Kita Pasti Tua, Tak Menggoda Layaknya Saat Muda

Thursday, October 11, 2018


Beberapa waktu terakhir, saya ketularan suami saya, mendengarkan lagu-lagu dari grup band indie seperti Fourtwnty. Grup band ini mulai dikenal, setelah salah satu lagunya dijadikan sebagai OST Filosofi Kopi.

Jujur, sebenarnya aliran musik Fourtwnty, juga Payung Teduh, Danilla, dan kawan-kawannya itu, pada awalnya bukanlah jenis musik yang masuk “daftar dengar” saya. Ya, selera musik saya tuh selera umum, macam KD, Rossa, BCL, gitu-gitu deh. Tapi, lama-kelamaan, makin didengar koq makin asik ya? Saya jadi suka “Penyendiri” milik Nadya Fathira, “Di Atas Meja”nya Payung Teduh, dan pada akhirnya saya ikut menikmati lagu-lagu dari band indie bernama Fourtwnty ini.

Zona Nyaman, Segelas Berdua, Kusut, adalah beberapa judul favorit saya. Belakangan, saya mulai menyukai “Kita Pasti Tua”. Awalnya sih saya sempat protes sama suami, “Koq liriknya kayak buat orang dewasa?” Lalu suami menjawab, “Ya ini kan cerita tentang masa tua.”

Lalu saya pun mendengarkan liriknya dengan seksama.

ini cerita ketika tulang mulai menua
masih mungkin ada hasrat yang menggebu-gebu
berkumpul dan bernyanyi seperti dulu
wajah tampanku, keriput dan badanku membungkuk
rasa ingin tak percaya kini ku menua
tak menggoda layaknya saat muda

awas nanti tua
kita pasti tua

lemah dan tak bertenaga
mulai rentan berkelana
dibalik rambut putihku

wajah tampanku, keriput dan badanku membungkuk
rasa ingin tak percaya kini ku telah menua
tak menggoda layaknya saat muda

awas nanti tua - awas nanti tua
kita pasti tua

lemah dan tak bertenaga
mulai rentan berkelana
dibalik rambut putihku
kita pasti tua
mulai pelan dan pelupa
rabun sudah bola mata
ada yang tak berubah
kita pasti tua
kita pasti tua
kita pasti tua

awas nanti tua
kita pasti tua
lemah dan tak bertenaga
mulai rentan berkelana
dibalik rambut putihku
kita pasti tua
mulai pelan dan pelupa
rabun sudah bola mata
ada yang tak berubah jiwa masih muda
jika nanti sudah tua
mulai jarang bersenggama
tunggu saja waktunya
kita pasti tua
kita pasti tua

Ternyata begitu ya kalau sudah tua? Benarkah? Meski ini ditulis dan dinyanyikan dari sudut pandang pria, tapi jujur, membayangkannya membuat saya sedikit ketakutan.

Tapi alhamdulillah ketakutan itu tak berlangsung lama. Ya, kita kan memang nggak bisa menghentikan waktu. Kita pasti tua, tak menggoda layaknya saat muda. Tapi kita tak perlu mengkhawatirkan masa depan. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah melakukan yang hal-hal terbaik sebisa mungkin, agar di masa depan kita tak terkungkung dalam penyesalan.

Termasuk di dalamnya adalah bagaimana menjaga hubungan baik antara suami istri, karena pernikahan adalah ibadah terlama, ya kan? Siapa sih yang nggak ingin bahagia dan menua bersama pasangan? Untuk itulah, ada setidaknya 13 hal yang bisa kita upayakan demi menjaga #KeharmonisanRumahTangga, seperti:

1. Saling Memahami

Sebelum menikah dulu, kita adalah orang asing bagi satu sama lain. Kita dibesarkan di keluarga yang berbeda, dengan pola pengasuhan yang berbeda pula. Jangankan dengan orang lain, dengan saudara sendiri pun terkadang kita berseberangan, bukan?
Maka dari itu, saling memahami antar pasangan menjadi hal yang mutlak diperlukan dalam sebuah hubungan.

2. Saling Menghargai

Setelah saling memahami, hal berikutnya yang juga diperlukan adalah, saling menghargai. Kelebihan pasangan, kita syukuri. Kekurangan pasangan, biarlah kita simpan sendiri.
Allah ta’ala dalam sebuah firman-Nya di QS. Al-Baqarah (2): 187 mengibaratkan suami sebagai pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian bagi suami. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa suami istri harus bisa saling menutupi aurat (aib), saling melindungi, saling menghangatkan, dan saling membuat nyaman.

3. Saling percaya

Kepercayaan terhadap pasangan adalah fondasi awal sebuah hubungan. Ketika kita saling percaya, kita tak perlu menjelaskan bagaimana kita, pasangan pun tak perlu menjelaskan bagaimana ia.
Jika sudah tak ada rasa percaya, dan rasa curiga lebih meraja, hubungan rumah tangga tinggal tunggu rusaknya saja. Nggak mau seperti itu kan ya?

4. Saling memaafkan

Kata Sherina: Setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan, tapi hanya yang pemberani yang mau mengakui.  Setiap manusia di dunia pasti pernah sakit hati, hanya yang berjiwa satria yang mau memaafkan.
Namanya juga manusia, tempatnya salah dan lupa. Jadi ya saling memaafkan saja.

Oya, kemarin saya baru saja membuat tulisan ini: Tentang Memaafkan; Forgive and You’ll Be Free

5. Menjaga komunikasi

Komunikasi yang baik, adalah salah satu upaya untuk menjaga kepercayaan. Kita sekarang hidup di zaman modern lho, jadi tak ada lagi alasan untuk bisa saling berkabar, bukan?

6. Menjaga perasaan

Sesungguhnya, saling memahami pasangan memang tak bisa instan dilakukan. Mempelajari karakter pasangan, mengerti apa yang disukai dan yang tidak disukainya, akan membantu kita untuk menjaga perasaannya.
Kesannya memang, koq kita terus yang harus mengerti dia? Tapi percayalah, tak ada yang sia-sia. Semakin kita banyak kita memberi, semakin banyak kita akan menerima. Semakin kita menjaga, kita juga akan semakin dijaga. Kuncinya adalah keikhlasan. Jika kita benar-benar cinta, kita akan melakukannya dengan sukarela, tanpa diminta.

7. Terbuka dan terus terang

Terbuka dan terus terang, atau lebih mudahnya, jujur pada pasangan. Kejujuran kita, akan menguatkan rasa saling percaya.

8. Hindari KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga adalah salah satu penyebab perceraian yang sering terjadi. Dan ternyata, KDRT bukan hanya soal main tangan atau main tendang. Kekerasan secara verbal pun, termasuk KDRT juga. Hindari hal ini, jika ingin selalu bersamanya sampai nanti.

9. Meluangkan waktu bersama / liburan

Ini juga boleh dilakukan kalau pas ada uang, wkwkwk... Eh, tapi sebenarnya nggak perlu liburan mewah yang jauhnya ke manaaa, gitu. Makan di angkringan yang cahayanya remang-remang, juga oke. Atau kalau pengen lebih intim lagi, staycation gitu, sehari saja cukup. Insya Allah pikiran lebih fresh, ngobrol dengan pasangan juga jadi lebih asyique.


 
ini ngapain sih? lol

10. Mengenang Masa Muda

Eh, sesekali boleh lho, mengenang saat bertemu pertama kali. Perasaan kita bagaimana, katakanlah padanya. Hal-hal kecil semacam ini bisa kembali memunculkan percikan-percikan cinta. Ehemmm...
Duh, jadi ingat, Pak Yopie pernah bilang, saat pertama kali dia melihat saya, dia yakin bahwa saya adalah tulang rusuknya. Aduduuuuh... Jadi meleleh. Padahal dia lihat saya pas naik sepeda, pulang sekolah, di perempatan kantor pos dekat SMP 2 Purworejo, hahaha...

11. Berusaha menyenangkan pasangan

Istri itu ya, nggak harus dikasih berlian koq untuk bisa senang. Dibantuin nyuci piring aja udah bahagia. Suami juga gitu. Kata Pak Yopie, disenyumin istrinya aja udah tenang pikirannya. Apalagi kalo dibanjiri ciuman setiap hari, hehe..

12. Bersyukur

Jangan suka membanding-bandingkan suami kita dengan suami orang lain. Syukuri lebih dan kurangnya pasangan kita, yang meski sering ngeselin, tapi juga ngangenin. Ihiiiirr... Percayalah, laki-laki sesempurna Yoo Si Jin cuma ada di Descendants of The Sun saja, hehe..

Jangan Pernah Membandingkan Pasangan dengan yang Lain
jangan suka membandingkan pasanganmu dengan pasangan orang lain yaa...

13. Menjaga kualitas hubungan di ranjang

Banyak yang menganggap bahwa urusan ranjang adalah hal yang tabu untuk diperbincangkan. Ya, memang kita dilarang untuk menceritakan rahasia ranjang kita. Lagipula malu lah yaa...
Tapi, kalau berbagi tips agar hubungan suami istri makin asyik, tentu boleh-boleh saja. Urusan ranjang memang jadi urusan yang paling krusial dalam setiap rumah tangga. Bukan apa-apa, yang sudah dijaga dengan sepenuh jiwa saja, masih bisa kemana-mana, apalagi jika tidak dirawat dengan semestinya? Betul tidak?

Nah, ini saya ada bocoran sedikit. Saya pakai Resik V Khasiat Manjakani Whitening untuk membersihkan area kewanitaan. Kenapa saya pakai Resik V Khasiat Manjakani Whitening? Karena, kulit di area pangkal paha menggelap warnanya, dan itu sedikit mengurangi rasa percaya diri di hadapan suami. Selain itu, Resik V adalah #PembersihKewanitaanYangAman yang klaim-nya bisa #2xlebihputihmengencangkan.

kemesraan ini, janganlah cepat berlalu...

Nah, konon, menggelapnya kulit di area pangkal paha itu disebabkan oleh bakteri / jamur yang menyebabkan iritasi. Bisa juga karena pengaruh hormonal atau karena gesekan antar paha. Beruntung, saya mendapatkan informasi bahwa ada sebuah produk yang bisa menjadi solusi untuk permasalahan saya ini. Dia adalah #ResikVManjakaniWhitening.

Keunggulan Resik V Khasiat Manjakani Whitening dibanding merek lain adalah:

1. Resik V Khasiat Manjakani Whitening mengandung Bengkoang pilihan dan Manjakani asli Persia. Kandungan Bengkoang dan Manjakaninya yang tinggi, mampu mencerahkan dan mengencangkan area kewanitaan. Hmmm, kalau udah tau khasiatnya, mana bisa nolak kan ya? *emot senyum malu-malu*

2. Sudah teruji klinis, dan berdasarkan riset terhadap 200 pengguna Feminine Hygiene, Resik V Khasiat Manjakani Whitening memang terbukti mencerahkan dan mengencangkan Miss V.

3. #ResikV adalah merek terpercaya, dan merupakan pioneer produk #PembersihKewanitaan. Jadi, nggak perlu diragukan lagi khasiatnya. J

Cara Pemakaiannya: Tuang Resik V Khasiat Manjakani Whitening secukupnya ke telapak tangan, busakan dengan air, lalu basuhkan ke area kewanitaan. Setelah didiamkan 1-2 menit, bilas dengan air bersih. Lakukan setiap mandi atau setiap kali diperlukan untuk membersihkan area kewanitaan.

Review Resik V Khasiat Manjakani Whitening

Resik V Khasiat Manjakani Whitening memberikan beberapa manfaat sekaligus bagi saya, karena selain membersihkan bagian luar organ intim wanita dan mengurangi bau tak sedap di area kewanitaan, juga sekaligus #MemutihkanAreaKewanitaan dan #MengencangkanAreaKewanitaan. Resik V Khasiat Manjakani Whitening, cerahkan diriku, eratkan pernikahanku.

#ResikVManjakaniWhitening #ResikV #Pembersihkewanitaan
#Keharmonisanrumahtangga #Memutihkanareakewanitaan #Mengencangkanareakewanitaan
#Pembersihkewanitaanyangaman  #2xlebihputihmengencangkan
       

Read More

Momen Hebat Tahun Ini, Saya Bisa Masuk Tivi

Saturday, September 29, 2018



Saat ini, Opik (adik saya) sudah semester 7. Sejak 3 tahun lalu dia tinggal dengan saya di Solo. Melihat Opik yang (semoga sebentar lagi) hampir lulus kuliah, saya pernah berujar padanya, "Kayane anake bapak sing ora bakal ngrasakke wisuda ki aku thok (sepertinya anak bapak yang ngga akan pernah merasakan wisuda, hanya aku saja)." Tentu saja saya mengatakannya sambil menahan air mata. Ya, kakak laki-laki saya, bisa kuliah segera setelah dia lulus SMA. Mbak Ita (Ika Puspita, blogger pemilik bundafinaufara.com) akhirnya bisa kuliah saat usianya masuk kepala 3, dan bisa lulus tepat 4 tahun setelahnya. Sementara saya?

Saya lulus SMA di tahun 2005, saat kondisi keuangan keluarga sedang parah-parahnya. Saat itu kakak laki-laki saya masih berjuang dengan Tugas Akhir-nya di UNY. Alhamdulillah, banyak keluarga ibu yang membantu membiayai, sehingga kakak saya bisa lulus di tahun 2006.

FYI, saya lulus dari sebuah sekolah yang saat itu ranking 3 se-Jawa Tengah. SMA Negeri 1 Purworejo, SMA yang telah mencetak banyak sekali orang sukses. Teman-teman blogger pasti kenal Mbak Armita pemilik armitaconsultant.com, beliau adalah kakak kelas saya.. Dewi Ratnasari alias Ratna Dewi pemilik ratnadewi.me, adalah teman seangkatan saya. Dan Emanuella aka Nyonya Malas, adalah adik kelas saya. Hebat-hebat semua kan?

Lulus dari SMA yang terbilang keren, berada di lingkungan orang-orang beken, sempat membuat saya minder. Saya bahkan pernah menyesal mengapa saya sekolah di sana dulu. Cuma bikin malu diri sendiri, karena saya tidak berada di barisan yang sama dengan mereka. Hehe.. Kalau pinter banget sih ya, bisa nyari beasiswa. Sayangnya, saya termasuk anak yang tingkat kecerdasannya biasa-biasa saja, hehe...

Karena keadaan ekonomi keluarga pula, saya harus rela menganggur selama dua tahun, dan berpindah dari rumah Bulik yang satu ke rumah Bulik yang lain (dari Madura sampai Bogor). Di Bogor lah kemudian Allah menunjukkan jalan. Saya mulai mengajar (barangkali ada yang mengenal ibu Linda Satibi? Beliaulah kepala sekolah tempat saya mengajar pertama kali).

Dari mengajar itu akhirnya saya melanjutkan kuliah malam di Jakarta, tahun 2007. Jadi, pagi ngajar di Bogor, sore saya kuliah di Jakarta. Pulang tengah malam menjadi hal yang biasa. Alhamdulillah kakak laki-laki saya sudah bekerja, jadi bisa men-support saya juga.


Saat itu, ibu saya selalu menguatkan, "Sabar, aja gampang menyerah," pesannya.

don't lose hope


Tapi, akhir 2008 ibu saya meninggal. Di Purworejo. Jauhnya jarak antara Bogor dan Purworejo, membuat saya tak bisa ikut melepas kepergiannya. Kebetulan ibu meninggal di hari Jumat, dan kata bapak, untuk mengejar istimewanya hari Jumat, ibu harus segera dimakamkan. Bapak berpesan, saya harus bisa mengikhlaskan.

Saya mencoba ikhlas meski hati hancur. Saya jadi benci kota Bogor, benci kota Jakarta. Saya ingin sekali kabur dari semua rutinitas di sana, lalu pulang. Saya bahkan sempat membatin, andai bisa menarik waktu, biar saya di rumah saja merawat ibu. :(

Dan pada saat ibu meninggal itu, mantan kekasih yang hilang datang (ngga usah sambil nyanyi juga bacanya :p). Kami sudah putus hubungan sejak 3 tahun sebelumnya, saat saya mantap berhijab. Sang mantan itu adalah Pak Yopie.

Singkat cerita, setelah melayat ibu saat itu, Pak Yopie mencari saya di Friendster, lalu di Facebook, lalu tanya apakah saya sudah punya calon suami atau belum. Kemudian segala rangkaian proses itu berlangsung dan akhirnya saya menikah di tahun 2009. Saat itu saya baru semester lima.

Kenapa tidak menunggu sebentar lagi saja? Tiga semester lagi selesai lho... Jawabannya, saat itu saya sedang sholihah-sholihahnya. Hehe... Saya ingin menghindari zina, dan juga ingin lebih dekat dengan orang tua. Pak Yopie saat itu bekerja di Jogja, meski beberapa bulan kemudian kami memutuskan untuk pindah ke Solo, karena ada tawaran pekerjaan yang lebih baik.

Pilihan untuk menikah cepat-cepat ini sempat saya sesali, beberapa tahun lalu. Mungkin, mungkin lho ya, ini karena setiap hari saya hanya bergumul dengan bau ompol, bau bawang, sementara saya nggak punya teman (awal di Solo kami hanya berdua saja, tak punya teman, tak punya saudara). Saya makin rendah diri saat membuka facebook dan melihat teman-teman seangkatan sudah bertransformasi menjadi gadis-gadis yang cantik dengan karir yang baik.

Ya, semua gara-gara fesbuk memang. Haha...

Tapi alhamdulillah, semua kufur nikmat itu sudah berlalu, dan saya pun semakin paham bahwa semua ada masanya. Saya tak lagi menyesali pernikahan dan kuliah yang tak sempat terselesaikan. Rupanya, waktu itu, saya hanya butuh teman dan sedikit kesibukan. Ya, salah Pak Yopie memang, kenapa saya nggak boleh balik ngajar lagi dan melanjutkan kuliah lagi? Wkwkwk... Nggak ding, saya paham koq kenapa suami saya melarang ini itu. Alasannya masuk akal semua. Dan suami saya bukanlah orang yang tidak bertanggungjawab, karena tak hanya pandai melarang saja, tapi beliau juga mencarikan solusi untuk saya.

Saya mulai waras dan kembali menemukan pintu syukur saat tahun 2013 saya bergabung dalam komunitas menulis di facebook. KEB dan IIDN, adalah dua komunitas yang menemani saya sejak awal belajar. Facebook tidak lagi menyuburkan rasa dengki, karena sekarang saya bisa belajar di sini.

kopdar pertama IIDN Solo, Desember 2013

Saya mulai mengisi blog yang dibuatkan Pak Yopie ini, walau tulisan-tulisan saya masih sangat tidak layak untuk dibaca. Saya juga belajar menulis untuk media cetak, dan di 2014 alhamdulillah saya bisa memetik hasilnya. Tulisan saya berhasil nongkrong di Jawa Pos, Majalah Ummi, sampai Femina.

Beberapa kali kopdar dengan teman-teman di komunitas ini, membuat semangat menulis saya semakin berkobar. Sedikit demi sedikit, rekening saya mulai terisi. Dan dari uang itu, saya bisa menyisihkan untuk bapak, juga untuk kuliah Opik. Alhamdulillah lagi, suami saya selalu siap sedia mengantar dan menemani ke manapun saya pergi.

Saya mulai menemukan kebahagiaan-kebahagiaan yang sebelumnya saya pikir telah menghilang dari hidup saya. Sebentar, bukan berarti saya tak bahagia telah menikah dan memiliki anak-anak yaa... Tapi, seperti orang yang sakit, disuguhi makanan selezat apapun, rasanya tidak ada nafsu untuk menelannya, bukan? Dulu saya memang “sakit” karena rasa iri dan dengki menjangkit, tapi insya Allah sekarang sudah sembuh. : )


Kebahagiaan saya bertambah saat bulan lalu, saya diminta untuk mewakili IIDN Solo tampil di MTA TV. Mungkin orang lain akan berpendapat, “Heleh, Cuma MTA TV aja koq...” Tapi, buat saya ini tetap luar biasa rasanya.

Persiapan sebelum live. Foto dari Mbak Hana Aina.

Sehari jelang live di TV tersebut, saya menelepon bapak. Saya bilang pada beliau, kalau besok insya Allah saya akan live MTA TV. Bapak langsung menjawab, “Ha? Ning TV? Yo sesuk tak tontone.. Jam piro?” Bapak semangat sekali. Alhamdulillah, di rumah bapak ada parabola, jadi MTA TV bisa dinikmati di sana.

Oya, tampil mewakili IIDN Solo, bukan berarti saya hebat lho yaa.. Waktu-lah yang hebat, karena ia yang membuat ibu-ibu hebat lainnya berhalangan hadir, hihi... Acara ini memang ditayangkan live di hari kerja, jadi saya yang pengangguran yang ketiban sampur-nya.

Pasca live di MTA TV.

 
Yang tak boleh terlupa, selfie. :)

Setelah acara itu berlangsung, bapak menelepon. Beliau tampak senang, dari banyaknya tawa yang terdengar. Dalam hati terucap, “Ini anakmu pak, yang nggak lulus kuliah, dan belum sempat mencicipi rasanya memakai toga.

By the way, foto-foto yang terpampang di sana adalah foto-foto dari HP Mbak Hana Aina. Saya sempat ambil foto pakai HP saya sih, tapi koq gelap fotonya. Hiks... Selain itu, problem lainnya adalah memori handphone saya ternyata udah penuh. Pas motret lokasi studio TV, tiba-tiba ada warning yang muncul, “Ruang Penyimpanan Hampir Habis,” gitu. Sedih banget deh...

Salah saya juga, saya lupa memindahkan foto-foto ke komputer sebelum berangkat ke sana. Biasanya, sebelum berangkat ke suatu acara, saya mengosongkan memori HP dulu, supaya bisa puas motretnya. Tapi waktu itu, karena buru-buru juga, saya lupa melakukannya.

Kejadian yang sama juga terjadi saat saya menghadiri BloggerGathering di Transmart Solo beberapa waktu lalu. Saat saya meminta Mak Wied (pemilik ibusegalatau.com) untuk memfoto saya dengan HP milik saya sendiri, Mak Wied nyeletuk, “Mak, ini koq ada tulisan 'ruang penyimpanan hampir habis'?” Iiiih, padahal baru beberapa jepretan doang. :(


Duh, jadi ingin ganti handphone deh. Bukan, bukan karena tidak bersyukur dengan yang ada saat ini. Tapi, handphone dengan performa yang bagus, tentu akan menunjang hobi saya nge-blog, kan? Apalagi kalau sedang ada event atau liputan, kan butuh foto-foto juga untuk dokumentasi. Jujur, saya ingin memiliki handphone dengan spec seperti Huawei Nova 3i.


STORAGE BESAR

Huawei Nova 3i, kata teman-teman blogger, memiliki storage HP paling besar di kelas smartphone mid end saat ini.

Berapa emangnya?  128GB, lhooo... Masya Allah... Dan kalau masih dirasa kurang, bisa ditambah microSD sebesar 256 GB. Luar biasa kaaan? Tanpa microSD aja, storage-nya udah 10 kali lipat dari storage HP saya sekarang. Wkwkwk...

KAMERA KECE

Huawei Nova 3i memiliki kamera yang diperkuat AI (Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan). Dengan teknologi AI ini, Huawei Nova 3i memiliki keunggulan, seperti mendeteksi obyek dengan lebih baik. Jadi, meskipun kita nggak jago motret, hasil fotonya nggak akan bikin sakit mata, hehe..

Buat temen-temen yang doyan selfie atau groufie (selfie-nya bareng-bareng gitu, segrup, wkwkwk), kamera depan Huawei Nova 3i ini saya rasa sangat lebih dari cukup. Bayangin, HP saya ada dua kamera, tapi depan dan belakang. Nah, Huawei Nova 3i ini kamera depannya ada dua, 24 MP + 2 MP. Bayangkan, bakal se-ahli apa selfie-mu nanti, hihi...

Memang, Huawei Nova 3i ternyata adalah pioneer-nya quad kamera. Jadi kameranya ada empat. Empat, kawan-kawan. Dua di depan (24 MP + 2 MP), dan dua di belakang (16 MP + 2 MP). Fitur Huawei Nova 3i ini memastikan bahwa foto yang kita ambil hasilnya akan mengesankan dengan kejernihan yang tinggi dan efek bokeh yang maksimal.

Huawei Nova 3i


DESAIN YANG KEREN

Siapa yang seperti saya, memilih handphone dari penampakannya? Huawei Nova 3i memiliki 3 warna cantik yang bisa dipilih; Black, Iris Purple dan Camaro.

Corak warnanya yang indah di kaca belakang dan bingkai metal yang terletak di tengah, juga layar 6,3 inch FHD+ (2340 x 1080) membuat Huawei Nova 3i tampak elegan sekali. Saya jadi ingin memegang benda ini.

Tak hanya punya 3 kelebihan di atas, buat teman-teman yang suka main game, seperti PUBG atau Mobile Legend, Huawei Nova 3i ini diperkuat dengan GPU Turbo untuk kemampuan gaming. GPU Turbo ini diklaim mampu meningkatkan efisiensi pemrosesan grafis hingga 60% dan mengurangi konsumsi daya hingga 30%. Jadi tak masalah meski dipakai untuk bermain game berat.

Huawei Nova 3i


Huwaaahhh, semoga tak lama lagi impian saya untuk bisa memiliki Huawei Nova 3i ini bisa terwujud. Aamiin YRA. Bantuin doa ya teman-teman... Yang ikut mendoakan, saya doakan pula semoga segala impiannya bisa terwujud. Aamiin YRA. ❤❤❤




Read More

Tentang Memaafkan; Forgive, and You'll be Free

Tuesday, September 25, 2018


Pernah nggak, merasa marah banget sama seseorang karena orang tersebut udah judging, bahkan labeling anak kita? Kalau hanya kita yang diejek, mungkin kita bisa cuek. Tapi kalau udah bawa-bawa anak kita, darah daging kita yang kita rawat sedemikian rupa sedari ia berupa gumpalan daging, wajar kan ya kalau kita nggak terima?
 
 
Manfaat memaafkan bagi kesehatan mental


Begini, anak kedua saya memang sedikit mengalami keterlambatan bicara. Dan sejak pertengahan tahun lalu, di usianya yang hampir 3 tahun, saya mengajarinya mengucap suku kata per suku kata. Tujuannya untuk melatih dan melemaskan organ bicaranya.
 

Saya bukan orang yang abai terhadap perkembangan anak. Saya peduli, dan saya pun mengamati, memang perkembangan bicaranya sedikit lambat jika dibandingkan dengan waktu kakaknya seusianya. Tapi saya tidak rela jika ia disebut bisu, bahkan tuli. Jika teman-teman menjadi saya, sakit hati tidak jika ada seseorang mengatakan seperti ini, "Aga, jangan bisu dong! Ayo ngomong. Itu si A udah bisa nyanyi." Ini udah judging, comparing lagi. Periiih...

Saking sedihnya, saya sampai membuat tulisan ini: Mengapa Anak Saya Belum Bisa Bicara?

Waktu berlalu, sakit hati saya telah hilang, saya pun telah memaafkan, meskipun belum bisa melupakan. Tapi, beberapa waktu lalu, orang yang sama dengan yang dulu, kembali berkata, "Coba diperiksakan telinganya, takutnya ada gangguan pendengaran."

Saya sakit sekali. Sempat bertanya-tanya, sebenarnya beliau ini sering memperhatikan Aga atau tidak? Apakah ketika Aga diajak bicara, Aga tidak merespon dengan baik?

Saya bukan ingin membela diri. Tapi saya bisa membedakan bagaimana orang yang pendengarannya normal, bagaimana yang tidak. Salah satu sahabat saya di #bloggerKAH pun mengalami Hard of Hearing, Mbak Widut namanya. Mbak Widut bahkan menjelaskan, jika mengalami gangguan pendengaran, suaranya akan sengau, tapi Aga tidak. Kami pun masih bisa berkomunikasi meski tak saling bertatap muka, artinya, Aga tidak perlu "membaca bibir" saat berkomunikasi. 

Jujur, saya marah, saya sakit hati. Tapi satu yang saya syukuri, saya bukan tipe orang yang bisa dengan spontan meluapkan amarah. Jika saya demikian, tentu persoalan ini akan semakin melebar tak tentu arah. Efeknya memang, rasa marah yang terpendam ini membuat saya menangis selama beberapa hari.

Kepada saudara dan teman-teman dekat, akhirnya saya mencurahkan semua isi hati. Namun butuh waktu lumayan lama untuk menyembuhkan luka ini. Beberapa orang menyarankan untuk merekam aktivitas Aga (bagaimana ia menyanyi, bagaimana ia bicara), untuk membuktikan bahwa apa yang telah orang tersebut katakan tidaklah benar.

Ya, Aga telah menunjukkan banyak kemajuan, andai beliau mau mengakuinya. Kosakatanya sudah semakin banyak, beberapa huruf pun sudah semakin jelas. Saya pun beberapa kali mengunggah video Aga ketika berdo'a, berhitung dan bernyanyi. Untuk apa? Supaya beliau melihatnya.

Hingga kemudian, beberapa hari yang lalu saya tersadar. Saya pun menertawakan diri saya sendiri. Why should i do those stupid things (videoin Aga pas ngomong, pas nyanyi), hanya untuk membuktikan pada beliau, bahwa apa yang dipikirkannya tentang Aga tidaklah benar.

Pembuktian-pembuktian seperti itu benar-benar tak ada gunanya, sia-sia belaka.

Dan seperti kata Payung Teduh di lagunya yang berjudul "Di Atas Meja", mengapa takut pada lara, sementara semua rasa bisa kita cipta? Kita bisa memilih untuk stay cool, kalem, dan optimis, alih-alih dikalahkan oleh perasaan sedih, kesel, nggerundel, and at the end, cuma bisa nangis.


Manfaat memaafkan bagi kesehatan mental
Mahatma Gandhi's Quote about forgiveness, from Quotefancy
---

Kemudian akhirnya, setelah perenungan yang cukup panjang, saya kemudian memutuskan untuk memaafkan. Memaafkan tanpa syarat. Sungguh, ketika saya menuliskan ini, sakit hati saya sudah hilang. 

Waktu itu, entah kenapa saat sholat ashar, tiba-tiba saya menangis sesenggukan. Tiba-tiba saya diingatkan kalau dosa saya ada banyak sekali, dan tidak ada lagi yang saya harapkan selain mendapatkan ampunan.

Saat itulah saya tersadar bahwa kita semua membutuhkan maaf. Kita butuh ampunan. Dan entah kenapa, lagi-lagi dengan sangat tiba-tiba, saya memutuskan bahwa saya harus memaafkan siapapun yang telah menyakiti hati saya. Siapa tau itu jadi jalan agar Allah berkenan mengampuni seluruh dosa saya.

Saya jadi teringat sebuah artikel tentang "memaafkan", yang saya baca dari Majalah Pesona sekitar tahun 2016 yang lalu. Ada quote indah sebagai pembuka. 

"Memaafkan. Sepenggal kata sederhana, sulit dilakukan, tapi berdampak penyembuhan." 

Percaya atau tidak, disana tertulis kisah nyata seorang Yeyen, yang sembuh dari ancaman kanker ganas di payudaranya. Dan ajaib, benjolan itu lenyap tanpa operasi, setelah ia melepaskan dendam dan sakit hati. Ia sembuh setelah melepaskan kemarahan, mengikhlaskan masa lalu, dan memaafkan.

Dari tulisan itu pun saya baru tau jika Oprah Winfrey memiliki masa kecil yang suram. Sejak usia 9 hingga 13 tahun, ia mengalami kekerasan seksual dari beberapa pria hingga melahirkan di usia 14 tahun. Ya Allah.. :(

Tapi Oprah memaafkan masa lalunya: Ibu yang meninggalkan dirinya dan orang-orang yang melecehkannya. Sekarang, semua orang tau siapa Oprah Winfrey. Ia adalah sang pemenang. :)

Pengalaman itu memberi pemahaman pada saya, sebetulnya memaafkan itu tidak sulit, tapi kenapa kita senang memelihara amarah? Mengapa kita memilih bertahan menjadi korban (iya, korban perbuatan seseorang yang telah membuat kita sakit hati, atau emosi buruk lainnya), alih-alih menjadi pemenang? 

Memaafkan tidak akan mengubah masa lalu kita, tapi memperluas masa depan kita. Kenyataannya memang, saat kita marah, rasanya pikiran dan hati kita tertuju dan terkuras hanya untuk memikirkan orang yang menyakiti kita itu. Dunia kita pun jadi sempit dengan sendirinya. Rugilah kita, karena orang yang membuat kita marah sudah melanjutkan hidupnya, sementara kita stuck dalam kemarahan dan rasa sakit kita. 

Terlalu banyak energi yang harus kita keluarkan untuk memelihara kemarahan dan sakit hati. 

Dan sejatinya, memaafkan kesalahan orang lain, bukan merupakan sesuatu yang kita lakukan untuk orang tersebut. Kita memaafkan untuk diri kita sendiri, supaya kita menjadi lebih baik, sehingga bebas dari rasa sakit. Yes, forgive, and be free...


Tentang Memaafkan
forgiveness, from DNA India
Read More