Strategi Agar Bisnis Bisa Bertahan di Era Digital
Supaya bisnis yang kita jalankan bisa tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan bisnis di era digital, ada beberapa strategi yang mesti kita terapkan, seperti;
1. Rajin Memantau Trend yang Sedang Berkembang
Beberapa tahun lalu di Solo, angkringan modern menjamur. Angkringan / Wedangan modern ini rata-rata menawarkan menu angkringan, tetapi konsepnya seperti cafe. Jika angkringan biasa menyasar masyarakat Solo pada umumnya, angkringan modern ini menyasar anak-anak muda yang gaul gitu deh.
Saat itu, di sekitar rumah saya saja, ada setidaknya 3 angkringan modern ini. Tetapi, saat ini, ketiganya sudah tidak bisa kita temukan lagi. Ada yang sudah berganti kepemilikan, ada yang tutup dan dibiarkan terbengkalai, ada yang berganti brand (berganti nama, juga berganti jenis makanan yang dijual).
Pertanyaannya adalah, "Kenapa bisa begitu?"
Sebagai pengunjung yang (pada awalnya) cukup setia, saya menduga ini semua karena konsumen cepat merasa bosan. Jadi memang, para pelaku usaha mesti rajin memantau trend, dan menerapkannya dengan bisnis yang dijalankan.
2. Manfaatkan Social Media
Social Media, sumber: Pexels |
Percayalah dengan kekuatan social media.
Cerita sedikit, ya... Saat ini anak sulung saya duduk di kelas 6 SD. Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, di akhir tahun ajaran nanti akan diadakan graduation atau acara kelulusan. Acara ini akan diadakan di hotel.
Kemudian, khusus untuk teman-teman satu kelas, akan diadakan acara tersendiri yang lebih intimate. Nah, sebagai salah satu pengurus komite, saya pun ikut bertugas mencari tempat yang kira-kira bisa dipakai untuk menampung 50-70 orang.
Apa yang saya lakukan? Ya, mencari informasi lewat social media. Saya scroll up - scroll down, mencari lewat hashtag, hingga berselancar dari akun promosi yang satu ke akun promosi yang lain.
Selama pencarian itu, saya akhirnya bisa menyimpulkan; Untuk sebuah usaha, rajin posting adalah sesuatu yang penting. Social media adalah tempat untuk memamerkan apa yang bisnismu punya. Ceritakan tentang produkmu lewat postingan-postinganmu, supaya mereka yang mencarimu bisa lebih mengenalmu dan lebih tertarik kepadamu.
Baca Juga: Ide Bisnis Modal Kecil Untung Besar
3. Inovasi Produk dan Layanan
Kembali ke contoh angkringan modern yang sempat menjamur di sekitar tempat tinggal saya. Kenapa mereka hanya bertahan 1-2 tahun saja? Menurut pandangan saya, salah satunya karena owner-nya kurang inovatif.
Berbeda dengan warung-warung yang menawarkan menu autentik dan sudah memiliki pelanggan sendiri, angkringan modern seperti ini sejak awal sudah menargetkan target pasarnya sendiri yakni generasi millenial hingga gen z. Tipikal generasi ini adalah mudah bosan dan senang mencari hal yang baru atau belum pernah ditemui.
Jadi, kalau kamu ingin bisnismu bisa bertahan di era digital ini, kamu mesti inovatif. Caranya gimana? Kembali ke poin pertama, pandailah membaca perkembangan tren. Selain itu, berikan layanan yang terbaik untuk konsumen.
Layanan ini bisa berupa WiFi gratis, atau seperti barbershop di dekat rumah saya yang kid friendly, mereka menyediakan game dan aneka mainan supaya anak-anak tidak takut (karena terkadang ada anak yang ketakutan saat akan dipotong rambutnya) dan tidak bosan ketika harus menunggu.
4. Disiplin dalam Pencatatan Keuangan
Mengapa pencatatan keuangan penting untuk kemajuan sebuah bisnis? Pencatatan keuangan penting dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah penjualan, berapa pengeluaran dan pemasukan, sehingga dapat digunakan untuk menghitung keuntungan. Dari catatan keuangan tersebut, pemilik usaha jadi punya acuan dalam mengambil keputusan yang menyangkut perkembangan perusahaan.
5. Sediakan Alternatif Pembayaran
Salah satu faktor yang menyebabkan sebuah usaha sulit berkembang atau bahkan mengalami kemunduran adalah karena pemilik usaha gagap dalam membaca perkembangan trend. Jadi, bagi teman-teman yang berniat membuka usaha, penting sekali lho untuk selalu update dengan perkembangan teknologi. Karena seiring dengan berkembangnya teknologi, perilaku konsumen juga ikut berubah.
Contohnya nih, berkembangnya metode pembayaran, lambat laun akan mengubah gaya hidup seseorang. Sejak pandemi mengusik kedamaian dunia, orang-orang dilarang pergi kemana-mana, maka berbelanja online adalah salah satu jalan ninja untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bersamaan dengan itu, jumlah pengguna e-commerce semakin banyak, dan secara tidak langsung juga mempengaruhi kebiasaan konsumen dalam menggunakan alat pembayaran non tunai untuk transaksi sehari-hari.
Inilah kenapa memasukkan "alat pembayaran digital" sebagai salah satu fasilitas yang harus disiapkan saat memulai bisnis adalah sesuatu yang penting. Karena saya sudah menemukan beberapa kali orang mengurungkan niat untuk membeli, ketika penjual tidak menyediakan alternatif pembayaran non tunai. Sayang kan...
Kenapa Generasi Sekarang Lebih Menyukai Transaksi Non Tunai?
Pembayaran non tunai, sumber: Pexels |
Saat ini penggunaan alat pembayaran non tunai lebih banyak diminati karena dinilai lebih aman dan praktis. Selain kedua hal tadi, ada beberapa keuntungan lain yang bisa kita dapatkan jika memilih pembayaran cashless lho..
Apa saja keuntungan pembayaran non tunai atau cashless?
1. Menghindarkan risiko tercecernya uang kembalian / uang receh
Saat belanja di minimarket, kadang-kadang kita mendapat uang kecil sebagai kembalian. Kadang 500-an, 200-an, atau 1000-an. Uang-uang kecil itu, kadang dianggap tidak berharga. Padahal, kalau dalam seminggu kita berbelanja sebanyak 10x, uang-uang receh itu lumayan juga jika dikumpulkan. Tapi dasar kita ini suka sombong (wkwkwk...), keberadaan uang receh itu malah dianggap kurang penting. Iya atau iya?
Nah, keuntungan menggunakan alat pembayaran non tunai ini, salah satunya adalah menjaga kekayaan kita, sekecil apapun. 700 rupiah, kalau dikali 10 sudah jadi Rp 7.000 lho. Kalau dikalikan 10 lagi, jadi Rp 70.000. Lumayan banget kan? Cukup untuk beli kopi. 😁
2. Lebih higienis
Sepakat kan kalau uang fisik itu tidak higienis? Kita tidak pernah tau, uang yang ada di dompet kita itu sudah berkeliling ke mana saja dan sudah dipegang oleh siapa saja. Maka tak heran jika saat pandemi kemarin, banyak yang melakukan "pencucian uang" dalam arti yang sebenarnya, karena uang memang jadi sarang kuman. Hal inilah yang semakin mendorong orang-orang untuk memilih pembayaran non tunai saat bertransaksi, karena dinilai lebih higienis.
3. Histori transaksi tercatat
Ini penting buat kita-kita yang suka malas melakukan pencatatan keuangan secara manual. Belanja ngga pake perencanaan, dan baru tersadar ketika uangnya habis. Lalu dengan polosnya bertanya ke diri sendiri, "Uangku pada kemana ya? Kok cepet banget habisnya?" Hihi... Pertanyaan seperti itu ngga akan terjadi lagi ketika kita menggunakan alat pembayaran digital saat bertransaksi, karena histori transaksi kita otomatis akan tercatat. 😊
Baca Juga: Pentingnya Manajemen Keuangan untuk Kesejahteraan di Masa Depan
Nah, melihat banyaknya manfaat dari penggunaan alat pembayaran digital, maka bagi teman-teman yang akan memulai usaha, masukkan "alat pembayaran digital" sebagai salah satu fasilitas yang harus disediakan. Oke? Sekarang sedang marak penggunaan QRIS, jadi boleh tuh mulai daftarkan bisnismu untuk mendapatkan QRIS sebagai salah satu alternatif pembayaran. Daftar QRIS itu mudah kok. Banyak keuntungannya juga. :)