Showing posts with label Blogging. Show all posts
Showing posts with label Blogging. Show all posts

Tema Blog Apa yang Paling Saya Sukai?

Wednesday, November 21, 2018

Jika sebelumnya saya sudah menuliskan tentang 5 Alasan Mengapa Saya Menulis di Blog, kali ini saya ingin bercerita tentang tema blog yang saya sukai. Mungkin sudah bisa ketebak sih dari blog saya ini. Apa yang saya tulis, nggak jauh-jauh dari yang sering saya baca.

Yap, saya paling suka membaca blog-blog yang isinya curhatan. Kalau Mbak Rani R Tyas menyebut ini dengan istilah Blogger Curhat, saya lebih suka menyebutnya dengan istilah Personal Blogger. Hmm, kelihatan lebih profesional ya? Wkwkwk, ya meski kesannya curhat doang, tapi at least curhatnya menghasilkan bayaran.

Oke, saya memang matre!
Kenapa saya suka baca-baca curhatan orang? Mungkin karena zodiak saya ini menakdirkan saya menjadi orang yang perhatian. Wkwkwk... Saya berzodiak cancer, by the way, makanya saya punya blog lain bernama mamakepiting.com. Yes, meski kebanyakan orang cancer itu galak-galak, tapi hatinya tu lembut dan penuh kasih, lho... Hihihi...

Alasan lainnya, survey membuktikan bahwa mayoritas orang lebih suka menikmati sebuah cerita yang bisa mengundang air mata. Mau contoh? Kenapa Very AFI bisa jadi juara 1? Padahal menurut saya, suara Kia, Mawar atau Rini lebih baik darinya. *tuh kan jadi julid, hihi... Tapi itu hanya salah satu contoh, silakan cari sendiri contoh lainnya. :)

Saya mengutip sebuah artikel di www.femina.co.id, ketika Daisy Indira Yasmine, M.Soc.Sci, Ketua LabSosio Pusat Kajian Sosiologi Universitas Indonesia ditanya mengapa cerita yang menguras air mata lebih mudah viral, beliau menjawab, "Karena cerita seperti inilah yang bisa tiba-tiba menyentuh titik kepedulian kita. Selain kenyataan sosial yang harus kita terima bahwa di dunia serba kompetitif ini tidak semua orang mengalami perjalanan hidup yang 'sempurna'."

Di artikel lainnya, www.femina.co.id juga pernah mengangkat judul serupa. Magnet Cerita Sedih di Layar Kaca, Makin Sedih, Makin Dicari. Tentu tak hanya di layar kaca saja cerita sedih bisa menjadi komoditi yang banyak dicari, di sosial media pun tak ada bedanya. Lihat saja, jika ada tulisan yang berbau kesedihan, banyak yang tak segan menekan tombol "bagikan". :)




Selain itu, dari membaca curhatan orang, biasanya saya bisa mengambil sebuah hikmah. Hikmah itu antara lain:

1. Bahwa Allah itu Maha Adil. Setiap manusia diberi kekurangan dan kelebihan. Jadi dari situ saya bisa semakin bersyukur, bahwa bukan saya saja yang diberi ujian, karena orang lain pun tak lepas dari ujian-Nya. Hanya memang bentuk ujian itu berbeda-beda, tergantung kesanggupan hamba-Nya.

Oya, beberapa waktu lalu saya menulis tentang Sebuah Kebahagiaan yang Dibuat-buat, hasil rangkuman dari curhatan seorang sahabat. Silakan mampir jika sempat. :)

2. Ketika Allah memberikan ujian, Allah pasti menyertakan solusinya pula. Jadi sabar saja. Memang seperti mengurai benang yang kusut, terkadang membutuhkan waktu yang lama dan kesabaran yang tak ada ujungnya.

3. Saya bisa belajar dari pengalaman orang lain. Experience is the best teacher, katanya. Teman-teman pasti pernah membaca pesan mahabijak ini di buku tulis bagian bawah, ya kan? Jadi, kalau kita bisa belajar dari pengalaman orang lain, untuk apa kita harus mengalaminya sendiri? Pengalaman di sini maksudnya adalah pengalaman buruk yaa... Kalau pengalaman baik sih, pengen ikut mengalami juga, hihihi...


Okay, itulah tema blog yang paling sering saya kunjungi, selain blog-blog bertema perenting tentunya. Hanya saja, jika personal blog saya kunjungi karena saya memang menyukainya, parenting blog saya kunjungi karena sebagai seorang ibu saya membutuhkannya. :)

Kalau teman-teman kayusirih, sukanya blog yang kayak gimana?

Read More

5 Alasan Mengapa Saya Menulis di Blog

Tuesday, November 20, 2018

Seorang teman bertanya, setelah menikah, apa kegiatan saya sehari-hari? Dia bertanya seperti itu karena tahu saya resign dari tempat mengajar di Bogor, lalu pindah ke Solo untuk bisa tinggal seatap dengan suami.

Ya, meskipun terkadang jarak membuat pernikahan semakin erat oleh percikan rindu yang menggebu-gebu, nyatanya setiap kali harus berangkat ke perantauan, hati saya sakit seperti diiris sembilu. Makanya sudah cukup tujuh bulan saja LDM-nya, meski resikonya saya harus kehilangan pendapatan bulanan dari pekerjaan saya sebelumnya. Toh, rezeki tak selalu berupa materi. Bisa dekat dengan suami, adalah rezeki yang harus selalu disyukuri.

Nah, karena saya biasa sibuk, suami akhirnya membuatkan saya blog sebagai tempat untuk menumpahkan segala macam rasa. Blog ini dibuat di tahun 2010, namun baru saya isi tiga tahun setelahnya.

Lambat laun, saya mulai menemukan keasyikan tersendiri dari kegiatan ini. Jadi, untuk saat ini, jika disuruh memilih untuk kembali mengajar atau tetap nge-blog, saya tetap memilih opsi ke dua. Karena:

1. Dari blog, saya bisa mendapatkan teman

Tak bisa dimungkiri, sebagai makhluk sosial, memiliki teman adalah salah satu  hal yang bisa menambah gairah hidup. Di Solo saya tak punya keluarga atau saudara. Jadi kalau nggak punya teman, kebayang kan hampanya hidup saya akan seperti apa?


2. Dari blog, saya bisa mendapatkan ilmu

Dulu, saya tidak pernah membayangkan bahwa di hari ini saya bisa menulis. Dulu, pelajaran mengarang saja, paling mentok dapat nilai 75. Ya, karena dulu, saya selalu bingung dengan apa yang harus saya tuangkan. Namun sekarang, menulis sebanyak 1000 kata sudah terasa biasa.

Tak hanya mendapatkan ilmu menulis saja, dari teman-teman blogger, saya belajar membuat infografis sederhana bersama teman-teman lainnya. Saya juga belajar bagaimana membidik sebuah objek menjadi foto yang menyenangkan jika dipandang. Dan masih banyak hal lainnya yang sampai saat ini masih berusaha untuk saya kuasai. Misalnya, tentang SEO. Duh, materi satu ini agak berat buat otak emak-emak macam saya.


3. Dari blog,  saya bisa mendapatkan uang

Awal mula nge-blog, tentu saya belum berani membayangkan apakah saya akan mendapatkan penghasilan dari sini atau tidak. Udah pokoknya nulis aja. Namun Alhamdulillah, dua tahun belakangan, blog ini mulai rutin menghasilkan rupiah.


4. Dari blog, saya bisa memiliki waktu luang

Suatu ketika, ada email masuk menawarkan kerjasama. Saat itu ibu mertua yang sedang duduk di samping saya, bertanya, "Suara apa itu, Rin? WA bukan?"

Saya jawab, "Email, Ma..." Kemudian saya tunjukkan email tersebut pada beliau. 

Mama mertua saya membaca email tersebut dan melihat secara langsung nominal yang ditawarkan oleh sang pengirim email.

"Enak ya, Rin, jadi blogger? Bisa di rumah sambil cuci piring, dapet uang." Komentar beliau.

Ya, alhamdulillah, itu yang saya rasakan sekarang. :)


5. Karena blog, saya kembali merasa jadi orang berguna

Saya pernah merasa sangat terpuruk. Ya maklum lah, jadi ibu rumah tangga biasa, kadang membuat saya mengingat-ingat saat masih mengajar dan bisa bermanfaat untuk banyak orang. Saya pun pernah menyesali beberapa pilihan hidup yang saya pilih sendiri. Hal ini pernah saya tuliskan di: Momen Hebat Tahun Ini, Saya Bisa Masuk Tivi

Sekarang, saya sudah merasa jauh lebih baik. Ada saat yang mengharukan pula karena blog ini, yaitu ketika pembaca mengirimi saya email, lalu menceritakan perihal masalah yang dialaminya. Misalnya, tentang infeksi toksoplasma, atau tentang stroke yang dialami keluarganya. Meski saya hanya bisa membantu dengan do'a, namun saya bahagia, ternyata tulisan saya ada sedikit manfaatnya juga.

Ya, semua memang karena blog. Kalau saya nggak nge-blog, mungkin saat ini  saya masih merutuki diri sendiri. :)

Itulah 5 alasan mengapa sampai hari ini saya masih betah nge-blog. Teman-teman ada yang ingin menambahi? Ayo kita saling berbagi. :)


Read More

Alfa Kurnia, Pemilik Pojok Mungil

Monday, March 6, 2017

Alfa Kurnia

Alfa Kurnia, soerang blogger perempuan yang anggun, cantik dan cerdas. Keanggunannya dapat terlihat dari warna blog-nya yang bernuansa pastel. Konon katanya, warna pastel menggambarkan kepribadian seseorang yang santai, mengalir, dan mudah bersosialisasi. Sementara itu, dari tulisannya yang mengalir dan tertata, saya menyimpulkan bahwa Mbak Alfa adalah orang yang berkarakter dan juga cerdas.

Mari kita lihat blog Mba Alfa yang punya nama POJOK MUNGIL 

Hehe, jangan bingung ya antara Pojok Mungil dan Lemari Pojok. Lemari Pojok mah punyanya Mbak Retno Kusuma Wardani. ☺☺

Pojok Mungil memiliki empat main category antara lain; Life in Brunei, Life as Mom, Life with My Kids, dan Review. 

Life in Brunei, bercerita tentang keseharian Mba Alfa setelah tinggal di Brunei. Mba Alfa memang tinggal di Brunei Darussalam sejak 2012 lalu, untuk menemani suaminya yang bekerja disana. 

Life as Mom, sesuai judulnya, banyak menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Mbak Alfa, sebagai seorang ibu. Iya, meski wajahnya imut-imut begitu, Mbak Alfa sudah punya 2 orang putra dan putri loh. Sudah komplit ya Mbak? Alhamdulillah.. Yang pertama, seorang putri bernama Cinta, dan yang kedua seorang anak yang ganteng bernama Keenan Aditya. Eiya, 5 Maret lalu, usia Keenan sudah 4 tahun bukan, Mbak? Wah, selamat ulang tahun untuk Keenan yaa? Semoga sehat selalu dan jadi anak yang sholih, aamiin...
*Ingat Keenan koq jadi ingat Raisa ya? #ealah #nggaknyambungMaaak

pojok mungil

Selanjutnya, kategori Life with My Kids. Ini favorit saya. Hehe.. Curcolan mamah-mamah muda dengan segala pengalaman serunya, selalu menarik untuk disimak. Selain dapat ilmu baru, kadang saya merasa mendapat teman senasib sepenanggungan. Hehehe... Soalnya, terkadang pengalaman mereka sama dengan pengalaman saya. Misalnya ketika Cinta dan Mbak Alfa belajar kecewa, saya pun pernah merasakannya. Waktu itu, Amay tidak jadi tampil di panggung dan diganti temannya yang lain. Kecewa sih, tapi nggak lama. Selanjutnya, yang lebih penting adalah mengevaluasi kekurangan kami. 

Saya suka banget sama kalimat penghibur yang Mbak Alfa katakan untuk Kak Cinta. "Jangan menyerah ya, Nak. Mungkin sekarang kakak belum dipercaya untuk tampil di panggung sekolah. Tapi kalau terus berusaha kuat di bidang yang kakak sukai dan selalu berdoa, siapa tahu, Nak, Insya Allah, 5 atau 10 atau 15 tahun lagi kakak bisa tampil di panggung yang lebih besar dan megah. Aamiin."


Kategori selanjutnya, Review. Ada beberapa sub kategori di kategori ini, antara lain: Beauty & Fashion, Blogger Profiles, Books, Foods and Places, juga Movies & Music. Jadi, kalau mau lihat profil blogger lainnya, bisa ke "Review" yaa.. Etapi, koq kayusirih ngga ada ya? Kehapus kah Mbak? Hiks.. 😭😭

pojok mungil

Jujur, saya suka banget lihat blog Mbak Alfa ini. Rapi. Adanya sub kategori (tidak hanya di kategori "review" saja lho), sungguh memudahkan pembaca yang berkunjung kesana. 

Kalau blog-blog lain biasanya menaruh widget (widget atau gadget sih ya namanya?) di bagian kanan atau kiri, Mbak Alfa meletakkannya di bawah. Jadi kalau kita scroll sampai bawah, kita bisa menemukan "Blog Inside", "Kids Activities", "Popular Posts", "Post About", "Recent Comments", dan yang lainnya. 

Oya. selain menulis di Pojok Mungil, Mbak Alfa juga menjadi kontributor untuk beberapa situs online. Ssstt, Mbak Alfa juga sudah punya buku lho. Ada sedikitnya tiga buku antologi yang memuat karya Mbak Alfa. Hmmm...applause buat Mbak Alfa. 

Kesibukannya bertambah, manakala crochet & knitting menarik minatnya. Wah, keren yaa... Kreatif! Dan bagi teman-teman yang ingin mengenal Mbak Alfa lebih dekat, Mbak Alfa bisa dijumpai disini:

Facebook: Alfa Kurnia
Instagram: @alfakurnia

Alfa Kurnia and family


Read More

Anak UAS? Please, Jangan Cemas!

Sunday, January 1, 2017

Eh, UAS sudah selesai 'kan ya? Sekarang tinggal liburan aja.

Tapi boleh lah kalau saya tulis tentang UAS. Mak Rizki pernah menulis tentang bagaimana agar anak semangat menyambut UAS. Nah, saya jadi keidean nih, untuk menulis hal yang sama, hehe...

test from pixabay

Saya pribadi, sebenarnya bukanlah tipe orang tua yang menuntut anak agar sukses secara akademis. Apalagi Amay masih TK B, jadi biarlah dia happy-happy dulu di sekolah. Tapiii, waktu Amay UAS beberapa minggu lalu, saya ikutan belajar juga sih. Tentang membaca dan berhitung, saya ngga secara khusus mengajari Amay. Saya hanya fokus pada hafalan surah, hadits dan do'a saja. Saya pun ikut menghafal Surah Al-Ghosyiyah bareng Amay, hehe...

Alasannya sih simply karena, masak anaknya disuruh ngafalin qur'an tapi emaknya enak-enakan? Ngga bisa begitu...saya pikir saya harus ikut merasakan susah payahnya menghafal qur'an. Yaa..baru juz 'amma sih, tapi kan ngga gampang juga kan?

Saya sih setuju dengan Mak Rizki yaa... Saat UAS, kita sebagai orang tua mesti banyak berdo'a agar anak kita sukses dalam ujiannya. Saya yakin, berdo'a untuk anak sebenarnya sudah tiap hari kita lakukan. Tapi dengan do'a, usaha kita sudah final, kita titipkan segalanya pada Allah Ta'ala.

Selain itu, saya juga setuju sekali untuk mendukung anak belajar tanpa menuntutnya harus menjadi juara. Toh, berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang saya kutip dari tulisan Mak Rizki, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Lagipula, menuntut anak untuk selalu mendapatkan nilai yang terbaik (menjadi juara), terkadang bisa menjerumuskan mereka loh. Iya, banyak anak yang kemudian menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan nilai yang baik, misalnya dengan berlaku curang seperti mencontek. Tak hanya itu, malahan saat Ujian Nasional tiba, ada yang rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk membeli bocoran jawaban. Tak bisa dipungkiri, ini adalah salah satu sisi buruk dari sistem pendidikan yang mengandalkan nilai sebagai alat ukur kecerdasan.

So, sebelum semua terlanjur terjadi, mari kita bisikkan pada anak-anak, bukan nilai tinggi yang membuat kita bangga pada mereka, tapi akhlaq mulia lah yang paling utama. ☺
Read More

5 Hal yang Mungkin Tidak Akan Saya Lakukan di Sisa Hidup Saya

Wednesday, December 7, 2016

Terinspirasi dari tulisan Mak Windi Teguh yang menulis tentang 5 Hal yang Mungkin Tidak Akan Dilakukan di Dunia Ini, saya pun mendaftar 5 hal yang mungkin tidak akan saya lakukan di dunia ini. List ini bisa berubah sewaktu-waktu yaa, hihi, karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. ☺✌

Apa saja 5 hal itu? Ini dia:

1. Makan Durian

Bagi sebagian besar orang, durian adalah rajanya buah. Tak jarang orang rela merogoh kocek dalam-dalam untuk mendapatkan buah ini. Di kota asal saya, Purworejo, daerah yang terkenal sebagai penghasil durian lezat adalah di Kecamatan Kaligesing. Banyak orang dari luar kota mencari durian hingga kesana. 
Tapi saya berbeda. Saya pusing dengan baunya yang menyengat itu. Kadang saya berpikir, apa sih enaknya buah itu? Ngga ada airnya pula. Hehehe.. Kalau dikasih uang buat beli durian, mending saya belikan anggur atau manggis deh. Beneran. Wkwkwkwk...ada yang mau ngasih uang buat beli durian? :p
Di antara keluarga, saya yang paling-tidak-menantikan musim durian. Kalau Mbak Ita, Mas Pepi, Opik, bahkan Bapak, sudah merencanakan berburu durian jauh-jauh hari sejak pohon durian terlihat berbunga, saya malah mikir, ngapain sih? Dan bagi mereka, saya ini aneh, ngga ngerti nikmatnya dunia, haha.. Biarin deh. 
Mas Yopie sebenarnya suka durian juga. Tapi untungnya dia ngga semaniak itu. Kalo ada (apalagi gratis) ya dimakan, engga ada ya ngga nyari. Haha..

Durian from Pixabay

2. Main Voli


Nilai pelajaran Olahraga saya waktu sekolah ngga terlalu bagus. Dari kelas 1 SD sampai 3 SMA, nilai raport saya mentok di angka 7. Pernah sekali dapat nilai 8, waktu itu kelas 3 SMP. Nilai 8 saya dapatkan karena saya bisa lompat tinggi, wkwkwk.. Ya, itu si karena badan saya enteng, hihihi.. Sampe sekarang masih enteng koq, alhamdulillah. ✌
Nah, kenapa saya ngga mungkin main voli? Jawabannya adalah karena untuk serve bola aja saya ngga pernah sampe. Entah kenapa tenaga saya ngga bisa kumpul di tangan ya? 
Sebenarnya saya ngga bisa main basket juga sih, hehe.. Tapi kalau hanya memasukkan bola ke ring basket sih insya Allah bisa lah, kadang-kadang kalo lagi nge-mall dan ngajak anak-anak main, saya pilih permainan ini juga sih. Tapi untuk Voli, saya angkat tangan.

Volleyball from Pixabay

3. Panjat Tebing


Kalau Mak Windi bilang nggak ingin naik gunung, saya malah ingin suatu saat bisa mencapai puncak bareng anak-anak. Yaaa, meski cuma gunung yang terpendek, ngga apa-apa lah, hehe.. Daripada ke pantai, mending ke gunung sih kalo saya, hehe.. Kalo ke pantai kan panas cyin, ntar aku tambah item. Halah.. haha...
Tapi, saya ngga ingin mencoba panjat tebing. Ngeriiii.. 

rock climbing from Pixabay

4. Berenang di Laut

Alasannya, pertama karena saya ngga bisa berenang. Kedua, takut sama ombak. Ketiga, takut item (teteuuup). 
Kalau berenang sih insya Allah ada keinginan untuk belajar. Dan meskipun nanti saya mahir berenang, tampaknya saya tidak akan pernah mencoba berenang di laut. 

Swimming from Pixabay

5. Pasang KB IUD

Persalinan pertama saya dulu dilakukan dengan proses Sectio Caesar karena sudah 2 hari ditunggu-tunggu, saya tidak mengalami kontraksi sama sekali. Otomatis, tidak ada bukaan dong yaa, sementara Amay sudah stress di dalam dan ketuban pun mulai berkurang. 
Pasca Caesar itu saya melakukan KB Suntik, karena saya berkeinginan untuk melahirkan spontan di persalinan berikutnya, jadi jarak kehamilan harus diatur. Alhamdulillah, saya bisa melahirkan Aga per vaginam. Istilahnya, VBAC (Vaginal Birth After Cesarean).  
Tapi, efek dari KB suntik ternyata membuat badan saya sering sakit, terutama dari tulang panggul hingga kaki bagian bawah, rasanya pegal-pegal terus. Konon katanya, ini berarti saya tak cocok dengan KB hormonal. Suami pun menyuruh saya berhenti suntik KB. 
Seorang teman menyarankan untuk pasang KB IUD. Katanya sih ngga sakit. Tapi tetep, saya takut lah, ngeri... 
Meski beberapa testimoni, baik itu dari tetangga, teman dekat, hingga mama mertua mengatakan bahwa pasang spiral itu ngga sakit dan aman, tapi saya masih terbayang dengan pengalaman teman saya yang lain. Yang tiap mens darahnya keluar buanyaaak lah, yang suaminya jadi kesakitan lah, yang spiralnya berkarat di dalam lah, dan yang lain-lainnya. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk melakukan KB kalender, hehe.. 

Nah, itu dia 5 hal yang mungkin tidak akan saya lakukan di sisa hidup saya. Kalau teman-teman, apa? ☺

Read More

4 Tips Aman Ikut Arisan a la Irawati Hamid

Saturday, November 19, 2016

photo credit: https://www.mojomarketplace.com/item/arisan


Arisan identik dengan kegiatan para Nyonya, benar tidak?

Iya, kebanyakan, yang mengikuti kegiatan arisan adalah para ibu. Jarang sekali bapak-bapak mengadakan arisan. Setidaknya, ini berdasar pengamatan di lingkungan terdekat saya. Jika ibu saya dulu mengkuti beberapa macam arisan, dari arisan PKK, arisan RT, RW, juga arisan beberapa kelompok lain (banyak banget ya? iya emang...), bapak saya cuma ikut 1 arisan saja, yaitu arisan Malam Minggu Kliwon, hehe... Bapak pun ikut karena memang arisan itu ditujukan untuk menabung konsumsi, jadi rumah tangga yang ketempatan arisan di malam minggu kliwon itulah yang mendapatkan arisan. Supaya tidak memberatkan tuan rumah, maka uang konsumsinya ditabung dalam bentuk arisan.

Sekarang, setelah menjadi Nyonya Yopie, saya juga ikut arisan. Arisan yang saya ikuti ini ada yang sifatnya wajib, ada juga yang sunnah, hehehe.. Sunnah disini artinya, jika saya ikutan maka saya bisa sekalian menabung, jika tidak ya tidak apa-apa. ✌

Lalu, manfaat arisan menurut saya apa saja?

1. Seolah-olah dipaksa menabung. Ini bermanfaat dong yaa... Karena kalau sudah ikut arisan itu 'kan kita diwajibkan untuk setor dalam jumlah tertentu secara rutin. Dan ketika kita dapat arisan, yeaayyy, kekumpul uangnya.. Hehe.. Kalau ngga ikut arisan, mau ngumpulin sejumlah "itu" akan jadi hal yang mustahil buat saya, karena godaan untuk terus memakai uang biasanya besar sekali, hehe...
Tapiiii, ketika kita dapat arisan, untuk setoran selanjutnya bukan menabung lagi jadinya, tapi bayar hutang, xixixi...

2. Menjalin silaturrahmi dengan tetangga. Ini penting. Alhamdulillah lingkungan tempat tinggal saya itu asik-asik orangnya. Tapi kami bisa jarang sekali bertemu meski berada dalam komplek yang sama. Penyebabnya adalah, ada beberapa yang bekerja, atau terkadang mendampingi suami ke luar kota. Kalau saya sih di rumah saja, jadi biasanya tiap sore ada waktu untuk nongkrong sambil momong anak-anak.

3. Temu kangen dengan teman-teman lama. 

Arisan perumahan, dress code: Meraaahhh :)

Lalu, menurut Mbak Irawati Hamid, bagaimana agar arisan yang kita ikuti bisa mendatangkan manfaat? Ini 4 tips-nya:

1. Pilihlah teman arisan yang dapat dipercaya (sebisa mungkin orang yang dikenal baik)
Setuju banget. Ini penting. Teman yang ngga bisa dipercaya itu bisa merugikan anggota kelompok yang lain. Kasihan yang rutin membayar dengan tertib, ya 'kan? Urusan uang itu sensitif loh, karena bisa merenggangkan hubungan persahabatan sekalipun. 
Sering sekali terjadi, yang sudah dapat arisan malah ngga bertanggung jawab, dan nunggak di setoran-setoran selanjutnya. :(

2. Pilih tenor arisan yang tidak terlalu lama (maksimal setahun dalam satu periode arisan)
Ini juga penting, biar tetap semangat dan ngga lupa. Terlalu lama menunggu giliran kadang bikin males juga. Apalagi kalau udah pernah dapat, ya 'kan? Kan hutangnya jadi buanyaaakkk, hehehe...

3. Pilih nominal yang sekiranya tidak memberatkan.
Nah, kalau ini cuma kita yang bisa mengukur kemampuan diri. Jangan dipaksakan ikut arisan dalam jumlah besar kalau tidak mampu. Jangan karena gengsi, lalu kita meng-iyakan ajakan teman, padahal sebenarnya kita belum mampu.
Catatan lagi, kalau mampunya cuma ikut 1 nomor arisan, ngga usah memaksakan ikut 5 nomor. Iya sih, memang jadinya kalau 1 nomor sudah dapat, masih ada harapan 4 nomor yang lain. Tapiiii, ingat lagi sama kemampuan diri. Mampu tidak? Karena pernah ada -pengalaman dengan orang dekat-, yang sok-sokan ikut banyak nomor, tapi setelah semua dapat, dia kerepotan membayar dan malah merepotkan keluarga. :(

4. Anggaplah iuran arisan sebagai utang yang wajib dibayar setiap bulan.
Seperti yang saya bilang di atas, sebelum dapat arisan, maka isitilahnya adalah "menabung". Tapi setelah kita mendapat arisan, maka istilah "menabung" berubah menjadi "hutang". Serem 'kan? Apalagi hutang adalah sesuatu yang wajib dibayar. 

Tambahan tips dari saya:
* Selalu beritahu suami, arisan apa saja yang kita ikuti. Hubungannya dengan apa? Ya dengan "menabung" yang bisa berubah jadi "hutang" itu tadi. Ini termasuk urusan muamalah yang akan dimintai pertanggungjawabannya di kemudian hari.

* Bijak dalam mengikuti arisan. Pilih arisan yang masuk akal ya, teman. Sudah banyak terjadi, seperti yang beberapa kali diberitakan di televisi dan media lainnya, penipuan berkedok arisan. Niatnya mau menabung, ee malah uangnya dibawa kabur orang yang tidak bertanggung jawab. :(

Semoga tips-tips di atas jadi pengingat ya teman-teman... ☺
Read More