Jadi, beberapa hari lalu, Mbak Ran (Rani R Tyas) tiba-tiba mengirimi kami sebuah link untuk mengetes kepribadian, apakah Sanguinis, Melankolis, Plegmatis, ataukah Koleris. Entah apa maksud dan tujuannya, tapi doi emang rada random orangnya, haha...
Mbak Ran sendiri punya ciri kepribadian koleris, dan itu sudah jelas banget dalam kesehariannya. Doi tuh, semangat belajarnya tinggi, dan kalau punya rencana akan langsung dilakukan. Ngga kayak Arinta yang rencana-rencana hidupnya cuma disimpan dalam angan.
Lalu, Arinta ini tipe yang mana? Ada yang bisa menebak? Yes, "melankolis", dan ini diamini dua sahabat saya itu (Mbak Ran dan Mbak Widut). Mereka ngga kaget dengan hasilnya, karena katanya, sifat-sifat saya memang dominan Melankolis. Jujur, saya sendiri ngga yakin dan ngga merasa bahwa di dalam diri saya ini ada ciri-ciri kepribadian melankolis. Wkwkwk...
|
Si Melankolis
|
Kepribadian Melankolis adalah...
Sebelum membahas lebih spesifik tentang ciri-ciri kepribadian Melankolis, teman-teman sudah tau kan bahwa ada empat tipe kepribadian manusia, yakni Sanguinis, Plegmatis, Koleris, juga Melankolis. Menurut Alodokter, tipe kepribadian ini ditentukan dari proses unik di dalam batang otak, yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana reaksi seseorang ketika menghadapi situasi tertentu.
Penjelasan lebih mendalam saya dapat dari Jurnalponsel.com. Di sana disebutkan awal mula ditemukan empat tipe kepribadian ini oleh Claudius Galen, seorang tabib dari zaman Yunani Kuno. Beliau membagi kepribadian manusia menjadi empat jenis, berdasarkan kadar cairan tertentu pada tubuh manusia. Nah, pada orang dengan kepribadian Melankolis, cairan tubuh yang dominan berupa "empedu hitam" yang sifatnya basah. Menarik banget deh. Kayaknya, saya mau cari tau lebih jauh lagi soal ini. 😊
Oya, sebelum ini saya sempat melakukan riset tentang asal kata "Melankolis". Saat itu, saya sedang me-review sebuah Drama Korea berjudul "Melancholia". Dan memang, secara harfiah, melancholia / melankolia memiliki arti "empedu hitam". Padahal, warna empedu sebenarnya itu hijau kan ya? Nah, kenapa ini hitam? Apakah karena hatinya dipenuhi dendam?
Coba teman-teman lihat hasil tes saya ini:
|
Ciri-ciri Kepribadian Melankolis
|
Berdasarkan
tes tersebut, terkuaklah ciri-ciri kepribadian Melankolis itu seperti
apa. Katanya, sosok Melankolis adalah pekerja yang teratur. Sukanya rapi
dan sistematis. Kalau bekerja, suka memperhatikan sesuatu secara
detail.
Terus
terang, untuk ciri-ciri di atas, saya tidak merasa demikian. Makanya,
saya melakukan tes sekali lagi. Apakah hasilnya berubah? Ternyata tidak.
😂
Ciri-ciri lain dari seorang Melankolis adalah:
* Perfeksionis dan idealis.
Awalnya, saya sama sekali tidak merasa bahwa saya ini perfeksionis. Tapi Mbak Widut bilang, saya ini perfeksionis, kelihatan dari cara berpakaiannya. Katanya, pakaian yang saya pakai tuh selalu matching. Wkwkwk...
Setelah saya lihat-lihat, ada benernya juga sih. Meski baju saya ngga
banyak dan saya sukanya pakai baju itu-itu melulu, tapi saya ngga pernah
pede pakai baju yang warna dan motifnya nabrak-nabrak, hehe... Makanya kebanyakan baju
saya berwarna hitam, biar netral dan mudah mix and match. Hehe...
Mbak Ran menambahkan,
Haha, bener-bener yaa... Saya memang agak lemot kalau disuruh nulis. Beda dengan blogger-blogger lain yang untuk membuat 1 artikel hanya butuh waktu beberapa jam saja, saya butuh waktu minimal 2 hari. Bahkan pernah, artikel baru selesai setelah satu minggu berlalu. Kenapa? Karena kadang saya kurang puas dengan hasil tulisan saya. 😌
Oiya, karena perfeksionis, saya jadi sering galak pada anak-anak. Saya kerap merasa bersalah karena ini, tapi saya sering kehilangan kendali.
Saya pernah sangat menyesal, hingga menulis ini: Dear Mama, Apakah Ketidaksempurnaan adalah Dosa?
Memang, saya harus belajar lagi untuk menurunkan ekspektasi.
* Kalau ada yang meleset dari harapan, akan murung sepanjang hari.
Ini juga ngga salah. Saya sering menyalahkan diri sendiri ketika sesuatu berjalan tidak sesuai rencana.
* Cepat sekali tersentuh perasaannya.
Ini juga benar. Sampai-sampai, suami saya pernah berpesan untuk hati-hati dengan sifat saya ini, karena sifat seperti ini rawan dimanfaatkan. Dan memang seringkali terjadi. Saya sudah mengorbankan diri membantu seseorang, tapi yang dibantu malah ngga tau diri. 😂
* Sangat menjunjung seni.
Saya tidak pandai berkesenian, tapi saya adalah penikmat seni. Saya suka melihat orang menari, meski saya ngga bisa menari. Sebenarnya, saya pernah mencoba ikut ekskul seni tari, tapi saya ngga bisa merekam gerakan-gerakan yang diajarkan ke dalam memori. Menyadari bahwa saya ngga punya bakat di sini, saya pun berhenti.
Untuk musik, saya ngga bisa memainkan satu pun alat musik. Waktu kecil dulu saya pengen banget bisa les musik, tapi orang tua ngga punya duit. Ya wis, akhirnya saya jadi penikmat saja. Maka jangan heran kalau di blog ini saya punya label music, karena saya memang suka musik.
Oiya, saat membaca-baca soal kepribadian Melankolis, kebanyakan menganggap bahwa tipe kepribadian ini adalah yang paling lemah di antara yang lain. Padahal, segala sesuatu pasti punya sisi baik juga. Ya kan? Nah, sekarang, mari kita bahas tentang kelebihan dan kekurangan Si Melankolis.
Kelebihan dan Kekurangan Melankolis
Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, konon seperti inilah kelebihan dan kekurangan Si Melankolis.
Kelebihan Melankolis:
1. Kritis dan penuh pemikiran yang mendalam
Mungkin sifat inilah yang membuat orang-orang Melankolis sering dianggap bijaksana, karena ketika melakukan sesuatu, orang-orang Melankolis akan sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan. Termasuk untuk sekadar membuat status di sosmed, orang-orang Melankolis tidak hanya memikirkan dampaknya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
2. Gigih dan tidak mudah menyerah Saat baru kenal dulu (sekitar tahun 2016), Mbak Rani R Tyas pernah mengatakan bahwa saya adalah blogger sekuat naga. Entah karena shio saya shio naga, atau Mbak Ran sudah bisa menerawang karakter saya sebelumnya, tapi sifat ini kok cocok dengan karakter Melankolis, yaa...
3. Pendengar yang baik
Saya sering menjadi tempat curhat bagi orang lain, tapi saya tidak mudah menceritakan masalah saya pada orang lain. Kecuali bahwa orang tersebut adalah orang dekat dan bisa dipercaya, saya tidak akan menceritakan apapun tentang permasalahan hidup saya.
4. Berempati tinggi
Ini mungkin Mbak Ran dan Mbak Widut sudah paham, yaa... Saya orangnya ngga tegaan. Kalau boleh lebay, saya mungkin bisa mengibaratkan diri saya seperti lilin. Ngga apa terbakar, yang penting orang lain mendapat terang.
5. Setia
Ini ngga usah ditanya deh. Berzodiak cancer dan punya kepribadian Melankolis, double combo setianya. Wkwkwk...
Baca juga: Seberapa Cancer Aku?
Kelemahan Melankolis dan Bagaimana Saya Mengatasinya?
Ada Utara, ada Selatan. Ada kelebihan, ada kekurangan.
1. Lelet
Ini mungkin imbas dari sifat terlalu pemikir dan perfeksionis itu tadi. Karena terlalu banyak pertimbangan, jadi ngga mulai-mulai. Udahlah banyak pertimbangan, perfeksionis pula. Ya wis, kerjaan jadi lama selesainya. Makanya, saya ngga cocok ikutan Master Chef. Bisa kepontal-pontal ntar. Tau kepontal-pontal ngga? Yang tau boleh jawab di komentar, yaa. Hihi...
"Supaya ngga lelet lagi, saya mesti mengelilingi diri dengan orang-orang yang gercep alias gerak cepat. Biar termotivasi untuk gercep juga."
2. Sulit untuk berteman / bersosialisasi
Beda dengan Mbak Widut dan Mbak Ran yang selalu punya bahan untuk mengawali diskusi, saya lebih sering hanya menanggapi obrolan mereka. Ya, sesekali saya melempar bahan obrolan, tapi yang paling aktif ya mereka berdua itu.
Sifat ini sudah terlihat sejak saya kecil. Saya jadi anak rumahan yang ngga punya banyak teman. Pengen sih punya teman, tapi dulu saya malu untuk nyamperin teman-teman saya. Saya selalu menunggu dipanggil duluan. Hehe... Lama-lama, saya jadi nyaman dengan kesendirian.
Baca juga: Si Penyendiri
Sekarang, biar ngga terlalu kuper seperti dulu lagi, saya pun bergabung dengan beberapa komunitas. Meski begitu, saya masih berbeda dengan Mbak Ran dan Mbak Widut nih. Mereka berdua tu bisa ikut aktif di banyak komunitas, contohnya di IIP. Kalau saya, saya cuma aktif di KEB thok. Pernah nyoba bergabung dengan IIP juga, tapi energi saya sering tekor. Huhu...
3. Mudah merasa tertekan
Saya mungkin bisa bekerja sesuai jadwal, tapi saya tidak bisa bekerja di bawah tekanan.
Daripada jadi sering stres, mending saya cari pekerjaan yang sesuai mau saya aja deh. Bekerja sebagai blogger memang udah yang paling bener.
4. Pesimis dan kurang percaya diri
Saya sering tidak percaya dengan kemampuan diri. Saya juga sering merasa takut apa yang saya kerjakan tidak berjalan sesuai dengan harapan. Alhamdulillah, saya dikelilingi orang-orang baik yang selalu mengatakan, "Arin, kamu bisa!"
Belakangan, saya mulai mencoba memberanikan diri melakukan sesuatu yang baru. Masalah hasilnya seperti apa, nanti dipikir sambil jalan aja. Mulai berusaha berpikiran positif juga, karena energi yang positif akan menarik segala sesuatu yang positif juga.
Baca: Heart Field; Usaha Saya Mengganti Kecewa dengan Rasa Bahagia
5. Selalu curiga terhadap orang lain
Mungkin karena zodiak saya cancer dan saya cukup sensitif membaca pikiran orang lain, saya jadi mudah curiga pada orang lain.
Biar ngga curigaan lagi gimana?
Mulai mencoba husnudzon sama orang. Kembalikan ke diri sendiri, kalau selalu dicurigai kan tidak nyaman juga rasanya. Ya kan?
6. Sering menyimpan dendam
Saya sebenarnya mudah memaafkan, tetapi memang sulit untuk melupakan. Nah, kalau orang yang pernah melukai hati saya menyakiti saya untuk kedua kalinya, memori luka itu akan kembali lagi.
Cara supaya ngga dendam lagi gimana? Mbak Ran mengirimi saya ini;
Dan sebenarnya saya sudah pernah menulis ini sih: Tentang Memaafkan; Forgive and You'll Be Free
Dan sulit mudahnya memaafkan, berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental. Saya ngga mau fisik dan mental saya sakit hanya karena saya menyimpan dendam.
7. Sering merasa rendah diri
Iya, self esteem saya rendah memang. Saya merasa tidak ada sesuatu yang spesial dalam diri saya. Saya risih kalau melihat orang yang overconvidence, jadi, saya pun tidak ingin orang lain memandang saya demikian. Efek buruknya, saya jadi kurang pandai menghargai diri saya sendiri.
Supaya tidak rendah diri lagi, saya mulai rajin melihat ke dalam diri. Value apa yang saya punya, yang bisa membuat saya lebih merasa berharga.
~
Tentu untuk menjadi diri saya yang baru, saya perlu banyak waktu. Setidaknya, setelah mengetahui pribadi saya sebagai seorang Melankolis, saya jadi tau bagaimana harus menyikapi kelebihan dan kekurangan saya ini. Kepribadian Melankolis tidak selalu lemah. Kepribadian Melankolis juga tidak selalu negatif. Untuk teman-teman geng Melankolis, sini gabung. 😊