yang terdapat di dalam ruangan studio Lokananta itu berbunyi sendiri. Dan inilah seperangkat gamelan yang dinamai Sri Kuncoro Mulyo tersebut.

Gamelan bernama Sri Kuncoro Mulyo

Aga sedang memukul Demung, salah satu instrumen gamelan Jawa

Gamelan Sri Kuncoro Mulyo, di Studio Lokananta


Kalau tidak salah, gambar di bawah ini adalah alat pengganda piringan hitam. #cmiiw
Sejak berdiri pada 29 Oktober tahun 1956, Lokananta ini menjadi tempat produksi piringan hitam. Jadi, master rekaman dari RRI pusat dibawa ke Lokananta untuk digandakan. Selanjutnya, dari Lokananta, piringan-piringan hitam itu didistribusikan ke seluruh RRI di negeri ini.
Serius, saya bangga pernah ke tempat ini. :)




Selanjutnya, kami menyusuri selasar dan sampai di Ruang Vynil. Barangkali, ini satu-satunya ruangan di Lokananta yang ber-AC (saya tidak tahu kalau kantornya yaa, hehe..). Mungkin karena di dalamnya terdapat ribuan file piringan hitam yang harus dijaga agar tidak rusak ya...

Di ruangan ini terdapat rak-rak tempat menaruh file-file piringan hitam. Jika dahulu, Malaysia sempat meng-klaim bahwa lagu "Rasa Sayange" merupakan lagu daerah miliknya, maka kita bisa menjawab bahwa lagu tersebut adalah milik Indonesia. Buktinya ada disini. Master yang kita punya, faktanya lebih tua dibanding milik Malaysia. Dan ternyata, lagu "Rasa Sayange" merupakan lagu daerah Maluku.


rak-rak yang berisi file piringan hitam

Banyak sekali yang bisa kita temukan disini. Cerita-cerita Sandiwara Radio, lagu Indonesia Raya, album-album tempoe doeloe yang mengudara lewat radio, hingga bacaan Al-Qur'an pun ada. Sedikit cerita, album "Entit" milik Waldjinah adalah album piringan hitamnya yang terakhir. Album-album berikutnya diproduksi dalam bentuk kaset pita. 


dalam Ruang Vynil, Lokananta

Dalam perjalanan menelusuri Studio Lokananta, kami pun diajak untuk memasuki sebuah ruangan yang dijadikan studio rekaman. Satu kata yang menggambarkan perasaan saya saat masuk ke dalam studio rekaman ini, yaitu: merinding. Bagaimana tidak? Dalam studio rekaman tersebut terdapat sebuah alat yang dinamakan "Mixer Recording". Dan jenis ini hanya ada 2 di dunia. Yang satu berada di Lokananta ini, dan satunya lagi ada di BBC London.


"Mixer Recording" di Studio Lokananta. Hanya ada 2 di dunia.

di depan "mixer recording"

di dalam studio rekaman yang kedap suara

Wah, seru sekali perjalanan kami hari itu. Rasa bangga, terharu (karena saya sedikit punya gambaran akan jejak musik di masa lalu), juga bahagia, melebur menjadi satu. Benar-benar pengalaman yang tak akan terlupakan. Teman-teman silakan datang kesini agar bisa merasakan apa yang saya rasakan. Lokananta berada di seberang The Sunan Hotel, Solo. Dan untuk mengetahui lebih lengkap tentang Lokananta, teman-teman bisa mengunjungi websitenya yaitu www.lokanantamusik.com


Selamat berkunjung ☺☺
 
 
Read More

Alfa Kurnia, Pemilik Pojok Mungil

Monday, March 6, 2017

Alfa Kurnia

Alfa Kurnia, soerang blogger perempuan yang anggun, cantik dan cerdas. Keanggunannya dapat terlihat dari warna blog-nya yang bernuansa pastel. Konon katanya, warna pastel menggambarkan kepribadian seseorang yang santai, mengalir, dan mudah bersosialisasi. Sementara itu, dari tulisannya yang mengalir dan tertata, saya menyimpulkan bahwa Mbak Alfa adalah orang yang berkarakter dan juga cerdas.

Mari kita lihat blog Mba Alfa yang punya nama POJOK MUNGIL 

Hehe, jangan bingung ya antara Pojok Mungil dan Lemari Pojok. Lemari Pojok mah punyanya Mbak Retno Kusuma Wardani. ☺☺

Pojok Mungil memiliki empat main category antara lain; Life in Brunei, Life as Mom, Life with My Kids, dan Review. 

Life in Brunei, bercerita tentang keseharian Mba Alfa setelah tinggal di Brunei. Mba Alfa memang tinggal di Brunei Darussalam sejak 2012 lalu, untuk menemani suaminya yang bekerja disana. 

Life as Mom, sesuai judulnya, banyak menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Mbak Alfa, sebagai seorang ibu. Iya, meski wajahnya imut-imut begitu, Mbak Alfa sudah punya 2 orang putra dan putri loh. Sudah komplit ya Mbak? Alhamdulillah.. Yang pertama, seorang putri bernama Cinta, dan yang kedua seorang anak yang ganteng bernama Keenan Aditya. Eiya, 5 Maret lalu, usia Keenan sudah 4 tahun bukan, Mbak? Wah, selamat ulang tahun untuk Keenan yaa? Semoga sehat selalu dan jadi anak yang sholih, aamiin...
*Ingat Keenan koq jadi ingat Raisa ya? #ealah #nggaknyambungMaaak

pojok mungil

Selanjutnya, kategori Life with My Kids. Ini favorit saya. Hehe.. Curcolan mamah-mamah muda dengan segala pengalaman serunya, selalu menarik untuk disimak. Selain dapat ilmu baru, kadang saya merasa mendapat teman senasib sepenanggungan. Hehehe... Soalnya, terkadang pengalaman mereka sama dengan pengalaman saya. Misalnya ketika Cinta dan Mbak Alfa belajar kecewa, saya pun pernah merasakannya. Waktu itu, Amay tidak jadi tampil di panggung dan diganti temannya yang lain. Kecewa sih, tapi nggak lama. Selanjutnya, yang lebih penting adalah mengevaluasi kekurangan kami. 

Saya suka banget sama kalimat penghibur yang Mbak Alfa katakan untuk Kak Cinta. "Jangan menyerah ya, Nak. Mungkin sekarang kakak belum dipercaya untuk tampil di panggung sekolah. Tapi kalau terus berusaha kuat di bidang yang kakak sukai dan selalu berdoa, siapa tahu, Nak, Insya Allah, 5 atau 10 atau 15 tahun lagi kakak bisa tampil di panggung yang lebih besar dan megah. Aamiin."


Kategori selanjutnya, Review. Ada beberapa sub kategori di kategori ini, antara lain: Beauty & Fashion, Blogger Profiles, Books, Foods and Places, juga Movies & Music. Jadi, kalau mau lihat profil blogger lainnya, bisa ke "Review" yaa.. Etapi, koq kayusirih ngga ada ya? Kehapus kah Mbak? Hiks.. 😭😭

pojok mungil

Jujur, saya suka banget lihat blog Mbak Alfa ini. Rapi. Adanya sub kategori (tidak hanya di kategori "review" saja lho), sungguh memudahkan pembaca yang berkunjung kesana. 

Kalau blog-blog lain biasanya menaruh widget (widget atau gadget sih ya namanya?) di bagian kanan atau kiri, Mbak Alfa meletakkannya di bawah. Jadi kalau kita scroll sampai bawah, kita bisa menemukan "Blog Inside", "Kids Activities", "Popular Posts", "Post About", "Recent Comments", dan yang lainnya. 

Oya. selain menulis di Pojok Mungil, Mbak Alfa juga menjadi kontributor untuk beberapa situs online. Ssstt, Mbak Alfa juga sudah punya buku lho. Ada sedikitnya tiga buku antologi yang memuat karya Mbak Alfa. Hmmm...applause buat Mbak Alfa. 

Kesibukannya bertambah, manakala crochet & knitting menarik minatnya. Wah, keren yaa... Kreatif! Dan bagi teman-teman yang ingin mengenal Mbak Alfa lebih dekat, Mbak Alfa bisa dijumpai disini:

Facebook: Alfa Kurnia
Instagram: @alfakurnia

Alfa Kurnia and family


Read More

Mencicipi Kuliner Legendaris Solo di RM Kusuma Sari

Friday, March 3, 2017

Saya, Mba Ety Abdoel dan Mak Ana Ike

Tanggal 16 Pebruari lalu, saya, Mba Ety Abdoel dan Mak Ana Ike, bertemu di sebuah rumah makan. Karena saya ingin makan Selat Solo, maka yang pertama dicari adalah tempat makan yang menghidangkan Selat Solo sebagai menu andalannya.

Rumah Makan itu bernama Kusuma Sari, yang terletak di Jln. Yos Sudarso, Nonongan, Solo. Kusuma Sari dipilih setelah melalui beberapa pertimbangan. Pertama, lokasinya strategis - mudah dijangkau BST (Batik Solo Trans), supaya Mba Ety ngga kesulitan mencari tempatnya karena beliau dari Karanganyar sana. Selanjutnya, rekomendasi dari Mba Mae, yang sayangnya kemarin ngga bisa ikut kopi darat dengan kami.

Oya, sebelumnya Mas Suryo, teman Mas Yopie juga merekomendasikan tempat ini ding.. Konon, Selat-nya Pak Don, adalah selat yang legendaris di kota ini. Sebentar. Pak Don? Pak Don yang dimaksud Mas Suryo adalah Prof. Sardono W. Kusumo yang merupakan putra kandung dari Bu Menggung. Nah, Kusuma Sari ini didirikan oleh almarhumah Bu Menggung, dan diteruskan oleh Pak Don. 


Kenapa sih saya ngebet banget pengen Selat Solo?

Sedikit cerita ya... Saya pindah ke Solo tahun 2010. Waktu itu kami ngontrak rumah di daerah Jajar, ngga jauh dari Hotel Alila yang berdiri menjulang itu. Suatu hari, Bu Ida, adik dari pemilik kontrakan, mengadakan arisan di rumahnya. Sebagai suguhannya, Bu Ida memasak Selat Solo. Alhamdulillah, kami kebagian. Hehe... 

Itu kali pertama saya makan, dan tau makanan bernama Selat Solo. Dan itu rasanya..endeeessss... Om Ge, teman Mas Yopie sampe bilang, "Duh, boleh nambah ngga ya?" Hahaha... Laper apa doyan? Tapi emang enak banget sih masakan Bu Ida. Dan dari situlah akhirnya saya sukaaaa banget sama yang namanya Selat. Bisa dibilang, pertama kali nyoba, langsung jatuh cinta. Bahkan waktu hamil Aga pun, saya sempat pengen makan Selat juga, hehe...


Selat Solo itu apa sih?

Pernah lihat di acara Master Chef Indonesia pas ada tantangan membuat Bistik Jawa? Nah, Bistik Jawa (Javanese Beefsteak) bisa dibilang merupakan nama lain dari Selat Solo. Meskipun terkadang, untuk Bistik Jawa ada yang membuat kuahnya lebih kental lagi. Kata "Selat", sebenarnya merujuk pada "Salad".

Selat Solo terdiri dari daun selada (lettuce), diracik dengan telur rebus (biasanya disebut bacem telur), kentang goreng, timun, wortel rebus, buncis rebus, dan ditaburi keripik kentang. Yang khas lagi adalah tambahan mayonnaise atau mustard yang biasanya diletakkan di sisi atau di atas daun selada itu tadi. Selanjutnya, susunan "Salad" tadi disirami saus yang tidak terlalu kental, yang terbuat dari campuran bawang putih, cuka, kecap manis, saus Worcestershire atau kecap inggris, air, dan dibumbui dengan pala dan lada hitam.

Nah, yang membuat Selat Solo tidak "murni" Salad, adalah adanya potongan daging di tengahnya. Daging ini, menurut Pak Bondan Winarno, harus menggunakan daging gandik sapi, yaitu paha belakang yang tidak mengandung lemak dan seratnya panjang.

Di DetikFood, Pak Bondan juga merekomendasikan RM Kusuma Sari sebagai tempat makan Selat, karena masakannya bagus dan harganya murah. Saya setuju dengan pendapat Pak Bondan. Harga seporsi Selat Segar di RM Kusuma Sari hanya Rp 17.000,- 


Selat Segar RM Kusuma Sari

Foto dulu makanannya :)

Sejarah Selat Solo

Kalau dilihat, Selat Solo ini tidak njawani ya? Beda dengan masakan khas daerah lain, misalnya sego megono atau gudeg Jogja yang jawa banget. 

Jadi, seperti dikutip dari Wikipedia, selama era kolonial Hindia Belanda, penjajah Eropa membawa bahan makanan Eropa berikut teknik memasaknya. Beberapa upper-class atau ningrat Jawa dan pribumi Jawa yang berpendidikan, terkena pengaruh masakan Eropa; seperti roti, keju dan bistik. Masakan ini diakui sebagai masakan kelas atas masyarakat Hindia Belanda. Hal ini menyebabkan adopsi dan fusi masakan Eropa ke dalam masakan lokal Jawa, seperti pengembangan resep Selat Solo di Surakarta, jantung istana Jawa dari Kasunanan Surakarta.

Jejak pengaruh Eropa dalam Selat Solo, dapat dilihat dari penggunaan mustard atau mayonnaise, juga kecap inggris atau saus Worcestershire.

Tambahan lagi, kentang juga sebenarnya bukan makanan orang Jawa. Umbi kentang adalah salah satu makanan pokok di Eropa, walaupun pada awalnya kentang berasal dari Amerika Selatan.

Di RM Kusuma Sari sendiri, ada kuliner lain berbahan dasar kentang, yaitu kroket dan risoles. Kata orang, kalau ke Kusuma Sari, dua makanan ini ngga boleh terlewatkan. Dan memang rasanya enak, kentangnya lembut. Yummy banget deh. Harganya, Rp 8.000,- per porsi. 


Risoles


Risoles (dalam bahasa Belanda disebut rissole), awal mulanya berasal dari Perancis. Dalam bahasa Perancis, rissoler, berarti menjadikan merah / menjadikan coklat. Risoles mulai dikenal pada abad ke-13. Dahulu, makanan ini hanya sekedar panekuk yang digoreng menggunakan mentega atau lemak sapi / lemak babi. Selanjutnya, makanan ini berkembang, dan menggunakan daging cincang sebagai isian. Tapi di Kusuma Sari, risolesnya juga diisi dengan kentang yang dihaluskan. Isiannya hampir sama dengan Kroket yang mereka hidangkan.

Resoles dan Kroket di RM Kusuma Sari. Lezatos!

Kroket

Sama seperti Risoles, Kroket juga dibawa ke Indonesia oleh bangsa Belanda, meski sejatinya makanan ini berasal dari Perancis. 

Di Belanda, kroket adalah sebuah makanan yang terdiri dari ragout yang dilapisi dengan putih telur dan tepung panir, lalu digoreng. 

Di Indonesia, kroket biasanya merupakan gumpalan kentang yang ditumbuk halus, berisi daging cincang yang dibumbui dan dicampur dengan sayuran seperti wortel atau buncis, kemudian dilumuri kocokan telur dan tepung panir sebelum digoreng.

jepret dulu kulinernya, pakai Asus

Pokoknya, terima kasih banyak untuk Mba Ety Abdoel yang sudah meminjamkan handphone barunya, sehingga hasil foto kami kemarin bagus-bagus banget. Buat Mak Ana juga, pengen kesini lagi kan yaa? Hihihi... Walaupun saya ngga ngerti cara motret yang bagus, tapi pakai handphone ASUS, hasilnya ngga buruk kan? Hehe... Duh jadi pengen punya ASUS ZenFone deeeh.. Semoga ada rezeki untuk saya yaa, agar saya bisa memiliki ASUS ZenFone. Kalau handphonenya bagus kan ngeblognya juga makin semangat. ☺☺✌✌

Terima kasih juga Mba Mae, rekomendasi tempat makannya. RM Kusuma Sari ini cozy banget. Makanannya enak, harganya murah, tempatnya bersih dan adem karena pakai AC. Bisa lah yaa kapan-kapan kita arisan disini. ☺☺❤❤











Sumber Referensi:
1. http://food.detik.com/read/2012/01/18/105429/1818524/996/yuk-berburu-selat-solo
2. https://en.wikipedia.org/wiki/Selat_solo
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Kentang
4. http://www.hardwarezone.com.my/feature-5-things-you-need-know-about-asus-pixelmaster-camera-technology
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Risoles
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Kroket
Read More