Showing posts with label kuliner. Show all posts
Showing posts with label kuliner. Show all posts

Makan Lalapan Terancam Toksoplasma? Duh, Gimana Ya?

Tuesday, August 14, 2018


picture taken from Pixabay, edited by Kayusirih

Beberapa hari lalu, seseorang mengirimi saya pesan via instagram. Konon, si Mbak sengaja mencari nama saya setelah membaca tulisan saya tentang toksoplasma. Ya, bisa ditebak, si Mbak terkena toksoplasma, karena sering kontak dengan kucing. Jujur, saya sedih banget waktu baca curhatannya.



Chat beliau melalui Instagram saya


Oya, tulisan yang dibacanya adalah; Belajar Tentang Toxoplasma Gara-Gara Rahayu Pawitri 

Percakapan saya dengan si Mbak, saya tunjukkan kepada Mbak Rahayu Pawitri (Mbak Wiwit) juga. Dan kata Mbak Wiwit, saat ini Mbak Wiwit sedang berusaha untuk melakukan penyembuhan dengan caranya sendiri. Kita doakan sama-sama yuk, semoga Mbak Wiwit berhasil, dan nanti bisa cerita ke kita lewat blognya. ☺

Nggak berhenti di situ, pas screenshot percakapan saya dengan si Mbak yang terkena infeksi toksoplasma itu saya buat status di WA, seorang tante cantik nan sholihah pun mengaku terkena toksoplasmosis okular, yaitu toksoplasma yang mengenai mata. Penyakit ini menyebabkan gangguan penglihatan, muncul floater (nik-nik, seperti ada benda kecil yang melayang-layang menghalangi pandangan) pada mata. Kemungkinan terburuk jika terinfeksi parasit Toxoplasma gondii di area mata adalah kebutaan. :( 

Alhamdulillah, saat ini tante cantik nan sholihah itu sudah sembuh, dan sudah memiliki putri kecil yang imut dan lucu. Apakah si tante ini memelihara kucing? Tidak. Lalu tertular toxoplasma dari mana? Dari LALAPAN.

Sedih ya? Niat mengonsumsi sayuran segar gitu kan biar badan sehat. Ini malah kena penyakit. 

Secara kebetulan, kemarin #BloggerKAH juga ingin berkolaborasi membahas lalapan ini. Nanti dibaca ya tulisan Mbak Ran di sini dan Mbak Widut di sini. Saya, Mbak Rani dan Mbak Widut, memang suka sekali makan sayur. Saya bahagiaaaa banget kalau pas ke Rumah Makan Khas Sunda, karena Masakan Sunda itu surganya lalapan.

masakan sunda, siapa tak tergoda?

Timun, kemangi, kubis / kol, daun selada, kenikir (atau orang Purworejo menyebutnya suring), kacang panjang, adalah beberapa contoh lalapan kesukaan saya. Tapi, saya menemukan daun lalapan enak, waktu saya melewati Sumedang akhir tahun lalu. Namanya adalah Daun Tespong. 

Daun Tespong ini bentuknya hampir mirip dengan daun seledri. Rasanya semriwing. Dan ternyata, khasiat dari daun tespong ini banyak sekali. Mengutip satuharapan.com, selain banyak dikonsumsi sebagai lalapan, daun tespong juga dipercaya sebagai obat anti nyeri pinggang, demam, flu, memar, juga obat digigit ular dan kalajengking. Itulah sebabnya, banyak kalangan akademisi yang tertarik untuk meneliti khasiat tanaman ini. Seperti Tina Rostinawati, MSi, Apt dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, yang menemukan bahwa daun tespong berpotensi sebagai anti mikroba.

Lebih hebatnya lagi, transferfactorformula.com juga menuliskan khasiat daun tespong sebagai anti kanker. Kandungan antioksidannya yang tinggi, mampu menghambat aktivasi karsinogen yang memicu sel kanker. Daun tespong juga mengandung unsur-unsur seperti flavonoid, fenilpropanoid, dan asam fenolik, yang kesemuanya itu mampu mencegah timbulnya sel kanker dalam organ tubuh.

Ini penampakan lebih dekat daun tespong yang kayak manfaat itu yaa.. Tapi plis, jangan salahkan saya kalau pada ngiler dengan makanannya.. Saya pun kangen dengan semua makanan itu, hiks.. 

daun tespong, lalapan di masakan sunda. duh lezatnya..

Jadi kangeeen sama Masakan Sunda. Kangeeen sama daun tespong juga. Tapi, duh, takut sama toksoplasma juga. Gimana ya, biar bisa tetap nyantai makan sayuran segar tanpa khawatir terkena protozoa parasit mengerikan itu?

Nah, pas ingat sayuran mentah, saya langsung auto connect pada diet sehat ala food combining (FC). Kebetulan saya kenal salah satu pelaku FC, yaitu Mbak Widyanti Yuliandari. Beliau juga merupakan penulis buku berjudul "Food Combining Pola Makan Sehat, Enak dan Mudah".

Ini dialog saya dengan beliau, setelah saya ceritakan tentang teman-teman yang terkena toksoplasma karena mengonsumsi lalapan atau sayuran mentah.

Arin: "Mbak Wid kan pelaku food combining yaa, yang sering mengonsumsi raw food. Ada cara tidak, supaya buah dan sayur yang kita konsumsi terhindar dari virus (saya salah, Toxoplasma gondii ini bukan virus, tapi protozoa parasit) ini? Kan serem ya, niat mengonsumsi sayuran segar supaya sehat, malah kena penyakit yang sulit disembuhkan.."

Mbak Widyanti
"Pertama perlakuan buah dan sayurnya ya. Karena keduanya dikonsumsi terutama mentah. Sayur dan buah harus dicuci bersih di air mengalir. Ambil air sebaskom, beri cuka apel 3 sendok lalu rendam sayurannya (3-5 menit). Setelah itu bilas kembali di air mengalir.

Kedua cara makan. Buah atau sayur yg berkulit sebaiknya dikupas terutama jika tidak organik.

Yang tak kalah penting yaitu Kunyahan. Mengunyah harus saksama dan sampai sangat halus. Tujuannya supaya air liur melaksanakan tugasnya membunuh kuman. Walau dalam bentuk jus, tetap harus dikulum2 supaya nyampur dg liur.

Dan kalau pola makannya sudah benar, sebetulnya kuman bakal susah kok hidup di tubuh. Karena sifat tubuh jadi agak basa sedangkan kuman suka PH asam."

Alhamdulillah, ngobrol dengan Mbak Wid, saya jadi tercerahkan. Nah, setelah membaca penjelasan Mbak Widyanti tadi, jangan takut lagi ya untuk mengonsumsi lalapan. Kalau mau makin sehat lagi, teman-teman bisa coba diet ala Food Combining. Biar lebih jelas lagi, teman-teman bisa beli buku Food Combining karya Mbak Widyanti Yuliandari ya.. Semangat sehat semuaaa... ☺

buku Food Combining karya Widyanti Yuliandari, S.T. 

Read More

Cozy Coffee Corner Depan Stasiun Purworejo, Tempat Ngopinya Anak Gaul Purworejo

Thursday, June 28, 2018

Stasiun Purworejo, taken by @yopiedompas



Purworejo selama ini dikenal sebagai Kota Pensiun, karena memang kebanyakan anak mudanya merantau, dan kota ini “hanya” dihuni anak-anak sekolahan dan para pensiunan. Alasan itulah yang seringnya dijadikan kambing hitam, kenapa Purworejo kelihatannya hanya begitu-begitu saja.

Tak bisa dimungkiri, Purworejo memang sepi. Sejak saya kecil hingga saat ini, tak banyak perubahan yang berarti. Bahkan suami saya sempat mengunggah sebuah foto di instagramnya, seperti ini:



Bagai dua sisi mata uang, di satu sisi ke-stagnan-an ini memang patut disyukuri. Seperti salah satu komentar di postingan suami saya tersebut,
@iniyusing: "sy sih cenderung lebih baik tdk byk pertumbuhan. Lbh damai dan kerusakan makin kecil. Begitu byk pertumbuhan fisik...dengan segera rusaknya banyak. Apalagi nggak ada rem yg cukup tahu byk soal2 ekologis sebagai hal penting di daerah2 spt itu."

Tapi di sisi lain, hal ini seringkali menjadi satu topik yang banyak dikeluhkan. “Purworejo itu seperti kota mati”, banyak yang mengatakan demikian.

Namun, mudik lebaran kali ini, saya melihat satu perubahan yang cukup menyenangkan, yaitu perkembangan di sektor kuliner. Jika selama ini kuliner Purworejo seolah hanya menyediakan makanan saja, kini sudah tersedia tempat makan sekaligus tempat nongkrong yang nyaman. Setidaknya ini yang saya rasakan saat mengunjungi Cozy Coffee Corner.

Cozy Coffee Corner, Depan Stasiun Purworejo

Saat pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini, saya membatin, “Akhirnya, anak-anak Purworejo punya tempat ngopi yang asyik, kayak orang-orang kota.” Ternyata, Cozy Coffee sudah ada sejak 20 Mei 2016 (cafe pertama), sedangkan Cozy Coffee depan stasiun ini baru dibuka 10 Juni 2018. Wah, masih baru bangeeettt...:)

Di Cozy Coffee Corner, selain bisa ngopi, kita juga bisa nyemil. Soal harga, standar koq, masih jauh lebih murah dibandingkan kopi di you know where, hehe... Tempatnya juga asyique, mau di dalam atau di luar, oke-oke aja. Kebetulan saya ke sana malam hari, jadi di luar pun, ya adem-adem aja. Kurang tau kalau pas siang hari yaaa...

daftar menu dan daftar harga di Cozy Coffee Corner, Purworejo

Kemarin saya pesan ini. Semuanya ngga sampai 100 ribu. Dan Amay doyan banget sama burger ice cream-nya.

ngopi di Cozy Coffee Corner, Purworejo

cappuccino ice di Cozy Coffee Corner, Purworejo

Burger Ice Cream di Cozy Coffee Corner, Purworejo

Lokasi Cozy Coffee Corner juga strategis. Kalau saya tidak salah ingat, semua angkot jurusan Purworejo pasti melewati tempat ini. Ke Cozy Coffee Corner juga bisa jadi tujuan ke dua, saat teman-teman mengunjungi bangunan cagar budaya di kota ini, yaitu Stasiun Purworejo. Tinggal menyeberang saja. Jadi, sekali jalan, kita bisa mendapatkan dua hal sekaligus.

Memang, saat lebaran kemarin, saking ramainya pengunjung di sini, kami harus menunggu pesanan kami datang hingga lebih dari satu jam. Katanya sih, ini karena baristanya hanya satu orang. Yaa, semoga ke depannya bisa lebih baik lagi yaa... Semoga tahun depan, saat pengunjung membludak, pihak Cozy Coffee Corner sudah lebih siap.


Tapi overall, saya sih suka dengan tempatnya. Mungkin tempat ini bisa dijadikan pilihan untuk meet up dengan teman-teman seperjuangan di mudik yang akan datang. Selamat jalan-jalan dan makan-makan di Purworejo Berirama yaa..  J



Read More

Cari Tempat untuk Buka Puasa di Solo? Yuk ke Ibarbo!

Friday, May 18, 2018


Apa yang biasanya rutin kamu lakukan di bulan Ramadhan? Jika salah satu yang kamu lakukan adalah memenuhi undangan buka puasa bersama, maka fix, kamu adalah anak hits.

Pertanyaan selanjutnya, kamu udah buka puasa di mana aja? Udah coba buka puasa di Ibarbo Food Court belum?

Apa? Belum? Lho, piye to...

Sini tak bisiki. Di Ibarbo, ada banyak tempat makan, lho.. Ya jelas lah, lha wong namanya aja Food Court. Dan di postingan kali ini, kayusirih mau rekomendasikan dua tempat makan di sana. Kebetulan, minggu lalu setelah dari Resto Chinese Food Tio Ciu Mas Koko, saya dan teman-teman melanjutkan petualangan makan ke Ibarbo ini. Mumpung belum puasa, hihi...

Yang pertama... (ngga usah sambil nyanyi...) D'HUNGRY BEAR

D'hungry Bear ngasih diskon 10% all food and beverage buat kalian yang berbuka puasa di sana. Ada free es teh atau teh hangat juga di jam 17:00 s.d 19:00. Lumayan banget kan.. Apalagi kalau ke sananya banyakan. 

Porsi makanan di D'Hungry Bear juga cukup besar, cocok buat beruang-beruang yang sedang lapar. Apalagi buat kalian yang seharian ngga makan, insya Allah lebih dari cukup buat mengisi perut yang keroncongan.

Penasaran dengan menu-menu di sana?

menu di d'hungry bear, promo bulan puasa diskon 10% #bukadidhungrybear

menu di d'hungry bear, promo bulan puasa diskon 10% #bukadidhungrybear

menu di d'hungry bear, promo bulan puasa diskon 10% #bukadidhungrybear

menu di d'hungry bear, promo bulan puasa diskon 10% #bukadidhungrybear
Ini dia:
- Cheesy Bear Rice 25K
- Toriyaki 20K
- Honey Chicken Wings 20K
- Bear-Pepper 25K
- Beariyaki 25K
- Bear-beque 25K
- Chicken Curry 30K
- Bear Seafood 30K
- Soo Cheese 30K, dll

Ada menu baru juga, segala-gala yang berbau mie, yaitu BEARNOODLE:
- Indomie kornet keju 17K
- Indomie goreng gila 15K
- Indomie godhog jawa 15K
- Indomie tomyam seafood 18K
- Indomie sapi siram 15K
- Indomie chick salted egg 16,5K
- Indomie carbonara 12K
- Indomie bolognaise 12K
- Indomie blackpaper 15K

D'HUNGRY BEAR ternyata tidak hanya ada di Ibarbo Food Court, Badran, Kottabarat, Solo (sebelah Playground persis), tapi ada juga di sini:
1. Ex Javenir, Jajar. Timur perempatan Fajar Indah, selatan jalan. 
2. Sragen: Jln. Raya Sukowati, Sragen. Sebelah Kimia Farma.

Yang Kedua... DANG BOSS

Kemarin kami sempat tanya-tanya sama owner-nya, kenapa tempat ini dinamakan Dang Boss? Ternyata, "Dang" berasal dari kata "Madang". Wong Jowo pasti tau artinya yaa.. Yup, artinya adalah "makan". 

Jadi Dang Boss itu, seperti menyuruh boss-boss (pengunjung) untuk makan. Mrene, madang, boss! 

Dang Boss ini didirikan oleh beberapa anak muda yang baru lulus dari kuliahnya. Mereka sebenarnya adalah teman semasa SMA, dan ketika pulang, mereka membuat bisnis ini bersama. Latar belakang pendidikannya, jangan dikira berhubungan dengan masak-memasak yaa.. Ada yang lulusan manajemen, bahkan dari Teknik Mesin juga, lho.. Luar biasa kan?

Oya, menu-menu yang bisa dicicipi di sini macam-macam. Sedikit kasih bocoran, french fries-nya enyaaaakkk... 

makan bersama di Dang Boss, Ibarbo Food Court, Badran, Kottabarat, Solo

Thai Tea dan Green Tea di Dang Boss, Ibarbo Food Court, Badran, Kottabarat, Solo

mau onion ring? nih..

Untuk menu yang kami coba, ada ini nih:
- Dang Pop (potongan ayam seperti popcorn + nasi), harganya 15K. Kita boleh pilih sausnya.
- Dang Wings (4 potong sayap + nasi), sausnya boleh pilih juga. Harganya 17K.
- Thai Tea & Green Tea : 8K 

Murceee kaaan? Dan enaknya, tiap pack Dang Boss, nasinya boleh diganti dengan french fries. Apa nggak mantap, tuh? 

So, buat warga Solo, yang mau buka puasa bersama, yuk ke Ibarbo. Kamoe bisa pilih makanan sesukamoe.. ❤❤❤
Read More

Resto Chinese Food Tio Ciu Mas Koko di Kottabarat, Solo, Halal Lho!

Sunday, May 13, 2018

Hari Rabu sore, dengan menumpang Grab Car, saya, Opik, dan anak-anak meluncur ke Kottabarat, menembus macetnya kota Solo. Saya sudah ditunggu oleh Mak Ana Ike, Emak Blogger Solo yang bersuara alto (eh bener nggak sih? anggap aja bener ya...)

Ada apakah gerangan? 

Kalau Mak Ana ngajak jalan, itu artinya dia ngajak makan-makan. Dan benar saja, saya diajak makan di resto Chinese Food baru di daerah Badran, Kottabarat. Namanya adalah Tio Ciu Mas Koko. Eiit, meski pakai kata "Ciu", tapi Chinese Food di sini HALAL, lho... Jangan suudzon dulu. 

Memang, ketika mendengar kata "ciu", pikiran kita pasti langsung mengarah pada minuman beralkohol ( yang menurut Wikipedia, dihasilkan dari proses fermentasi ketela pohon cair yang terbuang dalam proses pembuatan tapai - tetes tapai- ). Akan tetapi, setelah dikonfirmasi, Tio Ciu ini sebenarnya merupakan nama marga. 

Karena jarang sekali mendengar nama marga ini, saya pun googling dong. Dan akhirnya saya tahu, ternyata "Tio Ciu" ini lebih merupakan suku, sama seperti suku Kanton atau suku Hokkian.

Jadi, sudah paham ya, bahwa Ciu yang ini bukanlah Ciu yang itu. Wkwkwkwk... Lagipula sudah ada jaminan halal juga yang terlihat di dinding. Tenang jadinya.


Makan bareng di Tio Ciu Mas Koko. Picture taken by @thoryc.id 

Nah di Tio Ciu Mas Koko ini ada beberapa menu makanan. Antara lain: 

Menu Special Hot Plate [include Nasi + Es Teh]
- HP Sea Food, 28K
- HP Cumi, 28K
- HP Udang, 28K
- HP Ayam, 24K
- HP Sapi, 35K
- HP Komplit, 35K
 Ada pilihan sausnya lho, teman-teman bisa pilih: Saus Mentega, Saus Lada Hitam, Saus Asam Manis, atau Saus Hotplate khas Mas Koko

Untuk Ramadhan Nanti, ada juga PAKET RAMADHAN - BUKBER DI TIO CIU MAS KOKO
Paketannya murceee... 
- Nasi ayam lada hitam + es teh = 18K
- Nasi ayam mentega + es teh = 18K
- Nasi aneka sayur ayam goreng tepung + es teh = 18K
- Nasi ayam kremes + es teh = 18K
- Nasi campur + es teh = 18K

Makanannya enak-enak banget, asli. Nggak ada yang mengecewakan lidah saya. Favorit saya sih ini, Nasi Campur. Nggak cuma saya, tapi teman-teman saya yang lainnya pun sepakat. Nasi campur ini lezat tiada tara.

Paket Ramadhan di Tio Ciu Mas Koko, Solo. Nasi Campur + Es Teh.


Tapi yang lainnya juga enak lho, beneran nggak bohong.


Menu Special Hot Plate by Tio Ciu Mas Koko, Badran, Kottabarat, Solo

Aneka Sayur di Tio Ciu Mas Koko, Badran, Kottabarat, Solo

Bakmi Goreng di Tio Ciu Mas Koko, Kottabarat, Solo
 
Buat teman-teman yang mau buktikan omongan saya, ke Tio Ciu Mas Koko gih.. Berlokasi di Jln. Kenanga no 4A, Badran, Kottabarat, Solo (bekas Kedai Danar), Tio Ciu Mas Koko menyediakan HALAL FOOD, dan memiliki Musholla juga untuk dipakai pengunjung. Akun instagramnya; @tiociu_maskoko. Selamat makaaaaan.. ☺


Read More

Wedangan Kebon nDeso, Colomadu, Karanganyar. Wedangan Baru, Dekat Rumahku

Saturday, May 12, 2018

Bulan lalu, ibu-ibu di komplek saya heboh. Ada wedangan baru di dekat rumah. Deket banget, paling cuma sekitar 200 meter ke arah timur. Namanya Kebon nDeso. Letaknya di belakang Gereja, di sisi timur Lapangan Mantren, Colomadu, Karanganyar. Jadi kalau dari gapura desa Klodran, begitu ada Tugu Boto langsung belok kiri. Nanti ada pertigaan gereja, nah wedangan Kebon nDeso ada di belakangnya persis.

Euforia itu sampai pula pada diri saya. Tapi tak seperti yang lain yang lagsung menyambangi wedangan itu segera setelah dibuka, saya baru ke sana selepas maghrib tadi, bersama Opik, anak-anak dan suami.

sisi depan wedangan Kebon nDeso

Ketika saya datang, tampak beberapa mobil sudah terparkir di halaman depan. Motor-motor pengunjung pun banyak berjajar. "Wah, ramai juga nih," pikir saya.

Saat masuk pun, sudah tampak antrean beberapa orang yang sedang mengambil makanan. Saya pandangi sekitar, seru juga. Di bagian depan (di area limasan), tak ada orang. Namun, ini justru membuat kami memutuskan untuk duduk di sini saja. Kebetulan suami suka dengan suasana seperti ini.

Area limasan Kebon nDeso dipenuhi dengan kursi dan meja dari kayu. Ada kursi becak juga, yang sandaran dan dudukannya terbuat dari anyaman rotan. 

bangunan depan wedangan Kebon nDeso berupa Limasan

Rupanya pengunjung lebih senang duduk-duduk di bagian belakang. Memang, di belakang disediakan kursi dan meja, juga beberapa gazebo. Yang juga menarik adalah banyak sekali tempat foto yang cukup instagramable dan area bermain anak. Nah, ini mungkin yang membuat pengunjung lebih tertarik untuk menempati area ini. 

Sesuai lah dengan tagline Kebon nDeso yaitu "The Garden of Photo Booth."

Namun, saran saya jangan coba duduk di sana ketika siang hari, karena berdasarkan pengalaman yang teman-teman saya rasakan, rasanya sangat panas di siang hari. Kalau malam sih oke lah ya.. Berharap ke depannya area ini bisa nyaman dipakai di siang hari. Kan seru ya, serasa garden party nantinya. ☺

Kebon nDeso bagian belakang
Kebon nDeso bagian belakang
sambil main di Kebon nDeso

Oke itu soal suasana yaa.. Ada lagi yang menarik selain photo booth yang berlimpah, yakni; Studio Photo

Di sini kita bisa menyewa kostum lalu berfoto dengan konsep tertentu. Salah satunya adalah foto di bawah ini. Foto saya ambil dari Deskgram ya, karena saya belum mencobanya sendiri. :)

Kebon nDeso, Colomadu, Karanganyar

Lalu, karena ini adalah warung makan, bagaimanakah dengan makanannya?

Kebetulan tak banyak yang kami ambil. Saya nggak sempat foto semua makanannya juga, karena masing-masing sudah memegang makanannya sendiri-sendiri. Mana lah sempat bikin foto flatlay ala foodies, ya kan.. :D

Untuk anak-anak, saya mengambil sop ayam, dan sate telur puyuh. Sate telur puyuhnya enak. Hanya saja, Sop Ayamnya terasa sedikit kemanisan menurut saya.

Untuk suami, saya ambilkan "jangan ndeso". Jangan ndeso adalah sayur tempe atau tahu yang dimasak dengan kuah santan. Di daftar menu sih nggak ada "jangan ndeso". Yang tercantum di daftar menu adalah sayur lodeh. Ya, jangan ndeso memang mirip dengan sayur lodeh tempe dan daun so. Nah, untuk jangan ndeso ini, kata suami rasa sayurnya juga biasa. Maklum, "Jangan ndeso" terenak versi beliau tuh ada di Wedangan Pendhopo. Kalau ke sana, beliau nggak pernah absen memesan menu ini. Saya aja kalau masak "jangan ndeso" cuma dikasih nilai 7 sama beliau. Hahaha.. 

Opik mengambil nasi lumba-lumba. Entah itu ikan lumba-lumba beneran apa bukan, hahaha... Pokoknya lauknya berupa suwiran ikan dan rasanya cukup pedas. Kata Opik juga rasanya biasa saja. 

Untuk saya sendiri, kebetulan saya mengambil nasi mercon. Entah ekspektasi saya yang kadung ketinggian karena terbiasa makan nasi mercon di Cafe Tiga Tjeret atau bagaimana, bagi saya nasi mercon di Kebon nDeso rasanya lagi-lagi masih standar. Enak, pedas, tapi nggak bikin nagih. 

Makanan saya. Irit apa pelit? :D

 
nasi mercon di Kebon nDeso. pakai kikil.

Dan, namanya juga di wedangan, tentu saja kita medang ya.. Medang dalam Bahasa Jawa berarti minum. Ada tiga jenis minuman yang kami pesan;
1. Wedang Uwuh. Kata suami, enak.
2. Es jeruk. Kata saya, enak. Asemnya dapet, manisnya pas, terasa bahwa jeruknya bukan jeruk asal-asalan. Puas deh dengan es jeruknya. ❤
3. Es teh. Manisnya pas. Hanya, untuk ukuran Wong Solo, sepat dan kentalnya belum maksimal. 

Untuk harga, harga makanan dan minuman di Kebon nDeso standar koq. Ini daftar menunya dan harganya yaa.. 

daftar menu dan daftar harga di Kebon nDeso

daftar menu dan daftar harga di Kebon nDeso

Jika dirangkum, Kebon nDeso masih memiliki kekurangan di citarasa makanannya. Tapi kelebihannya dibanding wedangan lain, ada di photo booth yang berlimpah, photo studio dan persewaan kostumnya, juga arena bermain yang ramah anak. Oya, ada live music juga, silakan kalau mau karaokean. Lumayan lah untuk tempat buka puasa bersama Ramadhan nanti. ☺

Dan pada akhirnya, Kayusirih memberi nilai 7/10 untuk Kebon nDeso. Nilai yang cukup bagus untuk warung makan yang baru buka. Semoga ke depannya bisa menyajikan masakan yang lebih lezat lagi yaaa.. Sampai ketemu lagi di sana. ☺
 
 
Update:
 
Wedangan Kebon nDeso sudah tidak beroperasi lagi, dan kini tempat itu sudah berganti nama menjadi Wangi (Etnic Resto & Coffee). Untuk menu dan yang lain-lain, saya belum bisa ceritakan karena belum berkesempatan mengunjungi tempat ini.
 
Resto Wangi, Klodran, Colomadu

 


Read More

Mencicipi Lezatnya Menu Baru yang Khas di Swiss Belinn Saripetojo

Friday, March 30, 2018

"Skip the Diet, just eat healthy."

Ya, itu yang saya pikirkan saat mengisi daftar hadir di grup Blogger Solo untuk menghadiri launching menu promo terbaru di Swiss Belinn Saripetojo. Sejenak saya melupakan perut yang sudah berlipat-lipat, dan berat badan yang semakin hari semakin melonjak, hihi... Entah, saya cuma berpikir, makanan hotel pasti sudah terjamin gizinya. Yang akan saya temui nanti, tentu bukan makanan yang "jahat" bagi tubuh saya.

Dan benar saja...

Saya bersyukur sekali sewaktu tahu bahwa menu yang akan dikeluarkan saat itu adalah Bebek / Ayam Goreng Khas Saripetojo, yang dipadukan dengan urap, dilengkapi dengan nasi, sambal bawang dan sambal matah.

Bebek goreng khas Saripetojo, dipadukan dengan urap, dan dilengkapi dengan nasi, sambal bawang dan sambal matah.

Lidah saya yang memang "indonesia" banget ini, mengirim sinyal ke otak, untuk membuat binar-binar di mata. Hati saya kegirangan, "Urap! Ini makanan kesukaan saya." Tapi tentu, saya harus jaga image, biar sedikit tampak elegan. Wahahahaha... Padahal aslinya udah nggak sabar, kapaaan menunya keluar? 

Sekali waktu saya memang memasak urap sendiri, tapi yang namanya suka, mau di manapun ketemunya, pasti hanya ada rasa bahagia. Hihi... Dan kebahagiaan ini makin menjadi, tatkala saya mencicipi urap khas Swiss Belinn Saripetojo ini. Bumbu urapnya membalut sayuran dengan sempurna. Nggak pelit bumbu, seperti urap yang biasa saya beli itu. Sedikit berwarna kuning, berbeda dengan urap yang biasa saya bikin. Ah iya, ini kan Swiss Belinn Saripetojo, tentu masakannya menggunakan bumbu khas Saripetojo.

Ayam Goreng khas Swiss Belinn Saripetojo

Urapnya sempurna. Lalu bagaimana dengan Ayam / Bebek gorengnya? 

Ini juga unik, karena di sini Swiss Belinn Saripetojo memadukan bumbu khas masakan Jawa dan Bali sekaligus. Jadi nggak keasinan, nggak kemanisan, dan nggak kepedesan. Kita tahu, bumbu Bali biasanya agak spicy kan? Tapi di sini, pedasnya masih aman. Saya bahkan menghabiskannya dengan Aga juga.

Sambalnya jangan ditanya. Beberapa teman bahkan menghabiskannya tanpa sisa, hehe.. 

Oya, mungkin ada yang melihat keunikan lainnya? Iya, Bebek / Ayam Goreng Khas Saripetojo ini disajikan di atas gerabah. Ya Allah, unik banget kan ya? Dan menu ini bisa kita nikmati dengan harga Rp 55.OOO, ++

Setelah itu, sebagai penutup menu tadi, ada juga "Temu Lawak Punch & Beras Kencur Float" yang bisa kita nikmati dengan harga Rp 25.OOO, ++

Worth it kok dengan kenyamanannya, kebersihannya, dan kelezatannya. Bahkan jika teman-teman mau ngadain birthday party, surprise party, arisan, atau bridal shower, bisa di sini juga. Kita kemarin bahkan sempat lihat juga, ada yang sedang memberikan pesta ulang tahun kejutan untuk sahabatnya. Duh, mau dong dikejutin kayak gitu. *ngarep

Bebek / Ayam Goreng Khas Saripetojo

Bebek / Ayam Goreng dan Urap Khas Saripetojo, disajikan dengan gerabah 


menikmati semilir angin di Barelo Retsaurant, Swiss-Belhotel lantai 5

Untuk dapat menikmati menu-menu tadi, silakan datang ke Swiss Belinn Saripetojo, tepatnya di Barelo Restaurant lantai 5. Swiss Belinn Saripetojo terletak di depan stasiun Purwosari, Solo.

Untuk keterangan lebih lanjut, bisa menghubungi:
Zelda Fibri
Executive Secretary & Public Relation Swiss Belinn Saripetojo
telephone : O271-7451111
email : prsisr@swiss-belhotel.com
www.swiss-belhotel.com 
Read More

Mencicipi Makanan Kang Mo Yeon di Kimchi Resto, Solo

Tuesday, January 16, 2018

Saya termasuk fans yang terlambat menyukai serial Descendants of The Sun. Di saat fans drakor lainnya sudah mulai move on dan merambah ke drakor yang lain, saya baru saja menonton serial ini. Pesona Captain Yoo Si Jin, Big Boss yang ganteng, cerdas, sangat cepat dalam berpikir dan mengambil keputusan, setia pada negara dan Dokter Kang yang dicintainya, membuat saya jadi tergila-gila pada drama korea ini.

Kenapa malah jadi ngomongin drakor ya? Hihihi... Soalnya, karena serial inilah, saya akhirnya penasaran bagaimana rasanya makanan Korea itu.

Eh, tapi jauh sebelum ada Descendants of The Sun ini, saya juga pernah ingin sekali makan makanan korea, yaitu saat hamil Amay, dan saya sedang menonton ulang tayangan Jewel in The Palace. Jang Geum terlihat piawai dalam memasak, dan itu bikin bayi di perut saya ini jadi ngiler, hihi... Dan karena saat itu belum tau tempat makan makanan Korea di Solo, akhirnya saya menyerah. “Ya udah, pokoknya pengen makan makanan yang dimakan pakai sumpit,” kata saya pada suami. Akhirnya, selain menuju warung mie ayam, suami juga mengajak makan di hokben, hahaha...

Ini cerita ngidam yang kedua, karena ngidam yang pertama saya pengen cilok. Baca Cilok Setengah Juta ya, yang pernah dimuat di Gado-Gado Femina. Cilok ini bukti kasih sayang mertua ke menantu dan calon cucunya, lho, hihi...

Kembali ke Descendants of The Sun, eh, ke Makanan Korea maksud saya. Di episode 2, saat Dr. Kang dijemput Kapten Yoo untuk kencan, tapi Sang Kapten datang terlalu awal dan mereka akhirnya ke rumah Dr. Kang, Dr. Kang meminta Yoo Si Jin untuk memesan makanan. Tau apa yang dipesannya? Dr. Kang memesan Dolsot Bibimbap. Nah, makanya di Kimchi Resto kemarin saya pesan makanan ini.

-Dolsot Bibimbap-

Mengutip Wikipedia, Bibimbap adalah masakan Korea berupa semangkuk nasi putih dengan lauk di atasnya berupa sayur-sayuran, daging sapi, telur, dan saus pedas gochujang. Dolsot, berarti mangkuk batu. Jadi Dolsot Bibimbap adalah Bibimbap yang disajikan di dalam mangkuk batu.

Tapi sepertinya makanan saya kemarin adalah Bibimbap saja tanpa Dolsot, karena mangkuknya adalah mangkuk melamin biasa.

Well, rasa penasaran saya sudah tuntas. Akhirnya saya tau makanannya Kang Mo Yeon. Sungguh, kebahagiaan yang amat sederhana. Hahaha... :D

Untuk informasi, Dolsot Bibimbap di Kimchi Resto bisa kita nikmati dengan hanya 30K saja.

Dolsot Bibimbap, Kimchi Resto, Solo

Oya, tak hanya mencicipi Bibimbap, di Kimchi Resto saya juga berkesempatan mencicipi Budae Jeongol  dan Dak Galbi.

-Budae Jeongol-

Dari Wikipedia lagi, Jeongol adalah makanan Korea berupa sup yang direbus di dalam panci besar, dan dihidangkan di tengah-tengah meja untuk dimakan. Di dalam sup itu, ada sayuran, ada mie, ada sosis, tteokbokki, daging sapi, dll. Rasanya pedas, karena memakai bumbu gochujang.

Harga Budae Jeongol di Kimchi Resto adalah 105K, dan bisa buat berempat. Hhmm, lumayan hemat.

Budae Jeongol, Kimchi Resto, Solo

Sejujurnya, saya jadi penasaran dengan bumbu gochujang ini. Kayaknya hampir semua masakan korea pakai ini yaa..

Ayo deh kita cek di makanan berikutnya!

-Dak Galbi-

Dak Galbi ini merupakan fillet ayam yang dimasak dengan berbagai macam sayuran, dan masih memakai saus gochujang. Biasanya, setiap restoran menyediakan pemanggangnya juga, karena ternyata kita perlu memanggangnya dulu sebelum memakannya. Oya, biasanya orang Korea menikmatinya dengan membungkus fillet ayam panggang ini dengan daun selada.

Dak Galbi

Kalau teman-teman pernah menonton Behind The Scene-nya Descendants of The Sun, ada tuh video ketika para pemain dan kru sedang menyantap makanan bersama-sama. Ada daging yang dipanggang, lalu dibungkus pakai daun selada, dan hap, dimakan. Nah, kira-kira seperti itulah ya cara menyantap Dak Galbi.

Dak Galbi, Kimchi Resto, Solo

Oya, dari ketiga menu di atas, semua memakai bumbu saus gochujang ya? Ternyata, di Korea, gochujang adalah bumbu yang sangat penting. Asal usul katanya adalah gochu yang berarti cabai, dan jang yang berarti bumbu. Dan memang, saus gochujang adalah pasta cabai untuk masakan Korea yang bahan utamanya adalah beras ketan dan bubuk cabai yang difermentasi. 

Pantas, rasanya memang pedas, hehe.. Dan dari ketiga menu di atas, yang paling bisa diterima lidah saya adalah Dak Galbi. Di Kimchi Resto, kita bisa menikmati Dak Galbi hanya dengan 80K. Eitttss, jangan bilang mahal, karena porsinya bisa untuk bertiga.

Sudah selesai makan, mari kita icipi minumannya.

Ice Gwangju
Ice Gwangju. Kalau melihat namanya, mungkin Es ini berasal dari kota Gwangju. Ya, Gwangju adalah salah satu kota terbesar di Korea Selatan. 
Ice Gwangju ini adalah es cokelat, dengan potongan buah di dalamnya dan buah ceri di atasnya. Enak.

Ice Myeong-Dong
Ice Myeong-Dong ini segar, enak banget. Kedua es ini dihargai 2OK. 

Nah, kalau teman-teman di Solo penasaran dan pengen banget mencicipi Makanan Korea, datang deh ke sini. Kimchi Resto, Jln. Veteran 190, Tipes, Solo. Pom bensin Tipes ke timur 200 meter. Kimchi Resto buka dari jam 11 siang - 11 malam.

Tenaaaang, bagi yang muslim ngga usah khawatir dengan keHALALannya, karena di Kimchi Resto, No Beer, No Sake, No Pork! Ada Musholla juga di lantai 2, dan ruangannya adem karena ber-AC. Yang ngga kalah penting, FREE WIFI. Hehehe... Sini, cobain!

Read More

Menikmati Olahan Jamur dan Tumpengan di La Taverna Solo

Sunday, August 20, 2017

Menu serba jamur by La Taverna Solo
Rabu 16 Agustus yang lalu, saya dan beberapa teman Blogger Solo, makan siang di sebuah tempat bernama La Taverna. Kami sempat bertanya-tanya, La Taverna artinya apa sih? Dan setelah tanya Mbah Google, ketemu deh jawabannya. La Taverna berasal dari bahasa Italia, yang memiliki arti Kedai.

Tapi jangan bayangkan La Taverna ini seperti kedai-kedai biasanya yaa.. Tidak sama sekali!

Lalu menu apa yang kita santap dan nikmati? Lihatlah foto paling atas. Ada sate jamur, nasi goreng jamur, tongseng jamur, dan masih banyak lagi. Olahan jamur memang jadi menu andalan di sini. Meski begitu, La Taverna menyediakan aneka olahan pasta dan steak juga, yang tak kalah istimewanya.

Jujur, menyantap menu serba jamur, saya jadi teringat masa-masa masih berdua saja dengan suami. Waktu itu, kami masih pengantin baru dan masih tinggal di Jogja. Belum ada Amay, apalagi Aga. Suatu hari suami mengajak saya mencicipi menu serba jamur di salah satu resto di Jogja, dan saya ketagihan. Sejak pindah ke Solo, saya belum kesana lagi. Dan ketika kemarin saya menemukan menu ini di La Taverna, honestly, i really thanked God! Nggak harus jauh-jauh mencari menu selezat ini lagi.


Honey Chicken Steak by La Taverna Solo

Oya, kemarin itu saya ajak Aga juga. Dia sebenarnya pengen makan sate jamurnya, tapi sayang, sate jamurnya pedas. Hiks... Padahal, sate adalah makanan favoritnya. Ya udah, daripada dia nggak makan, akhirnya saya pesan menu lainnya, yaitu honey chicken steak. Kita bisa pilih menu pelengkapnya, dan pilihan saya jatuh pada french fries

Selain sate, Aga emang doyan banget sama kentang goreng. Kalau ada yang minta, biasanya nggak dikasih sama dia. Tapi kemarin Om Ilham si pemilik hatinya Mbak Tiwi, eh pemilik hamtiar.com maksudnya, dikasih sih sama Aga. Walaupun kentangnya bekas gigitannya dia, haha... *kamu koq pelit sih, Nak? Mama nggak ngajarin begitu lhoo.. :(*

Kalau kentangnya dihabisin sama Aga, honey chicken steak-nya dihabisin sama Om dan Tante Blogger. Sama emaknya Aga juga sih, haha... Dan jujur, endeuuuss... Ya iyalah, harganya aja 36K. Ada harga ada rasa, to?

Crispy Mushroom by La Taverna


Nah, yang di atas ini, menurut saya adalah inovasi paling kerennya La Taverna. Buat para vegetarian yang nggak mau makan daging tapi penasaran dengan rasa gule, rendang atau tongseng, nah ini cocok nih. Ini amazing banget lho, karena rasa jamurnya mirip rasa daging. Kuahnya juga, saya suka saya sukaaa...

Bisa tebak nggak yang mana gule, mana rendang, dan mana tongseng? Yup, gule yang coklat kiri atas, rendang yang merah bawah, dan tongseng yang kanan atas. Gulenya enak, rendangnya apalagi, tongsengnya juga favorit banget. 

Kamu hanya perlu keluarkan 15K untuk gule atau tongseng, sedangkan rendang jamurnya dibandrol dengan harga 17K.

Untuk cemilannya, silakan dicoba crispy mushroom-nya kakaaaak.. :D



Menu selanjutnya yaitu Nasi Goreng Jamur. Ini nggak pedas. Rasanya juga passss banget, enyyaaak. Kenapa kemarin Aga nggak dikasih ini aja ya? *think* Tapi nggak apa-apa sih, kan kalau nggak lupa, jadinya malah nggak pesan honey chicken steak-nya, hihihi... 

Selain Nasi Goreng Jamur, ada juga Nasi Bakar Jamur. Sama enaknya, dijamin kamu nggak akan kecewa dengan rasanya. Harganya pun terjangkau, cuma 13K saja. 

Nasi Bakar Jamur by La Taverna

Pepes Jamur by La Taverna

Masih ada menu jamur lainnya? Masiiiih... Pecinta Pepes, pasti suka ini deh. Saya suka Pepes, kenapa? Karena wangi dari daun pisangnya itu lho, khas banget dan bikin nafsu makan meningkat.
Harga Pepes Jamur di La Taverna murah saja, cuma 9K.

Masih ada lagi?

Masiiiih... Jangan lupa icip juga, Fuyunghai Jamur

Sebelum kelupaan, saya mau kasih tau kamu semuanya. Di La Taverna, setiap kamu pesan menu jamur, akan ada free nasi. Kecualiiii, menu Nasi Goreng Jamur dan Nasi Bakar Jamur yaa.. Yakali mau makan nasi lauk nasi. LOL.

Dan dari semua menu jamur di La Taverna yang pernah saya coba, menu favorit  saya adalaaaah... teng teng teng... Sateeee Jaaamuuuurrrr... Hihi, soalnya saya memang penyuka sate sih, wkwkwk... Mungkin Aga ketularan saya. Haha... Oya, di atas belum kasih tau harga sate jamur ini yaa. Yak, harganya adalah 2OK. 




Selain menu-menu berbahan dasar jamur, La Taverna juga menyediakan Nasi Box Tumpeng lho. Harganya mulai 15K. Harga 15K ini tanpa es buah dan es teh yaa... 

Ada beberapa paket, diantaranya:

1. Paket Rahayu, 3OK
Menu pelengkapnya terdiri dari:
- telor pindang
- kering tempe
- perkedel
- ayam goreng paha
- sambal goreng ati
- kerupuk udang
- acar kuning
- es buah
- es teh
Pilihan nasi: Nasi putih / nasi beras merah / nasi ijo / nasi kuning / nasi goreng

2. Paket Slamet, 3OK
Menu pelengkapnya terdiri dari:
- telor bumbu kuning
- bakmi goreng
- tumis buncis
- ayam goreng madu
- kentang balado
- kerupuk udang
- langkawi
- acar kuning
- es buah
- es teh
Pilihan nasi: Nasi putih / nasi beras merah / nasi ijo / nasi kuning / nasi goreng

3. Paket Mulyo, 35K
Menu pelengkapnya terdiri dari:
- terik daging sapi
- kering tempe
- perkedel
- udang kremes
- sambal goreng ati
- kerupuk udang
- telor bumbu kuning
- langkawi
- acar kuning
- es buah
- es teh
Pilihan nasi: Nasi putih / nasi beras merah / nasi ijo / nasi kuning / nasi goreng

Mungkin ada yang bertanya, Nasi Ijo itu apa dan bagaimana rasanya? Kemarin saya sempat icip juga lho. Jadi, warna hijaunya ini dari daun pandan, dan di dalamnya ada kemanginya juga. Enak enak...


Tumpeng Nasi Beras Merah

Tumpeng Nasi Ijo

Tumpeng Nasi Putih

Tumpeng Nasi Kuning

Tumpeng Nasi Goreng

La Taverna berarti Kedai. Lalu apakah suasananya seperti kedai-kedai pada umumnya? Tidak, teman-teman. Lihatlah, tempatnya luas dan instagramable banget. Ide bangunan La Taverna Solo ini mengambil konsep dari setting peron stasiun di tahun 1935-an, jadi ada perpaduan antara budaya Jawa dan Belanda.

Kesan rustic terpancar dari pilihan ubin PC sebagai material lantai. Ini berhasil membuat kita seolah kembali ke masa lalu. *kalau udah bahas masa lalu, saya paling suka nih, wkwkwk...*





Lihat deh, komponen lampu yang dipilih juga menegaskan kesan vintage di resto ini. *Jadi inget lampu-lampunya simbah, wkwkwk...* Atapnya yang tinggi, juga banyaknya bukaan / ventilasi, membuat tempat ini terbebas dari udara yang lembab dan panas.

Terus terang, suasana begini ini bikin betah berlama-lama di sini. Cocok banget kalau tempat ini jadi pilihan saat kita ingin hangout dengan teman-teman, atau untuk menjamu tamu.




playground mini, supaya anak-anak tidak bosan
Ini yang tak kalah penting buat emak rempong macam saya, yang kemana-mana belum bisa jauh dari anak batitanya. La Taverna Solo menyediakan playground child, supaya anak-anak nggak cepat bosan. Ada beberapa macam education toys yang bisa dimainkan, ada juga buku-buku bermutu untuk dibacakan. Ini kalau Amay saya bawa kesini, pasti dia suka deh sama buku bacaannya. 

Ohya, ada baby chair juga lho, supaya anak-anak bisa duduk dan menyantap makanannya sendiri dengan nyaman.

La Taverna Solo. Foto diambil dari lantai 2.

Aga, turun tangga

Hampir lupa. La Taverna Solo ini memiliki dua lantai. Lantai duanya sedikit berkesan lebih modern. Cocok untuk kaum muda yang ingin nongkrong, karena tempatnya memang cozy banget. Anak tangganya nggak terlalu tinggi, insya Allah lebih aman untuk batita yang nggak bisa diam dan seneng banget bisa naik turun tangga. *Oke, jiwa emaknya keluar lagi*

Fasilitasnya juga komplit. Ada toilet yang bersih, musholla, VIP room ber-AC, free wifi, live music, dan area parkir yang luas.

Untuk kamu-kamu yang pengen kesini, La Taverna Solo beralamat di Jalan Siwalan, No 55, Kerten, Laweyan, Surakarta. Ancer-ancernya, dari Hotel Sunan ke barat, nanti ada perempatan yang ada tongnya di tengah-tengah, ambil kanan. La Taverna ada di sisi kiri, seberang gereja. Kalau dari Colomadu / Jalan Adi Sucipto, ke timur aja terus, kalau di sisi kanan ada Holland Bakery, belok ke kanan. Terus saja, La Taverna ada di sisi kanan. Dari arah Manahan, bisa lewat Hotel Sunan, bisa juga ke barat dan lewat Holland Bakery itu tadi. Gampang kan? ☺☺
Read More